Nama
: .......................................................................................
: .......................................................................................
Kelompok
: .......................................................................................
MODUL 1
PENGUKURAN WAKTU KERJA
(MICROMOTION & TIME STUDY)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Tujuan Umum
Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi
pengukuran waktu baku dengan menganalisis elemen-elemen gerakan kerja.
b. Tujuan Khusus
1. Praktikan dapat mengidentifikasi elemen-elemen gerakan pekerjaan.
2. Praktikan mampu menganalisis elemen-elemen gerakan yang efektif dan tidak efektif.
3. Dapat melakukan perbaikan-perbaikan elemen-elemen gerakan yang tidak perlu atau
pengaturan tata letak fasilitas atau stasiun kerja.
4. Mampu menghitung waktu baku dengan mempelajari elemen-elemen gerakan yang ada
dengan bantuan rekaman film.
II. LANDASAN TEORI
II.1. ANALISIS GERAKAN KERJA DENGAN REKAMAN FILM (MICROMOTION STUDY)
II.1.1. Metode Pengukuran Kerja
MENCARI: SEARCH
Merupakan gerakan dasar untuk menemukan lokasi obyek
Ciri obyek harus jelas
-
MEMILIH: SELECT
Menemukan suatu obyek yang tercampur
-
mata
Repetitive timing
3. Accumulative timing
PENENTUAN RATING FACTOR:
Bagian tersulit adalah mengevaluasi kecepatan dan tempo saat pekerja melakukan
pekerjaan yang diamati
RATING:
Proses selama studi waktu dimana analis membandingkan kinerja (kecepatan atau
tempo) operator yang diamati dengan operator yang ada dalam konsep dan bekerja pada
kondisi normal
1. SKILL AND EFFORT RATING:
-
Charles E Bedaux (1916) : pembayaran upah yang didasarkan pada studi waktu
60 BS normal
70-85 insentif
conditions
d.
consistency
Misalnya:
suatu operasi 0,50
excellent skill, B2 + 0,08
good effort, C2 + 0,02
good condition, C + 0,02
good consistency, C + 0,01
total: 0,13
waktu normal : 0,5 * 1,13 0,565
SYNTETIC RATING:
Mengevaluasi kecepatan operator atas dasar predetermined time values yaitu membandingkan berbagai
waktu aktual dan elemen pekerjaan dengan PTV untuk elemen pekerjaan yang sama.
R P / A R : peiformance rating factor
P : predetermined time for the element minute
A : average actual time value
Melaksanakan elemen kerja tersebut. Rasio untuk menghitung indeks per performance atau rating factor ini
dapat dirumuskan sebagai:
R = indeks perfomans atau, rating factor
P = predetermined time untuk elemen kerja yang
4. OBJECTIVE RATING:
Kecepatan operator dicatat dan dibandingkan dengan standar
-Selanjutnya diberikan justifikasi terhadap jumlah anggota badan yang digunakan : pedal kaki, koordinasi mata
- tangan, bimanual, keperluan penanganan, berat.
t = 0,26 rating : 95% just: 20%
t = 0,26 x 0,95 x 1,2 = 0,297
5. PHYSIOLOGICAL EVALUATION OFPERFORMANCE LEVEL :
Ukuran kerja fisik denyut jantung, konsumsi energi
Peningkatan denyut nadi dan konsumsi oksigen merupakan indikator bagi kerja fisik yang dilakukan
Misal: si A bekerja normal 100% perf. level, denyut nadi : x1, konsumsi oksigen : x2. Si B denyut nadi?,
konsumsi oksigen?
6. PERFORMANCE RATING:
Distribusi frekuensi
Standar
NORMAL TIME = SELECTED TIME * (RATING % /100)
ALLOWANCE FACTOR:
1. PERSONAL untuk operator
2. FATIQUE kelelahan
3. DELAY penundaan
Waktu : 0,80
Rating :110%
Personal : 5 %
Jika langkah kelima sudah selesai, operator berhenti. Kemudian petugas kontrol alat dengan
dibantu assisten melihat hasil rekaman pekerjaan.
Lakukan perubahan layout usulan dengan mengidentifikasi elemen gerakan yang lebih efektif
dan catat hasil analisis elemen gerakan usulan.
Latar Belakang Masalah (berkaitan dengan praktikum dan materi yang ada)
1.2
1.3
Objek pengamatan (jenis kelamin operator, umur, peralatan yang digunakan, dan deskripsi
singkat dari pekerjaan yang dilakukan saat praktikum)
1.4
Rumusan masalah
1. Apa saja gerakan efektif dan tidak efektif yang dapat diidentifikasi pada layout awalan
dan usulan?
2. Berapa lama waktu baku yang diperlukan dalam perakitan produk CPU?
Flowchart (Gambar 2)
Pengumpulan Data
(Menulis ulang lembar pengamatan dengan diberi keterangan jarak masing-masing part
dengan operator)
2.2
Pengolahan Data
Dibuat table (seperti dalam modul), menganalisis setiap gerakan dalam aktivitas merakit
yang dilakukan antara tangan kiri dan tangan kanan, dihitung menggunakan tabel MTM.
Gerakannya antara lain: menjangkau, memegang, membawa, dsb. Pengolahan data
dilakukan pada layout awalan dan layout usulan.
2.3
2.3.1
Analisis Data
Metode Kerja (rekap jumlah gerakan efektif dan tidak efektif dari layout awalan dan
layout usulan).
2.3.2
Waktu Siklus (dengan melihat waktu yang tertera pada software computer, kemudian
dibandingkan antara layout awalan dan layout usulan).
2.3.3
Waktu Baku (dengan menjumlahkan waktu terbesar antara tangan kiri dan tangan kanan.
Dikonversikan 1 TMU = 0.00001 jam, 0.0006 menit, 0.036 detik. Dikatakan efektif bila
WB < WS)
2.3.4
4.2
Operat
or
siap
Pengolahan data
Efektifita
s waktu
baku
Selesai
NIM
Umur
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
No
Analisa Gerakan
Waktu (menit)
MODUL II
CHARTING
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui dan memahami proses pembuatan Operation Procees Chart (OPC), Flow Process
Chart (FPC), Flow Diagram, dan Left and Right Hand Chart.
b. Mengetahui alur proses kerja dalam perakitan steker.
c. Mengetahui panjang waktu perakitan steker.
d. Mengetahui elemen kerja yang produktif dan tidak produktif.
Menurut Sritomo (1995, p123), peta kerja atau yang sering disebut peta proses (Proses
Chart) merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap
awal sampai akhir. Melalui peta proses ini dapat diperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki suatu metoda kerja.
Pada dasarnya menurut Sritomo (1995, p125-151), peta kerja dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Peta Kerja Kesaluruhan, merupakan peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kerja secara
keseluruhan. Peta kerja keseluruahan yang umum digunakan adalah:
a. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
b. Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Chart)
c. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
d. Diagram Aliran (Flow Diagram)
2. Peta Kerja Setempat, merupakan peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kerja setempat.
Peta kerja setempat yang umum digunakan adalah:
a. Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Chart)
b. Peta Tangan Kiri dan Kanan (Left and Right Hand Chart)
Dalam Dalam Wignjosoebroto (2008), American Society of Mechanical Engineers (ASME)
telah menetapkan lima standar simbol. Simbol ini telah dimodifikasi dengan menyingkat simbol dari
Gilbreth yaitu panah digantikan dengan lingkaran kecil dan tambahan simbol baru untuk menandai
waktu menunggu. Berikut ini adalah kelima simbol tersebut:
Operasi
(Operation)
aslinya
Transportasi
(Transport)
Pemeriksaan
(Inspection)
Menunggu
(Delay)
Penyimpanan
(Storage)
Peta proses operasi atau Operation Process Chart (OPC) adalah peta kerja yang mencoba
menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen
operasi secara detail. Jadi dalam peta ini, yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan
pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan.
Prinsip pembuatan Operation Process Chart (OPC) meliputi:
Pada baris paling atas terdapat nama peta (Peta Proses Operasi), dan identifikasi nama objek yang
dipetakan, nomor peta, cara lama atau cara sekarang, nama pembuat peta dan tanggal dipetakan.
10
Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa
material tersebut masuk ke dalam proses.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
Untuk material yang mengalami proses pengerjaan paling banyak, diletakkan disisi paling kanan.
Jika ada lebih dari satu part yang sama maka boleh dibuatkan lambang bendera yang bertuliskan
jumlah partnya.
Penggunaan alat bantu yang digunakan dituliskan dengan tanda panah dari arah kiri.
Untuk proses yang terjadi berulang kali dapat dilakukan looping tetapi jumlah yang dicantumkan
harus sesuai banyaknya proses yang dilakukan. Sedangkan penulisan waktu prosesnya hanya
untuk 1 komponen saja tetapi saat menghitung jumlah waktu proses secara keseluruhan maka
waktu proses yang tadi harus dikalikan sebanyak jumlah pengulangan proses tersebut.
Peletakan lambang storage hanya di akhir saja, saat keseluruhan produk telah selesai.
Pada bagian bawah peta dibuat ringkasan yang memuat informasi seperti jumlah operasi, jumlah
inspeksi, dan waktu yang dibutuhkan.
Peta aliran proses atau Flow Process Chart (FPC) adalah suatu peta yang akan
menggambarkan semua aktifitas baik aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam
proses pelaksanaan kerja. Prinsip-prinsip pembuatan peta aliran proses hampir sama dengan peta
proses operasi. Perbedaannya hanya dalam penggunaan kelima simbol ASME dimana untuk peta
aliran proses semua simbol digambarkan dengan jelas proses kerja saat awal sampai ke akhir proses.
Diagram Aliran atau Flow Diagram (FD) adalah gambaran menurut skala dari susunan lantai
dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta liran proses.
Prinsip pembuatan Diagram Aliran meliputi identifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor
sesuai dengan yang digunakan dalam peta aliran proses, arah gerakan dinyatakan oleh anak panah
kecil yang dibuat secara periodeik sepanjang garis aliran dan jika dalam ruangan terjadi lintasan lebih
dari 1 orang atau barang maka dibedakan dengan warna bermacam-macam.
Peta tangan kiri dan tangan kanan atau Left and Right Hand Chart merupakan diagram yang
menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan tangan kiri dan
tangan kanan dalam suatu kerja setempat. Prinsip pembuatan peta ini adalah melambangkan setiap
elemen kerja dengan prinsip gerakan therblig.
Berikut merupakan lambang-lambang Therblig yang digunakan, yaitu:
Nama Therblig
Reach
Grasp
11
Lambang
RE
G
Pengertian
Menjangkau objek dengan tangan kosong
Memegang atau menggenggam sebuah objek dengan kontak dan
mengatupkan jari-jari
LABORATORIUM TEKNIK TATA CARA DAN PENGUKURAN KERJA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Move
Hold
Release Load
Use
Pre-Position
Position
Assemble
Disassemble
M
H
RL
U
PP
P
A
DA
Search
SH
Select
ST
Plan
Inspect
Unavoidable
Delay
Avoidable Delay
Rest
PN
I
UD
AD
R
MODUL III
WORK SAMPLING
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif
menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam penetapan waktu baku.
2. Melatih praktikan di dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan
pengukuran kerja dengan pemahaman dan penguasaan materi mengenai sampling kerja.
3. Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksanakan kegiatan-kegiatan
pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya meningkatkan efektifitas, efisiensi
dan produktivitas kerja.
13
V. ANALISIS
Dari hasil pengamatan, apabila didapat N < N maka ujilah ketelitian data yang telah saudara
peroleh berdasarkan sejumlah pengamatan yang telah saudara lakukan tersebut (untuk mengetahui
seberapa besar validitas pengamatan yang telah dilakukan). Bandingkan antara tingkat ketelitian yang
saudara hitung dengan tingkat ketelitian yang saudara pakai pada waktu menentukan N. Nilai N
dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Apabila data yang diambil didapat N < N maka kita cukup menambah data yang sudah ada
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan saja, tanpa perlu mengulang penelitian dari awal. Secara
umum keuntungan dan kelemahan apakah yang dapat diambil dari pelaksanaan aktivitas penelitian
dengan sampling kerja disbanding dengan stopwatch.
VI. FORMAT LAPORAN SEMENTARA
Halaman Judul
ABSTRAKSI (1 paragraf berisi tidak lebih dari 350 kata, meliputi dasar teori, studi kasus dari
praktikum, metode yang digunakan, dan hasil atau kesimpulan dari praktikum, sebutkan pula
minimal 4 kata kunci)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah (berkaitan dengan praktikum dan materi yang ada)
1.2 Tujuan Praktikum (lihat modul)
1.3 Objek pengamatan (jenis kelamin operator, umur, peralatan yang digunakan, dan deskripsi
singkat dari pekerjaan yang dilakukan saat praktikum)
1.4 Rumusan masalah
1. Seberapa besar produktivitas dari pekerja?
2. Seberapa besar ratio delay pekerja?
3. (Tambahkan minimal 2 poin rumusan masalah)
1.5 Flowchart
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1 Pengumpulan Data
2.2 Pengolahan Data
2.3 Analisis Data
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan (jawaban dari 1.4)
3.2 Saran (administrative atau engineering control)
LAMPIRAN (lembar pengamatan)
15
LEMBAR REVISI (lembar asli ikut dijilid pada saat pengumpulan Laporan Sementara
Praktikum)
MODUL IV
LINE BALANCING
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui metode pengukuran waktu standar.
2. Mengetahui cara menghitung dan mengidentifikasi line balancing dari operasi kerja.
3. Mampu mengevaluasi dan merancang perbaikan operasi kerja baru.
4. Mengetahui waktu standar dan waktu normal dari operasi kerja.
II. LANDASAN TEORI
16
B. PRECEDENCE DIAGRAM
Precedence Diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta
ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan
perencanaan kegiatan yang terkait didalamnya. Adapun tanda-tanda yang dipakai sebagai berikut:
1. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalamnya untuk mempermudah identifikasi dari
suatu proses operasi.
2. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalam hal ini, operasi
yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah.
3. Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap proses operasi. (Baroto, 2002).
17
18
Dan seterusnya
4. Urutkan elemen operasi berdasarkan bobot posisi yang telah didapatkan pada langkah kedua.
Pengurutan dimulai dari elemen operasi yang memiliki bobot posisi terbesar sampai terkecil.
5. Jika pada stasiun kerja terdapat waktu yang berlebihan ( waktu stasiun kerja melebihi waktu
maksimum yang telah ditetapkan), maka pindahkan elemen operasi terakhir ke stasiun
berikutnya.
6. Hitung efisiensi rata rata stasiun kerja yang terbentuk.
7. Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebanan yang akan menghasilkan
efisiensi rata-rata yang lebih besar, jika masih dimungkinkan.
8. Ulangi langkah ke 3 dan ke 4 diatas sampai seluruh elemen operasi telah ditempatkan ke
dalam stasiun kerja dan tidak ada lagi stasiun kerja yang memiliki efisiensi rata-rata yang
lebih tinggi.
Kelebihan metode Helgeson-Birnie :
Dilihat dari langkah dan penerapannya pada metode Helgeson-Birnie, elemen yang menjadi
prioritas utama ialah elemen dengan bobot tertinggi, oleh karena itu urutan pelaksanaan
menjadi teratur dan dapat meminimasi waktu tunggu dalam proses antar stasiun kerjanya.
Karena metode heuristic, maka tidak perlu perhitungan yang rumit, perhitungan hanya
digunakan untuk mengetahui cycle time dan kriteria performansi tiap-tiap iterasinya.
Kekurangan metode Helgeson-Birnie :
Metode ini tidak memperhatikan elemen pendahulu secara langsung, sehingga pada kasus
tertentu, bisa terjadi elemen pekerjaan yang memiliki jumlah elemen pendahulu berbeda tapi
memiliki bobot posisi yang sama. Hal ini dapat mengakibatkan precedence constraints tidak
terpenuhi.
Sulit untuk menentukan pembobotan bila elemen yang ada cukup banyak.dan karena metode
heuristic, maka untuk mencari solusi yang terbaiknya, harus dicoba berbagai kemungkinan
penggabungannya
Salah satu kekurangan dari pendekatan region adalah suatu elemen yang memiliki waktu
elemen yang besar akan dijadwalkan lebih dahulu daripada elemen yang memiliki banyak
ketergantungan dengan elemen berikutnya jika elemen tersebut memiliki waktu yang lebih
kecil. Jika ingin mendapat hasil yang optimal, maka harus melakukan iterasi-iterasi kembali.
Sedangkan iterasi-iterasi tersebut tidak memakai prinsip region approach.
Metode Region Approach ini lebih cocok jika elemen-elemen proses hanya sedikit. Jika
digunakan untuk elemen proses yang banyak, metode ini tidak tepat digunakan karena
kekakuan prinsip metode ini yang harus meilihat tingkat ketergantungan dan waktu sebagai
prioritas.
Prinsip dasar dari metode ini adalah menggabungkan proses-proses atas dasar pengurutan
operasi dari waktu terbesar. Sebelum dilakukan penggabungan harus ditentukan dahulu, berapa waktu
siklus yang akan dipakai. Waktu siklus ini akan dijadikan pembatas dalam penggabungan operasi
dalam satu stasiun kerja. dengan constraint tertentu seperti batasan waktu stasiun (Ws) dan
predecessor yang mendahuluinya.
Langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini adalah :
1. Membuat bagan predecessor tiap elemen
2. Mengurutkan elemen berdasarkan waktu elemen (descending)
3. Menghitung waktu siklus (CT)
4. Menempatkan elemen kerja ke dalam stasiun kerja dengan prioritas adalah waktu elemen dan
banyaknya kegiatan pendahulu (predecessor)
5. Mengulang langkah di atas hingga semua elemen selesai ditempatkan dalam stasiun kerja
dengan peng-up-date-an nilai CT. Waktu siklus yang diambil berikutnya adalah waktu stasiun
terlama.
Kelebihan Metode Largest Candidate Rule :
20
Rumitnya perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh solusi yang diinginkan karena setiap
proses iterasi membutuhkan waktu yang relatif lama.
: ............................................................................................................
NIM
: ............................................................................................................
22
No
TANGGAL
ASISTENSI
REVISI
TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
23