Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Plagiarisme dewasa ini menjadi sebuah problematika sosial yang
paling dikhawatirkan oleh insan-insan dari industri kreatif seperti seniman,
musisi, penulis dan juga akademisi. Kasus plagiarisme mungkin
sebenarnya sudah sering terjadi dan mengakar di masyarakat Indonesia
namun hanya beberapa kasus yang “tertangkap basah” dan disorot oleh
media sehingga permasalahan plagiarism kurang diketahui masyarakat.
Kurangnya penyebaran informasi mengenai plagiarism ini dan kurang
tegasnya sanksi sosial maupun sanksi hukum yang diterapkan kepada para
pelaku plagiarsme atau plagiat dan juga kurangnya sosialisasi mengenai
batasan-batasan plagiarisme menyebabkan tindakan plagiarisme marak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada khususnya.
Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak
cipta (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional, 2002). Sementara
itu hak cipta meiliki definisi yaitu hak eksklusif bagi Pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya
dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002). 

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Plagiarisme?
2. Apa yang termasuk golongan plagiarisme?
3. Apa yang tidak termasuk golongan plagiarisme?
4. Apa dampak buruk dari Plagiarisme?
5. Bagaimana cara menghindari paraktek plagiarisme?

1
C. TUJUAN PENULISAN
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai plagiarism serta
pengaruh pengaruh buruk plagiarisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Plagiarisme

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau


pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri Plagiat dapat
dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di
dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat
seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai
plagiator. Menurut Adimihardja (2005), plagiarisme adalah pencurian dan
penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan
diakui sebagai miliknya sendiri.  Plagiarisme juga didefinisikan sebagai
kegiatan dengan sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa
cara-cara yang sah (Adimihardja, 2002).  Pelaku plagiarisme dikenal juga
dengan sebutan plagiat (Rosyidi, 2007). Plagiarisme memiliki definisi
penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan nasional, 2002). Sementara itu hak cipta meiliki definisi yaitu
hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.  Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang
menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau
sastra (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002). 

Pelaku yang melakukan plagiarisme memiliki beberapa alasan


kenapa mereka melakukan tindakan tidak terpuji tersebut. Alasan paling
dominan mengapa pelaku-pelaku tindak plagiat tersebut melakukan
tindakan plagiarisme adalah karena mereka malas dan merasa tindakan
plagiarisme adalah sebuah jalan singkat untuk menyelesaikan tugasnya.
Hal ini sering terjadi di bidang akademik dan umumnya dilakukan leh
pelajar yang ingin tugas karangan atau karya ilmiahnya segera selesai.

3
Tapi bukan hanya sebatas pelajar saja, para guru dan dosen pun tidak luput
dari tindakan plagiat seperti contohnya yang terjadi di UIN ketika salah
satu dosen UIN menjiiplak tesis hasil karya mahasiswa UIN. Hal ini bukan
hanya berdampak pada sang dosen yang melakukan tindakan plagiarisme
tersebut tapi masyarakat umut juga akan menganggap insan pendidik di
Indonesia berkualitas sama buruknya dengan dosen tersebut.
Selain kemalasan, alasan lain mengapa orang-orang melakukan
tindakan plagiarisme atau plagiat adalah karena mereka menganggap
individu yang ia contek atau jiplak memiliki karya cukup bagus sehingga
ia menjiplaknya dan mengakuinya menjadi milik sendiri agar mendapat
pujian atau nilai bagus. Hal ini ditilik dari sisi psikologis diakibatkan oleh
rasa rendah diri yang dimiliki oleh sang plagiat karena merasa ia tidak
akan bisa menulis atau menghasilkan karya sehebat dan sebagus seperti
milik individu yang ia jiplak atau mungkin juga campuran antara rasa
malas seperti yang saya jabarkan tadi dengan rasa rendah diri tersebut.
Sementara itu kesibukan dan sempitnya waktu yang bisa diluangkan untuk
menghasilakan karya yang layak atau bagus juga dijadikan alasan para
plagiat untuk membohongi hati nuraninya sendiri karena seadikit banyak
para plagiat tentu merasa berdosa atau bersalah ketika melakukan
tindakannya tersebut.
Tindakan plagiarisme ini bisa berdampak pada masyarakat berupa
berkurangnya kreativitas masyarakat karena akan timbul rasa was-was
karena takut karyanya dijiplak orang lain sehingga masyarakat malas
berkarya dan menelurkan ide-ide baru. Hal ini juga membuat pola pikir
masyarakat yang tadinya produktif (menciptakan hal-hal baru) menjadi
reproduktif (menciptakan berdasarkan hal-hal yang sudah ada). Selain
dampak pada masyarakat plagiarisme juga berdampak pada penulis asli
dan individu yang melakukan plagiarisme.
Yang jelas plagiarisme itu sendiri merupakan suatu bentuk
pelanggaran terhadap norma sosial, khususnya nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat terkait dengan soal kejujuran. Dengan melakukan plagiarisme,
seseorang telah berbuat tidak jujur karena mengakui sesuatu yang bukan

4
miliknya, bukan hasil karyanya. Sebagai pelanggaran norma sosial, pelaku
plagiarisme yang ketahuan biasanya akan menerima sanksi sosial yang
beraneka ragam, mulai dari cemoohan sampai kecaman atau bahkan
pengucilan, dan bisa bertambah lagi dengan sanksi administratif manakala
“dosa” tersebut dilakukan dalam lingkungan institusi akademik ataupun
pers.
Namun terkadang tindakan plagiat disebabkan karena
ketidaksadaran pelaku bahwa ia telah melakukan tindakan plagiarisme
karena ia tidak tahu batasan-batasan sebuah tindakan termasuk sebuah
tindakan plagiarisme atau bukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan terhadap batasan-batasan sebuah tindakan itu tergolong
tindak plagiat atau bukan sehingga menyebabkan ketidaksengajaan
melakukan tindakan plagiat. Hal ini memang didasari atas
ketidaksengajaan, tapi siapa yang tahu bahwa seseorang melakukan
tindakan plagiat didasarkan kesengajaan atau tidak selain orang itu sendiri
dan Tuhan? Maka dari itu sanksi yang diberikan tidak dibedakan dengan
orang-orang yang memang terang-terangan melakukan tindakan
plagiarisme. Maka dari itu alangkah baiknya untuk kita mengetahui apa
batasan-batasan tersebut.
B. Yang Digolongkan Sebagai Plagiarisme
1. menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan
tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok
alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan
lain
2. mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup
tentang sumbernya
Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan
Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai
tindakan plagiarism:

a) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,


b) Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
c) Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri

5
d) Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
e) Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa
menyebutkan asal-usulnya
f) Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa
menyebutkan sumbernya, dan
g) Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi
rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan
sumbernya.

C. Hal-hal yang Tidak Tergolong Plagiarisme:


1. menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
2. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini
orang lain dengan memberikan sumber jelas.
3. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda
batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

D. Dampak-dampakyang Ditimbulkan dari Tindakan Plagiarisme

Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari tindakan plagiarisme adalah


sebagai berikut :
a) Dampak bagi penulis asli :
Menghasilkan sebuah karya pastinya adalah bukan suatu hal
yang mudah dan memerlukan usaha yang besar. Jika anda sebagai
penulis, tentu anda akan merasa kesal ketika melihat karya anda
dijiplak orang lain tanpa seizin anda dan tanpa mencantumkan
sumbernya bukan? Sang plagiator juga bisa memfitnah penulis aslinya
dengan menyatakan bahwa penulis aslinya lah yang melakukan
plagiarisme bukan dirinya.
b) Dampak bagi plagiator :
Sebuah tulisan memerlukan referensi agar kandungannya
terjamin kebenarannya. Tulisan seorang plagiator tidak
mencantumkan sumbernya sehingga kebenarannya diragukan. Bisa
jadi tulisan yang tanpa referensi merupakan HOAX atau berita
bohong. Contohnya anda membicarakan masalah agama tanpa
mencantumkan sumbernya (kitab suci), tidak ada seorangpun yang
akan menerima pendapat anda.
c) Dampak bagi pembaca dan masyarakat luas :
Para pembaca akan tertipu oleh sang plagiator dan mengira
sang plagiator adalah seorang yang hebat sehingga akan menimbulkan
kebohongan publik. Membohongi para pembaca.

6
E. Cara Menghindari Praktek Plagiasirisme

1. Mandiri
a. Melakukan penelitian sendiri untuk karya ilmiah
b. Mengemukakan teori atau pendapat pribadi yang merupakan
kesimpulan dari berbagai sumber yang telah dibaca.

2. Sitasi dalam teks


Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang
lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran
berupa ide, pendapat ataupun teori orang lain tersebut kita
gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara
seperti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta
halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya
mencantumkan nama belakang serta halamannya saja. Apabila
sitasi yang kita lakukan berasal dari sumberdi dunia maya (website
ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama
pencipta ika ada,disertai dengan alamat lengkap (link) dari sumber
tersebut.
3. Daftar pustaka
Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan
dapat dilakukan diakhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan
penulisan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi.
Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung
dengan teks, hanya saja sumber dituliskannya lebih detail, meliputi
nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta
lokasi penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print
out).

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau
pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri Plagiat dapat
dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di
dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat
seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai
plagiator.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme

http://vickayudesti.blogspot.com/2017/01/makalah-plagiarisme.html

http://www.scribd.com/document/353690873/Tugas-Mandiri-1-Makalah-Plagiat

Anda mungkin juga menyukai