Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
kita sering menemukan penyakit yang berhubungan dengan kurangnya asupan gizi.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kurangnya asupan gizi sangat rentan terhadap anak anak
dan ibu hamil. Ini disebabkan oleh anak anak membutuhkan gizi yang adekuat untuk tumbuh
kembangnya sedangkan ibu yang sedang hamil membutuhkan gizi yang lebih banyak untuk
pertumbuhan janinnya. Apabila ibu yang sedang hamil mengalami malnutrisi , kita akan
menemui berbagai masalah seperti pertumbuhan janin terhambat. Dalam makalah ini, penulis
akan membahas tentang pertumbuhan janin terhambat lebih jauh lagi.
Pertumbuhan janin terhambat adalah janin dengan berat badan kurang atau sama dengan
10 persentil, atau lingkaran perut 5 persentil atau FL/AC > 24. Dimana FL adalah Femur
Length dan AC adalah Abdominal Length. FL dan AC dapat diukur menggunakan USG.
Prevalensi pertumbuhan janin terhambat adalah 3 10 % di dunia. Di Indonesia, pada
penelitian pendahuluan pada tahun 2004 -2005, prevalensinya adalah 4,4 %. Morbiditas dan
mortalitas perinatal kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat lebih tinggi daripada
kehamilan normal. Mortalitas perinatal bayi bayi dengan pertumbuhan janin terhambat 7 -8
kali lebih tinggi daripada bayi normal. Kira kira 26% kejadian lahir mati berhubungan dengan
pertumbuhan janin terhambat.
Pertumbuhan janin terhambat disebabkan oleh faktor fetal, faktor plasenta, dan faktor
maternal. Faktor fetal adalah kelainan kromosom, malformasi kongenital, kehamilan multipel.
Faktor maternal adalah malnutrisi, infeksi maternal, gangguan aliran uteroplasenta, riwayat
obstetrik jelek, hipoksia kronis, faktor uterin, kelainan ginjal, sindrom antifosfolipid, dan
lingkungan.
Faktor Faktor yang Menghambat Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah janin dengan berat badan kurang atau sama
dengan 10 persentil, atau lingkaran perut 5 persentil atau FL/AC > 24. Dimana FL adalah
Femur Length dan AC adalah Abdominal Length. FL dan AC dapat diukur menggunakan USG.
PJT dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu simetris dan asimetris. Tipe simetris adalah
dimana ukuran badan secara proposional kecil, gangguan pertumbuhan terjadi sebelum umur
kehamilan 20 minggu, sering oleh karena kelainan kromosom atau infeksi. Sedangkan tipe

asimetris adalah diman ukuran badan tidak proposional, gangguan pada trimester ketiga, sering
oleh karena insufisiensi plasenta.
Etiologi pertumbuhan janin terhambat adalah faktor fetal, faktor plasenta, dan faktor
maternal. Faktor fetal adalah kelainan kromosom, malformasi kongenital, kehamilan multipel,
infeksi dalam kandungan (toxoplasmosis, rubella, CMV, herpes, sifilis;TORCH), tidak kelenjar
pankreas. Faktor maternal adalah malnutrisi, infeksi maternal, gangguan aliran uteroplasenta,
riwayat obstetrik jelek, hipoksia kronis, faktor uterin, kelainan ginjal, sindrom antifosfolipid,
merokok,alkohol, kafein,obat tradisional, multipel sex partner, hipertensi dan penyakit ginjal
kronik serta lingkungan. Merokok dapat menyebabkan suplay O2 ke bayi menurun dan
meningkatkan resiko abortus, perdarahan dan morning sickness. Alkohol menyebabkan fetal
alkohol sindrom ( retardai mental), masalah kelakuan dan hiperaktif. Kafein mempengaruhi
kecepatan pernafasan bayi. Pada ibu yang hipertensi dan hipoglikemia akan menyebabkan
sekresi katekolamin dari fetus , ini menyebabkan terjadinya glukoneogenesis dan menurunnya
insulin pada fetal sehingga pertumbuhan janin terhambat. Selain ketiga faktor diatas terdapat
penyebab lain yaitu sosial ekonomi rendah dan idiopatik.
Differensial diagnosis dari pertumbuhan janin terhambat adalah salah waktu, preterm
gestation, oligohidramnion, ibunya obesitas, dan polihidramnion.

Anda mungkin juga menyukai