Anda di halaman 1dari 3

1.

(Bobot nilai 25) Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu
daerah yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap
pengali. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen
(tetap).

a. Pararel, Pada umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang


sampai agak curam dan dapat ditemukan pula pada daerah
bentuklahan perbukitan yang memanjang. Sering terjadi pola peralihan
antara pola dendritik dengan pola paralel atau tralis. Bentuklahan
perbukitan yang memanjang dengan pola pengaliran paralel
mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh perlipatan.
b. Rectangular, Kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut kemiringan,
tidak memiliki perulangan lapisan batuan dan sering memperlihatkan
pola pengaliran yang tidak menerus.
c. Trelis, Batuan sedimen yang memiliki kemiringan perlapisan (dip) atau
terlipat, batuan vulkanik atau batuan metasedimen derajat rendah
dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengaliran
biasanya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen.
d. Pinnatte, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak
sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini
biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
e. Multibasinalpercabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama,
melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topograf
karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya.

2. (bobot nilai 20)

Nilai rasio cabang sungai atau Rb (Bifurcation Ratio) suatu DAS


merupakan pola jaringan yang berkembang karena adanya perulangan
pembagian satu saluran menjadi dua bagian. Nilai Rb pada beberapa DAS
dengan kondisi geologi yang homogen akan memiliki range antara 3.0
5.0.
3. (bobot nilai 20) kawasan pantai adalah kawasan transisi dari lahan
daratan dan perairan laut. Proses pembentukan kawasan pantai
sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya dinamis yang berada di
sekitarnya. Gaya-gaya dinamis utama dan dominan yang
mempengaruhi kawasan pantai adalah gaya gelombang. Menurut
Bambang Triatmodjo (1999), pantai selalu menyesuaikan bentuk
proflnya sedemikian rupa sehingga mampu menghancurkan energi
gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan
tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut.
Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses
yang bekerja membentuknya, maka pantai dapat dibedakan
menjadi:

1. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama


melalui proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori
ini adalah pantai batu (rocky shore).

2. Pantai hasil proses

sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk


terutama kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk
kategori ini adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.

3. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena


aktiftas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk
kategori ini adalah pantai mangrove.
Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat
dibedakan menjadi:

1. Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing


vertikal. Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam
kondisi erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada
batuan induk, maupun endapan pasir.

2. Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng


pantai. Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir

No.4 (bobot nilai 20)


a. Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses
pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses
keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam vulkanik selalu
dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api
biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone).
Morfograf biasanya pegunungan (1000-5000 mdpl), Kemiringan
lereng terjal. Bentang alam terlipat dan tersesarkan biasanya
morfograf nya tidak akan lebih tinggi dari bentang alam vulkani,
dan kemiringan lereng biasanya lebih terjal
b. Morfologi karts biasa nya tinggian, fluvial biasanya pedataran. Karst
lebih terjal dari Fluvial
No 5 (bobot nilai 15)
1. Morfograf (Ketinggian : pegunungan pedataran dan perbukitan)
2. Morfometri (aspek kuantitatif : kemiringan lereng)
3. Morfogenetik (proses terbentuknya)
Contoh penamaan (Pegunungan curam tersesarkan , perbukitan
landai struktural dll)

Anda mungkin juga menyukai