ISLAM
INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN
DIGESTI
ILMU
NUTRISI
DAN
SISTEM
STATUS PASIEN
1. Uswatun Khasanah
2. Anggi Apriyanto
3. Miftahul Anwar
17
1 Juni 2010
Dukun
I. IDENTITAS
Nama
: Bapak Tanto
Alamat
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
bagian yang telah membusuk. Tidak tercium bau busuk dari luka-luka tersebut. Pasien pernah
berobat ke dokter satu kali dan diberi obat glibenklamid. Namun setelah itu dia tidak pernah
kontrol lagi karena keluhannya tidak membaik. Sejak 1 minggu yang lalu pasien berobat ke
pengobatan alternatif dan disuruh untuk menggunakan profilis (ludah lebah) dan madu untuk
kesembuhannya
Anamnesis sistem
Sistem cerebrospinal
Sistem kardiovaskuler
: Berdebar-debar (-)
Sistem Respirasi
Sistem digestive
Sistem uropoetika
Sistem integumentum
Sistem musculoskeletal
: lemas (+)
Riwayat lingkungan/kebiasaan
Kesimpulan Anamnesis
Pasien merasa lemas dan kesemutan sejak tiga bulan yang lalu. Dia juga tidak bisa
menahan kencingnya dan sering mengompol. Pada malam hari sering terbangun untuk buang
air kecil. Terdapat luka di tangan dan kaki yang tidak kunjung sembuh. Pasien telah
didiagnosis DM sejak 5 tahun yang lalu. Pasien tidak berobat dengan teratur. Selain dirinya,
ayah dan saudara perempuannya juga menderita DM. Pasien kadang merokok. Pasien
memiliki pola makan teratur, tiga kali sehari dan punya kebiasaan mengemil setelah makan.
III. PEMERIKSAAN
Status Generalisata
Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
TD
: 115/70 mmHg
Nadi
suhu
Kepala
: 36,8 C
:
Conjungtiva anemis
Leher
:
Palpasi limfonodi nodul submandibular teraba benjolan
Thorak
Inspeksi
ada
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
Ekstremitas
Tidak terdapat kelemahan anggota gerak pada ekstremitas atas maupun bawah.
Ditemukan luka-luka di tangan dan kaki
Tidak ada kelainan bentuk tulang dan tidak ada deformitas
Px.fisik tambahan (Psoas sign,obturator, tes ascites dsb):
Tidak dilakukan pemeriksaan fisik tambahan.
Diagnosa Kerja
Rencana Penatalaksanaan
Untuk pasien ini, rencana penatalaksanaannya meliputi empat hal sebagai berikut :
9
1) Edukasi
Pasien diberitahu tentang :
2) Latihan (exercise)
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama 30 menit. Dengan
prinsip CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).
3) Pengaturan pola makan
4) Pemberian obat hipoglikemik
Obat hipoglikemik oral antara lain sulfonilurea, biguanid, dan inhibitor alfa
glukosidase. P-drug awal untuk pasien adalah sulfonilurea(glibenklamid).
PEMBAHASAN
10
Respirasi
Suhu
Kepala
Leher
Thorak
Abdomen
Inspeksi
Perkusi :
Palpasi
Ektremitas
DM tipe lain
Pasien tidak memiliki riwayat suntik insulin. Hal ini dapat menyingkirkan
kemungkinan diagnosis DM tipe 1. Karena penderita DM tipe 1, memiliki sel beta
pankreas yang telah rusak sehingga terjadi defisiensi insulin. Apabila tidak
mendapat terapi insulin, maka kemungkinan pasien tidak akan bertahan hidup lama
(Ganong, 2003).
Angka kejadian DM tipe 1 lebih kecil daripada DM tipe 2. Dan biasanya DM tipe
1 terjadi pada anak-anak dan dewasa muda kurang dari 30 tahun (Price dan Wilson,
2004)
13
Latihan (exercise)
Pasien dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama 30 menit. Dengan
prinsip CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).
Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi
secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari latihan
ringan ke latihan berat. Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari,
renang, bersepeda dan mendayung. Zona sasaran yang harus dicapai yaitu 75-85% denyut
nadi maksimal.
Rumus denyut nadi maksimal (DNM) = 220 umur (dalam tahun)
Hal yang harus diperhatikan dalam latihan ini adalah jangan memulai olahraga sebelum
makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh orang yang mampu mengatasi
serangan hipoglikemia, harus selalu membawa permen, dan memeriksa kaki secara cermat
setelah olahraga (Mansyur, 2001).
Perencanaan Makan
Harus memenuhi 3J, yaitu : jumlah, jadwal dan jenis yang diatur sesuai keadaan penderita.
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, telah ditetapkan bahwa standar
santapan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan lemak
(20-25%). Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan
kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Untuk mengetahui jumlah kalori pasien DM, terlebih dahulu ditentukan BB ideal
pasien.
BB ideal = (TB dlm cm-100) 10% kg.
Kemudian hitung jumlah kebutuhan basal, dengan cara mengalikan BB ideal dengan 30
untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Jadwal makan dibagi 5-6 kali sehari dalam jumlah kalori
tertentu dalam agar KGD tidak melonjak-lonjak (Mansyur, 2001).
Penulisan Resep
15
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana Losen dkk. 2006. Penatalaksanaan Pasien Diabetes Melitus di Poliklinik Rumah
Sakit Sanglah Denpasar. 7;3, 186-193
Boulton, Andrew dkk. 2004. Neuropathic Diabetic Foot Ulcers. 351;1, 48-55.
16
Ganong, Wiliam. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC
Goldberg, Ronald dkk. 2008. Management of Type 2 Diabetes. 358;3, 293-298.
Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FK UI
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Price, Sylvia. A dan Lorraine M. Wilson. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Perjalanan
Penyakit Volume 1. Jakarta : EGC
17