Geoteknik Hidrologi 1
Geoteknik Hidrologi 1
BAB VIII
PENGUMPULAN
DATA GEOTEKNIK DAN HIDROGEOLOGI
VIII - 1
VIII - 2
Gambar 8.1 Lembar data untuk detail-line mapping terhadap rekahan dan
kontak geologi pada tambang terbuka (Peters, 1978)
Tabel 8.1 Klasifikasi kualitas batuan berdasarkan RQD (Peters, 1978)
RQD (%)
0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 90
90 - 100
Kualitas
Sangat buruk
Buruk
Sedang
Baik
Baik sekali
Sebagai contoh :
Jika total kemajuan pemboran 130 cm, total inti bor yang diperoleh 104 cm,
maka perolehan inti bor (core recovery) adalah 104/130 = 80%. Jumlah panjang
inti bor dengan panjang 10 cm atau lebih adalah 71,5 cm, sehingga besarnya
RQD = 71,5/130 = 55% artinya kualitas batuan yang bersangkutan adalah
sedang.
Penyelidikan dengan seismik kadang-kadang digunakan untuk pengukuran
secara tidak langsung terhadap rock soundness. Salah satu aplikasi khusus
metoda seismik adalah untuk menentukan rippability yaitu suatu ukuran
dimana batuan dan tanah dapat dipindahkan oleh bulldozer-ripper dan scraper
tanpa peledakan.
Tabel 8.2 memberikan penjelasan lebih detail mengenai informasi geologi yang
digunakan dalam rock-slope engineering., yang menunjukkan apa saja yang
diperlukan dalam merekam cacat struktur batuan.
Tabel 8.2 Informasi geologi yang diperlukan untuk merekam cacat struktur
dalam batuan (Peters, 1978)
Informasi geoteknik
1. Peta lokasi atau rencana tambang.
2. Kedalaman di bawah datum referensi.
3. Kemiringan (dip).
4. Frekuensi atau spasi antar bidang ketidakselarasan yang berdekatan.
5. Kemenerusan atau perluasan bidang ketidakselarasan.
6. Lebar atau bukaan bidang ketidakselarasan.
7. Gouge atau pengisian antar muka bidang ketidakselarasan.
8. Kekasaran permukaan dari muka bidang ketidakselarasan.
9. Waviness atau lekukan permukaan bidang ketidakselarasan.
10. Deskripsi dan sifat-sifat batuan utuh diantara bidang ketidakselarasan.
VIII - 3
E y
E z
.
x
VIII - 4
Gambar 8.2 Diagram penampang dari uji uniaksial pada suatu silinder batuan
(Peters, 1978)
Gambar 8.3 Diagram penampang dari uji geser kompresif triaksial pada suatu
silinder batuan (Peters, 1978)
VIII - 5
Kekuatan batuan dapat diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian
dihubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik
dari laboratorium. Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi
tegangan asli, sulit dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang
penting. Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan diberi beberapa
kuantifikasi dengan memasang sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam
rosette pada permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan yang
berdekatan, dan mengukur respon tegangan sebenarnya yang dilepaskan.
Kondisi tegangan yang berkembang selama penambangan merupakan hal
penting yang harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam
perancangan tambang. Regangan yang dihasilkan dari pola tegangan baru
diukur dari waktu ke waktu atau dimonitor secara menerus selama
penambangan berlangsung.
Hubungan tegangan-regangan merupakan dasar dari semua pekerjaan
mekanika batuan. Istilah deskriptif untuk hubungan tersebut adalah brittle
versus ductile dan elastik versus plastik. Hubungan yang dihasilkan dari uji
statik (fungsi waktu) ditunjukkan pada Gambar 8.4, dimana F merupakan titik
pecah dalam kompresi uniaksial tak tertekan. Garis A menunjukkan material
elastik sempurna dimana =/E. Garis B menunjukkan material plastik
sempurna yang tidak akan terdeformasi sampai tegangan sama dengan 0;
material tersebut tidak akan mendukung beban yang yang lebih besar daripada
0. Garis lengkung C menunjukkan suatu material elastoplastik, sementara
VIII - 6
Beberapa karakteristik kuat tekan dan kuat tarik yang telah diukur untuk
beberapa jenis batuan yang umum ditunjukkan pada Tabel 8.3.
Tabel 8.3 Kuat tekan uniaksial dan kuat tarik dari beberapa jenis batuan (Peters,
1978)
Jenis batuan
Batuan intrusif
Granit
Diorit
Gabro
Dolerit
Batuan ekstrusif
Riolit
Dasit
Andesit
Basal
Tufa vulkanik
Batuan sedimen
Batupasir
Batugamping
Dolomit
Serpih
Batubara
Batuan metamorfik
Kuarsit
Gneis
Marmer
Sabak
1000-2800
1800-3000
1500-3000
2000-3500
40-250
150-300
50-300
150-350
800-1600
800-1600
400-3200
800-4200
50-600
50-90
30-80
50-110
60-300
5-45
200-1700
300-2500
800-2500
100-1000
50-500
40-250
50-250
150-250
20-100
20-50
1500-3000
500-2500
1000-2500
1000-2000
100-300
40-200
70-200
70-200
VIII - 7
VIII - 8
VIII - 9
VIII - 10
Gambar 8.8 Uji drawdown dengan pemompaan dalam suatu tambang atau
VIII - 11