PENDAHULUAN
Pada tahun 1966, Brescia, Cimino dan rekan-rekan mendeskripsikan pembuatan
arteriovenous fistula melalui operasi.4 Memulai hemodialisis dengan arteriovenous fistula
(AVF) berhubungan dengan kelangsungan hidup pasien, karenanya pembuatan AVF seawal
mungkin sangat direkomendasikan.12 AVF menunjukkan jalan terbaik untuk melakukan
hemodialisis pada pasien dengan insufisiensi renal pada stase uremic.2,5 Tergantung pada
usia saat terjadinya gagal ginjal, 23 % - 51 % usia hidup pasien akan bertambah 10 tahun
dengan dialysis.7Untuk menyempurnakan tujuan ini, sebaiknya AVF berfungsi dengan baik
dalam jangka waktu yang lama.2,6,7,11,15,17,18
AV Fistula otogen lebih direkomendasikan untuk akses hemodialisis dibanding
dengan penggunaan artificial graft.1,5,6,11,12,18Biaya pemeliharaan AVF lebih murah daripada
artificial graft karena morbiditas operasi, mortalitas, insiden infeksi lebih rendah dan nilai
patensi yang baik.1,7,18Thrombosis enam kali lebih sering terjadi pada AV graft dibanding
AVF, akan tetapi lebih berat jika terjadi pada AVF.9 Ketika AVF disumbat thrombosis,
prosedur salvage untuk revaskularisasi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. The
National Kidney Foundation Dialysis Outcomes Quality Initiatives menyarankan pemilihan
metode prosedur salvage tergantung kemampuan masing-masing institusi.1
Jaman dahulu,pengobatan thrombosis AVF terdiri dari operasi thrombektomi,diikuti
dengan revisi lokal akses. Hal ini sering mengalami kesulitan dalam hal memindahkan
thrombus yang berdekatan dengan anastomosis fistula dan aneurysma dalam fistula.1,7Hasil
thrombektomi dan revisi tidak memuaskan, dengan nilai kesuksesan bervariasi dari 28 %-73
%. Karena hanya sedikit thrombus dari AVF yang dapat diangkat melalui
operasi.7,18Karenanya, operasi thrombektomi AVF perlu dipikirkan adanya perubahan.1,7
Untuk memperbaiki kesuksesan dari teknik pengangkatan thrombosis AVF dan
memperlama nilai patensi, dua modalitas pengobatan baik operasi dan terapi endovascular
telah dikombinasi, yaitu prosedur hybrid surgery dan percutaneous mechanical
thrombectomy. 1
Pada awal 1980,percutaneus ballon angioplasti diperkenalkan oleh seorang ahli
intervensi radiolog untuk pengobatan stenosis yang dikuti serangkaian tindakan invasive
termasuk thrombolisis, mekanik/farmako mekanik thrombektomi, endovaskuler stent dan
teknik atherektomi.3,4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Thrombosis pada akses Hemodialisis adalah autogenous fistula atau prostetik
graft/biologi yang berisi thrombus yang menyumbat dan tidak memiliki aliran darah
yang signifikan.14
Thrombektomi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengangkat sumbatan
(thrombus) dari pembuluh darah. Thrombus menghalangi aliran darah dan mungkin
dapat menyebabkan kematian jaringan dan bahkan terjadi kehilangan cabang jika
sirkulasi tidak diperbaiki segera.16
B. KOMPLIKASI AV FISTULA DAN PENCEGAHANNYA
Hematom dapat terjadi pada awal atau lambat. Hematom awal terjadi ketika ada
defisit pada hemostasis,defisit pembekuan darah atau ketika ada kerusakan jaringan.
