Anda di halaman 1dari 6

PLAGIARISME

Menurut Permendiknas No.17 Tahun 2010, plagiat adalah perbuatan secara sengaja
atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu
karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
(Suyono, 2013).
Menurut Utorodewo menunjukkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
2. Mengakui gagasan orang lain sebagai gagasan sendiri.
3. Mengakui temuan orang lain sebagai temuannya sendiri.
4. Mengakui karya kelompok sebagai karya sendiri.
5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asalusulnya dan menunjukkan bahwa hal tersebut milik penulis sebelumnya.
6. Meringkas dan memparafasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya.
7. Meringkas dan memparafasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat
dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Di sisi lain, Utorodewo menunjukkan hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme:
1. Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
2. Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau paraphrase) opini orang lain dengan
memberikan sumber jelas.
3. Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian
kutipan dan menuliskan sumbernya.
(Bandi, 2010)
Banyak sekali pembagian plagiarisme. Sastroasmoro membagi plagiarisme menjadi
beberapa jenis berikut:
1. Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri:
- plagiarisme ide
- plagiarisme isi (data penelitian)
- plagiarisme kata, kalimat, paragraph
- plagiarisme total

2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:


- plagiarisme yang disengaja
- plagiarisme yang tidak disengaja
3. Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak:
- plagiarisme ringan : <30%
- plagiarisme sedang : 30-70%
- plagiarisme berat atau total : >70%
4. Berdasarkan pola plagiarisme:
- plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing)
- plagiarisme mosaik
Selain itu dikenal pula istilah autoplagiarisme atau self-plagiarism (vide infra)
(Herqutanto, 2013)
1. Plagiarisme ide
Plagiarisme ide adalah menggunakan ide (misalnya penjelasan, teori, kesimpulan,
hipotesis, kiasan) secara keseluruhan atau sebagian, atau dengan pengubahan sedikit tanpa
memberi kredit pada

penciptanya. Pencipta ide tadi tidak menuliskan idenya di media

publikasi yang bisa kita rujuk.


Plagiarisme ide secara sengaja dapat dilakukan misalnya oleh orang yang bertindak
sebagai anggota tim review yang menilai sebuah proposal yang mengandung ide yang terkait
dengan penelitiannya. Karena ingin mencuri ide dalam artikel tersebut, ia menilai negatif
proposal tadi sehingga dinyatakan tidak lulus. Kemudian ia membuat proposal sendiri
menggunakan metodologi yang dicurinya lalu mengajukannya ke perusahaan yang lain
(Rachman, 2011).
2. Plagiarisme Teks
Ada bermacam-macam bentuk plagiarisme teks. Di antaranya dijelaskan di bawah ini.
1. Menyalin sebagian teks dari sumber lain tanpa memberi kredit kepada penulisnya dan
tidak menempatkan teks tersebut dalam tanpa kutip.
2. Menyalin sebagian teks dari sumber lain, menyisipkan atau menghapus beberapa kata, atau
mengganti beberapa kata dengan sinonimnya, tapi tidak memberikan kredit kepada

penulisnya atau menempatkan teks yang diambil dalam tanda kutip.


3. Mengambil sebagian teks dari sumber lain lalu menyusun ulang seluruh kalimatnya
memakai kata-kata sendiri (parafrase) tapi tidak memberi kredit kepada penulisnya.
4. Mengambil sebagian teks dari sumber lain, memberi kredit kepada penulisnya, tapi hanya
mengganti satu atau dua kata atau sekedar mengubah urutan kata, bentuk aktif/pasif, dan/atau
bentuk kata kerja yang menyatakan waktu (tense) kalimatnya.
(Rachman, 2011)
3. Plagiarisme Parsial
Plagiarisme parsial yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan sesorang penulis dengan
cara cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadihasil karyanya sendiri.
Biasanya, dalam plagiasi jenis ini seorang penulismengambil pernyataan, landasan teori,
sampel, metode analisis, pembahasan danatau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain
menjadi karyanya tanpamenyebutkan sumber aslinya. Plagiasi parsial tersebut juga banyak
dilakukan para penulis yang memiliki motif dan niat buruk. Bahkan, ada sinyalemen bahwa
dalam banyak karya tulis akademik seperti skripsi, tesis dan bahkan disertasi sertadokumendokumen penelitian, ada banyak indikasi terjadi plagiasi parsial. Modusoperandi ini juga
sebenarnya mudah terdeteksi oleh para reviewer yang kompetendengan cara mencocokkan
dengan karya aslinya. Apabila ketahuan dan terbuktimelakukan plagiasi parsial maka
penulisnya akan dikenakan sanksi tegas berupa pencabutan gelar sarjana, pemecatan atau
penurunan pangkat dan golongan (Net, 2013)
4. Plagiarisme Total
Plagiarisme total yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara
menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya
sendiri. Biasanya, dalam plagiasi ini seorang penulis hanya mengganti nama penulis dan
instansi penulisaslinya dengan nama dan instansinya sendiri. Lalu, penulis mengubah sedikit
judul artikel hasil jiplak, kemudian juga mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (key
words), sub judul artikel, kata dan kalmiat tertentu dalam bagian tulisan dan kesimpulan
dengan kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat berbeda dengan artikel aslinya. Modus
operandi itu sudah banyak dilakukan para penulis yang memiliki niat buruk. Tapi, modus itu
biasanya mudah terdeteksi oleh para reviewer yang kompeten. Biasanya kalau ketahuan,
penulisnya akandikenakan sanksi berat, tercemar nama baiknyadandikucilkan masyarakat
akademik dan masyarakat luas (Net, 2013)

HAK CIPTA KARANGAN ILMIAH


Hak cipta karangan ilmiah termasuk dalam bingkai HAKI (Hak atas Kekayaan
Intelektual) atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Istilah ini merupakan terjemahan dari
Intellectual Property Right (IPR). Kata kuncinya adalah hak, kekayaan, dan
intelektual. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun
dijual. Sedangkan kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi
kecerdasan daya pikir, seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis,
karikatur, dan sebagainya (Pengenalan HAKI, Sentra HAKI, Lemlit UNY,
2008:3). HKI dalam pengertian yang luas adalah hak-hak yang diberikan untuk melindungi
nilai ekonomi bagi usaha usaha kreatif. Jenis-jenis usaha kreatif meliputi hak Paten (patens),
hak cipta (copy rights), hak merek (trademarks), desain industri (industrial designs), rahasia
dagang (trade secrets), indikasi geografis(geographical indications), desain tata letak sirkuit
terpadu (layout design of intregrated circuits) dan perlindungan varietas tanaman (plant
variety protection). Nilai penghargaan dan perlindungan HKI tidak saja bermakna
mematenkan. (Sentra HKI Lemlit, 2008:4). Hak paten yang telah diperoleh sekaligus harus
menjadi alat perlindungan bagi karyanya. Etika menulis karangan ilmiah sebenarnya masuk
dalam ranah moral akademis. Oleh karena itu, aturannya sering hanya bersifat formalitas saja.
Sebut saja misalnya, pada setiap karangan ilmiah TAS/TABS wajib disertakan halaman
pernyataan yang isinya menyatakan bahwa, karya ilmiah yang ditulisnya adalah benar-benar
karya sendiri dan bukan hasil jiplakan karya orang lain (Panduan TAS, 2006:3). Semangat
yang melandasi pernyataan ini adalah menjunjung tinggi nilai kejujuran dan orisinalitas
sebuah karya tulis yang menjadi hak milik seseorang. Sudut pandangnya bisa dilihat dari dua
sisi: (1) dari penulis sendiri, dan (2) dari orang lain. Sudut pandang penulis sendiri sebagai
penulis, dianjurkan untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan keaslian sebuah karya.
Normatifnya ialah, kalau bukan milik sendiri sudah seharusnya tidak dikatakan sebagai
miliknya. Apabila kaidah normatif ini dilanggar, maka pelakunya telah melakukan perbuatan
pengambilan hak milik (cipta) orang lain. Hal ini jelas termasuk perbuatan pidana. Dilihat
dari sudut orang lain, pengambilan hak cipta milik orang lain jelas akan merugikan pihak lain
secara ekonomis, moral, dan intelektual. Modus tindak plagiarism karya tulis ilmiah pada
umumnya terdiri atas: (1) mengcopy karya orang lain; (2) membonceng karya orang lain; (3)
mengubah karya orang lain; (4) dibuatkan orang lain; dan (5) membeli karya orang lain.
Modus seperti ini jelas telah menghancurkan nilai penghargaan atas hak cipta karya orang
lain, dan lebih dari itu juga telahmerendahkan nilai kejujuran dan derajat keilmiahan diri
sendiri. Hak cipta sebenarnya merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak

untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni
dan sastra.
Secara lengkap hak cipta ini meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

karya tulis : fiksi dan nonfiksi


karya musik: lagu, lirik, dan sebagainya
karya seni: tari, pantomim, koreografi, dan sebagainya
karya seni rupa: lukisan, karya cetak, patung, komik, kaligrafi, kerajinan, dan sebagainya
karya arsitektur: rancangan arsitektur, gambar gedung
karya foto: fotografi, gambar animasi, dan sebagainya
karya teknologi: program komputer, dan sebagainya.

Karya kategori lain yang mendapat perlindungan hukum mencakup ciptaan yang dihasilkan
dengan menerjemahkan, mengaransemen, mengubah atau mengadaptasi karya orisinal
(ciptaan turunan = derivative work), dan ciptaan yang telah diperiksa dan diperbaiki seperti
ensiklopedi, kumpulan karya puisi, majalah, kompilasi Koran (Panduan Hak Cipta Asia,
Maris, 2006; Panduan HKI, 2006:9). 65
Pencegahan Tindak Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi
Sebenarnya, aturan menyangkut sanksi bagi pelaku tindak plagiarism sudah cukup jelas.
Berdasarkan UU No.20/2003, tersebut bahwa sanksi atas tindak plagiarisme dalam persoalan
karya tulis sebagai berikut.
1. Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar
akademik, profesi, atau vokasi, terbukti merupakan jiplakan, dicabut gelarnya (pasal 25
ayat 2).
2. Lulusan yang tersebut pada pasal 25 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling lama
dua tahun, dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
(Yasasan Rumah Ilmu Indonesia.E-Journal/2010/ 04/04).
Apapun hukum dan ketentuan menyangkut hak cipta dan pelanggarannya, apabila tidak
diindahkan maka hasilnya hanya sia-sia belaka. Terus terang fakta menunjukkan, bahwa
aturan formal tersebut tampaknya belum mampu menutup kasus-kasus menyangkut
plagiarisme dalam karya tulis ilmiah. Azas etika universal belum dihargai secara maksimal
(Zuchdi, 1994:9). Salah satu muara persoalan ialah: nilai kejujuran. Oleh karena itu, aspek
inilah yang mestinya menjadi perhatian utama dalam proses character building
(pembangunan jati diri dan watak) insan di dunia akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Bandi. 2010. Plagiarisme. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.


Herqutanto. 2013. Plagiarisme, Runtuhnya Tembok Kejujuran Akademik. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Net, Alif. 2013. Plagiarisme. Diakses pada tanggal 20 November 2014.
Rachman, Abdul. 2011. Menghindari Plagiarism, Self-Plgiarism, dan Praktek-Praktek
Menulis yang Dipertanyakan: Petunjuk Menuju Tulisan yang Etis. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Suyono. 2013. Kiat Menghindari Plagiarisme dalam Penulisan Karya Ilmiah. Madura:
Universitas Trunojoyo Madura.

Anda mungkin juga menyukai