Pengertian Plagiarisme
Plagiarisme juga kadang disebut plagiat atau plagiasi adalah suatu tindakan pelanggaran
akademik yang serius. Penjiplakan (plagiarisme) merupakan kegiatan mengambil atau
menjadikan ide-ide atau kata-kata orang lain menjadi milik sendiri tanpa menyebutkan
sumbernya (Hindun dan Fitriyah, 2012). Menurut Webster’s World University Dictionary,
kegiatan plagiarisme merupakan kegiatan pencurian literal. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang
mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya orang lain dan
menjadikannya karya sendiri tanpa sepengetahuan atau izin pemiliknya.
Plagiat merupakan pengambikan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya
tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (Soelistyo, 2011:19). Plagiarisme juga bisa
dikatakan mencuri bahasa dan pikiran orang lain, dan lewat itu dijadikan sebagai karya
pribadi. Hal ini juga dianggap sebagai pelanggaran etika ilmiah dan kekayaan intelektual
oleh banyak akademisi.
Ide menulis karya ilmiah bisa lahir setelah membaca karya tulis atau penelitian
yang telah ada sebelurmnya, baik yang diterbitkan ataupun tidak diterbitkan. Oleh karen
a itu, penulis harus memahami etika penulisan. Wibowo (2006) mengungkapkan bagi
seorang penulis, etika penulisan merupakan takdir yang tidak bisa ditolak, karena
didalamnya terkandung nilai kemurnian dan nilai ketulusan.
Beberapa tindakan lain yang dapat disamakan dengan plagiarisme karena kesamaan
pengertian, kemiripan tindakan, dan sebagainya, antara lain: meminjam (borrowing),
pencurian (theft), pelanggaran (infringement), pembajakan (piracy),
pemalsuan (counterfeiting), pengambilan untuk diri sendiri (appropriation), mencuri
(stealing).
1. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Aspek yang Dicuri
a. Plagiarisme ide
Dalam pelaporan hasil penelitian, plagiarisme isi penelitian sekaligus juga merupakan
fabrikasi dan atau falsifikasi data, karena peneliti tidak mempunyai data, atau datanya
tidak seperti yang dikehendaki. Tindakan yang lebih banyak dilakukan adalah falsifikasi
data; peneliti memiliki data sendiri, namun data tersebut tidak sesuai dengan yang
diharapkan, lalu peneliti mengubahnya, dengan maksud agar hasil penelitian sesuai
dengan yang direncanakan.
Plagiarisme yang dilakukan secara keseluruhan dan membuatnya seakan karya tersebut
sebagai hasil buatan sendiri. Mengganti judul nama atau menulis dalam bahasa lain
tanpa menyebutkan sumber-sumbernya termasuk plagiarisme total.
b. Plagiarisme yang tidak disengaja, dapat berupa ketidakjelasan atau kesalahan kutip s
umber. Seharusnya, parafrasa dan ringkasan dinyatakan dengan tegas dan
sejelas- jelasnya pada awal dengan nama penulis, pada akhir dengan referensi kurung.
Penulis selalu harus dengan jelas menunjukkan bila parafrasa, ringkasan, atau kutipan
dimulai, berakhir, atau terpotong.
Kedua jenis plagiarisme ini harus mendapatkan sanksi yang sama karena plagiarisme ini
merupakan sesuatu yang universal, jadi ada atau tidaknya peraturan di suatu lembaga pe
ndidikan tentang plagiarisme tidak membuat orang boleh melakukan plagiarisme.
b. Plagiarisme sedang: 30-70%
Plagiarisme ini sama dengan plagiarisme total, yaitu menjiplak serangkaian kata demi
kata, kalimat demi kalimat hingga secara keseluruhan merupakan plagiarisme.
b. Plagiarisme mosaik
Selain itu masih dikenal pula istilah autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra), yaitu
apabila karya sendiri sudah pernah diterbitkan sebelumnya, maka tatkala kita mengambil
gagasan tersebut, semestinya dicantumkan rujukan atau sitasinya. Bila tidak, ini dapat
dianggap sebagai autoplagiarisme atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya
dapat dianggap “ringan”, namun bila dimaksudkan atau di kemudian hari dimanfaatkan
(misalnya untuk menambah kredit akademik), maka dapat dianggap sebagai
pelanggaran “berat” etika akademik.
Di negara maju kesadaran akan hak orang lain sudah tinggi, penghargaan atas karya inte
lektual sudah semakin dijunjung tinggi sehingga pelanggaran atas hal tersebut pasti
sanksinya berat. Di Indonesia, tindak plagiat dapat didakwa melanggar undang-undang
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Terutama Bagian Keempat tentang
Ciptaan yang dilindungi Pasal 12 dan Pasal 13 sebagai berikut:
Pasal 12
a) buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b) ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
f) seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g) arsitektur;
h) peta;
i) seni batik;
j) fotografi;
k) sinematografi;
l) terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari
hasil pengalih wujudan.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), termasuk juga
semua Ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu
bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu.
Pasal 13
(2) peraturan perundang-undangan;
8. Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas
(misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks
tersebut diambil persis dari tulisan lain dan;
6. Teori dan argumen yang dikenal secara umum, yang menjadi perbincangan
masyarakat luas, sehingga tidak dapat diklaim sebagai milik pihak tertentu, dan;
7. Peribahasa yang umum, dimana peribahasa ini telah dikenal sejak lama
sehingga tidak diketahui siapa yang menciptakan.
3. Memberi batasan yang jelas bagian mana saja dalam uraian yang merupakan
kutipan dan bagian mana yang merupakan pernyataan penulis.
4. Jika penulis ingin memperkuat argumennya dengan mengacu pada pernyataan
seorang penulis yang telah diterbitkan, maka ia harus menyatakan dengan tegas dari
sumber mana kutipan tersebut diambil (Keraf, 2011)
5. Lebih baik menulis sendiri karya tulis ilmiah kita, walaupun mungkin sangat tidak
bagus untuk dibaca apalagi dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Sebagai seorang pelajar,
tentu kita akan berusaha keras agar karya tulis ilmiah yang dibuat mendapat tempat di
mata orang-orang terhormat. Perlu kerja keras dan belajar tiada henti dan jangan malu
untuk bertanya kepada ahlinya.
6. Agar kita tidak terkena penyakit plagiarisme, sebaiknya biasakan menulis setiap hari.
Menulis pemikiran sendiri agar suatu saat dapat kita rangkai menjadi kalimat yang efektif
dalam karya tulis ilmiah kita.
Quis:
Plagiarisme sedang : ...
Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu
gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karangan atau
wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo (1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang
berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut
aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan
diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok
kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran
untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.
Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang
terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok
sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah
sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain
yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu
dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung
pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir
dari penulisnya sendiri.
2) satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas
beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.
3) salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan
pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan
pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.
4) pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang
terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan
pernyataan atau teori yang digunakan.
6) bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian
kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku,
kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik
penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.
A. Kesatuan
Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok
tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak
terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan
dengan topik.
B. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.
C. Kelengkapan
Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut.
(1) Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak
suka berselisih atau bersengketa.
Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys
Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan
yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2)
koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3)
perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.
A. Transisi
Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda
waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan
jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan
penanda simpulan.
1) penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan,
kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.
2) penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara
itu, sehari kemudian, dan tahun depan.
6) penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh.
rangkuman.
Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok
pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian
antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama.
Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat
utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat utama pada awalnya
berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang
lengkap.
D. Kalimat Penegas
Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas
kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat- kalimat sebelumnya.
Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas,
biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat penegas ditulis bukan untuk
memperjelas informasi atau menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.
i) Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas.
ii) Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.
(3) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini
bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan
minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya.
Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke sawah.
Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.
Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut
ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.
(4) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia
dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan.
Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di
kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya
memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan
mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan.
a. Narasi
Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah- olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat
bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka
urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang
perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.
Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah
atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan
atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan.
Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi.
Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah
peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.
b. Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa
awal sampai akhir.
(1) S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam
bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat
pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut
kabur (Nasucha, 2009).
b. Deskripsi
Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan
yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari
obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia
menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek
tersebut.
Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.
(2) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih
tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung
bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya
dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha,
2009).
c. Eksposisi
Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan
atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran,
yang dapat memperluas pandangan atau pengentahuan seseorang yang membaca
uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah
memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau
menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan
keputusannya kepada pembaca.
Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan
dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai
berikut.
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
(3) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia
dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar
dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).
d. Persuasi
Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk
menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada
waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang menerima persuasi harus
mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang
benar, bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi
yaitu menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan
argumentasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha
agar
orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf persuasi.
(4) Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik
merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam
berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak.
Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan
memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik,
semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk
membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara
dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik
berpidato MP (Nasucha, 2009).
e. Argumentasi
Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu
benar atau tidak.
Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.
B. Sudut Pandangan
Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut
pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari
bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi
tertentu.
D. Analogi
E. Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-
ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.
F. Proses
G. Sebab-akibat
Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf.
Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya
terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis
paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal
paragraf dan diakhir diulang lagi.
I. Klasifikasi
J. Definisi Luas
Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan
keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal. Sementara itu, Suyitno (2012)
mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.
A. Secara alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu.
Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke
bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu
(kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya
lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf
berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.
C. Umum-Khusus
Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini
memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih
khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh
perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.
(2) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang
mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh
tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional.
D. Khusus-Umum
Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke
bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan
hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya
terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini
disebut paragraf induktif.
Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.
(3) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat- menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam
bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi
antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama
bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal
balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau
mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan
menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.
F. Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu
yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf
yang mengandung pola analogi.
G. Contoh-contoh
Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum,
agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh
dari paragraf yang mengandung pola contoh.
H. Sebab-Akibat
Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan
akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung
pola sebab-akibat.
(7) Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk
mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan
dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang
kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan,
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
J. Klasifikasi
Quis:
Apa yang Anda ketahui tentang paragraf, coba Anda uraikan dengan kata kata Anda
sendiri?
Jawab:
paragraf atau di sebut juga dengan alinea yaitu bagian bab dalam suatu karangan yang
terdiri atas beberapa kalimat dan biasanya mengandung suatu ide pokok.
Menurut Beaugrande dan Dressler teks mengacu pada suatu peristiwa komunikatif. Teks
ditransmisikan melalui saluran atau media yang sesuai dan secara ideal akan memiliki
fungsi yang memenuhi tujuan komunikatif tersebut.
Adanya tindakan dalam situasi komunikatif memberikan kerangka kerja. Selain itu, teks
hanya dapat dipahami dan dianalisis lebih dalam dengan kerangka tindakan dalam
situasi komunikatif tersebut.
2. Kallmeyer, dkk
Pendapat kedua dikemukakan oleh Kallmeyer, dkk. Teks diartikan sebagai sinyal
komunikatif yang digunakan di dalam sebuah interaksi komunikatif.
3. Bell
Bell menerangkan teks adalah hasil rangkaian ekspresi linguistik terstruktur yang
membentuk kesatuan utuh. Teks juga merupakan produk formal pilihan dari sistem tema
tata bahasa yang membawa arti semantik dari preposisi melalui kalimat yang
dihubungkan dengan cara kohesi.
Secara luas, teks diartikan suatu kejadian komunikatif yang memenuhi tujuh standar
tekstualitas. Bagaimana bila salah satu dari standar ini dianggap belum dipenuhi?
Maka teks tidak dapat dikatakan komunikatif. Dengan berdasarkan Bell ini, maka teks
non-komunikatif diperlakukan sebagai non-teks.
4. Luxemburg
Senada dengan pendapat bell, Luxemburg menjelaskan kalau teks adalah ungkapan
bahasa yang menurut isi, sintaksis dan pragmatik merupakan suatu kesatuan.
Menurutnya, minimal ada tiga hal yang harus ada dalam sebuah teks yakni isi, sintaksis,
dan pragmatik.
Bagian isi dalam suatu teks berkaitan dengan konten dari suatu teks tersebut. Jadi isi
teks berhubungan semantik.
Teks diartikan sebagai sebuah satuan bahasa. Hanya saja satuan bahasa yang dimaksud
bukan satuan bahasa gramatikal seperti klausa atau kalimat dan tidak ditentukan oleh
ukurannya. Satuan bahasa yang digunakan adalah yang lengkap secara tertulis seperti
buku, surat, dokumen tertulis dan lain sebagainya.
6. Nababan
Terakhir, teks menurut pemikiran Nababan. Dalam pandangan ya, teks merupakan esensi
wujud bahasa. Jadi, teks direalisasikan atau diwujudkan dalam bentuk wacana dan lebih
bersifat konseptual.
Makanya ketika menyusun teks untuk tujuan tertentu, kamu dapat diartikan sedang
melakukan pemilihan bentuk dan struktur teks yang akan digunakan agar pesan yang
diinginkan dapat tersampaikan secara tepat.
Penjelasan Nababan soal pengertian teks ini cukup detail dan lengkap. Sehingga kamu
bisa semakin mudah memahami definisi teks.
Teks narasi memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jenis teks dalam bahasa
indonesia lainnya. Mengapa demikian? Karena sifat naratifnya yang luas. Penulis bisa
mengolaborasi, mengarang, dan menentukan cerita sesuai dengan kemauannya. Contoh
teks narasi sendiri bisa kita temukan dalam berbagai bentuk misalnya saja novel, buku
cerita rakyat, fabel, dan lain sebagainya.
Ciri-Ciri Umum Teks Narasi
Sama seperti teknik pengembangan paragraf lain yang sudah dibahas di kesempatan
lain, teks atau paragraf narasi juga memiliki beberapa ciri khas. Ciri khas ini kemudian
membedakannya dengan jenis pola pengembangan lain. Ciri-ciri tersebut antara lain:
Paragraf narasi berisi sebuah cerita suatu peristiwa baik itu nyata, imajinasi,
maupun gabungan keduanya. Sehingga jenis teks satu ini juga cocok diterapkan
pada tulisan non fiksi.
Terdapat unsur tindakan dan perbuatan.
Proses bercerita diurutkan berdasarkan urutan waktu sehingga suatu peristiwa
bisa diketahui detail kronologinya oleh pembaca.
Teks ini dibuat untuk mampu menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
Teks ini juga memiliki konflik atau masalah.
Penulis teks ini kemudian akan mendeskripsikan ruang dan waktu khusus untuk
jenis narasi deskriptif.
Narasi tidak hanya bisa disampaikan penulis lewat tulisan atau teks melainkan
juga bisa dalam bentuk lisan, gambar diam, gambar bergerak, maupun kombinasi
dari semuanya.
Teknik pengembangan paragraf dengan teks narasi juga memiliki beberapa jenis, hal ini
didasarkan pada tujuan dari penulisan teks tersebut. Jenis-jenisnya sendiri antara lain:
Jenis pertama dari paragraf narasi adalah paragraf narasi ekspositorik yaitu jenis paragraf
narasi yang menceritakan atau memberikan informasi secara akurat dan sesuai fakta
mengenai peristiwa yang dialami oleh seseorang. Umumnya penulis akan menuliskan
kejadian yang dialami seseorang dari kecil sampai akhir hayat.
Namun jika tokoh yang diceritakan masih hidup, maka bagian akhir cerita tersebut akan
disesuaikan dengan permintaan tokoh yang menjadi narasumber. Misalnya sampai pada
kesuksesan yang diraih oleh si tokoh. Jadi, teks satu ini disebut juga dengan teks
bibliografi atau biografi.
Semua jenis buku biografi secara umum akan dikembangkan dengan teknik narasi.
Sehingga selain menceritakan semua peristiwa penting yang dialami tokoh nyata juga
diceritakan secara menarik dan menghibur. Pembaca kemudian seolah mengalami
sendiri segala peristiwa yang dialami si tokoh tadi.
2. Teks Narasi Artistik
Berikutnya adalah teks narasi artistik yang merupakan jenis teks yang menceritakan
suatu peristiwa dengan menggunakan beberapa kata terselubung, misalnya memakai
kata kiasan dan lambang yang figuratif namun tetap mampu menceritakan peristiwa
dengan runut dan menghibur pembacanya.
Teks jenis ini kemudian diketahui memiliki makna yang tersirat, sehingga pembaca bisa
mengetahui makna dari apa yang dibacanya dengan mendalam. Meskipun memiliki
unsur hiburan namun tetap harus menggunakan bahasa yang logis dan perlu
mengangkat peristiwa nyata atau benar-benar terjadi.
Jenis berikutnya adalah narasi sugestif, sesuai dengan mamanya paragraf narasi ini
memang bertujuan untuk menanamkan atau mengembangkan sugesti kepada pembaca.
Sehingga jenis ini memiliki definisi sebagai salah satu jenis tulisan yang memaparkan
suatu kejadian atau peristiwa dengan mengandung amanat atau pesan.
Melalui tulisan tersebut, pembaca kemudian akan diajak untuk mempercayai suatu
kejadian dan peristiwa. Sebab dibuat seolah-olah mengalami langsung peristiwa
tersebut. Sifatnya murni fiktif, imajinatif, dan rekaan atau khayalan penulis sehingga
tujuan utamanya adalah menghibur sekaligus menanamkan sugesti tertentu.
Jenis terakhir dari teks narasi adalah narasi informatif, yaitu jenis tulisan yang
memaparkan suatu peristiwa dengan detail dan akurat untuk membantu memperluas
wawasan pembaca mengenai suatu kisah.
1. Orientasi
Struktur pertama adalah orientasi yang merupakan bagian awal, sehingga penulis akan
memaparkan mengenai tokoh, penokohan, latar tempat, latar waktu, latar cerita, dan
sebagainya sebagai pengenalan. Bagian ini akan dibuat semenarik mungkin karena
menentukan pembaca akan membaca bagian berikutnya atau tidak.
2. Komplikasi
Bagian selanjutnya adalah komplikasi, yakni bagian dari paragraf narasi yang akan
menceritakan konflik yang semakin lama semakin rumit dan akan mencapai klimaks.
Selanjutnya akan berlanjut ke antiklimak dan berangsur-angsur konflik tersebut
menghilang atau terselesaikan.
3. Resolusi
Bagian selanjutnya adalah resolusi, dimana penulis akan memaparkan mengenai jalan
keluar dari konflik.
4. Koda
Koda adalah struktur akhir atau bagian akhir dari teks narasi yang berisi akhir cerita atau
penutup. Akhir cerita ini sendiri bentuknya bermacam-macam ada yang dibuat penulis
berakhir bahagia, sedih, dan ada juga yang dibuat menggantung.
Teks atau paragraf narasi juga memiliki unsur yang khas, dimana unsur-unsur ini menjadi
bagian penting. Sehingga akan membentuk suatu tulisan menjadi tulisan narasi
seutuhnya dan mudah dipahami oleh para pembaca. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Plot
Unsur pertama adalah plot yang merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu
cerita yang disusun oleh penulis.
2. Setting
Unsur selanjutnya adalah setting, yakni pengaturan atau penentuan tempat dan waktu
kejadian dari cerita yang ditulis oleh penulis narasi.
3. Karakter
Unsur ketiga dalam teks narasi adalah karakter, yakni orang-orang atau semua orang
dan tokoh yang masuk di dalam cerita. Semua karakter yang disebutkan dan dimasukan
ke dalam cerita akan menggerakan plot, dipengaruhi oleh plot, dan bisa juga hanya
menjadi penonton plot tersebut.
4. Konflik
Unsur berikutnya adalah konflik, yaitu suatu masalah yang harus dan sedang dalam
proses penyelesaian oleh semua karakter yang dilibatkan dalam cerita. Konflik ini
penting untuk membangun plot yang tidak hanya datar namun juga menegangkan.
Sekaligus mampu membangun ketegangan naik turun selama dibaca.
5. Tema
Unsur terakhir adalah tema dan disebut sebagai unsur yang paling tidak eksplisit. Tema
ini merupakan jenis dan jalan cerita seperti apa yang dituangkan penulis, sekaligus
bentuk moral dan amanat apa yang akan dipaparkan penulis dalam tulisan narasinya.
Teks atau paragraf narasi juga menggunakan kaidah kebahasaan tertentu, dan hal ini
lazim digunakan pada pola pengembangan paragraf lainnya. Adapun kaidah kebahasaan
yang umum digunakan dalam teks narasi menurut Kosasih adalah sebagai berikut:
Teks biasanya banyak menggunakan penunjuk waktu yang mengarah pada masa
yang telah lewat atau masa lampau.
Menggunakan konjungsi kronologis, sehingga menggunakan kata hubung yang
memberi informasi mengenai urutan waktu atau kronologi.
Penggunaan kata kerja yang menggambarkan atau menyatakan suatu tindakan.
Sering menggunakan kata kerja yang mengarah pada kalimat tidak langsung,
sehingga digunakan oleh penulis untuk memaparkan apa yang disampaikan
tokoh yang dibuat di dalam cerita.
Menggunakan kata kerja mental atau pikiran, yakni menggunakan kata kerja yang
menunjukan sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh yang digambarkan
dalam narasi.
Umumnya penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga
penulis seolah ikut terlibat dalam peristiwa yang diceritakan. Hal ini kemudian
membuat teks narasi banyak menggunakan kata aku, saya, dan juga kata kami.
Ada kalanya penulis memilih menggunakan sudut pandang orang ketiga,
sehingga penulis memiliki peran sebagai pengamat dan serba tahu. Semua yang
dipikirkan dan dilakukan setiap tokoh di dalam cerita diketahui penulis dan
tersampaikan ke pembaca. Sehingga dalam sudut pandang orang ketiga, penulis
akan menggunakan kata dia dan mereka.
Teks deskripsi subjektif ditulis dengan objek yang berdasarkan kesan yang dimiliki oleh
penulis itu sendiri.
Teks deskripsi spasial merupakan teks yang objek digambarkan dalam teks jenis ini
berupa benda, ruang, tempat dan sebagainya.
Teks deskripsi objektif
Teks deskripsi objektif merupakan teks yang objek digambarkan adalah objek yang
sebenarnya tanpa ada tambahan opini apapun dari penulisnya.
Semangat adalah salah satu contoh dari kata sifat yang menunjukan mengenai kondisi
dari seseorang.
Contoh kata sifat lainnya: Asam, pedas, manis, kurus, cantik, terkenal, elok, terpintar,
tercantik, kreatif, tercepat, baik hati, rendah hati, ringan tangan, dan yang lainnnya.
Penggunaan kata benda sangat penting dilakukan untuk menyesuai topik yang
dideskripsikan supaya penggambaran nampak lebih jelas.
Contoh di dalam kalimat: Kedua kesebelasan tengah bersiap untuk memasuki lapangan.
Kata tas baru adalah salah satu contoh frasa yang di dalamnya termuat kata benda.
Kata keterangan memiliki fungsi untuk memberikan informasi tambahan pada objek.
Pada contoh di atas, kata “di” menerangkan tempat kejadian peristiwa. Adapun beberapa
jenis dari kata keterangan, diantaranya seperti:
1. Keterangan Cara
2. Keterangan Alat
Contoh: Menggunakan.
3. Keterangan Tujuan
4. Keterangan Sebab
Menerangkan sebab terkait peristiwa yang berlangsung. Pada umumnya diikuti dengan
kata “karena” “sebab”.
5. Keterangan Waktu
6. Keterangan Tempat
Pada umumnya deskripsi teks memakai bahasa yang metafora supaya nampak lebih
menarik untuk dibaca.
Contoh di dalam kalimat: Melihat perilaku anaknya yang kerap kali pulang malam, sang
ayah pun sering naik darah.
Contoh kata kiasan lainnya: Panjang akal, banting tulang, tanggal tua, sebatang kara,
naik pitam, kepala dingin, kutu buku, sampah masyarakat dan yang lainnya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan, sebelum membuat contoh
teks deskripsi, yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan Tema atau Judul yang sesuai, dengan Objek yang akan menjadi
pembahasan.
2. Menentukan Tujuan yang sesuai dengan pembahasan.
3. Mengumpulkan Data dengan melakukan Pengamatan secara langsung, terhadap
Objek yang akan menjadi pembahasan.
4. Menyusun Data yang telah didapatkan untuk dijadikan sebagai Kerangka
Karangan.
5. Menguraikan Kerangka Karangan menjadi Teks Deskripsi yang sesuai dengan
Topik Pembahasan
Berdasarkan etimologis, eksplanasi berasal dari bahasa Inggris yakni explanation yang
berarti penjelasan. artinya segala sesuatu yang menjelaskan bagaimana dan mengapa
terjadinya fenomena tertentu digolongkan sebagai teks eksplanasi.
Judul
Pernyataan umum. Terletak di paragraf pertama.
Penjelasan-penjelasan (series of sequenced paragraph)
Penutup. Isinya adalah interpretasi
Berdasarkan NWS Departement School and Education, ada 4 jenis teks eksplanasi yaitu:
1. Eksplanasi Sequential
Menjelaskan tahapan suatu fenomena contohnya siklus menstruasi, siklus daur ulang,
dan lainnya.
2. Eksplanasi Kausal
3. Eksplanasi Teoritis
4. Eksplanasi Faktorial
Terakhir adalah eksplanasi faktorial. Menjelaskan tentang efek dan hasil suatu proses.
Misalnya dampak munculnya UU Cipta Kerja, dampak Reformasi 1998, dan sebagainya.
Teks jenis eksposisi adalah sebuah paragraf atau sebuah karangan yang di dalamnya
mengandung sejumlah informasi dan juga pengetahuan yang kemudian disajikan secara
singkat, padat, dan akurat. Namun, mengenai definisi dari jenis teks ini nantinya akan
dijumpai beberapa pendapat.
Supaya lebih mengenal definisi dari teks eksposisi maka bisa mengetahui dulu struktur
penulisannya seperti apa.
Sebab teks jenis ini punya struktur atau bentuk khusus, yang kemudian membantu
pembaca mengetahui bahwa yang dibaca adalah eksposisi.
Adapun struktur dari teks ini sendiri ada tiga bagian. Berikut detailnya:
Bagian pertama di dalam struktur teks jenis eksposisi adalah pernyataan, disebut juga
dengan istilah pendapat dan juga disebut sebagai tesis. Sesuai dengan namanya, pada
bagian ini nantinya atau umumnya akan berisi pemaparan pendapat dari penulis.
Namun, tidak hanya menyampaikan pendapat secara mentah atau asal-asalan. Penulis
pada bagian pembuka teks ini juga akan memaparkan atau menghubungkannya dengan
beberapa argumen lain. Sehingga sejak kalimat pembuka, pembaca akan disajikan
mengenai beberapa data, argumen, dan pendapat.
2. Argumentasi
Berlanjut ke struktur atau bagian kedua, yakni bagian argumentasi. Pada bagian ini
penulis akan mencoba menyampaikan sejumlah alasan yang memperkuat argumennya
pada bagian pembuka atau pernyataan di atas. Sehingga pembaca bisa mengetahui
hubungan dari apa yang disampaikan dengan fakta yang ada.
Umumnya, pada bagian ini pula penulis akan mencoba meyakinkan pembaca bahwa
argumen atau pendapat yang disampaikan adalah yang paling tepat atau paling logis.
Sehingga di dalamnya akan terdapat sejumlah kalimat yang mendorong atau menolak
suatu gagasan. Namun, jika penulis justru ingin mendukung suatu gagasan maka isi
kalimatnya akan mendorong pembaca ikut menyetujui gagasan yang dibahas tersebut.
Bagian akhir dari teks eksposisi adalah penegasan ulang pendapat penulis. Masuk ke
dalam bagian kesimpulan yang memaparkan kesimpulan dari seluruh materi atau topik
yang dibahas. Pada bagian ini penulis juga akan menegaskan kembali pendapatnya yang
dipaparkan di bagian pembuka.
Kaidah Kebahasaan
Kemudian ciri khas lain yang dimiliki teks jenis eksposisi adalah kaidah kebahasaan yang
digunakan.
Sebab tidak semua kebahasaan cocok diterapkan di dalam teks jenis ini.
1. Menggunakan Pronomina
Teks jenis eksposisi juga menggunakan bentuk kata pronomina, yakni suatu kata yang
digunakan untuk menggantikan kata orang maupun benda. Pronomina dalam eksposisi
mudah ditemukan pada bagian pernyataan (pendapat) dan juga penegasan ulang
pendapat. Sehingga umum ditambahkan di bagian pembuka dan penutup.
2. Menggunakan Adjektiva
Teks jenis eksposisi juga menggunakan kebahasaan adjektiva, yakni menerangkan kata
benda dan bisa melekat pada kata sangat, atau pada kata sekali (sangat sekali). Kata-
kata yang termasuk ke dalam bentuk adjektiva adalah optimis, yakin, potensial, dan
sejenisnya.
3. Menggunakan Adverbia
Selain menggunakan adjektiva, teks model eksposisi juga menambahkan bentuk kata
adverbia. Yakni memberikan keterangan tambahan pada verba (kata kerja) dan adjektiva.
Adapun kata-kata yang masuk ke dalam kelompok adverbia ini misalnya sangat optimis,
sangat yakin, tidak berpotensi, dan sebagainya.
4. Menggunakan Verba
Teks eksposisi juga sering menggunakan verba atau kata kerja, karena digunakan untuk
menjelaskan suatu proses atau perbuatan (tindakan). Contoh kata yang termasuk di
dalamnya seperti menuntut, dituntut, mendorong, menetapkan, dan sejenisnya.
5. Menggunakan Nomina
Pada teks jenis eksposisi maka akan menggunakan nomina, nomina sendiri adalah suatu
kata yang merujuk pada nama seseorang, nama tempat, atau segala sesuatu yang
dibendakan (kata benda). Contohnya tentu saja seperti nama suatu komunitas, nama
seorang tokoh, nama daerah, nama negara, dan lain-lain.
Ciri pertama dari paragraf prosedur adalah berisi langkah-langkah dari suatu kegiatan.
Entah itu langkah dalam membuat suatu menu masakan, kerajinan tangan, mencuci baju,
mencuci keramik, mencuci atau membersihkan boneka, dan lain sebagainya.
Umumnya teks ini dibuat karena penulis mengetahui suatu cara dan kemudian ingin
berbagi cara tersebut untuk membantu orang lain yang membutuhkannya. Jadi, semisal
penulis mengetahui cara tepat merawat kain sutra. Penulis sendiri butuh waktu dan
proses yang lama untuk mengetahui cara tersebut.
Artinya, penulis kemudian menyadari bahwa cara yang sudah berhasil diketahuinya akan
bermanfaat untuk orang lain. Sebab besar kemungkinan orang lain juga menghadapi
kesulitan atau masalah serupa.
Sehingga cara yang diketahuinya tadi dituangkan dalam teks, dan teks tersebut agar
ringkas dan jelas dibuat dengan bentuk paragraf prosedur. Beberapa orang berbagi ilmu
dan cara baru dalam membuat sesuatu dan mengatasi suatu masalah secara gratis.
Beberapa lagi menjadikannya sebagai media bisnis.
Misalnya, orang tahu bagaimana membuat kue kering jenis kastengel yang enak dan
empuk. Namun tidak membagikan cara yang diketahuinya dengan berbagi resep,
melainkan memilih mendirikan usaha menerima pesanan kastengel.
Umumnya, teks prosedur dituangkan ke dalam bentuk poin-poin atau dibuat penomran.
Sehingga lebih jelas dalam memaparkan langkah-langkah atau tahapan dari awal sampai
akhir kepada pembaca. Namun, tidak semua penulis memakai teknik ini ada pula yang
ditulis dalam bentuk paragraf.
Sekilas, ketika teks model prosedur dibuat dalam bentuk paragraf akan mirip dengan
narasi. Namun, narasi umumnya dijelaskan begitu saja tanpa urutan. Sehingga jika
menjumpai teks berisi langkah-langkah dan disusul penomoran secara urut maka masuk
paragraf prosedur.
Isi di dalam paragraf prosedur biasanya berupa kalimat saran dan juga kalimat larangan.
Kalimat saran diberikan penulis untuk membantu membaca melalui tahapan atau
langkah-langkah membuat sesuatu dengan benar. Sehingga hasilnya juga benar
sekaligus sesuai dengan harapan.
Selain itu, digunakan juga kalimat larangan. Larangan ini disampaikan penulis untuk
membantu pembaca menghindari kesalahan saat mempraktekan cara dan tahapan yang
dipaparkan. Misalnya saja saat berbagi cara menjemur kaos katun, maka penulis kadang
memakai kalimat “Hindari menjemur kaos katun di bawah simat”.
Paragraf prosedur juga disajikan secara sistematis namun tetap detail. Tujuannya tentu
saja untuk membantu pembaca mempraktekan tata cara yang dipaparkan dengan baik
dan benar.
Sebab kesalahan dalam praktek akan membuat hasil yang dicapai tidak maksimal atau
bahkan gagal, sehingga perlu dipaparkan dengan sistematis. Agar pembaca bisa praktek
dari langkah awal sampai akhir secara urut agar bisa berhasil.
Teks yang dipaparkan di dalam paragraf prosedur memiliki sifat objektif. Sebab bukan
hasil khayalan atau karangan dari penulis. Melainkan dari pengalaman, analisis, dan
percobaan yang dilakukan penulis. Sehingga pembaca tidak akan merasa melakukan
suatu prosedur yang salah.
Seperti yang sudah dipaparkan di awal, bahwa teks prosedur berisi suatu tahapan yang
dibuat dalam bentuk poin. Maka teks jenis ini kemudian memiliki bilangan urutan atau
angka. Termasuk juga ketika ditulis dalam bentuk paragraf. Sehingga akan ada kata
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dalam paragraf.
Kaidah kebahasaan yang pertama dalam paragraf prosedur adalah menggunakan kata
kerja imperatif. Apa itu kata kerja imperatif? Kata kerja jenis ini adalah jenis kata kerja
yang diberi akhiran -an, -i, dan -lah. Misalnya kata: siapkan, masukan, hindari,
perhatikanlah, masukkanlah, panaskanlah, dan lain sebagainya.
Teks prosedur juga akan atau sangat sering menggunakan konjungsi (kata hubung)
temporal. Yakni jenis kata hubung yang berfungsi untuk menjelaskan suatu urutan atau
dijelaskan secara kronologis. Misalnya menggunakan kata: setelah itu, kemudian,
selanjutnya, lalu, dan lain sebagainya.
Paragraf prosedur juga akan menjelaskan mengenai material yang digunakan, mulai dari
alat sampai bahan. Tidak hanya menyebutkan alat dan bahan dan langkah pengolahan
material tersebut. Melainkan juga dilengkapi ukuran, takaran, jumlah, dan warna.
Kata kerja atau verba yang digunakan di dalam paragraf prosedur juga umumnya
menggunakan verba material dan verba tingkah laku. Verba material adalah kata kerja
yang mengacu pada tindakan fisik. Misalnya haluskan bumbu, tuangkan tepung,
teteskan pewarna, dan lain-lain.
Selain itu, juga menggunakan verba tingkah laku yakni kata kerja yang mengacu pada
tindakan yang dilakukan dengan ungkapan. Misalnya kata: menerima, yakin, menolak,
menikmati, dan lain sebagainya.
Jenis pertama dari teks prosedur adalah berisi prosedur atau tahapan yang memaparkan
penggunaan alat atau benda. Kemudian bisa juga memaparkan penggunaan beberapa
bahan lengkap dengan takaran. Sehingga tujuan atau isi dari teks jenis ini bertujuan
menjelaskan pembuatan sesuatu.
Teks jenis prosedur juga bisa digunakan untuk menjelaskan langkah-langkah dalam
melakukan suatu aktivitas. Misalnya, tata cara untuk menjaga agar pola makan tetap
sehat atau memilih bahan makanan yang sehat. Sehingga pembacanya bisa melakukan
suatu aktivitas yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mudah.
Teks jenis prosedur juga sering digunakan untuk memaparkan suatu kebiasaan dan sifat
yang sekiranya bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga tidak melulu berisi proses
pembuatan suatu benda atau barang. Melainkan juga memaparkan aktivitas dan
kebiasaan baik.
Selain diatas, macam-macam teks prosedur juga bisa diklasifikasikan beradarkan tingkat
kerumitannya sebagai berikut ini.
Teks prosedur sederhana adalah teks yang berisi hanya beberapa langkah saja dan
prosesnya tidak susah untuk diikuti dan dipraktikkan. Contoh teks prosedur sederhana
ini antara lain, cara memasak nasi goreng, cara membuat sop ayam dan lainnya.
Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi banyak sekali langkah-langkah yang
sifatnya rumit dan sangat kompleks, bahkan bisa saja langkah satu dan lainnya bisa
dilakukan paralel dan ada juga yang harus serial. Hal yang wajib diperhatikan pembaca
adalah masalah ketelitian.
Teks prosedur ini merupakan prosedur yang bisa dilakukan secara bergantian tidak
terpaku pada urutan yang tetap sehingga bisa mengerjakan dimuali dari yang mana
dulu, yang penting tujuan akhir dari langkah-langkah yang telah dilakukan adalah sama.
Secara umum struktur teks jenis prosedur diawali dengan judul kemudian disusul kalimat
pembuka atau pengantar. Pada bagian pengantar ini penulis akan menjelaskan sedikit
mengenai topik yang akan dibahas tahapan pembuatan maupun prakteknya secara
langsung. Beberapa juga menjelaskan dulu manfaat dan tujuan penulisannya.
2. Material
3. Langkah-Langkah
Bagian berikutnya adalah langkah-langkah atau tahapan dari topik yang diangkat.
Sehingga penulis akan berusaha menjelaskan langkah-langkah agar mudah dipahami
dan dipraktekkan oleh pembaca secara langsung. Bisa dalam bentuk urutan poin dan
nomor, dan bisa juga dalam bentuk paragraf yang diberi urutan bilangan.
4. Simpulan
Bagian akhir dari teks prosedur adalah simpulan atau kesimpulan, yang juga disebut
bagian penutup. Sesuai dengan namanya, pada bagian ini penulis akan menjelaskan
kesimpulan dari kegiatan yang dijelaskan tahapan dan prosedurnya. Sekaligus akan
ditambahkan beberapa saran dari penulis.
Secara umum, fungsi dan tujuan teks prosedur adalah untuk menjelaskan dan
menerangkan langkah-langkah secara urut untuk mencapai sebuah tujuan dan pembaca
bisa mengikuti panduan tersebut.
Jadi, pada dasarnya teks prosedur ini adalah teks panduan. Nah, teks panduan ini
bahasanya harus mudah dipahami dan strukturnya jelas serta yang paling penting adalah
urutannya jelas dan urut jangan sampai ada langkah yang salah urutan karena dapat
mengubah hasil akhir.
Menurut Mashun, teks anekdot merupakan salah satu teks yang berbentuk cerita. Tapi
bukan sekadar cerita atau karangan, teks anekdot memiliki tujuan sosial. cerita yang
disampaikan membuat pembaca merasa jengkel atau konyol. Untuk itu tujuan anekdot
adalah menceritakan kejadian tidak biasa dan lucu.
Salah satu cara mengenali teks anekdot adalah sisi humor yang terkandung di dalamnya.
Dibandingkan cerita biasa lainnya, anekdot memang dibingkai lebih lucu. Sehingga
membuat pembacanya tertawa. Namun sekali lagi, lelucon yang ditampilkan anekdot
bukan tanpa tujuan. Ada tujuan sosial yang terselip. Sehingga pembaca diajak untuk
merenungkan kejadian sosial secara tidak langsung.
Bisa jadi anekdot juga berisi kritik mengenai isu sosial yang berhubungan tokoh penting
atau terkenal. Cerita atau isu yang diambil dari realita tersebut dibungkus secara halu
dengan balutan humor. Makanya kritik yang disampaikan pun tidak terkesan kasar. Poin
inilah yang membedakan anekdot dengan teks lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot diartikan cerita singkat yang menarik
karena lucu dan mengesankan. Sama seperti pendapat Mashun, anekdot berhubungan
dengan orang penting dn berdasarkan kejadian sebenarnya.
Tokoh Indonesia yang diketahui kerap menciptakan teks anekdot adalah mendiang
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Mantan presiden Indonesia ini memang sering kali
melontarkan humor atau lelucon yang bermakna. Bukan sebatas humor, melainkan
mengandung sentilan terhadap isu sosial maupun politik.
Teks berita adalah suatu laporan yang berisi suatu berita atau peristiwa yang kemudian
memiliki nilai jurnalistik dan memiliki nilai berita. Definisi ini dikemukakan oleh Herman
RN melalui buku yang berjudul Jurnalistik Praktis. Selain yang disampaikan oleh Jerman
RN, masih banyak ahli yang kemudian memaparkan definisi paragraf berita.
Judul dalam teks atau paragraf berita mewakili keseluruhan isi paragraf atau teks
tersebut.
Menggunakan bahasa yang efektif sehingga mudah untuk dipahami, lengkap,
efektif, dan juga mampu memikat pembacanya.
Peristiwa yang dituangkan ke dalam teks berita disampaikan secara urut atau
kronologis, sehingga pembaca bisa mengetahui peristiwa tersebut dari awal
kejadian sampai akhir dengan detail.
Data yang disampaikan atau ditulis di dalam paragraf berita disajikan dengan
lengkap, sesuai juga dengan konteks, dan kemudian bisa dibuktikan
kebenarannya oleh para pembaca itu sendiri.
Beberapa paragraf berita memiliki atau mengandung kebenaran berlapis,
kebenaran berlapis adalah kebenaran yang terus mengalami perubahan dengan
cepat, yakni antara menit ke sekian sampai ke sekian bisa berbeda. Contohnya
adalah berita mengenai update jumlah pasien Covid-19 dan juga quick count saat
terjadi pemilu.
Menyampaikan waktu, tempat, dan sumber secara valid.
Selalu memuat unsur 5W + 1 H (who, where, when, what, why, dan juga how).
Struktur Teks Berita yang Benar
Jenis atau bentuk dari teks berita memang ada beberapa namun dari segi struktur
biasanya sama. Yakni:
1. Orientasi Berita
Bagian atau struktur pertama di dalam paragraf berita adalah orientasi berita yang
kemudian disebut juga sebagai bagian pembuka. Pada bagian ini penulis akan sedikit
menjelaskan suatu peristiwa, sehingga pembaca bisa mengetahui informasi apa yang
akan dibaca di dalam teks bagian selanjutnya.
2. Peristiwa
Bagian kedua adalah peristiwa, dimana penulis akan memaparkan peristiwa sedetail dan
selengkap mungkin dan disajikan secara kronologis atau urut. Penyampaian berita dalam
bentuk teks harus sudah terverifikasi sehingga dipastikan kebenarannya valid. Sehingga
tidak akan menyebabkan miskomunikasi dan disinformasi.
3. Sumber Berita
Jenis teks berita kemudian ada beberapa, dan menurut (Romli, 2014: 11-12) jenis berita
adalah sebagai berikut:
1. Berita Langsung
Jenis berita yang pertama adalah berita langsung, yakni jenis berita yang waktu
terjadinya suatu peristiwa dengan proses penggalian data dan pelaporan terbilang
berdekatan. Sehingga media yang menyajikan berita langsung akan diberi label selalu
menyajikan berita yang up to date.
2. Berita Mendalam
Jenis kedua adalah berita mendalam yang juga akrab disebut dengan istilah depth news.
Jenis berita satu ini adalah jenis berita yang di dalamnya memaparkan suatu kejadian
atau peristiwa yang terbilang berat. Dikatakan berat adalah dilihat dari segi fakta,
penggalian data, dan juga dampak dari peristiwa yang diangkat berita tersebut.
3. Berita Pendapat
Jenis berita selanjutnya adalah berita pendapat, istilah lain untuk menyebut teks berita
jenis ini adalah opinion news. Jadi, sesuai dengan namanya jenis berita satu ini selain
berisi pemaparan suatu peristiwa juga ditambahkan opini penulis atau sudut pandang
dari pihak penulis secara pribadi.
Selain itu, opini yang dicantumkan di dalam berita biasanya juga berasal dari narasumber
atau ahli yang diwawancarai. Sehingga dalam teks tersebut memaparkan opini
narasumber yang dilihat dari sudut pandangnya. Masyarakat yang membaca teks
tersebut kemudian bisa berpikir lebih netral.
4. Berita Interpretatif
Berita interpretatif atau interpretative news juga menjadi salah satu jenis dari berita
secara umum. Definisinya adalah jenis berita langsung yang kemudian diberi tambahan
komentar maupun penilaian dari pihak reporter yang meliput berita tersebut.
Selain dari reporter, kadangkala jenis berita ini juga memaparkan penilaian atau opini
dari seorang narasumber. Beberapa orang menyebut berita jenis ini dengan istilah berita
gabungan, sebab berisi fakta sekaligus opini.
5. Berita Investigasi
Berikutnya adalah berita investigasi, dan memang sesuai dengan namanya berita ini
memaparkan hasil investigasi. Maksudnya adalah berita tersebut disusun dari sebuah
peristiwa yang kemudian ditelusuri secara lebih mendalam. Sehingga didapatkan data-
data yang mendalam dan lengkap.
Semua data ini akan memperkuat fakta dan bahkan membantu memecahkan suatu
kasus yang diangkat menjadi berita. Kebanyakan berita yang dikembangkan dengan
teknik ini adalah berita mengenai tindak kejahatan. Sehingga penulis atau reporter bisa
mengikuti perkembangan investigasinya oleh pihak berwajib.
Selain memiliki beragam jenis, tata bahasa atau kaidah kebahasaan di dalam teks berita
juga bersifat khas. Artinya, jenis tata bahasa yang digunakan tidak akan dijumpai di
dalam teks jenis lainnya. Meskipun beberapa kaidah mungkin juga bisa ditemukan di
teks lain, namun tidak sepenuhnya sama.
Adapun kaidah kebahasaan dalam penulisan paragraf berita yang memaparkan suatu
peristiwa adalah:
Kaidah yang pertama dari teks berita adalah penggunaan verba transitif. Yakni jenis kata
kerja yang bentuknya bisa diubah antara pasif dan aktif. Sehingga saat ditulis dalam
bentuk pasif maka bisa diubah ke bentuk aktif, begitu juga sebaliknya.
Berikutnya adalah penggunaan verba pewarta, yakni kata kerja yang menunjukan adanya
suatu percakapan. Misalnya penggunaan kata kerja: ujar, disampaikan oleh, tutur,
pungkas, gagas, dan lain sebagainya.
3. Menggunakan Adverbia
Paragraf berita juga menggunakan adverbia, yakni kata yang menunjukan keterangan
tempat, waktu, suasana, dan juga cara.
4. Menggunakan Konjungsi
Paragraf berita juga menggunakan konjungsi atau kata hubung seperti kata dan, atau,
lalu, kemudian, serta, dan lain-lain.
Dalam penulisan teks berita juga menggunakan kutipan langsung maupun tidak
langsung. Kutipan langsung diapit oleh tanda petik dan kutipan tidak langsung tanpa
tanda petik yang diungkapkan kembali oleh penulis dengan bahasa sendiri. Kutipan ini
digunakan untuk menyampaikan hasil wawancara dengan narasumber.
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan paragraf berita adalah bahasa baku. Selain
itu juga dibuat singkat, padat, lugas, jelas, dan komunikatif.
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan teks berisi berita juga memakai bahasa
denotatif atau memiliki makna sebenarnya. Sehingga tidak boleh memakai kata yang
nantinya menjadi ambigu dan menimbulkan kesalahpahaman.
Salah satu cara mengenali teks anekdot adalah sisi humor yang terkandung di dalamnya
Karya tulis Ilmiah dapat dipahami sebagai teks yang ditulis dengan susunan sistematis,
serta logis, dan memenuhi kaidah ilmu pengetahuan yang berlaku. Aspek rasionalitas
diutamakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, dan permasalahan yang diangkat bersifat
objektif dan faktual. Karya tulis ilmiah menuntut untuk menggunakan kata-kata yang
tidak ambigu atau bermakna ganda sehingga dibutuhkan gaya bahasa yang lugas, serta
eksplisit, dan tentunya dengan ragam ilmiah sesuai dengan PUEBI.
Adapun jenis karya tulis ilmiah yang bisa dibuat berdasarkan kebutuhan tugasnya
diantara (makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, resensi, artikel ilmiah atau
jurnal ilmiah, referat, surat pembaca, monograf, kabilitasi, surat pembaca, laporan
khusus, laporan tinjuan, dll), akan tetapi akan disebutkan beberapa saja:
1. Makalah
Karya tulis ilmiah yang biasa dikerjakan atau dibuat untuk memenuhi tugas mahasiswa
pada tingkat semester 1 dan seterusnya, biasa berbentuk makalah atau paper lain, yang
selalu menjadi tugas andalan atau tugas mingguan mahasiswa dalam memenuhi
tugasnya.
Kajian nya berkaitan tentang masalah ilmiah yang ada disekitar lingkungan kita, dan cara
menulis ilmiahnya biasanya menggunakan olah pikir deduktif dan induktif, pada bagian
pola berfikir deduktif menggunakan cara berpikir umum ke khusus, yang ditarik
kesimpulannya /adalah khusus, sedangkan indikatif sebaliknya cara kerjanya ialah khusus
ke umum yang menjadi kesimpulannya ialah cakupan umumnya yang lebih luas.
Dan jenis karya tulis ilmiah makalah, umumnya dijadikan syarat dalam memenuhi tugas,
ujian dalam sebuah mata kuliah, mahasiswa juga dituntut untuk memecahkan masalah
terkait masalah tersebut secara kaidah ilmiah dan syarat-syarat ilmiah, namun bahasanya
juga digunakan dalam makalah harus sesuai dengan aturan baku dan tegas, lugas.
2. Kertas kerja
Jenis karya ilmiah kertas kerja ditulis sesuai dengan data lapangan yang sifatnya empiris-
objektif, hal ini berlaku pada kajian ilmiah bidang manajemen akuntansi atau teori
akuntansi, karya ilmiah ini berupa kertas kerja yang merupakan sebuah alat bantu dalam
memudahkan susunan laporan keuangan.
Kertas kerja dijadikan penutupan buku besar sebuah perusahaan, sehingga kertas
merupakan media penyusunan laporan penelitian secara kompleks. Analisis yang
digunakan membuat kertas kerja lebih mendalam dari pada membuat makalah, dan
kertas kerja disajikan saat kegiatan seminar dan lokakarya berlangsung.
3. Skripsi
Jenis karya ilmiah skripsi yang ditulis mahasiswa tingkat strata 1 merupakan tugas wajib
manakala mau lulus dan selesai kuliah, karena menjadi prasyarat ketentuannya yang
wajib dipenuhi untuk institusi tempat kuliah, penelitian skripsi merupakan penelitian
dalam skala kecil yang dilakukan akan tetapi tetap lebih mendalam dan disusun dalam
bentuk laporan.
4. Tesis
Syarat utama mahasiswa magister S2 untuk mendapatkan gelarnya ialah harus membuat
karya tulis ilmiah berupa tesis. Penelitian dilakukan dalam rangka penelitian untuk
kelulusan magister yang lebih mendalam dari pada skripsi, karena tesis diharapkan
mampu memunculkan hasil yang didapat dari apa yang diteliti guna mendapatkan
sebuah jawaban atas masalah yang dikaji.
Karya ilmiah tesis berisi masalah pengetahuan baru bersifat empiric dan teoritik dari hasil
penelitian sebelumnya. Yang dimaksud bersifat empiric ialah berasal dari pengalaman
langsung ketika melakukan penelitian, sedangkan kalau teoritik ialah lebih ke pengujian
yang dilakukan terhadap teori yang ada sebelumnya.
5. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk program doctor pada tingkat tertinggi di
perguruan tinggi, dan isi didalam disertasi mengemukakan suatu dalil yang dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data, fakta yang valid dengan melakukan analisis terperinci,
dengan bahasa lain bahwa karya tulis ilmiah disertasi merupakan karya yang memuat
teori baru dengan menguji hipotesis berdasarkan teori yang sudah ada sebelumnya yang
dipaparkan, diskusikan didalamnya yang memuat argumentasi serta sanggahan dari
guru besar atau promoter penguji suatu lembaga pendidikan tinggi.
Karya disertasi memiliki karakteristik tersendiri agar dapat kita membedakan dengan
tesis maupun karya ilmiah lain, disertasi memiliki fokus pada kajian mengenai satu
disiplin ilmu pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari.
Kajian disertasi juga berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara
mendalam dan terstruktur, dan juga karya ilmiah yang menggunakan data primer
sebagai data utama, ditunjang oleh data skunder apabila diperlukan dan diharapkan,
karya disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa inggris maupun yang lain dengan
baik dan benar.
Karya tulis ilmiah memilik ciri-ciri yang kompleks dan tersusun rapi
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Suatu permasalahan diungkapkan secara logis, fakta dari data yang kredibel, dan
analisis yang objetif, serta pada bagian rumusan masalah diungkapkan dengan
kalimat interogativa.
2. Opini yang dikemukakan harus berlandaskan teori dari berbagi sumber, seperti
pendapat ahli, jurnal ilmiah, ataupun buku-buku yang sudah terbit, bukan berasal
dari imajinasi, perasaan, atau pendapat yang subjektif.
3. Ragam bahasa haruslah ilmiah, tidak ambigu, dan tidak menggunakan kata-kata yang
bersifat konotatif.
Bagian pendahluan berisi gambaran tentang topik penelitian yang hendak dibahas.
Bagian ini terdiri atas beberapa subbagian, yang pada umumnya terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian atau penulisan, dan manfaat
penelitian. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara
sederhana di bawah ini.
Bagian ini menguraikan fakta dan informasi yang menjadi alasan mengapa penelitian
perlu dilakukan dan mengapa penulis tertarik dengan objek yang ditetliti. Bagian ini
mencerminkan kepekaan penulis dalam meperhatikan fenomena-fenomena yang
mutakhir di bidang yang sedang dikaji. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi
mendapat respon yang baik dari pembaca atau peminatnya karena membahas topik-
topik yang sedang aktual di masyarakat dan informasinya dibutuhkan banyak orang.
