Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 25 Februari 2016

Keterkaitan Gejala Pusing dengan Hipertensi dan Istirahat sebelum


Pengukuran Tekanan Darah pada Klien dengan Hipertensi
Oleh Hanifa Febsayana Khoirunnisa* 1406568910
*Mahasiswa FIK UI S1 Reguler 2014, email: hanifa.f@ui.ac.id
Hipertensi atau tekanan darah tinggi ditentukan dengan adanya kenaikan tekanan
darah arteri. Tekanan darah sistolik berkisar 140 atau lebih atau tekanan darah diastolik
berkisar 90 atau lebih mengindikasi terjadinya hipertensi. Umumnya, orang dengan
hipertensi tidak memiliki tanda dan gejala yang nampak, meskipun hasil pengukuran
dari tekan darhnya sudah melebihi normal. Beberapa orang dengan hipertensi
mengalami sakit kepala, sesak, atau mimisan, namun tanda dan gejala tersebut belum
spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai tekanan darah penderita mencapai tingkat
yang serius dan membahayakan. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, tulisan ini
akan menguraikan tentang keterkaitan gejala pusing pada hipertensi dan dilakukannya
pengukuran setelah klien dengan hipertensi beristirahat selama 5 menit.
Gejala seperti pusing atau sakit kepala umumnya dirasakan pada penderita
hipertensi. Meski demikian, gejala tersebut bukan merupakan indikasi pasti terjadinya
hipertensi. Gejala pusing maupun sakit kepala juga dapat dialami oleh orang yang tidak
menderita hipertensi. Dari penelitian yang dilakukan (American Heart Association,
2014), dengan mengukur tekanan nadi pada beberapa orang ditemukan bahwa orang
dengan tekanan nadi lebih hanya sedikit yang mengalami sakit kepala atau pusing.
Selain itu, tekanan nadi meningkat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
Apabila pembuluh darah kaku, maka saraf yang tidak bekerja sebagai mana mestinya
sehingga seseorang kemungkinan tidak akan merasa nyeri.
Namun, gejala sakit kepala atau pusing juga tidak diabaikan bila seseorang
memiliki riwayat hipertensi. Meskipun pusing tidak disebabkan oleh hipertensi, pusing
dapat disebabkan oleh efek samping dari medikasi hipertensi (American Heart
Association, 2014). Pusing yang terjadi secara tiba-tiba, diikuti dengan kehilangan
keseimbangan dan kesulitan dalam berjalan dapat menjadi indikasi gejala stroke. Hal
tersebut dikarenakan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko dari stroke.
Untuk memastikan apabila seseorang mengalami hipertensi, maka secara rutin
dapat melakukan pengukuran tekanan darah dan memeriksakan diri ke dokter. Orang
1

Universitas Indonesia

dengan hipertensi umumnya akan diminta untuk melakukan pengukuran tekanan darah
secara berkala. Selain itu, saat pengukuran tekanan darah penderita hipertensi umumnya
diminta untuk beristirahat selama 5 menit. Tujuan dari istirahat tersebut yakni untuk
menurunkan tekanan darah dari aktivitas jantung. Pengukuran dilakukan lebih dari satu
kali untuk membandingkan hasil pengukuran. Lalu, pengukuran juga dilakukan dalam
posisi duduk dan berdiri untuk pemeriksaan awal. Pengukuran secara berkala dengan
menggunakan peralatan yang tepat dapat memberikan hasil pemeriksaan keadaan
vaskuler dan lingkup masalah (Doengoes, Moorhouse & Murr, 2010).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah melebihi normal. Adapun
orang dengan hipertensi cenderung mengalami sakit kepala, sesak, atau mimisan. Meski
demikian, gejala seperti pusing atau sakit kepala belum dapat memastikan seseorang
mengalami hipertensi. Untuk memastikan apabila seseorang mengalami hipertensi,
dapat dilakukan pengukuran secara berkala dan rutin. Sebelum dilakukan pengukuran
tekanan darah, penderita hipertensi akan diminta untuk beristirahat selamat 5 menit
untuk menurunkan tekanan darahnya. Selain itu, pengukuran juga dilakukan beberapa
kali serta dalam posisi duduk dan berdiri untuk membandingkan hasil pengukuran guna
mengidentifikasi masalah lebih lanjut.

Referensi:
American Heart Association. (2014). What are the symptomps of high blood pressure?.
[artikel
website].
Diakses
dari
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/SymptomsDia
gnosisMonitoringofHighBloodPressure/What-are-the-Symptoms-of-High-BloodPressure_UCM_301871_Article.jsp#.Vs-NG_l97IV (tanggal 25 Februari 2016,
pukul 23.40 WIB).
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F. & Murr, A.C. (2010). Nursing Care Plans:
Guidelines for Individualizing Client Care Across the Life Span. Philadelphia, PA:
F.A. Davis Company.
White, L., Duncan, G. & Baumle, W. (2013). Medical-surgical nursing: An integrated
approach, 3r d ed. New York: Delmar.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai