Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Untuk meningkatkan efisiensi kerja, maka kita perlu mengetahui kinerja
operator ataupun mesin-mesin yang kita gunakan dalam proses produksi.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka kita perlu melakukan pengamatan
langsung ke tempat kerja. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui
kinerja dan produktivitas mesin/operator yang nantinya berguna sebagai
informasi untuk meningkatkan efisiensi kerja, misalnya untuk mengetahui
waktu baku dalam membuat satu produk jadi.
Ada beberapa metode untuk melakukan pengukuran langsung, salah
satunya adalah dengan metode work sampling. Metode ini mempunyai
banyak kelebihan yaitu metode ini bisa digunakan untuk mengukur kinerja
beberapa mesin/operator secara serentak, biayanya murah dan bisa
dilakukan oleh seorang observer (pengamat) saja.

1.2.Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam praktikum work sampling ini antara lain :
1. Pemahaman sampling kerja sebagai salah satu alat pengukuran kerja
secara langsung.
2. Penentuan waktu normal dan waktu standar dari hasil pelaksanaan work
sampling.
3. Pelatihan kepada praktikan dengan memberikan pengalaman praktis
untuk melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan
penguasaan materi mengenai sampling kerja.
4. Penentuan jumlah operator optimal.

1.3.Tujuan
Tujuan dalam praktikum work sampling ini antara lain :
1. Mampu memahami sampling kerja sebagai salah satu alat pengukuran
kerja secara langsung.
2. Mampu menentukan waktu normal dan waktu standar dari hasil
pelaksanaan work sampling.
3. Melatih praktikan dengan memberikan pengalaman praktis untuk
melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan
penguasaan materi mengenai sampling kerja.
4. Dapat menentukan jumlah operator optimal.

1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini antara lain:
1. Dapat memahami sampling kerja sebagai salah satu alat pengukuran
kerja secara langsung.
2. Dapat menentukan waktu normal dan waktu standar dari hasil
pelaksanaan work sampling.
3. Dapat mengaplikasikan work sampling sebagai salah satu alat
pengukuran kerja secara langsung.
4. Dapat menentukan jumlah operator optimal.

1.5.Batasan
Batasan yang digunakan dalam praktikum work sampling ini antara lain :
1. Operator yang dipilih bukan operator yang hanya memiliki satu
spesialisasi (bukan pekerjaan yang repetitive).
2. Obyek yang diamati hanya obyek yang dipilih oleh masing-masing
kelompok.
3. Jumlah operator yang diamati adalah 2 orang.
4. Jumlah elemen yang diamati adalah 5 elemen kerja.

1.6.Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum work sampling ini
adalah :
1. Operator sudah terlatih dan terampil.
2. Operator dalam keadaan fit.
3. Kemampuan 2 operator yang diamati dianggap sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Asumsi Dasar, Tujuan, Keuntungan dan Kerugian Work Sampling


Asumsi-asumsi dasar metode sampling kerja antara lain :
1. Metode kerja sampling ini dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas
(the law of probability), karena itulah maka pengamatan suatu obyek tidak
perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup
dilaksanakan dengan menggunakan contoh (sample) yang diambil secara
acak (random).
2. Suatu sample atau contoh yang diambil secara acak dari suatu group
populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama
seperti yang dimiliki oleh group populasi tersebut.
3. Apabila sample yang diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki
oleh sample tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan karakteristik
dari group populasinya. Demikian juga terhadap pemilihan operator yang
akan diamati, dianggap cukup mewakili seluruh operator yang ada.

Tujuan Sampling Kerja :


1. Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, karyawan/operator, atau
fasilitas kerja lainnya. Sebagai contoh ialah untuk menentukan
prosentase dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar
terlibat dalam aktivitas kerja, dan prosentase dimana sama sekali tidak
ada aktivitas kerja yang dilakukan (menganggur atau idle).
2. Menetapkan “Perormance Level” dari seseorang selama waktu kerjanya
berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja
terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual.
3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses/operasi kerja seperti halnya
yang bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.

Keuntungan melakukan work sampling antara lain :


1. Lebih efektif, karena dengan cepat & mudah cara ini akan dapat dipakai
untuk penentuan allowance yang tersedia untuk suatu pekerjaan,
pendayagunaan mesin sebaik-baiknya & penetapan waktu baku.
2. Lebih efisien, karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam
waktu relatif lebih singkat.
3. Biayanya tidak terlalu besar
4. Cara pengukuran lebih sederhana & praktis.
5. Tidak perlu meneliti semua operator, cukup dengan sejumlah sample.
6. Output yang dihasilkan cukup baik ( terutama jikan digunakan derajat
ketelitian rendah & tingkat kepercayaan tinggi)

Kerugian melakukan work sampling antara lain :


1. Tingkat ketelitiannya kurang baik.
2. Kurang cocok untuk mengukur kerja yang repetitive.
3. Kurang baik untuk mengukur kerja yang berlangsung singkat, untuk
setiap siklus kerjanya.
4. Karakteristik operator yang terpilih berbeda dengan kondisi sebenarnya.
5. Penggunaan asumsi kesamaan distribusi seringkali tidak tepat, karena
distribusi untuk satu operator bisa jadi berbeda dengan operator lainnya.
6. Penetapan elemen kerja tidak bisa mendetail.
2.2.Siklus Pelaksanaan Work Sampling
Metode sampling sangat cocok digunakan dalam melakukan pengamatan
atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus, waktu relatif
panjang. Pada dasarnya pelaksanaannya cukup sederhana yaitu melakukan
pengamatan aktivitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak
terhadap satu atau lebih mesin yang kemudian mencatatnya apakah mereka
ini dalam keadaan menganggur. Jika mesin atau operator berada dalam
keadaan menganggur maka tanda tally kan diberikan pada kondisi bekerja
sedangkan bila sedang menganggur tanda tally akan diberikan untuk kondisi
menganggur ini. Sebagai contoh disini akan dikemukakan suatu aktivitas
pengamatan ratio delay dari seorang operator dalam selang pengatan satu
hari kerja. Misalnya dalam keadaan yang sesungguhnya waktu kerja dan
waktu idle dari operator tersebut digambarkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Contoh Pengamatan Work Sampling


Kegiatan Tally Total
Kerja ||||| ||||| ||||| ||||| |||||| |||||| ||||| | 36
Idle ||||| ||||| || 12

Dari sini titik-titik pengamatan dalam sample kerja harus tersebar secara
acak. Tanda panah menunjukkan titik-titik pengamatan tersebut. Dari gambar
jelas terlihat bahwa untuk total 48 kali pengamatan ada 36 kali pengamatan
yang menunjukkan kondisi operator sedang bekerja dan 12 kali pengamatan
menunjukkan operator sedang dalam keadaan menganggur.
Dengan demikian dalam contoh prosentasi dari waktu total yang dipakai
untuk bekerja adalah sebesar 36/48 x 100 % = 75 % dan prosentase waktu
menganggur adalah sisanya yaitu sebesar 25 % kalau kemudian ditetapkan
bahwa standar jam kerja bagi operator adalah 8 jam perhari maka hal ini
akan menunjukkan waktu yang dipakai untuk bekerja adalah 75 % x 8 jam =
6 jam. Sedangkan 2 jam sisanya akan terbuang sia-sia karena disini operator
tidak menunjukkan kegiatan yang produktif.

2.3.Penggunaan Angka Acak/Bilangan Random


Untuk melakukan pengamatan dalam sampling kerja maka disini masing-
masing kejadian yang diamati selama aktivitas kerja berlangsung harus
memiliki kesempatan yang sama untuk diamati. Dengan kata lain
pengamatan haruslah dilaksanakan secara acak (random). Untuk maksud ini
maka penggunaan tabel angka acak (random number tables) barang kali
merupakan metode yang terbaik guna menjamin bahwa sample pengamatan
yang diambil benar-benar dipilih secara acak. Tabel angka acak ini akan bisa
ditemui atau dilihat dalam setiap lampiran dari buku-buku statistik.
Tabel angka acak terutama sekali dapat dipakai sebagai alat untuk
menetapkan waktu setiap harinya dimana pengamatan harus dilaksanakan.
Sebagai contoh kalau suatu saat kita dapatkan angka acak dari tabel sebagai
berikut 95 06 22, maka angka pertama dapat kita asumsikan sebagai
petunjuk jam, angka kedua dan ketiga sebagai penunujuk menit dimana
pengamatan harus dilakukan. Dengan demikian 950 di sini akan kita artikan
09.50 WIB, yaitu waktu dimana kita harus melakukan pengamatan,
sedangkan 622 selanjutnya juga akan berarti 06.22 WIB dimana waktu ini
akan kita abaikan karena berada di luar jam kerja dari pabrik yang kita teliti.
Demikian seterusnya, dengan cara yang sama maka waktu-waktu
pengamatan akan dapat kita pilih secara acak sehingga secara statistik hasil
yang akan kita peroleh nantinya dapat dipertanggung jawabkan. Jika 50 kali
pengamatan harus dilaksanakan seiap harinya, maka sebanyak 50 angka
harus pula didapatkan dari tabel random. Setelah dilakukan proses
penyeleksian dengan sebaik-baiknya, maka angka-angka petunjuk waktu
pengamatan ini harus diatur menurut kronologis waktu yang akan
memberikan jadwal yang terencana dan mudah diikuti oleh pengamat kerja
yang akan melaksanakan penelitian. Sebagai catatan tambahan,
pengamatan biasanya tidak akan dilaksanakan pada jam-jam istirahat formal
(istirahat makan siang, coffe break, dll) yang secara periodik telah ditetapkan.
Demikian pula pengamatan tidak harus dilaksanakan apabila diketahui
fasilitas kerja yang diamati dan lain-lain. Prinsipnya sampling kerja ini harus
dilakukan untuk mengamati kondisi-kondisi normal dari suatu proses yang
sedang berlangsung.

2.4.Derajat Ketelitian Dan Tingkat Kepercayaan


Setelah studi secara lengkap selesai dilakukan, suatu perhitungan akan
dibuat untuk menentukan apakah hasil pengamatan yang didapatkan bila
dikategorikan cukup teliti. Untuk ini cara yang dipakai adalah dengan
menghitung harga S (tingkat ketelitian). Misalkan dari suatu kasus diketahui :
- Pengamatan untuk mesin dalam kondisi kerja 2600
- Pengamatan untuk mesin dalam kondisi menganggur 1400
+
- Total pengamatan acak yang telah dilakukan 4000

Derajat ketelitian yang dikehendaki adalah 5 %. Prosentase waktu


menganggur dalam hal ini adalah 1400/4000 x 100% yaitu sebesar 35% atau
p = 0,35 dari data ini kemudian masuk ke dalam rumus yang ada, maka
diperoleh :
0,35 (1 - 0,35)
S x 0,35 
4000

S  0,043  0,43%

Karena di sini harga S = ± 4,3% adalah lebih kecil dari ± 5% (derajat


ketelitian yang dikehendaki), maka jumlah 4000 kali pengamatan acak yang
telah ditetapkan akan cukup memenuhi syarat ketelitian yang di tetapkan.
Untuk tingkat kepercayaan sisa dari nilainya menunjukkan kebenaran,
misalkan tingkat kepercayaan 5% berarti 95 populasi yang telah diamati
menunjukkan kebenaran.

