Anda di halaman 1dari 50

Statistik Tanaman Pangan

Ruang Lingkup Pembahasan

Pengumpulan Data Luas


Pengumpulan Data Produktivitas
Pengolahan Data Produksi dan
Peramalan Produksi
Survei Susut Pasca Panen Padi
Struktur Ongkos Usaha Tani
Tanaman Pangan

Statistik Tanaman
Pangan
Pendahuluan dan Metodologi

Dasar Hukum (1)


Setelah tahun 1995 terjadi berbagai perubahan organisasi
pengelola data statistik pertanian, seperti tertuang dalam
peraturan-peraturan sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian
Kewenangan Pusat dan Daerah.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
51
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Statistik.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2000
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata kerja Departemen sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 172 Tahun
2000.

Dasar Hukum (2)


Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 234/M Tahun
2000, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 2389/M Tahun 2000.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun
2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen.
Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden No. 173 Tahun.
Keputusan Presiden No. 178 Tahun 2000 tentang Susunan
Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non
Departemen.

Dasar Hukum (3)


Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
Keputusan Menteri Pertanian No. 01/KPTS/OT.210/1/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian No. 341/Kpts/OT.140/9/2005
Tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pertanian.
Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 001
Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pusat Statistik.

Dasar Hukum (4)


Sehubungan
dengan
adanya
perubahanperubahan struktur organisasi pengelola data
statistik pertanian, serta perubahan formulir
yang digunakan dalam pengumpulan data, maka
pada tahun 2002 dilakukan penyempurnaan
buku pedoman pengumpulan data tanaman
pangan dan hortikultura yang mulai digunakan
sejak bulan Januari 2003.

Dasar Hukum (5)


Berdasarkan Surat dari Direktur Jenderal Tanaman
Pangan
dengan
Nomor
399.RC.010.C1.8.07
tanggal 21 Mei 2007 perihal Penyempurnaan
Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tanaman Pangan, maka tahun 2007 diterbitkan
buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan
Data
Tanaman
Pangan
yang
merupakan
pemisahan
dan
penyempurnaan
dari
buku
Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan
dan Hortikultura. Buku Pedoman ini berlaku mulai
Bulan Januari 2008.

DATA YANG DIKUMPULKAN (1)

Data yang dikumpulkan melalui laporan Statistik


Pertanian (SP) tanaman pangan mencakup:
luas tanaman padi
luas tanaman palawija
penggunaan lahan,
alat/mesin
kelembagaan pertanian serta
perbenihan.

DATA YANG DIKUMPULKAN (2)

Informasi luas tanaman padi yang dikumpulkan meliputi


luas panen, puso dan tanam menurut jenis lahan (sawah dan
bukan sawah), kelompok varietas (hibrida, unggul, lokal),
jenis pengairan (irigasi dan non irigasi), serta jenis
intensifikasi (intensifikasi dan non intensifikasi).
Informasi luas tanaman palawija yang dikumpulkan
meliputi luas panen, puso dan tanam menurut jenis lahan
(sawah dan bukan sawah). Khusus untuk jagung dan kedelai
juga dikumpulkan luas panen muda, serta untuk jagung luas
panen untuk hijauan pakan ternak. Data luas panen, puso
dan tanam tersebut dirinci menurut kelompok varietas
(jagung), jenis intensifikasi (jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan sorgum).

DATA YANG DIKUMPULKAN (3)

Informasi penggunaan lahan yang dikumpulkan adalah luas baku


lahan menurut jenis penggunaan yaitu
lahan sawah per jenis pengairan (irigasi teknis, irigasi setengah
teknis, irigasi sederhana, irigasi desa/non PU, tadah hujan, pasang
surut, lebak, polder dan sawah lainnya);

lahan pertanian bukan sawah (tegal/kebun, ladang/huma,


perkebunan, ditanami pohon/hutan rakyat, tambak, kolam/tebat/
empang,
padang
penggembalaan/rumput,
sementara
tidak
diusahakan dan lahan pertanian bukan sawah lainnya), dan
lahan bukan pertanian (rumah/bangunan/halaman sekitarnya,
hutan negara, rawa-rawa (tidak ditanami) dan lahan bukan pertanian
lainnya (seperti untuk jalan, sungai, danau, lahan tandus, dll).