Hal penting yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah review kepustakaan. Peneliti
perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal
ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan
mengulangi berbagai penelitian sebelumnya tetapi informasi dari penelitian itu menjadi
pijakan bagi penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan fenomena yang menjadi daya tarik dan dijelaskan pada bagian latar
belakang, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dikaji.
Pada bagian ini penulis perlu mengemukakan butir-butir masalah yang menjadi fokus
kajian karena pada bagian latar belakang biasanya hal itu belum disampaikan.
Agar penelitian tidak melebar ke mana-mana, maka penulis perlu membatasi masalah
pada hal-hal yang spesifik yang mungkin dilakukan.
Pada umumnya rumusan masalah disampaikan dalam kalimat tanya.Kalimat tanya yang
digunakan hendaknya operasional, artinya dapat dijawab atau dikerjakan dan
keberhasilannya dapat diukur dengan mudah. Hindari kalimat tanya yang tidak jelas dan
keberhasilannya sulit diukur, misalnya: “Akankah ampas tahu berpengaruh terhadap
percepatan tumbuh-kembang ternak?” Kalimat tanya seperti itu sulit diukur
keberhasilannya karena kata tumbuh-kembang tidak operasional.
Tujuan Penelitian
Pada bagian ini penulis hendaknya mengemukakan hal-hal yang menjadi tujuan
penelitian. Rumusan tujuan penelitian biasanya merupakan pernyataan yang menjawab
pertanyaan yang dirumuskan dalam bagian rumusan masalah.
Tujuan penelitian hendaknya relevan dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Jika ada
lima rumusan masalah, maka tujuan penelitian pun lima pernyataan. Jika rumusan
masalah berbunyi: “Apakah ada hubungan antara jumlah asupan konsentrat terhadap
kenaikan berat badan sapi pada usia 1 sampai 5 bulan?”, maka tujuan yang dapat
dirumuskan, misalnya: “Memperoleh deskripsi kuantitatif tentang hubungan antara
jumlah asupan konsentrat dan kenaikan berat badan sapi pada usia 1 sampai 5 bulan”.
Manfaat penelitian
Pada bagian ini disampaikan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian dimaksud.
Manfaat perlu disampaikan dalam dua kategori, yaitu manfaat teoretis dan manfaat
praktis. Manfaat teoretis menyangkut kegunaan hasil penelitian ditinjau dari aspek teori
dan relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang telah ada. Manfaat praktis
menyangkut kegunaan hasil penelitian bagi kehidupan manusia sehari-hari.
b. Kajian Pustaka
Sebuah penelitian tentu harus dilandasi teori-teori yang kuat. Landasan teori akan
menjadi pemandu bagi penulis dalam melakukan seluruh aktivitas penelitian dan
penulisan karya ilmiah. Paling tidak ada dua hal yang menjadi lndasan teori, yaitu
rujukan keilmuan yang relevan dengan topik dan rujukan yang terkait dengan teknik
penulisan karya ilmiah. Pemahaman tentang keduanya akan sangat bermanfaat dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan laporannya.
Meskipun demikian, penulis harus benar-benar teliti dalam menentukan dasar teoretis
yang akan mendukung kegiatan penelitiannya. Rujukan yang kurang relevan hendaknya
disingkirkan saja karena mungkin akan membingungkan dan memecah konsentrasi
penulis terhadap fokus penulisan.Dengan memilah-milah rujukan yang relevan dan
memisahkannya dengan rujukan yang kurang relevan, penulis akan lebih mudah dalam
menyusun tulisan.
Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari
sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Metode merupakan cara yang
harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara untuk melaksanakan metode.
Teknik penelitian ditentukan oleh instrumen atau alat yang dipakai. Gambaran tentang
kedudukan metode dan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.
d. Hasil Penelitian
Bagian keempat dari rangkaian penelitian adalah menulis hasil penelitian. Setelah
merampungkan penulisan bagian metode, kegiatan dapat dilanjutkan dengan
melaksanakan penelitian pada ranah yang dipilih. Peneliti akan berkutat dengan
pengambilan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya peneliti
merumuskan hasil penelitian dan menyajikannya pada bagian keempat ini.
Berdasarkan hasil analisis deskiptif didapatkan ratarata skor variabele konteks adalah
115,17, median 116, modus 116, simpangan baku (standar deviasi) adalah 11,10. Hasil
kuisioner variabel konteks responden ditunjukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan histogram seperti pada Tabel 5 dan Gambar 2 berikut.
Dari Tabel 5 dapat diamati bahwa pengelompokan frekuensi terbanyak untuk variabel
konteks terletak sedikit di atas rata-rata pada interval 116 – 122 dengan
frekuensi absolute sebesar 19 dan frekuensi relatif sebesar 35,85. Untuk lebih
memudahkan membaca tabel di atas, berikut disajikan histogram distribusi frekuensi
variabel konteks seperti pada Gambar 3.
Contoh lain:
Lebih bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut
juga subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya
tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga
butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat
pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada bab pendahuluan.
e. Penutup
Bagian kelima adalah penutup. Sebagai bagian akhir dari kartya ilmiah, pada bagian
penutup peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut
harus disajikan secara lugas, sederhana, dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih
menangkap hasil penelitiannya dengan baik dan komprehensif.
Selain berisi simpulan, pada bagian penutup juga kadang terdapat subbab saran.
Subbab ini tampaknya masih banyak digunakan sebagai subbagian dari bagian penutup.
Namun, sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut.
Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian lanjutan, entah untuk
menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.
f. Bagian Pelengkap
Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan bagian penting bagi suatu tulisan ilmiah
atau penelitian. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-
referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam
penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya
mencantumkan referensi.Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak
banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu
banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada
pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan
sewajar dan seperlunya saja.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan
makalah, skripsi, disertasi, dan lain-lain.
1. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku mengikuti kaidah sebagai berikut.
Pertama, nama pengarang diawali huruf besar, dimulai dari nama belakang lalu beri
(tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan. Nama belakang bisa disingkat, tetapi
bisa juga tidak disingkat. Kedua, ditulis tahun pembuatan atau penerbitan buku yang
sebelumnya didahului tanda koma untuk membatasi nama pengarang dan tahun
penerbitan. Ketiga, ditulis judul buku dengan mengunakan huruf miring setelah judul
gunakan (tanda titik). Keempat, ditulis tempat diterbitkannya buku itu, diakhiritanda titik
dua; di kelima, ditulis penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
Contohnyasebagaiberikut:
Keraf, Gorys, 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Contohnya sebagaiberikut:
3. Penulisan daftar pustaka yang pengarang atau penulisnya lebih dari satu orang
mengikuti kaidah sebagai berikut. Pertama, tulis nama belakang dari penulis pertama,
akhiri tanda koma, lalu tulis nama depan dengan disingkat, akhiri tanda koma. Setelah
itu tulis nama pengarang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan urutan nama pertama
dulu kemudian nama kedua (tanpa dibalik). Jika pengarang lebih dari 2 maka penulisan
pengarang terakhir diawali kata dan (&) dan diakhiri tanda koma. Kedua, tulis tahun
pembuatan atau cetakan buku tersebut diakhiri tanda titik. Ketiga, tulis judul buku atau
karangan dengan huruf miring, diakhiri tanda titik. Keempat, penulisan tempat terbit dan
penerbit mengikuti kaidah penulisan rujukan dari buku seperti diuraikan pada nomor 1.
Kuntarto, Eko, Yulia Prawitasari, dan Edy Purwoko, 1986. Sengatan Lebah sebagai
Alternatif Pengobatan. Malang: LP3I.
Susilo, E.T, Sarmidi, .A.T, & A.R. Hidayati, 2008. Memasuki Dunia Kabel. Bandung: Penerbit
Intifada.
Perlu diingat bahwa gelar akademik tidak ditulis. Penulisan daftar pustaka yang banyak
harus berurutan berdasarkan urutan abjad A-Z. Sistem penulisan untuk kalimat baris ke
dua dan seterusnya menjorok ke dalam sekitar 5-7 ketukan, seperti terlihat pada contoh.
Abstrak
Abstrak juga menjadi bagian penting lain dari suatu tulisan ilmiah. Tiap-tiap institusi
biasanya mempunyai ketentuan tertulis tentang tatacara penulisan abstrak. Abstrak
merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat. Ukurannya kira-kira enam sampai
sepuluh baris. Abstrak bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek
mana yang dibahas dalam suatu karya ilmiah. Abstrak biasa memuat latar belakang
singkat, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil penelitian, dan kesimpulan.
Pada umumnya abstrak ditulis dalam 2 bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tujuannya agar hasil penelitian dapat dibaca oleh banyak orang, tidah hanya di dalam
negeri tetapi juga di manca negara. Abstrak ditulis dengan spasi rapat (1 spasi) dengan
format penulisan khusus. Pada bagian akhir abstrak disebutkan kata-kata kunci untuk
memudahkan penelusuran secara online melalui internet.
Abstrak
Abstract
The objective of this study is to find out about the effectiveness of the Industrial
Attachment Programme in relation to the Dual Education System at SMK Negeri 1 Susut.
The study looks into four variables that affect the effectiveness of the programme,
namely its context, input, process and its output. It involves 53 respondents and uses
CIPP methodology. The context variable covers programme planning and design, input
variable covers programme organization and implementation, prosess variable covers
programme monitoring and evaluation, while output variable covers students’
competency level and readiness to enter industries after the programme. Based on the
results of the analyses using T-Score method, the study shows that all the four variables
that are looked into fall in the negative category. This means that based on the context,
input, process and output of the programme, the implementation of the Industrial
Attachment Programme in relation to the Dual Education System at SMK 1 Susut is not
effective. Therefore, it is recommended that (1) the school should get the industries
involved in the planning, implementation, supervision and evaluation of the programme,
(2) the industries should carry out the competency and professional assessments in order
to encourage the students to improve their competencies before entering the industries
upon graduation, and (3) the Education Youth and Sports Department of Bangli Regency
should help build infrastructures to support the teaching and learning activities at SMK 1
Susut.
Sumber :
Prakata
Pemahaman yang salah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak yang menggunakan
kata pengantar daripada prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah kata
pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain.
Biasanya kata pengantar ditulis untuk mendukung atau memberi kesaksian yang
menguatkan bagi pembaca atas tulisan yang disajikan. Isinya merupakan pernyataan
bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Adapun
prakata adalah pengantar yang disajikan oleh penulis untuk karya yang disajikannya.
Jadi, bagian pelengkap pada suatu karya ilmiah yang digunakan oleh penulis untuk
mengantar tulisannya adalah Prakata; sedangkan tulisan orang lain mungkin dipakai
untuk mengantarkan suatu karya ilmiah karangan seseorang disebut Kata Pengantar.
Pada bagian prakata, penulis bisa memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang
ia hasilkan. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak
dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.
13.2 PENDAHULUAN
Pada saat menulis karya ilmiah, perlu diperhatikan tata cara penulisannya. Diantaranya
adalah cara mengutip tulisan dan menulis dafrtar pustaka. Untuk dapat memperoleh inti
sari mengenai sudut pandang ahli yang pendapatnya digunakan untuk menunjang
sebuah karya tulis ilmiah.
Pengutipan adalah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu baik
langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Hasil pengutipan
karya ilmiah disebut kutipan.Fungsi kutipan adalah (a) sebagai bukti untuk menunjang
pendapat penulis dan (b) sebagai bukti tanggung jawab penulis.
Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya
makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara
alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan).
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan.Catatan ini memberikan informasi singkat
sesungguhnya yang terdapat pada tulisan. Dengan catatan kaki, seorang penulis
sesungguhnya telah memberikan penghargaan atas karya orang lain. Hubungan antara
catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukkan yang sama.
Selain menggunakan nomor-nomor penunjukkan, hubungan itu dapat dinyatakan
dengan menggunakan tanda asterik atau tanda bintang (*).
13.3 KUTIPAN
1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu diambil dari kamus,
ensiklopedia, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
2. Fungsi kutipan
a. Landasan teori
b. Penguat pendapat orang lain
c. Penjelasan suatu uraian
3. Jenis Kutipan
Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis tidak mengubah
kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sedangkan kutipan tidak
langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di sumber kutipan.
4. Cara Penggunaan Kutipan
1) Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
2) Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif dapat
dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan
perhatian, dan keringkasan.”
3) Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga
terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel 1976:125)
1) Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
2) Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87)
bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..
a) Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri
tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b) Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu
kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
a. Diambil dari suatu buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, orasi dalam karya
ilmiah, dsb.
c. Memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit,
dan tempat terbit.
3. Jenis dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal atau buku
selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala (mingguan/bulanan) kebanyakan
memakai sistem yang menghemat ruang. Jenis-jenis daftar pustaka yaitu :
Contoh daftar pustaka dari sumber buku dengan satu orang penulis:
Contoh daftar pustaka dari sumber buku dua atau tiga orang penulis:
Contoh daftar pustaka dari sumber buku tanpa nama penulis (anonim):
Terkadang, ketika menulis sumber rujukan akan menemukan buku tanpa penulis yang
terdaftar. Hal ini sering terjadi. Ketika ini terjadi, ketika menulis sumber rujukan hanya
perlu mencantumkan judul buku, kota terbit, nama penerbit, dan juga tahun terbit.
Rahasia Melamar Pekerjaan. Surabaya: Penerbit Surabaya, 2015.
b. Daftar pustaka yang diambil dari jurnal atau karya ilmiah lainnya
Baik jurnal, makalah, atau laporan secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu berupa
print out dan online atau digital. Berikut adalah susunan penulisan daftar pustaka
dengan sumber jurnal:
Nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal, nama penerbit, mencatumkan
informasi tentang volume atau edisi jurnal, link url untuk mengakses jika jurnal
bersumber dari jurnal online, dan tanggal akses jurnal. Pastikan jika kamu
mengambil referensi dari internet, informasi tersebut sudah benar akurat dan ada
penulisnya.
Alwi Asegaf. 2017. Teori Komunikasi Dasar: Definisi, Fungsi, Ciri-Ciri, dan Manfaat.
Jurnal Ilmu Komunikasi. 9(2): 13-17.
Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Dosen IKIP
Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100.
Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai yang Dikandungnya: Sebuah
Tinjauan Apresiatif”. Diksi, 9, IV, hlm. 81- 90.
Contoh:
Contoh:
Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo
Soemardjan …….
Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata
yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan
huruf kapital contoh : [ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan
(sesudah tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor
Sugiyono,…..
Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim
Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M.
Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak
ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v] Zamroni,
Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama
penerbit). Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa
spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun). Contoh : [vii]
Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak
ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-
Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama penyusun
yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) . Contoh : [x] Sanusi (ed.),
Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.
D) Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka dalam
catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga, panitia
atau tim itu. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan
Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1989), hal.89.
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatan kaki
langsung ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU
DY,1999), hal. 22.
F) Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan,
disebutkan judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli
bersama judul terjemahan dapat dilakukan seperti contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih
bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
G) Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli, disebutkan
nama penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.),
Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.
H) Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan kakinya
sebagai berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”, dalam
Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya catatan
kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-
Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama penerbitan
yang bersangkutan. Contoh : [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan
Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.
K) Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut : [xviii]
Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel
1109/accessed 24 Oktober 2009.
14.2 PENGERTIAN
Jurnal imiah atau sering disebut juga sebagai jurnal akademik adalah publikasi artikel-
artikel suatu hasil pemikiran empiris (penelitian) yang diterbitkan secara berkala oleh
suatu organisasi profesi atau institusi akademik dalam bidang tertentu (Suryoputo,dkk.,
2012:4). Selanjutnya, menurut Adnan, dkk.(2005:5) jurnal ilmiah adalah suatu forum
komunikasi ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.
Isi jurnal ilmiah adalah artikel ilmiah (research article) yaitu tulisan yang berisi laporan
hasil kajian atau hasil penelitian secara sistematis yang diperuntukkan untuk kalangan
akademis tertentu guna dipikirkan, dikembangkan, dikaji kembali, serta untuk
diperdebatkan (baik secara lisan maupun secara tulisan). Laporan hasil penelitian secara
sistematis maksdunya adalah laporan yang disusun dengan mengikuti format dan aturan
yang berlaku dalam suatu jurnal ilmiah. Sedangkan, yang dimaksud laporan hasil kajian
adalah hasil pemikiran intensif mengenai suatu hal (topik) yang dilengkapi dengan data-
data dari berbagai sumber.
Jurnal ilmiah tentunya memiliki peran dan fungsi sebagai hasil penenlitian yaitu sebagai
berikut:
4. Penukaran informasi untuk menghasilkan ide-ide baru akan ilmu pengetahuan dan
ide-ide baru
14.4 MANFAAT
Beberapa manfaat dari jurnal akan diuraikan sebagai berikut :
1. Sebagai bahan yang dibenarkan dan ilmiah secara keilmuan untuk dijadikan
acuan pengambilan keilmuan tertentu
2. Sebagai bahan tinjauan pustaka bagi penelitian yang menguji kembali suatu ilmu
yang sebelumnya sudah diyakini kebenarannya
3. Media pertukaran informasi serta ilmu yang menjabarkan fakta ilmiah yang terjadi
secara aktual.
Artikel yang terdapat dalam jurnal ilmiah memiliki banyak jenis, diantaranya adalah (1)
artikel hasil penelitian, (2) artikel non-penelitian, (3) tinjauan buku (books review), dan (4)
obituari (obituary), (5) laporan kasus, (6) ceramah, dan (7) editorial. Biasanya jurnal-jurnal
bidang kedokteran dan kesehatan relatif memuat hampir seluruh jenis artikel yang telah
disebutkan di atas. Namun jurnal imiah biasanya memuat dua atau empat yaitu artikel
hasil penelitian, artikel non-penelitian, artikel tinjauan buku, dan artikel obituari. Untuk
pemahaman kita, keempat jenis artikel tersebur akan dibahas secara lebih rinci.
Artikel hasil penelitian (research article) adalah artikel yang diterbitkan dalam jurnal-
jurnal ilmiah oournals). Artikel jenis ini berisi pelaksanaan dan hasil penelitian. Pemuatan
artikel jenis ini bertujuan untuk membuka wacana diskusi dan kemungkinan penelitian
baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori atau pandangan-pandangan yang
terkait dengan masalah yang diteliti layak untuk untuk tetap diikuti atau hams ditinjau
kembali. Nama lain dari artikel hasil penelitian adalah "artikel asli", biasanya merupakan
artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan
dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Biasanya bentuk atau format penyajiannya
setidaknya terdiri dari (a) judul dan nama penulis, (b) abstrak, (c) kata kunci, (d)
pendahuluan, (e) metode, (f) hasil, (g) diskusi, simpulan, dan (i) daftar pustaka.
2. Artikel Non-Penelitian
Artikel non penelitian atau sering disebut juga dengan artikel tinjauan (review papers)
biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka atau kajian
teori. Artikel jenis ini beragam, berisi telaah teori, konsep, prinsip, pengembangan suatu
model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan lain-
lain. Karena jenisnya beragam maka bentuk penyajiannya pun sangat variatif tidak
seperti artikel penelitian yang memiliki bentuk baku. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh
para pakar atas permintaan editor. Penulisan artikel jenis ini biasanya penulis terlebih
dulu mengkaji tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan
atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis artikel dianggap benar.
3. Telaah Buku
Telaah buku (books review) atau sering disebut resensi buku merupakan tinjauan analitik
dan kritis atas sebuah buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun). Telaah dimaksudkan
untuk memberikan garnbaran ringkas bagi calon pembaca buku yang bersangkutan.
Paparan penulis telaah bersifat analitik, kritis dan jika mungkin komparatif dengan acuan
buku-buku sejenis yang telah diterbitkan lebih dulu. Yang perlu diperhatikan dalam
menelaah buku adalah penelaah buku hams bersifat objektif dalam mengulas kelebihan-
kelebihan . dan kelemahan-kelemahan buku yang ditelaahnya secara proposional.
4. Obituari (Obituary)
Obituari (obitary) adalah artikel yang mengulas berita kematian seorang tokoh ilmuwan
yang disertai biografi singkat tokoh tersebut. Tujuan pemuatan obituari adalah untuk
memberikan penghormatan kepada ilmuwan yang bersangkutan atas jasa-jasa semasa
hidupnya di dalam pengembangan bidang ilmu yang ditekuninya.
14.6 KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Ketentuan Penulisan Artikel Ilmiah
Judul Dalarn membuat judul artikel, hendaknya harus memenuhi hal-ha1
berikut: (1) informatif dan komprehensif, (2) mencerminkan isi artikel,
(2) dapat menarik perhatian, (3) memuat variabel-variabel yang diteliti
atau kata- kata kunci yang menggambarkan masalah yang, diteliti.
Nama dan Penulisan nama penulis ditulis tanpa gelar atau pangkat.
keterangan penulis
Nama penulis dilengkapi dengan keterangan lembaga asal penulis atau
institusi dan email penulis.
Abstrak Abstrak berisi ringkasan dari inti suatu artikel yang memuat tentang
uaruain masalah penelitian, tujuan penelitian, metode yang
digunakan, dan hasil penelitian.
Metode Bagian ini memuat bagaimana penelitian dilakukan. Bagian ini
memuat unsur-unsur antara lain: (1) rancangan atau desain penelitian,
(2) sasaran penelitian (populasi dan sampel atau subjek penelitian), (3)
pengembangan instrumen dan teknik pengumpulan data, dan (4)
teknik analisis data.
Hasil dan Hasil Penelitian atau biasa ditulis "Hasil" saja, merupakan bagian
Pembahasan utama ,I dari artikel penelitian. Bagian ini memuat hasil analisis data.
Hasil penelitian tidak memuat pengujian hipotesis dan penggunaan
statistik. Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan
penggunaan tabel dan grafik. Grafik dan tabel hams dibahas dalam
tubuh artikel tetapi tidak dengan cara pembahasan yang mendetil satu-
persatu. Jika penyajiannya relatif panjang, hasil, dapat dibagi ke dalam
sejumlah sub-sub bagian.
Ada sejumlah kaidah umum yang perlu diperhatikan dalam penulisah artikel ilmiah, baik
yang bersifat hasil penelitian maupun non- penelitian. Kaidah-kaidah yang dimaksud
meliputi (1) penggunaan bahasa baku, (2) sistematika penulisan, (3) aturan merujuk, (4)
aturan penyajian tabel dan gambar, dan (5) aturan menulis daftar rujukan.
Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar merupakan ha1 yang lazim dalam
penulisan artikel di jurnal ilmiah. Penggunaan bahasa yang baik terkait dengan
penggunaan ragam bahasa ilmiah, misalnya, berpola argumentasi atau akademis.
Sedangkan penggunaan bahasa yang benar berkaitan dengan norma ketatabahasaan
yang digunakan dalam penulisan.
Ragam bahasa ilmiah memiliki sejumlah ciri, yaitu logis, lugas, jelas, formal, objektif,
konsisten, dan bertolak dari gagasan. Logis, artinya bahasa ilmiah itu mampu digunakan
secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir. Bahasa yang logis mampu
membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca. Lugas, artinya bahasa ilmiah itu dari
aspek pengungkapannya tidak berrnakna ganda, sehingga terhindar dari kesalahan
penafsiran. Untuk itu bahasa-bahasa figuratif perlu dihindari, karena tidak lugas. Jelas,
berkaitan dengan kejelasan gagasan. Gagasan yang disampaikan mudah dipahami
karena disampaikan dalam kalimat-kalimat pendek, oleh karena itu disarankan hindari
penggunaan kalimat-kalimat panjang. Formal, berkaitan dengan penggunaan bahasa
baku bukan menggunakan bahasa informal. Objektif, artinya menempatkan gagasan
sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur
kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Konsisten, berkaitan
dengan penggunaan aspek-aspek kebahasaan dan ejaan sesuai dengan kaidah-kaidah
kebahasaan. Bertolak dari gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau
hal-ha1 yang diungkapkan penulis.
Dalam konvensi penulisan artikel ilmiah, terdapat tata cara menulis dan kutipan secara
konsisten mengikuti salah satu dari beberapa gaya tertentu. Berikut, disajikan secara
ringkas tata cara perujukan dan pengutipan.
a. Perujukan
Sebagaimana yang umum dipakai dalam penulisan artikel ilmiah, ada tiga cara dalam
melakukan rujukan, yaitu menggunakan catatan kaki (foot note), catatan akhir (end note),
dan perujukan dengan menggunakan tanda kurung atau yang sering
disebut parenthetical citation/body note yang terintegrasi dalam teks. Perujukan
dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan nomor halaman di antara tanda
kurung. Namun juga perlu diperhatikan tanda baca karena kadang kala ada perujukan
tertentu mengharuskan menempatkan tanda koma setelah nama dan tahun serta tanda
(.) sebelum halaman, misalnya, (Lindner, 2011, p.41). Penulisan rujukan ini didasarkan
pada APA Style (American Pscychological Association).
b. Pengutipan
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengutipan sumber informasi atau
gagasan penulis, peneliti atau para ahli lain. Pengutipan tersebut dapat dilakukan
dengan kutipan langsung (direct quotation), kutipan tidak langsung (indirect quotation),
parafrasa (paraphrasing), dan rangkuman (summary). Berikut sejumlah contoh rujukan
dan jenis-jenis pengutipan langsung, tidak langsung, parafrase, dan rangkuman.
v Merujuk kutipan langsung kurang dari 40 kata. Terintegrasidalam teks dan diberi tanda
kutip
Contoh :
Penelitian deskriptif adalah "suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara sangat
teliti (accurately and precisely) tentang karakteristik yang sangat luas dari suatu populasi"
(Hamidi, 2007, p. 12).
v Merujuk kutipan langsung Iebih dari 40 kata. Tidak terintegrasi dengan teks.
Contoh:
"Kapitalisme menurut saya sangat menguasai sektor-sektor kehidupan kita, untuk itu kita
sebagai generasi muda diharapkan dapat lebih kritis dalam menerima hal-ha1 yang
dapat membuat kita menjadi konsumtif bahkan sebenarnya kapitalis itu merugikan
rakyat kecil. Karena upah buruh sangat minim sedangkan kerja mereka berat dan
pengusaha menang-mentang punya modal bisa seenaknya seperti itu, padahal
dampaknya sangat besar bagi kita. Makanya saya membuat produksi sendiri untuk
memenuhi kebutuhan saya khususnya sebagai seorang Punk". (Sumber: jurnal Komunika,
Vol. 9, No. I, 20 l 1, hlm. 20).
Menurut Deddy Mulyana (2003:71), kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi
manusia dengan menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang
mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang
ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang
terlibat dalam interaksi social.
Menurut Deddy Mulyana kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia
dengan menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang mereka
maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang
ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang
terlibat dalam interaksi sosial (Mulyana, 2003:71).
d. Parafrase
Mengubah kalimat dengan bahasa sendiri dan tidak menghilangkan makna yang
terkandung dalam kalimat sebelumnya.
e. Rangkuman
Ringkasan atau inti dari suatu referensi yang akan kita kutip dengan menggunakan
bahasa kita sendiri.
ABSTRAK
Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) merupakan program dari pemerintah dalam upaya
meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan terhadap keluarga
miskin melalui pendistribusian beras. Desa Gambarsari adalah salah satu desa di
Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang yang masyarakatnya mendapatkan
Raskin, yakni dari kalangan petani. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan bermaksud
untuk mengetahui (1) tingkat ketahanan pangan para petani yang dibuat dalam
persentase pengeluaran rumah tangga. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeluaran pangan rumah tangga petani. (3) Peran Raskin terhadap pengeluaran rumah
tangga para petani.
PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk (1) Mengetahui tingkat ketahanan
pangan rumah tangga petani dilihat dari persentase pengeluaran untuk pangan pada
rumah tangga petani yang menjadi penerima Raskin. (2) Mengetahui pengaruh faktor
pendapatan rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, jumlah tanggungan
keluarga, usia kepala rumah tangga, dan jumlah subsidi Raskin yang diterima terhadap
pengeluaran rumah tangga petani. (3) Mengetahui peran Raskin terhadap pengeluaran
rumah tangga petani.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status
subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan
personalitas (Nazir, 2011).
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan untuk makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik yang biasanya makan bersama dalam satu dapur atau mengurus
kebutuhan bersama menjadi satu.
Pengeluaran untuk pangan rumah tangga adalah jumlah pendapatan rumah tangga
yang dialokasikan untuk kebutuhan pangan rumah tangga tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deklarasi dari World Food Security di tahun 1996 menyatakan bahwa ketahanan pangan
memiliki definisi sebagai makanan yang tersedia setiap saat, setiap orang bisa
mengakses makanan tersebut, dan terpenuhinya kebutuhan gizi.
Berdasarkan teori Engel yang disampaikan oleh Ilham (2002) menyatakan mengenai
beberapa indikator ketahanan pangan yang dapat diterangkan atas dasar persentase
pengeluaran pangan rumah tangga.
Berdasarkan data di Tabel 1 dan Tabel 2 di atas tersaji informasi mengenai rata-rata
pengeluaran pangan sebelum menerima Raskin adalah 68%. Sedangkan setelah
menerima Raskin adalah 67,7%. Data tersebut menunjukan bahwa adanya program
Raskin tidak memberikan pengaruh terhadap rata-rata pengeluaran pangan rumah
tangga petani.
Raskin bisa diketahui tidak memberikan pengaruh terhadap ketahanan pangan. Dengan
kata lain, rumah tangga para petani masih belum memiliki kemampuan untuk
mencukupi kebutuhan konsumsi energi. Sebab tidak memiliki akses baik secara ekonomi
maupun fisik.
Kebijakan Raskin yang dibuat oleh pemerintah memang bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan pangan masyarakat miskin di Indonesia. Kerawanan pangan yang disebabkan
oleh faktor kemiskinan menjadi penyebab masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga.
Melalui hasil penelitian diketahui bahwa adanya Raskin membantu menurunkan rata-rata
pengeluaran pangan untuk kategori kebutuhan padi-padian. Sebab terpenuhi dengan
bantuan Raskin dari pemerintah. Oleh sebab itu program Raskin tetap mampu
memberikan bantuan bagi para petani untuk mengalokasikan dana kebutuhan pangan
ke bahan dan kebutuhan lain selain padi-padian.
Kenaikan pengeluaran pangan setelah rumah tangga memperoleh Raskin juga terjadi
pada komoditas umbi-umbian, tembakau, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, sayur-
sayuran, dan kebutuhan konsumsi lainnya.
KESIMPULAN
Melalui hasil penelitian mengenai program Raskin untuk ketahanan pangan masyarakat
petani di Dusun Gambarsari, didapatkan beberapa kesimpulan berikut:
SARAN
Perlu kajian lebih mendalam tentang penerima Raskin dari keluarga yang tidak miskin,
apakah ada kesalahan petugas atau memang berupa fenomena di masyarakat.
Perlu dilakukan evaluasi terhadap implementasi Raskin secara berkala oleh pemerintah di
Kabupaten Purbalingga, terkait jumlah pemberian subsidi Raskin kepada rumah tangga
miskin.
Tingginya alokasi pengeluaran untuk tembakau perlu diwaspadai mengingat merokok
membahayakan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
15.1 Korespodensi?
Tujuan pembuatan surat korespodensi, yaitu sebagai berikut ini. (1) Untuk
menyampaikan pesan/informasi. (2) Untuk memperlancar arus informasi. (3) Untuk
membuat sipenerima paham dan mengerti terhadap isi surat sehingga kominkasi dapat
berkelanjutan
Berdasarkan sifatnya surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu surat pribadi, surat
niaga, surat sosial, dan surat resmi. Penjelasan lebih lengkapnya dapat dijelaskan sebagai
berikut ini.
a. Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang (atas nama pribadi) yang
berisi tentang hal-hal yang bersifat pribadi. Surat pribadi dibagi menjadi 2
macam, yaitu sebagai berikut ini. (1) Surat pribadi yang bersifat kekeluargaan
(misalnya surat dari anak kepada orang tuanya, surat perkenalan dengan
seseorang, dan surat dari saudara dan sebagainya). (2) surat pribadi yang bersifat
resmi (misalnya surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin tidak masuk
kerja/sekolah, dan surat dari seorang pegawai yang sisinya tentang permohonan
cuti dan sebagainya). Surat Pribadi yang bersifat resmi dapat disebut pula
setengah resmi
b. Surat niaga adalah surat yang terdapat dalam dunia bisnis atau dunia niaga atau
surat yang dibuat dan dikirim dari satu badan usaha/perusahaan ditujukan
kepada badan usaha/perusahaan lainnya. Contohnya surat perkenalan, surat
permintaan penawaran, surat penawaran, dan lain-lain.
c. Surat dinas pemerintah adalah surat yang dibuat oleh instansi pemerintah yang
isinya mengenai soal kedinasan. Surat dinas disebut juga dengan surat jabatan
karena surat tersebut dibuat dan di tanda tangani seseorang atas nama jabatanya
dalam suatu instansi (bukan atas pribadi) contoh : surat tugas, surat instruksi,
surat perintah, surat keputusan dan sebagainya.
d. Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga-lembaga sosial yang isinya
tentang kegiatan sosial dan bukan mencari keuntungan semata-mata.
e. Surat dinas swasta adalah surat yang dipergunakan oleh instansi swasta yang
isinya menyangkut kepetingan instansi swasta tersebut. Contoh: surat undangan
rapat rutin /berkala, surat panggilan pegawai, surat peringatan untuk pegawai.
Berdasarkan wujudnya (secara fisiknya) surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu kartu
pos, warkat pos, surat bersampul, memorandum dan nota, dan telegram dan teleks.
Penjelasan lebih lanjutnya, yaitu sebagai berikut ini.
a. Kartu pos adalah Hal ini akan kita bahas sekarang satu persatu-satu selembar
kertas karton tipis yang berukuran 10 x 15 cm yang digunakan untuk menulis
surat yang isinya singkat dan tidak bersifat rahasia. kartu Pos dikeluarkan oleh
Perum Pos dan Giro atau pihak swasta. Biasanya penggunaan kartu pos in untuk
surat yang isinya tidak menyangkut rahasia pribadi ataupun rahasia
perusahaan/instansi sehingga jikalau terbaca oleh orang yang tidak
berkepentinganpun tidak akan merugikan pihak manapun.
b. Warkat pos adalah sehelai kertas yang dicetak sedemikian rupa sehingga apabila
dilipat dapat berupa sebuah amplop dan apabila dibuka di dalamnya dapat
digunakan untuk menulis surat. Warkat pos hanya di lekuarkan oleh Perum Pos
Dan Giro. Bagian depan warkat pos untuk menulis alamat yang dituju dan bagian
belakang ditulis alamat sipengirim. Bagian dalam surat untuk menulis isi/berita
surat sehingga kalau sudah dilipat terlihat seperti amplop surat.
c. Surat bersampul adalah surat yang isinya ditulis dalam lembaran-lembaran kertas
terpisah, kemudian dilipan dan disimpan/dimasukan dalam sampul
tertutp/amplop. Ada 3 kegunaan surat sampul, yaitu menjaga agar isi surat tidak
terbaca oleh orang yang tidak berkepentingan; mengemas surat / berita yang
terdiri dari beberapa lembar; dan sebagai alasan kesopanan/kepantasan
d. Memorandum dan Nota adalah surat yang hanya berlaku untuk kantor atau suatu
organisasi yang berisi tentang permintaan dan pemberian informasi dan
petunjuk. Memo dibuat oleh pejabat yang lebih tinggi ditujukan kepada
bawahan atau sebaliknya maupun kepada pejabat yang setaraf, sedangkan nota
dibuat oleh pejabat yang lebih tinggi kepada bawahnya atau antar pejabat yang
setaraf dalam suatu kantor. Kertas untuk memo dan nota umumnya berukuran
setengan folio atau setengah kuarto
e. Telegram dan Teleks, telegram adalah surat/berita yang dikirim dari jarak jauh.
sedangkan teleks adalah pertukaran berita yang tercetak dari jarak jauh.
a. Surat sangat rahasia adalah surat yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang
yang tidak berkepentingan dan biasanya berkaitan dengan dokumen-dokumen
yang berhubungan erat dengan keamanan Negara. Contoh, lembar soal Ujian
Nasional maupun dokumen negara lainnya. Biasanya surat sangat rahasia diberi
kode SRHS atau SR lalu dilak ban dimasukan ke sampul kedua yang beri kode
SRHS atau SR kemudian dimasukan ke dalam sampul ketiga tanpa dilak maupun
tanpa kode SRHS atau SR.
b. Surat rahasia adalah adalah surat yang isinya tidak boleh dibaca oleh orang yang
tidak berkepentingan karena mengandung kerahasiaan. Surat Rahasia diberi
kode RHS atau R. Berbeda dengan surat sangat rahasia, surat rahasia ini
dikirimkan mengunakan dua buah sampul, sampul pertama diberi kode RHS atau
R dan dilak Kemudian dimasukan ke dalam sampul kedua tanpa dilak dan tanpa
diberi kode RHS atau R. Sampul kedua tersebut merupakan sampul biasa.
c. Surat kofidensial (terbatas) adalah surat yang isinya hanya boleh dikethui oleh
pejabat yang bersangkutan.
d. Surat biasa adalah surat yang isinya boleh di ketahui oleh orang lain karena tidak
menimbulkan kerugian siapa saja yang membacanya.
Berdasarkan proses penyelesaiannya, surat dibagi menjadi 3 macam yaiut surat sangat
segera, surat segera, dan surat biasa. Penjelasan ketiga hal tersebut, yaitu sebagai
berikut ini.
a. Surat sangat segera adalah surat yang cara pengirimannya mendapat perioritas
pertama agar segera sampai kepada penerimnya. Oleh karena itu
penyelesaiannya dan pengirimannya harus dilakukan dalam waktu sesingkat-
singkatnya . Untuk kepetingan itu maka surat-surat lain dapat di kalahkan.
b. Surat segera adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimanya, tapi
bukan berarti yang mendapat perioritas pertama.
c. Surat biasa adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimnya, tetapi tidak
mendapat perioritas utama seperti yang terjadi pada surat sangat segera dan
surat segera.
a. Surat biasa adalah surat yang dirimkan kepada seseorang atau kepada seorang
pejabat suatu organisasi.
b. Surat edaran adalah surat yang dikrimkan kepada beberapa pejabat atau
beberapa orang tertentu.
c. Surat pengumuman adalah surat yang memuat berita untuk sejumlah orang atau
pejabat yang namanya tidak disebukan satu per satu.
Berdasar maksud dan tujuannya surat dapat dibagi menjadi 15 macam, yaitu surat
pemberitahuan, surat perintah, surat instruksi, surat permohonan, surat panggilan, surat
peringatan, surat pengantar, surat tugas, surat keputusan, surat panggilan, surat
perinatan, surat penganar, surat penawaran, surat pesanan, dan surat pengiriman
barang. Penjelasan lebih lanjut terkait surat tersebut, yaitu berikut ini.
Berdasarkan dinas pos surat, surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu surat kilat
khusus, surat kilat, surat biasa, surat tercatat, dan surat berharga. Penjelasan kelima surat
tersebut sebagai berikut ini.
a. Surat kilat khusus adalah surat yang harus secepatnya disampaikan kepada
penerimanya secara tercatat. Surat Jenis ini dikirimkan paling dahulu dan
biasanya dibuatkan resinya sebagai tanda bukti penririmannya. Pengiriman surat
kilat khusus ini biasanya hanya dapat dilayani pada kantor pos besar.
b. Surat kilat adalah surat yang harus secepatnya disampaikan kepada penerimanya
secara biasa. Surat ini harus didahulukan dibandingkan dengan surat biasa
lainnya, tetapi tidak secara tercatat. Pengirimannya dapat dilayani di setiap kantor
Pos.
c. Surat biasa adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimanya secara
biasa menggunakan sampul biasa dan biayanya relatif lebih murah. Pengiriman
surat jenis ini berdasrkan urutan surat yang ada.
d. Surat tercatat adalah surat yang cara pengirimannya biasa, tetapi ada tanda
buykti pengiriman yang diberikan kepada pengirim surat. Pengiriman Surat
tersebut di catat oleh pegawai Pos.
e. Surat berharga adalah surat yang dapat dipercaya kebenarannya, seperti akte
kelahiran, akte tanah, surat perjanjian, sertifikat tanah, surt izin mendirikan
bangungan.
Namun secara umum surat dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu sebagi berikut ini.
1. Surat pribadi adalah surat-surat yang ditulis oleh individu atau diri sendiri dan
dikirim kepada pihak lain yang sifannya kekeluargaan, sahabat dan lain
sebagainya. Biasanya surat pribadi berisi masalah keluarga, bertanya kabar,
peroalan kesehatan, dan lain-lain. Surat pribadi juga memiliki bagian yang
berbeda dengan surat resmi, hal ini dikarenakan penulisannya yang lebih santai
dan tidak terikat dengan aturan-aturan formal.
2. Surat dinas pribadi adalah salah satu jenis surat setengah resmi yang nantinya
akan dikirim seseorang atau pihak individu kepada instansi, lembaga, maupun
perusahaan-perusahaan.
3. Surat dinas swasta adalah surat resmi yang dibuat dari instansi maupun
perusahaan bisnis dan ditujukan kepada karyawan, relasi, atau pelanggannya.
Dalam bentuk surat ini bisa berupa penawaran produk, penugasan dan lain
sebaginya.
4. Surat niaga adalah surat yang didalamnya terkait dengan perdagangan dan
dibuat oleh perusahaan atau bisnis yang ditujukan kepada pelanggan tetapnya.
Tujuan dibuatnya surat ini antara lain yaitu peusahaan akan menawarkan produk-
produk baru, pemberian diskon dan lain sebagainya kepada para pelanggan.
5. Surat dinas pemerintah adalah surat yang dibuat untuk kepentingan pekerjaan
formal. Contoh dari surat ini yaitu surat dari instansi dinas dan tugas kantor. Surat
dinas pemerintah juga memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk
dokumen yang sifatnya tertulis, sebagai arsip, bukti sejarah, surat keputusan dan
lain – lain.
Jika dilihat dari struktur atau bagian-bagiannya, surat resmi dapat dibagi menjadi
11 bagian, yaitu sebagai berikut ini.
Kepala surat adalah bagian paling atas dalam surat. Kop surat memuat informasi
mengenai nama, logo, identitas dan alamat kantor lembaga pengirim surat. Fungsi kop
surat juga penting sebagai media promosi dari lembaga atau organisasi pengirimnya.
Bagian kepala surat biasanya terdiri dari hal-hal berikut ini.
1) Nama lembaga
2) Logo/lambang lembaga
3) Alamat lembaga
Tempat dan tanggal surat ditulis dengan tujuan memberi informasi mengenai kapan dan
dari mana surat tersebut dikirim. Tempat surat kadang juga tidak dicantumkan kembali
jika sudah ditulis di alamat instansi pada bagian kop surat, meski kadang juga
dicantumkan kembali. Sementara tanggal surat ditulis sesuai waktu surat dikirim. Cara
penulisan tempat dan tanggal surat di Indonesia dimulai dari kabupaten/kota diikuti
oleh tanggal, lalu bulan dan tahun. Contoh penulisan tempat tanggal surat : Surabaya, 26
September 2018; Jakarta, 5 Januari 2019; dan Medan, 13 Agustus 2015.
c. Nomor surat
d. Lampiran
e. Hal
Hal berfungsi memberi petunjuk pada pembaca tentang kepentingan dan isi pokok
dalam surat tersebut. Singkatnya, hal hampir sama dengan judul pada surat
berjudul. Tata cara penulisan hal, yaitu tidak ditulis dengan huruf kapital keseluruhannya,
tetapi pada huruf pertama kata utamanya saja. Di akhir hal juga tidak perlu diberikan
tanda titik.
f. Alamat
Hal tujuan juga menjadi salah satu bagian surat, yaitu alamat yang dituju dalam
pengiriman surat. Terdapat dua alamat tujuan yang ditulis, yaitu alamat luar yang ditulis
di sampul surat serta alamat dalam yang ditulis di bagian dalam kertas surat. Pada
alamat di bagian sampul harus ditulis secara lengkap, sedangkan di bagian dalam,
alamat tujuan boleh ditulis sebagian saja. Biasanya juga ditujukan orang atau instansi
yang dituju dan menggunakan kata-kata seperti ‘Bapak/Ibu’ atau ‘Yth.’ Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan surat:
1) Bisa menggunakan kata Yth (singkatan dari yang terhormat) untuk menghormati
pihak yang dikirim surat bisa berupa atasan, rekan kerja, kolega atau teman.
2) Bisa menggunakan sebutan Bapak, Ibu atau Sdr yang diikuti oleh nama orang yang
dituju.
3) Di akhir tiap baris tidak perlu diberikan tanda titik, kecuali untuk singkatan.
4) Dianjurkan menyertakan kode pos untuk memudahkan pengiriman surat pada yang
dituju.
atau
g. Salam pembuka
Salam pembuka berfungsi untuk membuka pembicaraan dalam surat sesuai adab sopan
santun. Salam pembuka berisi sapaan-sapaan pada umumnya. Penulisan salam pembuka
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Contoh salam pembuka :
Dengan hormat,
Assalamualaikum wr. wb,
Selamat pagi,
h. Isi surat
Isi surat merupakan bagian inti dari surat yakni isi surat. Isi surat memuat apa saja yang
perlu disampaikan oleh pengirim kepada orang atau lembaga yang dituju. Layaknya
bentuk karangan pada umumnya, isi surat terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pembuka,
bagian inti, dan bagian penutup.
1) Bagian pembuka pada isi surat berisi pengantar bagi pembaca untuk mengetahui isi
dan berita yang akan disampaikan oleh pengirim surat. Pokok masalah atau berita sudah
tertera dalam bagian pembuka ini dan akan lebih dijelaskan di bagian inti.
2) Bagian inti pada isi surat berisi maksud dan tujuan utama dari pengiriman surat.
Maksud pengiriman surat disinggung secara jelas, singkat dan padat pada bagian inti
agar pesan surat bisa tersampaikan pada pembacanya.
3) Bagian penutup pada isi surat berisi penegasan dan kesimpulan dari isi surat secara
keseluruhan. Selain itu penutup juga bisa berisi harapan atau ucapan terima kasih pada
pembaca atas penyampaian pesannya.
i. Bagian penutup
j. Salam Penutup
Salam penutup berada pada bagian akhir surat. Salam penutup digunakan sebagai
ucapan salam akhir untuk menambah kesantunan dalam berkirim pesan, meski tidak
harus ada. Penulisannya diawali huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma.
Hormat kami,
Wassalamualaikum wr.wb,
Terima kasih,
Pada bagian bawah surat, harus terdapat nama pengirim beserta tandatangannya. Nama
yang tercantum adalah nama lengkap atau nama terang dari pengirim atau orang yang
bertanggungjawab pada pengiriman surat tersebut. Selain itu juga dibubuhi
tandatangan dari pengirim.
l. Tembusan
Bagian tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain
yang juga berhak mendapatkan surat tersebut. Meski begitu, tidak semua surat memiliki
tembusan
Surat lamaran yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut ini, di antaranya,
1. Surat lamaran harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan kaidah);
2. Surat lamaran ditulis tangan yang rapi kecuali jika ada permintaan tertentu yang harus
ditik;
3. Surat lamaran dibuat dengan bahasa sopan dan simpatik.
1. Bagian Surat
2. Format Surat
3. Penulisan Alamat Surat
1. Bagian Surat
2. Format Surat
Format tersebut merupakan satu di antara format yang ada dapat juga digunakan format
lain dalam bentuk lurus penuh, atau setengah lurus, atau mungkin bentuk bertekuk
(masukkan ke satu tabulasi).
3. Penulisan Alamat
Penulisan alamat surat diatur sebagai berikut
a. Alamat surat tidak diawali dengan kata kepada karena kata tersebut merupakan
preposisi yang berfungsi sebagai kata bantu tanya dan dapat pula membentuk frase
keterangan; kemudian, langsung menemukan alamat yang dituju dengan jelas (tidak
mencantumkan frase di tempat). Alamat pengirim pun tidak didahului dengan
kata dari karena mubazir;
b. Alamat yang dituju harus diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau yang terhormat (tidak
diikuti titik);
c. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, penulis surat dapat mencantumkan
sapaan, misalnya, ibu, bapak, saudara; dan
d.Jika yang dituju adalah jabatan, kata sapaan pada unsur tiga tidak dicantumkan lagi.
Tempat dan tanggal pembuatan surat merupakan bagian dari surat pribadi yang sangat
penting karena tidak boleh dilewatkan. Tempat menandakan keberadaan sipenulis surat,
sedangkan tanggal surat menandakan kapan penulis menulis surat tersebut. Cara
penulisa tempat dan tanggal dalam surat pribadi, yaitu menulis kta atau daerah saat
menulis surat, di akhiri dengan tanda koma dan dlanjutkan dengan tanggal surat. Pada
bagian bulanya lebih baik ditulis dengan huruf kapital. Pada bagian dari pemisah tempat
dan tanggal biasanya menggunakan tanda komadan diakhiri dengan tanda titik.
Contohnya, Medan, 22 September 2021
b. Alamat penerima
Setelah menulis tempat dan tanggal dilanjutkan dengan alamat lengkap sepenerima
surat. atau yang menulis surat. Penulisan alamat penerima diawali dengan nama
penerima surat dan setelah itu bias dilanjutkan dengan menulis alamat. Dalam penulisan
alamat pengirim bias memberikan beberapa kreasi atau variasi sesuai dengan minat
masing-masing, terpenting alamatnya dan juga bahasanya juga haris jelas dan mudah
untuk dipahami oleh pembaca.
Contohnya,
Di Bandung
atau
Di Medan
kata sapaan ini bersifat tidak resmi atau non-formal. Penulisan kata sapaan bertujuan
untuk mempererat suatu hubungan dari sang penulis dan juga pembaca surat. Contoh
kata sapaan:
2) Halo temanku
3) Assalamualikum
d. Paragraf pembuka
Pada bagian paragraf pembuka dalam surat pribadi masih sama dengan surat-surat pada
umumnya, yaitu menggunakan paragraf pembuka, tetapi penting juga bahwa dari
penulisan pembuka surat tersebut berbeda dengan paragraf pembuka surat lainnya.
Pada umumnya pada bagian pembuka biasanya meluapkan isi hati baik itu meluapkan
suatu kerinduan atau ungkapan atau yang lainnya. Di dalam penulisan pembukan tidak
diwajibkan untuk menggunakan bahasa yang formal. Penulis bisa menggunkan bahasa
yang dipakai sehari-hari agar terkesan lebih santai. Penulis biasanya juga memasukan
kalimat basa-basi pada bagian pembuka agar terlihat lebih akrab karena sudah lama
tidak saling menyapa. Tentu saja penerima surat atau pembaca juga akan merasa
semakin dekat dengan sang pengirim surat walaupun sudah lama tidak bertemu.
e. Bagian isi
Bagian isi surat berisikan maksud atau tujuan dibuatnya surat pribadi tersebut.
Contohnya saja seperti mengungkapkan rasa yang ada di dalam hatinya atau bisa saja
unek-unek yang sedang terjadi pada penulis surat. Bisa juga dengan menyertakan rasa
kangen yang sedang dirasa atau memberikan kabar baik atau kabar buruk dan masih
banyak lainnya. Selain penulis juga bisa mengisi bagian surat pribadi dengan pengalam
yang berkesan atau penting yang dilaluinya baik itu bahagia ataupun sedih. Isi surat
tidak terlalu formal. Tulis saja dengan bahasa yang sopan dan mudah untuk dimengerti
pembaca surat dan usahakan tidak berbelit-belit agar pembaca tidak kesulitan untuk
memahami isi surat tersebut.
e. Bagian penutup
Bagian penutup tidak boleh untuk terlewatkan. Pada umumnya yang ditulis dalam
bagian penutup adalah mengatakan permohonan maaf kepada pembaca surat. Selain
hal tersebut, juga bisa memberikan berbagai ucapan terima kasih dan harapan agar lebih
akrab. Dalam bagian penutup surat sebaiknya ditulis jangan terlalu banyak. Penulisan
penutup yang baik, yaitu sekitar 2-3 kalimat saja dan mudah untuk dipahami. Saat
menulis bagian penutup dengan cara yang bertele-tele maka akan merusak kerapian
dari teks surat pribadi.
Nama penulis dan tanda tangan penulis ditulis pada bagian bawah pojok kanan atau kiri
dari surat. Nama dan tanda tangan yang dicantumkan biasanya ditulis dengan cara
singkat dan jelas. Jangan lupa memberikan tanda tangan pada bagian tersebut karena
kebanyakan lupa untuk memberikan tanda tangan.
Rangkuman
Korespondensi adalah serangkaian kegiatan dalam bentuk surat menyurat yang
dijalankan sebagai sarana tertulis. Tujuan pembuatan surat korespodensi, yaitu sebagai
berikut ini, untuk menyampaikan pesan/informasi, memperlancar arus informasi, dan
ntuk membuat sipenerima paham dan mengerti terhadap isi surat sehingga kominkasi
dapat berkelanjutan. Surat dapat dikelompokkan menjadi jenis, yaitu berdasarkan sifat,
wujudnya, keamanan isinya, proses penyelesaiannya, jumlah penerimanya, maksud dan
tujuan, dan dinas pos surat. Berdasarkan jenis- jenis surat tersebut, secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu surat resmi dan pribadi.
Struktur surat resmi, yaitu Kepala surat, tempat dan tanggal surat , nomor surat ,
lampiran, hal, alamat, salam pembuka, isi surat, bagian penutup, salam penutup, nama
pengirim dan tanda tangan, dan tembusan. Surat pribadi juga memiliki struktur seperti
surat resmi, tetapi strutur surat pribadi berbeda dengan surat resmi. Strukturumum surat
pribadi, yaitu tempat dan tanggal pembuatan surat; alamat penerima; mencantumkan
kata sapaan; paragraf pembuka; bagian isi surat; bagian penutup; dan nama penulis dan
tanda tangan.