2.5.Aplikasi dari Metode Work Sampling


Metoda sampling kerja pada umumnya merupakan salah satu cara yang
sederhana dan mudah dilaksanakan, serta tidak memerlukan suatu biaya
yang cukup besar. Dapat digunakan untuk mengamati waktu kosong atau
menganggur ( idle time ), dasar penetapan tugas dan jadwal kerja yang lebih
efektif dan efisien bagi operator maupun mesin. Beberapa aplikasi dari
metoda sampling kerja antara lain :

1. Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu baku


Studi sampling kerja dapat menjawab beberapa hal seperti
prosentase antara aktifitas dan idle, dan penetapan waktu baku dan disini
juga harus diperkirakankan terlebih dahulu performance rating dari
operator dan waktu longgar yang ada.
2. Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu tunggu/delay allowance.
Dengan mengetahui waktu-waktu menganggur baik yang dialami
mesin atau operator maka tujuan utama dari metode work sampling
adalah menekan aktifitas-aktifitas yang diklasifikasikan sebagai non
productive sampai pada presentase yang sekecil-kecilnya.
3. Aplikasi sampling kerja untuk aktifitas maintenance
Dengan sampling kerja banyak diaplikasikan untuk pekerjaan-
pekerjaan maintenance yang bisa dijumpai dalam suatu industri, untuk
menentukan proporsi aktifitas maka perlu dilakukan penjabaran elemen-
elemen kerja secara lebih detail. Untuk kegiatan pemeliharaan
pengelompokan kerja dapat dilakukan dalam 3 kelompok kerja yaitu
kegiatan langsung, kegiatan tak langsung &kegiatan berjalan/bergerak
mondar-mandir.
4. Aplikasi sampling kerja untuk kegiatan perkantoran
Disini digunakan untuk mengamati kegiatan dan prilaku pekerja-
pekerja kantor. Beberapa program dirancang untuk mengukur prosentase
waktu yang dikontribusikan untuk berbagai macam aktifitas kantor berupa
saran perbaikan untuk peningkatan efisiensi kerja.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Peralatan Praktikum
Peralatan yang digunakan pada praktikum work sampling antara lain :
1. Tabel angka acak.
2. Observation sheet.
3. Stopwatch.

3.2.Prosedur Praktikum
1. Menyiapkan proposal penelitian work sampling yang menyebutkan :
a. Latar belakang penelitian.
b. Tujuan penelitian.
c. Permasalahan.
d. Manfaat penelitian.
e. Batasan dan asumsi.
f. Waktu dan tempat penelitian.
g. Elemen yang diamati.
h. Data yang diperlukan.
i. Hasil prework sampling.
Obyek penelitian harus layak untuk perhitungan laporan resmi dan
berbeda untuk masing-masing kelompok dan proposal harus disetujui
pada waktu yang telah ditentukan.
2. Membuat tabel angka acak dan konversinya pada lembar pengamatan.
3. melakukan prework sampling untuk menentukan jumlah data yang
dibutuhkan. Memberi tally pada elemen kerja yang sedang dilakukan oleh
operator sesuai dengan waktu acak yang telah dibuat.
4. Melaksanakan work sampling.

3.3.Bagan Alir Prosedur Praktikum

Menyiapkan Proposal Prework Sampling

Melakukan Pengambilan Data

Mengolah Data

Interpretasi Data

Kesimpulan

Gambar 3.1. Bagan Alir Prosedur Praktikum


Penjelasan Bagan Alir :
1. Pertama kali praktikan menyiapkan proposal prework sampling untuk
disetujui dosen tentang pekerjaan apa yang akan diambil datanya.
2. Setelah proposal disetujui, maka praktikan bisa melakukan pengambilan
data (sampel) di tempat yang telah disetujui sebelumnya.
3. Setelah pengambilan data, maka data tersebut diolah apakah sudah
mencukupi atau belum, kemudian menghitung waktu produktif dan tidak
produktif, waktu baku dan presentase idle dan working-nya.
4. Setelah selesai pengolahan data, maka data tersebut diinterpretasikan.
5. Yang terakhir adalah membuat kesimpulan dari praktikum yang telah
dilakukan.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Rekap dan pengumpulan data pre-work sampling


4.1.1 Rekap Pengamatan Pre-Work Sampling
Tabel hasil pengamatan Pre-Work Sampling dapat di lihat pada
lampiran II.
4.1.2 Perhitungan Jumlah Pengamatan Yang Harus Di Ambil

Tabel 4.1 Rekap hasil pengamatan Pre-Work Sampling


Elemen Kegiatan
PT W F NA 1 2 3 4 5 Others
Jumlah 1 0 0 0 41 40 53 31 32 2
Persen 0,5 % 0% 0% 0% 20,5% 20% 26,5% 15,5% 16% 1%