DATA YANG DIKUMPULKAN (4)

Informasi tentang alat dan mesin pertanian yang


dikumpulkan adalah jumlah alat/mesin dalam kondisi baik
dan rusak menurut jenis penggunaan (pengolahan lahan,
penanaman, pemupukan, pengendalian OPT, pengairan,
pemanenan, perontok/pemipil dan lainnya).
Informasi tentang kelembagaan pertanian yang
dikumpulkan adalah jumlah kelompok tani, gabungan
kelompok tani, koperasi unit desa/koperasi tani, dan kios
sarana produksi pertanian.
Data perbenihan yang dikumpulkan meliputi informasi
penangkaran benih (jumlah penangkar/produsen, luas
penangkaran dan produksi benih), perdagangan benih
(jumlah pedagang dan jumlah benih yang dijual), serta
informasi tentang penggunaan benih (bersertifikat dan
tidak bersertifikat).

DATA YANG DIKUMPULKAN (5)

Informasi pokok yang dikumpulkan melalui Survei


Ubinan adalah data produktivitas (hasil per hektar)
tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang
tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
Informasi pendukung lainnya yang juga dikumpulkan
dalam Survei Ubinan antara lain : jenis lahan, cara
penanaman, jenis Intensifikasi, jenis varietas benih,
banyaknya benih yang digunakan,banyaknya pupuk yang
digunakan, banyaknya pestisida yang digunakan, dan
informasi kualitatif terkait dengan produktivitas

METODOLOGI
Ruang Lingkup
Pengumpulan data Statistik Pertanian (SP) tanaman pangan
dan data Produktivitas (Survei Ubinan) mencakup seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Periode Pengumpulan Data
Pengumpulan data luas tanaman padi dan luas tanaman
palawija dilakukan setiap bulan.
Pengumpulan data penggunaan lahan, alat/mesin dan
kelembagaan pertanian serta perbenihan dilakukan setiap
tahun.
Pengumpulan data produktivitas (ubinan) dilakukan sesuai
dengan waktu panen petani

Metode Pengumpulan Data SP (1)


Pengumpulan data Statistik Pertanian (SP) tanaman pangan
dilakukan secara lengkap melalui pendekatan area di
seluruh kecamatan.
Data luas tanaman padi dan palawija diperoleh dengan
cara penaksiran sebagai berikut :
Dengan menggunakan sistem blok pengairan
Biasanya desa yang sudah mempunyai pengairan teknis,
sawah dalam desa tersebut dibagi dalam beberapa blok
pengairan, kemudian tanggal penanaman ditentukan untuk
setiap blok pengairan.

Metode Pengumpulan Data SP (2)


Laporan petani kepada Kepala Desa
Petani biasanya melaporkan kepada Kepala Kelompok/Kontak
Tani lebih dahulu dan Kepala Kelompok/Kontak Tani
selanjutnya melaporkan kepada Kepala Desa, tetapi ada juga
petani yang langsung melaporkan kepada Kepala Desa tanpa
melalui Kepala Kelompok/Kontak Tani.
Banyaknya benih yang digunakan
Dengan mendasarkan pada banyaknya benih yang digunakan,
petugas akan bisa mengetahui luas tanaman.

Metode Pengumpulan Data SP (3)

Eye estimate (pandangan mata)


berdasarkan luas baku.
Metode ini dilakukan dengan cara perkiraan
berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh
pegawai/petugas desa, dengan syarat bahwa luas
baku lahan telah diketahui terlebih dahulu dan
yang melakukan taksiran sudah berpengalaman.

Metode Pengumpulan Data Produktivitas

Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan (padi


dan palawija) dilakukan secara sampel melalui survei
ubinan dengan pendekatan rumah tangga.
Tanaman padi meliputi padi sawah dan padi ladang,
sedangkan tanaman palawija meliputi jagung, kedelai,
kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
Metode pengumpulan data produktivitas tanaman pangan
menerapkan metode pengukuran langsung pada plot
ubinan terpilih dan metode wawancara dengan petani
sampel untuk karakteristik-karakteristik yang berkaitan
dengan produktivitas seperti penggunaan pupuk, benih,
pengairan, pestisida, cara penanaman, dan sebagainya.

