Anda di halaman 1dari 14

Geologi Tektonik

31. Continental Rift


Rifting adalah proses di mana kerak benua diperpanjang atau mengalami pemekaran
dan menipis, membentuk cekungan sedimen perpanjangan dan / atau mafic tanggulkawanan. Continental mengalami keretakan pada zona litosfer dimana ekstensional
terjadi. Zona ini memiliki peran penting dalam pembentukan fitur geologi, dimana jika
rifting berhasil maka akan terbentuk cekungan laut baru.

Reference :

http://volcano.oregonstate.edu/continental-rifting
http://www.geosci.usyd.edu.au/users/prey/Teaching/Geol3101/Rifting02/rift.html
32. Oceanic Rift
Sesuai dengan konsep Pemekaran dasar samudera yang muncul pada akhir tahun 60an, maka akibat nya untuk geologi muncul secara bertahap. Yang pertama kali menyadari
bagaimana lempeng tektonik dapat diaplikasikan dalam rekaman geologi ialah J. Tuza
Wilson. Jika lempeng benua mengelami keretakan untuk membentuk cekungn laut , maka
lempeng samudera lainnya harus tertutup. Hal ini dapat terulang beberapa kali dalam
sejarah bumi. Contohnya ialah di Lapetus laut antara Inggris dan Skotlandia di bawah
Paleozoik tertutup pada Calcedonia dan kemudian mengalami pembukaan Atlantik
hampir pada tempat yang sama. Siklus ini dikenal sebagai Wilson Cycle :
1. Rifting Benua oleh Mantel Diaprism
2. Continental Drift, Penyebaran dan Pembentukan dasar laut samudera.
3. Continental Collision dan penutupan terakhir ocean basin.

Gambar : Wilson Cycle

Referensi :
http://jurnal-geologi.blogspot.co.id/2010/01/geo-rifting.html
http://www.ccpo.odu.edu/~atkinson/OCN306/lec23/sld010.html

33. Pre-Rift
Tektonik merupakan faktor utama yang mengontrol pembentukan dan penghancuran
akomodasi. Tanpa subsidensi tektonik tidak akan ada cekungan sedimen. Tektonik juga
mempengaruhi laju pemasokan sedimen ke dalam cekungan. Subsidensi tektonik terjadi
melalui dua mekanisme utama: ekstensi dan pembebanan fleksur (flexural loading).
Perubahan yang sistematis dari laju subsidensi tektonik sangat mempengaruhi geometri
endapan pengisi cekungan. Hubba (1988) membagi endapan cekungan ini ke dalam 3
paket: salah satunya adalah pre-rift yaitu megasekuen yang terbentuk sebelum
terjadinya retakan, biasanya didominasi oleh basemen.

Referensi :
http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/rezim-tektonik.html
https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/09/18/pembentukan-cekungan/
34. Syn-Rift
Megasekuen yang terbentuk selama berlangsungnya retakan. Biasanya didominasi
umumnya endapan non-marin dan biasanya sedimen yang secara lateral dibatasi oleh
bidang" patahannya.Pada model syn-rift megasequence sederhana, sedimen diendapkan
dalam deposenter-deposenter yang keberadaannya dikontrol oleh sesar-sesar aktif dalam
cekungan itu. Subsidensi diferensial di sepanjang sesar-sesar ekstensi mengontrol
penyebaran fasies dalam deposenter-deposenter tersebut. Fase syn-rift dibagi tiga
biasanya, (Prosser) :
1. rift initation, ini fase awal rifting, didominasi pengendapan sedimen secara
gravitational, laju penurunan relatif sama, sehingga ketebalan sedimen seragam.
2. rift climax, ini fase dimana sesar bergerak secara maksimal, laju penurunan lebih
besar daripada laju sedimentasi, sehingga akan menghasilkan pola pengendapan
agradasi ataupun progradasi di bagian bounding fault-nya, sedimen akan tebal di
center of basin, dan tipis di flexure margin.

3. late synrift, ini fase terakhir pengendapan synrift, dimana sedimen yang diendapkan

relatif sama tebal, dan kalau di indonesia biasanya diendapkan sedimen-sedimen


delta-marine.

Referensi :
https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/09/18/pembentukan-cekungan/
http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/rezim-tektonik.html
35. Post Rift
Megasekuen yang terbentuk setelah terjadinya retakan, biasanya sudah tidak ada efek
tektonik lagi pada fase ini. Dalam post-rift megasequence, setiap topografi yang terbentuk
selama syn-rift phase sedikit demi sedikit akan tertutup oleh sedimen yang diendapkan
pada post-rift phase. Sedimen-sedimen itu akan memperlihatkan pola onlap terhadap tepi
cekungan sehingga menghasilkan geometri streers head. Syn-rift megasequence dan
post-rift megasequence dalam cekungan bahari mengandung sekuen-sekuen yang
pembentukannya dikontrol oleh perubahan muka air laut frekuensi tinggi.

Referensi :
http://pg.geoscienceworld.org/cgi/content-nw/full/13/2/127/FIG13
https://smiatmiundip.wordpress.com/2012/09/18/pembentukan-cekungan/
http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/rezim-tektonik.html
36. Growth Fault (Sesar Tumbuh)
Sesar ekstensional pada saat syn-rift yang tumbuh dan berkembang di tepi lempeng
benua. Sesar ini sejajar dengan passive margin yang mempunyai suplai yang besar. Dip

bidang sesar sebagian besar menuju cekungan dn telh berpindah dlam jangka panjang.
Lapisan sedimen memiliki geometri dan ketebalan yang berbeda dalam sesar ini.
Kematangan growth fault merupakan proses dengan jangka panjang, yang membutuhkan
waktu jutaan tahun. Growth fault muncul ketika lapisan evaporite

tidak lagi dapat

menahan lapisan diatasnya.

Gambar : Perkembangan growth fault dan struktur yang menyertainya


Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Growth_fault
37. Crustal Thinning
Kerak benua dan litosfer memiliki zona bagian atas yang rapuh, dengan tebal 20 km,
lapisan atasnya jauh lebih lemah yang berubah bentuk akibat adanya aliran. Jadi
kemungkinan kerak dapat menipis secara progresive dari bagian tengah dan bawah
menuju mantel atas sub-samudera. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya subsidence.

Gambar : Setelah terjadi rifting, bagian bawah kerak terdeformasi oleh aliran plastis

Sebuah alternatif dari hipotesis ini , menunjukkan bahwa penipisan ekstrim dari kerak
benua dapat terjadi dalam keterbentukan rift valley yang disebabkan oleh plastic necking.

Kemudian, cekungan laut

membentuk

passive margin benua akan mengalami

penurunan.

Referensi :
http://www.le.ac.uk/gl/art/gl209/lecture4/lect4-4.html
38. Transform
Transform-Faults adalah jenis patahan strike-slip faults yang khas terjadi pada batas
lempeng. Jenis patahan transform umumnya terjadi di pematang samudra yang
mengalami pergeseran (offset), dimana patahan transform hanya terjadi diantara batas
kedua pematang, sedangkan dibagian luar dari kedua batas pematang tidak terjadi
pergerakan relatif diantara kedua bloknya karena blok tersebut bergerak dengan arah
yang sama. Daerah ini dikenal sebagai zona rekahan (fracture zones). Transform ini
merupakan

pergerakan

lempeng

dimana

lempeng-lempeng

bergerak

saling

berpapasan. Gerakan ini sejajar namun berlawanan arah dan tidak tegak lurus.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). Contohnya adalah sesar San
Andreas di Amerika Serikat.

Referensi :
www.cpuik.com/2012/07/proses-pembentukan-bumi-secara-geografi.html

http://arierizky.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-lempeng-tektonik-batas.html
https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/05/04/struktur-geologi-patahansesar-faults/
39. Transcurrent (Strike slip Fault)
Strike Slip Faults (transcurrent fault ) adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah
horisontal mengikuti arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari tegasan geser yang
bekerja di dalam kerak bumi. Patahan jenis strike slip fault dapat dibagi menjadi 2(dua)
tergantung pada sifat pergerakannya. Dengan mengamati pada salah satu sisi bidang
patahan dan dengan melihat kearah bidang patahan yang berlawanan, maka jika bidang
pada salah satu sisi bergerak kearah kiri kita sebut sebagai patahan left-lateral strike-slip
fault. Jika bidang patahan pada sisi lainnya bergerak ke arah kanan, maka kita namakan
sebagai right-lateral strike-slip fault. Contoh patahan jenis strike slip fault yang
sangat terkenal adalah patahan San Andreas di California dengan panjang mencapai
lebih dari 600 km.

Referensi :
https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/05/04/struktur-geologi-patahansesar-faults/
http://www.slideshare.net/oncel/fault-mechanism
40. Triple Junction
Triple Junction adalah sebuah titik dimana batas-batas antara 3 lempeng saling bertemu.
Dalam Triple Junction, terdapat 3 batas-batas antar lempeng yang sering diketahui antara
lain: sebuah Ridge (R), Trench (T), atau Transform Fault (F). Dan penamaan Triple
Junction sering mengacu pada batas-batas lempeng yang telah disebutkan diatas (Contoh
Ridge-RIdge-Ridge (RRR), Trench-Trench-Transform (TTF)). Dari sekian banyak tipe
yang mungkin terjadi, hanya sedikit sekali yang stabil dari waktu kewaktu . Perlu
ditekankan bahwa pergerakan relative lempeng , kutub-kutub yang berotasi berpindah ,
dan kecepatan sudutnya berubah. Batas lempeng dan triple junctions juga terus
berkembang. Salah satu hasilnya ialah bahwa batas lempeng mungkin menyebabkan

aktif atau batas lempeng baru dan triple junctions mungkin terbentuk. Konsekuensi
lainnya ialah batas lempeng akan menjadi broad zones yang berubah bentuk.

Contoh triple junction

41. Aulacogent (fail rift)


Aulakogen adalah jenis khusus dari renggangan yang menyudut besar terhadap tepian
benua, dimana umumnya dianggap sebagai renggangan tetapi gagal dan kemudian
diaktifkan kembali selama tektonik konvergen. Palung yang sempit tapi panjang dapat
menggapai sampai kraton benua dengan sudut besar dari lajur sesar. Sedimen yang
mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas aluvium),
endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti endapan turbit. Contoh
aulakogen di antaranya Renggangan Reelfoot yang berumur Paleozoik dimana Sungai
Misisipi mengalir dan Palung Benue yang berumur Kapur dimana Sungai Niger
membelahnya.

Referensi :
https://gunoso.wordpress.com/2012/03/20/klasifikasi-cekungan-sedimen/
http://jojogeos.blogspot.co.id/2014/09/analisa-cekungan-sedimen-para-ahli.html
42. Roll Back
Rollback adalah gerakan guling ke belakang lempeng samudera yang menunjam
menjauhi benua yang menyebabkan bidang subduksi menjadi semakin curam. Rollback

akan terjadi pada lempeng samudera yang tua dan bergerak pelan. Tipe ekstensi akan
terbentuk terutama bila kecepatan rollback subducted plate lebih tinggi daripada
kecepatan lempeng di atasnya (overriding plate), apakah lempeng di atas ini bergerak
menjauhi zona subduksi atau mendekati zona subduksi. Pada kondisi ini cekungan
belakang busur aktif membuka. Tipe stabil akan terbentuk terutama bila kecepatan
rollback subducted plate sama dengan kecepatan gerakan lempeng di atasnya (overriding
plate), baik arah gerakan lempeng ini mendekati atau menjauhi zona subduksi. Pada
kondisi ini cekungan belakang busur berhenti membuka. Satu cekungan belakang busur
dapat berubah-ubah tipenya sepanjang evolusinya, bergantung kepada pola konvergensi
lempeng di sekitarnya.

Teori tentang asal Laut Banda pada mulanya berhubungan


dengan subduksi rollback atau pencuraman bidang subduksi
oleh perlambatan gerak penunjaman
kerak samudera tua Lempeng Indo-Australia.

Referensi :
eminimsporty.blogspot.co.id/2014/11/normal-0-false-false-false-en-us-xn
none_25.html
https://geotrekindonesia.wordpress.com/2013/06/13/back-to-basic-4-cekunganbelakang-busur-backarc-basin-kontrol-kinematika-overriding-plate-vs-slab-rollback/
43. Flexural Subsidence
Passive margin pada benua dibentuk oleh continental rifting dan pembentukan cekungan
baru. Beberapa tepi ditandai dengan ketebalan sedimen dan ada atau tidak nya material
magma. Bukti adanya proses magmatism adalah mengetahui kemiringan lapisan ke arah
laut atau memiliki kecepatan arus yang tinggi (> 73 km/s). Jika ada perbedaan antara
material sedimen dan magmatisme maka akan menmbentuk geometri, tipe dan
mekanisme pemekaran.

Referensi :
http://specialpapers.gsapubs.org/content/436/55/F2.expansion.html
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/545/jbptitbpp-gdl-indrawarda-27201-3-2007ts-2.pdf
http://www.earth.ox.ac.uk/research/groups/marine/the_subsidence_history_of_passive_co
ntinental_margins

44. Passive margin


Disebut pasif jika pada tepiannya tidak dijumpai batas lempeng atau aktivitas
tektonik. amudera Atlantik merupakan salah satu contoh samudera ber-passive margin.
Perhatikan, tepi Samudera Atlantik berbatasan dengan Benua Afrika dan Amerika
Selatan. Tetapi tepi itu bukan merupakan batas lempeng. Lempeng Afrika dan Lempeng

Amerika Selatan justru bertemu di tengah-tengah Samudera Atlantik, sehingga tepi


samuderanya tidak aktif. Sebuah tepian benua pasif memiliki, rak ke daratan benua
dangkal, kemiringan lebih benua, kenaikan benua, dan dataran abyssal datar.

Referensi :
http://prada-na.blogspot.co.id/2013/01/mor-mid-ocean-ridge.html
http://geograph88.blogspot.co.id/2014/02/jenis-tepian-benua-continental-margin.html
http://www.slideshare.net/hardikaabrianto/pendekatan-tektonik-indonesia-geologi-pngeaupn

45. Active Margin


Tepinya disebut aktif kalau pada tepiannya terdapat aktivitas tektonik yang intens, dengan
kata lain, tepian samudera ber-active margin juga merupakan batas lempeng. Pada
Samudera Pasifik, tepi-tepi Samudera Pasifik terdapat pertemuan lempeng . Dengan kata
lain, banyak sekali aktivitas tektonik di tepian samudera Pasifik sehingga kita pun
menamainya active margin.

Referensi :
http://prada-na.blogspot.co.id/2013/01/mor-mid-ocean-ridge.html
http://geograph88.blogspot.co.id/2014/02/jenis-tepian-benua-continental-margin.html

46. Shale Diapir or Salt Diapir


Diapir adalah penerobosan (intrusi) batuan karena perbedaan tekanan danbouyancy.
Penerobosan

biasanya

vertikal

melibatkan

batuan

berdensitas

rendah

yang

relatif mobile menerobos batuan berdensitas lebih tinggi, biasanya melalui rekahan
(fracture). Istilah diapir lebih sering digunakan di batuan sedimen meskipun kadang
digunakan dalam bantuan beku. Salt diapir jika material penerobos adalah garam (salt),
shale diapir jika material penerobos adalah serpih (shale). Dalam proses penerobosannya
diapir akan mengakibatkan terbentuknya lipatan (anticline) atau dome di bagian atas.
Diapir ini menimbulkan banyak jebakan reservoar di bagian atas atau samping, karena
sifatnya yang masif tidak dapat mengalirkanfluida, berfungsi sebagai seal. Pembentukan
diapir dapat diakibatkan oleh proses tektonik atau proses pengendapan yang cepat atau
keduanya.

Referensi :
http://theinfounderground.com/smf/index.php?topic=11772.15
https://id.wikipedia.org/wiki/Diapir

Anda mungkin juga menyukai