Anda di halaman 1dari 99

9.2.

Pengertian Plagiarisme
Plagiarisme juga kadang disebut plagiat atau plagiasi adalah suatu tindakan pelanggaran 
akademik yang serius. Penjiplakan (plagiarisme) merupakan kegiatan mengambil atau
menjadikan ide-ide atau kata-kata orang lain menjadi milik sendiri tanpa menyebutkan
sumbernya (Hindun dan Fitriyah, 2012). Menurut Webster’s World University Dictionary,
kegiatan plagiarisme merupakan kegiatan pencurian literal. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang
mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya orang lain dan
menjadikannya karya sendiri tanpa sepengetahuan atau izin pemiliknya.

Plagiat merupakan pengambikan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya
tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (Soelistyo, 2011:19). Plagiarisme juga bisa
dikatakan mencuri bahasa dan pikiran orang lain, dan lewat itu dijadikan sebagai karya
pribadi. Hal ini juga dianggap sebagai pelanggaran etika ilmiah dan kekayaan intelektual
oleh banyak akademisi.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan:

“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau


mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”

Dalam buku pedoman penulisan skripsi UIN Jakarta kegiatan menjiplak


(plagiat) setidaknya diartikan: pertama, mengambil langsung secara literal tulisan-tulisan,
gambar, tabel dan pendapat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Setiap frasa,
klausa, maupun kalimat yang diambil dari satu atau beberapa sumber harus diikuti
dengan penyebutan sumber-sumber tersebut, baik dalam catatan kaki atau dalam teks
itu sendiri (body text  atau in text citation). Kedua, tindakan plagiarisme juga termasuk
meminjam ide atau logika pikiran orang lain dalam menerangkan sebuah gagasan atau
pandangan tanpa menyebutkan sumber-sumbernya, menganggap bahwa ide atau logika
sebagai ide atau jalan pikirannya sendiri. Ketiga, plagiarisme mengklaim pekerjaan yang
dilakukan bersama yang kemudian diklaim sebagai penelitian pribadi.

Ide menulis karya ilmiah bisa lahir setelah membaca karya tulis atau penelitian
yang telah ada sebelurmnya, baik yang diterbitkan ataupun tidak diterbitkan. Oleh karen
a itu, penulis harus memahami etika penulisan. Wibowo (2006) mengungkapkan bagi
seorang penulis, etika penulisan merupakan takdir yang tidak bisa ditolak, karena
didalamnya terkandung nilai kemurnian dan nilai ketulusan.

Beberapa tindakan lain yang dapat disamakan dengan plagiarisme karena kesamaan
pengertian, kemiripan tindakan, dan sebagainya, antara lain: meminjam (borrowing),
pencurian (theft), pelanggaran (infringement), pembajakan (piracy),
pemalsuan (counterfeiting), pengambilan untuk diri sendiri (appropriation), mencuri
(stealing).

9.3. Jenis Plagiarisme


Sastroasmoro (2005) dalam tulisannya menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme
yang dapat ditemukan adalah:

 1.       Jenis Plagiarisme Berdasarkan Aspek yang Dicuri

a.     Plagiarisme ide

Seringkali plagiarisme dihubungkan dengan karya tulis. Namun sebenarnya plagiarisme


dapat berlaku pula untuk karya ilmiah dan seni seperti karya sastra, lagu, musik, tari,
lukis, pantun, film, drama, dan sebagainya. Dalam hal tersebut yang paling seringkali
menonjol adalah plagiarisme ide. Dalam karya tulis ilmiah, plagiarisme ide sering
dihubungkan dengan laporan hasil penelitian replikatif.

Penelitian replikatif adalah penelitian yang secara garis besar mengulang


penelitian orang lain, dengan maksud untuk menambah data, menguji hasil hipotesis, ap
akah hasil yang sudah ditemukan dalam suatu populasi berlaku pula untuk
populasi lain, misalnya obat anti kejang X di populasi dewasa perlu dikonfirmasi lagi
di populasi anak. Pernyataan bahwa penelitian yang dilaporkan merupakan replikasi dari
penelitian sebelumnya harus dibuat secara ekplisit dengan rujukan yang
akurat dalam bab pendahuluan. Bila ini tidak dilakukan maka peneliti dianggap melakuka
n plagiarisme ide, karena seolah-olah ide tersebut berasal dari dirinya sendiri.

b.    Plagiarisme isi (data penelitian)

Dalam pelaporan hasil penelitian, plagiarisme isi penelitian sekaligus juga merupakan
fabrikasi dan atau falsifikasi data, karena peneliti tidak mempunyai data, atau datanya
tidak seperti yang dikehendaki. Tindakan yang lebih banyak dilakukan adalah falsifikasi
data; peneliti memiliki data sendiri, namun data tersebut tidak sesuai dengan yang
diharapkan, lalu peneliti mengubahnya, dengan maksud agar hasil penelitian sesuai
dengan yang direncanakan.

c.     Plagiarisme kata, kalimat, paragraf

Seperti istilahnya, plagiarisme kata demi kata, merupakan plagiarisme yang paling


mudah ditentukan. Jenis ini dapat merupakan sebagian kata, (kalimat), dapat satu
paragraf, atau bahkan seluruh makalah (meskipun ditulis dalam bahasa lain) yang dijiplak
tanpa menyebutkan sumber aslinya.
d.     Plagiarisme total

Plagiarisme yang dilakukan secara keseluruhan dan membuatnya seakan karya tersebut
sebagai hasil buatan sendiri. Mengganti judul nama atau menulis dalam bahasa lain
tanpa menyebutkan sumber-sumbernya termasuk plagiarisme total.

9.4. Klasifikasi Berdasarkan Sengaja atau Tidaknya


Plagiarisme
a.     Plagiarisme yang disengaja, melakukan penjiplakan secara sengaja dengan menyalin 
langsung suatu karya dari sumber kata demi kata tanpa menunjukkan bahwa itu
merupakan hasil kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan siapa penulis atau pemilik
karya cipta intelektualnya.

b.    Plagiarisme yang tidak disengaja, dapat berupa ketidakjelasan atau kesalahan kutip s
umber. Seharusnya, parafrasa dan ringkasan dinyatakan dengan tegas dan
sejelas- jelasnya pada awal dengan nama penulis, pada akhir dengan referensi kurung.
Penulis selalu harus dengan jelas menunjukkan bila parafrasa, ringkasan, atau kutipan
dimulai, berakhir, atau terpotong.

 Kedua jenis plagiarisme ini harus mendapatkan sanksi yang sama karena plagiarisme ini 
merupakan sesuatu yang universal, jadi ada atau tidaknya peraturan di suatu lembaga pe
ndidikan tentang plagiarisme tidak membuat orang boleh melakukan plagiarisme.

9.5. Klasifikasi Berdasarkan Proporsi atau Persentasi Kata,


Kalimat, Paragraf yang Dibajak
Klasifikasi Berdasarkan Proporsi atau Persentasi Kata, Kalimat,
Paragraf yang Dibajak

a.     Plagiarisme ringan: <30%

b.    Plagiarisme sedang: 30-70%

c.     Plagiarisme berat atau total: >70%

 (angka-angka tersebut tentu dibuat secara arbitrer berdasarkan “kepantasan”,


tanpa dasar kuantitatif yang definitif).

1.       Berdasarkan pada pola plagiarisme:


a.     Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing)

Plagiarisme ini sama dengan plagiarisme total, yaitu menjiplak serangkaian kata demi
kata, kalimat demi kalimat hingga secara keseluruhan merupakan plagiarisme.

b.    Plagiarisme mosaik

Plagiarisme yang dilakukan dengan menyambung, menggabungkan atau menyisipkan


kata, frase, atau kalimat yang diambil dari orang lain dengan penulis lainnya tanpa
memberi rujukan sehingga memberi kesan hal tersebut adalah kalimat asli penulis.

Selain itu masih dikenal pula istilah autoplagiarism  atau self-plagiarism  (vide infra), yaitu
apabila karya sendiri sudah pernah diterbitkan sebelumnya, maka tatkala kita mengambil
gagasan tersebut, semestinya dicantumkan rujukan atau sitasinya. Bila tidak, ini dapat
dianggap sebagai autoplagiarisme  atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya
dapat dianggap “ringan”, namun bila dimaksudkan atau di kemudian hari dimanfaatkan
(misalnya untuk menambah kredit akademik), maka dapat dianggap sebagai
pelanggaran “berat” etika akademik.

9.6. Plagiarisme Secara Hukum


Tindak plagiat mengakibatkan keresahan antar sesama penulis karena dianggap mencuri 
dan tidak menghargai ide orang lain. Plagiat dapat menyeret seorang untuk “ribut”
dengan orang lain atau pihak yang merasa dirugikan. Selain itu, yang bersangkutan akan
kehilangan pamor dan kredibilitasnya. Banyak kasus-kasus terkait tindakan plagiarisme
yang kemudian menjadikan jabatan dalam pekerjaan atau gelar pendidikan pelaku
plagiat dicabut dan pastinya juga hasil karya plagiatnya juga dihapus sehingga
sangat mencoreng nama baik.

Di negara maju kesadaran akan hak orang lain sudah tinggi, penghargaan atas karya inte
lektual sudah semakin dijunjung tinggi sehingga pelanggaran atas hal tersebut pasti
sanksinya berat. Di Indonesia, tindak plagiat dapat didakwa melanggar undang-undang
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Terutama Bagian Keempat tentang
Ciptaan yang dilindungi Pasal 12 dan Pasal 13 sebagai berikut:

 
Pasal 12

(1)      Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam


bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:

a)        buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b)        ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c)         alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d)        lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e)        drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f)         seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g)        arsitektur;

h)        peta;

i)         seni batik;

j)          fotografi;

k)        sinematografi;

l)         terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari
hasil pengalih wujudan.

(2)     Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi sebagai Ciptaan


tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

(3)     Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), termasuk juga
semua Ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu
bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu.

Pasal 13

Tidak ada Hak Cipta atas:

(1)      hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;

(2)     peraturan perundang-undangan;

(3)     pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;

(4)     putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau

(5)     keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.


9.7. Tindakan yang Termasuk Plagiarisme
Seiring berkembangnya zaman, tindakan plagiat juga dilakukan secara komputeris (copy
-  paste) dan online  tanpa menuliskan sumber rujukan. Dalam buku Bahasa Indonesia:
Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-
hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:

1.     Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri;

2.    Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri;

3.    Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri;

4.    Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri;

5.    Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa


menyebutkan asal-usulnya;

6.    Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa


menyebutkan sumbernya;

7.    Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi


rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya;

8.    Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas
(misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks
tersebut diambil persis dari tulisan lain dan;

9.    Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup


tentang sumbernya.

9.8. Tindakan yang Tidak Termasuk Plagiarisme


Adapun tindakan yang tidak termasuk plagiarisme karena dikenal secara luas, merupaka
n opini dari tokoh terkenal dunia dan secara khusus bukan merupakan opini dari
penulis lain, yaitu:

1.     Menggunakan informasi yang berupa fakta umum;

2.    Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang


lain dengan memberikan sumber jelas;

3.    Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas


jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya;
4.    Pengetahuan umum, yaitu pengetahuan yang sudah diketahui secara luas oleh
masyarakat dan dapat ditemukan dalam banyak sumber, tanpa harus didahului dengan
suatu penelitian;

5.    Tanggal bersejarah, yaitu informasi yang diketahui sebagai informasi umum


oleh masyarakat luas sebagai hari bersejarah;

6.    Teori dan argumen yang dikenal secara umum, yang menjadi perbincangan
masyarakat luas, sehingga tidak dapat diklaim sebagai milik pihak tertentu, dan;

7.    Peribahasa yang umum, dimana peribahasa ini telah dikenal sejak lama
sehingga tidak diketahui siapa yang menciptakan.

9.9. Cara Menghindari Plagiarisme


Beberapa cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari plagiarisme, antara lain:

1.     Dalam menulis, sebaiknya menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

2.    Menuliskan sumber referensi untuk pernyataan-pernyataan yang diacu penulis.

3.    Memberi batasan yang jelas bagian mana saja dalam uraian yang merupakan
kutipan dan bagian mana yang merupakan pernyataan penulis.
4.    Jika penulis ingin memperkuat argumennya dengan mengacu pada pernyataan
seorang penulis yang telah diterbitkan, maka ia harus menyatakan dengan tegas dari
sumber mana kutipan tersebut diambil (Keraf, 2011)

5.    Lebih baik menulis sendiri karya tulis ilmiah kita, walaupun mungkin sangat tidak
bagus untuk dibaca apalagi dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Sebagai seorang pelajar,
tentu kita akan berusaha keras agar karya tulis ilmiah yang dibuat mendapat tempat di
mata orang-orang terhormat. Perlu kerja keras dan belajar tiada henti dan jangan malu
untuk bertanya kepada ahlinya.

6.    Agar kita tidak terkena penyakit plagiarisme, sebaiknya biasakan menulis setiap hari.
Menulis pemikiran sendiri agar suatu saat dapat kita rangkai menjadi kalimat yang efektif
dalam karya tulis ilmiah kita.

7.    Tak perlu malu untuk belajar. Jadikan media blog di internet sebagai media belajar


menulis karya ilmiah. Mungkin awalnya terkesan alamiah, tetapi akan berubah menjadi
ilmiah bila kita fokus dengan apa yang kita tuliskan. Banyak membaca karya tulis orang
lain dan berupaya keras mencari referensi, baik dari buku ataupun jurnal ilmiah
terpercaya untuk mendukung teori.
8.    Tidak mudah membuat sebuah karya tulis ilmiah. Kita harus sering berlatih
menulis dan berupaya keras untuk menulis seotentik mungkin bahwa ini adalah hasil
dari originalitas pemikiran sendiri dan bukan pemikiran orang lain yang kita akui sebagai
tulisan sendiri.

Quis:

Bahasa negara ialah bahasa Indonesia


Dalam Undang-Undang Dasar BAB dan Pasal berapakah pernyataan diatas disebutkan?

Pilih salah satu: A


a. Bab XV Pasal 36
b. Bab XII Pasal 36
c. Bab XV Pasal 26

Plagiarisme kata demi kata sering disebut ...

Pilih salah satu: B


a. Autoplagiarism
b. Word for word plagiarizing
c.  Mosaik

Plagiarisme sedang : ...

Pilih salah satu: C


a. >70%
b. <30%
c. 30-70%

Penelitian replikatif adalah...

Pilih salah satu: C


a. Merupakan fabrikasi dan atau falsifikasi data, karena peneliti tidak mempunyai data,
atau datanya tidak seperti yang dikehendaki.
b. Plagiarisme yang dilakukan secara keseluruhan dan membuatnya seakan karya
tersebut sebagai hasil buatan sendiri
c. Penelitian yang secara garis besar mengulang
penelitian orang lain, dengan maksud untuk menambah data, menguji hasil hipotesis, ap
akah hasil yang sudah ditemukan dalam suatu populasi berlaku pula untuk populasi lain
Di Indonesia, tindak plagiat dapat didakwa melanggar undang-undang ...

Pilih salah satu: C


a. Nomor 20 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
b. Nomor 18 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
c. Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Adapun tindakan yang tidak plagiarisme yang  merupakan opini dari penulis lain  ada


dibawah ini Kecuali :

Pilih salah satu: C


a.  Menggunakan informasi yang berupa fakta umum
b.  Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian
kutipan dan menuliskan sumbernya
c.  Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri

10.2. Definisi Paragraf


Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli bahasa atau pakar
bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf adalah suatu kesatuan pikiran,
suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan
dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang
maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Menurut
Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok
yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu
gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karangan atau
wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo (1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang
berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut
aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan
diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok
kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran
untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang
terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok
sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah
sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain
yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu
dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung
pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir
dari penulisnya sendiri.

10.3. Ciri-ciri Paragraf


Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Menurut Soewandi (2000:
52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri, yaitu:

1)    penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan.

2)    satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas
beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.

3)    salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan
pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan
pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4)    pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang
terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan
pernyataan atau teori yang digunakan.

5)    memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang


baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6)    bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian
kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku,
kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik
penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

10.4. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Pola       pengembangan       paragraf,       harus       menyajikan        atau
mengorganisasikan    gagasan    menjadi    suatu    paragraf    yang   
memenuhi persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan
yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut.

A.   Kesatuan
 Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok
tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak
terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan
dengan topik.

B.    Kepaduan

 Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.

C.    Kelengkapan

 Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut.

(1)     Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak
suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.


Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.

Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys
Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan
yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2)
koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3)
perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

10.5. Unsur-unsur Paragraf


Menurut Tarigan (1981: 13) bahwa unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur
pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi seperangkat kalimat yang
dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan
pikirannya kepada pembaca. Paragraf merupakan wadah bagi penulis untuk
menuangkan atau menjelaskan satu unit pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu
paragraf yang sistematis dan logis, didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto
(2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama,
kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun,
keempat unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini
uraian keempat unsur paragraf.

A.     Transisi

 Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi menunjang


kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap
bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama
yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu
eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a.    Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut.

 Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda
waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan
jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan
penanda simpulan.

1)        penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan,
kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

2)        penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara
itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

3)        penanda klimaks: paling..., se...nya,  dan ter-.

  4)        penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak.

  5)        penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

  6)        penanda urutan jarak:  di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat,  dan jauh.

  7)        penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.

8)        penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena,  dan akibatnya.


  9)    penanda syarat/pengandaian:   jika,    kalau,    jikalau,    andaikata, 
dan seandainya.

  10)       penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya,  dan

rangkuman.

  b.   Transisi berupa kalimat


 Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun
ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan pengantar topik yang akan
dijelaskan atau diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti
kalimat topik, letaknya selalu mendahului kalimat topik.

c.    Transisi berupa paragraf

 Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok
pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian
antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama.

 B.    Kalimat Utama (Topik)

 Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat
utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat utama pada awalnya
berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang
lengkap.

C.    Kalimat Penjelas (Pengembang)


 Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat penjelas
menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat penjelas berisi
menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi contoh ide sentral dalam kalimat
utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak sembarangan. Kalimat penjelas harus
berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat
dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat
penjelas merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga menjadi
paragraf yang padu.

D.   Kalimat Penegas

 Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas
kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat- kalimat sebelumnya.
Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas,
biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat penegas ditulis bukan untuk
memperjelas informasi atau menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.

Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur paragraf sebelumnya, menurut Wiyanto


(2004: 28) unsur paragraf dibagi menjadi paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan
tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Berikut ini uraian
mengenai unsur-unsur paragraf.

a.    Paragraf dengan empat unsur


 Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat
penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur, yaitu transisi,
kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
(1)     Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan
sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air
pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan.
Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah
besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di
tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku
hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama nyaman dan sehat.

 b.   Paragraf dengan tiga unsur

 i)      Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas.

 Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

 (2)     Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif


kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda
motor ‘’minum’’ bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan,
kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat
mengudara ia harus dibekali bensol.

 ii)    Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(3)     Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini
bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan
minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya.
Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke sawah.
Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.

c.    Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut
ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.

(4)     Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia
dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan.
Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di
kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya
memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan
mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan.

 d.   Paragraf hanya satu unsur

Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai unsur di dalamnya.


Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu unsur.
(5)        Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin
berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara
itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan
telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan
tiupan angin kencang.

10.6. Struktur Paragraf


Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau posisi unsur
paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur
apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur
seperti transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Adapun
kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti
transisi-kalimat topik-kalimat penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat
penegas. Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat
topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam
paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat
pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf
bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

10.7.Paragraf menurut isinya


Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan kemudian
dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis paragraf menurut isinya yaitu
narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.

a.   Narasi

 Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah- olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat
bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka
urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang
perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.

Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah
atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan

 
 

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan.
Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi.

Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah
peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.

 b.      Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa
awal sampai akhir.

c.       Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.

 d.      Latar digambarkan secara hidup dan terperinci.

 e.       Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi.

 (1)        S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam
bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat
pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut
kabur (Nasucha, 2009).

 b. Deskripsi

 Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan
yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari
obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia
menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek
tersebut.

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu.

 b.      Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca.

 c.       Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu.


 d.      Penulisannya    dapat    menggunakan    cara/metode    realistis     (objektif),
impresionistis (subyektif), atau sikap penulis.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi.

 (2)        Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih
tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung
bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya
dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha,
2009).

 c. Eksposisi

 Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan
atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran,
yang dapat memperluas pandangan atau pengentahuan seseorang yang membaca
uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah
memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau
menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan
keputusannya kepada pembaca.

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan
dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai
berikut.

a.       Menjelaskan informasi dan ada permasalahan

 b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)

 c.       Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak

 d.      Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif

 e.       Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi.

(3)        Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia
dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar
dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).
 

d.      Persuasi

Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk
menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada
waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang menerima persuasi harus
mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang
benar, bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi
yaitu menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan
argumentasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha
agar

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf persuasi.

