i
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................21
DAFTAR TABEL
TABEL 2. 1 TABEL PERFORMANCE RATING MENURUT WESTINGHOUSE ................... 10
TABEL 2. 2 TABEL KELONGGARAN BERDASARKAN FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ............................................................................................................ 11
TABEL 2. 3 TABEL KELONGGARAN BERDASARKAN FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI (LANJUTAN) .................................................................................... 12
PENDAHULUAN
1.1 Profil Usaha
Pada penelitian kali ini kami meneliti sebuah tempat usaha cepat saji yang menjual
ayam goreng tepung yang bernama D’jeger Brothers beralamat dijalan Sukapada, Kec.
Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Usaha ini berdiri sejak 2019 yang dimana D’jeger
Brothers jalan Sukapada ini adalah outlet cabang, dengan outlet pusat yang berada di
jalan Adipura. Pada sebuah media sosial D’jeger Brothers ini memiliki rating yang
sangat tinggi, ini semua adalah berkat pelayanan yang diberikan dari pekerja kepada
konsumen yang sangat baik. Sehingga konsumen pun merasa senang atas pelayanan
yang diberikan oleh pekerja dan juga cita rasa dari makanan yang dijualnya pun sangat
dapat dinikmati. Itu semua tidak dapat dipungkiri, karena sudah hampir lima tahun
D’jeger ini berdiri hingga memiliki tiga orang karyawan yang bekerja disana.
D'jeger Brothers ini buka dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam, dengan tiga
pegawai D’jeger ini mereka paling sedikit sehari bisa membuat empat belas kilogram
ayam tidak hanya itu pegawainya pun selalu menjaga kebersihan dilingkungan
D’jeger itu sendiri
LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia
yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini
berhubungan dengan usaha‐usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata‐rata untuk
menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan
dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan
demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat
digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan
berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta
berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teknik – teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu
pengukuran waktu kerja seara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung.
Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung,
yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya
adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study)
dan sampling kerja (work sampling). Sebaliknya cara tidak langsung melakukan
perhitungan waktu kerja tanpa pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur.
Aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca
table -tabel waktu yang tersedia.
2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung
Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan
pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang
diamati. Dalam pengukuran waktu kerja langsung terdapat dua cara, yaitu dengan
teknik sampling kerja atau memakai jam henti (Stopwatch).
2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung
Cara pengukurannya dengan melakukan penghitungan waktu kerja dimana
pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang diukur. Cara pengukuran tidak
langsung ini dapat menggunakan data waktu baku (Standar Data) dan data waktu
gerakan (Predetermined Time System). Operator yang dipilih untuk dilakukan
penelitian hendaknya memiliki skill normal sehingga setelah didapatkan waktu
baku dapat diikuti oleh rata-rata operator lain.
2.2 Metode Work Sampling
Metode sampling pekerjaan digunakan pertama kali dalam aktifitas keperluannya
di industry tekstil oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C Tippett. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya.
Metode ini dianggap lebih efektif dan efisien karena informasi yang diperoleh dapat
diambil dalam waktu yang relative lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar
serta dapat dipakai untuk menentukan waktu longgar yang tersedia untuk suatu
pekerjaan dan penetapan waktu baku untuk proses produksi dengan cepat dan mudah.
Work sampling atau sampling kerja merupakan teknik untuk mengadakan
sejumlah pegamatan terhadap aktiftas kerja dari mesin, proses atau pekerja.
Pengukuran kerja metode sampling pekerjaan sama halnya dengan pengukuran kerja
pada jam henti (stopwatch), dapat diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja langsung,
karena kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Proses
pengamatan pada sampling pekerjaan dilakukan secara acak dengan mengambil
sebagian populasi secara acak yang cukup atas aktifitas – aktifitas operator, baik
produktif maupun non – produktif.
Prinsipnya adalah apabila kita mengamati suatu pekerjaan pada waktu tertentu
(secara random) maka performance keseluruhan pekerjaan itu dapat kita anggap
diwakili oleh pengamatan yang sesaat tersebut. Penelitian kerja dan analisa metoda
kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam
pekerjaan akan diselesaikan. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan operator kerja
tidak bisa terlrpas dari kelonggaran – kelonggaran tertrntu yang akan menambah waktu
menganggur dari operator itu sendiri.
2.2.1 Kegunaan Work Sampling
Sampling pekerjaan merupakan metode yang bermanfaat dalam
perhitungnan waktu penyelesaian. Kegunaan lainnya dari sampling pekerjaan
adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh
pekerja atau kelompok kerja.
b) Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin – mesin atau alat – alat di
pabrik.
c) Menentukan waktu baku bagi pekerja – pekerja tidak langsung.
d) Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat
pemanfaatan mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan mempelajari
frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap
melakukan kunjungan – kunjungan. Kegunaan – kegunaan sampling pekerjaan
yang dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan dibandingkan dengan cara
stopwatch.
2.2.2 Langkah Awal Sebelum Melakukan Sampling
Langkah – langkah yang dijalankan sebelum sampling dilakukan yaitu :
a) Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang
akan menentukan besamya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b) Jika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah
penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang
baik.
c) Memilih operator yang baik.
d) Operator yang dipilih merupakan operator yang berkemampuan normal
dan dapat diajak bekerjasama.
e) Melakukan pemisahan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan
f) Pemisahan kegiatan sesuai yang diinginkan. Pemisahan kegiatan dibagi
atas dua bagian, yaitu produktif dan non – produktif. Hal ini dilakukan agar
pada saat pengamatan nantinya dapat teramati aktifitas operator dengan
jelas, yang akan memudahkan dalam pengamatan pekerjaan.
2.2.3 Langkah Dalam Melakukan Sampling Pekerjaan
Sampling pekerjaan adalah prosedur pengukuran yang dilakukan dengan
melakukan kunjungan pada waktu – waktu tertentu yang ditentukan secara acak
(random). Kunjungan – kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kegiatan apa yang sedang dilakukan di tempat kerja, frekuensi kegiatan, dan berapa
persen waktu yang digunakan untuk pekerjaan tersebut. Semakin banyak
kunjungan yang dilakukan, semakin kuat dasar untuk mengambil keputusan.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai
berikut :
𝑃̅(1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃̅ + 3√
𝑛
𝑃̅(1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐵 = 𝑃̅ − 3√
𝑛
Dengan :
P = persentase produktif di hari ke – 1 dan 𝑛 adalah jumlah dari
pengamatan.
N = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke – 1.
3. Jika data telah berada pada batas control, maka dapat dilakukan uji
kecukupan data. Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam
sampling kerja akan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian (degree of
accuracy) dan tingkat kepercayaan (level of confidence) dari hasil
pengamatan. Jumlah data yang dibutuhkan pada pengujian kecukupan data
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝐾 2 (1 − 𝑃̅)
𝑁=
𝑆 2 𝑃̅
Dengan :
P = persentase kejadian yang diamati (persentase productid) dalam angka
decimal.
K = konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil.
S = tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka decimal.
Jika :
N’<N maka, pengamatan cukup.
N’>N maka, perlu data tambahan sejumlah N’-N.
4. Selanjutnya adalah mengolah data untuk menghitung waktu baku, yang
diperoleh dengan langkah – langkah berikut :
a) Menghitung Persentase Produktif (PP)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑃𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
b) Menghitung Jumlah Menit Produktif (JMP)
𝐽𝑀𝑃 = 𝑃𝑃 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
c) Menghitung Waktu yang Diperlukan atau Unit
𝐽𝑀𝑃
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝜌̅ = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
48
= × 100% = 0,66
72
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑛̅ =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
24 + 24 + 24
= = 24
3
𝑃̅(1 − 𝑃̅ )
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃̅ + 3√
𝑛
0,66(1 − 0,66)
= 0,66 + 3√
24
= 0,9500
𝑃̅ (1 − 𝑃̅ )
𝐵𝐾𝐵 = 𝑃̅ − 3√
𝑛
0,66(1 − 0,66)
= 0,66 − 3√
24
= 0,3699
33%
=
67%
= 0,492
48
= × 100%
48 + 24
= 67%
= 67%
320
=
82
= 3,902 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= Normal = 60
70
= = 1,16
60
𝑊𝑛 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛
= 3,902 × 1,16
= 4,526 menit
𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 + (𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 × 𝑊𝑛)
= 5,67741 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis
Sumber data yang di peroleh adalah data primer yang diambil pada tanggal
23 Desember sampai 25 Desember 2023. Data diperoleh dengan melakukan
pengamatan terhadap aktifitas kerja menggunakan metode work sampling di
kedai “Ayam Geprek Tentara Langit Jeger”. Pengamatan ini selama 8 jam/hari
dengan 24 bilangan random sehingga terdapat 72 data aktifitas kerja.
BKA = 0,9500
BKB = 0,3699
Dan 𝜌̅ = 0,66
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penulisan laporan ini adalah pada saat
pengambilan data menurut tabel acak dibutuhkan ketepatan dan ketelitian dalam
membaca waktu pengambilan data agar hasilnya optimal, proses pengambilan data
sebaiknya dilakukan dalam beberapa hari yang berbeda agar sebaran datanya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA