i
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sampling kerja atau sering disebut juga sebagai work sampling, ratio delay study
natau random observation methode adalah salah satu teknik untuk mengadakan
sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau
pekerja/Operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai
pengukuran kerja secara langsung.
𝐾 2 (1 − 𝑃̅)
𝑁=
𝑆 2 𝑃̅
Keterangan:
P = Presentase kejadian yang diamati (presentase produktif) dalam angka desimal.
Dalam praktikum kali ini p yang digunakan p produktif.
3
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk:
1. Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, Operator atau fasilitas kerja
lainnya.
2. Menetapkan Performance Level dari Operator selama waktu kerja
berdasarkan waktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja,
terutama sekali untuk pekerjaan manual.
3. Menentukan waktu baku ntuk suatu proses operasi kerja.
A. Melakukan Sampling
1. Melakukan sampling pendahuluan
Melakukan sejumlah kunjungan yang ditentukan oleh pengukur (biasanya tidak
kurang dari 30 kali). Buatlah tabel perbedaan antara pekerjaan yang produktif dan
non profuktif.
TEKNIK INDUSTRI 4
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
𝑃̅ (1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃̅ + 3√
𝑛
𝑃̅ (1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐵 = 𝑃̅ − 3√
𝑛
Dimana:
P = Persentase produktif dihari ke 1 dan n adalah jumlah dari pengamatan.
Catatan: Jika harga pi berada pada batas-batas control, maka semua harga tersebut
dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan.
Sebaliknya jika ada harga pi yang berada diluar batas control, maka pengamatan
yang membentuk pi yang bersangkutan harus “dibuang” karena berasal dari sistem
sebab yang berbeda.
TEKNIK INDUSTRI 5
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
TEKNIK INDUSTRI 6
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
7
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
C. Hasil pengamatan dengan metode work sampling yang dilakukan selama 3 hari
kerja shift malam pada Operator ticketing bioskop di Trans Studio Mall yang dapat
dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.3 sebagai berikut:
TEKNIK INDUSTRI 8
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
TEKNIK INDUSTRI 9
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
TEKNIK INDUSTRI 10
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
Berikut ini merupakan hasil dari presentase Produktif dan non-Produktif kerja
operator ticketing bioskop yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Produktif dan Non-Produktif
Frekuensi Pengamatan
Kegiatan pada hari Ke-n Jumlah
1 2 3
Productive 12 21 8 41
Non-Productive 18 9 22 49
Jumlah 30 30 30 90
% Productive 40% 70% 27% 46%
2
(2⁄0,05) (1 − 0,45)
=
0,45
1600(1−0,45)
= = 1955,55
0,45
0,45(1−0,45) 0,45(0,55)
BKA = 0,45 + 3 √ = 0,45 + 3 √
30 30
TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
0,45(1−0,45) 0,45(0,55)
BKB = 0,45 − 3 √ = 0,45 − 3 √
30 30
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑃𝑃 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
41
𝑃𝑃 = × 100% = 45,55%
90
12
= × 100%
30
= 40 %
2. Persentase Produktif Hari Kedua
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑃𝑃 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
TEKNIK INDUSTRI 12
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
21
= × 100%
30
= 70 %
3. Persentase Produktif Hari Ketiga
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑃𝑃 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
8
= × 100%
30
= 27 %
TEKNIK INDUSTRI 13
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
Total 0,2
TEKNIK INDUSTRI 14
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
2 Sikap Duduk 1
WB = Wn + Kelonggaran × Wn
= 2,35 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
TEKNIK INDUSTRI 15
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
BAB V
ANALISIS
Praktikan telah melakukan pengambilan data dan perhitungan waktu kerja yang
menggambarkan keseragaman data dan kecukupan data dengan menggunakan work
sampling. Praktikan mengetahui produktif dan tidak produktifnya seorang pekerja,
Praktikan melakukan pengamatan pada operator ticketing bioskop yang berlokasi
di Trans Studio Mall dalam 3 hari shift malam. Berikut Tabel 5.1 menunjukkan
hasil pengamatan yang dilakukan di ticketing bioskop Trans Studio Mall :
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Produktif dan Non-Produktif
Frekuensi Pengamatan
Kegiatan pada hari Ke-n Jumlah
1 2 3
Productive 12 21 8 41
Non-Productive 18 9 22 49
Jumlah 30 30 30 90
% Productive 40% 70% 27% 46%
% NonProductive 60% 30% 73% 54%
(Sumber: Pengolahan Data)
Hasil dari Tabel 5.1 mendapatkan hasil pengamatan yang telah dilakukan praktikan
selama 3 hari dengan 3 waktu yang berbeda dan diambil pada shift malam, waktu
pengamatan yang diambil yaitu pada pukul 19.00 WIB, pukul 17.00 WIB, dan
22.00 WIB. Produktif nya operator ticketing bioskop dapat terlihat pada pukul
17.00 WIB dan tidak produktifnya operator ticketing bioskop dapat terlihat pada
pukul 22.00 WIB. Faktor yang menyebabkan Produktifnya operator ticketing
bioskop pada pukul 17.00 karena berada diluar jam kerja, maka banyak pengunjung
berdatangan untuk meluangkan waktunya dan menyebabkan banyaknya
pengunjung pada jam tersebut untuk membeli tiket bioskop dan Faktor yang
menyebabkan tidak produktifnya operator ticketing bioskop pada pukul 22.00 WIB
karena berada pada waktu yang diperuntukan untuk beristirahat sehingga
menyebabkan operator ticketing bioskop tidak banyak melakukan kegiatan
sehingga tidak produktif. Praktikan menghitung waktu baku pada operator ticketing
TEKNIK INDUSTRI 16
PRAKTIKUM ANALISIS DAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PENGUKURAN KERJA
bioskop. Waktu baku adalah waktu yang sudah ditambah dengan kelonggaran-
kelonggaran yang ada pada tabel, waktu baku yang didapat sebesar 2,31 menit.
Tabel 5.2 Waktu Menit Produktif per-Hari
Hari Pengamatan Jumlah Menit Produktif
Hari ke-1 44,4 menit
Hari ke-2 81,49 menit
Hari ke-3 30,66 menit
(Sumber: Pengolahan Data)
Tabel 5.2 menunjukan waktu menit produktif per-hari ,jumlah menit pada hari
pertama 44,4 menit, pada hari kedua meningkat sebesar 81,49 menit , dan pada hari
ketiga 30,66. Faktor penyebab jumlah menit produktif berbeda dikarenakan dari
faktor bilangan bilangan random yang sudah ditentukan.
TEKNIK INDUSTRI 17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19