(4)        Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik
merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam
berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak.
Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan
memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik,
semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk
membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara
dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik
berpidato MP (Nasucha, 2009).

e.       Argumentasi

 Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu
benar atau tidak.
Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga


kebenaran itu diakui oleh pembaca.

b.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar.

c.       Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat,


atau pandangan pembaca.

d.      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan


menjauhkan subjektivitas.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi.

 (5)        Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat


menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan
ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-
sisa pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan melelehkan
gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya,
Singapura, Bangkok, dan lain- lainnya (Nasucha, 2009).

10.8. Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah
kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan
utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan
yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode
pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

A.   Klimaks dan antiklimaks

 Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan


dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan
gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan
paragraf antiklimaks adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap
paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-
gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B.    Sudut Pandangan
 Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut
pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari
bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi
tertentu.

C.    Perbandingan dan Pertentangan

 Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau


perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu.

D.   Analogi

 Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi


merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.

E.    Contoh

 Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-
ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

F.    Proses

 Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan


menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

G.   Sebab-akibat

 Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-


akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

H.   Umum-khusus dan Khusus-umum

 Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf.
Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya
terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis
paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal
paragraf dan diakhir diulang lagi.

I.      Klasifikasi

 Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap


mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah
yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok,
dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J.     Definisi Luas

 Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan
keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal. Sementara itu, Suyitno (2012)
mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A.     Secara alamiah

 Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu.
Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke
bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu
(kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B.    Klimaks dan Antiklimaks

 Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya
lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf
berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(1)        Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke zaman seiring


dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru
jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank
menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank.
Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu
traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan
Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan
traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam
bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi
traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya
(Keraf, 2007). Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan
yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan
(3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C.      Umum-Khusus

 Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini
memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih
khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh
perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.
(2)        Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang
mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh
tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional.

 D.   Khusus-Umum

 Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke
bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan
hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya
terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini
disebut paragraf induktif.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.
(3)       Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat- menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam
bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi
antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama
bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal
balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa
Indonesia.

 E.    Perbandingan dan Pertentangan

 Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau
mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan
menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(4)        Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil


di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth
Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian
dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya parlemen.

F.    Analogi
 Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu
yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf
yang mengandung pola analogi.

(5)        Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya


menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta
tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh
dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik
dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap
yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam
ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan
bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil
buatan manusia.

G.   Contoh-contoh

 Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum,
agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh
dari paragraf yang mengandung pola contoh.

(6)        Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan


ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI
masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan
jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan
oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang
bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain- lain. Akhir-akhir ini  surat
kabar juga  diusahakan masuk desa walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu
dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk
desa.

H.     Sebab-Akibat

 Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan
akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung
pola sebab-akibat.
(7)        Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk
mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan
dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang
kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan,
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

 I. Definisi Luas

 Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan


beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal,
definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu
kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi
luas.

(8)        Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja


dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air,
dan mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama
sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katub udara,
ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena
adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi
dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang
lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa
sehingga dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

 Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang


mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari
paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(9)        Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan


antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah
kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf,
kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan
membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

 Quis:
Apa yang Anda ketahui tentang paragraf, coba Anda uraikan dengan kata kata Anda
sendiri?

Jawab:

paragraf atau di sebut juga dengan alinea yaitu bagian bab dalam suatu karangan yang
terdiri atas beberapa kalimat dan biasanya mengandung suatu ide pokok.

11.1 Pengertian Teks


Pengertian Teks Menurut Para Ahli :

1. Beaugrande dan Dressler

Menurut Beaugrande dan Dressler teks mengacu pada suatu peristiwa komunikatif. Teks
ditransmisikan melalui saluran atau media yang sesuai dan secara ideal akan memiliki
fungsi yang memenuhi tujuan komunikatif tersebut.

Adanya tindakan dalam situasi komunikatif memberikan kerangka kerja. Selain itu, teks
hanya dapat dipahami dan dianalisis lebih dalam dengan kerangka tindakan dalam
situasi komunikatif tersebut.

2. Kallmeyer, dkk

Pendapat kedua dikemukakan oleh Kallmeyer, dkk. Teks diartikan sebagai sinyal
komunikatif yang digunakan di dalam sebuah interaksi komunikatif.

3. Bell

Bell menerangkan teks adalah hasil rangkaian ekspresi linguistik terstruktur yang
membentuk kesatuan utuh. Teks juga merupakan produk formal pilihan dari sistem tema
tata bahasa yang membawa arti semantik dari preposisi melalui kalimat yang
dihubungkan dengan cara kohesi.

Secara luas, teks diartikan suatu kejadian komunikatif yang memenuhi tujuh standar
tekstualitas. Bagaimana bila salah satu dari standar ini dianggap belum dipenuhi?

Maka teks tidak dapat dikatakan komunikatif. Dengan berdasarkan Bell ini, maka teks
non-komunikatif diperlakukan sebagai non-teks.

4. Luxemburg
Senada dengan pendapat bell,  Luxemburg menjelaskan kalau  teks adalah ungkapan
bahasa yang menurut isi, sintaksis dan pragmatik merupakan suatu kesatuan.

Menurutnya, minimal ada tiga hal yang harus ada dalam sebuah teks yakni isi, sintaksis,
dan pragmatik.

Bagian isi dalam suatu teks berkaitan dengan konten dari suatu teks tersebut. Jadi isi
teks berhubungan semantik.

5. Halliada dan Hasan

Teks diartikan sebagai sebuah satuan bahasa. Hanya saja satuan bahasa yang dimaksud
bukan satuan bahasa gramatikal seperti klausa atau kalimat dan tidak ditentukan oleh
ukurannya. Satuan bahasa yang digunakan adalah yang lengkap secara tertulis seperti
buku, surat, dokumen tertulis dan lain sebagainya.

6. Nababan

Terakhir, teks menurut pemikiran Nababan. Dalam pandangan ya, teks merupakan esensi
wujud bahasa. Jadi, teks direalisasikan atau diwujudkan dalam bentuk wacana dan lebih
bersifat konseptual.

Makanya ketika menyusun teks untuk tujuan tertentu, kamu dapat diartikan sedang
melakukan pemilihan bentuk dan struktur teks yang akan digunakan agar pesan yang
diinginkan dapat tersampaikan secara tepat.

Penjelasan Nababan soal pengertian teks ini cukup detail dan lengkap. Sehingga kamu
bisa semakin mudah memahami definisi teks.

11.2 Teks Narasi


Teks Narasi adalah jenis teks yang berupa karangan tidak nyata atau fiksi. Teks narasi
biasanya menceritakan kisah yang sudah memiliki alur dan tahapan waktu berdasarkan
keinginan sang penulis. Teks narasi sendiri sangat mudah untuk dikenali karena biasanya
berisi cerita-cerita fiksi. Tujuan komunikatif dari teks Narasi adalah sebagai bahan bacaan
atau hiburan bagi para pembacanya.

Teks narasi memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jenis teks dalam bahasa
indonesia lainnya. Mengapa demikian? Karena sifat naratifnya yang luas. Penulis bisa
mengolaborasi, mengarang, dan menentukan cerita sesuai dengan kemauannya. Contoh
teks narasi sendiri bisa kita temukan dalam berbagai bentuk misalnya saja novel, buku
cerita rakyat, fabel, dan lain sebagainya.
Ciri-Ciri Umum Teks Narasi 

Sama seperti teknik pengembangan paragraf lain yang sudah dibahas di kesempatan
lain, teks atau paragraf narasi juga memiliki beberapa ciri khas. Ciri khas ini kemudian
membedakannya dengan jenis pola pengembangan lain. Ciri-ciri tersebut antara lain:

 Paragraf narasi berisi sebuah cerita suatu peristiwa baik itu nyata, imajinasi,
maupun gabungan keduanya. Sehingga jenis teks satu ini juga cocok diterapkan
pada tulisan non fiksi. 
 Terdapat unsur tindakan dan perbuatan. 
 Proses bercerita diurutkan berdasarkan urutan waktu sehingga suatu peristiwa
bisa diketahui detail kronologinya oleh pembaca. 
 Teks ini dibuat untuk mampu menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?” 
 Teks ini juga memiliki konflik atau masalah. 
 Penulis teks ini kemudian akan mendeskripsikan ruang dan waktu khusus untuk
jenis narasi deskriptif. 
 Narasi tidak hanya bisa disampaikan penulis lewat tulisan atau teks melainkan
juga bisa dalam bentuk lisan, gambar diam, gambar bergerak, maupun kombinasi
dari semuanya.

Jenis-Jenis Teks Narasi

Teknik pengembangan paragraf dengan teks narasi juga memiliki beberapa jenis, hal ini
didasarkan pada tujuan dari penulisan teks tersebut. Jenis-jenisnya sendiri antara lain: 

1. Teks Narasi Ekspositorik 

Jenis pertama dari paragraf narasi adalah paragraf narasi ekspositorik yaitu jenis paragraf
narasi yang menceritakan atau memberikan informasi secara akurat dan sesuai fakta
mengenai peristiwa yang dialami oleh seseorang. Umumnya penulis akan menuliskan
kejadian yang dialami seseorang dari kecil sampai akhir hayat. 

Namun jika tokoh yang diceritakan masih hidup, maka bagian akhir cerita tersebut akan
disesuaikan dengan permintaan tokoh yang menjadi narasumber. Misalnya sampai pada
kesuksesan yang diraih oleh si tokoh. Jadi, teks satu ini disebut juga dengan teks
bibliografi atau biografi. 

Semua jenis buku biografi secara umum akan dikembangkan dengan teknik narasi.
Sehingga selain menceritakan semua peristiwa penting yang dialami tokoh nyata juga
diceritakan secara menarik dan menghibur. Pembaca kemudian seolah mengalami
sendiri segala peristiwa yang dialami si tokoh tadi.
2. Teks Narasi Artistik 

Berikutnya adalah teks narasi artistik yang merupakan jenis teks yang menceritakan
suatu peristiwa dengan menggunakan beberapa kata terselubung, misalnya memakai
kata kiasan dan lambang yang figuratif namun tetap mampu menceritakan peristiwa
dengan runut dan menghibur pembacanya. 

Teks jenis ini kemudian diketahui memiliki makna yang tersirat, sehingga pembaca bisa
mengetahui makna dari apa yang dibacanya dengan mendalam. Meskipun memiliki
unsur hiburan namun tetap harus menggunakan bahasa yang logis dan perlu
mengangkat peristiwa nyata atau benar-benar terjadi.

3. Teks Narasi Sugestif 

Jenis berikutnya adalah narasi sugestif, sesuai dengan mamanya paragraf narasi ini
memang bertujuan untuk menanamkan atau mengembangkan sugesti kepada pembaca.
Sehingga jenis ini memiliki definisi sebagai salah satu jenis tulisan yang memaparkan
suatu kejadian atau peristiwa dengan mengandung amanat atau pesan. 

Melalui tulisan tersebut, pembaca kemudian akan diajak untuk mempercayai suatu
kejadian dan peristiwa. Sebab dibuat seolah-olah mengalami langsung peristiwa
tersebut. Sifatnya murni fiktif, imajinatif, dan rekaan atau khayalan penulis sehingga
tujuan utamanya adalah menghibur sekaligus menanamkan sugesti tertentu.

4. Teks Narasi Informatif 

Jenis terakhir dari teks narasi adalah narasi informatif, yaitu jenis tulisan yang
memaparkan suatu peristiwa dengan detail dan akurat untuk membantu memperluas
wawasan pembaca mengenai suatu kisah.

Struktur Teks Narasi 

Paragraf narasi juga memiliki struktur khas, yaitu: 

1. Orientasi 

Struktur pertama adalah orientasi yang merupakan bagian awal, sehingga penulis akan
memaparkan mengenai tokoh, penokohan, latar tempat, latar waktu, latar cerita, dan
sebagainya sebagai pengenalan. Bagian ini akan dibuat semenarik mungkin karena
menentukan pembaca akan membaca bagian berikutnya atau tidak. 

2. Komplikasi 
Bagian selanjutnya adalah komplikasi, yakni bagian dari paragraf narasi yang akan
menceritakan konflik yang semakin lama semakin rumit dan akan mencapai klimaks.
Selanjutnya akan berlanjut ke antiklimak dan berangsur-angsur konflik tersebut
menghilang atau terselesaikan. 

3. Resolusi 

Bagian selanjutnya adalah resolusi, dimana penulis akan memaparkan mengenai jalan
keluar dari konflik. 

4. Koda 

Koda adalah struktur akhir atau bagian akhir dari teks narasi yang berisi akhir cerita atau
penutup. Akhir cerita ini sendiri bentuknya bermacam-macam ada yang dibuat penulis
berakhir bahagia, sedih, dan ada juga yang dibuat menggantung. 

Unsur di Dalam Teks Narasi

Teks atau paragraf narasi juga memiliki unsur yang khas, dimana unsur-unsur ini menjadi
bagian penting. Sehingga akan membentuk suatu tulisan menjadi tulisan narasi
seutuhnya dan mudah dipahami oleh para pembaca. Unsur-unsur tersebut adalah: 

1. Plot 

Unsur pertama adalah plot yang merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu
cerita yang disusun oleh penulis. 

2. Setting 

Unsur selanjutnya adalah setting, yakni pengaturan atau penentuan tempat dan waktu
kejadian dari cerita yang ditulis oleh penulis narasi. 

3. Karakter 

Unsur ketiga dalam teks narasi adalah karakter, yakni orang-orang atau semua orang
dan tokoh yang masuk di dalam cerita. Semua karakter yang disebutkan dan dimasukan
ke dalam cerita akan menggerakan plot, dipengaruhi oleh plot, dan bisa juga hanya
menjadi penonton plot tersebut. 

4. Konflik 

Unsur berikutnya adalah konflik, yaitu suatu masalah yang harus dan sedang dalam
proses penyelesaian oleh semua karakter yang dilibatkan dalam cerita. Konflik ini
penting untuk membangun plot yang tidak hanya datar namun juga menegangkan.
Sekaligus mampu membangun ketegangan naik turun selama dibaca. 

5. Tema 

Unsur terakhir adalah tema dan disebut sebagai unsur yang paling tidak eksplisit. Tema
ini merupakan jenis dan jalan cerita seperti apa yang dituangkan penulis, sekaligus
bentuk moral dan amanat apa yang akan dipaparkan penulis dalam tulisan narasinya.

Kaidah Kebahasaan Teks Narasi

Teks atau paragraf narasi juga menggunakan kaidah kebahasaan tertentu, dan hal ini
lazim digunakan pada pola pengembangan paragraf lainnya. Adapun kaidah kebahasaan
yang umum digunakan dalam teks narasi menurut Kosasih adalah sebagai berikut: 

 Teks biasanya banyak menggunakan penunjuk waktu yang mengarah pada masa
yang telah lewat atau masa lampau. 
 Menggunakan konjungsi kronologis, sehingga menggunakan kata hubung yang
memberi informasi mengenai urutan waktu atau kronologi.
 Penggunaan kata kerja yang menggambarkan atau menyatakan suatu tindakan. 
 Sering menggunakan kata kerja yang mengarah pada kalimat tidak langsung,
sehingga digunakan oleh penulis untuk memaparkan apa yang disampaikan
tokoh yang dibuat di dalam cerita. 
 Menggunakan kata kerja mental atau pikiran, yakni menggunakan kata kerja yang
menunjukan sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh yang digambarkan
dalam narasi. 
 Umumnya penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga
penulis seolah ikut terlibat dalam peristiwa yang diceritakan. Hal ini kemudian
membuat teks narasi banyak menggunakan kata aku, saya, dan juga kata kami. 
 Ada kalanya penulis memilih menggunakan sudut pandang orang ketiga,
sehingga penulis memiliki peran sebagai pengamat dan serba tahu. Semua yang
dipikirkan dan dilakukan setiap tokoh di dalam cerita diketahui penulis dan
tersampaikan ke pembaca. Sehingga dalam sudut pandang orang ketiga, penulis
akan menggunakan kata dia dan mereka.

11.3 Teks Deskripsi


Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan atau memberi penjelasan tentang
sebuah objek, entah itu objek hidup atau mati dari sudut pandang tertentu yang
bertujuan agar pembaca dapat merasakan pengalaman seperti dalam teks tersebut. Teks
deskripsi memiliki tujuan komunikatif untuk menyampaikan informasi secara rinci terkait
dengan suatu objek.
Sebagai salah satu jenis teks bahasa indonesia, teks deskripsi memiliki peranan
tersendiri. Teks yang satu ini sering kali digunakan di berbagai kesempatan dan berbagai
media, baik itu ditulis tangan, ketik, maupun media online. Kita bisa menemukan contoh
teks deskripsi dengan sangat mudah di sekitar kita. Misalnya saja deskripsi suatu produk,
deskripsi manfaat barang, dan lain sebagainya.

Ciri-Ciri Teks Deskripsi

1. Teks deskirpsi sebagai sarana penggambaran atau penjelasan sebuah objek


2. Penggambaran atau penjelasan ditulis secara rinci yang melibatkan unsur indra
3. Pembaca seolah-olah dapat merasakan langsung apa yang digambarkan melalui
teks deskripsi
4. Menggunakan bahasa yang mudah dan sering dipakai dalam kehidupan sehari-
hari
5. Menggunakan bahasa kiasan
6. Menjelaskan ciri fisik seperti bentuk, ukuran, warna maupun keadaan suatu objek
yang ingin digambarkan.
7. Menggunakan kata sinonim
8. Menggunakan majas
9. Menggunakan kata ganti orang

Struktur dan Jenis Teks Deskripsi :

1. Identifikasi : Adalah proses penentuan identitas objek yang digambarkan.


2. Klasifikasi : Merupakan tahap mengkategorikan atau mengelompokkan
berdasarkan kaidah atau standar yang sudah ditetapkan.
3. Deskripsi bagian : Adalah bagian penulis menuliskan porsi gambaran-gambaran
dari isi teks tersebut.

Teks deskripsi dibagi menjadi 3 jenis, yakni:

 Teks desksripsi subjektif

Teks deskripsi subjektif ditulis dengan objek yang berdasarkan kesan yang dimiliki oleh
penulis itu sendiri.

 Teks deskripsi spasial

Teks deskripsi spasial merupakan teks yang objek digambarkan dalam teks jenis ini
berupa benda, ruang, tempat dan sebagainya.
 Teks deskripsi objektif

Teks deskripsi objektif merupakan teks yang objek digambarkan adalah objek yang
sebenarnya tanpa ada tambahan opini apapun dari penulisnya.

Kaidah Penulisan Teks Deskripsi

1. Mengandung Kata Sifat

Contoh di dalam kalimat:

Anak itu nampak sangat semangat bertanding sepak bola.

Semangat adalah salah satu contoh dari kata sifat yang menunjukan mengenai kondisi
dari seseorang.

Contoh kata sifat lainnya: Asam, pedas, manis, kurus, cantik, terkenal, elok, terpintar,
tercantik, kreatif, tercepat, baik hati, rendah hati, ringan tangan, dan yang lainnnya.

2. Memakai Kata Benda

Penggunaan kata benda sangat penting dilakukan untuk menyesuai topik yang
dideskripsikan supaya penggambaran nampak lebih jelas.

Contoh kata benda:

Mobil, lapangan bola, sekolah, rumah sakit, dan lainnya.

Contoh di dalam kalimat: Kedua kesebelasan tengah bersiap untuk memasuki lapangan.

3. Memakai Frasa Kata Benda

Contoh di dalam teks:

Kemarin malam ibu membelikan saya tas baru.

Kata tas baru adalah salah satu contoh frasa yang di dalamnya termuat kata benda.

4. Mengandung Kata Kerja Transitif

Kata kerja transitif fungsinya untuk menerangkan suatu objek.

Contoh kata kerja transitif:

Mendengar, memberi, memasak, memukul dan yang lainnya.

Contoh di dalam kalimat: Ibu setiap tahun membelikanku tas baru.


5. Mengandung Kata Keterangan

Kata keterangan memiliki fungsi untuk memberikan informasi tambahan pada objek.

Contoh di dalam kalimat:

“Mama dan adik sedang memasak di dapur.”

Jenis Kata Keterangan

Pada contoh di atas, kata “di” menerangkan tempat kejadian peristiwa. Adapun beberapa
jenis dari kata keterangan, diantaranya seperti:

1. Keterangan Cara

Menerangkan terkait cara yang dilakukan di dalam suatu kalimat.

Contoh: Lantang, gagah berani, terisak dan bijaksana.

2. Keterangan Alat

Menerangkan alat yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu.

Contoh: Menggunakan.

3. Keterangan Tujuan

Menerangkan tujuan perilaku maupun perbuatan yang digambarkan.

Contoh: Pemakaian kata “supaya” dan “agar”.

4. Keterangan Sebab

Menerangkan sebab terkait peristiwa yang berlangsung. Pada umumnya diikuti dengan
kata “karena” “sebab”.

5. Keterangan Waktu

Menerangkan waktu kejadian.

Contoh: Besok, tahun lalu, lusa, kemarin dan yang lainnya.

6. Keterangan Tempat

Menerangkan tempat peristiwa tersebut berlangsung.


Contoh: Pemakaian kata “ke”, “di” dan yang lainnya.

7. Mengandung Bahasa Kiasan

Pada umumnya deskripsi teks memakai bahasa yang metafora supaya nampak lebih
menarik untuk dibaca.

Contoh di dalam kalimat: Melihat perilaku anaknya yang kerap kali pulang malam, sang
ayah pun sering naik darah.

Contoh kata kiasan lainnya: Panjang akal, banting tulang, tanggal tua, sebatang kara,
naik pitam, kepala dingin, kutu buku, sampah masyarakat dan yang lainnya.

Langkah-Langkah Penulisan Teks Deskripsi

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan, sebelum membuat contoh
teks deskripsi, yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan Tema atau Judul yang sesuai, dengan Objek yang akan menjadi
pembahasan.
2. Menentukan Tujuan yang sesuai dengan pembahasan.
3. Mengumpulkan Data dengan melakukan Pengamatan secara langsung, terhadap
Objek yang akan menjadi pembahasan.
4. Menyusun Data yang telah didapatkan untuk dijadikan sebagai Kerangka
Karangan.
5. Menguraikan Kerangka Karangan menjadi Teks Deskripsi yang sesuai dengan
Topik Pembahasan

Contoh Teks Deskripsi 1


Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan wisata alam favorit
di Jawa Timur. Letaknya di antara empat kabupaten, yaitu Probolinggo, Lumajang,
Pasuruan, dan Malang. Ketinggian gunung Bromo sekitar 2.329 meter. Terdapat kawah di
tengah gunung ini. Untuk mendaki gunung dan melihat kawah, pengungjung harus
melalui padang pasir. Bila siang hari, cuaca akan terik namun udaranya tetap dingin.
Pasir sering berterbangan, ketika ada angin kencang. Namun bila pada subuh atau pagi
hari udaranya sangat dingin.

Contoh Teks Deskripsi 2


Kucing merupakan nama dari hewan golongan mamalia yang mengonsumsi daging atau
Karnivora, hewan ini berasal dari Famili Felidae.
Kucing berada hampir di seluruh negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Jenis yang
paling terkenal di Indonesia yaitu anggora, persia, dan lainnya.
Hewan ini sudah dikenal sejak dulu sekitar 6000 tahun silam. Menurut data dari arkeolog,
dahulu kala bangsa Mesir sudah mengetahui kucing yang digunakan untuk mengusir
tanaman dari hama tikus.Untuk saat ini, banyak orang yang menggunakan kucing
sebagai hewan peliharaan yang populer di seluruh dunia kucing secara fisiknya hampir
mirip dengan harimau tapi lebih kecil lagi. Terlebih lagi keberadaannya  jenis kucing
sangat beragam  mulai dari Persia, Sphinx dan lain-lain.
Famili Felidae ini merupakan hewan yang berkembang dengan cepat. Ada juga kucing
liar yang hidup mandiri di jalanan baik perkotaan maupun perkampungan. Kucing liar
biasanya berkembang biak dengan pesat, hingga populasinya bisa meningkat secara
drastis dalam waktu yang singkat.
Sedangkan kucing yang memiliki ras dikembangbiakkan dengan metode khusus dan
juga diperjualbelikan karena memiliki nilai jual yang tinggi.
11.4 Teks Eksplanasi
Pengertian Teks Eksplanasi

Berdasarkan etimologis, eksplanasi berasal dari bahasa Inggris yakni explanation yang
berarti penjelasan. artinya segala sesuatu yang menjelaskan bagaimana dan mengapa
terjadinya fenomena tertentu digolongkan sebagai teks eksplanasi.

Struktur Teks Eksplanasi

Secara lebih lengkap, struktur teks eksplanasi meliputi:

 Judul
 Pernyataan umum. Terletak di paragraf pertama.
 Penjelasan-penjelasan (series of sequenced paragraph)
 Penutup. Isinya adalah interpretasi

Teks eksplanasi dalam Bahasa Inggris umumnya menggunakan:

 Simple present tense


 Kata benda abstrak
 Kalimat pasif
 Kata kerja aktif
 Penjelasan tentang suatu proses
 Subyek biasanya bukan manusia tapi benda, dan sebagainya

Jenis Teks Eksplanasi

Berdasarkan NWS Departement School and Education, ada 4 jenis teks eksplanasi yaitu:

1. Eksplanasi Sequential
Menjelaskan tahapan suatu fenomena contohnya siklus menstruasi, siklus daur ulang,
dan lainnya.

2. Eksplanasi Kausal

Menerangkan sebab suatu fenomena terjadi misalnya proses terjadinya masyarakat


agraris.

3. Eksplanasi Teoritis

Sementara itu eksplanasi teoritis menjelaskan tentang sesuatu dan spekulasi


kemungkinan terjadinya sesuatu.

4. Eksplanasi Faktorial

Terakhir adalah eksplanasi faktorial. Menjelaskan tentang efek dan hasil suatu proses.

Misalnya dampak munculnya UU Cipta Kerja, dampak Reformasi 1998, dan sebagainya.

11.5 Teks Eksposisi


Pengertian Teks Eksposisi 

Teks jenis eksposisi adalah sebuah paragraf atau sebuah karangan yang di dalamnya
mengandung sejumlah informasi dan juga pengetahuan yang kemudian disajikan secara
singkat, padat, dan akurat. Namun, mengenai definisi dari jenis teks ini nantinya akan
dijumpai beberapa pendapat. 

Struktur Teks Eksposisi

Supaya lebih mengenal definisi dari teks eksposisi maka bisa mengetahui dulu struktur
penulisannya seperti apa.

Sebab teks jenis ini punya struktur atau bentuk khusus, yang kemudian membantu
pembaca mengetahui bahwa yang dibaca adalah eksposisi.

Adapun struktur dari teks ini sendiri ada tiga bagian. Berikut detailnya: 

1. Pernyataan atau Pendapat 

Bagian pertama di dalam struktur teks jenis eksposisi adalah pernyataan, disebut juga
dengan istilah pendapat dan juga disebut sebagai tesis. Sesuai dengan namanya, pada
bagian ini nantinya atau umumnya akan berisi pemaparan pendapat dari penulis. 
Namun, tidak hanya menyampaikan pendapat secara mentah atau asal-asalan. Penulis
pada bagian pembuka teks ini juga akan memaparkan atau menghubungkannya dengan
beberapa argumen lain. Sehingga sejak kalimat pembuka, pembaca akan disajikan
mengenai beberapa data, argumen, dan pendapat. 

2. Argumentasi

Berlanjut ke struktur atau bagian kedua, yakni bagian argumentasi. Pada bagian ini
penulis akan mencoba menyampaikan sejumlah alasan yang memperkuat argumennya
pada bagian pembuka atau pernyataan di atas. Sehingga pembaca bisa mengetahui
hubungan dari apa yang disampaikan dengan fakta yang ada. 

Umumnya, pada bagian ini pula penulis akan mencoba meyakinkan pembaca bahwa
argumen atau pendapat yang disampaikan adalah yang paling tepat atau paling logis. 

Sehingga di dalamnya akan terdapat sejumlah kalimat yang mendorong atau menolak
suatu gagasan. Namun, jika penulis justru ingin mendukung suatu gagasan maka isi
kalimatnya akan mendorong pembaca ikut menyetujui gagasan yang dibahas tersebut. 

3. Penegasan Ulang Pendapat 

Bagian akhir dari teks eksposisi adalah penegasan ulang pendapat penulis. Masuk ke
dalam bagian kesimpulan yang memaparkan kesimpulan dari seluruh materi atau topik
yang dibahas. Pada bagian ini penulis juga akan menegaskan kembali pendapatnya yang
dipaparkan di bagian pembuka.

Kaidah Kebahasaan

Kemudian ciri khas lain yang dimiliki teks jenis eksposisi adalah kaidah kebahasaan yang
digunakan.

Sebab tidak semua kebahasaan cocok diterapkan di dalam teks jenis ini.

Adapun yang sesuai dengan tipikal eksposisi adalah sebagai berikut: 

1. Menggunakan Pronomina

Teks jenis eksposisi juga menggunakan bentuk kata pronomina, yakni suatu kata yang
digunakan untuk menggantikan kata orang maupun benda. Pronomina dalam eksposisi
mudah ditemukan pada bagian pernyataan (pendapat) dan juga penegasan ulang
pendapat. Sehingga umum ditambahkan di bagian pembuka dan penutup. 

2. Menggunakan Adjektiva 
Teks jenis eksposisi juga menggunakan kebahasaan adjektiva, yakni menerangkan kata
benda dan bisa melekat pada kata sangat, atau pada kata sekali (sangat sekali). Kata-
kata yang termasuk ke dalam bentuk adjektiva adalah optimis, yakin, potensial, dan
sejenisnya. 

3. Menggunakan Adverbia 

Selain menggunakan adjektiva, teks model eksposisi juga menambahkan bentuk kata
adverbia. Yakni memberikan keterangan tambahan pada verba (kata kerja) dan adjektiva.
Adapun kata-kata yang masuk ke dalam kelompok adverbia ini misalnya sangat optimis,
sangat yakin, tidak berpotensi, dan sebagainya. 

4. Menggunakan Verba 

Teks eksposisi juga sering menggunakan verba atau kata kerja, karena digunakan untuk
menjelaskan suatu proses atau perbuatan (tindakan). Contoh kata yang termasuk di
dalamnya seperti menuntut, dituntut, mendorong, menetapkan, dan sejenisnya. 

5. Menggunakan Nomina 

Pada teks jenis eksposisi maka akan menggunakan nomina, nomina sendiri adalah suatu
kata yang merujuk pada nama seseorang, nama tempat, atau segala sesuatu yang
dibendakan (kata benda). Contohnya tentu saja seperti nama suatu komunitas, nama
seorang tokoh, nama daerah, nama negara, dan lain-lain. 

11.6 Teks Prosedur


Teks prosedur adalah jenis teks bahasa indonesia yang berisikan langkah-langkah atau
prosedur untuk membuat atau melakukan sesuatu. Teks prosedur umumnya ditemui
dalam bentuk tutorial seperti resep masakan, panduan membuat kerajinan tangan dan
masih banyak lagi. Tujuan teks prosedur adalah untuk memberikan petunjuk secara
terperinci kepada pembaca tentang bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

Ciri Ciri Teks Prosedur Secara Umum 

1. Berisi Langkah-Langkah Kegiatan 

Ciri pertama dari paragraf prosedur adalah berisi langkah-langkah dari suatu kegiatan.
Entah itu langkah dalam membuat suatu menu masakan, kerajinan tangan, mencuci baju,
mencuci keramik, mencuci atau membersihkan boneka, dan lain sebagainya. 

Umumnya teks ini dibuat karena penulis mengetahui suatu cara dan kemudian ingin
berbagi cara tersebut untuk membantu orang lain yang membutuhkannya. Jadi, semisal
penulis mengetahui cara tepat merawat kain sutra. Penulis sendiri butuh waktu dan
proses yang lama untuk mengetahui cara tersebut. 

Artinya, penulis kemudian menyadari bahwa cara yang sudah berhasil diketahuinya akan
bermanfaat untuk orang lain. Sebab besar kemungkinan orang lain juga menghadapi
kesulitan atau masalah serupa. 

Sehingga cara yang diketahuinya tadi dituangkan dalam teks, dan teks tersebut agar
ringkas dan jelas dibuat dengan bentuk paragraf prosedur. Beberapa orang berbagi ilmu
dan cara baru dalam membuat sesuatu dan mengatasi suatu masalah secara gratis.
Beberapa lagi menjadikannya sebagai media bisnis. 

Misalnya, orang tahu bagaimana membuat kue kering jenis kastengel yang enak dan
empuk. Namun tidak membagikan cara yang diketahuinya dengan berbagi resep,
melainkan memilih mendirikan usaha menerima pesanan kastengel. 

2. Kebanyakan Dituangkan dalam Bentuk Poin 

Umumnya, teks prosedur dituangkan ke dalam bentuk poin-poin atau dibuat penomran.
Sehingga lebih jelas dalam memaparkan langkah-langkah atau tahapan dari awal sampai
akhir kepada pembaca. Namun, tidak semua penulis memakai teknik ini ada pula yang
ditulis dalam bentuk paragraf. 

Sekilas, ketika teks model prosedur dibuat dalam bentuk paragraf akan mirip dengan
narasi. Namun, narasi umumnya dijelaskan begitu saja tanpa urutan. Sehingga jika
menjumpai teks berisi langkah-langkah dan disusul penomoran secara urut maka masuk
paragraf prosedur. 

3. Memakai Kalimat Saran dan Juga Larangan 

Isi di dalam paragraf prosedur biasanya berupa kalimat saran dan juga kalimat larangan.
Kalimat saran diberikan penulis untuk membantu membaca melalui tahapan atau
langkah-langkah membuat sesuatu dengan benar. Sehingga hasilnya juga benar
sekaligus sesuai dengan harapan. 

Selain itu, digunakan juga kalimat larangan. Larangan ini disampaikan penulis untuk
membantu pembaca menghindari kesalahan saat mempraktekan cara dan tahapan yang
dipaparkan. Misalnya saja saat berbagi cara menjemur kaos katun, maka penulis kadang
memakai kalimat “Hindari menjemur kaos katun di bawah simat”. 

4. Disusun Secara Sistematis Namun Detail 

Paragraf prosedur juga disajikan secara sistematis namun tetap detail. Tujuannya tentu
saja untuk membantu pembaca mempraktekan tata cara yang dipaparkan dengan baik
dan benar. 
Sebab kesalahan dalam praktek akan membuat hasil yang dicapai tidak maksimal atau
bahkan gagal, sehingga perlu dipaparkan dengan sistematis. Agar pembaca bisa praktek
dari langkah awal sampai akhir secara urut agar bisa berhasil. 

5. Menyajikan Informasi yang Bersifat Objektif 

Teks yang dipaparkan di dalam paragraf prosedur memiliki sifat objektif. Sebab bukan
hasil khayalan atau karangan dari penulis. Melainkan dari pengalaman, analisis, dan
percobaan yang dilakukan penulis. Sehingga pembaca tidak akan merasa melakukan
suatu prosedur yang salah. 

6. Berisi Bilangan Urutan atau Angka 

Seperti yang sudah dipaparkan di awal, bahwa teks prosedur berisi suatu tahapan yang
dibuat dalam bentuk poin. Maka teks jenis ini kemudian memiliki bilangan urutan atau
angka. Termasuk juga ketika ditulis dalam bentuk paragraf. Sehingga akan ada kata
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dalam paragraf. 

Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

1. Menggunakan Kata Kerja Imperatif

Kaidah kebahasaan yang pertama dalam paragraf prosedur adalah menggunakan kata
kerja imperatif. Apa itu kata kerja imperatif? Kata kerja jenis ini adalah jenis kata kerja
yang diberi akhiran -an, -i, dan -lah. Misalnya kata: siapkan, masukan, hindari,
perhatikanlah, masukkanlah, panaskanlah, dan lain sebagainya. 

2. Menggunakan Kata Teknis 

Kaidah kebahasaan berikutnya adalah menggunakan kata teknis yang berhubungan


dengan topik yang diangkat atau dibahas. Misalnya saja saat memaparkan “Manfaat
Jamur Tiram untuk Kesehatan”. Maka penulis akan menggunakan kata teknis seperti
nutrisi, kandungan, protein, sayuran, osteoporosis, dan lain-lain. 

3. Menggunakan Konjungsi Temporal 

Teks prosedur juga akan atau sangat sering menggunakan konjungsi (kata hubung)
temporal. Yakni jenis kata hubung yang berfungsi untuk menjelaskan suatu urutan atau
dijelaskan secara kronologis. Misalnya menggunakan kata: setelah itu, kemudian,
selanjutnya, lalu, dan lain sebagainya. 

4. Menggunakan Kalimat Persuasif 


Kaidah kebahasaan berikutnya adalah menggunakan kalimat persuasif, yakni kalimat
yang bertujuan untuk mengajak atau membujuk pembaca untuk melakukan suatu
tindakan. Sehingga kebanyakan paragraf prosedur akan mengungkapkan kalimat
persuasif. Misalnya: Marilah menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga. 

5. Menjelaskan Terperinci Mengenai Alat dan Bahan yang Dipakai 

Paragraf prosedur juga akan menjelaskan mengenai material yang digunakan, mulai dari
alat sampai bahan. Tidak hanya menyebutkan alat dan bahan dan langkah pengolahan
material tersebut. Melainkan juga dilengkapi ukuran, takaran, jumlah, dan warna. 

6. Menggunakan Verba Material dan Tingkah Laku 

Kata kerja atau verba yang digunakan di dalam paragraf prosedur juga umumnya
menggunakan verba material dan verba tingkah laku. Verba material adalah kata kerja
yang mengacu pada tindakan fisik. Misalnya haluskan bumbu, tuangkan tepung,
teteskan pewarna, dan lain-lain. 

Selain itu, juga menggunakan verba tingkah laku yakni kata kerja yang mengacu pada
tindakan yang dilakukan dengan ungkapan. Misalnya kata: menerima, yakin, menolak,
menikmati, dan lain sebagainya. 

Jenis-Jenis Teks Prosedur 

 Teks untuk Menggunakan Suatu Alat atau Benda 

Jenis pertama dari teks prosedur adalah berisi prosedur atau tahapan yang memaparkan
penggunaan alat atau benda. Kemudian bisa juga memaparkan penggunaan beberapa
bahan lengkap dengan takaran. Sehingga tujuan atau isi dari teks jenis ini bertujuan
menjelaskan pembuatan sesuatu. 

 Teks untuk Melakukan Suatu Aktivitas 

Teks jenis prosedur juga bisa digunakan untuk menjelaskan langkah-langkah dalam
melakukan suatu aktivitas. Misalnya, tata cara untuk menjaga agar pola makan tetap
sehat atau memilih bahan makanan yang sehat. Sehingga pembacanya bisa melakukan
suatu aktivitas yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mudah. 

 Teks yang Berisi Kebiasaan atau Sifat 

Teks jenis prosedur juga sering digunakan untuk memaparkan suatu kebiasaan dan sifat
yang sekiranya bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga tidak melulu berisi proses
pembuatan suatu benda atau barang. Melainkan juga memaparkan aktivitas dan
kebiasaan baik. 
Selain diatas, macam-macam teks prosedur juga bisa diklasifikasikan beradarkan tingkat
kerumitannya sebagai berikut ini.

1. Teks Prosedur Sederhana

Teks prosedur sederhana adalah teks yang berisi hanya beberapa langkah saja dan
prosesnya tidak susah untuk diikuti dan dipraktikkan. Contoh teks prosedur sederhana
ini antara lain, cara memasak nasi goreng, cara membuat sop ayam dan lainnya.

2. Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi banyak sekali langkah-langkah yang
sifatnya rumit dan sangat kompleks, bahkan bisa saja langkah satu dan lainnya bisa
dilakukan paralel dan ada juga yang harus serial. Hal yang wajib diperhatikan pembaca
adalah masalah ketelitian.

3. Teks Prosedur Protokol

Teks prosedur ini merupakan prosedur yang bisa dilakukan secara bergantian tidak
terpaku pada urutan yang tetap sehingga bisa mengerjakan dimuali dari yang mana
dulu, yang penting tujuan akhir dari langkah-langkah yang telah dilakukan adalah sama.

Struktur Teks Prosedur

1. Pengantar atau Pembuka 

Secara umum struktur teks jenis prosedur diawali dengan judul kemudian disusul kalimat
pembuka atau pengantar. Pada bagian pengantar ini penulis akan menjelaskan sedikit
mengenai topik yang akan dibahas tahapan pembuatan maupun prakteknya secara
langsung. Beberapa juga menjelaskan dulu manfaat dan tujuan penulisannya. 

2. Material 

Bagian berikutnya adalah penulis menyebutkan dan menjelaskan material yang


digunakan. Misalnya dalam pembuatan suatu menu masakan, maka penulis akan
menyebutkan bahan yang digunakan lengkap dengan takaran. Jika membuat suatu
kerajinan tangan maka akan dipaparkan bahan dan ukuran. 

3. Langkah-Langkah

Bagian berikutnya adalah langkah-langkah atau tahapan dari topik yang diangkat.
Sehingga penulis akan berusaha menjelaskan langkah-langkah agar mudah dipahami
dan dipraktekkan oleh pembaca secara langsung. Bisa dalam bentuk urutan poin dan
nomor, dan bisa juga dalam bentuk paragraf yang diberi urutan bilangan. 

4. Simpulan 

Bagian akhir dari teks prosedur adalah simpulan atau kesimpulan, yang juga disebut
bagian penutup. Sesuai dengan namanya, pada bagian ini penulis akan menjelaskan
kesimpulan dari kegiatan yang dijelaskan tahapan dan prosedurnya. Sekaligus akan
ditambahkan beberapa saran dari penulis. 

Fungsi dan Tujuan Teks Prosedur

Apa tujuan teks prosedur

Secara umum, fungsi dan tujuan teks prosedur adalah untuk menjelaskan dan
menerangkan langkah-langkah secara urut untuk mencapai sebuah tujuan dan pembaca
bisa mengikuti panduan tersebut.

Jadi, pada dasarnya teks prosedur ini adalah teks panduan. Nah, teks panduan ini
bahasanya harus mudah dipahami dan strukturnya jelas serta yang paling penting adalah
urutannya jelas dan urut jangan sampai ada langkah yang salah urutan karena dapat
mengubah hasil akhir.

11.7 Teks Anekdot


Pengertian Teks Anekdot

Menurut Mashun, teks anekdot  merupakan salah satu teks yang berbentuk cerita. Tapi
bukan sekadar cerita atau karangan, teks anekdot memiliki tujuan sosial. cerita yang
disampaikan membuat pembaca merasa jengkel atau konyol. Untuk itu tujuan anekdot
adalah menceritakan kejadian tidak biasa dan lucu.

Cara Mengenali Teks Anekdot

Salah satu cara mengenali teks anekdot adalah sisi humor yang terkandung di dalamnya.
Dibandingkan cerita biasa lainnya, anekdot memang dibingkai lebih lucu. Sehingga
membuat pembacanya tertawa. Namun sekali lagi, lelucon yang ditampilkan anekdot
bukan tanpa tujuan. Ada tujuan sosial yang terselip. Sehingga pembaca diajak untuk
merenungkan kejadian sosial secara tidak langsung.
Bisa jadi anekdot juga berisi kritik mengenai isu sosial yang berhubungan tokoh penting
atau terkenal. Cerita atau isu yang diambil dari realita tersebut dibungkus secara halu
dengan balutan humor. Makanya kritik yang disampaikan pun tidak terkesan kasar. Poin
inilah yang membedakan anekdot dengan teks lainnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot diartikan cerita singkat yang menarik
karena lucu dan mengesankan. Sama seperti pendapat Mashun, anekdot berhubungan
dengan orang penting dn berdasarkan kejadian sebenarnya. 

Tokoh Indonesia yang diketahui kerap menciptakan teks anekdot adalah mendiang
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Mantan presiden Indonesia ini memang sering kali
melontarkan humor atau lelucon yang bermakna. Bukan sebatas humor, melainkan
mengandung sentilan terhadap isu sosial maupun politik.

11.8 Teks Berita


Pengertian Teks Berita 

Teks berita adalah suatu laporan yang berisi suatu berita atau peristiwa yang kemudian
memiliki nilai jurnalistik dan memiliki nilai berita. Definisi ini dikemukakan oleh Herman
RN melalui buku yang berjudul Jurnalistik Praktis. Selain yang disampaikan oleh Jerman
RN, masih banyak ahli yang kemudian memaparkan definisi paragraf berita. 

Ciri-Ciri Teks Berita

 Judul dalam teks atau paragraf berita mewakili keseluruhan isi paragraf atau teks
tersebut. 
 Menggunakan bahasa yang efektif sehingga mudah untuk dipahami, lengkap,
efektif, dan juga mampu memikat pembacanya. 
 Peristiwa yang dituangkan ke dalam teks berita disampaikan secara urut atau
kronologis, sehingga pembaca bisa mengetahui peristiwa tersebut dari awal
kejadian sampai akhir dengan detail. 
 Data yang disampaikan atau ditulis di dalam paragraf berita disajikan dengan
lengkap, sesuai juga dengan konteks, dan kemudian bisa dibuktikan
kebenarannya oleh para pembaca itu sendiri. 
 Beberapa paragraf berita memiliki atau mengandung kebenaran berlapis,
kebenaran berlapis adalah kebenaran yang terus mengalami perubahan dengan
cepat, yakni antara menit ke sekian sampai ke sekian bisa berbeda. Contohnya
adalah berita mengenai update jumlah pasien Covid-19 dan juga quick count saat
terjadi pemilu. 
 Menyampaikan waktu, tempat, dan sumber secara valid. 
 Selalu memuat unsur 5W + 1 H (who, where, when, what, why, dan juga how).
Struktur Teks Berita yang Benar 

Jenis atau bentuk dari teks berita memang ada beberapa namun dari segi struktur
biasanya sama. Yakni: 

1. Orientasi Berita

Bagian atau struktur pertama di dalam paragraf berita adalah orientasi berita yang
kemudian disebut juga sebagai bagian pembuka. Pada bagian ini penulis akan sedikit
menjelaskan suatu peristiwa, sehingga pembaca bisa mengetahui informasi apa yang
akan dibaca di dalam teks bagian selanjutnya. 

2. Peristiwa 

Bagian kedua adalah peristiwa, dimana penulis akan memaparkan peristiwa sedetail dan
selengkap mungkin dan disajikan secara kronologis atau urut. Penyampaian berita dalam
bentuk teks harus sudah terverifikasi sehingga dipastikan kebenarannya valid. Sehingga
tidak akan menyebabkan miskomunikasi dan disinformasi. 

3. Sumber Berita 

Bagian berikutnya adalah mencantumkan atau menyebutkan sumber berita, yang


umumnya berasal dari proses wawancara dan reportase. Sumber berita ini sendiri
meliputi siaran pers, narasumber, para ahli, laporan, data statistik, surat, dan berbagai
dokumen resmi.

Jenis Teks Berita 

Jenis teks berita kemudian ada beberapa, dan menurut (Romli, 2014: 11-12) jenis berita
adalah sebagai berikut: 

1. Berita Langsung

Jenis berita yang pertama adalah berita langsung, yakni jenis berita yang waktu
terjadinya suatu peristiwa dengan proses penggalian data dan pelaporan terbilang
berdekatan. Sehingga media yang menyajikan berita langsung akan diberi label selalu
menyajikan berita yang up to date. 

2. Berita Mendalam 

Jenis kedua adalah berita mendalam yang juga akrab disebut dengan istilah depth news.
Jenis berita satu ini adalah jenis berita yang di dalamnya memaparkan suatu kejadian
atau peristiwa yang terbilang berat. Dikatakan berat adalah dilihat dari segi fakta,
penggalian data, dan juga dampak dari peristiwa yang diangkat berita tersebut. 

3. Berita Pendapat 

Jenis berita selanjutnya adalah berita pendapat, istilah lain untuk menyebut teks berita
jenis ini adalah opinion news. Jadi, sesuai dengan namanya jenis berita satu ini selain
berisi pemaparan suatu peristiwa juga ditambahkan opini penulis atau sudut pandang
dari pihak penulis secara pribadi. 

Selain itu, opini yang dicantumkan di dalam berita biasanya juga berasal dari narasumber
atau ahli yang diwawancarai. Sehingga dalam teks tersebut memaparkan opini
narasumber yang dilihat dari sudut pandangnya. Masyarakat yang membaca teks
tersebut kemudian bisa berpikir lebih netral. 

4. Berita Interpretatif 

Berita interpretatif atau interpretative news juga menjadi salah satu jenis dari berita
secara umum. Definisinya adalah jenis berita langsung yang kemudian diberi tambahan
komentar maupun penilaian dari pihak reporter yang meliput berita tersebut. 

Selain dari reporter, kadangkala jenis berita ini juga memaparkan penilaian atau opini
dari seorang narasumber. Beberapa orang menyebut berita jenis ini dengan istilah berita
gabungan, sebab berisi fakta sekaligus opini. 

5. Berita Investigasi 

Berikutnya adalah berita investigasi, dan memang sesuai dengan namanya berita ini
memaparkan hasil investigasi. Maksudnya adalah berita tersebut disusun dari sebuah
peristiwa yang kemudian ditelusuri secara lebih mendalam. Sehingga didapatkan data-
data yang mendalam dan lengkap. 

Semua data ini akan memperkuat fakta dan bahkan membantu memecahkan suatu
kasus yang diangkat menjadi berita. Kebanyakan berita yang dikembangkan dengan
teknik ini adalah berita mengenai tindak kejahatan. Sehingga penulis atau reporter bisa
mengikuti perkembangan investigasinya oleh pihak berwajib.

Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Selain memiliki beragam jenis, tata bahasa atau kaidah kebahasaan di dalam teks berita
juga bersifat khas. Artinya, jenis tata bahasa yang digunakan tidak akan dijumpai di
dalam teks jenis lainnya. Meskipun beberapa kaidah mungkin juga bisa ditemukan di
teks lain, namun tidak sepenuhnya sama. 
Adapun kaidah kebahasaan dalam penulisan paragraf berita yang memaparkan suatu
peristiwa adalah: 

1. Menggunakan Verba Transitif 

Kaidah yang pertama dari teks berita adalah penggunaan verba transitif. Yakni jenis kata
kerja yang bentuknya bisa diubah antara pasif dan aktif. Sehingga saat ditulis dalam
bentuk pasif maka bisa diubah ke bentuk aktif, begitu juga sebaliknya. 

2. Memakai Verba Pewarta 

Berikutnya adalah penggunaan verba pewarta, yakni kata kerja yang menunjukan adanya
suatu percakapan. Misalnya penggunaan kata kerja: ujar, disampaikan oleh, tutur,
pungkas, gagas, dan lain sebagainya. 

3. Menggunakan Adverbia 

Paragraf berita juga menggunakan adverbia, yakni kata yang menunjukan keterangan
tempat, waktu, suasana, dan juga cara. 

4. Menggunakan Konjungsi 

Paragraf berita juga menggunakan konjungsi atau kata hubung seperti kata dan, atau,
lalu, kemudian, serta, dan lain-lain. 

5. Memakai Kutipan Langsung dan Tidak Langsung 

Dalam penulisan  teks berita juga menggunakan kutipan langsung maupun tidak
langsung. Kutipan langsung diapit oleh tanda petik dan kutipan tidak langsung tanpa
tanda petik yang diungkapkan kembali oleh penulis dengan bahasa sendiri. Kutipan ini
digunakan untuk menyampaikan hasil wawancara dengan narasumber. 

6. Menggunakan Bahasa Baku, Netral, dan Objektif 

Bahasa yang digunakan dalam penyusunan paragraf berita adalah bahasa baku. Selain
itu juga dibuat singkat, padat, lugas, jelas, dan komunikatif. 

7. Menggunakan Bahasa Denotatif 

Bahasa yang digunakan dalam penyusunan teks berisi berita juga memakai bahasa
denotatif atau memiliki makna sebenarnya. Sehingga tidak boleh memakai kata yang
nantinya menjadi ambigu dan menimbulkan kesalahpahaman.

Ciri-Ciri Teks Berita


 Judul dalam teks atau paragraf mewakili keseluruhan isi paragraf atau teks
tersebut. 
 Menggunakan bahasa yang efektif sehingga mudah untuk dipahami, lengkap,
efektif, dan juga mampu memikat pembacanya. 
 Peristiwa yang dituangkan ke dalam teks disampaikan secara urut atau
kronologis, sehingga pembaca bisa mengetahui peristiwa tersebut dari awal
kejadian sampai akhir dengan detail. 
 Data yang disampaikan atau ditulis di dalam paragraf berita disajikan dengan
lengkap, sesuai juga dengan konteks, dan kemudian bisa dibuktikan
kebenarannya oleh para pembaca itu sendiri. 
 Beberapa paragraf memiliki atau mengandung kebenaran berlapis, kebenaran
berlapis adalah kebenaran yang terus mengalami perubahan dengan cepat, yakni
antara menit ke sekian sampai ke sekian bisa berbeda. 
 Menyampaikan waktu, tempat, dan sumber secara valid. 
 Selalu memuat unsur 5W + 1 H (who, where, when, what, why, dan juga how).

Pilih salah satu: A


Benar
Salah

Salah satu cara mengenali teks anekdot adalah sisi humor yang terkandung di dalamnya

Pilih salah satu: A


Benar
Salah

12.1 Pengertian Karya Ilmiah


Karya Tulis Ilmiah

Pengertian Karya  Ilmiah

Karya tulis Ilmiah dapat dipahami sebagai teks yang ditulis dengan susunan sistematis,
serta logis, dan memenuhi kaidah ilmu pengetahuan yang berlaku. Aspek rasionalitas
diutamakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, dan permasalahan yang diangkat bersifat
objektif dan faktual. Karya tulis ilmiah menuntut untuk menggunakan kata-kata yang
tidak ambigu atau bermakna ganda sehingga dibutuhkan gaya bahasa yang lugas, serta
eksplisit, dan tentunya dengan ragam ilmiah sesuai dengan PUEBI.

12.2 Jenis-jenis Karya Ilmiah


Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

Adapun jenis karya tulis ilmiah yang bisa dibuat berdasarkan kebutuhan tugasnya
diantara (makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, resensi, artikel ilmiah atau
jurnal ilmiah, referat, surat pembaca, monograf, kabilitasi, surat pembaca, laporan
khusus, laporan tinjuan, dll), akan tetapi akan disebutkan beberapa saja:

1. Makalah

Karya tulis ilmiah yang biasa dikerjakan atau dibuat untuk memenuhi tugas mahasiswa
pada tingkat semester 1 dan seterusnya, biasa berbentuk makalah atau paper lain, yang
selalu menjadi tugas andalan atau tugas mingguan mahasiswa dalam memenuhi
tugasnya.

Kajian nya berkaitan tentang masalah ilmiah yang ada disekitar lingkungan kita, dan cara
menulis ilmiahnya biasanya menggunakan olah pikir deduktif dan induktif, pada bagian
pola berfikir deduktif menggunakan cara berpikir umum ke khusus, yang ditarik
kesimpulannya /adalah khusus, sedangkan indikatif sebaliknya cara kerjanya ialah khusus
ke umum yang menjadi kesimpulannya ialah cakupan umumnya yang lebih luas.

Dan jenis karya tulis ilmiah makalah, umumnya dijadikan syarat dalam memenuhi tugas,
ujian dalam sebuah mata kuliah, mahasiswa juga dituntut untuk memecahkan masalah
terkait masalah tersebut secara kaidah ilmiah dan syarat-syarat ilmiah, namun bahasanya
juga digunakan dalam makalah harus sesuai dengan aturan baku dan tegas, lugas.

2. Kertas kerja

Jenis karya ilmiah kertas kerja ditulis sesuai dengan data lapangan yang sifatnya empiris-
objektif, hal ini berlaku pada kajian ilmiah bidang manajemen akuntansi atau teori
akuntansi, karya ilmiah ini berupa kertas kerja yang merupakan sebuah alat bantu dalam
memudahkan susunan laporan keuangan.

Kertas kerja dijadikan penutupan buku besar sebuah perusahaan, sehingga kertas
merupakan media penyusunan laporan penelitian secara kompleks. Analisis yang
digunakan membuat kertas kerja lebih mendalam dari pada membuat makalah, dan
kertas kerja disajikan saat kegiatan seminar dan lokakarya berlangsung.

3. Skripsi

Jenis karya ilmiah skripsi yang ditulis mahasiswa tingkat strata 1 merupakan tugas wajib
manakala mau lulus dan selesai kuliah, karena menjadi prasyarat ketentuannya yang
wajib dipenuhi untuk institusi tempat kuliah, penelitian skripsi merupakan penelitian
dalam skala kecil yang dilakukan akan tetapi tetap lebih mendalam dan disusun dalam
bentuk laporan.

4. Tesis
Syarat utama mahasiswa magister S2 untuk mendapatkan gelarnya ialah harus membuat
karya tulis ilmiah berupa tesis. Penelitian dilakukan dalam rangka penelitian untuk
kelulusan magister yang lebih mendalam dari pada skripsi, karena tesis diharapkan
mampu memunculkan hasil yang didapat dari apa yang diteliti guna mendapatkan
sebuah jawaban atas masalah yang dikaji.

Karya ilmiah tesis berisi masalah pengetahuan baru bersifat empiric dan teoritik dari hasil
penelitian sebelumnya. Yang dimaksud bersifat empiric ialah berasal dari pengalaman
langsung ketika melakukan penelitian, sedangkan kalau teoritik ialah lebih ke pengujian
yang dilakukan terhadap teori yang ada sebelumnya.

5. Disertasi

Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk program doctor pada tingkat tertinggi di
perguruan tinggi, dan isi didalam disertasi mengemukakan suatu dalil yang dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data, fakta yang valid dengan melakukan analisis terperinci,
dengan bahasa lain bahwa karya tulis ilmiah disertasi merupakan karya yang memuat
teori baru dengan menguji hipotesis berdasarkan teori yang sudah ada sebelumnya yang
dipaparkan, diskusikan didalamnya yang memuat argumentasi serta sanggahan dari
guru besar atau promoter penguji suatu lembaga pendidikan tinggi.

Karya disertasi memiliki karakteristik tersendiri agar dapat kita membedakan dengan
tesis maupun karya ilmiah lain, disertasi memiliki fokus pada kajian mengenai satu
disiplin ilmu pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari.

Kajian disertasi juga berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara
mendalam dan terstruktur, dan juga karya ilmiah yang menggunakan data primer
sebagai data utama, ditunjang oleh data skunder apabila diperlukan dan diharapkan,
karya disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa inggris maupun yang lain dengan
baik dan benar.

12.3 Ciri-Ciri Karya Ilmiah


Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah memilik ciri-ciri yang kompleks dan tersusun rapi
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut : 

 1. Suatu permasalahan diungkapkan secara logis, fakta dari data yang kredibel, dan
analisis yang objetif, serta pada               bagian rumusan masalah diungkapkan dengan
kalimat interogativa.
2. Opini yang dikemukakan harus berlandaskan teori dari berbagi sumber, seperti
pendapat ahli, jurnal ilmiah, ataupun        buku-buku yang sudah terbit, bukan berasal
dari imajinasi, perasaan, atau pendapat yang subjektif.
3.  Ragam bahasa haruslah ilmiah, tidak ambigu, dan tidak menggunakan kata-kata yang
bersifat konotatif.

12.4 Bagian-Bagian Karya Ilmiah


Bagian-Bagian Karya llmiah
Bagian-bagian Karya Ilmiah
      Sebuah karya tulis ilmiah secara umum terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian pelengkap
dan bagian inti. Bagian pelengkap terdiri atas: (1) halaman judul, (2) daftar isi, (3) kata
pengantar, (4) persembahan, (5) lembar pengesahan, dan (6) abstrak. Sedangkan bagian inti
terdiri atas: (1) pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metode, (4) hasil, (5) pembahasan, dan (6)
penutup. Ada pula tambahan untuk bagian pelengkap, misalnya, prakata (bedakan dengan
kata pengantar), daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu saja kelengkapan-
kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan. Masing-masing akan dijelaskan di
bawah ini.
a.  Pendahuluan

Bagian pendahluan berisi gambaran tentang topik penelitian yang hendak dibahas.
Bagian ini terdiri atas beberapa subbagian, yang pada umumnya terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian atau penulisan, dan manfaat
penelitian. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara
sederhana di bawah ini.

Latar belakang masalah

Bagian ini menguraikan fakta dan informasi yang menjadi alasan mengapa penelitian
perlu dilakukan dan mengapa penulis tertarik dengan objek yang ditetliti. Bagian ini
mencerminkan kepekaan penulis dalam meperhatikan fenomena-fenomena yang
mutakhir di bidang yang sedang dikaji. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi
mendapat respon yang baik dari pembaca atau peminatnya karena membahas topik-
topik yang sedang aktual di masyarakat dan informasinya dibutuhkan banyak orang.

Hal penting yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah review kepustakaan. Peneliti
perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal
ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan
mengulangi berbagai penelitian sebelumnya tetapi informasi dari penelitian itu menjadi
pijakan bagi penelitian yang akan dilakukan.

Rumusan dan batasan masalah

Berdasarkan fenomena yang menjadi daya tarik dan dijelaskan pada bagian latar
belakang, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dikaji.
Pada bagian ini penulis perlu mengemukakan butir-butir masalah yang menjadi fokus
kajian karena pada bagian latar belakang biasanya hal itu belum disampaikan.

Agar penelitian tidak melebar ke mana-mana, maka penulis perlu membatasi masalah
pada hal-hal yang spesifik yang mungkin dilakukan.

Banyak pertimbangan yang menjadi dasar perumusan masalah dan pembatasannya,


antara lain, jenis penelitian, waktu yang tersedia, tujuan penelitian, dan sebagainya. Hal
ini perlu dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek-aspek yang tidak
relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga membantu penulis agar penelitian dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Pada umumnya rumusan masalah disampaikan dalam kalimat tanya.Kalimat tanya yang
digunakan hendaknya operasional, artinya dapat dijawab atau dikerjakan dan
keberhasilannya dapat diukur dengan mudah. Hindari kalimat tanya yang tidak jelas dan
keberhasilannya sulit diukur, misalnya: “Akankah ampas tahu berpengaruh terhadap
percepatan tumbuh-kembang ternak?” Kalimat tanya seperti itu sulit diukur
keberhasilannya karena kata tumbuh-kembang tidak operasional.

Tujuan Penelitian

Pada bagian ini penulis hendaknya mengemukakan hal-hal yang menjadi tujuan
penelitian. Rumusan tujuan penelitian biasanya merupakan pernyataan yang menjawab
pertanyaan yang dirumuskan dalam bagian rumusan masalah.

Tujuan penelitian hendaknya relevan dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Jika ada
lima rumusan masalah, maka tujuan penelitian pun lima pernyataan. Jika rumusan
masalah berbunyi: “Apakah ada hubungan antara jumlah asupan konsentrat terhadap
kenaikan berat badan sapi pada usia 1 sampai 5 bulan?”, maka tujuan yang dapat
dirumuskan, misalnya: “Memperoleh deskripsi kuantitatif tentang hubungan antara
jumlah asupan konsentrat dan kenaikan berat badan sapi pada usia 1 sampai 5 bulan”.