Jenis Daftar yang Digunakan dan Frekuensi Pengumpulan Data

SPPADI

Kecamatan

Frekuensi
Pengumpulan
Bulanan

SPPALAWIJA

Kecamatan

Bulanan

Laporan luas tanaman palawija

SPLAHAN

Kecamatan

Tahunan

Laporan penggunaan lahan

SPALSINTAN TP

Kecamatan

Tahunan

Laporan alat/mesin dan


kelembagaan pertanian tanaman
pangan

SPBENIH TP

Kecamatan

Tahunan

Laporan perbenihan tanaman


pangan

SUB-L

Blok Sensus

Subround

Pendaftaran rumah tangga

SUB-DS

Kecamatan

Subround

Daftar Sampel

SUB-S

Plot ubinan

Tergantung
panenan

Keterangan hasil ubinan

No

Jenis Daftar

Cakupan

Keterangan
Laporan luas tanaman padi

Catatan (1)
Pengumpulan data SP dilakukan melalui
tahapan pengisian Register kecamatan,
yaitu daftar yang digunakan untuk
mengumpulkan
data
pada
tingkat
desa/kelurahan.
Kemudian rekapitulasi
kecamatan
dari
register
tersebut
dilaporkan dengan Daftar SP.

Jenis Daftar yang Digunakan Untuk


Rekapitulasi dan Pengolahan Data
No
a.

Jenis Daftar

Keterangan

Di tingkat Kabupaten/Kota
1) RKSP-PADI, RKSP-PALAWIJA,
RKSP-LAHAN,
RKSP-ALSINTAN TP dan
RKSP-BENIH TP

b.

Frekuensi

Sesuai dengan
masing-masing
Daftar SP

Rekap daftar SP dari


kabupaten/kota yang
mencakup seluruh
kecamatan di
wilayahnya

Di tingkat Propinsi
1) RPSP-PADI, RPSP-PALAWIJA,
RPSP-LAHAN,
RPSP-ALSINTAN TP dan
RPSP-BENIH TP

2) R-I , R-II , R-III

Sesuai dengan
masing-masing
Daftar SP

Akhir Januari,
akhir Mei,
akhir September

Rekap Daftar SP dari


propinsi yang mencakup
seluruh kabupaten/kota
di wilayahnya
Ramalan (I,II,III)
padi/palawija untuk
propinsi.

Jadwal Pelaporan Daftar SP, SUBL, SUBDS, dan SUB-S

Frekuensi
Pengumpulan

Bulanan

Tahunan
Subround

Tergantung
Panen

Jenis
Daftar
SPPADI
SPPALAWIJA
SPLAHAN
SPALSINTAN TP
SPBENIH TP
DAFTAR SUBL
DAFTAR SUBDS
DAFTAR SUBS

Jawa
(paling lambat)

Luar Jawa
(paling lambat)

Tanggal 5 setelah bulan Tanggal 10 setelah


yang bersangkutan
bulan bersangkutan
berakhir
berakhir
Tanggal 5 Januari

Tanggal 10 Januari

Dua minggu sebelum subround berjalan


Satu minggu sebelum subround berjalan
Untuk bulan yang ada panen, dikirimkan
bersamaan dengan waktu pengiriman Daftar SPPADI dan SP-PALAWIJA. Untuk bulan yang
tidak ada panen, tidak perlu melaporkan
DAFTAR SUB S.

Jadwal Pelaporan Rekapitulasi Daftar Survei Pertanian (SP)

Jawa
Frekuensi
Pengumpulan

(paling
lambat)

Luar Jawa
(paling
lambat)

Jenis Daftar
ke propinsi

ke pusat *)

ke propinsi

ke pusat *)

Bulanan

Tanggal 10
Rekap SPPADI
setelah bulan
Rekap SPPALAWIJA
bersangkutan
berakhir

Tanggal 20
setelah bulan
bersangkutan
berakhir

Tanggal 15
setelah bulan
bersangkutan
berakhir

Tanggal 25
setelah bulan
bersangkutan
berakhir

Tahunan

Rekap SP-LAHAN,
Rekap SP-ALSINTAN
Tanggal 10
TP
Januari
dan
Rekap SP-BENIH TP

Tanggal 20
Januari

Tanggal 15
Januari

Tanggal 25
Januari

Catatan (2)
Data dasar (raw data) hasil pengolahan oleh
BPS Daerah, dikirim ke BPS setiap subround
dan Angka Ramalan (ARAM) produksi padi
dan palawija (form R-I, R-II, dan R-III)
dikirim ke BPS untuk bahan pembahasan
yang dilakukan setiap subround.
Form R-I (ARAM I) dikirimkan ke BPS akhir
bulan Januari, Form R-II dikirimkan ke BPS
akhir bulan Mei, dan Form R-III dikirimkan
ke BPS akhir bulan September.

Tata Cara Pembulatan Angka (1)

Semua isian dalam daftar SP-PADI, SPPALAWIJA, SP-LAHAN, SP-ALSINTAN


TP, dan SP-BENIH TP adalah dalam
bilangan bulat (dibulatkan) dan ditulis
dengan pensil hitam

Tata Cara Pembulatan Angka (2)


Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang
dari setengah dibulatkan ke bawah.
Contoh :

14,490

dibulatkan 14

13,495

dibulatkan 13

17,498

dibulatkan 17

Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih


dari setengah dibulatkan ke atas.
Contoh :

12,51

dibulatkan 13

27,515

dibulatkan 28

8,534

dibulatkan

Tata Cara Pembulatan Angka (3)


Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan di depannya bilangan genap, maka pembulatannya
ke bawah.
Contoh :

12,50

dibulatkan 12

14,500

dibulatkan 14

18,5

dibulatkan 18

Semua bilangan di belakang koma yang sama nilainya sama


dengan setengah dan di depannya bilangan ganjil, maka
pembulatannya ke atas.
Contoh :

13,5

dibulatkan 14

15,50

dibulatkan 16

19,500

dibulatkan 20

Konsep dan Definisi (1)

Lahan Sawah
Yang dimaksud dengan lahan sawah adalah lahan pertanian yang
berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran
untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi
sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status
tanah tersebut.
Termasuk di sini lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran
Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan
rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang
telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija.

Konsep dan Definisi (2)

Lahan Sawah Berpengairan (Irigasi).


Yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi,
baik yang bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya diatur dan
dikuasai dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh
masyarakat.
Lahan sawah irigasi terdiri atas :
Lahan sawah irigasi teknis.
Lahan sawah irigasi setengah teknis.
Lahan sawah irigasi sederhana.
Lahan sawah irigasi desa/non

Konsep dan Definisi (3)

Lahan Bukan Sawah


Yang dimaksud dengan lahan bukan sawah
adalah semua lahan selain lahan sawah seperti
lahan pekarangan, ladang/huma, tegal/kebun,
lahan perkebunan, kolam, tambak, danau,
rawa, dan lainnya.
Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah
tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi,
dimasukkan dalam lahan bukan sawah

Konsep dan Definisi (4)

Luas tanaman akhir bulan yang lalu


Yang dimaksud adalah luas tanaman pada tanggal terakhir
dari bulan laporan yang lalu. Besarnya luas ini sama dengan
luas tanaman pada awal bulan laporan.
Luas panen
Yang dimaksud adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya
paling sedikit 11% dari keadaan normal. Khusus untuk
jagung dan kedelai, luas tanaman yang dipanen adalah
yang bertujuan menghasilkan pipilan kering (jagung)
dan biji kering (kedelai).
Luas panen muda
Yang dimaksud adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya
dengan tujuan tidak menghasilkan pipilan kering (jagung)
atau biji kering (kedelai).

Konsep dan Definisi (5)

Luas Panen untuk Hijauan Pakan Ternak


Yang dimaksud adalah luas tanaman jagung yang dipungut
hasilnya dalam bentuk daun, batang dan buah (seluruh
bagian tanaman) dengan tujuan digunakan untuk pakan
ternak.
Luas Puso
Yang dimaksud adalah luas tanaman yang mengalami
kerusakan yang diakibatkan oleh serangan OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan), DFI (Dampak Fenomena Iklim)
dan/atau oleh sebab lainnya (gempa bumi, dll), sedemikian
rupa sehingga hasilnya kurang dari 11 % dari keadaan
normal.

Konsep dan Definisi (6)

Luas Tanam
Yang dimaksud adalah luas tanaman yang betulbetul ditanam (sebagai tanaman baru) pada bulan
laporan, baik penanaman yang bersifat normal
maupun penanaman yang dilakukan untuk
mengganti tanaman yang dibabat/ dimusnahkan
karena terserang OPT atau sebab-sebab lain.
Luas Tanaman Akhir bulan laporan
Yang dimaksud adalah adanya luas tanaman pada
akhir bulan laporan.

Konsep dan Definisi (7)

Padi (Daftar SP-PADI)


Padi di lahan sawah adalah padi yang ditanam di lahan
sawah, termasuk : padi gogo rancah, padi pasang surut, padi
lebak, padi rembesan dan lain-lain.
Padi di lahan bukan sawah adalah padi yang ditanam di lahan
bukan sawah. Yang termasuk padi di lahan bukan sawah
ialah padi gogo/ladang/huma.
Padi hibrida adalah padi yang benihnya merupakan turunan
pertama dari persilangan dua galur atau lebih dimana sifatsifat individunya heterozygote dan homogen. Contohnya :
Miki-1, Miki-2, Intani-1, Intani-2, dll.
Turunan pertama dan seterusnya dari padi hibrida
tidak termasuk sebagai padi hibrida.

Konsep dan Definisi

(8)

Daftar SP Padi (lanjutan)

Padi unggul adalah padi dengan varietas yang memiliki


keunggulan produksi dan mutu hasil, tanggap terhadap
pemupukan, toleran terhadap hama dan penyakit utama,
umur genjah, tahan terhadap kerebahan dan tahan
terhadap pengaruh buruk/cekaman lingkungan.
Contohnya : IR-64, Ciherang, Fatmawati, Sinta Nur, Way
Apo Buru, Sei Lilin, dll.
Padi lokal adalah padi yang merupakan pertanaman
spesifik lokasi, bukan merupakan benih hibrida, unggul
atau impor.
Contohnya : Rojolele, Pandanwangi, dll

Konsep dan Definisi (9)

Palawija (Daftar SP-PALAWIJA)

Jagung hibrida adalah jagung yang benihnya merupakan


turunan pertama dari persilangan 2 (dua) galur atau lebih
dimana sifat-sifat individunya heterozygote dan homogen.
Contohnya : Kelompok Cargil seperti C-1, C-2, Kelompok
Pioneer seperti P1, P2, P3, P4, P5, Kelompok Bisi seperti Bisi-1,
Bisi-2, Bisi-3, Kelompok Semar seperti Semar-1, Kelompok CPI
seperti CPI-1, CPI-2.
Jagung komposit adalah jagung yang benihnya hasil persilangan
dari campuran beberapa varietas.
Turunan pertama dan
seterusnya dari jagung hibrida termasuk dalam jagung
komposit. Contohnya : Lamuru, Krisna, Gumarang, Bisma dll.
Jagung lokal adalah jagung yang merupakan pertanaman
spesifik lokasi, tidak merupakan benih hibrida, komposit dan
impor. Contoh : Jagung Kodok, Jagung Kretek, Jagung Manado
Kuning, Jagung Metro.

Konsep dan Definisi (10)


Daftar SP-PALAWIJA

Kedelai : Kacang Jepun.


Kacang tanah : beberapa nama daerah untuk kacang tanah
adalah kacang suuk, kacang cina, kacang hole, kacang
waspada, kacang jebrul, kacang bandung, kacang
manggala, kacang kerentil, kacang kerentul.
Kacang hijau : kacang herang.
Ubi kayu (singkong): beberapa nama daerah untuk ubi
kayu adalah hui jendral, boled, hui perancis, ketela pohung,
ketela matriks, ketela cangkel, ketela mantri, kaspe,
menyok.
Ubi jalar : beberapa nama daerah untuk ubi jalar adalah,
mantang, hui boled, ketela pendem, ketela jawa.
Sorgum/cantel, Talas, Gaanyong, dan Irut

Konsep dan Definisi (11)

Jenis Intensifikasi
Intensifikasi
adalah
upaya
meningkatkan
produktivitas usahatani dengan mengoptimalkan
pemanfaatan
sumberdaya
dan
penerapan
komponen teknologi yang dianjurkan secara spesifik
lokasi dan efisien, dengan tujuan peningkatan
produksi,
pendapatan
petani,
perluasan
kesempatan
kerja
dan
memper-tahankan
kelestarian lingkungan /sumberdaya alam.

Tata Cara Pengisian


Daftar SP-PADI
(1)

Daftar SP-PADI dibagi menjadi lahan sawah dan


lahan bukan sawah yang cara pengisiannya
sama. Isian dengan bilangan bulat (dibulatkan)
dan satuannya adalah hektar.
Pengisian luas panen, puso, tanam dan tanaman
akhir bulan laporan komoditi padi dirinci menurut
kelompok varietas, irigasi dan intensifikasi
dahulu, sesudah itu baru dituliskan jumlahnya.

Tata Cara Pengisian


Daftar SP-PADI (2)

Kolom (7) dan (12) : Tanaman akhir bulan laporan


Kolom (7) = kolom (3) kolom (4) kolom (5) + kolom (6)
Kolom (12) = kolom (8) kolom (9) kolom (10) + kolom
(11)
Kolom (3) > kolom (4), kolom (7) > 0
Kolom (8) > kolom (9), kolom (12) > 0
Catatan :
JUMLAH

PADI

= 1a + 1b + 1c = 2a + 2b = 3a + 3b.

Tata Cara Pengisian


Daftar SP-PALAWIJA

Daftar SP-PALAWIJA dibagi untuk lahan sawah dan lahan


bukan sawah dengan cara pengisian yang sama. Semua
isian dalam bilangan bulat (dibulatkan) dan satuan hektar.
Untuk pengisian luas panen, panen muda (khusus jagung
dan kedelai), panen untuk hijauan pakan ternak (khusus
jagung), puso, tanam dan tanaman akhir bulan laporan
setiap jenis tanaman dirinci menurut intensifikasi dan non
intensifikasi dahulu, sesudah
itu
baru dituliskan
jumlahnya.
Untuk tanaman jagung dirinci pula menurut kelompok
varietas, yaitu hibrida, komposit dan lokal.

Daftar SP-LAHAN

Daftar ini digunakan untuk melaporkan luas lahan


menurut penggunaannya yang berada di wilayah
administrasi kecamatan termasuk tanah yang
diusahakan oleh rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan lain-lain.
Laporan ini merupakan laporan tahunan yang
berisi kondisi akhir tahun dan dilaporkan pada
setiap awal tahun berikutnya.
Data yang diisikan adalah keadaan lahan yang
sebenarnya dan bukan berdasarkan status.

Daftar SP-ALSINTAN TP

Daftar ini digunakan utnuk melaporkan alat/mesin


pertanian dan kelembagaan pertanian yang ada di
wilayah administrasi kecamatan.
Laporan ini merupakan laporan tahunan yang berisi
kondisi akhir tahun dan dilaporkan pada setiap
awal tahun berikutnya.
Alat/mesin pertanian yang dicatat adalah alat/mesin
pertanian
yang
digunakan
untuk
tanaman
pangan, tidak termasuk yang ada di toko. Untuk
alat dan mesin pertanian yang bergerak (dapat
dipindahkan) dicatat pada kecamatan domisili pemilik
alat tersebut.

Daftar SP-BENIH TP

Daftar
ini
digunakan
untuk
melaporkan
penangkaran benih (jumlah penangkar/produsen,
luas penangkaran dan produksi), perdagangan
benih (jumlah pedagang, jumlah benih yang
terjual)
dan
jumlah
penggunaan
benih
(bersertifikat dan tidak bersertifikat).
Jumlah penangkar/produsen benih dan pedagang
benih yang dicatat adalah banyaknya unit usaha
kondisi akhir tahun yang ada di wilayah
kecamatan.
Sedangkan luas penangkaran,
produksi benih, banyaknya benih yang terjual dan
penggunaan benih dicatat selama periode
Januari-Desember

Anda mungkin juga menyukai