Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Morbili adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
virus yang biasanya menyerang anak. Penyakit ini sangat infeksius dengan
transmisi utama melalui droplet.1,2
B. Etiologi
Virus

Campak

(measles

atau

rubeola)

merupakan

viurs

tipe

paramyxovirus. Paramyxovirus. Port dentree virus ialah saluran pernapasan atas,


kemudian ke kelenjar getah bening regional, hingga penyebaran hematogen.
Secara patologi, monosit yang terinfeksi virus menyebarkan virus ke saluran
respirasi, kulit, dan organ lainnya.2
C. Epidemiologi
Tahun 1983 hingga 1998 telah ditemukan beberapa kasus campak yang
diteliti di negara findlandia. 600 sampel serum penderita dengan mumps like
symptom diteliti. hasilnya didapatkan penderita dengan gejala tersebut tidak
disebabkan oleh campak saja, sampel didapatkan akibat dari gejala infeksi
enterovirus, para influenza virus tipe 1-3, dan parvovirus B-19. Gejala tersebut
dapat pula dimunculkan dari hasil pemberian vaksin MMR. Pada tahun 1985
dengan adanya pemberian vaksin ditemukan hasilnya menurun dari 12.000 kasus
menjadi 400 kasuk. Kasus tersebut paling banyak ditemukan pada anak sekolah

menengah keatas. Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi, sekitar
3000- 4000 per tahun. Penyakit ini ditemukan paling banyak pada balita usia <1
bulan lalu kelompok usia 1-4 tahun, dan usia 5-14 tahun. Pada tahun 2013,
dilaporkan terdapat 11.521 kasus campak, lebih rendah dibandingkan tahun 2012
yang sebesar 15.987 kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 2 kasus, yang
dilaporkan dari provinsi Aceh dan Maluku utara, Incidence rate (IR) campak pada
tahun 2012 yang sebesar 6,53 per 100.000 penduduk.2,3,4

Gambar 1.1 Insidensi Campak


D. Patogenesis
Penularan virus campak terjadi melalui droplet terjadi 1-2 hari sebelum
timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Virus setelah masuk
kekelenjar limfatik lokal dan kemudian menyebar kejaringan limfolentikuler
secara hematogen dan menyerang sel mononuclear sehingga terbentuk sel berinti

raksasa. Setelah itu virus menyebar ke epitel saluran napas, konjungitva, kulit,
kandung kemih dan usu yang menimbulkan nekrosis pada epitel tersebut. Virus
campak menyebar melalui alveolar makrofag dan atau dendritic sel didalam
saluran napas, dan menyebar ke saluran limfoid. Viremia dimediasi oleh cd150+
limfosit yang terinfeksi. Infeksi dari limfosit dan sel dendritik di lapisan
submukosa saluran nafas mempermudah basolateral infeksi dari sel epitel
melewati reseptor nectin-4 yang teridentifkasi.1,2,5

E. Gejala klinis
Masa inkubasi dari penyakit ini memiliki lama 10-12 hari, dan penyakit ini
mempunyai tiga stadium klinis yaitu1,2,6
1. Stadium prodromal
Pada stadium ini gejalanya tidak khas antara lain : demam, batuk, pilek,
mata merah (konjungtivitis), anoreksia, malaise dan ditemukannya gejala khas
yaitu timbulnya enamtem dimukosa bukal (bercak kopik) ini merupakan tanda
patognomonis untuk campak.
2. Stadium kataral (erupsi/eksantem)
Pada stadium ini ditandai dengan timbulnya ruam yang dimulai dari
belakang telinga menyebar kemuka, badan, lengan, kaki dan seluruh tubuh. Ruam
bersifat diskret.
3. Stadium konvalesen (penyembuhan)
Gejala mulai mereda, ruam akan berubah dari kemerahan menjadi
kehitaman (hiperpigmentasi) kemudian mengelupas dan menghilang. Menghilang

berkisar 1-2 minggu. Penderita campak sangat infeksius sejak 1-2 hari sebelum
stadium prdromal, hingga 4 hari setelah ruam menghilang.1,2,6

F. Diagnosa
Gejala klinis yang khas yaitu melalui 3 fase trias dapat ditegakkan secara
klinis (demam, ruam, batuk, dan konjungtivitis, atau ditemukan bercak koplik)
dikonfirmasi dengan : (1) identifikasi sel-sel besar multi nukleus apusan mukosa
nasal, (2) isolasi virus untuk kultur, (3) deteksi antibodi serum (pada fase akut dan
penyembuhan).1,2,6
Anamnesis
-

Adanya demam tinggi terus menerus 38,50C atau lebih disertai batuk,
pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila terkena cahaya
(fotofobia), seringkali diikuti diare.

Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang
meningkat lebih tinggi dari semula, batuk dan diare dapat bertambah
parah sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi. Adanya
kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda
penyembuhan.

Pemeriksaan fisik
Gejala klinis terjadi

setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga

stadium:
-

Stadium prdromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang


diikuti dengan batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis,

dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantem mukosa


pipi di depan molar tiga disebut bercak koplik.
-

Stadium erupsi : ditandai dengan

timbulnya ruam makulopapular

yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas
rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan
akhirnya ke ekstremitas.
-

Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari ruam berangsurangsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam

kulit menjadi

kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.

G. Komplikasi
Komplikasi pada campak berupa Bronkopneumonia, kejang demam,
ensepalitis,

SSPE

(subacute

sclerosing

panencepalitis),

otitis

media,

gastroenteritis. Pada pneumonia terutama interstitial, karena infeksi sekunder.


Miokarditis jarang ditemukan, limfadenitis jarang ditemukan. Ensefalitis akut atau
ensefalomielitis kejadian 1-2 kasus per 1000 kasus. Subacute sclerosing
panencephalitis. Degenerasi campak dengan deteriorisasi tingkah laku dan
intelektiual yang diikuti oleh kejang. Angka kejadiannya 1 per 25 ribu kasus
campak, insidensi tertinggi pada usia 8-10 tahun.1,2,6
H. Tatalaksana
Simptomatik : antipiretik, antitusif, ekspektoran atau antikonvulsi bila
terjadi kejang, anak harus diberikan cukup cairan dan nutrisi. Vitamin A 100.000
UI peroral dua hari berturut-turut. Pada campak tanpa komplikasi bisa dirawat

dirumah. Bila terjadi komplikasi pengobatan sesuai dengan komplikasinya. Pasien


yang harus dirawat isolasi.1,2,6

BAB 3
PENUTUP

Campak merupakan infeksi virus morbilli. Penyakit ini sangat infeksius


dengan transmisi utama melalui drople. Angka kasus campak masih tinggi di
Indonesia. Angka kematian didapatkan 2 kasus dari tahun 2012- 2013. Secara
klinis campak ditegakkan berdasar 3 fase trias pertama dengan identifikasi sel-sel
besar multinukleus dengan apusan mukosa nasal, kedua dengan isolasi virus untuk
kultur, ketiga deteksi antibodi serum (pada fase akut dan penyembuhan).

Anda mungkin juga menyukai