Penentuan jumlah sample yang harus dilakukan:

K² (1-P)
N' =
S² P
Keterangan :

N' = Jumlah pengamatan yang harus di lakukan


P = Elemen yang terpenting sesuai dengan tujuan mencari waktu standard
Elemen terpenting adalah elemen dengan nilai P terkecil selain Others
K = 2 ; Yaitu tingkat kepercayaan 95%
S = 0,1 ; yaitu tingkat ketelitian 10%

2² (1 - 0,155)
N' =
0,1² x 0,155

= 2180,6

Dari hasil pre-work sampling jumlah data yang harus di ambil


pada saat work sampling adalah sebanyak 2180 data.

4.2 Rekap Dan Pengumpulan Data Work Sampling


4.2.1 Rekap Pengamatan Work Sampling
Tabel hasil pengamatan Work Sampling dapat di lihat pada
lampiran I.
Tabel 4.2 Rekap hasil pengamatan Work Sampling Hari 1
Delay Working
PT W F NA I II III IV V Others
Total 8 0 0 0 373 420 809 221 336 13
% 0,37 0 0 0 17,11 19,26 37,11 10,14 15,41 0,60
Average 0 0 0 0 100 100 100 100 100
rating
(%)
Out Put 450

Uji Kecukupan Data


Rumus untuk uji kecukupan data adalah sbb:

K² (1-P)
N' =
S² P

Dari pengambilan data Work Sampling hari 1 di dapat:


P = 0,1014
K=2 (Tingkat kepercayaan 95 %)
S = 0,1 (Tingkat ketelitian 10 %)
N = 2180
K² (1-P)
N' =
S² P

2 2 (1  0,1014)
=
0,12 * 0,1014
= 3544
Dari hasil uji kecukupan data di peroleh nilai N’ = 3544 kali pengamatan
karena N’ > N maka harus di lakukan pengambilan sampling lagi di hari
ke-2.
Tabel 4.3 Rekap hasil pengamatan Work Sampling Hari 1 dan 2
elemen DELAYS WORKING
hari PT W F NA I II III IV V others
1 8 0 0 0 373 420 809 221 336 13
2 105 0 0 0 202 150 824 278 543 44
total 113 0 0 0 575 570 1633 499 879 57
% 2,59 0 0 0 13,18 13,07 37,45 11,44 20,16 1,30
Average rating 100 100 100 100 100
Output total 894

Keterangan:
PT : Personal Time; W : Waiting; F : Fatigue; NA : Not Available
Elemen kerja I : Mempersiapkan Alat
Elemen kerja II : Mempersiapkan Roti
Elemen kerja III : Menghias Roti
Elemen kerja IV : Pengopenan Roti
Elemen kerja V : Mengeluarkan roti dari cetakan dan mengisi roti

Uji Kecukupan Data


Rumus untuk uji kecukupan data adalah sbb:

K² (1-P)
N' =
S² P

Dari pengambilan data Work Sampling hari 1 dan 2 di dapat::


P = 0,1144
K=2 (Tingkat kepercayaan 95 %)
S = 0,1 (Tingkat ketelitian 10 %)
N = 4360
K² (1-P)
N' =
S² P

2 2 (1  0,1144 )
=
0,12 * 0,1144
= 3096
Dari hasil uji kecukupan data di peroleh nilai N’ = 3096 kali pengamatan
karena N’ < N maka data telah mencukupi.

4.3 Uji Kertelitian Hasil Pengamatan

k P (1  P )
S
P N

2 0.1144 (1  0.1144 )

0.1144 4360
= 0,09

4.4 Perhitungan Average %Idle, Average %Working, %Performance, Waktu


Normal Dan Waktu Standard
% average idle = Total % delay

= % personal time + % waiting + % fatigue

+ % notavailable

= 2,59 % + 0 % + 0 % + 0 %

= 2,59 %

% average working = Total % working

= ∑ % elemen kerja

= 13,18 % + 13,07 % + 37,45 % + 11,44 % + 20,16 %

+ 1,30 %

= 97,41 %

( AverageRating. X .JumlahElemen)
% performance =
 JumlahElemenKerja
(100% * 575)  (100% * 570)  (100% * 1633)  (100% * 499)  (100% * 879)
=
575  570  1633  499  879
= 100%

% Elemen * TotalJamPe ngama tan* Av .Rating


Waktu Normal =
TotalUnit
13,18% * 5 * 100%
Waktu Normal Elemen 1  = 0,00074 jam/unit
894

13,07% * 5 *100%
Waktu Normal Elemen 2  = 0,00073 jam/unit
894

37,45% * 5 * 100%
Waktu Normal Elemen 3  = 0,00209 jam/unit
894
11,44% * 5 * 100%
Waktu Normal Elemen 4  = 0,00064 jam/unit
894

20,16% * 5 * 100%
Waktu Normal Elemen 5  = 0,00113 jam/unit
894
Σ Waktu Normal= 0.00074 + 0.00073 + 0.00209 + 0.00064 + 0.00113
= 0.00533 jam/unit
100%
Waktu Standar = Σwaktu normal X
100%  % Allowance
100%
= 0.00533 jam/unit X
100%  2%
= 0,0054 jam/unit
Output Standar = 1
0.0054
= 185 unit / jam

4.5 Perhitungan Operator Optimum


Operator Optimum = %working + %personal time + %fatigue x Σoperator
100%
= 97,41% +2,59% + 0% x2
100%
= 2 operator

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA


5.1 Uji Kecukupan Data
Dalam Work sampling ini, pekerjaan yang diamati yaitu pada pekerjaan
pembuatan roti dan dilakukan pengamatan pada 2 operator. Pada waktu
pelaksanaan pre work sampling, dengan mengambil 100 kali pengamatan
acak didapatkan jumlah N’ = 2180 kali yang berarti data yang harus diambil
pada saat work sampling sejumlah nilai tersebut.Pengujian kecukupan data
dilakukan secara bertahap setiap pengamatan selesai dilakukan. Maka untuk
menghitung N’ pada uji kecukupan yaitu dengan memilih nilai prosentase (P)
working terkecil tanpa melihat others, sebagai berikut :
Hari 1 : hari pertama mengambil data sebanyak 2180 data ( N = 2180 ) lalu
nilai P yang diambil yaitu 0.1014 (pada elemen pengopenan roti) dan
setelah dilakukan pengujian kecukupan data di peroleh nilai N’= 3544
karena N’>N maka pengamatan dilanjutkan pada hari ke-2 karena data
dianggap belum mencukupi.
Hari 2 : Hari kedua melakukan pengambilan data sebanyak 2180 data
sehingga nilai N = 4360 lalu nilai P yang diambil yaitu 0.1144 (pada
elemen pengopenan roti) dan setelah dilakukan pengujian kecukupan
data diperoleh nilai N’= 3096 karena N’<N maka pengamatan dihentikan
karena data dianggap telah mencukupi.

5.2 Uji Ketelitian Hasil Pengamatan

Perhitungan uji ketelitian dilakukan setelah pengamatan work sampling


selesai dilaksanakan. Pada perhitungan uji ketelitian ini didapatkan dari
prosentase working terkecil ( yang dinyatakan dalam bentuk decimal ) yaitu
sebesar 0,1144 dan nilai k = 2 serta nilai N = 4360. Sehingga didapatkan nilai
S sebesar 0.09. Setelah dibandingkan dengan nilai derajat ketelitian yang
dikehendaki yaitu sebesar 0.1, karena harga S yang didapatkan dari hasil
pengamatan work sampling mendekati dengan harga S yang dikehendak,
maka jumlah pengamatan acak yang telah dilakukan dianggap telah
memenuhi syarat ketelitian yang telah ditetapkan.

5.3 Average % Idle dan % Working


Pengamatan work sampling ini juga bertujuan untuk mengetahui nilai
prosentase average idle dan prosentase working. Yang mana berdasarkan
perhitungan, didapatkan jumlah prosentase average idle sebesar 2,59 % dan
untuk prosentase working sebesar 97,41 %. Berdasarkan data tersebut dapat
terlihat bahwa nilai prosentase working lebih besar dari nilai prosentase
average idle, sehingga dapat dikatakan bahwa kerja operator sudah cukup
baik, dalam artian pekerja dapat menggunakan waktu kerjanya dengan efektif
dan efisien.
5.4 Performance Rating
Performance rating untuk mengetahui nilai kecepatan kerja operator.
Seorang operator bisa dikatakan melakukan perkerjaan sesuai standar jika
performance rating yang ia miliki sebesar 100 %. Dengan kata lain bahwa
jika seorang operator memiliki performance rating dibawah 100 %, maka
dikatakan bahwa operator melakukan kerja dibawah standar. Demikian pula
jika operator memiliki performance rating diatas 100 %, dikatakan operator
melakukan kerja diatas standard. Pada pengamatan waktu standar,
didapatkan nilai performance rating kerja operator sebesar 100 %. Hal ini
menunjukkan bahwa operator pada pekerjaan pembuatan roti telah bekerja
sesuai standard dan dengan kata lain operator tersebut sudah ahli dalam
pekerjaan tersebut.

5.5 Waktu Normal, Waktu Standar, dan Output Standar


Waktu normal merupakan waktu yang menunjukkan bahwa seorang
operator akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/ tempo
kerja yang normal.Hasil penjumlahan waktu normal tiap elemen yaitu sebesar
0.00533 jam . Setelah didapatkan hasil penjumlahan waktu normal tiap
elemen, maka untuk selanjutnya waktu normal tersebut digunakan untuk
menghitung waktu standar guna menghasilkan 1 unit produk. Dalam
pengamatan, didapatkan waktu standar sebesar 0,0054 jam / unit. Waktu
standar sendiri merupakan waktu yang dibituhkan oleh operator yang
memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan dan
pada perhitungannya sendiri sudah meliputi kelonggaran waktu. Selain itu
waktu standar ini digunakan untuk menghitung berapa lama suatu kegiatan
harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan. Dari waktu
standar yang telah diketahui bahwa untuk menghasilkan satu unit produk
operator membutuhkan waktu selama 0,0054 jam atau 19,44 detik. Dari
waktu standard dapat digunakan untuk menghitung output standart. Dimana
pada pengamatan ini didapatkan output standarnya sebesar 185 unit/
jam.Yang berarti operator mampu menghasilkan produk sebanyak 185 unit
produk setiap jamnya

5.6 Analisa Jumlah Operator Optimum


Dalam menentukan jumlah output optimum, data yang dibutuhkan adalah
% working, % fatique, dan % personal time. Jika ketiganya didapatkan, maka
jumlah operator optimum dapat dihitung. Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa operator optimum pada pekerjaan
pembuatan roti yang diamati yaitu sebanyak 2 operator. Hal ini menunjukkan
bahwa operator yang ada sekarang sudah mencukupi.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil aalisa dan interpretasi data di atas dapat disimpuljkan bahwa:
 Untuk pekerjaan pembuatan roti ini untuk memenuhi syarat kecukupan
data maka harus diambil sampling sebanyak 3096 data.
 Rata –rata % idle operator adalah sebesar 2,59%
 Operator dalam pembuatan roti ini sudah melakukan pekerjaan dengan
efektif dan efisien karena rata-rata % working lebih besar dari % idle yaitu
sebesar 97,41%.
 Waktu normal operator untuk melakukan pekerjaan pembuatan roti ini
adalah 0,00533 jam.
 Waktu standard operator untuk melkukan pekerjaan pembuatan roti in
adalah sebesar 0,0054 jam/unit.
 Jumlah operator optimum yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembuatan
roti iniadlah sebanyak 2 operator.

6.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum work sampling ini praktikan harus benar-
benar mengamati kegiatan operator dengan sebaik-baiknya sehingga data
yang diperoleh benar-benar teliti.

Anda mungkin juga menyukai