Isbandi[11]
antara
Mutu
lain
:
pendidikan
Efesiensi
tujuan
c.
pendidikan
yang
diharapkan;
Relevansi
Peningkatan
relevansi
pendidikan
pendidikan
mengarah
pada
pendidikan
berbasis
masyarakat. Peningkatan peran serta orang tua dan masyarakat pada level
kebijakan (pengambil keputusan) dan level operasional melalui komite (dewan)
sekolah. Komite ini terdiri atas kepala sekolah, guru senior, wakil orang tua, tokoh
masyarakat, dan perwakilan siswa. Peran komite sekolah meliputi perencanaan,
implementasi,
d.
monitoring,
serta
Pemerataan
evaluasi
program
kerja
dan
sekolah;
Keseimbangan.
Paradigma baru lainnya yang dituangkan dalam UU sisdiknas yang baru adalah
konsep kesetaraan, antara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tidak
ada lagi istilah plat merah atau palt kuning. Semuanya berhak memperoleh dana
dari negara dalam suatu sistem yang terpadu. Demikian juga adanya kesetaraan
antara satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional
dengan satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Agama yang memiliki
ciri khas tertentu. Itulah sebabnya dalam semua jenjang pendidikan disebutkan
mengenai nama pendidikan yang diselenggarakan oleh Departemen Agama
(madrasah, dst). Dengan demikian UU Sisdiknas telah menempatkan pendidikan
sebagai
satu
kesatuan
yang
sistemik
(pasal
ayat
2) [12].
Selain itu UU Sisdiknas yang dijabarkan dari UUD 1945, telah memberikan
[
keseimbangan antara peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tergambar dalam fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung
jawab
(pasal
3).
seni
dan
sebagainya
dipadukan
menjadi
Partisipasi
satu.
Masyarakat
Kondisi sumber daya yang dimiliki setiap daerah tidak merata untuk seluruh
Indonesia. Untuk itu pemerintah daerah dapat melibatkan tokoh-tokoh
masyarakat, ilmuwan, pakar kampus maupun pakar yang dimiliki pemerintah
daerah dan kota sebagai Brain Trust atau Think Thank untuk turut membangun
daerahnya, tidak hanya sebagai pengamat dan pemerhati, pengecam kebijakan
daerah. Sebaliknya, lembaga pendidikan juga harus membuka diri, lebih banyak
mendengar opini publik, kinerjanya dan tentang tanggung jawabnya dalam turut
serta memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat[13].
kunci
untuk
pendidikan
dan
ranking
atas
untuk
korupsi.
sekolah/madrasah
dituntut
untuk
menyelenggarakan
dan
dilengkapi
dengan
fasilitas-fasilitas
yang
mendukung
iklim
Cendekia,
dan
lain
sebagainya
adalah
beberapa
contoh
diantaranya.
Kemampuan bahasa asing yang bagus di era globalisasi seperti
sekarang ini mutlak diperlukan. Oleh karena itu, di beberapa madrasah
dan sekolah Islam itu kemudian tidak hanya memberikan pengetahuan
bahasa Inggris saja. Lebih dari itu, pengetahuan bahasa asing lainnya
juga absolut diajarkan oleh madrasah seperti bahasa Arab misalnya.
Atau bahasa Jepang, Mandarin dan lainnya pada tingkat Madrasah
Aliyah.
Di samping itu, dalam menghadapi era globalisasi, madrasah sebagai
institusi pendidikan Islam tidak lantas cukup merasa puas atas
keberhasilan yang telah dicapainya dengan memberikan pengetahuan
bahasa asing kepada para siswanya dan desain kurikulum pendidikan
yang kompatibel dan memang dibutuhkan oleh madrasah.
Akan tetapi, justru madrasah harus terus berpikir ulang secara
berkelanjutan yang mengarah kepada progresivitas madrasah dan para
siswanya. Oleh karena itu, dalam pendidikan madrasah memang
sangat diperlukan pendidikan keterampilan. Pendidikan keterampilan
ini bisa berbentuk kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan intra
kurikuler yang berupa pelatihan atau kursus komputer, tari, menulis,
musik, teknik, montir, lukis, jurnalistik atau mungkin juga kegiatan
olahraga seperti sepak bola, basket, bulu tangkis, catur dan lain
sebagainya. Dari pendidikan keterampilan nantinya diharapkan akan
berguna ketika para siswa lulus dari madrasah. Karena jika sudah
dibekali dengan pendidikan keterampilan, ketika ada siswa yang tidak
dapat melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi seperti
universitas misalnya, maka siswa dengan bekal keterampilan yang
kiranya
penting
bagi
madrasah
untuk
mengembangkan
lanjuti
oleh
Menteri
Agama
berikutnya.bahkan
Malik
Fajar
[12] Arifin, Anwar, Prof. Dr., Memahami Paradigma Pendidikan Nasional dalam
Undang-undang SISDIKNAS, POKSI VI FPG DPR RI, 2003, http://www.asahinet.or.jp/~mm5r-atmd/html/FTP/paradigma.pdf
. [13] Dr. Marihot Manulang, Otonomi Pendidikan, Artikel Pendidikan Tahun
2008, http://pakguruonline.pendidikan.net