Anda di halaman 1dari 11

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

BAB VIII
PENGUMPULAN
DATA GEOTEKNIK DAN HIDROGEOLOGI

Pengumpulan data geoteknik dan hidrogeologi dilakukan dalam persiapan


penambangan, umumnya mulai pada tahap pre-feasibility study. Data-data
geoteknik dan hidrogeologi digunakan sebagai laporan di dalam tahap studi
kelayakan, sekaligus sebagai dasar perancangan tambang.
8.1 Sifat-sifat Data Teknis Batuan
Geoteknik atau dikenal sebagai engineering geology merupakan bagian dari
rekayasa sipil yang didasarkan pada pengetahuan yang terkumpul selama
sejarah penambangan. Seorang ahli sipil yang merancang terowongan, jalan
raya, bendungan atau yang lainnya memerlukan suatu estimasi bagaimana
tanah dan batuan akan merespon tegangan, sehingga dalam hal ini
penyelidikan geoteknik merupakan bagian dari uji lokasi dan merupakan dasar
untuk pemilihan lokasi. Bagian dari ilmu geoteknik yang berhubungan dengan
respon material alami terhadap gejala deformasi disebut dengan geomekanika.
Dalam urutan kegiatan pertambangan, eksplorasi merupakan proses evaluasi
teknis untuk mendapatkan model badan bijih. Model cadangan suatu badan
bijih yang diinterpretasikan dari hasil eksplorasi langsung maupun tak langsung,
sebelum ditentukan cara penambangannya apakah dengan open pit atau
underground mining harus dianalisis secara geoteknik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan tersebut adalah ketidakselarasan struktur geologi.
Pola-pola dari patahan, rekahan, dan bidang perlapisan mendominasi perilaku
batuan dalam tambang terbuka karena terdapat gaya penahan yang kecil untuk
mencegah terjadinya luncuran dan karena terdapat semacam gaya tekan ke
atas dari permukaan air yang terdapat dalam rekahan.
Dalam tambang bawah tanah pengaruh ketidakselarasan kurang dominan
namun tetap harus diperhatikan. Permukaan patahan pada kedalaman tertentu
merupakan tempat yang memiliki kohesi yang rendah dan berakumulasinya
tegangan. Permukaan rekahan dan belahan merupakan bidang lemah dengan

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 1

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

resistansi yang rendah untuk menahan tegangan, dan memiliki kecenderungan


terbuka saat terganggu oleh aktivitas peledakan (blasting).
Instrumentasi yang modern dalam mekanika batuan memberikan cara
pengukuran yang lebih baik terhadap pengaruh kombinasi kekuatan batuan dan
cacat struktur. Keuntungan khusus dari studi mekanika batuan modern adalah
lokasi dan material dapat diuji lebih lanjut. Daerah kerja tambang dapat
dirancang secara detail. Detail-line mapping dilakukan untuk menggambarkan
proyeksi rekahan dan kontak yang orientasinya menyebar sepanjang singkapan
atau suatu muka tambang. Gambar 8.1 adalah lembar data tipikal yang
digunakan dalam metoda ini, menunjukkan jenis informasi yang dikumpulkan.
Posisi rekahan yang dihasilkan dalam detail-line mapping diplot pada stereonet
untuk dievaluasi. Pendekatan lainnya untuk studi struktur detail dalam
pertambangan adalah fracture-set mapping yang dalam hal ini semua rekahan
diukur dan dideskripsikan dalam beberapa area tambang kemudian
dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu. Kelompok tersebut
dideskripsikan dan posisi individualnya diplot pada Schmidt net (equal-area
net).
Persentase terbesar tentang informasi struktur yang digunakan dalam
perencanaan tambang berasal dari inti bor. Spasi rekahan, posisi relatif
terhadap lubang bor, dan jenis pengisian rekahan harus dideskripsikan
secermat mungkin. Dalam pengamatan inti bor untuk informasi struktur dikenal
istilah RQD (rock-quality designation) yaitu persen inti bor yang diperoleh dan
hanya dihitung untuk inti bor yang memiliki panjang 10 cm atau lebih.
Klasifikasi kualitas berdasarkan RQD ditunjukkan pada Tabel 8.1.