Manfaat penelitian

Pada bagian ini disampaikan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian dimaksud.
Manfaat perlu disampaikan dalam dua kategori, yaitu manfaat teoretis dan manfaat
praktis. Manfaat teoretis menyangkut kegunaan hasil penelitian ditinjau dari aspek teori
dan relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang telah ada. Manfaat praktis
menyangkut kegunaan hasil penelitian bagi kehidupan manusia sehari-hari.

b.  Kajian Pustaka

     Sebuah penelitian tentu harus dilandasi teori-teori yang kuat. Landasan teori akan
menjadi pemandu bagi penulis dalam melakukan seluruh aktivitas penelitian dan
penulisan karya ilmiah. Paling tidak ada dua hal yang menjadi lndasan teori, yaitu
rujukan keilmuan yang relevan dengan topik dan rujukan yang terkait dengan teknik
penulisan karya ilmiah. Pemahaman tentang keduanya akan sangat bermanfaat dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan laporannya.

Meskipun demikian, penulis harus benar-benar teliti dalam menentukan dasar teoretis
yang akan mendukung kegiatan penelitiannya. Rujukan yang kurang relevan hendaknya
disingkirkan saja karena mungkin akan membingungkan dan memecah konsentrasi
penulis terhadap fokus penulisan.Dengan memilah-milah rujukan yang relevan dan
memisahkannya dengan rujukan yang kurang relevan, penulis akan lebih mudah dalam
menyusun tulisan.

c.  Metode dan Teknik Analisis Data

      Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari
sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Metode merupakan cara yang
harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara untuk melaksanakan metode.
Teknik penelitian ditentukan oleh instrumen atau alat yang dipakai. Gambaran tentang
kedudukan metode dan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.

Contoh Penelitian Kualitatif   Contoh Penelitian Kualitatif


Menetapkan Peran Orang Tua
Menghitung Tinggi Meja Topik
terhadap Keberhasilan Belajar
Pengukuran Metode Observasi
Mengamati, merekam
Mengukur meja Teknik
kegiatan orang tua
Meteran Alat Mata peneliti, alat video
Angka Wujud Data Deskriptif, kualitas
Mengumpulkan, memilah,
Menghitung angka Teknik Analisis Data
menyimpulkan informasi

Bagan Kedudukan Metode dan Teknik dalam Penelitian

d.  Hasil Penelitian

      Bagian keempat dari rangkaian penelitian adalah menulis hasil penelitian. Setelah
merampungkan penulisan bagian metode, kegiatan dapat dilanjutkan dengan
melaksanakan penelitian pada ranah yang dipilih. Peneliti akan berkutat dengan
pengambilan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya peneliti
merumuskan hasil penelitian dan menyajikannya pada bagian keempat ini.

Penyajian hasil penelitian menuntut kemahiran penulis dalam berbahasa. Sajian


penelitian akan menarik jika diuraikan secara kronologis dan teratur, mengikuti kaidah
penulisan karya ilmiah. Hal-hal yang dipandang rumit hendaknya diupayakan agar
disajikan secara sederhana dan lugas, meskipun harus tetap pada koridor tatacara
penulisan ilmiah. Jangan membuat uraian atau penjelasan yang berbelit-belit dan
panjang. Usahakan kalimat yang digunakan sederhana dan singkat.
Bagian hasil penelitian merupakan intisari dari keseluruhan kegiatan penelitian. Selain
kemahiran berbahasa, ketepatan pemilihan metode juga akan tecermin dalam bagian ini.
Kesungguhan dan ketelitian peneliti dalam menuangkan apa yang diperoleh di lapangan
penelitian juga terekspresikan pada bagian ini. Amati contoh berikut.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis deskiptif didapatkan ratarata skor variabele konteks adalah
115,17, median 116, modus 116, simpangan baku (standar deviasi) adalah 11,10. Hasil
kuisioner variabel konteks responden ditunjukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan histogram seperti pada Tabel 5 dan Gambar 2 berikut. 
Dari Tabel 5 dapat diamati bahwa pengelompokan frekuensi terbanyak untuk variabel
konteks terletak sedikit di atas rata-rata pada interval 116 – 122 dengan
frekuensi absolute sebesar 19 dan frekuensi relatif sebesar 35,85. Untuk lebih
memudahkan membaca tabel di atas, berikut disajikan histogram distribusi frekuensi
variabel konteks seperti pada Gambar 3.

Contoh lain:

BAB IV. HASIL PENELITIAN

Hasil-hasil analisis evaluatif selanjutnya dirangkum pada caseorder effect


matrix menunjukkan bahwa berdasarkan evaluasi masukan terdapat 6 aspek dan 12 sub
aspek, yang telah memenuhi standar objektif yakni 5 aspek dan 9 sub aspek, 1 sub aspek
dan 1 aspek yang tidak memenuhi standar objektif yaitu pembiayaan, 1 sub aspek yang
bisa ditolerir yaitu pendidikan minimal guru produtif dan 2 sub aspek yang perlu
perbaikan yaitu tes wawancara dan keterlibatan industri dalam rekruitmen siswa.

Lebih bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut
juga subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya
tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga
butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat
pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada bab pendahuluan.

 e.  Penutup

     Bagian kelima adalah penutup. Sebagai bagian akhir dari kartya ilmiah, pada bagian
penutup peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut
harus disajikan secara lugas, sederhana, dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih
menangkap hasil penelitiannya dengan baik dan komprehensif.

Selain berisi simpulan, pada bagian penutup juga kadang terdapat subbab saran.
Subbab ini tampaknya masih banyak digunakan sebagai subbagian dari bagian penutup.
Namun, sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut.
Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian lanjutan, entah untuk
menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.

f.  Bagian Pelengkap

    Daftar Pustaka

     Daftar pustaka atau bibliografi merupakan bagian penting bagi suatu tulisan ilmiah
atau penelitian. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-
referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam
penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya
mencantumkan referensi.Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak
banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu
banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada
pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan
sewajar dan seperlunya saja.

Kaidah penulisan daftar pustaka juga harus diperhatikan. Bedakan sumber referensi yang


berasal dari buku dengan majalah dan surat kabar.Mengingat dunia internet saat ini pun
menawarkan beragam hasil penelitian yang dengan mudah dapat diakses, peneliti dapat
memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai bahan referensi penelitiannya. Khusus
untuk sumber referensi dari internet, saat ini disepakati bahwa tata cara penulisannya
sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel.

Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan
makalah, skripsi, disertasi, dan lain-lain.

1. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku mengikuti kaidah sebagai berikut.
Pertama, nama pengarang    diawali huruf besar, dimulai dari nama belakang lalu beri
(tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan. Nama belakang bisa disingkat, tetapi
bisa juga tidak disingkat. Kedua, ditulis tahun pembuatan atau penerbitan buku yang
sebelumnya didahului tanda koma untuk membatasi nama pengarang dan tahun
penerbitan. Ketiga, ditulis judul buku dengan mengunakan huruf miring setelah judul
gunakan (tanda titik). Keempat, ditulis tempat diterbitkannya buku itu, diakhiritanda titik
dua; di kelima, ditulis penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).

Contohnyasebagaiberikut:

Keraf, Gorys, 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soeseno, Slamet, 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.

Sudaryanto, 2001. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian


Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
2.  Penulisan daftar pustaka yang diambil dari internet mengikuti kaidah sebagai berikut.
Pertama, tulis nama pengarang seperti pada penulisan rujukan dari buku. Kedua, tulis
tahun buku atau tulisan dibuat, diakhiri tanda titik. Ketiga, tulis judul buku/ tulisan
diakhiri tanda titik. Keempat, tulis alamat websitenya gunakan kata from untuk awal judul
web, setelah itu akhiri tanda koma. Kelima, tulis kata diunduh dan tanggal pengambilan
data tersebut.

Contohnya sebagaiberikut:

Rusitania, 2013. Invisible Sintax on Spoken Discourse. From


http://retslingua.com/index.php?were=com, diunduh 28Oktober 2013.

3. Penulisan daftar pustaka yang pengarang atau penulisnya lebih dari satu orang
mengikuti kaidah sebagai berikut. Pertama, tulis nama belakang dari penulis pertama,
akhiri tanda koma, lalu tulis nama depan dengan disingkat, akhiri tanda koma. Setelah
itu tulis nama pengarang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan urutan nama pertama
dulu kemudian nama kedua (tanpa dibalik). Jika pengarang lebih dari 2 maka penulisan
pengarang terakhir diawali kata dan (&) dan diakhiri tanda koma. Kedua, tulis tahun
pembuatan atau cetakan buku tersebut diakhiri tanda titik. Ketiga, tulis judul buku atau
karangan dengan huruf miring, diakhiri tanda titik. Keempat, penulisan tempat terbit dan
penerbit mengikuti kaidah penulisan rujukan dari buku seperti diuraikan pada nomor 1.

Contohnya sebagai berikut.

Kuntarto, Eko, Yulia Prawitasari, dan Edy Purwoko, 1986. Sengatan Lebah sebagai
Alternatif Pengobatan. Malang: LP3I.

Susilo, E.T, Sarmidi, .A.T, & A.R. Hidayati, 2008. Memasuki Dunia Kabel. Bandung: Penerbit
Intifada.

Perlu diingat bahwa gelar akademik tidak ditulis. Penulisan daftar pustaka yang banyak
harus berurutan berdasarkan urutan abjad A-Z. Sistem penulisan untuk kalimat baris ke
dua dan seterusnya menjorok ke dalam sekitar 5-7 ketukan, seperti terlihat pada contoh.

Abstrak

Abstrak juga menjadi bagian penting lain dari suatu tulisan ilmiah. Tiap-tiap institusi
biasanya mempunyai ketentuan tertulis tentang tatacara penulisan abstrak. Abstrak
merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat. Ukurannya kira-kira enam sampai
sepuluh baris. Abstrak bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek
mana yang dibahas dalam suatu karya ilmiah. Abstrak biasa memuat latar belakang
singkat, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil penelitian, dan kesimpulan.

Pada umumnya abstrak ditulis dalam 2 bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tujuannya agar hasil penelitian dapat dibaca oleh banyak orang, tidah hanya di dalam
negeri tetapi juga di manca negara. Abstrak ditulis dengan spasi rapat (1 spasi) dengan
format penulisan khusus. Pada bagian akhir abstrak disebutkan kata-kata kunci untuk
memudahkan penelusuran secara online melalui internet.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang efektivitas pelaksanaan


program Praktek Kerja Industri dalam kaitannya dengan Pendidikan Sistem Ganda di
SMK Negeri 1 Susut. Ada empat variabel yang dikaji yaitu variabel Konteks, Input, Proses
dan Produk dengan melibatkan 53 responden dan menggunakan metode CIPP. Variabel
Konteks meliputi aspek perencanaan dan penyusunan program Praktek Kerja Industri,
variabel Input meliputi aspek pengorganisasian, pelaksanaan, variabel Proses meliputi
pengawasan dan evaluasi serta variabel Produk meliputi penguasaan kompetensi dan
kesiapan kerja peserta didik. Hasil penelitian berdasarkan analisis T-Skor menunjukan
bahwa (1) variabel konteks kategori negatif (-), variabel input kategori negatif (-), variabel
proses kategori negatif (-) dan variabel produk kategori negatif (-). Artinya pelaksanaan
program Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Susut ditinjau dari keempat variabel
menunjukan negatif (-). Dengan demikian berdasarkan hasil analisis data masing-masing
variabel disimpulkan bahwa pelaksanaan program Praktek Kerja Industri dalam kaitannya
dengan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri 1 Susut ditinjau dari variabel konteks,
input, proses dan produk sangat tidak efektif. Direkomendasikan: (1) sekolah melibatkan
pihak industri dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program
praktek kerja industri tersebut. (2) pihak industri agar melakukan uji kompetensi dan uji
profesi untuk mendorong siswa meningkatkan kompetensinya dalam rangka persiapan
kerja setelah lulus SMK, (3) pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Bangli membantu dalam menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah.

Kata kunci: Efektivitas, Pelaksanaan, Praktek Kerja Industri 

Abstract

The objective of this study is to find out about the effectiveness of the Industrial
Attachment Programme in relation to the Dual Education System at SMK Negeri 1 Susut.
The study looks into four variables that affect the effectiveness of the programme,
namely its context, input, process and its output. It involves 53 respondents and uses
CIPP methodology. The context variable covers programme planning and design, input
variable covers programme organization and implementation, prosess variable covers
programme monitoring and evaluation, while output variable covers students’
competency level and readiness to enter industries after the programme. Based on the
results of the analyses using T-Score method, the study shows that all the four variables
that are looked into fall in the negative category. This means that based on the context,
input, process and output of the programme, the implementation of the Industrial
Attachment Programme in relation to the Dual Education System at SMK 1 Susut is not
effective. Therefore, it is recommended that (1) the school should get the industries
involved in the planning, implementation, supervision and evaluation of the programme,
(2) the industries should carry out the competency and professional assessments in order
to encourage the students to improve their competencies before entering the industries
upon graduation, and (3) the Education Youth and Sports Department of Bangli Regency
should help build infrastructures to support the teaching and learning activities at SMK 1
Susut.

Keywords: effectiveness, implementation, Industrial Attachment Programme.

Sumber :

Suartika, I Nengah, Nyoman Dantes, dan I Made Candiasa e-Journal Program


Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan (Volum 3 Tahun 2013)

Prakata

Pemahaman yang salah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak yang menggunakan
kata pengantar daripada prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah kata
pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain.
Biasanya kata pengantar ditulis untuk mendukung atau memberi kesaksian yang
menguatkan bagi pembaca atas tulisan yang disajikan. Isinya merupakan pernyataan
bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Adapun
prakata adalah pengantar yang disajikan oleh penulis untuk karya yang disajikannya.
Jadi, bagian pelengkap pada suatu karya ilmiah yang digunakan oleh penulis untuk
mengantar tulisannya adalah Prakata; sedangkan tulisan orang lain mungkin dipakai
untuk mengantarkan suatu karya ilmiah karangan seseorang disebut Kata Pengantar.

Pada bagian prakata, penulis bisa memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang
ia hasilkan. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak
dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.

13.2 PENDAHULUAN
Pada saat menulis karya ilmiah, perlu diperhatikan tata cara penulisannya. Diantaranya
adalah cara mengutip tulisan dan menulis dafrtar pustaka. Untuk dapat memperoleh inti
sari mengenai sudut pandang ahli yang pendapatnya digunakan untuk menunjang
sebuah karya tulis ilmiah.

Pengutipan adalah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu baik
langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Hasil pengutipan
karya ilmiah disebut kutipan.Fungsi kutipan adalah (a) sebagai bukti untuk menunjang
pendapat penulis dan (b) sebagai bukti tanggung jawab penulis.
Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya
makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara
alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan).

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan.Catatan ini memberikan informasi singkat
sesungguhnya yang terdapat pada tulisan. Dengan catatan kaki, seorang penulis
sesungguhnya telah memberikan penghargaan atas karya orang lain. Hubungan antara
catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukkan yang sama.
Selain menggunakan nomor-nomor penunjukkan, hubungan itu dapat dinyatakan
dengan menggunakan tanda asterik atau tanda bintang (*).

13.3 KUTIPAN

1.  Pengertian Kutipan

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu diambil dari kamus,
ensiklopedia, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2. Fungsi kutipan

a. Landasan teori
b. Penguat pendapat orang lain
c. Penjelasan suatu uraian

d. Bahan  bukti untuk menunjang suatu pendapat

3. Jenis Kutipan

Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis tidak mengubah
kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sedangkan kutipan tidak
langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di sumber kutipan.

a.  Kutipan langsung

1) Tidak lebih dari empat baris :


- Kutipan diintegrasikan dengan teks
- Jarak antar baris kutipan dua spasi
- Kutipan diapit dengan tanda kutip
- Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis
sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

2) Lebih empat baris :


- Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
- Jarak antar kutipan satu spasi
- Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip.
Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-
7 ketukan.
- Kutipan diapit oleh tanda kutip.

- Di belakang kutipan diberi sumber kutipan

Contoh Kutipan Langsung:

Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap


pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin
yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 : 184).

b. Kutipan tidak langsung

1) Kutipan diintegrasikan dengan teks


2) Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3) Kutipan tidak diapit tanda kutip

4) Sesudah selesai diberi sumber kutipan

Contoh Kutipan Tidak Langsung :


Menurut Agus (Sudibyo, 2001 : 12), sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-
pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat
dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan
yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung,
tetapi juga pada komoditi yang lain. Selain itu Joni menyatakan bahwa .........................

 
 4. Cara Penggunaan Kutipan

a. Cara penulisan kutipan

1) Di depan
    Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………

2) Di tengah
    Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif dapat
dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan 
    perhatian, dan keringkasan.”

3) Di Akhir

    Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga
terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel  1976:125)

b. Cara penulisan kutipan


Aturan  Penulisan Kutipan antara lain :

1) Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)

Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….

2) Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.

Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom (1978:23)


menghasilkan …………

3) Penulis lebih dari dua


Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan
singkatan dkk . 

Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)

4) Pengutipan lebih dari satu karangan


Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai sumber
yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam
hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan
dengan tanda titik koma (;)
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan
(1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….

5) Sitasi dari Sitasi


Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpaksa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali untuk
ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan
konsultasi dengan pembimbing. 

Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87)
bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..

13.5 DAFTAR PUSTAKA


1. Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah semua sumber-sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedia,


buku, majalah, atau surat kabar yang perlu disusun dalam daftar khusus diletakkan pada
akhir karangan.

2. Fungsi Daftar Pustaka

a) Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri
tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.

b) Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.

c) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu
kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.

d) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3. Ciri-Ciri Daftar Pustaka

Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Diambil dari suatu buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, orasi dalam karya
ilmiah, dsb.

b. Berisikan nama pengarang atau lembaga

c.  Memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit,
dan tempat terbit.
3. Jenis dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal atau buku
selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala (mingguan/bulanan) kebanyakan
memakai sistem yang menghemat ruang. Jenis-jenis daftar  pustaka yaitu :

a. Daftra pustaka yang diambil dari buku


Format penulisan daftar pustaka dari buku: Nama penulis. Tahun terbit, Judul buku. Kota
terbit: Nama penerbit.

Contoh daftar pustaka dari sumber buku dengan satu orang penulis:

 Maharani, Intan. 2000. Panduan Penulisan Biografi. Jakarta: Intermedia.


 Syafani, Riska. 2001. Gaya Fashion Terkini. Makassar: Media Baru.
 Putu, Reza. 2005. Pengaruh Teknologi Pada Bidang Politik, Ekonomi, Sosial, dan
Budaya. Makassar: Media Lama.

Contoh daftar pustaka dari sumber buku dua atau tiga orang penulis:

 Muhammad, Fiqri, dan Anzar R.W. 2009. Panduan Pidato Bahasa Inggris


Terlengkap. Bandung: Putra Media.
 Siregar, Johnson, dkk. 2012. Kumpulan Makalah Pelatihan Manajemen Ekspor.
Jakarta: DJPEN PPEI.
 Ramadhan, Sela, dan Agus Wijaya. 2007. Metode Pembelajaran dan Trik
Menyelesaikan Soal Matematika Untuk Pemula. Jakarta: Intermedia.

Contoh daftar pustaka dari sumber buku dengan banyak penulis:


Jika ada lebih dari dua penulis untuk sumber rujukan, maka penulisannya mencantumkan
“dkk”. Dkk adalah singkatan yang berarti “dan kawan-kawan.”
Penulisan di daftar pustaka:

 Intan, Novia dkk. 2020. Rahasia Bisnis Online Sukses. Yogyakarta: Penerbit


Deepublish.
 Siregar, Harumi dkk. 2021. Ragam Bahasa Bahasa Daerah Sumatera Utara.
Medan: Rineka Cipta.

Contoh daftar pustaka dari sumber buku tanpa nama penulis (anonim):
Terkadang, ketika menulis sumber rujukan akan menemukan buku tanpa penulis yang
terdaftar. Hal ini sering terjadi. Ketika ini terjadi, ketika menulis sumber rujukan hanya
perlu mencantumkan judul buku, kota terbit, nama penerbit, dan juga tahun terbit.
 Rahasia Melamar Pekerjaan. Surabaya: Penerbit Surabaya, 2015.

b. Daftar pustaka yang diambil dari jurnal atau karya ilmiah lainnya
Baik jurnal, makalah, atau laporan secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu berupa
print out dan online atau digital. Berikut adalah susunan penulisan daftar pustaka
dengan sumber jurnal:

 Nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal, nama penerbit, mencatumkan
informasi tentang volume atau edisi jurnal, link url untuk mengakses jika jurnal
bersumber dari jurnal online, dan tanggal akses jurnal. Pastikan jika kamu
mengambil referensi dari internet, informasi tersebut sudah benar akurat dan ada
penulisnya.

Contoh daftar pustaka sumber jurnal:

 Alwi Asegaf. 2017. Teori Komunikasi Dasar: Definisi, Fungsi, Ciri-Ciri, dan Manfaat.
Jurnal Ilmu Komunikasi. 9(2): 13-17.
 Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Dosen IKIP
Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100.
 Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai yang Dikandungnya: Sebuah
Tinjauan Apresiatif”. Diksi, 9, IV, hlm. 81- 90.

Contoh daftar pustaka dumber karya ilmiah yang tidak diterbitkan:

 Utari, D. 1993. Penggunaan Tableau de Feutre dalam Pengajaran Keterampilan


Berbicara. Makalah TABS. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, FPBS
IKIP Yogyakarta.
 Mahmudah, Z. 1995. Pelecehan Seksual dalam Drama Der Besuch der Alten
Dame. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS IKIP
Yogyakarta.

 Arga, Muhammad. 2010. Analisis Pengelolaan Limbah Pabrik Menjadi Kerajinan


Tangan Studi Kasus di Kota Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

c. Daftar pustaka yang diambil dari dokumen resmi


Contoh:

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Garisgaris Besar Program


Pengajaran: Bidang Studi Bahasa Inggris. Jakarta: Depdikbud.
 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta. 1994. Peraturan Akademik
1994. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta.

d. Daftar pustaka dengan nama pengarang yang sama

Contoh:

 Ellis, R. 1992. Understanding Second Language Acquisition (2nd Ed.). Oxford:


Oxford University Press.
 ______ 1990a. Classroom Second Language Development. London: Prentice Hall.
 ______ 1990b. Instructed Second Language Development. Oxford: Blackwell.

e.  Daftar pustaka dari sumber internet

Contoh:

 Bern, R. G. & Erickson, P. M. 2001. Contextual Teaching and Learning; the


highglight zone; research @ work no. 5.  Diambil tanggal 14 Juni 2005,
dari  http://ncete.org/publication/infosythensis/highlightzone/
highlightes.index.as.
 Imel, Susan. 2000.  Contextual Learning in Adult Education.  Diambil tanggal 14
Juni 2005, dari  http://www.cete.org/acve/textony/ducgen.asp?tbl=pab & ID. 120.

13.4 CATATAN KAKI


1. Pengertian catatan kaki
Catatan kaki adalah catatan pada  bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber
suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang
diuraikan dalam teks. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada
huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.

2. Fungsi catatan kaki


a) Memberikan keterangan dan komentar
b) Menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan
c) Sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku

d) Sebagai penghargaan terhadap karya orang lain

3. Jenis dan cara penulisan catatan kaki


Catatan kaki terdiri dari 2 jenis yaitu footnote dan bodynote ditempatkan pada bagian
bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan sejalur dengan tulisan atau bacaan
pada teks yang ditulis di dalam kurung.
Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya
sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma, kurung buka,
tempat penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, jilid
dan nomor halaman.

a. Cara penulisan catatan kaki


A) Sumber yang dirujuk berupa buku :

 Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo
Soemardjan …….
 Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata
yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan
huruf kapital contoh : [ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
  Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan
(sesudah tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor
Sugiyono,…..
 Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim
Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M.
Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
 Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak
ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v] Zamroni,
Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
 Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama
penerbit). Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
 Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa
spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun). Contoh : [vii]
Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
 Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak
ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-
Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.

B) Penulis lebih dari satu orang


Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu ditulis
dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama penyusun
pertama saja yang ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk. Contoh : [ix] Ikhsan
dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal. 9.

C) Penyusun adalah Editor

Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama penyusun
yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) . Contoh : [x] Sanusi (ed.),
Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.
D) Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim

Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka dalam
catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga, panitia
atau tim itu. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan
Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1989), hal.89.

E) Tanpa nama penyusun

Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatan kaki
langsung ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU  
DY,1999), hal. 22.

F) Buku Terjemahan

Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan,
disebutkan judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli
bersama judul terjemahan dapat dilakukan seperti contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih
bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.

G) Buku Saduran

Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli, disebutkan
nama penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.),
Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.

H) Himpunan Artikel

Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan kakinya
sebagai berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”, dalam
Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.

I) Ensiklopedi dan Kamus

Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya catatan
kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-
Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.

J) Majalah, Jurnal, Surat Kabar

 Terdapat nama pengarang


Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala lainnya
maka penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No.
11, Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.

 Tidak terdapat pengarang

Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama penerbitan
yang bersangkutan. Contoh : [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan
Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.

K) Internet

Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut : [xviii]
Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel
1109/accessed 24 Oktober 2009.

4. Contoh catatan kaki (Footnote dan bodynote)

 Anif Sirsaeba el-Shirazi, Fenomena Ayat-ayat Cinta (Jakarta: Republika,2006),


hlm.350. (Footnote)
 Dorongan untuk mengafirkan orang lain yang berbedsa justru merupakan salah
satu akibat kegagan mengendalikan hawa nafsu lho. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menuduh saudaranya yang muslim
sebagai kafir maka salah satu dari keduanya sangat berhak untuk mendapatkan
sifat itu.” Maunya sih, menyampaikan pendapat hukum islam yang dianggap
benar, tapi gara-gara jatuh kedalam takfir, jadi hawa nafsu, malah jatuh jadi kafir
sendiri, iiiih, serem. (K.H.S.S.Djam’an : 17). (Bodynote).

14.2 PENGERTIAN
Jurnal imiah atau sering disebut juga sebagai jurnal akademik adalah publikasi  artikel-
artikel suatu hasil pemikiran empiris (penelitian) yang diterbitkan secara berkala oleh
suatu organisasi profesi atau institusi akademik dalam bidang tertentu (Suryoputo,dkk.,
2012:4).  Selanjutnya, menurut Adnan, dkk.(2005:5) jurnal ilmiah adalah suatu forum
komunikasi ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.

Isi jurnal ilmiah adalah artikel ilmiah (research article) yaitu tulisan yang berisi laporan
hasil kajian atau hasil penelitian secara sistematis yang diperuntukkan untuk kalangan
akademis tertentu guna dipikirkan, dikembangkan, dikaji kembali, serta untuk
diperdebatkan (baik secara lisan maupun secara tulisan).  Laporan hasil penelitian secara
sistematis maksdunya adalah laporan yang disusun dengan mengikuti format dan aturan
yang berlaku  dalam suatu jurnal ilmiah. Sedangkan, yang dimaksud laporan hasil kajian
adalah hasil pemikiran intensif mengenai suatu hal (topik) yang dilengkapi dengan data-
data dari berbagai sumber.

14.3 PERAN DAN FUNGSI


Peran dan Fungsi Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah tentunya memiliki peran dan fungsi sebagai hasil penenlitian yaitu sebagai
berikut:

1.      Sarana komunikasi antara para ilmuwan.

2.      Penyebaran hasil-hasil penelitian.

3.      Pengembangan budaya akademik di perguruan tinggi.

4.      Penukaran informasi untuk menghasilkan ide-ide baru akan ilmu pengetahuan dan
ide-ide baru

14.4 MANFAAT
Beberapa manfaat dari jurnal akan diuraikan sebagai berikut :

1. Sebagai bahan yang dibenarkan dan ilmiah secara keilmuan untuk dijadikan
acuan pengambilan keilmuan tertentu
2. Sebagai bahan tinjauan pustaka bagi penelitian yang menguji kembali suatu ilmu
yang sebelumnya sudah diyakini kebenarannya
3. Media pertukaran informasi serta ilmu yang menjabarkan fakta ilmiah yang terjadi
secara aktual.

14.5 JENIS ARTIKEL ILMIAH


Jenis Artikel Ilmiah

Artikel yang terdapat dalam jurnal ilmiah memiliki banyak jenis, diantaranya adalah (1)
artikel hasil penelitian, (2) artikel non-penelitian, (3) tinjauan buku (books review), dan (4)
obituari (obituary), (5) laporan kasus, (6) ceramah, dan (7) editorial. Biasanya jurnal-jurnal
bidang kedokteran dan kesehatan relatif memuat hampir seluruh jenis artikel yang telah
disebutkan di atas. Namun jurnal imiah biasanya memuat dua atau empat yaitu artikel
hasil penelitian, artikel non-penelitian, artikel tinjauan buku, dan artikel obituari. Untuk
pemahaman kita, keempat jenis artikel tersebur akan dibahas secara lebih rinci.

1.      Artikel Hasil Penelitian

Artikel hasil penelitian (research article) adalah artikel yang diterbitkan dalam jurnal-
jurnal ilmiah oournals). Artikel jenis ini berisi pelaksanaan dan hasil penelitian. Pemuatan
artikel jenis ini bertujuan untuk membuka wacana diskusi dan kemungkinan penelitian
baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori atau pandangan-pandangan yang
terkait dengan masalah yang diteliti layak untuk untuk tetap diikuti atau hams ditinjau
kembali. Nama lain dari artikel hasil penelitian adalah "artikel asli", biasanya merupakan
artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan
dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Biasanya bentuk atau format penyajiannya
setidaknya terdiri dari (a) judul dan nama penulis, (b) abstrak, (c) kata kunci, (d)
pendahuluan, (e) metode, (f) hasil, (g) diskusi, simpulan, dan (i) daftar pustaka.

2.      Artikel Non-Penelitian

Artikel non penelitian atau sering disebut juga dengan artikel tinjauan (review papers)
biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka atau kajian
teori. Artikel jenis ini beragam, berisi telaah teori, konsep, prinsip, pengembangan suatu
model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan lain-
lain. Karena jenisnya beragam maka bentuk penyajiannya pun sangat variatif tidak
seperti artikel penelitian yang memiliki bentuk baku. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh
para pakar atas permintaan editor. Penulisan artikel jenis ini biasanya penulis terlebih
dulu mengkaji tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan
atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis artikel dianggap benar.

3.      Telaah Buku

Telaah buku (books review) atau sering disebut resensi buku merupakan tinjauan analitik
dan kritis atas sebuah buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun). Telaah dimaksudkan
untuk memberikan garnbaran ringkas bagi calon pembaca buku yang bersangkutan.
Paparan penulis telaah bersifat analitik, kritis dan jika mungkin komparatif dengan acuan
buku-buku sejenis yang telah diterbitkan lebih dulu. Yang perlu diperhatikan dalam
menelaah buku adalah penelaah buku hams bersifat objektif dalam mengulas kelebihan-
kelebihan . dan kelemahan-kelemahan buku yang ditelaahnya secara proposional.  

4.      Obituari (Obituary)

Obituari (obitary) adalah artikel yang mengulas berita kematian seorang tokoh ilmuwan
yang disertai biografi singkat tokoh tersebut. Tujuan pemuatan obituari adalah untuk
memberikan penghormatan kepada ilmuwan yang bersangkutan atas jasa-jasa semasa
hidupnya di dalam pengembangan bidang ilmu yang ditekuninya.
14.6 KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Ketentuan Penulisan Artikel Ilmiah
Judul Dalarn membuat judul artikel, hendaknya harus memenuhi hal-ha1
berikut: (1) informatif dan komprehensif, (2) mencerminkan isi artikel,
(2) dapat menarik perhatian, (3) memuat variabel-variabel yang diteliti
atau kata- kata kunci yang menggambarkan masalah yang, diteliti.

Ketetuan jumlah kata:

Nasional                    maksimal 15 kata (kata tugas tidak dihitung)

Kemendikbud           maksimal 14 kata (kata tugas tidak dihitung)

s. lain                        maksimal 12 kata (kata tugas tidak dihitung)

 
Nama dan Penulisan nama penulis ditulis tanpa gelar atau pangkat.
keterangan penulis
Nama penulis dilengkapi dengan keterangan lembaga asal penulis atau
institusi dan email penulis.

 
Abstrak Abstrak berisi ringkasan dari inti suatu artikel yang memuat tentang
uaruain masalah penelitian, tujuan penelitian, metode yang
digunakan,  dan hasil penelitian.

Ditulis dalam 1 paragraf.

Ketentuan jumlah kata:

Nasional                    100-250 kata


Kata kunci Terminologi spesifik ranah yang dibicarakan.

Ketentuan jumlah kata:

Nasional                    3-5 kata


Pendahuluan Umumnya memuat antara lain (1) permasalahan penelitian, yang
mencakup uraian masalah atau alasan penelitian (latar belakang),
pernyataan logis yang mengarah ke hipotesis atau tema pokok (2) cara
pendekatan atau pemecahan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hasil
yang diharapkan, dan (5) rangkuman kajian teoritik yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam menulis kajian teoritik,
sebaiknya gunakan acuan yang mutakhir dan relevan.

 
Metode Bagian ini memuat bagaimana penelitian dilakukan. Bagian ini
memuat unsur-unsur antara lain: (1) rancangan atau desain penelitian,
(2) sasaran penelitian (populasi dan sampel atau subjek penelitian), (3)
pengembangan instrumen dan teknik pengumpulan data, dan (4)
teknik analisis data.
Hasil dan Hasil Penelitian atau biasa ditulis "Hasil" saja, merupakan bagian
Pembahasan utama ,I dari artikel penelitian. Bagian ini memuat hasil analisis data.
Hasil penelitian tidak memuat pengujian hipotesis dan penggunaan
statistik. Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan
penggunaan tabel dan grafik. Grafik dan tabel hams dibahas dalam
tubuh artikel tetapi tidak dengan cara pembahasan yang mendetil satu-
persatu. Jika penyajiannya relatif panjang, hasil, dapat dibagi ke dalam
sejumlah sub-sub bagian.

Bagian pembahasan merupakan bagian terpenting dari keseluruhan isi


artikel ilmiah. Bagian ini berisi ulasan atau pemaknaan hasil dan
pembandingan dengan teori danfatau hasil penelitian sejenis.
Pembahasan memuat jawaban-jawan pertanyaan penelitian dan
menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh,
menginterpretasikan temuan, mengaitkan temuan penelitian ,.dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan, dan memunculkan teori-teori
baru atau modifikasi dari teori yang telah ada. Pembahasan menjadi
lebih penting artinya apabila temuan penelitian berbeda dengan teori-
teori yang selama ini diakui kebenarannya.
Simpulan dan Saran Simpulan menyajikan ringkasan dan penegasan penulis mengenai
temuan hasil penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan
penelitian atau esensi dari hasil penelitian dan pembahasan.
Sedangkan saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan
penelitian. Saran dapat mengacu kepada tindakan praktis,
pengembangan teori baru, dan penelitian lanjutan. Simpulan maupun
saran disajikan dalam bentuk paragraf bukan dalam bentuk numerikal.
Daftar Pustaka Daftar pustaka ditulis dengan menggunakan pedoman umum yang
berlaku bagi penulis artikel. Ada sejumlah pedoman yang harus ditaati
dalam membuat daftar pustaka: (1) hanya yang benar-benar dirujuk
dalam artikel yang boleh dicantumkan dan (2) semua yang dirujuk
dalam artikel harus tercantum dalam daftar pustaka.

14.7 KAIDAH PENULISAN ARTIKEL ILMIAH


Kaidah Penulisan Artikel Ilmiah

Ada sejumlah kaidah umum yang perlu diperhatikan dalam penulisah artikel ilmiah, baik
yang bersifat hasil penelitian maupun non- penelitian. Kaidah-kaidah yang dimaksud
meliputi (1) penggunaan bahasa baku, (2) sistematika penulisan, (3) aturan merujuk, (4)
aturan penyajian tabel dan gambar, dan (5) aturan menulis daftar rujukan.

1.         Penggunaan Bahasa Baku

Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar merupakan ha1 yang lazim dalam
penulisan artikel di jurnal ilmiah. Penggunaan bahasa yang baik terkait dengan
penggunaan ragam bahasa ilmiah, misalnya, berpola argumentasi atau akademis.
Sedangkan penggunaan bahasa yang benar berkaitan dengan norma ketatabahasaan
yang digunakan dalam penulisan.

Ragam bahasa ilmiah memiliki sejumlah ciri, yaitu logis, lugas, jelas, formal, objektif,
konsisten, dan bertolak dari gagasan. Logis, artinya bahasa ilmiah itu mampu digunakan
secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir. Bahasa yang logis mampu
membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca. Lugas, artinya bahasa ilmiah itu dari
aspek pengungkapannya tidak berrnakna ganda, sehingga terhindar dari kesalahan
penafsiran. Untuk itu bahasa-bahasa figuratif perlu dihindari, karena tidak lugas. Jelas,
berkaitan dengan kejelasan gagasan. Gagasan yang disampaikan mudah dipahami
karena disampaikan dalam kalimat-kalimat pendek, oleh karena itu disarankan hindari
penggunaan kalimat-kalimat panjang. Formal, berkaitan dengan penggunaan bahasa
baku bukan menggunakan bahasa informal. Objektif, artinya menempatkan gagasan
sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur
kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Konsisten, berkaitan
dengan penggunaan aspek-aspek kebahasaan dan ejaan sesuai dengan kaidah-kaidah
kebahasaan. Bertolak dari gagasan, artinya  penonjolan diarahkan pada gagasan atau
hal-ha1 yang diungkapkan penulis.

2.         Perujukan dan Pengutipan

Dalam konvensi penulisan artikel ilmiah, terdapat tata cara menulis dan kutipan secara
konsisten mengikuti salah satu dari beberapa gaya  tertentu. Berikut, disajikan secara
ringkas tata cara perujukan dan pengutipan.

a.      Perujukan

Sebagaimana yang umum dipakai dalam penulisan artikel ilmiah, ada tiga cara dalam
melakukan rujukan, yaitu menggunakan catatan kaki (foot note), catatan akhir (end note),
dan perujukan dengan menggunakan tanda kurung atau yang sering
disebut parenthetical citation/body note yang terintegrasi dalam teks. Perujukan
dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan nomor halaman di antara tanda
kurung. Namun juga perlu diperhatikan tanda baca karena kadang kala ada perujukan
tertentu mengharuskan menempatkan tanda koma setelah nama dan tahun serta tanda
(.) sebelum halaman, misalnya, (Lindner, 2011, p.41). Penulisan rujukan ini didasarkan
pada APA Style (American Pscychological Association).
b.      Pengutipan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengutipan sumber informasi atau
gagasan penulis, peneliti atau para ahli lain. Pengutipan tersebut dapat dilakukan
dengan kutipan langsung (direct quotation), kutipan tidak langsung (indirect quotation),
parafrasa (paraphrasing), dan rangkuman (summary). Berikut sejumlah contoh rujukan
dan jenis-jenis pengutipan langsung, tidak langsung, parafrase, dan rangkuman.

v Merujuk kutipan langsung kurang dari 40 kata. Terintegrasidalam teks dan diberi tanda
kutip

Contoh :

Penelitian deskriptif adalah "suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara sangat
teliti (accurately and precisely) tentang karakteristik yang sangat luas dari suatu populasi"
(Hamidi, 2007, p. 12).

v Merujuk kutipan langsung Iebih dari 40 kata. Tidak terintegrasi dengan teks.

Contoh:

Komunitas Punk diketahui menenrang kapitalisme, menurut penulis alasan-alasan


tersebut berhubungan dengan bagaimana sejarah komunitas Punk yang telah dibahas 
sebelumnya, yang menyatakan jika Punk menentang perilaku konsumtif dalam
keseharian mereka. Ahmad Zaelani, orang yang hampir sepuluh tahun menjadi "Punkers"
mengatakan,

"Kapitalisme menurut saya sangat menguasai sektor-sektor kehidupan kita, untuk itu kita
sebagai generasi muda diharapkan dapat lebih kritis dalam menerima hal-ha1 yang
dapat membuat kita menjadi konsumtif bahkan sebenarnya kapitalis itu merugikan
rakyat kecil. Karena upah buruh sangat minim sedangkan kerja mereka berat dan
pengusaha menang-mentang punya modal bisa seenaknya seperti itu, padahal
dampaknya sangat besar bagi kita. Makanya saya membuat produksi sendiri untuk
memenuhi kebutuhan saya khususnya sebagai seorang Punk". (Sumber: jurnal Komunika,
Vol. 9, No. I, 20 l 1, hlm. 20).

c.          Kutipan Tidak Langsung

Menurut Deddy Mulyana (2003:71), kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi
manusia dengan menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang
mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang
ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang
terlibat dalam interaksi social.

Menurut Deddy Mulyana kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia
dengan menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang mereka
maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang
ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang
terlibat dalam interaksi sosial (Mulyana, 2003:71).

d.      Parafrase

Mengubah kalimat dengan bahasa sendiri dan tidak menghilangkan makna yang
terkandung dalam kalimat sebelumnya.

e.       Rangkuman

Ringkasan atau  inti dari suatu referensi yang akan kita kutip dengan menggunakan
bahasa kita sendiri.

14.7 CONTOH JURNAL ILMIAH


PERAN KEBIJAKAN RASKIN TERHADAP ALOKASI PENGELUARAN RUMAH TANGGA
PETANI DALAM UPAYA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN: Studi Kasus di Desa
Gambarsari Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. 

Noviar Wicaksono, Sri Widarni, Ari Purwaningsih


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman 
Alamat Koresponden: noviar.wicaksono@gmail.com 

ABSTRAK 

Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) merupakan program dari pemerintah dalam upaya
meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan terhadap keluarga
miskin melalui pendistribusian beras. Desa Gambarsari adalah salah satu desa di
Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang yang masyarakatnya mendapatkan
Raskin, yakni dari kalangan petani. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan bermaksud
untuk mengetahui (1) tingkat ketahanan pangan para petani yang dibuat dalam
persentase pengeluaran rumah tangga. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeluaran pangan rumah tangga petani. (3) Peran Raskin terhadap pengeluaran rumah
tangga para petani. 

Kata kunci: Raskin, alokasi pengeluaran pangan, ketahanan pangan. 

PENDAHULUAN 

Pembangunan merupakan proses untuk memajukan peradaban manusia. Pelaksanaan


pembangunan menjadi harapan dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk
mengatasi masalah kemiskinan. Akan tetapi 50% kemiskinan dialami oleh kalangan
petani. 
Kemiskinan akan mempengaruhi ketahanan pangan petani, mengingat petani
merupakan sumber penghidupan pangan dari suatu negara. Salah satu program untuk
mengatasi masalah ketahanan pangan petani adalah kebijakan Raskin. 

Kabupaten Purbalingga merupakan kabupaten di Jawa Barat yang mengalami


peningkatan pagu Raskin sejak tahun 2008 sampai 2011. Hal ini dapat terjadi karena
terjadi peningkatan jumlah petani yang berada dalam kondisi kemiskinan. 

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk (1) Mengetahui tingkat ketahanan
pangan rumah tangga petani dilihat dari persentase pengeluaran untuk pangan pada
rumah tangga petani yang menjadi penerima Raskin. (2) Mengetahui pengaruh faktor
pendapatan rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, jumlah tanggungan
keluarga, usia kepala rumah tangga, dan jumlah subsidi Raskin yang diterima terhadap
pengeluaran rumah tangga petani. (3) Mengetahui peran Raskin terhadap pengeluaran
rumah tangga petani. 

METODE DAN WAKTU PENELITIAN 

Penelitian ini dilakukan di desa Gambarsari, Kemangkon, Purbalingga. Pemilihan tempat


penelitian dilakukan secara sengaja, setelah mengetahui penerima Raskin di desa
Gambarsari 50% diperuntukan untuk daerah persawahan dan lebih dari 90% petani
dinyatakan sebagai petani miskin. 

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status
subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan
personalitas (Nazir, 2011). 

Variabel yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah: 

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan untuk makanan dan minuman yang
dikonsumsi. 
Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik yang biasanya makan bersama dalam satu dapur atau mengurus
kebutuhan bersama menjadi satu. 
Pengeluaran untuk pangan rumah tangga adalah jumlah pendapatan rumah tangga
yang dialokasikan untuk kebutuhan pangan rumah tangga tersebut. 
 
HASIL DAN PEMBAHASAN 

Ketahanan Pangan Rumah Tangga 

Deklarasi dari World Food Security  di tahun 1996 menyatakan bahwa ketahanan pangan
memiliki definisi sebagai makanan yang tersedia setiap saat, setiap orang bisa
mengakses makanan tersebut, dan terpenuhinya kebutuhan gizi. 

Berdasarkan teori Engel yang disampaikan oleh Ilham (2002) menyatakan mengenai
beberapa indikator ketahanan pangan yang dapat diterangkan atas dasar persentase
pengeluaran pangan rumah tangga. 

Adapun informasi mengenai ketahanan pangan keluarga petani sebelum menerima


Raskin tersaji di Tabel 1. 

Adapun informasi mengenai rata-rata persentase pengeluaran pangan petani setelah


menerima Raskin tersaji di tabel 2. 

Berdasarkan data di Tabel 1 dan Tabel 2 di atas tersaji informasi mengenai rata-rata
pengeluaran pangan sebelum menerima Raskin adalah 68%. Sedangkan setelah
menerima Raskin adalah 67,7%. Data tersebut menunjukan bahwa adanya program
Raskin tidak memberikan pengaruh terhadap rata-rata pengeluaran pangan rumah
tangga petani. 

Raskin bisa diketahui tidak memberikan pengaruh terhadap ketahanan pangan. Dengan
kata lain, rumah tangga para petani masih belum memiliki kemampuan untuk
mencukupi kebutuhan konsumsi energi. Sebab tidak memiliki akses baik secara ekonomi
maupun fisik. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Pangan 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pangan rumah tangga petani di Desa


Gambarsari dilakukan dengan metode analisis linier berganda. Adapun hasil analisis
tersebut ada di tabel 3. 
Peran Raskin Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga Petani 

Kebijakan Raskin yang dibuat oleh pemerintah memang bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan pangan masyarakat miskin di Indonesia. Kerawanan pangan yang disebabkan
oleh faktor kemiskinan menjadi penyebab masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga. 

Berdasarkan ketahanan pangan, memang kebijakan Raskin tidak menunjukan perubahan


apapun pada pengeluaran rumah tangga. Akan tetapi, Raskin memiliki peran dalam
meningkatkan alokasi pengeluaran rumah tangga. 

Melalui hasil penelitian diketahui bahwa adanya Raskin membantu menurunkan rata-rata
pengeluaran pangan untuk kategori kebutuhan padi-padian. Sebab terpenuhi dengan
bantuan Raskin dari pemerintah. Oleh sebab itu program Raskin tetap mampu
memberikan bantuan bagi para petani untuk mengalokasikan dana kebutuhan pangan
ke bahan dan kebutuhan lain selain padi-padian. 

Kenaikan pengeluaran pangan setelah rumah tangga memperoleh Raskin juga terjadi
pada komoditas umbi-umbian, tembakau, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, sayur-
sayuran, dan kebutuhan konsumsi lainnya. 

KESIMPULAN 

Melalui hasil penelitian mengenai program Raskin untuk ketahanan pangan masyarakat
petani di Dusun Gambarsari, didapatkan beberapa kesimpulan berikut: 

Persentase pengeluaran pangan sebelum mendapatkan Raskin adalah 68%. Persentase


pengeluaran pangan sesudah mendapatkan Raskin adalah 67,87%. Kedua hasil
persentase tersebut menunjukan angka lebih besar dari 60% yang termasuk kategori
rawan pangan. Sehingga bisa dikatakan bahwa kebijakan Raskin tidak mengubah
ketahanan pangan rumah tangga para petani. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pangan rumah tangga para petani
adalah pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan juga usia kepala keluarga. 
Peran program Raskin mempengaruhi alokasi pengeluaran pangan dan juga non
pangan. Setelah menerima Raskin, subsidi Raskin yang diperoleh para petani
dialokasikan untuk pengeluaran pangan berupa komoditas dagang yaitu sebesar 9,87%,
ikan sebesar 3,92%, dan tembakau 2,87%. Sedangkan untuk pengeluaran non pangan
meliputi pengeluaran kesehatan sebesar 30,77%, perumahan sebesar 4,77%, dan
transportasi 3,39%. 

SARAN 

Perlu kajian lebih mendalam tentang penerima Raskin dari keluarga yang tidak miskin,
apakah ada kesalahan petugas atau memang berupa fenomena di masyarakat. 
Perlu dilakukan evaluasi terhadap implementasi Raskin secara berkala oleh pemerintah di
Kabupaten Purbalingga, terkait jumlah pemberian subsidi Raskin kepada rumah tangga
miskin. 
Tingginya alokasi pengeluaran untuk tembakau perlu diwaspadai mengingat merokok
membahayakan kesehatan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Bulog. 2011. Pedoman Umum Raskin. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan


Rakyat Republik Indonesia. 
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro, Semarang. 294 hal. 

15.1 Korespodensi?

Korespondensi adalah istilah umum yang merujuk kepada aktivitas penyampaian


maksud melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain. Korespondensi dapat atas nama
jabatan dalam suatu perusahaan/organisasi atau atas nama perseorangan. Kegiatan
saling berkirim surat oleh perseorangan atau oleh organisasi disebut surat menyurat
atau korespondensi. Secara etimologi korespondensi berasal dari bahasa asing (Inggris),
yaitu correspondence  (bersama) dan respondere  (merespon atau menjawab). Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa korespodensi adalah surat
menyurat yang memiliki hubungan. Korespodensi juga dapat diartikan sebagai proses
komunikasi yang dikirim melalui surat dari pihak satu kepada pihak lainnya.
Korespodensi adalah bentuk kegiatan berkirim surat yang dilakukan
perseorangan, organisasi sosial, dan institusi perusahaan (Finoza, 2009). Korespondensi
adalah serangkaian kegiatan dalam bentuk surat menyurat yang dijalankan sebagai
ssarana tertulis (Djuharie, 2001).

Tujuan Surat Korespodensi 

Tujuan dari korespodensi, yaitu sebagai berikut ini.

a. Menyampaikan informasi bertujuan utnuk menyampaikan informasi. Hal ini


dikarenakan surat yang dikirim dari pihak satu ke pihak lainnya berisi maksud dan
tujuan yang akan disampaikan baik mulai dari penawaran produk, permintaan
kerjasama dan lain sebagainya.
b. Menyampaikan isi surat bertujuan untuk menyampaikan isi pesan atau informasi
dengan menggunakan kaidah atau aturan-aturan surat yang sesuai.
Korespondensi juga bertujuan untuk meyampaikan isi surat agar pihak penerima
mengetahui maksud dari pengirim.
c. Mempercepat komunikasi karena melalui surat yang dikirimkan seseorang tidak
perlu untuk bertatap muka terlebih dahulu. Misalkan jarak yang akan ditempuh
jauh. Selain itu, dengan surat korspondensi juga lebih menghemat baiya karena
sifatnya yang tertulis dan tinggal dikirim kepada pihak penerima.

Tujuan pembuatan surat korespodensi, yaitu sebagai berikut ini. (1) Untuk
menyampaikan pesan/informasi. (2) Untuk memperlancar arus informasi. (3) Untuk
membuat sipenerima paham dan mengerti terhadap isi surat sehingga kominkasi dapat
berkelanjutan

15.2 Jenis-Jenis Surat?


Surat dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan sudut padang kita
melihatnya. Oleh sebab itu, surat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari
sisi mana kita melihatnya.

1. Jenis Surat Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu surat pribadi, surat
niaga, surat sosial, dan surat resmi. Penjelasan lebih lengkapnya dapat dijelaskan sebagai
berikut ini.

a. Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang (atas nama pribadi) yang
berisi tentang hal-hal yang bersifat pribadi. Surat pribadi dibagi menjadi 2
macam, yaitu sebagai berikut ini. (1) Surat pribadi yang bersifat kekeluargaan
(misalnya surat dari anak kepada orang tuanya, surat perkenalan dengan
seseorang, dan surat dari saudara dan sebagainya). (2) surat pribadi yang bersifat
resmi (misalnya surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin tidak masuk
kerja/sekolah, dan surat dari seorang pegawai yang sisinya tentang permohonan
cuti dan sebagainya). Surat Pribadi yang bersifat resmi dapat disebut pula
setengah resmi
b. Surat niaga adalah surat yang terdapat dalam dunia bisnis atau dunia niaga atau
surat yang dibuat dan dikirim dari satu badan usaha/perusahaan ditujukan
kepada badan usaha/perusahaan lainnya. Contohnya surat perkenalan, surat
permintaan penawaran, surat penawaran, dan lain-lain.
c. Surat dinas pemerintah adalah surat yang dibuat oleh instansi pemerintah yang
isinya mengenai soal kedinasan. Surat dinas disebut juga dengan surat jabatan
karena surat tersebut dibuat dan di tanda tangani seseorang atas nama jabatanya
dalam suatu instansi (bukan atas pribadi) contoh : surat  tugas, surat instruksi,
surat perintah, surat keputusan dan sebagainya.
d. Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga-lembaga sosial yang isinya
tentang kegiatan sosial dan bukan mencari keuntungan semata-mata.
e. Surat dinas swasta adalah surat yang dipergunakan oleh instansi swasta yang
isinya menyangkut kepetingan instansi swasta tersebut. Contoh: surat undangan
rapat rutin /berkala, surat panggilan pegawai, surat peringatan untuk pegawai.

2. Jenis Surat Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya  (secara fisiknya) surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu kartu
pos, warkat pos, surat bersampul, memorandum dan nota, dan telegram dan teleks.
Penjelasan lebih lanjutnya, yaitu sebagai berikut ini.

a. Kartu pos adalah Hal ini akan kita bahas sekarang satu persatu-satu selembar
kertas karton tipis yang berukuran 10 x 15 cm yang digunakan untuk menulis
surat yang isinya singkat dan tidak bersifat rahasia. kartu Pos dikeluarkan oleh
Perum Pos dan Giro atau pihak swasta. Biasanya penggunaan kartu pos in untuk
surat yang isinya tidak menyangkut rahasia pribadi ataupun rahasia
perusahaan/instansi sehingga jikalau terbaca oleh orang yang tidak
berkepentinganpun tidak akan merugikan pihak manapun.
b. Warkat pos adalah sehelai kertas yang dicetak sedemikian rupa sehingga apabila
dilipat dapat berupa sebuah amplop dan apabila dibuka di dalamnya dapat
digunakan untuk menulis surat. Warkat pos hanya di lekuarkan oleh Perum Pos
Dan Giro. Bagian depan warkat pos untuk menulis alamat yang dituju dan bagian
belakang ditulis alamat sipengirim. Bagian dalam surat untuk menulis isi/berita
surat sehingga kalau sudah dilipat terlihat seperti amplop surat.
c. Surat bersampul adalah surat yang isinya ditulis dalam lembaran-lembaran kertas
terpisah, kemudian dilipan dan disimpan/dimasukan dalam sampul
tertutp/amplop. Ada 3 kegunaan surat sampul, yaitu menjaga agar isi surat tidak
terbaca oleh orang yang tidak berkepentingan; mengemas surat / berita yang
terdiri dari beberapa lembar; dan sebagai alasan kesopanan/kepantasan
d. Memorandum dan Nota adalah surat yang hanya berlaku untuk kantor atau suatu
organisasi yang berisi tentang permintaan dan pemberian informasi dan
petunjuk. Memo  dibuat oleh pejabat yang lebih tinggi ditujukan kepada
bawahan atau sebaliknya maupun  kepada pejabat yang setaraf, sedangkan nota
dibuat oleh pejabat yang lebih tinggi kepada bawahnya atau antar pejabat yang
setaraf dalam suatu kantor. Kertas untuk memo dan nota umumnya berukuran
setengan folio atau setengah kuarto
e. Telegram dan Teleks, telegram adalah surat/berita yang dikirim dari jarak jauh.
sedangkan teleks adalah pertukaran berita yang tercetak dari jarak jauh.

3.    Jenis Surat Berdasarkan Kemanan Isinya


Berdasarkan keamanan isinya, surat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu surat sangat
rahasia, surat rahasia, surat konfidensial, ( terbatas ) dan surat biasa. Penjelasan lebih
lanjut, yaitu sebagai berikut ini.

a. Surat sangat rahasia adalah surat yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang
yang tidak berkepentingan dan biasanya berkaitan dengan dokumen-dokumen
yang berhubungan erat dengan keamanan Negara. Contoh, lembar soal Ujian
Nasional maupun dokumen negara lainnya. Biasanya surat sangat rahasia diberi
kode SRHS atau SR  lalu dilak ban dimasukan ke sampul kedua yang beri kode
SRHS atau SR kemudian dimasukan ke dalam sampul ketiga tanpa dilak maupun
tanpa kode SRHS atau SR.
b. Surat rahasia adalah adalah surat yang isinya tidak boleh dibaca oleh orang yang
tidak berkepentingan karena mengandung kerahasiaan. Surat Rahasia  diberi
kode RHS atau R. Berbeda dengan surat sangat rahasia, surat rahasia ini
dikirimkan mengunakan dua buah sampul, sampul pertama diberi kode RHS atau
R dan dilak Kemudian dimasukan ke dalam sampul kedua tanpa dilak dan tanpa
diberi kode RHS atau R. Sampul kedua tersebut merupakan sampul biasa.
c. Surat kofidensial (terbatas) adalah surat yang isinya hanya boleh dikethui oleh
pejabat yang bersangkutan.
d. Surat biasa adalah surat yang isinya boleh di ketahui oleh orang lain karena tidak
menimbulkan kerugian siapa saja yang membacanya.

4.    Jenis Surat Berdasarkan Proses Penyelesaiannya

Berdasarkan proses penyelesaiannya, surat dibagi menjadi 3 macam yaiut surat sangat
segera, surat segera, dan surat biasa. Penjelasan ketiga hal tersebut, yaitu sebagai
berikut ini.

a. Surat sangat segera adalah surat yang cara pengirimannya mendapat perioritas
pertama agar segera sampai kepada penerimnya. Oleh karena itu
penyelesaiannya dan pengirimannya harus dilakukan dalam waktu sesingkat-
singkatnya . Untuk kepetingan itu maka surat-surat lain dapat di kalahkan.
b. Surat segera adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimanya, tapi
bukan berarti yang mendapat perioritas pertama.
c. Surat biasa adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimnya, tetapi tidak
mendapat perioritas utama seperti yang terjadi pada surat sangat segera dan
surat segera.

5.    Jenis Surat Berdasarkan Jumlah Penerimanya


Jenis surat berdasarkan jumlah penerimanya atau sasaran yang dituju dapat dibagi
menjadi 3 macam, yaitu surat biasa, surat edaran, dan surat pengumuman. Penjelasan
ketiga surat tersebut, yaitu sebagai berikut ini.

a. Surat biasa adalah surat yang dirimkan kepada seseorang atau kepada seorang
pejabat suatu organisasi.
b. Surat edaran adalah surat yang dikrimkan kepada beberapa pejabat atau
beberapa orang tertentu.
c. Surat pengumuman adalah surat yang memuat berita untuk sejumlah orang atau
pejabat yang namanya tidak disebukan satu per satu.

6.   Jenis Surat Berdasarkan Maksud dan Tujuannya

Berdasar maksud dan tujuannya surat dapat dibagi menjadi 15 macam, yaitu surat
pemberitahuan, surat perintah, surat instruksi, surat permohonan, surat panggilan, surat
peringatan, surat pengantar, surat tugas, surat keputusan, surat panggilan, surat
perinatan, surat penganar, surat penawaran, surat pesanan, dan surat pengiriman
barang. Penjelasan lebih lanjut terkait surat tersebut, yaitu berikut ini.

a. Surat pemberitahuan adalah surat yang mempunyai maksud untuk


memberitahukan tentang segala hal yang menyankut kepentingan bersama.
b. Surat perintah adalah surat yang mempunyai maksud memberi perintah kepada
bawahan dengan tujuan untuk melaksanakan tugas di luar pekerjaan rutin.
Dengan adanya surat perintah ini, penerima berhak memperoleh fasilitas-fasilitas
yang telah ditetapkan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien dan
efektif.
c. Surat instruksi pada dasarnya, pengrtiannya sama dengan surat perintah.
d. Surat permohonan adalah surat yang mempunyai maksud untuk memohon suatu
hal, seperti memohon untuk cuti, memohon untuk memakai suatu kendaran milik
perusahan dan lain sebagainya dengan tujuan untuk kepentingan pribadi
maupun untuk kepentingan bersama.
e. Surat panggilan adalah surat yang mempunyai maksud untuk memanggil
seseorang dengan tujuan tertentu tergantung dari siapa yang memanggil orang
tersebut.
f. Surat peringatan adalah surat yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk memberikan peringan kepada orang yang bersangkutan karena orang
tersebut melakukan sesuatu yang melanggar ketentuan. Biasanya surat
peringatan ini diberikan sebanyak 3 kali kepada orang yang bersangkutan.
g. Surat pengantar adalah surat yang diberikan kepada suatu instansi tertentu
dengan maksud memberi suatu pengantar apabila orang atau barang telah
sampai kepada instansi yang dimaksud.
h. Surat tugas adalah surat perintah.
i. Surat keputusan adalah surat yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dengan
maksud memberi suatu keputusan mengenai hal-hal yang dianggap penting dan
perlu dengan tujuan agar dapat dilaksanakan secepat mungkin.
j. Surat penawaran adalah surat yang dibuat dan dikirmkan oleh penjual kepada
calon pembeli untuk menawarkan barang atau jasa. Penawaran barang atau jasa
dari penjual kepada calon pembeli terjadi karena adanya permintaan penawaran
dari calon pembeli aau dapat juga tanpa adanya permintaan penawaran dari
calon pembeli.
k. Surat pesanan adalah surat yang dibuat dengan maksud dan tujuan untuk
memesan barang atau jasa kepada pihak penjual dengan menyebutkan kreteria
barang yang diinginkan.
l. Surat pesanan adalah surat yang dibuat dengan maksud dan tujuan untuk
memesan barang atau jasa kepada pihak pnejual dengan menyebutkan kreteria
barang yang diinginkan.
m. Surat pengiriman barang adalah surat yang di buat dengan maksud dan tujuan
agar pembeli mempunyai persiapan untuk penerimaan barang tersebut
karena  sangat mungkin apabila barang pesanan tersebut memerlukan tempat
penyimpanan (tempat barang) khusus.

  

7.    Jenis Surat Berdasarkan Dinas Pos  Surat

Berdasarkan dinas pos surat, surat dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu surat kilat
khusus, surat kilat, surat biasa, surat tercatat, dan surat berharga. Penjelasan kelima surat
tersebut sebagai berikut ini.

a. Surat kilat khusus adalah surat yang harus secepatnya disampaikan kepada
penerimanya secara tercatat. Surat Jenis ini dikirimkan paling dahulu dan
biasanya dibuatkan resinya sebagai tanda bukti penririmannya. Pengiriman surat
kilat khusus ini biasanya hanya dapat dilayani pada kantor pos besar.
b. Surat kilat adalah surat yang harus secepatnya disampaikan kepada penerimanya
secara biasa. Surat ini harus didahulukan dibandingkan dengan surat biasa
lainnya, tetapi tidak secara tercatat. Pengirimannya dapat dilayani di setiap kantor
Pos.
c. Surat biasa adalah surat yang harus disampaikan kepada penerimanya secara
biasa menggunakan sampul biasa dan biayanya relatif lebih murah. Pengiriman
surat jenis ini berdasrkan urutan surat yang ada.
d. Surat tercatat adalah surat yang cara pengirimannya biasa, tetapi ada tanda
buykti pengiriman yang diberikan kepada pengirim surat. Pengiriman Surat
tersebut di catat oleh pegawai Pos.
e. Surat berharga adalah surat yang dapat dipercaya kebenarannya, seperti akte
kelahiran, akte tanah, surat perjanjian, sertifikat tanah, surt izin mendirikan
bangungan.

 
Namun secara umum surat dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu sebagi berikut ini.

1. Surat pribadi adalah surat-surat yang ditulis oleh individu atau diri sendiri dan
dikirim kepada pihak lain yang sifannya kekeluargaan, sahabat dan lain
sebagainya. Biasanya surat pribadi berisi masalah keluarga, bertanya kabar,
peroalan kesehatan, dan lain-lain. Surat pribadi juga memiliki bagian yang
berbeda dengan surat resmi, hal ini dikarenakan penulisannya yang lebih santai
dan tidak terikat dengan aturan-aturan formal.
2. Surat dinas pribadi adalah salah satu jenis surat setengah resmi yang nantinya
akan dikirim seseorang atau pihak individu kepada instansi, lembaga, maupun
perusahaan-perusahaan.
3. Surat dinas swasta adalah surat resmi yang dibuat dari instansi maupun
perusahaan bisnis dan ditujukan kepada karyawan, relasi, atau pelanggannya.
Dalam bentuk surat ini bisa berupa penawaran produk, penugasan dan lain
sebaginya.
4. Surat niaga adalah surat yang didalamnya terkait dengan perdagangan dan
dibuat oleh perusahaan atau bisnis yang ditujukan kepada pelanggan tetapnya.
Tujuan dibuatnya surat ini antara lain yaitu peusahaan akan menawarkan produk-
produk baru, pemberian diskon dan lain sebagainya kepada para pelanggan.
5. Surat dinas pemerintah adalah surat yang dibuat untuk kepentingan pekerjaan
formal. Contoh dari surat ini yaitu surat dari instansi dinas dan tugas kantor. Surat
dinas pemerintah juga memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk
dokumen yang sifatnya tertulis, sebagai arsip, bukti sejarah, surat keputusan dan
lain – lain.

15.3 Struktur Surat Resmi?


Secara umum, struktur surat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu struktur surat resmi
dan struktur surat pribadi. Walaupun di atas kita banyak mengenal jenis surat, tetapi
dalam penulis struktur surat kita akan membahas dua struktur, yaitu surat resmi dan
surat pribadi. Alasannya jika dilihat dari sifatnya, rata-rata jenis-jenis surat tersebut
bersifat resmi dan bersifat pribadi.  Oleh sebab itu, sebelum menulis surat penulis harus
menentukan terlebih dahulu apakah surat tersebut tergolong surat resmi atau pribadi.
Struktur surat resmi dijelaskan di bawah ini.
Struktur Surat Resmi

            Jika dilihat dari struktur atau bagian-bagiannya, surat resmi dapat dibagi menjadi
11 bagian, yaitu sebagai berikut ini.

a. Kepala surat (kop surat) 

Kepala surat adalah bagian paling atas dalam surat. Kop surat memuat informasi
mengenai nama, logo, identitas dan alamat kantor lembaga pengirim surat. Fungsi kop
surat juga penting sebagai media promosi dari lembaga atau organisasi pengirimnya.
Bagian kepala surat biasanya terdiri dari hal-hal berikut ini.

1)    Nama lembaga

2)    Logo/lambang lembaga

3)    Alamat lembaga

4)    Nomor telepon lembaga

5)    Kode pos dan fax lembaga (jika ada)

6)    Alamat email dan website lembaga (jika ada)

b. Tempat dan tanggal surat 

Tempat dan tanggal surat ditulis dengan tujuan memberi informasi mengenai kapan dan
dari mana surat tersebut dikirim. Tempat surat kadang juga tidak dicantumkan kembali
jika sudah ditulis di alamat instansi pada bagian kop surat, meski kadang juga
dicantumkan kembali. Sementara tanggal surat ditulis sesuai waktu surat dikirim. Cara
penulisan tempat dan tanggal surat di Indonesia dimulai dari kabupaten/kota diikuti
oleh tanggal, lalu bulan dan tahun. Contoh penulisan tempat tanggal surat : Surabaya, 26
September 2018; Jakarta, 5 Januari 2019; dan Medan, 13 Agustus 2015.

c. Nomor surat 

Nomor suratmenandakan nomor keberapa surat tersebut di keluarkan dari suatu


lembaga resmi dan surat tersebut dikirim kepihak lain. Penggunaan nomor surat
biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun
penulisan surat. Fungsi nomor surat adalah untuk memudahkan pengaturan dan
penyimpanan surat serta mengetahui jumlah surat yang dikeluarkan sebuah
lembaga. Penempatan nomor surat disesuaikan degan bentuk dan sistem penulisannya.
Nomor surat bisa diletakkan di sebelah kiri atas kertas untuk surat berperihal serta bisa
juga diletakkan di bawah judul untuk surat yang berjudul. Contoh penulisan nomor surat:
045/BNS/01/08/2017 atau 127/PMI/X/2018.

d. Lampiran

pada beberapa surat terdapat lampiran yang disertakan. Bagian lampiran merupakan


penjelas yang memberi informasi bahwa ada berkas atau dokumen lain yang disertakan
dalam surat tersebut. Jika misal tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan,
maka bagian lampiran ditiadakan. Penulisan lampiran yang disertakan bisa disebutkan
jumlah lembar, eksemplar atau cukup jumlah berkasnya dengan bentuk huruf. Jika lebih
dari sepuluh maka ditulis dalam bentuk angka. Sedangkan jika tidak ada lampiran bisa
ditulis tanda penghubung atau tanda minus.

e. Hal 

Hal berfungsi memberi petunjuk pada pembaca tentang kepentingan dan isi pokok
dalam surat tersebut. Singkatnya, hal hampir sama dengan judul pada surat
berjudul. Tata cara penulisan hal, yaitu tidak ditulis dengan huruf kapital keseluruhannya,
tetapi pada huruf pertama kata utamanya saja. Di akhir hal juga tidak perlu diberikan
tanda titik.

f. Alamat 

Hal tujuan juga menjadi salah satu bagian surat, yaitu alamat yang dituju dalam
pengiriman surat. Terdapat dua alamat tujuan yang ditulis, yaitu alamat luar yang ditulis
di sampul surat serta alamat dalam yang ditulis di bagian dalam kertas surat. Pada
alamat di bagian sampul harus ditulis secara lengkap, sedangkan di bagian dalam,
alamat tujuan boleh ditulis sebagian saja. Biasanya juga ditujukan orang atau instansi
yang dituju dan menggunakan kata-kata seperti ‘Bapak/Ibu’ atau ‘Yth.’ Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan surat:
1)    Bisa menggunakan kata Yth (singkatan dari yang terhormat) untuk menghormati
pihak yang dikirim surat bisa berupa atasan, rekan kerja, kolega atau teman.

2)    Bisa menggunakan sebutan Bapak, Ibu atau Sdr yang diikuti oleh nama orang yang
dituju.

3)    Di akhir tiap baris tidak perlu diberikan tanda titik, kecuali untuk singkatan.

4)    Dianjurkan menyertakan kode pos untuk memudahkan pengiriman surat pada yang
dituju.

Contoh penulisan alamat tujuan surat :

Yth. Direktur PT Maju Jaya


Jalan Airlangga No. 15
Surabaya

atau

Yth. Bapak Sukamto


Kepala Sekolah SMA 1 Malang
Jalan Arlita No. 26
Kabupaten Malang

 g. Salam pembuka 

Salam pembuka berfungsi untuk membuka pembicaraan dalam surat sesuai adab sopan
santun. Salam pembuka berisi sapaan-sapaan pada umumnya. Penulisan salam pembuka
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Contoh salam pembuka :

Dengan hormat,
Assalamualaikum wr. wb,
Selamat pagi,

h. Isi surat 

Isi surat merupakan bagian inti dari surat yakni isi surat. Isi surat memuat apa saja yang
perlu disampaikan oleh pengirim kepada orang atau lembaga yang dituju. Layaknya
bentuk karangan pada umumnya, isi surat terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pembuka,
bagian inti, dan bagian penutup.

1) Bagian pembuka pada isi surat berisi pengantar bagi pembaca untuk mengetahui isi
dan berita yang akan disampaikan oleh pengirim surat. Pokok masalah atau berita sudah
tertera dalam bagian pembuka ini dan akan lebih dijelaskan di bagian inti.
2) Bagian inti pada isi surat berisi maksud dan tujuan utama dari pengiriman surat.
Maksud pengiriman surat disinggung secara jelas, singkat dan padat pada bagian inti
agar pesan surat bisa tersampaikan pada pembacanya.

3) Bagian penutup pada isi surat berisi penegasan dan kesimpulan dari isi surat secara
keseluruhan. Selain itu penutup juga bisa berisi harapan atau ucapan terima kasih pada
pembaca atas penyampaian pesannya.

i. Bagian penutup 

Bagian penutupmerupakan penegasan, simpulan, harapan, atau ucapan terima kasih.


Dengan demikian, bagian penutup menandai bahwa uraian pokok yang ingin
disampaikan melalui surat sudah selesai. Bagian penutup hendaknya singkat, tegas, dan
tidak perlu berbasa-basi secara berlebihan.

j. Salam Penutup

Salam penutup berada pada bagian akhir surat. Salam penutup digunakan sebagai
ucapan salam akhir untuk menambah kesantunan dalam berkirim pesan, meski tidak
harus ada. Penulisannya diawali huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma.

Contoh salam penutup :

Hormat kami,
Wassalamualaikum wr.wb,
Terima kasih,

k. Nama pengirim dan tanda tangan

Pada bagian bawah surat, harus terdapat nama pengirim beserta tandatangannya. Nama
yang tercantum adalah nama lengkap atau nama terang dari pengirim atau orang yang
bertanggungjawab pada pengiriman surat tersebut. Selain itu juga dibubuhi
tandatangan dari pengirim.

l. Tembusan

Bagian tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain
yang juga berhak mendapatkan surat tersebut. Meski begitu, tidak semua surat memiliki
tembusan

15.4 Pembuatan Surat Resmi?


Pada bagian ini kita akan mempelajari cara pembuatan surat resmi. Hal yang harus
diperhatikan dalam membuat surat resmi adalah struktur surat, isi surat, dan bahasa
yang digunakan dalam menulis surat resmi. Surat resmi ditulis menggunakan bahasa
formal. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh surat resmi.

1. Contoh Surat Resmi Pengantar Pemerintah

2. Contoh Surat Resmi Sekolah


15.5 Surat Lamaran Pekerjaan
Salah satu bagian dari keterampilan menulis ialah menulis surat. Surat merupakan hasil
dari proses kreatif seseorang menuangkan berbagai ide-ide dan gagasan-gagasannya
dalam bentuk bahasa tulis yang mempunyai tujuantujuan tertentu yang ingin
disampaikan kepada si pembaca. Surat dapat pula dijadikan sarana untuk berkomunikasi
secara tertulis melalui media kertas. Dalman (2014:273) mengatakan bahwa ”Surat ialah
sarana untuk menyampaikan pikiran, isi hati, maksud, atau kehendak pada orang lain
melalui bahasa tulis dengan mempergunakan kertas sebagai medianya”. Triyatna
(2014:1) mengatakan ”Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk
menyampaikan pesan atau informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi)
kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi)”.  Surat lamaran kerja ialah surat dari
seseorang yang memerlukan pekerjaan kepada orang atau pejabat yang dapat memberi
pekerjaan atau jabatan, ( Syafitri, hlm.88).

1. Syarat- Syarat Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut ini, di antaranya, 

1. Surat lamaran harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan kaidah);
2. Surat lamaran ditulis tangan yang rapi kecuali jika ada permintaan tertentu yang harus
ditik; 
3. Surat lamaran dibuat dengan bahasa sopan dan simpatik. 

Surat lamaran hendaknya berisikan hal-hal berikut: 


a. identitas pelamar, 
b. riwayat pendidikan, 

c. maksud pelamar (misalnya, sesuai dengan lowongan), dan 

d. lampiran (persyaratan yang lazim atau yang diminta instansi).

2. Hal-hal yang harus diperhatikan: 

1. Bagian Surat
2. Format Surat
3. Penulisan Alamat Surat

1. Bagian Surat

Bagian-bagian surat lamaran pekerjaan: tanggal surat,  perihal dan lampiran,  alamat


surat,  salam pembuka, dan tubuh surat, salam penutup, dan nama pengirim.

2. Format Surat 

Format surat lamaran pekerjaan pada umumnya sebagai berikut.

Format tersebut merupakan satu di antara format yang ada dapat juga digunakan format
lain dalam bentuk lurus penuh, atau setengah lurus, atau mungkin bentuk bertekuk
(masukkan ke satu tabulasi).

3. Penulisan Alamat
Penulisan alamat surat diatur sebagai berikut
a. Alamat surat tidak diawali dengan kata kepada karena kata tersebut merupakan
preposisi yang berfungsi sebagai kata bantu tanya dan dapat pula membentuk frase
keterangan; kemudian, langsung menemukan alamat yang dituju dengan jelas (tidak
mencantumkan frase di tempat). Alamat pengirim pun tidak didahului dengan
kata dari karena mubazir;
b. Alamat yang dituju harus diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau yang terhormat  (tidak
diikuti titik);
c. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, penulis surat dapat mencantumkan
sapaan, misalnya, ibu, bapak, saudara; dan
d.Jika yang dituju adalah jabatan, kata sapaan pada unsur tiga tidak dicantumkan lagi.

3. Contoh Surat Lamaran Pekerjaan

15.6 Surat Pribadi?


Surat pribadi juga memiliki struktur seperti surat resmi, tetapi strutur surat pribadi
berbeda dengan surat resmi. Struktur umum surat pribadi, yaitu tempat dan tanggal
pembuatan surat; alamat penerima; mencantumkan kata sapaan; paragraf
pembuka; bagian isi surat; bagian penutup; dan nama penulis dan tanda tangan.
Penjelasan terkait struktur surat pribadi adalah sebagai berikut ini.

a. Tempat dan tanggal pembuatan surat 

Tempat dan tanggal pembuatan surat merupakan bagian dari surat pribadi yang sangat
penting karena tidak boleh dilewatkan. Tempat menandakan keberadaan sipenulis surat,
sedangkan tanggal surat menandakan kapan penulis menulis surat tersebut. Cara
penulisa tempat dan tanggal dalam surat pribadi, yaitu menulis kta atau daerah saat
menulis surat, di akhiri dengan tanda koma dan dlanjutkan dengan tanggal surat. Pada
bagian bulanya lebih baik ditulis dengan huruf kapital. Pada bagian dari pemisah tempat
dan tanggal biasanya menggunakan tanda komadan diakhiri dengan tanda titik.
Contohnya, Medan, 22 September 2021

b. Alamat penerima

Setelah menulis tempat dan tanggal dilanjutkan dengan alamat lengkap sepenerima
surat.  atau yang menulis surat. Penulisan alamat penerima diawali dengan nama
penerima surat dan setelah itu bias dilanjutkan dengan menulis alamat. Dalam penulisan
alamat pengirim bias memberikan beberapa kreasi atau variasi sesuai dengan minat
masing-masing, terpenting alamatnya dan juga bahasanya juga haris jelas dan mudah
untuk dipahami oleh pembaca.

Contohnya,

Kepada mantan terbaikku, Bang Udin,

Di Bandung
atau

Untuk Teman Terbaikku,

Di Medan

c. Menulis kata sapaan

kata sapaan ini bersifat tidak resmi atau non-formal. Penulisan kata sapaan bertujuan
untuk mempererat suatu hubungan dari sang penulis dan juga pembaca surat. Contoh
kata sapaan:

1)   Horas, Laeku

2)   Halo temanku

3)   Assalamualikum

4)   Hei mantan

5)   Dan lain sebagainya.

d. Paragraf pembuka

Pada bagian paragraf pembuka dalam surat pribadi masih sama dengan surat-surat pada
umumnya, yaitu menggunakan paragraf pembuka, tetapi penting juga bahwa dari
penulisan pembuka surat tersebut berbeda dengan paragraf pembuka surat lainnya.
Pada umumnya pada bagian pembuka biasanya meluapkan isi hati baik itu meluapkan
suatu kerinduan atau ungkapan atau yang lainnya. Di dalam penulisan pembukan tidak
diwajibkan untuk menggunakan bahasa yang formal. Penulis bisa menggunkan bahasa
yang dipakai sehari-hari agar terkesan lebih santai. Penulis biasanya juga memasukan
kalimat basa-basi pada bagian pembuka agar terlihat lebih akrab karena sudah lama
tidak saling menyapa. Tentu saja penerima surat atau pembaca juga akan merasa
semakin dekat dengan sang pengirim surat walaupun sudah lama tidak bertemu.

e. Bagian isi 

Bagian isi surat berisikan maksud atau tujuan dibuatnya surat pribadi tersebut.
Contohnya saja seperti mengungkapkan rasa yang ada di dalam hatinya atau bisa saja
unek-unek yang sedang terjadi pada penulis surat. Bisa juga dengan menyertakan rasa
kangen yang sedang dirasa atau memberikan kabar baik atau kabar buruk dan masih
banyak lainnya. Selain penulis juga bisa mengisi bagian surat pribadi dengan pengalam
yang berkesan atau penting yang dilaluinya baik itu bahagia ataupun sedih. Isi surat
tidak terlalu formal. Tulis saja dengan bahasa yang sopan dan mudah untuk dimengerti
pembaca surat dan usahakan tidak berbelit-belit agar pembaca tidak kesulitan untuk
memahami isi surat tersebut.

e. Bagian penutup 

Bagian penutup tidak boleh untuk terlewatkan. Pada umumnya yang ditulis dalam
bagian penutup adalah mengatakan permohonan maaf kepada pembaca surat. Selain
hal tersebut, juga bisa memberikan berbagai ucapan terima kasih dan harapan agar lebih
akrab. Dalam bagian penutup surat sebaiknya ditulis jangan terlalu banyak. Penulisan
penutup yang baik, yaitu sekitar 2-3 kalimat saja dan mudah untuk dipahami. Saat
menulis bagian penutup dengan cara yang bertele-tele maka akan merusak kerapian
dari teks surat pribadi.

f. Nama penulis dan tanda tangan 

Nama penulis dan tanda tangan penulis ditulis pada bagian bawah pojok kanan atau kiri
dari surat. Nama dan tanda tangan yang dicantumkan biasanya ditulis dengan cara
singkat dan jelas. Jangan lupa memberikan tanda tangan pada bagian tersebut karena
kebanyakan lupa untuk memberikan tanda tangan.

Rangkuman
Korespondensi adalah serangkaian kegiatan dalam bentuk surat menyurat yang
dijalankan sebagai sarana tertulis. Tujuan pembuatan surat korespodensi, yaitu sebagai
berikut ini, untuk menyampaikan pesan/informasi, memperlancar arus informasi, dan
ntuk membuat sipenerima paham dan mengerti terhadap isi surat sehingga kominkasi
dapat berkelanjutan. Surat dapat dikelompokkan menjadi jenis, yaitu berdasarkan sifat,
wujudnya, keamanan isinya, proses penyelesaiannya, jumlah penerimanya, maksud dan
tujuan, dan dinas pos surat. Berdasarkan jenis- jenis surat tersebut, secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu surat resmi dan pribadi.

Struktur surat resmi, yaitu Kepala surat, tempat dan tanggal surat , nomor surat ,
lampiran, hal, alamat, salam pembuka,  isi surat, bagian penutup, salam penutup, nama
pengirim dan tanda tangan, dan tembusan. Surat pribadi juga memiliki struktur seperti
surat resmi, tetapi strutur surat pribadi berbeda dengan surat resmi. Strukturumum surat
pribadi, yaitu tempat dan tanggal pembuatan surat; alamat penerima; mencantumkan
kata sapaan; paragraf pembuka; bagian isi surat; bagian penutup; dan nama penulis dan
tanda tangan.

Anda mungkin juga menyukai