Bab Vi
Bab Vi
PEMBAHASAN
6.1. PEMBAHASAN
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum dilakukan teknik front effleurage sebagian
besar lansia mengalami tekanan darah hipertensi normal tinggi dan beberapa lansia
mengalami hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II pada penderita hipertensi di Panti
tekanan darah sistolik >130 dan diastolik >85 mmHg yang dialami seseorang (NHLBI,
2013).
Lansia yang mengalami hipertensi normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi
derajat II sebelum dilakukan teknik front effleurage dikarenakan kurang nya informasi
tentang manfaat teknik front effleurage untuk menurunkan tekanan darah sehingga
mengurangi lansia untuk melakukannya. Faktor risiko penyebab meningkatnya tekanan darah
seperti usia, stres, berat badan dan keturunan. Kejadian hipertensi normal tinggi sebelum
dilakukan teknik front effleurage disebabkan oleh faktor usia antara 45-75 tahun (lansia
akhir), sesuai penjelasan Kumar (2015), menjelaskan seseorang yang berisiko menderita
hipertensi adalah usia diatas 45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul sekitar 40
walaupun dapat terjadi pada usia muda. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa
semua orang berisiko mengalami tekanan darah tinggi apabila tidak menerapkan pola hidup
sehat seperti mengonsumsi makanan asin dan kurang melakukan olahraga dimana lansia tidak
Menurut Triyanto (2014), faktor lain yang dapat meningkatkan tekanan darah yaitu:
konsumsi kopi dan merokok, sesuai data didapatkan lansia memiliki kebiasaan minum kopi
sesuai penjelasan Dounglas (2011), mengonsumsi kopi yang berlebihan bisa menyebabkan
stres sehingga meningkatkan tekanan darah. Hasil data didapatkan lansia merokok sesuai
penjelasan Triyanto (2014), rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
darah. Rokok akan mengakibatkan vaokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di
Berdasarkan hasil penelitian maka tindakan menurunkan tekanan darah yang mudah
dilakukan lansia yang mengalami hipertensi normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi
derajat II yaitu dilakukan teknik front effleurage. Menurut Widyastuti (2014) teknik front
effleurage yaitu membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh. Treament teknik front
effleurage akan mempengaruhi kontraksi dindig kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi
atau melebarnya pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah getah bening. Aliran oksigen
hampir seluruh lansia mengalami penurunan tekanan darah menjadi normal pada penderita
hipertensi di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang. Tekanan darah normal diketahui dari
tekanna darah sistolik antara 120-130 mmHg dan diastolik antara 80-85 mmHg yang dialami
Lansia yang mengalami tekanan darah normal sesudah dilakukan teknik front
effleurage untuk pengukuran ke 6 disebabkan lansia rutin selama 3 hari dilakukan teknik
front effleurage pagi dan sore berturut-turut 6 kali lansia yang mengalami tekanan darah
normal berhubungan dengan pengetahuan lansia tentang bahaya hipertensi bagi kesehatan
20 menit pagi dan sore (Priyonoadi, 2014). Lansia yang mengalami tekanan darah normal
setelah dilakukan teknik front effleurage mempunyai tujuan memperlancar peredaran darah,
cairan getah bening dan apabila dilakukan dengan tekanan yang lembut akan memberikan
efek
penenangan. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang signifikan menunjukan adanya
penurunan tekanan darah setelah diberikan teknik front effleurage teknik effleurage pada
penderita hipertensi di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang.Lancarnya aliran darah ini
karena pembuluh darah mengalami pelebaran (vasodilatasi) dan efek tenang yang diberikan
Berdasarkan analisa data dengan mengunakan uji t test didapatkan p value – (0,000)
<(0,005) sehingga H1 yang artiya ada pengaruh dilakuakn teknik front effleurage terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang, didapatkan lansia yang
mengalami hipertensi normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II terdapat penurunan
tekanan darah menjadi normal dan hipertensi normal tinggi pada penderita hipertensi sesudah
Hasil penelitian didapatkan penurunan tekanan darah setiap pengukuran mulai ke -1 sampai
pengukuran ke-6, sesuai hasil penelitian didapatkan sebelum dilakukan teknik front effleurage seluruh
lansia yang mengalami hipertensi normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II, setelah
dilakukan teknik front effleurage hari pertema didapatkan hampir seluruh lansia mengalami hipertensi
normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II, pada hari kedua didapatkan sebagian besar
lansia mengalami hipertensi normal tinggi, hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II, pada hari ke
tiga setengah lansia mengalami tekanan darah normal, normal tinggi dan hipertensi derajat I, pada hari
ke empat setengah lansia mengalami tekanan darah normal, normal tinggi dan hipertensi derajat I,
pada hari kelima hampir seluruh lansia mengalami tekanan darah normal, normal tinggi dan hipertensi
derajat I, pada hari ke enam hampir seluruh lansia mengalami tekanan darah normal, normal tinggi
Teknik front effleurage dilakukan pemijatan pada daerah kaki untuk memperlancar peredaran
aliran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada lansia (Wahyuni, 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh hartati, dkk (2015)
membuktikan ada perbedaan pengaruh teknik front effleurage terhadap tekanan darah pada lansia
hipertensi dengan p value sebesar 0,001, didukung oleh penjelasan Priyonoadi (2014), mengemukan
bahwa teknik front effleurage mampu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak mengkaji kejadian stres dan kebiasaan