Pencegahan hematom dapat dilakukan dengan deteksi gangguan pembekuan dan
anemia pre operasi dan mengkoreksinya dan membuat shunt yang rapat dengan operasi
yang benar dan melindungi pembuluh darah superfisial pada kasus yang memerlukan
decollement dan tunneling untuk melindungi fistula. Hematom lambat dapat terjadi
pada lokasi penusukan fistula,ketika secara kebetulan arteri tertusuk setelah dilatasi
atau manuver thrombektomi. Metode pencegahan terdiri dari menghindari penusukan
berulang pada tempat yang sama dan kebocoran arteri dan menarik Fogarty kateter
dengan kuat pada kasus stenosis atau thrombosis(karena dapat merusak dinding).2
Infeksi dinyatakan sebagai komplikasi AVF yang berat yang dapat membahayakan
secara total pada fistula,dan membahayakan hidup pasien karena sepsis. Jika ada
tanda-tanda infeksi sebaiknya sesegera mungkin untuk pengobatan. Resiko infeksi AVF
lebih tinggi pada lokasi penusukan dan dalam penggunaan protese vaskuler. Untuk
mencegahnya sebaiknya dilakukan desinfeksi yang benar pada area
penusukan,mengurangi manuver manipulasi neddle,menghindari kontaminasi tegument
pada fistula saat membersihkan tubuh,menghindari kontaminasi protesis vaskuler dan
decollement kulit. 2
Thrombosis adalah satu dari komplikasi tersering,2,10,13,19 enam kali lebih sering
terjadi pada graft dibanding AVF akan tetapi,jika terjadi thrombosis,lebih berat pada
AVF9 dan dapat diklasifikasikan menjadi awal dan thrombosis lambat.2,8 Penyebab
utama akut thrombosis adalah dehidrasi,hipotensi,peningkatan hematokrit,infeksi dan
hiperkoagulabilitas. Akut thrombosis pada fistula dapat terjadi selama operasi 2,8atau
pada 1 jam pertama setelah operasi 2dan sebagian besar membutuhkan revisi secara
operasi.8Sumbatan yang akut pada pasien hemodialysis mengharuskan perbaikan
ditusuk pada area yang luas. Aneurisma sering terjadi pada fistula dengan graft daripada
fistula yang biasanya. Untuk mencegah anerisma sebaiknya dilakukan : pemeliharaan
kekerasan secara asepsis selama penusukan dan kemudian mencegah infeksi,menusuk
pada tempat yang berbeda-beda,dan melakukan hemostasis pada lokasi penusukan.
Komplet hemostasis pada tingkat penusukan harus dicapai dengan kompresi yang
adekuat. Jarum ukuran besar sebaiknya tidak digunakan karena hematom yang
disebabkan oleh penggunaannya yang berhubungan dengan lumen vaskuler tempat
penusukan,cara ini menyebabkan false aneurisma. 2
Edema pada lengan atas adalah gejala yang sering terjadi setelah pembentukan
AVF. Jika edema tanpa gejala subyektif,operasi tidak diperlukan,tapi bila edema
bertambah dan diikuti dengan nyeri,ulserasi,dan pigmentasi kulit,sebaiknya diobati
dengan segera. Kondisi umum dan setempat terlibat dalam perkembangan edema
tangan yaitu sebagai berikut : anastomosis side to side dengan segmen distal vena
cephalica permeable,thrombosis atau stenosis vena segmen proximal menekan segmen
distal,fistula inversed ke fosa cubiti,hipertensi arteri. Edeme tangan pada kasus AVF
dapat dicegah dengan memilih pembuatan yang berbeda dengan anatomosis side to
side pada kejadian hipertensi vena tangan/lengan. Jika thrombosis terjadi pada
proksimal vena efferent,aliran akan melewati segmen distal dari vena cepahlica yang
berhubungan dengan vena basilica melalui system vena tangan. 2
Stealing syndrome terjadi pada anastomosis yang dibuat pada segmen proksimal
dari arteri besar. Sebagian besar darah mengalir melalui arteri yang juga melalui fistula(
bagian dengan tahanan perifer terkecil),menyebabkan penurunan aliran darah yang
bermakna pada bagian distal arteri. Sirkulasi perifer yang pendek yang disebabkan
arteriosklerosis diabetic dipertimbangkan sebagai factor pencetus terjadinya stealing
syndrome. Pencegahan stealing syndrome meliputi penurunan aliran shunting dan
memastikan bahwa aliran ke jaringan perifer cukup. Hal ini perlu dipertimbangkan
metode-metode sebagai berikut : ketika sisi lateral arteri digunakan,distal dari arteri
sebaiknya diligasi,pengurangan aliran masuk arteri atau aliran keluar vena dengan
mempersempit vaskuler,membuat shunt dengan sedikit aliran. 2
C. TEKNIK SALVAGE THROMBOSIS
Sebagian besar sumbatan AVF memiliki satu atau lebih lesi stenosis yang mendasari,
thrombektomi secara keseluruhan pada sambungan dengan angioplasti dari lesi
stenosis dibutuhkan untuk kesuksesan pengobatan thrombosis AVF dan
menyelamatkan lokasi akses dialysis.1
Untuk memperbaiki kesuksesan dari teknik
salvage thrombosis AVF dan
memperlama nilai patensi, dua modalitas pengobatan baik operasi dan terapi
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Pada awal 1980, perkutaneus balon angioplasty diperkenalkan oleh seorang ahli
intervensi radiologi untuk pengobatan stenosis yang diikuti serangkaian tindakan
invasif termasuk thrombolisis, mekanik/farmako mekanik thrombektomi, stent
endovaskuler dan teknik atherektomi.4
Prosedur perkutaneus thrombektomi lebih sulit untuk mengangkat thrombus
pada AVF 3,11, karena volume thrombus pada AVF yang besar (>5 ml) saat declotting
sumbatan yang melekat erat dengan dinding, dinding natif vena yang tipis akan mudah
ruptur dan injury, anatomi natif vena lebih kompleks dibanding graft dengan multiple
stenosis,dilatasi aneurisma natif vena membuat pembersihan thrombus lebih
sulit,3,11,17stenosis lebih tebal,segmen aneurisma yang lebih besar dan panjang
dibanding graft dapat berisi thrombus yang tebal dan tua.17
Ada beberapa variasi metode perkutaneus yang digunakan untuk memindahkan
formasi bekuan dari fistula,diantaranya thrombektomi mekanik dengan alat, manual
thromboaspirasi, balon maserasi dari bekuan, bolus atau semprotan/spray zat
thrombolitik, atau kombinasi dari semuanya.7,17,19
Akses vaskuler pasien sebaiknya diperiksa terlebih dahulu. Pada fistula atau graft
perlu dilihat dengan seksama tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak
setempat dan nyeri. Infeksi pada akses vaskuler adalah kontraindikasi tindakan
perkutaneus thrombektomi. Akses vaskuler diperiksa untuk menentukan lokasinya,
konfigurasi dan kondisinya.3
Penting juga menentukan apakah pada pasien ada riwayat penyakit jantung dan
paru. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa pecahan dari thrombus dapat lepas
dari fistula atau graft selama prosedur thrombektomi. Walaupun sebagian besar
pasien dapat mentoleransi emboli yang kecil di paru, tetapi pada pasien dengan
penyakit jantung dan paru yang berat dapat beresiko terjadinya dekompensasi. Pasien
dengan riwayat gagal jantung kanan, hipertensi pulmonal, right to left cardiacshunts,
tidak disarankan menjalani prosedur perkutaneus thrombektomi. Sebaiknya pada
pasien ini disarankan untuk operasi thrombektomi. Operasi dapat mengikat aliran vena
keluar untuk mencegah embolisasi thrombus selama prosedur thrombektomi.3
B. PROSEDUR THROMBEKTOMI
vena dengan arah retrograde, yang akan digunakan untuk memindahkan thrombus dari
proksimal arteri dari fistula atau graft. 3
Pengobatan Stenosis Vena
Sebagian besar lokasi stenosis adalah di anastomosis vena. Lesi neointimal
hyperplastic dapat sulit melebar dan sering memerlukan balon angioplasty bertekanan
tinggi (>20atm) untuk pengobatan yang efektif 3,5,7. Diameter balon sebaiknya 10 20 %
lebih lebar dibanding diameter vena yang berdekatan. . Stenosis yang signifikan (>50%)
pada aliran keluar vena atau pada vena sentral sebaiknya diterapi menggunakan ballon
angioplasty yang tepat.3Ukuran balon ditentukan berdasar pada ukuran vena distal
area yang dilebarkan. Umumnya lesi dekat anasomosis vena dilebarkan dengan balon
kateter 4-6 mm,lesi pada aliran keluar vena AVF dilebarkan dengan balon kateter 6-10
mm.7Bolus intravena fentanyl sitrat (0,05 mg sampai total dosis 0,15 mg) jika pasien
merasa nyeri saat balon dilebarkan,dan bolus intra arteri nitrogliserin 0,25 mg ke arteri
radialis pada kasus spasme. Balon dikembangkan selama 2-4 menit untuk kasus yang
rutin,pada kasus-kasus elastic recoil dan pembedahan aliran yang terbatas,balon
dikembangkan selama 15 menit.5Jika diperlukan,prosedur diulang sampai control
angiogram dinyatakan memuaskan dalam hal pengurangan stenosis.7
berbentuk peluru ini melekat erat dengan dinding fistula atau graft yang berdekatan
dengan anastomosis arteri. Beberapa penelitian menggambarkan ukuran dari
sumbatan arteri ini adalah < 0,5 ml,dan karenanya memberikan gambaran resiko yang
minimal untuk terjadinya embolisasi paru. Fogart Embolektomi adalah jenis alat yang
biasanya digunakan untuk mengeluarkan sumbatan arteri. Diameter alat embolektomy
dapat dibesarkan secara bervariasi untuk menarik plug seperti menghisap melalui
anastomosis arteri ke akses vaskuler.3
Ada 2 jenis balon kateter embolektomi yaitu tipe standar yang memiliki ujung
melingkar dan dapat menarik kembali dan jangkauan yang lebih jauh tanpa guidewire,
dan yang kedua adalah versi over the wire (OTW) yang lebih disukai dokter karena
menggunakan guidewire.3
Untuk mengeluarkan sumbatan arteri,balon embolektomy dimasukkan melalui
sheath dan berlanjut (secara retrograde) ke arteri asli melewati anatomosis arteri.
Dalam pengawasan fluoroscopy balon dipompa sebagian (dengan larutan garam) dan
kemudian ditarik kembali melalui anastomosis arteri.Sumbatan arteri sering menempel
dengan kuat pada dinding pembuluh darah,tiga atau empat balon embolektomy
mungkin
diperlukan
untuk
memindahkan
sumbatan.
Pertama
kali
dikeluarkan,sumbatan arteri secara cepat melalui akses vaskuler dan menuju sirkulasi
pulmonal.3
Seperti yang sudah diutarakan,mayoritas intervensionalis lebih menyukai
melebarkan anastomosis vena sebelum mengeluarkan sumbatan arteri.Pembukaan
anastomosis vena menyebabkan sumbatan arteri keluar lebih cepat ke akses vaskuler
dan kemudian ke vena asli. Aklan tetapi,beberapa intervensionalis lebih memilih
mengeluarkan sumbatan arteri sebelum melakukan angioplasty vena. Dengan teknik ini
adanya lekukan dalam stenosis vena,sumbatan arteri dalam graft bisa diaspirasi atau
dipecah menggunakan alat trombektomi mekanik.3
Setelah pengeluaran sumbatan arteri sebaiknya ada perbaikan yang cepat dari aliran darah
melalui akses vaskuler. Fistulogram terakhir,termasuk pemeriksaan anastomosis
arteri,adalah dilakukan untuk mengecek bahwa semua thrombus telah diambil dan stenosis
vena telah dilebarkan secara efektif.3Setelah intervensi endovaskuler,sheath introduser
segera diangkat,dan lokasi tusukan ditekan secara manual selama 15-20 menit,kemudian
diletakkan pita kompresiv dan dibiarkan selama 6 jam.Pada kasus trombolytic
terapi,introduser sheath tidak diangkat sebelum waktu pengaktifan bekuan kurang dari 200
detik.Tidak ada antikoagulan awalan,tetapi 250 mg asetylsalilat acid dianjurkan digunakan
setelah intervensi.5
C. INDIKASI
Indikasi dari endovaskuler manajemen adalah stenosis tanpa terjadinya thrombosis
pada graft atau fistula jika stenosis lebih luas daripada penurunan 50 % diameter lumen
dan fungsinya masih signifikan,stenosis dengan thrombosis,stenosis vena sentral,dan
AVF gagal mature setelah 4 6 minggu.14
D. KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi manajemen endovaskuler terdiri dari kontraindikasi absolute yaitu
infeksi aktif dari akses vaskuler dan kontraindikasi relative yaitu alergi kontras,severe
hiperkalemia,acidosis,atau abnormalitas kimia darah yang mengancam jiwa yang
memerlukan dialysis segera,shunt kanan ke kiri yang telah diketahui,dan severe penyakit
kardiovaskuler 14
E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari trombektomy adalah artery puncture atau tear,serangan jantung
(dari terlepasnya fragmen menuju jantung atau paru),sumbatan pada arteri yang lebih
distal yang berpengaruh pada ekstremitas,perdarahan,infeksi (jarang) dan bengkak pada
ekstremitas setelah aliran darah diperbaiki.16Ruptur vena di kelola dengan pemompaan
balon yang lama atau penempatan stent metalik. Tromboemboli arteri dikelola dengan
infuse urokinase lokal. 18
BAB IV
KESIMPULAN
Prosedur perkutaneus thrombektomi memerlukan penyelesaian yang sukses dari
empat tahap yaitu venogram diagnostic,memindahkan thrombus,angioplasti stenosis, dan
pengeluaran sumbatan arteri. Untuk melaksanakan empat tahap ini dan jenis teknik spesifik
yang digunakan tergantung pada konfigurasi akses vaskuler,keberadaan aneurisma dan
pseudoaneurisma, dan kesenangan dokter. Keuntungan untuk mempelajari perbedaan
teknik thrombektomi untuk menyesuaikan pada situasi klinis yang berbeda.3
DAFTAR PUSTAKA