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 2

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 8.1 Lembar data untuk detail-line mapping terhadap rekahan dan
kontak geologi pada tambang terbuka (Peters, 1978)
Tabel 8.1 Klasifikasi kualitas batuan berdasarkan RQD (Peters, 1978)
RQD (%)
0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 90
90 - 100

Kualitas
Sangat buruk
Buruk
Sedang
Baik
Baik sekali

Sebagai contoh :
Jika total kemajuan pemboran 130 cm, total inti bor yang diperoleh 104 cm,
maka perolehan inti bor (core recovery) adalah 104/130 = 80%. Jumlah panjang
inti bor dengan panjang 10 cm atau lebih adalah 71,5 cm, sehingga besarnya
RQD = 71,5/130 = 55% artinya kualitas batuan yang bersangkutan adalah
sedang.
Penyelidikan dengan seismik kadang-kadang digunakan untuk pengukuran
secara tidak langsung terhadap rock soundness. Salah satu aplikasi khusus
metoda seismik adalah untuk menentukan rippability yaitu suatu ukuran
dimana batuan dan tanah dapat dipindahkan oleh bulldozer-ripper dan scraper
tanpa peledakan.
Tabel 8.2 memberikan penjelasan lebih detail mengenai informasi geologi yang
digunakan dalam rock-slope engineering., yang menunjukkan apa saja yang
diperlukan dalam merekam cacat struktur batuan.
Tabel 8.2 Informasi geologi yang diperlukan untuk merekam cacat struktur
dalam batuan (Peters, 1978)
Informasi geoteknik
1. Peta lokasi atau rencana tambang.
2. Kedalaman di bawah datum referensi.
3. Kemiringan (dip).
4. Frekuensi atau spasi antar bidang ketidakselarasan yang berdekatan.
5. Kemenerusan atau perluasan bidang ketidakselarasan.
6. Lebar atau bukaan bidang ketidakselarasan.
7. Gouge atau pengisian antar muka bidang ketidakselarasan.
8. Kekasaran permukaan dari muka bidang ketidakselarasan.
9. Waviness atau lekukan permukaan bidang ketidakselarasan.
10. Deskripsi dan sifat-sifat batuan utuh diantara bidang ketidakselarasan.

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 3

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Berikut ini merupakan beberapa istilah dan pengertiannya berkaitan dengan


pengujian geomekanika :
1. Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas permukaan.
Simbolnya adalah (baca: sigma) untuk tegangan normal dan (baca: tau)
untuk tegangan geser.
2. Regangan (strain) adalah respon yang diberikan oleh suatu material akibat
dikenai tegangan. Simbolnya adalah (baca: epsilon) yang menunjukkan
deformasi (pemendekan atau pemanjangan) per satuan panjang mula-mula.
3. Kuat geser (shear strength) adalah besarnya tegangan atau beban pada
saat material hancur dalam geserannya.
4. Modulus Young (E) adalah ukuran kekakuan yang merupakan suatu
konstanta untuk setiap padatan yang klastik. Sering disebut modulus
elastisitas yang merupakan perbandingan antara tegangan terhadap
regangan (E=/).
5. Rasio Poisson (, baca: nu) berkaitan dengan besarnya regangan normal
transversal terhadap regangan normal longitudinal di bawah tegangan
uniaksial. Nilainya berkisar sekitar 0,2 dan persamaannya adalah
atau

E y

E z
.
x

Terdapat beberapa jenis kekuatan batuan, yaitu :


1. Kuat kompresif tak tertekan (uniaksial) yang diuji dengan suatu silinder atau
prisma terhadap titik pecahnya. Gambar 8.2 menunjukkan jenis uji dan
rekahan tipikal yang berkembang di atas bidang pecahnya.
2. Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan uji Brazilian dimana suatu
piringan ditekan sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang meliputi
tarikan sebenarnya atau bengkokan dari prisma batuan.
3. Kuat geser (shear strength) yang diuji secara langsung dalam suatu shear
box atau diukur sebagai komponen pecahan kompresi.
4. Kuat geser kompresif triaksial yang diuji dengan penempatan dalam suatu
silinder berselubung dimana batuan ditempatkan pada tempat yang diisi
fluida, sehingga tekanan lateral maupun pembebanan aksial dapat diberikan
(Gambar 8.3).

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 4

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 8.2 Diagram penampang dari uji uniaksial pada suatu silinder batuan
(Peters, 1978)

Gambar 8.3 Diagram penampang dari uji geser kompresif triaksial pada suatu
silinder batuan (Peters, 1978)

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 5

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Kekuatan batuan dapat diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian
dihubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik
dari laboratorium. Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi
tegangan asli, sulit dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang
penting. Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan diberi beberapa
kuantifikasi dengan memasang sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam
rosette pada permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan yang
berdekatan, dan mengukur respon tegangan sebenarnya yang dilepaskan.
Kondisi tegangan yang berkembang selama penambangan merupakan hal
penting yang harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam
perancangan tambang. Regangan yang dihasilkan dari pola tegangan baru
diukur dari waktu ke waktu atau dimonitor secara menerus selama
penambangan berlangsung.
Hubungan tegangan-regangan merupakan dasar dari semua pekerjaan
mekanika batuan. Istilah deskriptif untuk hubungan tersebut adalah brittle
versus ductile dan elastik versus plastik. Hubungan yang dihasilkan dari uji
statik (fungsi waktu) ditunjukkan pada Gambar 8.4, dimana F merupakan titik
pecah dalam kompresi uniaksial tak tertekan. Garis A menunjukkan material
elastik sempurna dimana =/E. Garis B menunjukkan material plastik
sempurna yang tidak akan terdeformasi sampai tegangan sama dengan 0;
material tersebut tidak akan mendukung beban yang yang lebih besar daripada
0. Garis lengkung C menunjukkan suatu material elastoplastik, sementara

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 6

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

kurva D menunjukkan material ductile sempurna dimana regangan tidak


sebanding terhadap tegangan.
Gambar

8.4 Diagram tegangan-regangan untuk menentukan perilaku


deformasional batuan dari empat material yang ideal (Peters, 1978)

Beberapa karakteristik kuat tekan dan kuat tarik yang telah diukur untuk
beberapa jenis batuan yang umum ditunjukkan pada Tabel 8.3.
Tabel 8.3 Kuat tekan uniaksial dan kuat tarik dari beberapa jenis batuan (Peters,
1978)
Jenis batuan
Batuan intrusif
Granit
Diorit
Gabro
Dolerit
Batuan ekstrusif
Riolit
Dasit
Andesit
Basal
Tufa vulkanik
Batuan sedimen
Batupasir
Batugamping
Dolomit
Serpih
Batubara
Batuan metamorfik
Kuarsit
Gneis
Marmer
Sabak

Kuat tekan (kg/m2)

Kuat tarik (kg/m2)

1000-2800
1800-3000
1500-3000
2000-3500

40-250
150-300
50-300
150-350

800-1600
800-1600
400-3200
800-4200
50-600

50-90
30-80
50-110
60-300
5-45

200-1700
300-2500
800-2500
100-1000
50-500

40-250
50-250
150-250
20-100
20-50

1500-3000
500-2500
1000-2500
1000-2000

100-300
40-200
70-200
70-200

8.2 Sifat-sifat Data Teknis Tanah dan Air


Tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Jika suatu batuan berasal dari
material yang tak terkonsolidasi, seharusnya mengikuti aturan mekanika tanah,
dimana klasifikasi material ditunjukkan pada Gambar 8.5.
Pola perilaku tanah dan batuan dipengaruhi oleh kehadiran air dan udara;
terutama air. Klasifikasi teknis yang umum untuk tanah berbutir halus

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 7

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

melibatkan grafik plastisitas (Gambar 8.6) dimana batas likuid diplot


berlawanan terhadap indeks plastisitas. Garis A pada grafik merupakan suatu
batas empiris dengan lempung inorganik di atas dan dengan lanau dan
lempung organik di bawah.
Sebagai tambahan peralatan pengujian kompresi triaksial, laboratorium
pengujian tanah melibatkan konsolidometer untuk mengukur konsolidasi di
bawah pembebanan, dan direct shear box. Uji kompresi tak tertekan dilakukan
pada tanah kohesif. Untuk uji insitu di lapangan, vane shear test digunakan;
dalam hal ini pipa dengan empat-sayap disisipkan ke dalam tanah dan diputar
dengan suatu gaya ukur untuk menentukan kuat pergeseran.
Gambar 8.5 Klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butir (Peters, 1978)

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 8

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 8.6 Grafik plastisitas tanah menunjukkan karakteristik beberapa jenis


tanah (Peters, 1978)
Data hidrologi sangat diperlukan untuk pengontrolan aktivitas penambangan di
suatu daerah. Aliran air permukaan dapat diperkirakan dan lokasi sumber mata
air dapat diplot selama pemetaan geologi. Pengukuran dapat dibuat selama
program pemboran eksplorasi. Conto kualitas air dapat diambil dan uji
pemompaan sederhana dapat dilakukan sementara data geologi dikumpulkan.
Masalah air memiliki dampak sosial maupun politik. Penyaliran suatu tambang
dapat menyebabkan sumur seseorang atau suatu sumber aliran menjadi kering.
Gambar 8.7 menunjukkan beberapa hal yang berkaitan dengan air tanah. Pada
semua jenis batuan terdapat variasi lokal mengenai level air, misalnya
disebabkan oleh isolasi dari blok-blok tanah oleh barrier patahan yang terisi
dengan suatu material dan dike impermeabel.

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 9

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 8.7 Istilah-istilah yang berkaitan dengan airtanah (Peters, 1978)


Dua parameter pengukuran yang terpenting dalam hidrologi airtanah adalah
koefisien permeabilitas dan koefisien penyimpanan, atau porositas efektif.
Koefisien permeabilitas () merupakan suatu elemen dari Hukum Darcy : V = .i,
dimana V adalah kecepatan aliran laminer (kondisi nonturbulen) dan I adalah
gradien hidraulik yang merupakan rasio kehilangan dalam tinggi hidraulik
(tekanan) oleh resistansi friksional terhadap satuan jarak dalam arah aliran.
Koefisien permeabilitas ditentukan secara eksperimen untuk daerah yang
spesifik dengan uji pompa dan di laboratorium dengan uji permeameter.
Koefisien penyimpanan dalam suatu akifer ditunjukkan sebagai fraksi desimal,
yang menunjukkan volume air yang dapat diharapkan untuk dikuras dari suatu
satuan volume tanah. Parameter tersebut berkaitan dengan pori, rekahan, dan
lubang bukaan larutan untuk pengisian oleh airtanah. Koefisien penyimpanan
umumnya dihitung dari uji pompa dalam sumur observasi yang digunakan
untuk memonitor perbedaan kurva penurunan atau permukaan piezometrik di
sekitar sumur atau shaft, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.8.

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 10

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 8.8 Uji drawdown dengan pemompaan dalam suatu tambang atau

sumur (Peters, 1978)

Pengumpulan Data Geoteknik-Hidrogeologi :

VIII - 11

Anda mungkin juga menyukai