PRAKTIKUM
PENGUJIAN KABEL CARD PABX
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Praktikum Jaringan Telekomunikasi
Semester 5
PEMBIMBING :
Ir. Martono D A, MMT.
Kelompok 5
JTD 3B
Dwi Ardhanianto
Fida Annisa Imron Hafsah
Muhammad Andi Wahyu Fikrianto
Tito Dwi Mauluddi
(06 / 1341160006)
(08 / 1341160072)
(14 / 1341160057)
(22 / 1341160045)
PRAKTIKUM
PENGUJIAN KABEL CARD PABX
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk dapat mengukur koneksi antara line card dengan terminal LSA
2. Untuk dapat menentukan konfigurasi konektor line card yang terhubung pada PABX.
3. Untuk dapat menentukan penggunaan konektor Amphenol pada card yang diperlukan
sesuai buku manual.
1.2 Teori Dasar
Private automatic branch exchange (PABX)
adalah sebuah otomatis telepon switching system.
biasanya digunakan dalam ruang lingkupinstansi
atau kantor.Sebelumnya PABX dikenalsebagai
PBX (Private branch exchange) yaitusystem
swiching telepon dengan adanya satu orang
operator yang bertugas mengatur adanya telepon
yang masuk atau telepon yang keluar.
Pada saat ini system manual sudah banyak di
tinggalkan dikarenakan telah banyak lahir mesin otomatis yang dapat mengatur
swiching-nya.
1.2.1 Bagian PABX ( Hardware )
a) Mesin
Didalam mesin sama dengan seperti PC yang juga mempunyai power supply,
Memory flash, dan processor. DI mesin lucent ini menyediakan 16 port card untuk analog,
digital, announcement dan CO Trunk. Juga tersedia 1 port untuk TONE CLOCK.
b) Type Card
Pada mesin PABX ini ada beberapa jenis card yang biasa di pakai untuk penerima
switching. Antara lain adalah
Card Analog
Berfungsi sebagai sarana port untuk membuat station atau extention baru,
dimana untuk satu card jenis analog ini tersedia 16 port , 32 port sesuai dengan
kebutuhan dan kegunaan. Analog card akan berfungsi setelah port yang ada
didalamnya didaftarkan di Configuration Terminal dengan mengunakan command
languge di interfacenya, dan untuk case ini biasanya digunakan interface Terranova.
Card CO Trunk
Dalam dunia komunikasi istilah Trunk adalah single transmite channel antara
2 point yang di switch. Dengan Central Office ( CO ) Trunk dapat menyediakan 8 port
keluaran untuk dapat dipanggil. Trunk adalah sarana untuk menyambungkan PUBLIC
SWITCHED TELEPHONE NETWORK (PSTN) yang disediakan oleh PT. Telkom
Indonesia ke dalam network telepon sebuah kantor . Barulah Trunk bekerja untuk
fasilitas hunting extention In / Out Call.
Card Announcement
Berfungsi untuk merekam suara operator sebagai guidens jika ada incoming
call. Bisa berisikan sebagai petunjuk , perintah , dan warning.
Card Processor
Berfungsi sebagai pusat control pada PABX.
Card Tone
Tone Card ini disediakan sebagai alat untuk menghidupkan nada Tone saat
telepon diangkat ( Ext ) dan berbunyi saat di dial oleh (ext) lain.
Network Card
Berfungsi untuk menyatukan (Communicate) salah satu mesin PABX ke mesin
PABX lainnya. Dengan Card ini, dua mesin seperti menjadi satu Network.
c) Type Memory
d) Cabling
e) Connector
MDF/RPU adalah sebuah tempat terminasi kabel yang menghubungkan kabel saluran
pelanggan dari sentral telpon dan jaringan kabel yang menuju ke terminal pelanggan.
RPU/MDF berada di ruang RPU/MDF,yang letaknya biasanya di bawah sentral telpon
untuk gedung bertingkat atau bersebelahan dengan peralatan sentral untuk gedung yang
tidak bertingkat.
1.3 Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini yakni :
A. Multimeter
analog
B.
Kabel
D. Kabel Amphenol
Menunjukkan Nol ( 0 )
Digandengkan
untuk kalibrasi
3. Gunakan Multimeter untuk menentukan Pin Amphenol yang short (Connect) atau
open (Tidak Connect) pada element LSA seperti pada gambar berikut
4. Pasang rangkaian seperti berikut :
Catatan : Perlu diingat bahwa tiap nomor pada LSA memiliki sepasang elemen (kiri
dan kanan) disetiap nomornya
Pin Amphenol 1
Pin amphenol 26
Gambar ampenol konektor A
a. Mengacu pada jumlah PIN maka LSA sebagai acuan karena jumlah PIN LSA
lebih sedikit dari Ampenol untuk penggukuran dengan menghubungkan kabel
hitam ke PIN LSA Kanan dan carilah PIN Ampenol yang terhubung dengan LSA
dengan mencari PIN yang tersambung dari 1 sampai 50 jika PIN 1-25 Ampenol
dibagian atas maka 26-50 bagian bawah jika sudah ditemukan yang terhubung
maka tulis pada tabel
pin 1 kanan
Pin 1
b. Setelah PIN LSA kanan selanjutnya bisa dirubah ke PIN LSA kiri dan carilah PIN
Ampenol yang terhubung jika pada PIN LSA kanan terhubung dengan PIN 1
Ampenol maka untuk mengukur PIN LSA kiri coba pada PIN 26 Ampenol jika
tidak terhubungkan bisa dicoba ke PIN Ampenol yang lain.
pin 1 Kiri
pin 26
c.
d. C
c. Indikasi sambungan terhubung atau tidak dengan melihat jarum pada multimeter
jika bergerak maka sambungan terhubung jika jarum diam atau tidak bergerak maka
sambungan tidak tersambung dan bisa dicoba di PIN Ampenol yang lain sampai
terhubung.
Pin Ampenol 1
Pin ampenol 26
pin 1 B kanan
Pin 1
b. Setelah PIN LSA kanan selanjutnya bisa dirubah ke PIN LSA kiri dan carilah PIN
Ampenol yang terhubung jika dihubungkan ke PIN LSA 1 tidak tersambung maka
coba hubungkan dengan PIN Ampenol yang lain hingga terhubung
pin 1 B Kiri
Pin 26
c. Indikasi sambungan terhubung atau tidak dengan melihat jarum pada multimeter
jika bergerak maka sambungan terhubung jika jarum diam atau tidak bergerak
maka sambungan tidak tersambung dan bisa dicoba di PIN Ampenol yang lain
sampai terhubung.
a. Mengacu pada jumlah PIN maka LSA sebagai acuan karena jumlah PIN LSA
lebih sedikit dari Ampenol untuk penggukuran dengan menghubungkan kabel
hitam ke PIN LSA kiri dan carilah PIN Ampenol yang terhubung dengan LSA
dengan mencari PIN yang tersambung dari 1 sampai 50 jika PIN 1-25 Ampenol
dibagian atas maka 26-50 bagian bawah jika sudah ditemukan yang terhubung
maka tulis pada tabel
PIN 1 C Kanan
Pin 2
b. Setelah PIN LSA kanan selanjutnya bisa dirubah ke PIN LSA kiri dan carilah PIN
Ampenol yang terhubung jika dihubungkan ke PIN LSA 1 tidak tersambung maka
coba hubungkan dengan PIN Ampenol yang lain hingga terhubung
pin 1 C Kiri
pin 27
c. Indikasi sambungan terhubung atau tidak dengan melihat jarum pada multimeter
jika bergerak maka sambungan terhubung jika jarum diam atau tidak bergerak
maka sambungan tidak tersambung dan bisa dicoba di PIN Ampenol yang lain
sampai terhubung.
pin 1 D kiri
pin 1
a. Setelah PIN LSA kiri selanjutnya bisa dirubah ke PIN LSA kanan dan carilah
PIN Ampenol yang terhubung jika dihubungkan ke PIN LSA 1 tidak tersambung
maka coba hubungkan dengan PIN Ampenol yang lain hingga terhubung
pin 1 D Kanan
Pin 26
b. Indikasi sambungan terhubung atau tidak dengan melihat jarum pada multimeter
jika bergerak maka sambungan terhubung jika jarum diam atau tidak bergerak
maka sambungan tidak tersambung dan bisa dicoba di PIN Ampenol yang lain
sampai terhubung.
Posisi
Kiri/kanan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Hasil koneksi
Amphenol 57JE
No. Pin
11
36
12
37
13
38
14
Posisi
Kiri/kanan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Hasil koneksi
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
LSA Plus
No. Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LSA Plus
No. Pin
11
12
13
14
39
15
40
16
41
-
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
-
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
-
Posisi
Kiri/kanan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Hasil koneksi
15
16
17
18
19
20
Amphenol B
Amphenol 57JE
No. Pin
1
26
2
27
3
28
4
29
5
30
6
31
7
32
8
33
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
LSA Plus
No. Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
Posisi
Kiri/kanan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
-
Hasil koneksi
9
10
Amphenol C
Amphenol 57JE
No. Pin
2
27
5
30
8
33
11
36
14
39
17
42
20
45
23
48
-
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
-
LSA Plus
No. Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Amphenol D
Amphenol 57JE
No. Pin
1
26
2
27
4
29
5
30
7
32
8
33
10
35
11
36
13
38
14
39
Posisi
Kiri/kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Hasil koneksi
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
LSA Plus
No. Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Amphenol 57JE
No. Pin
16
41
17
42
19
44
20
45
22
47
23
48
-
Posisi
Kiri/kanan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
-
Hasil koneksi
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
-
LSA Plus
No. Pin
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Ampenol No.
A
Hasil Pengujian
Pin no 1-16 connect pada
LSA di sebelah kanan dan
no 26-41 connect pada LSA
di sebelah kiri
2.
3.
Pin
no
2,5,8,11,14,17,20,
4.
Pin no 1,2,4,5,7,8,10,11,13
dan 14 connect pada LSA di
sebelah kiri. Sedangkan Pin
no 16,17,19,20,22 dan 23
connect
pada
LSA
di
sebelah kanan.
Pin
no
26,27,29,30,32,33,35, 36, 38
dan 39 connect pada LSA di
sebelah kanan.
Sedangkan
Pin
41,42,44,45,
connect
47
pada
no
dan
48
LSA
di
sebelah kiri.
Dalam pengujian yang telah dilakukan kita mengacu pada connector amphenol karena jumlah
pin lebih banyak dari pada LSA, dan kita mengacu pada standart pengujian cable card PABX
yang sudah ada.
Dari hasil pengujian yang dilakukan untuk menguji koneksi antara Amphenol dan LSA,
didapatkan bahwa :
Pada Ampenol A dari pin no 1-16 connect pada LSA di sebelah kanan dan no
26-41 connect pada LSA di sebelah kiri. Hal ini dapat dilihat dari Amphenol. Pada Ampenol
A pin 1 connect pada LSA pin 1 bagian kanan sedangkan pada Amphenol A pin 26 connect
pada LSA pin 1 bagian kiri. Begitu seterusnya sampai LSA 20.
Karena pola pada Ampenol A urut maka dapat dilihat bahwa LSA no 17-20
tidak connect dengan pin pada Amphenol karena apabila diuji pada Amphenol no 17-20 dan
no 42-45 hasilnya tidak connect dengan LSA pada pin 17-20.
Pada Amphenol B dari pin 1-8 connect pada LSA di sebelah kanan dan no 2633 connect pada LSA di sebelah kiri. Hal ini dapat dilihat dari Amphenol. Pada Ampenol B
pin 1 connect pada LSA pin 1 bagian kanan sedangkan pada Amphenol B pin 26 connect
pada LSA pin 1 bagian kiri. Begitu seterusnya sampai LSA 10
Pola pada Amphenol B hampir sama seperti Amphenol A yaitu berurutan. Sehingga dapat
dilihat bahwa LSA no 9 dan 10 tidak connect dengan pin pada Amphenol karena apabila
diuji pada Amphenol no 9-10 dan no 34-35 hasilnya tidak connect dengan LSA pada pin 910.
Pada Amphenol C tidak seperti Amphenol A dan B yang connet secara urut,
pada amphenol C connect di no 2,5,8,11,14,17,20, dan 23 pada LSA di sebelah kanan,
sedangkan pada no 27,30,33,36,39,42,45, dan 48 connect pada LSA di sebelah kiri.
Pada amphenol D juga berbeda dari amphenol A,B, dan C pada Amphenol ini
memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
Pada Amphenol D connect di no 1,2,4,5,7,8,10,11,13 dan 14 pada LSA di sebelah kiri.
Sedangkan Amphenol D no 16,17,19,20,22 dan 23 connect pada LSA di sebelah kanan.
Pada Amphenol D connect di no 26,27,29,30,32,33,35,36,38 dan 39 pada LSA di sebelah
kanan.
Sedangkan Amphenol D no 41,42,44,45,47 dan 48 connect pada LSA di sebelah kiri.
1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa percobaan yang kita lakukan
sudah sesuai dengan standart konfigurasi dari masing-masing kabel connector Amphenol
A,B,C dan D.
Dan Setiap Amphenol tipe A,B,C dan D memiliki karakteristik yang berbedabeda sesuai dengan standart yang sudah ada. Oleh karena itu setiap pin pada LSA tidak selalu
sama pada nomer pin Ampenolnya.