Anda di halaman 1dari 35

GERAKAN ANTIPLAGIARISME

DI PERGURUAN TINGGI
(Peraturan Mendiknas No. 17 Th. 2010)

Burhan Nurgiyantoro
FBS Universitas Negeri Yogyakarta
30 Desember 2019
KEJUJURAN
dan
KEJUJURAN INTELEKTUAL

PENTING UNTUK
MENJAGA dan MENEGAKKAN
MARTABAT
SIKAP
ANTI PLAGIARISME
=
MENDUKUNG KEJUJURAN
INTELEKTUAL
PENDAHULUAN(2)
 Perilaku plagiat dan nyontek terkait erat dengan
karakter pelaku.
 Orang yang berkarakter kurang baik akan cenderung
mengambil jalan pintas untuk meraih tujuan; mudah
tergoda; menghalalkan segala cara.
 Padahal, apa kebanggaan yang diraih jika mereka
dapat berhasil, tetapi sebenarnya bukan akibat keringat
sendiri?
 Kebanggaan yang diraih adalah kebanggaan semu,
atau bahkan memalukan.
 Kebanggaan yang lebih menunjukkan rendahnya nilai
kepribadian, tidak berkarakter.
PENDAHULUAN(3)
 Perilaku plagiat dan nyontek jelas-jelas
menunjukkan rendahnya nilai-nilai karakter yang
dimiliki seseorang.
 Indikatornya antara lain:
 malas, malas membaca, tidak mau berusaha keras.
 ingin cepat menghasilkan karya, mau menyombongkan diri,
tetapi kurang modal.
 bermental suka mengambil milik orang lain tanpa permisi;
pencuri; tidak jujur.
 bermental mengambil jalan pintas untuk berhasil.
 berpikir orang lain tidak akan tahu.
 dan lain-lain karakter negatif.
PENDAHULUAN(4)
 Perilaku plagiat kini semakin menjadi dan meresahkan;
semakin memalukan; merendahkan martabat.
 Orang semakin meragukan hasil pendidikan; dunia
pendidikan semakin tercoreng; dunia pendidikan
dituduh tidak mampu mengembangkan karakter yang
baik.
 Maka, perlu tindakan pencegahan secara konkret oleh
semua pihak yang rentan terlibat; perlu aturan
pemerintah sebagai payung hukum.
 Maka, dibuat aturan itu: Peraturan Mendiknas No.
17 Th. 2010 (nyaris 10 yang lalu).
KBBI
Ada tiga istilah yang lazim dipergunakan terkait dengan
plagiarisme (plagiarism):
Tentang Plagiarisme: penjiplakan yang melanggar hak cipta.
Plagiarisme
Plagiat: pengambilan karangan (pendapat dan
sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misal
menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya
sendiri; jiplakan.

Plagiator: orang yang mengambil karangan (pendapat


dan sebagaianya) orang lain dan disiarkan sebagai
karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri; penjiplak.
Berdasarkan KBBI: istilah plagiarisme dan plagiat
kurang lebih menunjuk pada pengertian yang kurang lebih
sama.
Peraturan Mendiknas No. 17 Th.
2010
Pasal 1:
Tentang
Plagiarisme (1) Plagiat: perbuatan secara sengaja
atau tidak sengaja untuk memperoleh
kredit/nilai suatu karya ilmiah
dengan mengutip sebagian/seluruh
karya pihak lain tanpa menyebutkan
sumber secara memadai.
(2) Plagiator: orang
perseorangan/kelompok pelaku
plagiat baik untuk kepentingan
sendiri, kelompok, atau suatu badan.
 Pada intinya perilaku plagiat atau plagiarisme adalah
mengambil karya, tulisan, atau pendapat orang lain
Tentang tanpa menyebutkan sumber, dan kemudian diakui
Plagiarisme sebagai karyanya sendiri.
 Apa pun rumusan yang diberikan, plagiat atau
plagiarisme adalah perilaku mengambil, mengutip,
atau bahkan mencuri karya, tulisan, atau pendapat
orang lain tanpa mengakuinya.
 “Tanpa mengakui” diartikan sebagai tanpa
menyebutkan sumber dari mana sesuatu itu diambil
secara memadai sebagaimana diatur dalam
pembuatan karya ilmiah.
 Pengambilan dapat disengaja, tidak disengaja,
mungkin juga karena lupa, namun bagi orang lain
yang mengetahui atau membacanya kenyataan
perilaku itu tidak berbeda.
Lingkup Plagiat (Pasal 2)(1)
 Mengacu, mengutip, menggunakan, atau
merumuskan istilah, kalimat, gagasan,
pendapat, atau teori, serta data dan
informasi tanpa menyebutkan sumber
secara memadai.
 Sumber: penulis, pembuat, atau penghasil
karya ilmiah/seni yang dibuat, diterbitkan,
dipresentasikan, atau dimuat dalam
bentuk tertulis cetak, elektronik, atau
media lain.
 Dibuat: komposisi musik, tari, lukisan,
sketsa, patung, kriya, perangkat lunak
komputer, dan lain-lain.
Lingkup Plagiat(2)
 Diterbitkan: buku, artikel,
makalah, isi laman elektronik,
dan lain-lain.
 Dipresentasikan: seminar,
radio/televisi, video, video
digital, pertunjukan/pameran,
dan lain-lain.
 Dimuat: dalam bentuk tertulis
cetakan, elektronik, atau
pernyataan sumber lain.
Plagiator (Pasal 3)

Siapa plagiator itu?


 Mahasiswa
 Dosen
 Peneliti
 Tenaga kependidikan
sendiri atau bersama.
Cakupan Muatan Makna Istilah-istilah:

Sumber: penulis, pembuat, atau penghasil karya ilmiah dan


atau seni yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan,
atau dimuat dalam bentuk tertulis cetak, elektronik,
atau media lain baik seluruhnya maupun hanya
sebagian.
Dibuat: komposisi musik, tari, lukisan, sketsa, patung, kriya,
perangkat lunak komputer, dan lain-lain.
buku, artikel, makalah, isi laman elektronik, dan
Diterbitkan:
lain-lain.
Dipresentasikan: seminar, radio/televisi, video, video digital,
pertunjukan/pameran, dan lain-lain.
Dimuat: dalam bentuk tertulis cetakan, elektronik, atau
pernyataan sumber lain
Pelaku: mahasiswa, dosen, peneliti, tenaga kependidikan,
baik secara sendiri maupun bersama.
SELF-PLAGIARISM
☻ Dilihat dari sumber penulis, plagiarisme dapat berasal dari penulis
lain dan diri sendiri.
☻ Plagiarisme terhadap diri sendiri disebut self-plagiarism
(swaplagiarisme).
☻ Bentuk self plagiarism:
 pemublikasikan satu artikel pada lebih dari satu kali di
tempat lain (perilaku sangat tidak terpuji).
 pengambilan sebagian ide, kalimat, alinea, atau substansi
suatu gagasan untuk dimuat di tempat lain (baik dengan
menunjukkaan rujukan maupun tidak).
☻ Perujukan terhadap diri sendiri dalam sebuah artikel ilmiah di
jurnal rasanya kurang etis.
☻ (Jika karya itu bagus, orang akan menyitasinya; penulis tidak
perlu ikut memopulerkan).
Plagiat dan Menyonteks
 Saudara dekat plagiat adalah menyontek;
menyontek dari sumber tertentu atau dari
kawan (misalnya ketika ujian).
 Plagiat: perilaku tidak jujur, mengambil
sesuatu tetapi tidak menyebut sumber, atau
bahkan menyembunyikannya.
 Menyontek: (dalam membuat karya tulis)
mengambil dengan menyebut sumber, tetapi
dalam jumlah di luar toleransi.
 Misal: mengutip banyak secara verbatim dan
berkali-kali.
PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH(1)
 Semua mahasiswa dan dosen pasti memunyai pengalaman
membuat karya ilmiah, apa pun kepentingnya.
 Kompetensi ini adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki
oleh seorang sarjana.
 Mahasiswa: karya itu dimulai dari tugas membuat makalah ilmiah
sampai dengan penelitian skripsi (tesis dan disertasi.
 Dosen: karya itu bisa berupa makalah seminar (prosiding), artikel
ilmiah, buku, sampai dengan penelitian sebelumnya seperti disertasi.
 Dalam banyak hal, kualitas karya ilmiah dipandang sebagai barometer
kualitas intelektual seorang sarjana.
 Mahasiswa: tugas ini praktis ditekankan pada hampir semua MK,
khususnya yang menekankan kompetensi kognitif, dan bukan yang
menekankan kemampuan dasar motorik.
 Dosen: semua jenis penulisan karya ilmiah (misal untuk tujuan
kenaikan pangkat).
PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH(2)
 Pembuatan karya tulis itu mulia karena dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan PT yang berkualitas.
 Namun, justru pada tugas inilah yang rawan dijadikan tempat
perilaku tidak jujur (oleh mahasiswa dan juga dosen).
 Justru karena tugas itu penting, mahasiswa berusaha dengan
banyak cara untuk secara cepat meraihnya dan “agar
dianggap baik” agar mendapatkan nilai yang baik.
 Karena berbagai alasan, sampailah mereka pada perilaku
plagiat, menyonteks, atau negatif lain.
 Bahkan, yang lebih parah membuat karya tulis minta
dibuatkan orang lain.
 Perilaku itu sebenarnya menghancurkan kredibilitasnya
sebagai seorang terdidik yang berkarakter.
PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH(3)
 Salah satu aturan penulisan karya ilmiah adalah kejujuran
intelektual.
 Kejujuran kepada diri sendiri dan orang lain: semua ide,
gagasan, substansi konten, kalau bukan berasal dari diri sendiri,
harus secara jujur mengaku diambil dari sumber mana.
 Sebetulnya mengaku itu sikap yang mudah untuk dilakukan,
tetapi mengapa orang sering tidak mau mengaku?
 Itulah inti persoalannya: mau gagah-gagahan tetapi
sebenaranya keropos.
 Di pihak lain, juga tidak sedikit mahasiswa (dosen?) yang tidak
membaca & mengambil, tetapi mengaku membaca dari sumber
yang dirujuk.
 Perilaku ini juga sama-sama tidak terpuji: mau gagah-gagahan
juga.
PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH(4)
Bagaimana sikap dan kesadaran kita untuk tidak
memplagiat dan menyontek?
 Pertama, yang perlu disadari adalah bahwa semua karya, apa
pun karya itu, mesti ada kaitannya dengan karya (orang)
lain.
 Intinya, tidak ada karya yang benar-benar semua asli milik
penulis itu.
 Bahkan, dalam pembahasan hasil penelitian, kita mesti
membandingkan, merujuk, atau mengaitkan dengan
penelitian lain yang relevan.
 Yang dibutuhkan “hanya”: sikap dan kesadaran untuk selalu
jujur; mengaku merujuk dan mengaku tidak merujuk!
 Sebenarnya membaca dan mengambil (baca:
merujuk) karya orang lain itu merupakan hal
yang biasa.
PEMBUATAN  Malah amat biasa hingga “wajib”.
KARYA TULIS
 Perujukan karya orang menunjukkan bahwa
ILMIAH(5)
seorang penulis luas bacaan, pemahaman, dan
aksesnya.
 Juga: mengetahui konteks dan perkembangan
keilmuan di bidangnya.
 Yang dibutuhkan hanya: kejujuran bahwa ia
mengambil dari karya siapa dan di mana karya
itu diambil.
 Ingat: para penulis yang karyanya dirujuk juga
akan senang karena hal itu menunjukkan adanya
dampak (ingat: pentingnya sitasi).
Bagaimana cara mengambil yang baik
sekaligus menghindari plagiat?
 Sekali lagi, apa pun yang diambil dari suatu
PEMBUATAN sumber, seorang penulis harus jujur;
KARYA TULIS mengakuinya!
ILMIAH(6)  Pertama, ambil substansi gagasan saja dari
sumber, sedang bahasa dibuat sendiri.
 Cara ini juga dikenal dengan sebutan
memarafrase (membuat paraphrase).
 Itu cara paling elegan dan penulis juga
kreatif, mengkreasikan cara membahasakan.
 (Siapa bilang membahasakan ide dengan
bahasa yang benar dan jelas itu mudah?)
 Kedua, meringkas: perujukan
dengan cara mengambil saripati
atau meringkas paparan dari suatu
sumber.
PEMBUATAN  Cara ini juga bagus dan
KARYA TULIS memerlukan pemahaman yang baik
ILMIAH(7) terhadap sumber rujukan untuk
dapat melakukannya.
 Meringkas juga mengandung unsur
kreativitas penulis: memilih dan
menggabungkan ide serta
membahasakannya sendiri.
 Ketiga, mengambil secara verbatim: perujukan dengan
cara mengutip pernyataan sesuai dengan sumber
aslinya; hal ini dilakukan jika pernyataan itu dirasa
tepat benar, misalnya suatu definisi.
 Namun, kutipan verbatim jangan terlalu sering dan
PEMBUATAN banyak (satu-dua-tiga alinea) agar tidak berubah
KARYA TULIS menjadi menyontek.
ILMIAH(8)  Tidak elegan jika suatu karya ilmiah hanya berisi
deretan kutipan dari penulis lain.
 Seorang penulis harus memiliki kesadaran harga diri
yang perlu dijaga.
 Jangan korbankan harga diri dan martabat hanya akibat
plagiat dan sontekan.
Cara manapun yang dilakukan, tetap saja harus
merujuk sumber (nama pengarang, tahun, halaman).
Kejujuran seorang penulis antara lain
terlihat pada:
 adanya rujukan di badan artikel
PEMBUATAN
KARYA (tahun saja atau tahun dan halaman).
TULIS  dituliskan dalam daftar pustaka.
ILMIAH(9)
 semua yang dirujuk harus ada di
daftar pustaka; juga sebaliknya.
Catatan: cara merujuk dan menulis daftar
pustaka harus sesuai dengan stile yang
diikuti.
Deteksi unsur plagiarisme:
 Deteksi adanya unsur plagiarisme kini secara
PEMBUATAN populer dapat dilakukan lewat program
KARYA TULIS software: TURNITIN.
ILMIAH(10)
 Toleransi adanya kemiripan lazimnya adalah
20%.
 Program Turnitin memang tidak dapat menjamin
akurasi 100%, tetapi paling tidak basa mendeteksi
kemiripan secara tulisan.
 Program Turnitin hanya mampu mendeteksi
kemiripan yang tertulis (kata, kalimat, alinea).
 Pengambilan ide lewat parafrase atau ringkasan
tidak bisa dideteksi, maka kejujuran penulis tetap
saja diperlukan.
SANKSI ☻ Sebuah aturan harus dijaga agar
ditepati oleh orang-orang yang
rentan terinfeksi.
☻ Orang cenderung melanggar
aturan, apalagi jika tidak ada
sanksi yang menanti.
☻ Dunia pendidikan harus
mendukung sikap antiplagiat.
☻ Permen mendiknas haruslah
dikawal.
☻ Ada sanksi yang menunggu
pelaku plagiat.
Sanksi bagi Pelaku Mahasiswa (Pasal 12/ 13)

Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti sebagai pelaku


plagiat:
 teguran;
 peringatan tertulis;
 penundaan pemberian sebagian hak;
 pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang
diperoleh;
 pemberhentian dengan hormat dari status mahasiswa;
 pemberhentian dengan tidak hormat dari status
mahasiswa;
 pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari
suatu program.
Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga
kependidikan:
 teguran;
 peringatan tertulis;
 penundaan pemberian hak dosen/peneliti;
 penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
 pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/peneliti
utama;
 pemberhentian dengan hormat dari status dosen/peneliti;
 pemberhentian dengan tidak hormat dari status dosen/peneliti;
 pembatalan ijazah yang diperoleh dari PT yang bersangkutan;
 pemberhentian dari status guru besar apabila dosen sudah
menyandang guru besar.
KEBIJAKAN ANTI ☻Pemerintah via Mendiknas (waktu itu)
PLAGIARISME telah mengeluarkaan kebijakan
perihal antiplagiarisme:
☻Peraturan Mendiknas No. 17 Th.
2010.
☻Hal itu mestinya didukung
sepenuhnya di kampus tercinta lewat
kebijakan tiap universitas.
☻Hal itu untuk menjaga segenap sivitas
akademika dari virus plagiarisme
yang ganas dan menjatuhkan
martabat.
GERAKAN ANTIPLAGIAT(1)
 Perilaku plagiat jelas-jelas racun dan meracuni
nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh dunia
pendidikan.
 Perilaku plagiat menghancurkan nilai karakter,
harga diri, dan martabat manusia terdidik.
 Pelaku plagiat tidak mau mengakui eksistensi
orang lain.
 Pelaku plagiat jelas-jelas menistakan harga diri
dan martabat diri sendiri.
 Maka, perilaku plagiat harus dijauhkan dari dunia
pendidikan.
GERAKAN ANTIPLAGIAT(2)
Sikap antiplagiat haruslah
dijadikan sebuah gerakan
Itu harus mulai dari diri kita
sendiri
Sekarang juga
Mengapa tidak!!!
BONUS MANIS
Hidupkan, gerakkan, sosialisasikan

GERAKAN ANTIPLAGIAT
Itu sebuah bonus manis
Buat Anda Mahasiswa tercinta
dan dosen yang terhormat
Semoga Gusti Allah memberi kekuatan
Aamiin
BONUS MANIS BUAT PLAGIATOR

Menyonteks tidak ketahuan, LULUS


LUS!
Plagiat tidak ketahuan,
LULUS LUS
Di akhirat kelak, semua akan
ketahuan
Dan Anda, TIDAK LULUS!!!
BONUS MANIS BUAT PLAGIATOR
( Dosen)
Menyonteks tidak ketahuan,
TERBIT; DIMUAT: NAIK PANGKAT; LEKTOR
KEPALA!

Plagiat tidak ketahuan,


TERBIT, DIMUAT: NAIK PANGKAT; PROFESOR!

Di akhirat kelak, semua akan ketahuan


DAN ANDA… AKAN KEHILANGAN
SEMUANYA!!!
TERIMA
KASIH
SEMOGA
BERMANFA
AT

Anda mungkin juga menyukai