Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI

Semester 3

Nama Pembuat Laporan : Calvin Ferian (1316030103)


Nama Rekan Praktikan : Jamariel Gunadidantos (1316030075)
Siti Sarah Sri Mitri (1316030018)
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Telekomunikasi
Kelas : 3D

Tahun Ajaran 2017-2018


Politeknik Negeri Jakarta
Depok
2017
DELTA MODULATION ( DM )

I. TUJUAN
1. Mengerti prinsip Delta Modulation.
2. Menjelaskan fungsi Delta Modulation dan Demodulator.
3. Menjelaskan keuntumgan dan kerugian Delta Modulation.
4. Menggambarkan dan menjelaskan bentuk rangkaian dari LPF, Comparator,
Integrator, Sample dan Hold.

II. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


No. Nama Alat Jumlah
1 DC Power Supply 15 Volt SO 3538-8D 1 buah
2 Delta Modulator SO 3537-7A 1 buah
3 Delta Demodulator SO 3537-7B 1 buah
4 Universal Counter HP-5314 A 1 buah
5 Function Generator GW-INSTEK GFG-9210 1 buah
6 Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G 1 buah
7 BNC to Banana Cable 4 kabel
8 Banana to Banana Cable 2 kabel
9 Jumper plug-in besar 15 buah

III. DASAR TEORI

Delta Modulator merupakan salah satu A/D converter yang mudah dan
sederhana. Berbeda dengan Pulsa Code Modulation (PCM), dimana digunakan n-bit
kode dalam proses kuantisasinya. Sedangkan Delta Modulation menggunakan
Kwantisasi satu bit.

Konsep Delta Modulation


Delta Modulation adalah suatu teknik yang sederhana untuk mengkodekan
sinyal analog ke digital. Berbeda dengan PCM, Delta Moduation hanya mendeteksi
tanda dari sinyal erorr yang nerupakan perbedaan antara sinyal input dan sinyal
feedback. Dasar Delta Moduation seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Rangkaian tersebut terdiri dari suatu negatif feedback dari comparator, sebuah
sampler dan sebuah local decoder yang dalam hal ini merupakan rangkaian integrator.
Sinyal analog a(t) pada input dari encoder dikurangi dengan sinyal feedback b(t).
Perbedaan antara a(t) - b(t) merupakan sinyal error e(t). Sinyal error tersebut dapat
menjadi positif atau negatif, tergantung pada amplitudo dari kedua sinyal a(t) dan b(t).

Comparator mendeteksi tanda sinyal error e(t) dan memberikan tegangan


output +E volt yang tetap amplitudonya. Bentuk gelombang yang tetap amplitudonya
ini kemudian disampler pada rate sampling feedback untuk memberikan output S(t)
yang merupakan deretan pulsa-pulsa. Pada local decoder S(t) diintegrasikan dan
menghasilkan sebuah sinyal step yang merupakan sinyal feedback b(t).
Rangkaian negatif feedback ditunjukan untuk menghasilkan e(t) dan
menstabilkan encoder. Output delta modulation diambil dari rangkaian sampler yang
berupa deretan digital. Secara praktek hal ini diinginkan untuk mengirimkan pulsa-pulsa
dengan lebar yang terbatas, yang lebih baik dari pada pulsa yang sangat sempit.
Dalam hal ini sampler diganti dengan sebuah rangkaian sample dan hold, dan local
decoder diganti dengan sebuah rangkaian integrator RC (gambar 2).

Gambar 2. Rangkaian Delta Modulation encoder secara praktis

Delta modulation decoder di penerima yang merubah sinyal digital ke bentuk analog,
terdiri dari sebuah integrator yang sama dengan integrator dengan local decoder, yang
diikuti dengan sebuah low pass filter untuk mengeliminasi noise yang berasal dari
informasi diluar band tersebut
Prinsip kerja:
Encoder mengubah sinyal analog menjadi code biner. Sebaliknya, decoder
memperoleh kembali dari kode biner tersebut menjadi sinyal analog. Pada bagian
pengirim terdiri dari rangkaian pembanding (komparator), sampler dan integrator.
Input dari komparator merupakan perbedaan antara sinyal input a(t) dan sinyal
feedback b(t) dan tanda dari error tersebut yang akan dideteksi oleh komparator.
Bila sinyal input a(t) > b(t), maka a(t) b(t) = e(t) mempunyai tanda positif
sehingga input encoder merupakan pulsa positif.

Bila a(t) < b (t), maka e (t) mempunyai tanda negatif. Output dari encoder
s(t) merupakan input integrator yang merupakan local decoder. Output integrator
digunakan untuk mendekati input analog, dan output tersebut merupakan fungsi
ramp (ramp function) dengan slope yang positif atau negatif. Output encoder ini
kemudian dikirimkan ke penerima (decoder) yang letaknya jauh dari encoder
dalam bentuk pulsa biner. Karena itu integrator yang sama dengan local decoder
pada bagian pengirim, yang diikuti dengan low pass pada penerima diperlukan
untuk memperoleh kembali input analog. Keadaan sinyal yang dihasilkan kembali
ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan. Perbedaan antara
sinyal input decoder dengan sinyal input encoder menimbulkan noise yang
dikenal dengan noise kwantisasi dan akan berpengaruh terhadap S/N dari delta
modulation. Bentuk input dan output dari delta modulation dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 4. Bentuk output dan input dari delta modulation


a(t), sinyal input analog
b(t), output integrator pada decoder
s(t), output encoder yang dikirimkan

Keadaan output delta modulation jika input sama dengan nol.

Jika rangkaian pada kondisi sinyal input sama dengan nol (tanpa input)
dan komparator dalam keadaan setimbang, maka terlihat disini bahwa bentuk
output delta modulation berupa pulsa-pulsa positif dan negatif yang silih berganti,
keadaan seperti ini terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Output delta modulation untuk input sama dengan nol

Output dari integrator mendekati gelombang segitiga dengan slope positif dan
negatif seperti gambar di bawah ini.

Sedangkan untuk input yang variasi amplitudonya lebih kecil dari


stepnya, tidak akan terdeteksi oleh delta modulation, sehingga bila output tersebut
diterima oleh penerima akan dihasilkan sinyal sama dengan nol.
IV. LANGKAH KERJA
IV.1. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)


-Gelombang sinus = 2 KHz
-Amplitudo = 1,5 Vpp
Atur frekuensi clock generator (5) ke 30 KHz
Gambar hasilnya :

Keterangan :
TP1 : -Amplitudo = 1,52 Vpp
-Frekuensi = 203,7 KHz
TP3 : -Amplitudo = 20,4 Vpp
-Frekuensi = 202,2 kHz
IV.2. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)


Gelombang sinus =2 KHz
Amplitudo = 4 Vpp
Atur frekuensi clock generator (5) ke 25 KHz
Gambar hasilnya :

Keterangan :
TP 3 : -Amplitudo = 3.92 Vpp
-Frekuensi = 2.033 KHz
TP 6 : -Amplitudo = 20.6 Vpp
-Frekuensi = 2,067 KHz
IV.3. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)


Gelombang sinus = 60 Hz
Amplitudo = 4 Vpp
Atur frekuensi clock generator (5) ke MINIMUM
Gambar hasilnya :

Keterangan :
TP 1 : -Amplitudo = 3.92 Vpp
-Frekuensi = 60.72 Hz
TP 8 : -Amplitudo = 6.06 Vpp
-Frekuensi = 60.10 HZ
A. Jelaskan kualitas transmisinya !
Jawaban : Berdasarkan data hasil dari percobaan yang didapatkan, kualitas transmisi pada
TP1 output saat frekuensi clock generator di minimum didapatkan sedikit distorsi

B. Bila terjadi distorsi, jelaskan penyebabnya!


Jawaban : Distorsi yang terjadi pada TP1 (Output ketika frekuensi clock generator ke
minimum). Distorsi disebabkan akibat frekuensi clock generator yang diberikan rendah, Hal
ini berarti distorsi dapat dikendalikan apabila frekuensi clock generator diberikan secara
maksimum

TUGAS :
Gambarkan rangkaian dan penjelasannya :

A. LPF

Low Pass Filter adalah filter yang meloloskan sinyal frekuensi yang berada dibawah
frekuensi cut off (fc) dan meredam frekuensi diatas fc. Filter aktif low pass adalah rangkaian
filter yang menggunakan penguat operasional (Op-Amp) rangkaian terpadu (IC) dimana
rangkaian filter aktif low pass ini akan meloloskan sinyal input dengan frekuensi dibawah
frekuensi cut off rangkaian dan akan melemahkan sinyal input dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off rangkaian filter aktif low pass.
B. Komparator

Komparator adalah rangkaian yang dapat membandingkan besar tegangan masukan.


Komparator biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian.Vref di
hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan.

C. Integrator

Rangkaian Integrator memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan komputasi sinyal
analog dan untuk menyelesaikan persamaan integral yang terjadi. Untuk melakukan
penyelesaian persamaan integral, rangkaian integrator membutuhkan sumber tegangan DC
yang kuat dan stabil. Jika tegangan DC yang diberikan tidak stabil, kemungkinan proses
tersebut akan hilang. Dan rangkaian integrator berbeda dengan berbagai jenis rangkaian
lainnya jika terkena tegangan yang tidak stabil, bisa diperkuat dengan penguatan lingkar
terbuka.
D. Sample and Hold

Rangkaian Sample-and-Hold terdiri dari empat jenis komponen utama, yaitu input buffer
amplifier, komponen penyimpan energi berupa hold capacitor, output buffer amplifier, dan
rangkaian switching
Input buffer amplifier mempunyai impedansi input yang tinggi, untuk mengurangi
pembebanan pada tahap sebelumnya dan mempunyai impedansi output yang rendah untuk
memungkinkan pengisian muatan dengan sangat cepat pada hold capacitor. Input buffer
amplifier menghasilkan arus untuk mengisi hold capacitor.
Hold capacitor adalah divais mempunyai karakteristik kebocoran rendah, biasanya
kapssitor yang terbuat dari polystyrene, polypropylene, atau Teflon.
Dalam mode track, Hold capacitor menentukan tanggapan frekuensi (frequency response)
dari amplifier ini. Switch merupakan analog device yang berkualitas tinggi dengan fast
acting, seperti CMOS transmission gate.
Dalam mode hold, Hold capacitor menahan tegangan sebelum switch membuka/melepas
hubungan ke input buffer amplifier.

Output buffer amplifier merupakan buffer terhadap tegangan hold capacitor. Karena
itu hold capacitor harus mmpunyai arus input yang ekstrim rendah. Output buffer
amplifier itu biasanya amplifier FET, yang mempunyai impedansi input yang tinggi
terhadap hold capacitor untuk menghindari pembuangan muatan (discharge) sebelum
waktunya.

Analisa :
Pada percobaan pertama amplitudo diatur sampai = 1,5Vpp dgn frekuensi = 2KHz
dan mengatur frekuensi Clock menjadi 30 KHz. Pada percobaan pertama ini menghasilkan
output berupa sinyal digital disebabkan oleh intergrator mengubah gelombang analog
menjadi digital.
Pada percobaan kedua kita melakukan hal seperti praktek pertama tetapi Amplitudo
dan frekuensinya berbeda serta mengatur frekuensi clock menjadi 25 Khz. Pada percobaan
kedua ini terlihat perbedaan dari hasilnya dari Vpp dan frekuensi yang dihasilkan tetapi tetap
berhasil mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
Pada percobaan yang terakhir kita menambahkan rangkaian demodulator yang
mempunyai fungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog. Dengan mengatur
amplitude inputnya = 4 Vpp dan frekuensi = 60 Hz lalu mengatur frekuensi clock menjadi
minimum. Di dalam modulator terdapat rangkaian encoder yang berfungsi untuk
mendapatkan output berupa sinyal digital dan setelah itu dilanjutkan dengan mengamati hasil
output dari rangkaian modulator menjadi input untuk demodulator yang memiliki rangkaian
decoder yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog. dari hasil percobaan
itu kita mendapatkan bahwa hasil yang didapat sama dengan input dari modulator.

Kesimpulan :
Delta Modulator adalah prinsip paling dasar dari sistem digital modulasi dan dapat
mengatasi gangguan-gangguan transmisi sinyal yang muncul pada sistem komunikasi analog.
Terlihat juga bagaimana dari sederhananya rangkaian ini Karena tidak melalui banyak proses
yang merumitkan untuk mendapatkan outputnya. Didapatkan bahwa di Delta Modulator
mempunyai fungsi merubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
Dari percobaan yang kita lakukan bahwa di dalam Delta Modulator terdapat beberapa
fase-fase rangkaian untuk mendapatkan hasil output sinyal digital. Fase-fase rangkaian itu
adalah komparator, sample and hold, integrator, dan rangkaian encoder dan decoder. Hasil
dari percobaan dapat dilihat dalam lampiran.
Selain melakukan percobaan dengan rangkaian Delta Modulator, kita menggunakan
rangkaian Delta Demodulator untuk membuktikan apakah input yang dimasukkan ke Delta
Modulator tidak berubah sama sekali setelah diubah menjadi sinyal digital dengan
mengembalikannya kembali ke sinyal analog dan didapatkan bahwa sinyal input yang
dimasukan tidak mengalami perubahaan.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai