Disusun Oleh :
Gina Kamalia
12023
Disusun Oleh :
Gina Kamalia
12023
Nama
NIM
: Gina Kamalia
: 12023
Tanda Tangan
Tanggal
: Agustus 2015
NAMA
: GINA KAMALIA
NIM
: 12023
JUDUL
:GAMBARAN
PENGETAHUAN
IBU
TENTANG
DISETUJUI OLEH
Pembimbing
Pembimbing
Oleh
GINA KAMALIA
NIM : 12023
Mengesahkan,
Direktur Akademi Farmasi IKIFA
Penguji KTI :
Tanda tangan
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahhirobbilalamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi
Diare Anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan bulan Juni
2015 sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas,
dari perhatian, bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh
berarti bagi penulis. Dengan rasa tulus ikhlas dan dengan segala kerendahan hati
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
2.
3.
Ibu Nia Lisnawati, S.Si., Apt selaku dosen pembimbing II yang turut
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penlis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4.
Bapak dan Ibu dosen serta staf Akademi Farmasi IKIFA yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
5.
Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan
materil serta motivasi dan doanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....ii
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN....iv
KATA PENGANTAR ....v
ABSTRAK......vi
DAFTAR ISI.....vii
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR GAMBAR...x
DAFTAR LAMPIRAN...xi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah..2
1.3 Tujuan Penelitian...3
1.3.1 Tujuan Umum.3
1.3.2 Tujuan Khusus3
1.4 Manfaat Penelitian.3
1.4.1 Bagi Penulis3
1.4.2 Bagi Akademik...............3
1.4.3 Bagi Masyarakat.3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....4
2.1 Pengetahuan...4
2.1.1 Definisi Pengetahuan..4
2.2 Swamedikasi..6
2.2.1 Definisi Swamedikasi.6
2.2.2 Manfaat Swamedikasi.7
2.3 Diare...7
2.3.1 Pengertian Diare..7
2.3.2 Penyebab Penyakit Diare7
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Takaran Pemberian Oralit (1 jam pertama)...11
Tabel II.2 Takaran Pemberian Oralit (setiap habis buang air)...12
Tabel III.1 Definisi Operasional13
Tabel IV.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada
anak di perumahan Bekasi Timur Permai TambunSelatan.....17
Tabel IV.2 Obat-obat yang digunakan untuk swamedikasi...18
Tabel IV.3 Alasan ibu melakukan swamedikasi........20
Tabel IV.4 Sumber informasi swamedikasi...................21
Tabel IV.5 Tempat memperoleh obat....23
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1 grafik gambaran pengetahuan ibu18
Gambar IV.2 grafik obat yang digunakan untuk swamedikasi..19
Gambar IV.3 grafik alasan ibu melakukan swamedikasi...21
Gambar IV.4 grafik sumber informasi swamedikasi.22
Gambar IV.5 grafik tempat memperoleh obat...23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner.....26
Lampiran 2. Skoring......29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini, sudah semakin banyak beredar makanan-makanan instan
serta makanan yang tidak lagi berasal dari bahan makanan yang alami atau
asli, melainkan sudah banyak mengandung bahan makanan maupun bahan
tambahan makanan sintetik, yang penggunaannya dapat memberikan dampak
negatif pada kesehatan tubuh, terutama pada kesehatan pencernaan, salah
satu dampak yang diakibatkan adalah timbulnya penyakit diare.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan
volume, keenceran dan frekwensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti
lebih dari 3 kali dalam sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali dalam
sehari1. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan
kesakitan anak-anak di negara sedang berkembang. Diperkirakan sekitar
1000 juta kejadian diare tiap tahun menyerang anak balita dengan perkiraan
5 juta kematian setiap tahun. Sekitar 80 % kematian ini terjadi pada dua
tahun pertama kehidupan anak2. Data nasional Depkes menyebutkan setiap
tahunnya di Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare,
sejumlah (1-2%) penderita jika tidak tertangani akan jatuh kedalam dehidrasi
dan jika tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Balita di
wilayah puskesmas Ponorogo bagian utara termasuk yang paling banyak
menderita diare yaitu sebanyak 167 balita. Oleh karena itu, faktor
pengetahuan ibu tentang diare sangatlah penting.3
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya,
lingkungan, peran keluarga, dan ekonomi. Makanan atau jajanan yang sering
dikonsumsi anak sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran, yang
bersumber dari bahan tambahan pangan berupa pewarna tekstil, zat
pengawet, dan pemanis buatan. Pada umumnya murid sekolah tetap tergiur
untuk membeli jajanan tanpa menyadari bahayanya diantaranya adalah
diare.2
Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat
terutama antibiotik, selain itu bahan bahan pemanis buatan seperti sarbitol
dan monitol yang ada dalam permen karet serta produk produk bebas gula
lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak anak dan dewasa
muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, orang tua berperan besar
dalam menentukan penyebab anak terkena diare.4
Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan
sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak terpelihara
kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi ini
memiliki peranan sangat penting sebagai media penularan dan dominan
dalam siklus penularan penyakit diare. Maka jajanan yang kurang bersih
dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi terutama diare, batuk, pilek,
cacingan, mual, muntah, tifus. Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat
menimbulkan kekurangan energi dan protein, sehingga akan berdampak pada
tumbuh kembang anak yang tidak bisa optimal.5
Biasanya anak-anak mudah dan sering terkena diare, klasifikasi usia
anak yang dimaksudkan adalah antara usia 5-11 tahun menurut Depkes RI
(2009)6. Dikarenakan anak-anak senang sekali jajan sembarangan yang
tentunya makanan tersebut tidak terjamin kebersihan serta keamanan
makanannya sehingga anak tersebut mengalami diare. Anak usia sekolah
pada umumnya juga belum paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya
Oleh karena itu, alasan penulis melakukan penelitian mengenai
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu dalam menangani diare pada anak sebelum
mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.
Semakin banyak pengetahuan seorang ibu tentang swamedikasi diare
anak, diharapkan dapat menurunkan tingkat mortalitas anak akibat diare serta
dapat menigkatkan kwalitas hidup anak di daerah tempat dilakukannya
1.2.
penelitian.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di
lingkungan RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan
Bekasi.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi penulis :
Memberikan pengetahuan lebih bagi penulis tentang bagaimana
swamedikasi diare pada anak yang paling sering dilakukan di masyarakat
serta swamedikasi diare yang paling tepat.
1.4.2. Manfaat bagi akademik :
Sebagai referensi bacaan bagi mahasiswa serta memberikan
informasi kepada institut tentang bagaimana pengetahuan ibu mengenai
swamedikasi diare anak.
1.4.3. Manfaat bagi masyarakat :
Meningkatkan pengetahuan ibu di lingkungan Rw 012 perumahan
Bekasi Timur Permai tentang kesehatan pencernaan serta penyakit-penyakit
pada pencernaan, khususnya diare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan7
ahli
pendidikan,
membuat
klasifikasi
(taxonomy)
6. Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan
kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata:
pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.
SWAMEDIKASI
sendiri
atau
sakit.
Dasar
hokum
permenkes
yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul.
Swamedikasi secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun
juga berbahaya.5
2.3.
DIARE
2.3.1. Pengertian Diare9
Penyakit diare atau diarrhea adalah penyakit dimana penderita akan
mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebih.
2.3.2. Penyebab Penyakit Diare
f. Faktor psikologis rasa takut dan cemas juga dapat menjadi salah satu
penyebab dari penyakit ini.
g. Kurang gizi
2.3.3. Diare pada bayi dan anak-anak
1. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare3
Penyebab umum diare pada anak-anak adalah karena adanya
infeksi dalam tubuh, salah mengonsumsi makanan (makanan
kadaluwarsa), alergi terhadap jenis makanan tertentu dan keracunan.
Bila diare tidak terlalu parah dan anak masih mau minum
banyak air, tubuhnya tidak akan banyak kehilangan cairan. Namun
bila anak tidak mau minum dan sering muntah, pengganti cairan
mutlak diperlukan karena bila tidak ia akan terkena dehidrasi, bawa
segera ke rumah sakit jika diperlukan.
2. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Obat-obat Diare8
cairan dehidrasi oral, yang bisa disebut oralit merupakan salah satu pilihan
untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit,
sehingga dapat menggantikan elektrolit yang ikut hilang bersama cairan, jika oralit
tidak tersedia, sup atau air biasa cukup membantu untuk mencegah dehidrasi.
Selain memberikan cairan, ASI maupun makanan pengganti ASI harus tetap
diberikan agar anak tidak kekurangan gizi hingga pertumbuhannya terganggu.
Sebaliknya, larutan yang hiperosmoler karena kandungan gulanya tinggi jangan
diberikan. Misalnya the yang sangat manis, softdrink, atau minuman buah dalam
kaleng yang sangat manis.
Orang tua harus tahu tanda-tanda memburuknya diare. Bawa anak ke
fasilitas layanan kesehatan atau dokter, jika kondisi anak tidak membaik dalam tiga
hari atau buang air besar (BAB) cair bertambah sering, muntah berulang-ulang,
makan atau minum sedikit, demam dan tinja anak berdarah.
Untuk penyakit diare dan obatnya, saat ini pasien sering diberikan probiotik
yang dicampurkan dalam minuman atau makanan anak. Tujuan pemberian probiotik
adalah untuk memperbanyak bakteri baik sehingga dapat mempersingkat lamanya
diare.
Pemberian obat diare pada anak memang sebaiknya tidak boleh
sembarangan, karena dapat menimbulkan risiko efek samping yang cukup
berbahaya. Risiko tersebut dapat berupa mual, muntah bahkan yang cukup berat
timbul ileus paralitik (gangguan pada usus) yang dapat berakibat sangat fatal,
bahkan tidak jarang membutuhkan pembedahan.
Beri anak minum air putih sebanyak mungkin untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang. Karena saat anak diare semua cairan tubuh akan keluar bersama
kotoran yang ia keluarkan. Hal tersebut dapat membuat tubuh anak menjadi lemas
dan lesu. Selain dengan air putih juga dapat diberikan oralit untuk menghentikan
diare anak.
Jangan berikan anak makanan yang berserat, sebab mengkonsumsi makanan
yang lembek atau buah berserat justru akan membuat diare anak semakin parah.
Apabila anak menyukai buah, dapat diberikan buah salak karena buah salak dapat
membuat tinja anak menjadi tidak encer atau cair lagi.
Serta dapat juga diberikan yoghort karena yoghort banyak mengandung
bakteri baik yang dapat membantu menyehatkan pencernaan anak. Namun jangan
diberikan olahan susu lainnya selain yoghort karena dapat memperburuk keadaan
anak.
2.4.1.
dewasa
2,4 l dalam 12
gelas
gelas
gelas
Tabel II.2 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (setiap habis buang air)
umur < 1 tahun
1 - 4 tahun
5 - 12 tahun
dewasa
100 ml dalam 0,5 200 ml dalam 1 300 ml dalam 1,5 400 ml dalam 5
gelas
gelas
gelas
gelas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode survey deskriptif
kuantitatif yaitu dengan penelitian yang menjelaskan data dan karakteristik populasi
atau fenomena yang dipelajari : menjawab beberapa pertanyaan mengenai penyakit
diare. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
Definisi Operasional
Variable
Definisi
Dependen
Pengetahua
n
Alat Ukur
Operasional
Pengertian dan Kuesioner
ibu hal-hal
lain no : 1-10
tentang
yang berkaitan
diare
dengan
diare
yang diketahui
oleh ibu
No
1.
Variabel
Definisi
Alat
Independen Operasional
Tingkat
Jenjang
Pendidikan
Ukur
Kuesioner
Hasil Ukur
Nilai Ukur
1.
dikatakan Ordinal
baik
jika
persentase
80%
2.
dikatakan
cukup
jika
persentase 6079%
3.
dikatakan
kurang
jika
persentase
<60%
Hasil Ukur
Nilai Ukur
1. SD
Ordinal
Pendidikan
2. SMP
Responden
3. SMA
4.Perguruan
2.
Alasan
Alasan
ibu Kuesioner
melakukan
swamedikasi
no : 11
Tinggi
1. Hemat biaya
2. Keraguan
terhadap tenaga
Nominal
medis
3. Tempat
pelayanan
kesehatan yang
3.
Tempat
Tempat
Kuesioner
jauh
1. Apotek
pembelian
responden
no : 12
2. Toko obat
obat
mendapatkan
obat
4.
5.
3. Warung
untuk
Sumber
swamedikasi
Sumber
Kuesioner
1. Tetangga
informasi
informasi
no : 13
2. Keluarga
Obat
untuk
3. Teman
melakukan
4. Media sosial
swamedikasi
yang Obat
yang Kuesioner
digunakan
Nominal
digunkan
responden
no : 14
5. Lain-lain
1. Lacto B
Nominal
Nominal
2. Entrostop
3. Guanistrep
4. Oralit
5. Lodia
6. Lain-lain
3.4.
Populasi Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak di RW
012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Sampel pada penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak usia 5-11 tahun yang pernah melakukan
swamedikasi pada anaknya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah cluster random sampling dengan sampel sebesar 20%
dari jumlah RT di RW 012 yaitu sebanyak 5 RT dengan jumlah responden sebanyak
101 responden.
Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu yang tinggal di RT 18,19,20,21,22 di lingkungan RW 012 Bekasi
Timur Permai Tambun Selatan
b. Ibu yang pernah melakukan swamedikasi diare kepada anaknya
c. Memiliki anak usia 5-11 tahun
d. Bersedia untuk diwawancara
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak pernah
melakukan swamedikasi diare pada anaknya, ibu yang tidak memiliki anak
usia 5-11 tahun dan ibu yang tidak tinggal di wilayah RW 012 perumahan
Bekasi Timur Permai Tambun Selatan.
3.5.
yang
ditujukan
kepada
responden
adapun
pengambilan
atau
Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan
komputer dan adapun mekanisme pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data
yang diperoleh dari hasil kuesioner.
2. Scoring
scoring adalah suatu proses dimana data yang telah diperoleh dari jawaban
atau hasil kuesioner diberikan skor sebagai tolak ukur penilaian.
3. Entry
Entry adalah data yang telah diberikan skor dimasukan ke dalam alat
pengolah data (komputer) atau program pengelola data tertentu.
4. Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan data-data yang tidak cocok dengan
penelitian yang telah dilakukan sehingga siap untuk dilakukan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan perumahan Bekasi Timur Permai RW
012 Tambun Selatan, dengan responden yaitu semua ibu di lingkungan tersebut yang
memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi penanganan
diare pada anaknya. Data diperoleh dengan metode kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan mengenai pengetahuan dan 4 pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan
penunjang untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Kemudian jawaban yang diberikan oleh responden menjadi data pada
penelitian ini. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak, yaitu :
4.1.1. Pengetahuan Ibu Tentang Diare
Tabel IV.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak
perumahan Bekasi Timur Permai RW 012 Tambun Selatan
No.
Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
1.
Baik
62
61,38
2.
Cukup
36
35,64
3.
Kurang
2,97
Total
101
100
61.38%
60.00%
35.64%
40.00%
20.00%
2.97%
0.00%
BAIK
CUKUP
KURANG
KATEGORI
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui obat yang digunakan oleh ibu
untuk melakukan swamedikasi. Dengan data sebagai berikut :
Tabel IV.2 Obat-obat yang digunakan
No
Golongan Obat
Jumlah
Persentase (%)
1.
Adstringensia
21
12,35
2.
Adsorbensia
59
34,70
3.
Kemoterapeutika
4,72
4.
Penekan Peristaltik
13
7,64
5.
Elektrolit
41
24,12
6.
Probiotik
28
16,47
Total
170
100
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
34.70%
40.00%
24.12%
30.00%
16.47%
20.00% 12.35%
4.72%7.64%
10.00%
0.00%
Golongan Obat
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
alasan
ibu
melakukan
Alasan
Jumlah
Persentase (%)
1.
Hemat biaya
48
47,52
2.
22
21,78
31
30,70
medis
3.
Tempat pelayanan
kesehatan yang jauh.
Total
101
100
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui yang menjadi alasan
ibu melakukan swamedikasi, beberapa alasan tersebut adalah hemat biaya
sebanyak 48 responden (47,52%), keraguan terhadap tenaga medis sebanyak 22
responden (21,78%), tempat pelayanan kesehatan yang jauh sebanyak 31
responden (30,70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui yang menjadi
alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah karena hemat biaya yaitu
sebanyak 48 responden (47,52%) ini dikarenakan masyarakat di lingkungan
penelitian lebih memilih untuk berhemat dengan melakukan swamedikasi
daripada harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak jika harus pergi ke dokter.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
47.52%
21.78%
30.70%
Alasan Swamedikasi
No.
Jumlah
Persentase (%)
1.
Tetangga
30
29,70
2.
Keluarga
21
20,80
3.
Teman
30
29,70
4.
Media sosial
7,92
5.
Media cetak
12
11,88
Total
101
100
Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui lebih banyak ibu yang
mendapatkan informasi mengenai swamedikasi adalah bersumber dari teman yaitu
sebanyak 30 responden (29,70%) dan Tetangga sebanyak 30 responden (29,70%).
Adapula sumber informasi lainnya yaitu, keluarga sebanyak 21 responden (20,80%),
media sosial sebanyak 8 responden (7,92%) dan terakhir media cetak sebanyak 12
responden (11,88%). Jadi rata-rata para ibu mendapatkan sumber informasi untuk
melakukan swamedikasi adalah berasal dari Tetangga dan teman, karena teman dan
tetangga adalah orang terdekat yang biasanya adalah tempat berbagi cerita serta
berbagi informasi.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
29.70%
40.00% 29.70%
20.80%
30.00%
7.92% 11.88%
20.00%
10.00%
0.00%
Sumber Informasi
Tempat memperoleh
Obat
Jumlah
Persentase (%)
1.
Apotek
35
34,65
2.
Toko Obat
41
40,60
Warung
25
24,75
Total
101
100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa semua ibu yang pernah
melakukan swamedikasi diare pada anak lebih banyak memperoleh obat dari
toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%), lainnya memperoleh obat dari
apotek yaitu sebanyak 35 responden (34,65%) dan juga warung yaitu sebanyak
25 responden (24,75%).
Jadi rata-rata ibu di lingkungan RW 012 lebih banyak memilih toko obat
sebagai tempat untuk mendapatkan obat untuk swamedikasi kemungkinan
dikarenakan tempatnya yang lebih dekat dan harga obat yang cenderung lebih
murah dibandingkan dengan membeli obat di apotek, akan tetapi meskipun lebih
murah, kualitas dan keaslian obat tetap terjamin jika dibandingkan dengan
membeli obat di warung.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
34.65%
40.60%
24.75%
Apotek
Toko Obat
Warung
DAFTAR PUSTAKA
1.
10. S.sulaksono
(2013).
Cara
khasiat
manfaat.from
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/probiotik-dan-manfaatnya-bagikesehatan.html
11. Wikipedia(2013).oralit.from http://id.wikipedia.org/wiki/oralit
12. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media
komputindo,jakarta
I.
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Responden
1. Nama
:
2. Umur ibu
:
3. Umur anak :
4. Alamat
:
5. Pendidikan terakhir ibu
a. Tidak tamat SD
b. SD/sederajat
c. SMP/sederajat
d. SMA/sederajat
e. Perguruan tinggi/sederajat
Seorang anak dikatakan diare apabila ?
a. Buang air besar 2 kali sehari feses tidak encer
b. Buang air besar encer terus menerus lebih dari 3 kali sehari
Salah satu tindakan penanganan diare adalah ?
a. Memberikan makanan lunak atau buah berserat tinggi
b. Memberikan larutan pengganticairan tubuh (oralit)
Salah satu tanda anak mengalami dehidrasi adalah ?
a. Berat badan anak naik
b. Mata cekung tidak berair serta mulut kering
Takaran pemberian oralit yang tepat untuk mengatasi diare anak adalah ?
a. 400 ml dalam 5 gelas
b. 300 ml dalam 1,5 gelas
Apakah tindakan pertama kali yang harus dilakukan disaat anak mengalami
dehidrasi ?
a. Didiamkan saja
b. Memberikan oralit
6. Salah satu penyebab diare pada anak adalah ?
a. Minum air yang telah masak/matang
b. Mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih
7. Di bawah ini merupakan makanan yang harus dihindari oleh penderita diare
adalah ?
a. Nasi, pisang dan sereal
b. Makanan berserat (sayur-sayuran)
8. Manakah yang merupakan gejala awal diare ?
a. Anak mengalami demam dan flu
b. Buang air besar menjadi lebih sering dan feses makin cair
9. Hal apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah diare ?
a. Mengkonsumsi makanan yang belum matang
b. Menjaga kebersihan makanan
10. Cara membuat larutan LGG sendiri adalah ?
a. 2 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dan segelas air (200ml)
b. 1 sendok teh gula, sendok teh garam dan segelas air (200ml)
11. Apakah yang menjadi alasan ibu melakukan swamedikasi atau pengobatan
sendiri ?
a. Hemat biaya
b. Keraguan terhadap tenaga medis
c. Tempat pelayanan kesehatan yang jauh
12. Dimanakah tempat ibu bisa mendapatkan obat untuk pengobatan sendiri ?
a. Apotek
b. Toko obat
c. Warung
13. Dari manakah sumber informasi yang ibu dapatkan ?
a. Tetangga
b. Keluarga
c. Teman
d. Media sosial
e. Media cetak
14. Obat apa yang ibu gunakan untuk mengatasi diare pada anak ? (boleh lebih
dari satu)
SKORING
Pengetahuan
No
Pertanyaan
Jawaban
Skoring
Nilai yang
diharapkan
1.
Seorang
anak
dikatakan
diare
apabila
menerus
2.
kali
tindakan
penanganan diare
Salah
satu
adalah
Salah satu tanda
anak
mengalami
dehidrasi adalah
>3
sehari
a.memberikan
0
1
4.
Takaran pemberian
oralit yang tepat
untuk
mengatasi
adalah
Apakah
tindakan
dilakukan
disaat
anak
a.didiamkan saja
0
b.memberikan oralit
1
1
mengalami
6.
1
1
dehidrasi
Salah
satu
penyebab
diare
telah masak/matang
1
dan
Di
bawah
ini
merupakan
makanan
8.
bersih
a.nasi, pisang dan
harus
dihindari
oleh
penderita
diare adalah
Manakah
yang
merupakan gejala
awal diare
a.anak
10.
mengalami
dan
dapat
dilakukan
makanan
untuk
mencegah
belum matang
diare
Cara
larutan
sendiri
1
1
lebih
9.
sereal
yang
yang
membuat
kebersihan makanan
a.2 sendok teh gula,
LGG
1
1
0
1
b.menjaga
dan
air
1
0
(200ml)
b.1 sendok teh gula,
sendok teh garam
dan
segelas
air
(200ml)
Jumlah total scoring
10