Rumus Lengkap Fisika SMA 10,11,12
Rumus Lengkap Fisika SMA 10,11,12
FISIKA SMA
http://pak-anang.blogspot.com
Simbol
Dimensi
satuan
meter
kilogram
sekon
kelvin
candela
ampere
mole
m
kg
s
K
cd
A
mol
[L]
[M]
[T]
[]
[J]
[I]
[N]
VEKTOR
Komponen vektor arah sumbu-x
vx = v cos
Komponen vektor arah sumbu-y
vy = v sin
Besar resultan
v = v x + v y + 2v x v y cos
2
y
vx
vx
Keterangan:
vx = vektor pada sumbu x
vy = vektor pada sumbu y
v = resultan dari dua vektor
= sudut antara vx dan vy
vr =
s
t
vt = lim
t 0
s
t
Kecepatan rata-rata ( vr )
vr =
s
t
http://pak-anang.blogspot.com
Kecepatan sesaat ( vt )
s
t 0 t
vt = lim
Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
s = perubahan jarak benda (m)
t = waktu (s)
t = selang waktu (s)
ar =
v
t
v
a = lim
t t 0 t
Percepatan rata-rata ( ar )
v v2 v1
=
t
t2 t1
Percepatan sesaat ( at )
v
at = lim
t 0 t
ar =
Keterangan:
ar = perlajuan rata-rata (m/s2)
at = perlajuan sesaat (m/s2)
v = perubahan kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu atau selang waktu (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan kedua benda (m/s)
http://pak-anang.blogspot.com
vt 2 =
v0 2 + 2a . st
Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan awal benda (m)
vt = kecepatan benda saat t (m/s)
vo = kecepatan benda awal (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
t = waktu yang diperlukan (s)
v0
g
http://pak-anang.blogspot.com
v02
2g
Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan awal benda (m)
vt = v = kecepatan benda saat t (m/s)
v0 = kecepatan benda awal (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
a =
F
m
F = m.a
Hukum III Newton
Faksi = Freaksi
Gaya berat (w)
W = m .g
Keterangan:
F = gaya yang berlaku pada benda (N atau kg m/s2)
W = gaya berat pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada benda (N atau kg m/s2)
Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N atau kg m/s2)
Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N atau kg m/s2)
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetik (N)
s = koefisien gesek statis
KATROL TETAP
Percepatan (a)
WB WA
m A + mB
a=
Tegangan (T)
2m A
.WB dengan WB = mB g
m A + mB
2 mB
T=
.WA dengan WA = mA g
m A + mB
T=
Keterangan:
WA = gaya berat pada benda A (N)
WB = gaya berat pada benda B (N)
a = percepatan benda (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
GERAK PARABOLA
g. t2 t =
2h
g
vy2 = 2 g h vy = 2 gh
Kecepatan benda saat dilempar
v=
v0 + 2 gh
Keterangan:
x = jarak jangkauan benda yang dilempar dari menara (m)
vox = kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
vy = kecepatan benda pada sumbu y (m/s)
http://pak-anang.blogspot.com
v0 y
g
v0 sin
=
g
2h
g
v02
sin 2
2g
2v0 y
g
2v0 sin
2h
=2
g
g
v02
sin 2
g
v2
v02
sin 2 , 0 sin 2 )
g
2g
hmaks 1
= tan
xmaks 4
Keterangan:
tmaks = waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (s)
tterjauh = waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh (s)
v0y = kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
h = tinggi (m)
hmaks = tinggi maksimum (m)
xmaks = jarak terjauh (m)
= sudut elevasi
1
T
Periode (T)
T=
1
f
http://pak-anang.blogspot.com
Laju/kecepatan anguler ( )
2
= 2 f
T
v2
= 2R
R
v2
= m 2 R
R
Keterangan:
s = lintasan busur (rad.m)
= jarak benda pada lintasan (rad)
R = jari-jari lintasan (m)
f = frekuensi (Hezt)
T = periode (s)
v = laju/kecepatan linear (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
asp = percepatan sentripetal (m/s2)
Fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (m)
a = percepatan linear (m/s2)
1 R2
=
v1 = v2
2 R1
1 = 2
v2 R1
=
v1 R2
Keterangan:
1 = kecepatan sudut poros pertama (rad/s)
2 = kecepatan sudut poros kedua (rad/s)
v1 = kecepatan linear poros pertama (m/s)
v2 = kecepatan linear poros kedua (m/s)
R1 = jari-jari poros pertama (m)
R2 = jari-jari poros kedua (m)
http://pak-anang.blogspot.com
GAYA GRAVITASI
Gaya gravitasi (F)
F= G
mM
R2
M
R2
Keterangan:
F = gaya gravitasi (N)
m = massa benda (kg)
M = massa bumi (kg)
R = jarak massa bumi dan massa benda (m)
G = tetapan gravitasi umum = 6,673 10-11 Nm2 . kg-2
1
m v2
2
1
m (v2 2 v12)
2
1
m.v2
2
http://pak-anang.blogspot.com
E
W
F .s
=
=
= F. v
t
t
t
Keterangan:
P = daya (J/s atau watt (W))
E = perubahan energi (J)
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = jarak (m)
v = kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu (s)
http://pak-anang.blogspot.com
v1, v2,
v1 v2
1
1
1
1
m1.v12 + m2 .v22 = m1.v1'2 + m2 .v2'2
2
2
2
2
Keterangan:
Ek = energi kinetik sebelum tumbukan (J)
Ek = energi kinetik sesudah tumbukan (J)
p = momentum sebelum tumbukan (kg m/s)
p = momentum sesudah tumbukan (kg m/s)
m1 = massa benda 1 sebelum tumbukan (kg)
m2 = massa benda 2 sebelum tumbukan (kg)
m1 = massa benda 1 sesudah tumbukan (kg)
m2 = massa benda 2 sesudah tumbukan (kg)
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1 = kecepatan benda 1 sesudah tumbukan (m/s)
v2 = kecepatan benda 2 sesudah tumbukan (m/s)
e = koefisien restitusi
Tumbukan lenting sempurana
e=1
v = v
p = p
Ek = Ek
Tumbukan lenting sebagian
0<e<1
v v
p = p
Ek > Ek
Tumbukan tidak lenting sama sekali
e=0
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v
Keterangan:
v = kecepatan benda setelah tumbukan (m/s)
Prinsip kerja roket sebelum mesin dihidupkan
p = m v = (m1 + m2) v = 0 karena v = 0
Prinsip kerja roket sesudah mesin dihidupkan
p = m1v1 + m2v2
Keterangan:
v = kecepatan benda sebelum mesin dihidupkan (m/s)
v = kecepatan benda sesudah mesin dihidupkan (m/s)
http://pak-anang.blogspot.com
ELASTISITAS
Tegangan ()
F
A
Keterangan:
= tegangan (N.m-2)
F = gaya (N)
A = luas penampang benda (m2)
Regangan ()
=
L
L0
Keterangan:
= regangan (m)
L = perubahan panjang benda (m)
L0 = panjang awal benda (m)
Modulus Young (Y)
Y=/=
F L
A L0
Hukum Hooke
F = k. x
Energi potensial pegas (Ep)
Ep =
1
k (x)
2
Keterangan:
F = gaya pada pegas (N)
Ep = energi potensial pegas (J)
k = konstanta pegas
x = perubahan panjang pegas (m)
m
V
http://pak-anang.blogspot.com
F
A
PA = PB = PC = P0 + .g .h
Keterangan:
PA = tekanan hidrostatis di titik A (pascal (pa) atau N/m2)
PB = tekanan hidrostatis di titik B (pascal (pa))
Pc = tekanan hidrostatis di titik C (pascal (pa))
P0 = tekanan udara luar (pascal (pa))
1 atm = 1,01 x 105 pa
Hukum Pascal
P1 = P2
F1 F2
=
A1 A2
Keterangan:
P1 = tekanan hidrostatis di daerah 1 (pa)
P2 = tekanan hidrostatis di daerah 2 (pa)
F1 = gaya permukaan daerah 1 (N)
F2 = gaya permukaan daerah 2 (N)
A1 = luas permukaan penampang 1 (m2)
A2 = luas permukaan penampang 2 (m2)
Hukum Archimedes
FA = f .g.V f
Keterangan:
FA = gaya archimedes (N)
f = massa jenis cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vf = volume benda yang tercelup (m3)
http://pak-anang.blogspot.com
Tegangan permukaan ()
=
F
l
Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
l = panjang (m)
Sudut kontak pada meniskus cekung:
Fadhesi > Fkohesi dan sudut kontak < 90 (runcing)
Sudut kontak pada meniskus cembung:
Fadhesi < Fkohesi dan sudut kontak > 90 (tumpul)
Kapilaritas
y=
2 cos
.g.r
Keterangan:
y = tinggi cairan dalam pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
= massa jenis cairan (kg/m3)
= sudut kontak
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
Viskositas (f)
f = rv
Keterangan:
f = gaya geser oleh fluida terhadap bola (N)
= koefisien viskositas
r = jari-jari bola (m)
v = kecepatan bola dalam fluida (m/s)
FLUIDA BERGERAK
Debit fluida (Q)
Q =
V
= Av
t
Keterangan:
Q = debit fluida (m3/s)
V = volume fluida (m3)
t = waktu fluida mengalir (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Persamaan kontinuitas
A.v = konstan
A1.v1 = A2.v2
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
A1 = luas penampang di daerah 1 (m2)
A2 = luas penampang di daerah 2 (m2)
v1 = kecepatan fluida di daerah 1 (m/s)
v2 = kecepatan fluida di daerah 2 (m/s)
Hukum Bernoulli
P + .g.h + .v2 = konstan
P1 + .g.h1 + .v12 = P2 + .g.h2 + .v22
Keterangan:
P1 = tekanan fluida di daerah 1 (pa)
P2 = tekanan fluida di daerah 2 (pa)
h1 = tinggi pada daerah 1 (m)
h2 = tinggi pada daerah 2 (m)
v1 = kecepatan fluida pada daerah 1 (m/s)
v2 = kecepatan fluida pada daerah 2 (m/s)
Kecepatan fluida pada tabung venturi
v1 =
2 gh
2
A1
1
A2
Keterangan:
v1 = kecepatan fluida yang masuk ke tabung venturi (m/s)
A1 = luas penampang pada bagian 1 (m2)
A2 = luas penampang pada bagian 2 (m2)
h = selisih tinggi fluida pada tabung venturi (m)
Kecepatan fluida pada tabung pitot:
v=
2 g .h. '
Keterangan:
v = kecepatan fluida pada tabung pitot (m/s)
h = selisih tinggi fluida (m)
= massa jenis fluida (kg/m3)
= massa jenis fluida di dalam cairan manometer (kg/m3)
F1 F2 =
1
A (v22 v12 )
2
Keterangan:
F1 = gaya angkat di bawah sayap (N)
F2 = gaya angkat di atas sayap (N)
= massa jenis fluida (udara) (kg/m3)
v1 = kecepatan fluida di bawah sayap (m/s)
v2 = kecepatan fluida di atas sayap (m/s)
http://pak-anang.blogspot.com
GERAK TRANSLASI
Persamaan posisi r atau vektor posisi r:
r = xi+yj
Vektor perpindahan (r):
r = x i +y j dengan x = x2 x1 dan
y = y2 y1
Vektor kecepatan ( v ):
v = lim
t 0
dr
dy
r
dx
=
=
i+
j = vx i + v y j
t
dt
dt
dt
vy
vx
Vektor percepatan ( a ):
dv y
v dv dv x
=
=
i+
j = ax i + a y j
t 0 t
dt
dt
dt
a = lim
ay
ax
a=
dv
v = adt = a.t + v0
dt
v=
1
dr
r = v dt = (a.t + v0 )dt = a.t 2 + v0 .t + r0
dt
2
Keterangan:
r0 = jarak awal kedudukan benda (m)
r = perpindahan benda (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan setelah t (m/s)
a = percepatan gerak benda (m/s2)
t = waktu (s)
GERAK ROTASI
Kecepatan sudut rata-rata ( r )
r = tan =
t
Kecepatan sudut sesaat ( ):
= lim
t 0
d
=
t dt
r =
d d 2
= 2
t 0 dt
dt
= lim
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
r = kecepatan sudut atau anguler rata-rata (rad/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
r = percepatan sudut rata-rata (rad/s2)
= percepatan sudut (rad/s)
= sudut elevasi
= perubahan jarak benda pada lintasan (rad)
= perubahan kecepatan sudut benda (rad/s)
t = perubahan waktu (s)
Kecepatan sudut ( ):
= .t + 0
Jarak ():
= 2 t + 0 t + 0
Kecepatan linear (v):
v = R
Percepatan linear (a):
a=R
Keterangan:
0 = kedudukan awal benda (rad)
0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
R = jari-jari lintasan (m)
Momen gaya ( ):
= R F = R .F sin
Momen inersia (I):
I = m R2
Momentum sudut ( L ):
L = m R2 = I .
Hubungan momen gaya dan percepatan sudut:
= I. S
Energi kinetik gerak rotasi (Ek)
Ek = m . v 2 = m.R2 2 = I. 2
Keterangan:
= momen gaya (Nm)
R = jari-jari lintasan (m)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
= sudut elevasi
I = momen inersia (kg m2)
L = momentum sudut (kg m/s2)
S = panjang lintasan (rad)
Ek = energi kinetik gerak rotasi (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)
Hukum kekekalan momentum anguler/sudut:
I . = konstan
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
I1 = momen inersia awal benda 1 (kg m2)
I2 = momen inersia awal benda 2 (kg m2)
1 = kecepatan sudut awal benda 1 (rad/s)
2 = kecepatan sudut awal benda 2 (rad/s)
1 = kecepatan sudut akhir benda 1 (rad/s)
2 = kecepatan sudut akhir benda 2 (rad/s)
x0 =
y0 =
yi
.xi
Ry
F .y
xi
Rx
, dengan Ry = Fyi
, dengan Rx = Fxi
x0 =
w .x
w
dan y0 =
w .y
w
Keterangan:
Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N)
Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N)
l
g
1
1
=
T
2
g
l
Fase getaran ():
= Tt
Sudut fase ():
= 2 Tt
f =
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
T = periode getaran (s)
f = frekuensi getaran (s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
l = panjang tali bandul (m)
= fase getaran
t = waktu getaran (s)
GETARAN PEGAS
Gaya pada pegas (F)
F=ky
Konstanta pegas (k)
k = m 2
Periode pegas (T)
T = 2
m
k
1
2
k
m
Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
m = massa benda (kg)
= kecepatan sudut (rad/s)
GERAK HARMONIS
Persamaan simpangan gerak harmonis:
y = A sin(
Fase ( )
2t
+ 0 ) = A sin(t + 0 )
T
t
T
v=
dy
= A cos ( t + 0 ) atau
dt
v = A2 y 2
Persamaan percepatan gerak harmonis:
dv
= - A 2 sin ( t + 0 ) atau
dt
a = 2. . y
a =
http://pak-anang.blogspot.com
GELOMBANG
Cepat rambat gelombang (v)
v=
= f .
Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hezt)
T = periode (s)
Pembiasan gelombang
sin i v1 n2
=
=
sin r v2 n1
Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
Indeks bias suatu medium
n=
c 0 sin i
=
=
v sin r
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
c = cepat rambat gelombang dalam ruang hampa udara (m/s)
v = cepat rambat gelombang dalam medium (m/s)
0 = panjang gelombang dalam ruang hampa (m)
= panjang gelombang dalam medium (m)
Jarak simpul ke perut (s p)
sp =
Keterangan:
s p = jarak simpul ke perut gelombang (m)
= panjang gelombang (m)
P
P
I1 R22
=
dan
= 2 dengan I1 =
I 2 R1
AL1 4R12
I2 =
P
P
=
AL2 4R22
Keterangan:
I1 = intensitas bunyi pertama (W/m2)
I2 = intensitas bunyi kedua (W/m2)
R1 = jarak sumber bunyi pertama dengan pendengar (m)
R2 = jarak sumber bunyi kedua dengan pendengar (m)
Taraf intensitas bunyi (TI)
TI = 10 log
I
I0
Keterangan:
TI = taraf intensitas bunyi (desibel atau dB)
I0 = intensitas bunyi sebuah benda (W/m2)
I = intensitas bunyi sejumlah benda (W/m2)
Frekuensi layangan (f)
f = f1 f2
Keterangan:
f1 = frekuensi gelombang pertama (Hezt atau Hz)
f2 = frekuensi gelombang kedua (Hz)
Efek Doppler
fp =
v vp
v vs
fs
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
fp = frekuensi yang terdengar oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = kecepatan bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s) positif jika pendengar mendekati sumber bunyi
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s) positif jika sumber bunyi menjauhi pendengar
GELOMBANG MEKANIS
Simpangan pada gelombang berjalan
x
v
y = A sin 2 f (t )
Simpangan gelombang stasioner dari getaran dawai
y = 2A sin
2x
cos 2 f t
Keterangan:
x = jarak tiap titik (m)
v = kecepatan gelombang (m/s)
A = amplitudo (m)
= panjang gelombang (m)
Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai (hukum Marsene)
v=
Keterangan:
F = gaya tegangan dawai (N)
= massa tali per satuan panjang (kg/m)
v = kecepatan gelombang (m/s)
Daya yang dirambatkan oleh gelombang
P=
E 2m 2 f 2 A2
=
= 2v 2 f 2 A2
t
t
Intensitas gelombang:
I=
P 2 v 2 A2
=
= 2 v 2 f 2 A2
AL
AL
Keterangan:
P = daya yang dirambatkan gelombang (watt)
E = energi yang dirambatkan gelombang (J)
= massa jenis tali (kg/m3)
A = amplitudo (m)
AL = luas penampang (m2)
I = intensitas gelombang (W/m2)
http://pak-anang.blogspot.com
SUHU
Perbandingan skala antara termometer X dengan termometer Y:
X X 0 Y Y0
=
X t X 0 Yt Y0
Keterangan:
X = suhu yang ditunjukkan termometer x
X0 = titik tetap bawah termometer x
Xt = titik tetap atas termometer x
Y = suhu yang ditunjukkan termometer y
Y0 = titik tetap bawah termometer y
Yt = titik tetap atas termometer y
Muai panjang
L
Lt = L0(1 + . t)
L0 .t
Keterangan:
= koefisien muai panjang (K-1)
L = Lt L0 = perubahan panjang (m)
t = perubahan suhu (K)
Muai luas
A
= 2 At=A ( 1 + . t)
A0 .t
Keterangan:
= koefisien muai luas (K-1) = 2
A =At A0 = perubahan luas (m2)
t = perubahan suhu (K)
Muai volume
V
Vt = V ( 1 + . t)
V0 .t
Keterangan:
= koefisien muai volume (K-1) = 3
V = Vt V0 = perubahan volume (m3)
t = perubahan suhu (K)
Kalor jenis (c)
c=
Q
m.T
Keterangan:
c = kalor jenis (J . kg-1 . K-1)
T = perubahan suhu (K)
Q = kalor (J)
http://pak-anang.blogspot.com
Q
= m.c
T
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/T)
Azaz Black
Qlepas = Qterima
Kalor lebur/beku
Lf =
Q
m
Keterangan:
Lf = kalor lebur/beku (J.kg-1)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
Kalor uap/didih
Lu =
Q
m
Keterangan:
Lu = kalor uap/didih (J.Kg-1)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
PERPINDAHAN KALOR
Besarnya kalor pada peristiwa konduksi:
H = k.A.T/
Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
k = koefisien konduksi termal (J s-1m-1K-1)
= panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m2)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)
Besarnya kalor pada peristiwa konveksi:
H = h.A.T
Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
h = koefisien konduksi termal (J s-1m-2K-1)
A= luas penampang medium (m2)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)
http://pak-anang.blogspot.com
p=
3 pV
2N
.Ek Ek =
2N
3V
Keterangan:
p = tekanan gas (pa)
Ek = energi kinetik gas (joule)
N = jumlah gas
V = volume (m3)
Hukum Boyle:
p.V = konstan
Hukum Gay Lussac:
V = K .T
Hukum Boyle-Gay Lussac
p .V = K .T
atau
p .V = N . k . T
Persamaan gas ideal:
p .V = n . R . T
dengan
N
=n
N0
Keterangan:
K = konstanta
p = tekanan (pa atau N/m2)
T = suhu (K)
V = volume (m3)
N0 = bilangan Avogadro = 6,025.1026 k mol-1
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
k = tetapan Boltzman = 1,38.10-23 JK-1
n = jumlah zat (mol)
http://pak-anang.blogspot.com
Ek =
3
2
kT T =
Ek
2
3k
3
NkT
2
3
NkT
2
5
NkT
2
7
NkT
2
Keterangan:
U = energi dalam (J)
Ek = energi kinetik (J)
N = jumlah gas
T = suhu (K)
V = volume (m3)
TERMODINAMIKA
Usaha oleh lingkungan terhadap sistem (W):
W = p.V
Keterangan:
W = usaha luar (J)
p = tekanan (pa)
V = perubahan volume (m3)
Proses isothermal:
T = konstan p.V = konstan
W = 2,3 . n RT log
V2
V1
Proses isokhorik:
V = konstan
p
= konstan
T
W = 0
Proses isobarik:
p = konstan
V
T
= konstan
W = p (V2 V1)
Proses adiabatik:
pV = konstan
W = n Cv(T2 T1) = n .Cv.T
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
W = usaha luar/kerja (J)
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
T = suhu (K)
T = perubahan suhu (K)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
Cv = kapasitas kalor pada volume konstan (J/K)
Kalor yang diberikan pada suatu sistem:
Q = W + U
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepas sistem (J)
U = perubahan energi dalam sistem (J)
W = usaha luar/kerja (J)
Kapasitas kalor gas (C):
Q
= konstan
T
U + W U W
=
+
C=
T
T T
C=
Keterangan:
C = kapasitas kalor gas (J/K)
Q = perubahan kalor (J)
T = perubahan suhu (K)
U = perubahan energi dalam (J)
Kapasitas kalor gas pada volume tetap (CV):
T v
Cv =
Cp
Cv
Keterangan:
Cv = kapasitas kalor gas pada volume tetap (J/K)
Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (J/K)
= tetapan/konstanta Laplace
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
Tetapan Laplace () untuk gas ideal monoatomik: = 1,67
Tetapan Laplace () untuk gas ideal diatomik: = 1,40
http://pak-anang.blogspot.com
W = Q1 - Q2
Q1 T1
=
Q2 T2
W
100%
Q1
= 1
Q2
100%
Q1
T
= 1 2 100%
T1
Q2
Q2
T2
=
=
W
Q1 Q2 T1 T2
Keterangan:
W = usaha atau kerja mesin (J)
Q1 = kalor yang diserap pada suhu tinggi (J)
Q2 = kalor yang diserap paa suhu rendah (J)
T1 = suhu tinggi (K)
T2 = suhu rendah (K)
= efisiensi mesin (%)
K = koefisien daya guna
LISTRIK STATIS
Gaya Coulomb antara dua benda yang bermuatan listrik
Fc = k
q1.q2
r2
Keterangan:
Fc = gaya Coulomb (N)
q1, q2 = muatan listrik (C)
r = jarak kedua muatan (m)
k=
1
4 0
= 9.109 Nm2/C2
FR = F1 + F2 + F3 + ...
n
F = kq
i =1
qi
ri 2
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
F = gaya Coulomb (N)
q = muatan yang ditinjau (C)
qi = muatan-muatan yang berinteraksi dengan q (C)
ri = jarak masing-masing muatan yang berinteraksi dengan q terhadap muatan q (m)
= tanda (+) dan (-) menunjukkan tanda arah, bukan pada jenis muatan yang berinteraksi
dengan q
Kuat medan listrik (E)
E =
FC
q
=k 2
q
r
Keterangan:
E = kuat medan listrik (NC-1)
FC = gaya Coulomb (N)
q = muatan listrik (C)
r = jarak antara titik dengan muatan listrik (m)
Total garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan
= E A cos =
Keterangan:
= jumlah total garis gaya yang menembus suatu permukaan
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas permukaan (m2)
= sudut antara E dan A
q = besar muatan listrik (C)
0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2
Beda energi potensial (Ep) antara dua titik dalam medan listrik homogen
Ep = FC. s cos
Keterangan:
Ep = beda energi potensial (J)
Fc = gaya Coulomb (N)
= sudut antara FC dengan s
s = jarak antara kedua titik (m)
Untuk membawa muatan q2 ke titik lain didekat muatan q1 yang berjarak r dari muatan itu
diperlukan energi sebesar:
W = Ep = k.
q1.q2
r
Keterangan:
W = energi (J)
http://pak-anang.blogspot.com
Kuat medan listrik homogen yang terdapat di antara dua plat sejajar bermuatan
E=
Keterangan:
E = kuat medan listrik
= kerapatan muatan (jumlah muatan per satuan luas permukaan)
0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2
Beda potensial (V) antara dua titik dalam medan listrik homogen
V =
E p
= -E s cos
Keterangan:
s = jarak antara dua titik (m)
Kapasitas kapasitor (C)
C=
q
V
Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (farad)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)
Kapasitas kapasitor keping sejajar:
C =
A
d
Keterangan:
= permitivitas dialektrik
A = luas penampang (m2)
d = jarak kedua keping (m)
Kapasitas kapasitor susunan seri:
1
1
1
1
1
=
+
+
+ ... +
Cs C1 C2 C3
Cn
Kapasitas kapasitor susunan paralel:
CP = C1 + C2 + C3 + + Cn
Energi yang tersimpan dalam kapasitor:
W=
q2
= q.V = CV2
C
Keterangan:
W = energi kapasitor (J)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)
C = kapasitas kapasitor (farad)
Cs = kapasitas kapasitor susunan seri (farad)
Cp = kapasitas kapasitor susunan pararel (farad)
http://pak-anang.blogspot.com
q ne
=
t
t
Keterangan:
I = kuat arus listrik (Cs-1 atau ampere (A))
q = muatan listrik (C)
t = waktu yang dibutuhkan untuk menghantarkan arus listrik (s)
n = jumlah elektron
e = muatan elektron = 1,6 . 10-19 C
Hukum Ohm
V =IR
Keterangan:
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan ( = ohm)
Hambatan (R) pada suatu penghantar
R =
L
A
Keterangan:
R = hambatan penghantar ( = ohm)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
= hambat jenis bahan (Ohm . m)
Hukum Kirchoff I
Imasuk = Ikeluar
Hukum Kirchoff II
E + I R = 0
Keterangan:
I = arus masuk (A)
E = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
Hambatan listrik susunan seri (Rs)
Rs = R1 + R2 + + Rn
Hambatan listrik susunan pararel (Rp)
1
1
1
1
= +
+ ... +
R p R1 R2
Rn
Tegangan listrik susunan seri (Es)
Es = E1 +E2 + + En
I=
n.E
R + nr
http://pak-anang.blogspot.com
n.E
r
R+
n
Keterangan:
I = arus listrik (A)
E = tegangan listrik (volt)
n = banyaknya sumber tegangan seri
r = hambatan dalam masing-masing sumber (ohm)
R = hambatan listrik (ohm)
Energi listrik (W):
W = q V = I2 R t
Daya listrik (P):
P=
V2
W
= I2.R =
= V.I
t
R
Keterangan:
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (watt)
t = waktu (s)
I = arus listrik (A)
R = hambatan listrik (ohm)
V = tegangan listrik (volt)
INDUKSI MAGNETIK
Induksi magnetik (B):
B=
Keterangan:
B = induksi magnetik (weber/m2 atau tesla)
= fluks magnetik (weber)
A = luas penampang (m2)
Induksi magnetik pada kawat lurus panjang (B)
B=
0 I
2 a
Keterangan:
B = medan magnetik (weber/m2 atau tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
a = jarak dari suatu titik ke penghantar
0 = permeabilitas ruang hampa = 4 .10-7 weber/ampere.meter
http://pak-anang.blogspot.com
0 I N
2r
0 I N
L
N
l
Keterangan:
N = jumlah lilitan
r = jari-jari lingkaran (m)
L = panjang selenoida (m)
n = jumlah lilitan per panjang selenoida
Induksi magnetik pada selenoida di ujung kumparan:
B =
0 I n
2
R+r
0 I N
IN
atau B = 0
dengan a =
2 R
2 a
2
0 I1 I 2 L
2 a
http://pak-anang.blogspot.com
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
GGL induksi ( ) menurut hukum Faraday
N
t
=L
I
t
Fluks magnetik ( )
= B A cos
Keterangan:
= GGL induksi (volt atau V)
N = jumlah kumparan
= fluks magnetik (Wb)
I = perubahan arus listrik (A)
t = perubahan waktu (s)
B = medan magnet (T)
A = luas penampang (m2)
= sudut antara medan magnet dan permukaan datar penampang
Induktansi diri (L)
atau
I
0 N 2 A
L=
l
L=N
0 N1 N 2 A
l
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
L = induktansi diri (henry atau H)
= fluks magnet (Wb)
N = jumlah kumparan
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang selenoida (m)
0 = permeabilitas udara = 4 107 Wb m/A
W = energi yang tersimpan dalam induktor (J)
M = induktansi silang (henry)
N1 = jumlah lilitan pada selenoida pertama
N2 = jumlah lilitan pada selenoida kedua
A = luas penampang selenoida (m2)
B = medan magnet (T)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
TRANSFORMATOR (TRAFO)
Besaran daya pada kumparan primer:
Pp = Vp . Ip = Np . Ip
Besaran daya pada kumparan sekunder:
Ps = Vs . Is = Ns . Is
Daya yang hilang:
Philang = Pp Ps
Hubungan antara besaran-besaran pada kumparan primer dan kumparan sekunder:
Vs N s
I
N
dan P = s
=
Vp N p
IS N p
Efisiensi transformator:
Ps
100%
Pp
Keterangan:
Pp = daya pada kumparan primer (watt)
Ps = daya pada kumparan sekunder (watt)
Vp = tegangan listrik pada kumparan primer (V)
Vs = tegangan listrik pada kumparan sekunder (V)
Ip = kuat arus pada kumparan primer (A)
Is = kuat arus pada kumparan sekunder (A)
Np = jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder
= efisiensi transformator (%)
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
I = arus listrik (A)
Imaks = arus listrik maksimum (A)
V = tegangan listrik (V)
Vmaks = tegangan listrik maksimum (A)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
Nilai efektif
I maks
= 0,707.I maks
2
V
Vef = maks = 0,707.Vmaks
2
I ef =
Keterangan:
Ief = arus listrik efektif (A)
Vef = tegangan listrik efektif (V)
Rangkaian resistif
I = Imaks sin t
V = Vmaks sin t
Prata-rata = Ief2.R
Keterangan:
Prata-rata = daya rata-rata (watt)
R = resistor (ohm)
Reaktansi induktif (XL)
XL = L = 2 f L
Impedansi rangkaian R-L:
Z =
Vmaks
= R 2 + X L2
I maks
XL
R
X
Cos = L
Z
Tg =
Keterangan:
XL = reaktansi induktif (ohm)
= kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
Z = impedansi (ohm)
VL = tegangan induktor (V)
R = resistor (ohm)
= sudut fase
Cos = faktor daya
http://pak-anang.blogspot.com
Rangkaian kapasitif
I = Imaks sin t
V =Vmaks sin (t - 90o)
Reaktansi kapasitif (Xc)
XC =
VC maks
I maks
1
1
=
C 2 f C
Keterangan:
XC = reaktansi kapasitif (ohm)
C = kapasitas kapasitor (farad atau F)
Impedansi rangkaian R-C
Z =
Vmaks
= R 2 + X C2
I maks
XC
R
X
Cos = C
Z
Tg =
V VR VL VC
=
=
=
R R X L XC
Z = R 2 + ( X L X C )2
Tegangan pada rangkaian R-L-C
2
V = VR + (VL VC ) 2
Beda sudut fase pada rangkaian R-L-C
X L X C VL VC
=
VR
R
R
cos =
Z
tg =
f =
1
2
1
LC
Keterangan:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
C = kapasitas kapasitor (F)
Harga impedansinya berharga minimum:
Z = R
Daya rata-rata (Pr)
Pr = Ief .Vef cos = Ief2.R cos
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
= sudut fase
Daya semu (Ps)
Ps = Ief .Vef = Ief2.R
Faktor daya (cos )
cos =
Pr
Ps
OPTIKA GEOMETRI
Pemantulan cahaya
Hukum Snellius: sinar datang (i), sinar pantul (r), dan garis normal (N) terletak pada satu bidang
datar; dan sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pembiasan cahaya
n = indeks bias
n=
c
v
n2,1 =
n2
n1
n1 sin i = n2 sin r
sin i n2 v1 1
=
=
=
sin r n1 v2 2
Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di ruang vakum/hampa = 3 108 m/s
v = kecepatan cahaya dalam suatu medium (m/s)
n2,1 = indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
v1 = kecepatan cahaya di medium 1 (m/s)
v2 = kecepatan cahaya di medium 2 (m/s)
1 = panjang gelombang di medium 1 (m)
http://pak-anang.blogspot.com
n1 n2 n2 n1
+ =
s s'
R
m=
Keterangan:
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias lensa
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
R = jari-jari kelengkungan lensa (m)
Pembiasan pada benda yang berada di dalam kedalaman berbentuk bidang datar:
n2
s
n1
s =
Keterangan:
s' = kedalaman benda yang terlihat (m)
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar:
- Jarak bayangan ke cermin (s) = jarak benda ke cermin (s)
- Tinggi bayangan (h) = tinggi benda (h)
- Sifat bayangan: tegak dan maya (tidak dapat ditangkap layar)
Perbesaran bayangan oleh cermin datar:
h'
=1
h
M=
1 1 1 2
+ = =
s s' f R
atau
f =
R s' . s
=
2 s '+ s
s=
s'. f
s ' f
s' =
s. f
s f
s ' h'
=
atau
s
h
f
atau
M=
s f
s ' f
M=
f
M=
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
f = jarak fokus (m)
R = jari-jari kelengkungan cermin (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
M = pembesaran
Jarak fokus pada pembiasan cahaya di lensa:
1
1 n1
1
= 1 +
f nm
R1 R2
Kekuatan lensa (P):
P=
1
f
1
f gab
1
1
+
+ ...
f1 f 2
Keterangan:
f = jarak fokus lensa (m)
n1 = indeks bias lensa
nm = indeks bias medium
R1 = jari-jari kelengkungan lensa 1 (m)
R2 = jari-jari kelengkungan lensa 2 (m)
P = kekuatan lensa (dioptri)
Pgab = kekuatan lensa gabungan (dioptri)
fgab = jarak fokus lensa gabungan (m)
ALAT-ALAT OPTIK
Titik dekat mata normal (PP) = 25 cm
Titik jauh mata normal (PR) = ~
Rabun jauh (miopi):
PP < 25 cm dan PR < ~
P=
1
PR
1 1
s PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
s = jarak benda (m)
http://pak-anang.blogspot.com
Lup
Sifat bayangan pada lup (kaca pembesar): maya, tegak, diperbesar
Pembesaran anguler pada lup saat mata tidak berakomodasi:
sn
x
=
, sn = jarak titik dekat mata
f
f
sn
+ 1 dengan sn = 25 cm
f
= sn
f
f d
sn S n
= (1 +
)
f
x
x
s n s ' sn
=
s s '+ d
s
Keterangan:
= pembesaran sudut atau pembesaran anguler
Sn = jarak titik dekat mata (m)
f = jarak titik api atau titik fokus lup (m)
d = jarak lup ke mata (m)
x = jarak akomodasi (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)
Mikroskop
Sifat bayangannya: maya, terbalik, diperbesar
Panjang mikroskop:
d = fob + fok
Pembesaran linear total:
M = Mob . Mok =
sob sok
sob sok
sob ' sn
+1
sob f ok
Keterangan:
M = pembesaran linear total
Mob = pembesaran lensa obyektif
Mok = pembesaran lensa okuler
sob = jarak benda di depan lensa obyektif (m)
sob = jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif (m)
sok = jarak benda di depan lensa okuler (m)
sok = jarak bayangan yang dibentuk lensa okuler (m)
fob = fokus lensa obyektif (m)
fok = fokus lensa okuler (m)
d = panjang mikroskop (m)
http://pak-anang.blogspot.com
Teropong
Panjang teropong:
d = fob + fok
Pembesaran bayangan untuk mata yang berakomodasi maksimum:
M =
f ob
+1
f ok
M =
f ob
f ok
Dispersi Cahaya
Sudut dispersi prisma ():
= Du - D m
, dengan
pd
=m
L
2d
, dengan
pd
1
= m +
2
L
Keterangan:
= panjang gelombang (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
d = jarak celah (m)
L = jarak celah ke layar (m)
m = orde = 0, 1, 2, 3, ...
Interferensi cahaya pada selaput tipis
Garis terang (interferensi maksimum):
2nd cos r = m +
http://pak-anang.blogspot.com
Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya pada celah tunggal:
Garis terang (interferensi maksimum):
d sin = m +
1
1
pd
= m +
dengan
2
2
L
pd
= m
L
pd
= m
L
1
d=
N
Garis gelap (interferensi minimum):
d sin = m +
pd
1
1
= m +
dengan
2
2
L
Keterangan:
d = jarak celah (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
N = jumlah garis per satuan panjang
= panjang gelombang (m)
= sudut antara sinar yang dilenturkan dengan garis normal
Polarisasi Cahaya
Sudut polarisasi menurut hukum Brewster karena pembiasan dan pemantulan:
tan p =
n'
n
p + r = 90o
Keterangan:
p = sudut pantul
r = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n = indeks bias medium 2
KONSEP ATOM
Percobaan Thomson
e
= 1,7 1011 C/kg
m
Keterangan:
e = muatan elementer = 1,60204 10-19 C
me = massa elektron = 9,11 10-31 kg
http://pak-anang.blogspot.com
Deret Lyman
= R(1
1
) ; n = 2, 3, 4,
n2
Deret Paschen
= R(
1 1
) ; n = 4, 5, 6,
32 n 2
Deret Bracket
= R(
1 1
) ; n = 5, 6, 7,
42 n 2
Deret Pfund
= R(
1 1
) ; n = 6, 7, 8,
52 n 2
Keterangan:
= panjang gelombang (m)
R = tetapan Rydberg (1,0074 107 m-1)
Model atom Bohr
h
)
2
rn = 5,3 . 10-11.n2
m.v.r = n (
13,6
(dalam eV)
n2
2,174.1018
(dalam J)
En =
n2
En =
Keterangan:
En = energi elektron pada kulit ke-n (eV)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
r = jari-jari orbit (m)
n = bilangan kuantum utama = 1, 2, 3, ...
h = konstanta Planck = 6,63 10-23 JS
Energi radiasi
h . f = E1 E2
Keterangan:
hf = energi radiasi
E1 = energi awal atom
E2 = energi keadaan akhir atom
INTI ATOM
Nuklida jenis inti atom ditulis:
A
Z
Keterangan:
X = jenis inti atom atau nama unsur
A = nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)
Jumlah netron: N = A Z
http://pak-anang.blogspot.com
Massa defek
mD = mi mr, atau:
mD = (Z.mp + N.mn) mr
Energi ikat inti:
Eb = mD . c2
Keterangan:
mD = massa defek (kg)
mi = massa inti (kg)
mr = massa proton ditambah massa neutron (kg)
Waktu paruh (T)
N = No ()n dengan n =
t
T1
T =
ln 2
0,693
Umur rata-rata:
T=
T1
ln 2
= 1,44 T
Keterangan:
N = jumlah sisa bahan yang meluruh
N0 = jumlah bahan mula-mula
t = waktu peluruhan (s)
= konstanta peluruhan (disentregasi/s)
T = umur rata-rata (tahun)
T1 = waktu paruh (s)
2
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Cepat rambat gelombang magnetik (c)
c=
Keterangan:
c = kecepatan atau cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
= permitivitas medium (C2/Nm2)
= permeabilitas medium (Wb.m/A)
http://pak-anang.blogspot.com
c=
0 0
Keterangan:
0 = permitivitas listrik ruang hampa = 8,85 10-12 C2/N.m2
0 = permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10-7 Wb/A.m
Laju energi rata-rata per m2 luas permukaan ( S )
S=
B
Emaks Bmaks
atau S = Emaks.Hmaks jika Hmaks =
20
0
W=
E
P
= = e. .T 4
t. A A
Keterangan:
W = energi persatuan waktu persatuan luas (watt.m-2)
P = daya (watt)
e = koefisien emisivitas (0 < e < 1)
e = 0 benda putih sempurna
e = 1 benda hitam sempurna
= konstanta Stefans-Boltzman = 5,67.10-6 watt.m-2K-4
Hukum pergeseran Wien
b = maks . T
Keterangan:
maks = panjang gelombang yang dipancarkan pada energi maksimum (m)
b = tetapan pergeseran Wien = 2,8978.10-3 mK
T = suhu mutlak (K)
Teori kuantum Planck
Efoton = h f =
hc
Etotal = n h f = n
hc
E h
P=
=
c
http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
h = tetapan Planck = = 6,63 10-34 Js
c = kecepatan cahaya (m/s)
E = energi foton (J)
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
n = jumlah foton
f = frekuensi foton (Hz)
Efek fotolistrik
Ek = E W= hf W
W = h . f0
Ek = h (f f0)
Keterangan:
Ek = energi kinetik elektron (J)
W = fungsi kerja logam (J)
f = frekuensi foton (Hz)
f0 = frekuensi ambang (Hz)
h = konstanta Planck = 6,63 10-34 Js
Efek Campton
P=
E hf h
=
=
c
c
= =
h
(1 cos )
me .c
Keterangan:
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck
c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s
= panjang gelombang foton terhambur (m)
= panjang gelombang foton datang (m)
h
= panjang gelombang Compton = 0,0243
me .c
h
h
=
mv P
h
h
atau =
=
2 m Ek
2mqv
Keterangan:
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
= panjang gelombang (m)
P = momentum partikel (kg m/s)
q = muatan partikel (C)
http://pak-anang.blogspot.com
TEORI RELATIVITAS
Kecepatan relatif terhadap acuan diam:
vx =
x' =
vx ' + v
v v
1 + x2'
c
x v.t
v2
c2
vx
t 2
c
t'=
v2
1 2
c
1
Keterangan:
vx = kecepatan relatif terhadap acuan diam (m/s)
vx = kecepatan relatif terhadap acuan bergerak (m/s)
v = kecepatan acuan bergerak terhadap acuan diam (m/s)
c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s
x = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan pertama
x' = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan kedua
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan kedua (s)
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan pertama (s)
Kontraksi Lorenzt
L' = L 1
v2
c2
L
b
Dilatasi waktu
t =
t = b.t
v2
1 2
c
m0
v2
1 2
c
= b m0
Keterangan:
L = panjang benda oleh pengamat bergerak (m)
L = panjang benda oleh pengamat diam (m)
b=
1
v2
1 2
c
= konstanta transformasi
http://pak-anang.blogspot.com
m0 .v
p = m .v =
v2
1 2
c
= b m0 v
m0 .c 2
1
v
c2
= b m0 c 2
m0 c 2
E0 =
= m0 c 2
1 0
Energi kinetik relativistik:
Ek = E - E0 =
m0 c 2
1
v
c2
m0 c 2 = (b 1)m0.c 2
Keterangan:
p = momentum relativistik (kg m/s)
E0 = energi diam (J)
E = energi total (J)
Ek = energi kinetik (J)
http://pak-anang.blogspot.com