Anda di halaman 1dari 22

Referat

CONJUNGTIVITIS GONORRHOEAE
Oleh:
Faisal Hadi
M. Taufiqurrahman Suhardi
Rofika Hasri
Pembimbing :
Dr. Agustin Wijayanti, Sp.M
LABORATORIUM ILMU PENYAKIT MATA RSD MARDI WALUYO BLITAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016

ANATOMI

Membran mukosa yang transparan dan tipis yang


membungkus permukaan posterior kelopak mata
(konjungtiva palpebralis) dan permukaan
anterior sklera (konjungtiva bulbaris)

HISTOLOGI

Histologi konjungtiva

PENDARAHAN DAN
PERSARAFAN

Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris


anterior dan arteria palpebralis. Kedua arteri ini
beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak
vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva
yang sangat banyak. Konjungtiva juga menerima persarafan
dari percabangan pertama nervus V dengan serabut nyeri
yang relatif sedikit

DEFINISI
Konjungtivitis gonore merupakan radang
konjungtiva akut dan hebat yang disertai
dengan sekret purulen.
Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular
seksual yang dapat ditularkan secara langsung
dari transmisi genital-mata, kontak genitaltangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama
persalinan

EPIDEMIOLOGI
Gonorrhea memiliki insiden tertinggi diantara penyakit
infeksi seksual lainnya yang tersebar diseluruh dunia
secara endemik, termasuk di Indonesia yang
menyebabkan Ophthalmia gonokokkal dan infeksi
neonatus sistemik.
Di Belgia dan Belanda dilaporkan 0,4 per 1000
kelahiran hidup terinfeksi Ophthalmia gonokokkal
sedangkan di Amerika ditemukan 0,3 per 1000
kelahiran hidup. Penderita umumnya laki-laki muda
berusia 20-24 tahun sedangkan untuk wanita biasanya
berusia 15-19 tahun3.

ETIOLOGI
Neisseria gonorrhoeae

Morfologi N. gonorrhoeae pada media agar coklat

PATOFISIOLOGI
Iritasi

Konjungtiva

PD konjungtiva dilatasi

- Produksi air mata


- Leukosit dan mukus nampak
sebagai dischange tebal kuning
kehijauan

STADIUM PADA
ORANG DEWASA
Berlangsung 3-4 hari
Kelopak dan konjungtiva kaku, nyeri perabaan, bengkak
Infiltratif pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi
merah, kemotik, dan menebal

Supuratif

Berlangsung 2-3 minggu


Palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang
Blefarospasme masih ada. Sekret campur darah, keluar terus menerus.
Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak

Konvalesen

Berlangsung 2-3 minggu


Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif
Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik.
Sekret jauh berkurang

KLASIFIKASI

< 3 hari
: Oftalmia gonoroika neonatorum
> 3 hari
: Oftalmia gonoroika infantum
Anak kecil : Oftalmia gonoroika yuvenilis
Dewasa
: Oftalmia gonoroika adultum

GAMBARAN
KLINIS
Bayi
dan
Anak

Dewasa

Gejala subjektif tidak ada


Kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat
bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan
purulen
Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal
Konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan tebal

Gejala subjektif berupa nyeri, tanda-tanda infeksi umun, terjadi


pada satu mata
Mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa
perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental
Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih
menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar

GAMBARAN
KLINIS

Klinis pada dewasa

Klinis pada bayi dan anak

DIAGNOSA
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Visus
Lapang pandang
(konfrontasi/
kampimeter)
Pemeriksaan segmen
anterior mata (slit
lamp)

Diagnosa
Banding
Konjungtivitis virus
Konjungtivitis
bakterial lainnya
Konjungtivitis
alergika

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pewarnaan
Gram (Giemsa)
Kultur

Uji Resistensi

Sekret pewarnaan gram atau Giemsa untuk


mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas
untuk perencanaan pengobatan
Lempeng agar modifikasi Thayer-Martin yang telah
diinokulasi harus diinkubasi pada suhu 35 o C dalam
udara lembab yang diperkaya dengan karbon
dioksida (stoples lilin), dan harus diobservasi tiap
hari selama2 hari
Isolat N. gonorrhoeae harus diskrining secara rutin
untuk melihat produksi R-laktamase dengan salah
satu dari uji-uji yang disarankan, seperti uji nitrocefin

TATALAKSANA

Rawat Inap
Antibiotik
Irigasi normal saline 0,9% setiap 30-60 menit
Penicillin, salep dan suntikan, pada bayi diberikan 50.000
U/kgBB selama 7 hari
Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih
(direbus) atau dengan garam fisiologik setiap jam,
kemudian diberi salep penisillin setiap jam
Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan
mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali
berturut-turut negatif

PENCEGAHAN
Skrining dan terapi kehamilan
Pemberian obat tetes mata AgNO3 1% segera
sesudah lahir
Operasi caesar bila ibu mempunyai lesi
herpes aktif saat melahirkan
Antibiotik, diberikan intravena, bisa
diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu
dengan gonore yang tidak diterapi

KOMPLIKASI
Tukak kornea marginal
Ulkus kornea
Keratitis

PROGNOSIS
Dubia at bonam/vitam

TERIMAKASIH ATAS WAKTU DAN


PERHATIANNYA

WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai