Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................1


DAFTAR TABEL ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Profil Usaha ......................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................5
2.1 Pengukuran Waktu Kerja ...............................................................................5
2.2 Metode Work Sampling ....................................................................................6
2.2.1 Kegunaan Work Sampling ..........................................................................7
2.2.2 Langkah Awal Sebelum Melakukan Sampling ..........................................7
2.2.3 Langkah Dalam Melakukan Sampling Pekerjaan .....................................8
2.3 Faktor Penyesuaian (Performance Rating) .....................................................9
2.4 Kelonggaran (Allowance) ..............................................................................10
2.4.1 Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi (Personal Allowance) ..............10
2.4.2 Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Fatique (Fatique Allowance) 11
2.4.3 Kelonggaran Karena Keterlambatan (Unavoidable Delay Allowance) ...11
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................................13
3.1 Pengumpulan Data .........................................................................................13
3.2 Pengolahan Data.............................................................................................14
3.2.1 Uji keseragaman data.................................................................................14
3.2.2 Ratio Delay..................................................................................................15
3.2.3 Menentukan Persentase Produktif ............................................................15
3.2.4 Menghitung Waktu Baku ..........................................................................15
3.2.5 Waktu yang Diperlukan atau Unit ............................................................16
3.2.6 Menghitung Waktu Normal (Wn) .............................................................16
BAB IV ANALISIS ........................................................................................................18
4.1 Analisis ............................................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................20
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................20
5.2 Saran ...............................................................................................................20

i
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................21
DAFTAR TABEL
TABEL 2. 1 TABEL PERFORMANCE RATING MENURUT WESTINGHOUSE ................... 10
TABEL 2. 2 TABEL KELONGGARAN BERDASARKAN FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ............................................................................................................ 11
TABEL 2. 3 TABEL KELONGGARAN BERDASARKAN FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI (LANJUTAN) .................................................................................... 12

TABEL 3. 1 PENGAMATAN HARI KE – 1 .............................................................................. 13


TABEL 3. 2 PENGAMATAN HARI KE - 2............................................................................... 13
TABEL 3. 3 PENGAMATAN HARI KE - 3............................................................................... 14
TABEL 3. 4 FAKTOR KELONGGARAN ................................................................................. 17

TABEL 4. 1 TABEL PRODUKTIVITAS ................................................................................... 18


TABEL 4. 2 HASIL PENGAMATAN ........................................................................................ 18
TABEL 4. 3 FAKTOR KELONGGARAN ................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Profil Usaha
Pada penelitian kali ini kami meneliti sebuah tempat usaha cepat saji yang menjual
ayam goreng tepung yang bernama D’jeger Brothers beralamat dijalan Sukapada, Kec.
Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Usaha ini berdiri sejak 2019 yang dimana D’jeger
Brothers jalan Sukapada ini adalah outlet cabang, dengan outlet pusat yang berada di
jalan Adipura. Pada sebuah media sosial D’jeger Brothers ini memiliki rating yang
sangat tinggi, ini semua adalah berkat pelayanan yang diberikan dari pekerja kepada
konsumen yang sangat baik. Sehingga konsumen pun merasa senang atas pelayanan
yang diberikan oleh pekerja dan juga cita rasa dari makanan yang dijualnya pun sangat
dapat dinikmati. Itu semua tidak dapat dipungkiri, karena sudah hampir lima tahun
D’jeger ini berdiri hingga memiliki tiga orang karyawan yang bekerja disana.

D'jeger Brothers ini buka dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam, dengan tiga
pegawai D’jeger ini mereka paling sedikit sehari bisa membuat empat belas kilogram
ayam tidak hanya itu pegawainya pun selalu menjaga kebersihan dilingkungan
D’jeger itu sendiri

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian waktu kerja yang digunakan
oleh pekerja produktif atau tidak. Sehingga dapat diketahui sejauh mana para pekerja
productif dalam pelaksanaan kerjanya. Selanjutnya, dapat mengetahui seberapa besar
pekerja yang tidak berkualitas. Dengan adanya metode work sampling ini diharapkan
akan meningkatkan produktivitas, kesadaran dan tanggung jawab pekerja serta,
memperkirakan kelonggaran (allowance) bagi suatu pekerjaan.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia
yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini
berhubungan dengan usaha‐usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata‐rata untuk
menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan
dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan
demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat
digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan
berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta
berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teknik – teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu
pengukuran waktu kerja seara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung.
Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung,
yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya
adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study)
dan sampling kerja (work sampling). Sebaliknya cara tidak langsung melakukan
perhitungan waktu kerja tanpa pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur.
Aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca
table -tabel waktu yang tersedia.
2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung
Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan
pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang
diamati. Dalam pengukuran waktu kerja langsung terdapat dua cara, yaitu dengan
teknik sampling kerja atau memakai jam henti (Stopwatch).
2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung
Cara pengukurannya dengan melakukan penghitungan waktu kerja dimana
pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang diukur. Cara pengukuran tidak
langsung ini dapat menggunakan data waktu baku (Standar Data) dan data waktu
gerakan (Predetermined Time System). Operator yang dipilih untuk dilakukan
penelitian hendaknya memiliki skill normal sehingga setelah didapatkan waktu
baku dapat diikuti oleh rata-rata operator lain.
2.2 Metode Work Sampling
Metode sampling pekerjaan digunakan pertama kali dalam aktifitas keperluannya
di industry tekstil oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C Tippett. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya.
Metode ini dianggap lebih efektif dan efisien karena informasi yang diperoleh dapat
diambil dalam waktu yang relative lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar
serta dapat dipakai untuk menentukan waktu longgar yang tersedia untuk suatu
pekerjaan dan penetapan waktu baku untuk proses produksi dengan cepat dan mudah.
Work sampling atau sampling kerja merupakan teknik untuk mengadakan
sejumlah pegamatan terhadap aktiftas kerja dari mesin, proses atau pekerja.
Pengukuran kerja metode sampling pekerjaan sama halnya dengan pengukuran kerja
pada jam henti (stopwatch), dapat diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja langsung,
karena kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Proses
pengamatan pada sampling pekerjaan dilakukan secara acak dengan mengambil
sebagian populasi secara acak yang cukup atas aktifitas – aktifitas operator, baik
produktif maupun non – produktif.
Prinsipnya adalah apabila kita mengamati suatu pekerjaan pada waktu tertentu
(secara random) maka performance keseluruhan pekerjaan itu dapat kita anggap
diwakili oleh pengamatan yang sesaat tersebut. Penelitian kerja dan analisa metoda
kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam
pekerjaan akan diselesaikan. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan operator kerja
tidak bisa terlrpas dari kelonggaran – kelonggaran tertrntu yang akan menambah waktu
menganggur dari operator itu sendiri.
2.2.1 Kegunaan Work Sampling
Sampling pekerjaan merupakan metode yang bermanfaat dalam
perhitungnan waktu penyelesaian. Kegunaan lainnya dari sampling pekerjaan
adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh
pekerja atau kelompok kerja.
b) Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin – mesin atau alat – alat di
pabrik.
c) Menentukan waktu baku bagi pekerja – pekerja tidak langsung.
d) Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat
pemanfaatan mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan mempelajari
frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap
melakukan kunjungan – kunjungan. Kegunaan – kegunaan sampling pekerjaan
yang dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan dibandingkan dengan cara
stopwatch.
2.2.2 Langkah Awal Sebelum Melakukan Sampling
Langkah – langkah yang dijalankan sebelum sampling dilakukan yaitu :
a) Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang
akan menentukan besamya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b) Jika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah
penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang
baik.
c) Memilih operator yang baik.
d) Operator yang dipilih merupakan operator yang berkemampuan normal
dan dapat diajak bekerjasama.
e) Melakukan pemisahan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan
f) Pemisahan kegiatan sesuai yang diinginkan. Pemisahan kegiatan dibagi
atas dua bagian, yaitu produktif dan non – produktif. Hal ini dilakukan agar
pada saat pengamatan nantinya dapat teramati aktifitas operator dengan
jelas, yang akan memudahkan dalam pengamatan pekerjaan.
2.2.3 Langkah Dalam Melakukan Sampling Pekerjaan
Sampling pekerjaan adalah prosedur pengukuran yang dilakukan dengan
melakukan kunjungan pada waktu – waktu tertentu yang ditentukan secara acak
(random). Kunjungan – kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kegiatan apa yang sedang dilakukan di tempat kerja, frekuensi kegiatan, dan berapa
persen waktu yang digunakan untuk pekerjaan tersebut. Semakin banyak
kunjungan yang dilakukan, semakin kuat dasar untuk mengambil keputusan.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai
berikut :

1. Melakukan sampling pendahuluan,


2. Menguji keseragaman data, dengan menentukan batas – batas kontrolnya
menggunakan rumus :

𝑃̅(1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃̅ + 3√
𝑛

𝑃̅(1 − 𝑃̅)
𝐵𝐾𝐵 = 𝑃̅ − 3√
𝑛
Dengan :
P = persentase produktif di hari ke – 1 dan 𝑛 adalah jumlah dari
pengamatan.
N = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke – 1.
3. Jika data telah berada pada batas control, maka dapat dilakukan uji
kecukupan data. Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam
sampling kerja akan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian (degree of
accuracy) dan tingkat kepercayaan (level of confidence) dari hasil
pengamatan. Jumlah data yang dibutuhkan pada pengujian kecukupan data
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝐾 2 (1 − 𝑃̅)
𝑁=
𝑆 2 𝑃̅
Dengan :
P = persentase kejadian yang diamati (persentase productid) dalam angka
decimal.
K = konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil.
S = tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka decimal.
Jika :
N’<N maka, pengamatan cukup.
N’>N maka, perlu data tambahan sejumlah N’-N.
4. Selanjutnya adalah mengolah data untuk menghitung waktu baku, yang
diperoleh dengan langkah – langkah berikut :
a) Menghitung Persentase Produktif (PP)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑃𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
b) Menghitung Jumlah Menit Produktif (JMP)
𝐽𝑀𝑃 = 𝑃𝑃 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
c) Menghitung Waktu yang Diperlukan atau Unit
𝐽𝑀𝑃
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

d) Menghitung Waktu Normal (Wn)


𝑊𝑛 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛
e) Menghitung Waktu Baku (Wb)
𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 + (1 𝑥 𝐴%)

2.3 Faktor Penyesuaian (Performance Rating)


Faktor penyesuaian digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari
hasil pengamatan. Untuk penyesuaian tersebut waktu siklus hasil pengamatan akan
dikalikan dengan nilai dari penyesuaian yang telah ditentukan terlebih dahulu. Salah
satu metode yang sering digunakan adalah metode Westinghouse System’s Rating.
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Westinghouse Company pada tahun 1927.
Metode Westinghouse membagi faktor penyesuaian kerja ke dalam empat kategori
utama yaitu kecapakan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan keajegan
(consistency). Di dalam setiap kategori tersebut terdapat tingkatantingkatan dengan
nilai yang telah ditentukan.
Lambang dari masing-masing kategori performance rating dari sistem
Westinghouse ini menunjukkan peringkat dari masing-masing kategori tersebut. Angka
“1” pada lambang tersebut menunujukkan peringkat yang lebih baik dari angka “2”.
Sebagai contoh, kategori skill dengan lambang A1 memiliki nilai penyesuaian yang
lebih tinggi daripada A2. Hal ini berarti bahwa skill dari operator yang dikategorikan
sebagai A1 lebih baik daripada operator dengan skill A2. Berikut adalah table
Westinghouse
Tabel 2. 1 Tabel Performance Rating Menurut Westinghouse
PENYESUAIAN WESTINGHOUSE
FAKTOR Kelas Lambang Penyesuaian
Superskill A1 0,15
A2 0,13
Excellent B1 0,11
B2 0,08
Good C1 0,06
Keterampilan C2 0,03
Everage D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22
Excessive A1 0,13
A2 0,12
Excellent B1 0,10
B2 0,08
Good C1 0,05
Usaha C2 0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1 -0,12
F2 -0,17
Ideal A 0,06
Excellent B 0,04
Good C 0,02
Kondisi Average D 0
Fair E -0,03
Poor F -0,07
Ideal A 0,04
Excellent B 0,03
Good C 0,01
Konsistensi
Average D 0
Fair E -0,02
Poor F -0,04

(Sumber : Modul Perkuliahan Analisis dan Pengukuran Kerja)

2.4 Kelonggaran (Allowance)


Pada dasarnya kelonggaran dalam perhitungan waktu baku dibedakan menjadi tiga,
yaitu kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan rasa
fatique, dan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

2.4.1 Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi (Personal Allowance)


Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah kelonggaran yang diberikan kepada
pekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadinya seperti minum untuk menghilangkan
rasa haus, ke kamar kecil, atau berbicara dengan rekan kerja sekedar untuk
menghilangkan kejenuhan. Kebutuhan ini sifatnya mutlak dan tidak dapat diabaikan.
Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk jenis ini berbeda-beda menurut
karakteristik pekerjaan yang dilakukan. Secara umum, besarnya kelonggaran untuk
kebutuhan pribadi dibedakan menurut jenis kelamin. Kelonggaran yang diberikan bagi
pekerja pria adalah 2 – 2.5 %, sedangkan bagi pekerja wanita adalah 5%, kedua-duanya
diambil dari waktu normal.

2.4.2 Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Fatique (Fatique


Allowance)
Munculnya rasa lelah dari seorang pekerja dapat disebabkan oleh banyak hal. Rasa
lelah ini tercermin dari menurunnya hasil produksi baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran
untuk jenis ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerja, dan
mencatat saat-saat dimana produksi menurun. Namun menurunnya hasil produksi
tidaklah mutlak disebabkan karena munculnya rasa lelah dari pekerja. Masih banyak
faktor penyebab yang lain.

2.4.3 Kelonggaran Karena Keterlambatan (Unavoidable Delay


Allowance)
Kelonggaran ini disebabkan karena munculnya faktor-faktor yang sulit untuk
dihindarkan, yang merupakan hambatan bagi para pekerja. Faktor-faktor penyebab hal
ini antara lain adalah mesin yang dioperasikan, sarana pendukung seperti listrik atau
bahan bakar, atau bahkan dari dalam pekerja itu sendiri.

Tabel 2. 2 Tabel Kelonggaran Berdasarkan Faktor - Faktor yang Mempengaruhi

(Sumber : Modul Perkuliahan Analisis dan Pengukuran Kerja)


Tabel 2. 3 Tabel Kelonggaran Berdasarkan Faktor - Faktor yang Mempengaruhi (lanjutan)

(Sumber : Modul Perkuliahan Analisis dan Pengukuran Kerja)

*)Kontras antara warna hendaknya diperhatikan


**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
Catatan pelengkap:
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi :
Pria 0 - 2.5%
Wanita 2 - 5%
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


3.1 Pengumpulan Data
Berikut merupakan tabel pengamatan dari hari ke – 1 hingga hari ke – 3.
Pengamatan dilakukan di kedai D’Jeger Brothers dari tanggal Sabtu, 23 Desember
2023 sampai Senin, 25 Desember 2023.

Tabel 3. 1 Pengamatan Hari Ke – 1


TIDAK PRODUKTIF
No BILANGAN RANDOM WAKTU URAIAN PRODUKTIF
TAK TERHINDARKAN FATIGUE KEBUTUHAN PRIBADI
1 1 14.10 Membersihkan kedai √
2 3 14.30 Menunggu pesanan √
3 4 14.40 Membuat pesanan √
4 6 15.00 Memberikan pesanan √
5 7 15.10 Mengobrol bersama konsumen √
6 8 15.20 Mencuci peralatan √
7 10 15.40 Membuat pesanan √
8 12 16.00 Memberikan pesanan √
9 15 16.30 Memainkan gawai √
10 16 16.40 Membuat pesanan dan memberikan pesanan √
11 18 17.00 Merokok sambil mengobrol √
12 21 17.30 Membuat pesanan √
13 22 17.40 Memberikan pesanan √
14 23 17.50 Menggoreng ayam √
15 25 18.10 Memainkan gawai √
16 26 18.20 Membuat pesanan √
17 29 18.50 Memberikan pesanan √
18 30 19.00 Menunggu pesanan √
19 31 19.10 Membuat pesanan √
20 32 19.20 Memberikan pesanan √
21 28 20.20 Membuat pesanan √
22 41 20.50 Memberikan pesanan √
23 45 21.30 Merapikan kedai √
24 48 22.00 Kedai tutup √

(Sumber: Pengumpulan Data)

Tabel 3. 2 Pengamatan Hari Ke - 2


TIDAK PRODUKTIF
No BILANGAN RANDOM WAKTU URAIAN PRODUKTIF
TAK TERHINDARKAN FATIGUE KEBUTUHAN PRIBADI
1 1 14.10 Membuat pesanan √
2 3 14.30 Memberikan pesanan √
3 4 14.40 Menunggu pesanan √
4 6 15.00 Membuat pesanan √
5 7 15.10 Memberikan pesanan √
6 8 15.20 Merokok sambil mengobrol √
7 10 15.40 Membuat pesanan √
8 12 16.00 Memberikan pesanan √
9 15 16.30 Menggoreng ayam √
10 16 16.40 Mencuci peralatan √
11 18 17.00 Menunggu pesanan √
12 21 17.30 Membuat pesanan √
13 22 17.40 Memberikan pesanan √
14 23 17.50 Merokok sambil mengobrol √
15 25 18.10 Memainkan gawai √
16 26 18.20 Membuat pesanan √
17 29 18.50 Memberikan pesanan √
18 30 19.00 Mengobrol √
19 31 19.10 Membuat pesanan √
20 32 19.20 Memberikan pesanan √
21 28 20.20 Membuat pesanan √
22 41 20.50 Memberikan pesanan √
23 45 21.30 Merapikan kedai √
24 48 22.00 Kedai tutup √

(Sumber: Pengumpulan Data)


Tabel 3. 3 Pengamatan Hari Ke - 3
TIDAK PRODUKTIF
No BILANGAN RANDOM WAKTU URAIAN PRODUKTIF
TAK TERHINDARKAN FATIGUE KEBUTUHAN PRIBADI
1 1 14.10 Menggoreng ayam √
2 3 14.30 Mencuci peralatan √
3 4 14.40 Merokok sambil mengobrol √
4 6 15.00 Memainkan gawai √
5 7 15.10 Memainkan gawai √
6 8 15.20 Mengobrol √
7 10 15.40 membersihkan kedai √
8 12 16.00 Membuat pesanan √
9 15 16.30 Memberikan pesanan √
10 16 16.40 Merokok sambil mengobrol √
11 18 17.00 Memainkan gawai √
12 21 17.30 Makan √
13 22 17.40 Merokok sambil memainkan gawai √
14 23 17.50 Mengobrol √
15 25 18.10 Memainkan gawai √
16 26 18.20 Membuat pesanan √
17 29 18.50 Memberikan pesanan √
18 30 19.00 Mengobrol √
19 31 19.10 Membuat pesanan √
20 32 19.20 Memberikan pesanan √
21 28 20.20 Merokok sambil mengobrol √
22 41 20.50 Merapikan kedai √
23 45 21.30 Memainkan gawai √
24 48 22.00 Kedai tutup √

(Sumber: Pengumpulan Data)

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Uji keseragaman data

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝜌̅ = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

48
= × 100% = 0,66
72

∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑛̅ =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

24 + 24 + 24
= = 24
3

𝑃̅(1 − 𝑃̅ )
𝐵𝐾𝐴 = 𝑃̅ + 3√
𝑛
0,66(1 − 0,66)
= 0,66 + 3√
24

= 0,9500

𝑃̅ (1 − 𝑃̅ )
𝐵𝐾𝐵 = 𝑃̅ − 3√
𝑛

0,66(1 − 0,66)
= 0,66 − 3√
24

= 0,3699

3.2.2 Ratio Delay


𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑜𝑛𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
Ratio Delay =
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

33%
=
67%

= 0,492

3.2.3 Menentukan Persentase Produktif


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 = × 100%
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 + 𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

48
= × 100%
48 + 24

= 67%

3.2.4 Menghitung Waktu Baku


1) Presentase Produktifitas (PP)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠𝑠
𝑃𝑃 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
48
= × 100%
72

= 67%

2) Jumlah Menit Produktif (JMP)


a. Pengamatan Hari Pertama:
𝐽𝑀𝑃 = 𝑃𝑃 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
= 75% × 480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 360 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

b. Pengamatan Hari kedua


𝐽𝑀𝑃 = 𝑃𝑃 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
= 79% × 480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 379,2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
c. Pengamatan Hari Ketiga
𝐽𝑀𝑃 = 𝑃𝑃 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
= 46% × 480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 220,8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
d. Rata-Rata JMP Dalam 3 Hari:
𝐽𝑀𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 1 + 𝐽𝑀𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 2 + 𝐽𝑀𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 3
𝐽𝑀𝑃 =
3
360 + 379,2 + 220,8
𝐽𝑀𝑃 =
3
= 320 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

3.2.5 Waktu yang Diperlukan atau Unit


𝐽𝑀𝑃
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

320
=
82

= 3,902 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3.2.6 Menghitung Waktu Normal (Wn)


Penyesuaian = Good = 70

= Normal = 60

70
= = 1,16
60
𝑊𝑛 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛

= 3,902 × 1,16

= 4,526 menit

Tabel 3. 4 Faktor Kelonggaran


Faktor Kelonggaran (%)
Bekerja di meja, berdiri 6%
Berdiri di atas dua kaki 2%
Gerakan kerja normal 0%
Pandangan yang hampir terus menerus 7%
Suhu tempat kerja normal 25%
Keadaan atsmosfer cukup 3%
Keadaan lingkungan bersih, sehat, cerah, dengan kebisingan rendah 0%
Kebutuhan pribadi 2,5%
Jumlah 45,5%
(Sumber: Pengolahan Data)

𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 + (𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 × 𝑊𝑛)

= 3,902 + (0,455 × 3,902)

= 5,67741 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
BAB IV

ANALISIS
4.1 Analisis
Sumber data yang di peroleh adalah data primer yang diambil pada tanggal
23 Desember sampai 25 Desember 2023. Data diperoleh dengan melakukan
pengamatan terhadap aktifitas kerja menggunakan metode work sampling di
kedai “Ayam Geprek Tentara Langit Jeger”. Pengamatan ini selama 8 jam/hari
dengan 24 bilangan random sehingga terdapat 72 data aktifitas kerja.

Tabel 4. 1 Tabel Produktivitas


TALLY
Kondisi kunjungan ke-n
Productive Idle
23/12/2023 18 6
24/12/2023 19 5
25/12/2023 11 13
(Sumber: Pengolahan Data)
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh seragam atau tidak maka
dapat dilakukan uji keseragaman data dengan hasil :

BKA = 0,9500

BKB = 0,3699

Dan 𝜌̅ = 0,66

Jadi, data dapat dikatakan seragam.

Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan


Hasil Pengamatan
Kegiatan Jumlah
1 2 3
Produktif 18 19 11 48
Non Produktif 6 5 13 24
Total 24 24 24 72
% Produktif 75% 79% 46% 67%
% Tidak Produktif 25% 21% 54% 33%
(Sumber: Pengolahan Data)
Selanjutnya ada ratio delay, ratio delay merupakan rentang waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan mengukur berdasarkan keterlibatan pekerja.
Pada pengamatan kelompok kami, ratio delay nya sebesar 0,492. Lalu diperoleh
nilai presentase produktif sebesar 67% dan nilai presentase non produktifnya
sebesar 33%. Rata rata dari jumlah menit produktifnya 320 menit/hari, jadi dapat
ditentukan bahwa satu porsi ayam geprek dapat diselesaikan dalam waktu
3,902 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.

Tabel 4. 3 Faktor Kelonggaran


Faktor Kelonggaran (%)
Bekerja di meja, berdiri 6%
Berdiri di atas dua kaki 2%
Gerakan kerja normal 0%
Pandangan yang hampir terus menerus 7%
Suhu tempat kerja normal 25%
Keadaan atsmosfer cukup 3%
Keadaan lingkungan bersih, sehat, cerah, dengan kebisingan rendah 0%
Kebutuhan pribadi 2,5%
Jumlah 45,5%
(Sumber: Pengolahan Data)
Waktu Normal merupakan waktu dalam keadaan serta kecepatan kerja
normal yang dibutuhkan pekerja dengan keahlian terlatih serta keterampilan rata-
rata untuk melakukan aktivitas pekerjaan. Perhitungan Waktu Normal (Wn)
diperoleh dari hasil perkalian antara waktu yang diperlukan dengan faktor
penyesuaian. Hasil waktu normalnya adalah 4,526 menit. Sedangkan waktu baku
adalah waktu aktual yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk.
Perhitungan Waktu Baku (Wb) didapat dari hasil perkalian antara Waktu Normal
ditambah hasil perkalian faktor kelonggaran dengan Waktu Normal. Karena faktor
kelonggarannya sebesar 45,5%, maka waktu bakunya adalah 5,67741 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode work sampling adalah suatu prosedur pengukuran waktu kerja
secara langsung dimana pengamatan dilakukan pada waktu tertentu yang
ditentukan secara acak atau random.
2. Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan
dengan melakukan kunjungan – kunjungan pada waktu tertentu yang
ditentukan secara acak.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penulisan laporan ini adalah pada saat
pengambilan data menurut tabel acak dibutuhkan ketepatan dan ketelitian dalam
membaca waktu pengambilan data agar hasilnya optimal, proses pengambilan data
sebaiknya dilakukan dalam beberapa hari yang berbeda agar sebaran datanya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Maharani Suyono, S. M. (n.d.). Analisis dan Pengukuran Kerja : Faktor


Kelonggaran. Bandung : Universitas Widyatama.
Annisa Maharani Suyono, S. M. (n.d.). Analisis dan Pengukuran Kerja : Pengukuran
Waktu Langsung . Bandung : Universitas Widyatama.
Asrofi, I. (2021, December 12). Universitas Islam Nadhlatul Ulama Jepara . Retrieved
from Eprints Unisnu :
https://eprints.itn.ac.id/4681/3/Bab%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf
Rachman, T. (2013). PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK
MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI
KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA. Jurnal Inovisi, 49-52.
Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis Untuk
Peningkatan Produktifitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai