Akutansi Erlina6
Akutansi Erlina6
ERLINA, SE.
Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
A. Biaya Perunit
Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya perunit
produk sangat sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun konsep ini kelihatan sederhana,
tetapi didalam prakteknya dapat menjadi lebih rumit, karena hal berikut ini :
1. Total Biaya. Apakah yang dimaksud dengan total biaya adalah hanya biaya
produksi, atau biaya produksi ditambah biaya pemasaran atau semua biaya
perusahaan.
2. Pengukuran Biaya yang Dibebankan. Untuk pengukuran biaya yang dibebankan
kepada produk apakah biaya aktual atau biaya taksiran.
3. Pengkaitan Biaya dengan Produk. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu jenis
produk, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi jika perusahaan menghasilkan lebih
dari satu produk, bagaimana cara yang tepat untuk mengkaitkan biaya dengan
masing-masing produk yang bersangkutan.
B. Manfaat Biaya Perunit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya
perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian
persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan
biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan
yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya
perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi
perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang
dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur
adalah
sama.
Pertama
sekali,
perusahaan
jasa
harus
mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk
unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan
untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan
lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan
nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
C. Kalkulasi Biaya
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mengukur biaya yang berhubungan
dengan produksi yaitu : (1) kalkulasi biaya aktual, dan (2) kalkulasi biaya normal.
1. Kalkulasi Biaya Aktual
Sistem biaya aktual (actual cost system) mengharuskan perusahaan
menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan untuk produksi
baik biaya utama maupun biaya overhead untuk menentukan biaya perunit. Biaya
utama aktual sdapat dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan
dapat dibebankan secara tepat waktu, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup
signifikan baik dari segi keakuratan maupun ketepatan waktu. Metode ini
mempunyai kelemahan dalam penggunaan biaya aktual untuk perhitungan biaya
perunit untuk biaya overhead.
Pembebanan biaya overhead aktual menciptakan konflik antara ketepatran
waktu dan keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk
mengetahui biaya overhead tahun tersebut, karena biaya overhead sepanjang tahun
tersebut merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang tahun tersebut.
Perusahaan memerlukan informasi biaya perunit sepanjang tahun, informasi ini
dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk laporan keuangan interim maupun untuk
penetapan harga.
Beberapa pihak menyarankan untuk mempersingkat / memperpendek periode,
misalnya mingguan ataupun bulanan untuk menghitung biaya overhead aktual agar
tepat waktu. Ternyata saran ini juga mempunyai kelemahan karena menimbulkan
biaya perunit yang berfluktuasi. Hal ini terjadi karena : (1) terjadi biaya overhead
yang tidak merata dan, (2) produksi tidak merata. Sebagai ilustrasi, perhatikan
contoh berikut ini.
PT. Agung mengahsilkan satu jenis produk mainan dari plastik. Setiap unit
memerlukan 6 ons plastik dan 15 menit tenaga kerja. 1 ons plastik harga Rp. 300
dan tarif tenaga kerja Rp. 6.000 perjam. Harga plastik dan tarif tenaga kerja stabil,
sehingga biaya utama aktual perunit produk adalah Rp. 3.000. Biaya overhead setiap
bulannya
berbeda
seperti
tabel
dibawah
ini.
Jan-April
Mei-Agust
Sept-Des
Ovh Aktual
Rp. 20.000.000
Rp. 40.000.000
Rp.40.000.000
Unit Prod.
40.000
40.000
160.000
Ovh/unit
Rp
500
Rp.
1.000
Rp.
250
Karena biaya overhead berbeda setiap periode dari ketiga periode tersebut, maka
biaya perunit produk tersebut untuk tiap-tiap periode yang bersangkutan menjadi
berbeda-beda. Periode Januari sampai April biaya perunitnya adalah Rp.3.800,
Periode Mei sampai Agustus Rp. 4.300 dan periode September sampai Desember
Rp.3.350. Perbedaan ini disebabkan adanya produksi yang tidak merata, seperti
pada periode kedua dan ketiga, total biaya overheadnya sama tetapi unit yang
diproduksi berbeda. Perbedaan ini juga disebabkan oleh biaya utilities lebih tinggi
pada periode tertentu, misalnya pada periode pertama dan kedua, unit yang
diproduksi sama, tetapi biaya yang dikeluarkan pada bulan Februari lebih besar.
Masalah fluktuasi biaya overhead perunit dapat dihindarkan jika perusahaan
menunggu sampai akhir tahun, sehingga diperoleh biaya overhead perunit tahun
tersebut sebesar Rp. 417.
2. Kalkulasi Biaya Normal
Kalkulasi biaya normal (normal costing system) mengharuskan perusahaan
untuk mebebankan biaya aktual bahan langsung dan tenaga kerja langsung kepada
unit yang diproduksi, namun untuk overhead dibebankan berdasarkan estimasi yang
ditentukan terlebih dahulu. Kesulitan utama dari metode ini adalah perbedaan antara
tarif aktual dengan tarif yang telah ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh
2002 digitized by USU digital library
Tarif Overhead
$3,60
Maka untuk mencari overhead yang dibebankan digunakan rumus berikut ini.
Ovh yang dibebankan
= tarif overhead x output aktual
= $3,60 x 100.000
= $360.000
Perbedaan antara overhead aktual dengan yang dibebankan disebut varian.
Belring terlalu rendah membebankan overhead sebesar $20.000, maka disebut
underapplied, jika terlalu tinggi disebut overapplied. Jika terjadi underapplied, maka
pada akhir tahun akan menambah harga pokok penjualan dan sebaliknya.
Biaya/unit produk Belring dapat dihitung sebagai berikut.
Tanpa
Unit yang Diproduksi
Jam Tenaga Kerja Langsung
Biaya Utama
Biaya Overhead
$3.60 x 10.000
$3.60 x 90.000
Kabel
10.000
10.000
$ 78.000
Reguler
100.000
90.000
$ 738.000
36.000
324.000
$ 114.000
$ 11,40
$ 1.062.000
$ 10,62
2. Tarif Departemental
Dasar pemikiran tarif departemental ini adalah untuk menghindari
pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh.
Tarif departemental berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih
intensif overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yang
menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan overhead
yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih sedikit.
Untuk menggambarkan tarif departemental ini, maka diberikan contoh berikut
ini. Dari contoh sebelumnya, asumsikan Belring memiliki dua departemen
produksi yaitu pabrikasi dan perakitan. Dengan data sebagai berikut.
Overhead Yang dianggarkan
Aktifitas diharapkan dan Aktual
Tanpa Kabel (jam TK Langsung)
Reguler (jam TK Langsung)
Pabrikasi
$ 252.000
Perakitan
$ 108.000
7.000
13.000
3.000
77.000
20.000
80.000
4.000
36.000
1.000
9.000
40.000
10.000
$ 107.250
10.000
$ 10.73
$ 1.068.750
100.000
$ 10,69
Proses Produksi :
Tanpa Kabel : 20
Reguler
: 10
Total
: 30
Tarif Kelompok (Biaya per proses)
Kelompok Tingkat Unit :
Biaya Daya
Biaya Pengujian
Total Biaya
Jam Mesin :
Tanpa Kabel : 5.000
Reguler
: 45.000
Total
: 50.000
Tarif Kelompok (Biaya per Jam Mesin)
6.000
$ 100.000
80.000
$ 180.000
3,60
2. Tahap Kedua
Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk,
dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung. Pembebanan overhead
dari setiap kelompok biaya kepada setiap produk dihitung sebagai berikut :
Ovh Dibebankan = Tarif Kelompok x Unit Driver Yang Dikonsumsi
Dengan data tahap pertama, maka biaya perunit dengan sistem ABC adalah
sebagai berikut :
Biaya Perunit
ABC System
Biaya Utama
Biaya Overhead :
Kelompok Tingkat Batch :
($ 6.000 x 20)
($ 6.000 x 10)
Kelompok Tingkat Unit :
($ 3,60 x 5.000)
($ 3,60 x 40.000)
Total Biaya Produksi
Unit Produksi
Biaya Perunit
Tanpa Kabel
$ 78.000
Reguler
$ 738.000
120.000
60.000
18.000
$ 216.000
10.000
$ 21,60
162.000
$ 960.000
100.000
9,60