Anda di halaman 1dari 55

Perizinan

Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI 2009

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI


Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI


Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif

PEGAWAI SEBELUM
MASA UU 10 TH 1997

PEGAWAI SETELAH MASA


UU 10 TH 1997
MASA

MASA

PP 64 TH 2000

PP 29 TH 2009
4

TENAGA ATOM TENAGA NUKLIR


UU NO 10 TH1997

Jumlah

No Jenis Sumber
Pembangkit
1 Radiasi
Pengion
2 Zat Radioaktif
3 Curah
Jumlah

Aktif

Non Aktif Total

7415

393

7808

5012
746
13173

2440
103
2936

7452
849
16109

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

PERATURAN

1. PP NO 33 TAHUN 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan
Sumber Radioaktif

2. PP NO. 29 TAHUN 2008


tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
Dan Bahan Nuklir
3. PP Nomor 27 Tahun 2009
tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
BAPETEN.

Pokok pengaturan

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

a. Terminologi objek yang


diatur

Pemanfaatan tenaga nuklir

Pemanfaatan sumber radiasi


pengion yang meliputi:
ZRA terbungkus dan
terbuka beserta fasilitasnya;
dan pembangkit radiasi
pengion. [Pasal 1 angka 3]

b. Pengelompokan
pemanfaatan

Tidak ada

Ada, menjadi 3 (tiga)


kelompok (A, B, dan C).
[Pasal 4 Pasal 8]

Menggunakan istilah instalasi


yang mempunyai potensi
dampak radiologi tinggi, tanpa
disertai penjelasan lebih lanjut
mengenai terminologi ini, dan
tidak ada peraturan pelaksana
yang memerinci kategori atau
kriterianya.

Pengelompokan didasarkan
atas risiko yang terkait dengan
keselamatan radiasi dan
keamanan sumber radioaktif.
[Bagian Umum Penjelasan PP]

Pokok pengaturan
c. Persyaratan Izin

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

Ada, meliputi persyaratan:


umum; dan
khusus

Ada, meliputi persyaratan:

administratif;

teknis; dan/atau

khusus.[Pasal 11

Persyaratan umum berlaku sebagai


persyaratan dasar untuk seluruh
proses perizinan pemanfaatan tenaga
nuklir.

Persyaratan administratif berlaku


untuk seluruh kelompok pemanfaatan
sumber radiasi pengion. [Pasal 15
ayat (1)]

Persyaratan Khusus hanya


diberlakukan untuk :
- instalasi yang memilikipotensi
dampak radiologi tinggi; dan
- bahan nuklir

Pemberlakuan persyaratan
teknis disesuaikan dengan
kelompok pemanfaatan
sumber radiasi pengion.
[Pasal 15 ayat (2) dan ayat(3)]
Pemberlakuan persyaratan
khusus hanya diperuntukkan
bagi pemanfaatan sumber
radiasi pengion tertentu.
[Pasal 17 Pasal 21]

Pokok pengaturan

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

d. Siklus Izin
Jangka waktu dan mekanisme
permohonan dan penerbitan izin

Tidak mengatur secara detil dan


transparan

Mengatur secara detil dan


transparan sesuai dengan
kelompok pemanfaatan
sumber radiasi pengion.
[Pasal 22 Pasal 47]

Berpotensi untuk multitafsir


dalam pelaksanaan

Perlu pembuktian dan


komitmen lebih lanjut
Mengenaikemampulaksana
Annya

Perpanjangan Izin

Tidak mengatur secara jelas

Mengatur secara jelas.


[Pasal 49 Pasal 52]

Perubahan Izin

Mengatur pokok pengaturan saja

Mengatur secara jelas.


[Pasal 54 Pasal 57]

Ditetapkan pengaturannya secara


lebih definitif dalam Penjelasan
Pasal 2 PP
Nomor 134 Tahun 2000.

Pokok pengaturan

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

Penghentian kegiatan

Tidak diatur secara jelas

Mengatur secara jelas.


[Pasal 53]

Berakhirnya Izin

Hanya mengatur pokoknya saja

Mengatur secara detil


mekanisme penghentian dan
konsekuensi yuridis dari
peristiwa tersebut.
[Pasal 58 Pasal 64]

Masa berlaku Izin

Menetapkan masa berlaku


maksimum 5 (lima) tahun
secara eksplisit

Menetapkan untuk tiap


pemanfaatan dalam
Lampiran I. [Pasal 48 jo
Lamp. I]

Pengaturan jangka waktu izin


didelegasikan pada peraturan
Kepala BAPETEN, tetapi tidak
pernah diterbitkan.
Ditetapkan secara lebih jelas
dalam PP No. 134 Tahun 2000.

Pokok pengaturan

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

Klirens

Tidak mengatur

Mengatur. [Pasal 69]

Kewajiban dan tanggung


jawab Pemegang Izin

Mengatur

Mengatur hanya kewajiban


Pemegang Izin, untuk
Pertanggungjawaban
diserahkan pada hukum
umum.
[Pasal 66 Pasal 68]

Pengecualiaan

Mengatur hanya pokok


pengecualian

Mengatur sesuai dengan


delegasian pada Pasal 17
ayat (1) Undang-Undang
Nomor 10 tahun 1997. [Pasal
70 Pasal 73]

Delegasian diberikan pada


peraturan Kepala BAPETEN

Pokok pengaturan

PP No.64 Tahun 2000

PP No. 29 Tahun 2008

Persetujuan

Tidak mengatur

Mengatur.
[Pasal 74 Pasal 77]

Inspeksi

Mengatur

Mengatur. [Pasal 78 Pasal


79]

Sanksi Administrasi

3 (tiga) kali peringatan tertulis


dan pembekuan izin.

2 (dua) kali peringatan tertulis


dan pencabutan izin [Pasal
81]

Pembekuan izin secara


langsung

Pencabutan izin secara


langsung.
[Pasal 82]

APAKAH PEMANFAATAN PERLU IZIN ? Pasal


2

Bahan Nuklir

Sumber Radiasi Pengion


ZRA terbungkus dan
terbuka + fasilitas,

pembangkit radiasi
pengion

Co-60, Cs-137, Ir-192,


Kr-85, Ni-63 dll

X-ray. Rontgen,
LINAC, dll

Izin ke BAPETEN

?
ya

Pasal 10 ay 1
Permohonan Izin ke
BAPETEN
Jl Gajah Mada 8, Jakarta
www.bapeten@go.id

Wajib Memiliki
Izin ?
tidak

pengecualian dari kewajiban memiliki


izin
Pasal 10 ay 215

16

PP No. 29 TAHUN 2008


Sumber Radiasi Pengion
KELOMPOK A

KELOMPOK B

KELOMPOK C

DIKELOMPOKKAN MENJADI 3 (TIGA) :


KELOMPOK A;
KELOMPOK B; DAN
KELOMPOK C.
17

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

ekspor zat radioaktif;


impor dan pengalihan ZRA dan/atau PRP untuk keperluan medik;
impor ZRA untuk keperluan selain medik;
pengalihan ZRA dan/atau PRP untuk keperluan medik;
pengalihan ZRA dan/atau PRP untuk keperluan selain medik;
produksi pembangkit radiasi pengion;
produksi barang konsumen yang mengandung zat radioaktif;
penggunaan dan/atau penelitian dan pengembangan dalam:
1. radiologi diagnostik dan intervensional;
2. iradiator kategori I dengan ZRA terbungkus;
3. iradiator kategori I dengan pembangkit radiasi pengion;
4. gauging industri dengan ZRA aktivitas tinggi;
5. radiografi industri fasilitas terbuka;
6. well logging;
7. perunut;
8. fotofluorografi dengan ZRA aktivitas sedang atau PRP dengan energi sedang;
9. radioterapi;
10.fasilitas kalibrasi;
11.radiografi industri fasilitas tertutup;
12.fotofluorografi dengan ZRA aktivitas tinggi atau PRP dengan energi tinggi;
13.iradiator kategori II dan III dengan ZRA terbungkus;
14.iradiator kategori II dengan pembangkit radiasi pengion;
15.iradiator kategori IV dengan ZRA terbungkus;
16.kedokteran nuklir diagnostik in vivo; dan
17.kedokteran nuklir terapi.
i. produksi radioisotop; dan
j. pengelolaan limbah radioaktif.

Kelompok

a. impor, ekspor, dan/atau pengalihan


peralatan yang mengandung zat
radioaktif untuk barang konsumen;
b. penyimpanan zat radioaktif; dan
c. penggunaan dan/atau penelitian dan
pengembangan dalam:
1. kedokteran nuklir diagnostik in vitro;
2. fluoroskopi bagasi; dan
3. gauging industri dengan zat radioaktif
aktivitas rendah atau pembangkit
radiasi pengion dengan energi
rendah.

Kelompok

a. ekspor pembangkit radiasi pengion;


b. impor pembangkit radiasi pengion untuk
keperluan medik;
c. impor pembangkit radiasi pengion untuk
keperluan selain medik; dan
d. penggunaan dan/atau penelitian dan
pengembangan:
1. zat radioaktif terbuka atau terbungkus
untuk tujuan pendidikan, penelitian
dan pengembangan;
2. check-sources;
3. zat radioaktif untuk kalibrasi;
4. zat radioaktif untuk standardisasi;dan
5. detektor bahan peledak.

Kelompok

PERSYARATAN IZIN
PASAL 11 PP NO 29 TAHUN 2008
ADMINISTRATIF
TEKNIS

: KELOMPOK A, B DAN C

KELOMPOK A

KELOMPOK B : kecuali huruf e Pasal 14

KELOMPOK C : hanya huruf a, b dan g angka 2 Pasal 14

KHUSUS
-

KELOMPOK A : Radioterapi
Kedokteran Nuklir Diagnostik In Vivo ( PET CT)
Kedokteran Nuklir Terapi.
21

PERSYARATAN ADMINISTRASI
Izin Radiologi diagnostik dan Intervensional
1. KTP Pemohon yang berwenang mewakili di luar
dan di dalam pengadilan.
2. Akta pendirian badan usaha dan perubahannya
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
3. Izin pelayanan kesehatan yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang (Bergantung Jenis
Kegiatan)
4. Data lokasi pemanfaatan

22

PERSYARATAN TEKNIS -

KELOMPOK

a. prosedur operasi;
b. spesifikasi teknis Sumber Radiasi Pengion atau
Bahan Nuklir sesuai dengan standar keselamatan
radiasi;
c. perlengkapan proteksi radiasi dan/atau peralatan
keamanan Sumber Radioaktif;
d. program
proteksi
dan
keselamatan
radiasi
dan/atau program keamanan Sumber Radioaktif;
e. laporan verifikasi keselamatan radiasi dan/atau
keamanan Sumber Radioaktif;
f. hasil pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi
g. data kualifikasi personil, yang meliputi:
1. petugas proteksi radiasi dan personil lain yang
memiliki kompetensi;
2. personil yang menangani Sumber Radiasi
Pengion; dan/atau
3. petugas keamanan Sumber Radioaktif atau
Bahan Nuklir.

A
A

A
A

C
23

Persyaratan khusus
(1)penentuan tapak;
(2)konstruksi;
(3)komisioning;
(4)operasi; dan/atau
(5)Penutupan.
24

KEGIATAN

a.radioterapi;
b.fasilitas kalibrasi;
c.radiografi industri fasilitas tertutup;
d.fotofluorografi dengan zat radioaktif aktivitas tinggi atau pembangkit
radiasi pengion dengan energi tinggi;
e.iradiator kategori II dan III dengan zat radioaktif terbungkus;
f.iradiator kategori II dengan pembangkit radiasi pengion;
g.iradiator kategori IV dengan zat radioaktif terbungkus;
h.kedokteran nuklir diagnostik in vivo; dan
i.kedokteran nuklir terapi.
(1)konstruksi, meliputi:
a.desain fasilitas yang sesuai dengan standar
keselamatan radiasi dan/atau keamanan Sumber
Radioaktif; dan
b.dokumen uraian teknik tentang konstruksi.
(2)operasi, meliputi:
1.Program Jaminan Mutu operasi; dan/atau
2.dokumen mengenai uraian teknik Sumber Radiasi
Pengion.
(3)Penutupan, meliputi laporan mengenai kondisi terakhir
fasilitas.
25

Persyaratan khusus produksi radioisotop

konstruksi, meliputi:
keputusan kelayakan lingkungan hidup dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup; dan/atau
program konstruksi.
komisioning, meliputi:
a)program komisioning;
b)laporan pelaksanaan konstruksi;
c)laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup selama konstruksi;
d)protokol pembuatan dan pengujian; dan/atau
e)Program Jaminan Mutu komisioning fasilitas produksi
radioisotop.
operasi, meliputi:
1.laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup selama komisioning;
2.Program Jaminan Mutu operasi fasilitas produksi
radioisotop; dan/atau
3.laporan pelaksanaan komisioning.
Penutupan, meliputi laporan mengenai kondisi akhir fasilitas.
26

NO

Contoh Checklist DOKUMEN YANG DI LAMPIRKAN

Dokumen Administratif
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk WNI /Kartu Izin Tinggal Sementara
(KITAS) dan Paspor untuk WNA selaku pemohon izin
Akta Pendirian Badan Hukum/Usaha Perusahaan/Yayasan/Klinik/RS
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan Hukum/Perorangan
Izin pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan Setempat
Dokumen Teknis
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk setiap lokasi pemanfaatan
Prosedur Tetap Pengoperasian Pesawat Sinar-X
Spesifikasi Teknis Pesawat Sinar X
Dokumen Pesawat Sinar-X Memenuhi Standar Internasional tertelusur ISO atau TUV
Verifikasi Keselamatan Radiasi Berita Acara Uji Fungsi Pemasangan Pesawat Sinar-X
Verifikasi Keselamatan Radiasi - Hasil Pengukuran Paparan Radiasi
Denah Ruangan Pemanfaatan Pesawat Sinar-X
Bukti Permohonan Pelayanan Pemantauan Dosis Perorangan atau Hasil Evaluasi
Pemantauan Dosis Perorangan
Bukti Kalibrasi Dosimeter Perorangan Bacaan Langsung untuk Pesawat Sinar-X
Fluoroskopi dan Intervensional
Hasil Pemeriksaan Kesehatan setiap PPR dan Pekerja Radiasi
Fotokopi SIB PPR
Fotokopi Ijazah Personil lain yang memiliki kompetensi
27

PEMOHON IZIN

KELOMPOK A;B;C

Mengajukan Permohonan Tertulis,


dokumen administratif dan teknis
Menerima Bukti
Penyerahan Doklumen

Menerima Kembali Dokumen


tidak

A <= 15;

ya

B<=12; C<= 10

Menerima Pemberitahuan
kekurangan persyaratan,
melaksanakan perbaikan, dan
menyerahkan Ke BAPETEN

BAPETEN

Menerima Dokumen; Menyerahkan


Resi Penerimaan Dokumen Ke
Pemohon (Tgl)
Periksa Lengkap? <3 hari

Mengembalikan
dokumen

tidak

Menerima
kelengkapan
persyaratan izin

Penentuan
Lengkap (tgl)
ya
Penilaian A <= 15;
B<=12; C<= 10

Memberitahuk tidak
Memenuhi Syarat
an kekurangan
(tgl)
5 hari
persyaratan
A<=7;
ya

TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN

Pasal 22-24

B=<5,C<=5

Menerbitkan izin

DIAGRAM ALIR PERIZINAN

PERSETUJUAN IMPOR DAN EKSPOR

Permohonan
- Ada izin impor/ekspor
- Dokumen impor/ekspor

Penilaian

Terbit
Persetujuan
atau
Pengesahan
pada dokumen

PERSETUJUAN PENGIRIMAN KEMBALI SRP/BN


Permohonan
- Ada izin
- Dokumen awal
- Jadwal pengiriman

Penilaian

Bapeten
Mengeluarkan
Penetapan
Penghentian
kegiatan

Terbit
Persetujuan
atau
Pengesahan
pada dokumen

Bukti pengiriman
disampaikan
Ke Bapeten

Penetapan Penghentian
1.PP 29 Tahun 2008 TIDAK ADA IZIN
PENYIMPANAN Pesawat Sinar-X
2.Pesawat sinar-X yang tidak dipergunakan
diajukan dalam Penetapan penghentian kegiatan

38

Perubahan Izin
Pemegang Izin wajib mengajukan
permohonan
perubahan
izin
Pemanfaatan jika terdapat perubahan
data mengenai:
1.
2.
3.

identitas Pemegang Izin;


personil yang bekerja di fasilitas;
perlengkapan proteksi radiasi.
39

Permohonan izin baru terjadi karena


1. Perubahan Badan Hukum Pemegang Izin
2. Perpindahan Lokasi pemanfaatan Radiologi
atau penggunaan ruang baru.

40

Berakhirnya Izin
a.
b.
c.

habis masa berlaku izin;


dicabut oleh Kepala BAPETEN;
badan Pemegang Izin bubar atau
dibubarkan;
d. terjadi pengalihan Sumber Radiasi
Pengion atau Bahan Nuklir; atau
e. Pemegang Izin perorangan
meninggal dunia.
41

Pemegang Izin berkewajiban


1. memberikan kesempatan untuk pemeriksaan yang dilakukan
Inspektur BAPETEN
2. melaksanakan pemantauan kesehatan pekerja radias
3. menyelenggarakan dokumentasi mengenai segala sesuatu yang
bersangkutan dengan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
4. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau
memperkecil bahaya yang timbul akibat Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir terhadap keselamatan
pekerja, anggota masyarakat dan perlindungan terhadap
lingkungan hidup
5. memanfatkan Sumber Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir
sesuai tujuan yang tercantum dalam izin
6. menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala BAPETEN
jika terjadi kegagalan fungsi peralatan yang mengarah pada
insiden, dan/atau kecelakaan radiasi
7. menyampaikan laporan mengenai pemantauan dosis radiasi
pekerja

42

INSPEKSI
Inspektur Keselamatan Nuklir
BAPETEN melakukan Inspeksi ke
lokasi pemanfaatan

43

SANKSI ADMINISTRASI
Fasilitas
Tidak memenuhi syarat

Peringatan 1 dan 2

Cabut izin

UU 10/97

Operasi ?

44

PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 27 TAHUN 2009
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERLAKU DI
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BIAYA PERMOHONAN IZIN


PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
PP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN
TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK (PNBP) YANG RBERLAKU PADA BAPETEN
SELURUH PNBP WAJIB DISETOR KE KAS NEGARA

KAPAN DIBAYARKAN :
PADA SAAT PENGAJUAN PERMOHONAN
(FORMULIR DINYATAKAN LENGKAP)

Jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku


pada BAPETEN meliputi penerimaan dari pelayanan
a.

b.
c.

d.

Perizinan, yang meliputi perizinan:


1. Pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir
2. Pembangunan pengoperassian, dan dekomisioning instalasi nuklir.
Penerbitan ketetapan yang terkait dengan perizinan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan keselamatan pengangkutan zat radioaktif.
Penyelenggaraan ujian bagi personil yang akan bekerja sebagai
petugas tertentu pada instalasi nuklir dan instalasi yang
memanfaatkan sumber radiasi pengion untuk memperoleh Surat Izin
Bekerja.
Penyelenggara pelatihan penyegaran bagi pertugas proteksi radiasi
yang bekerja pada instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi
pengion.

BIAYA TARIF PERIZINAN PESAWAT SINAR-X MOBILE


Pesawat sinar-X yang ditempatkan dalam ruangan
Izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 616.000,00

Perpanjangan izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 462.000,00

Perubahan izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 308.000,00

Pesawat sinar-X yang ditempatkan dalam mobile station


Izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 1.816.000,00

Perpanjangan izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 462.000,00

Perubahan izin

Per permohonan/ Per unit

Rp. 308.000,00

a.Pesawat Sinar-X Untuk Diagnostik


1 Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap Untuk Pemeriksaan Umum
2 Pesawat Sinar-X Mobile yang Ditempatkan Dalam:
a. Ruangan
b. mobile station
3 Pesawat Sinar-X Tomografi
4 Pesawat Sinar-X Pengukur Densitas Tulang
5 Pesawat Sinar-X ESWL
a. C-Arm
a. Konvensional
6 Pesawat Sinar-X C-Arm Bedah
7 Pesawat Sinar-X Mamografi Yang Ditempatkan Dalam:

9
10

a. Ruangan
b. Mobile
Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi :
a. Intraoral Konvensional
b. Intraoral Digital
c. Ekstraoral Konvensional
d. Ekstraoral Digital
e. Cone Beam CT-Scan
Pesawat Sinar-X Fluoroskopi
Pesawat Sinar-X CT-Scan

49

b. Pesawat Sinar-X Untuk Intervensionalc


1
Pesawat Sinar-X Fluoroskopi
2
Pesawat Sinar-X C-Arm/U-Arm Angiografi
3
Pesawat Sinar-X CT-Scan Angiografi
4
Pesawat Sinar-X CT-Scan Fluoroskopi
c. Pesawat Sinar-X Untuk Penunjang
Radioterapi:
1
Pesawat Sinar-X Simulator
2
Pesawat Sinar-X CT-Scan Simulator
3
Pesawat Sinar-X Untuk Simulator
4
Pesawat Sinar-X C-Arm Untuk Brakhiterapi
d. Pesawat Sinar-X CT-Scan Untuk Penunjang Kedokteran
Nuklir

50

TARIF PENYEGARAN BIDANG MEDIK


BIDANG
MEDIK

LAMA
PENYEGARAN

KEGIATAN

BIAYA RUPIAH

TK I

4 HARI

RADIOTERAPI; KN-IN
VIVO; KN- TERAPI;
DLL

2.036.000

TK II

3 HARI

RADIOLOGI
DIAGNOSTIK &
INTERVENSIONAL

1.660.000

TK III

2 HARI

KN-INVITRO

1.284.000

TARIF PENYEGARAN BIDANG INDUSTRI


BIDANG
INDUSTRI

LAMA
PENYEGARAN

KEGIATAN

BIAYA RUPIAH

TK I

4 HARI

3.302.000

TK II

3 HARI

2.626.000

TK III

2 HARI

1.950.000

TARIF PENGUJIAN PPR


MEDIK-INDUSTRI
TK I
TK II
TK III

BIAYA - RUPIAH
401.000
341.000
281.000

NOMOR TELEPON PENTING DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS


RADIASI DAN ZRA (DPFRZR)
No

Nama

Perizinan Kesehatan

No. Telpon

Extensi

Direct

(021) 63854883

Direct

(021) 63854871

Operator

(021) 63858269/70

3320

Operator

(021) 63858269/70

3123

Faksimili

(021) 63856613

Bendahara Perizinan dan


Penerimaan Dokumen Perizinan

(021) 63858269/70

Fax Bendahara

(021) 63859141

Perizinan Petugas Fasilitas Radiasi

Email :
izin_kesehatan@bapeten.go.id
Website : www.bapeten.go.id

3300

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai