Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme Pernapasan dan Penggunaan Spirometri

Oleh:
David Christian RonaldTho (102012210)
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : drdavidchristian@gmail.com

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Merupakan suatu metode noninvasif yang digunakan untuk memeriksa saturasi
oksigen (SaO2) arteri klien dengan menggunakan sensor oksimetri nadi tipe sensor oksimetri
nadi dirancang untuk digunakan pada jari, ibu jari kaki, hidung telinga, sekelililing tangan
atau ka pirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif
kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. paru-paru selama
pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC).
Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara
maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan
terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis
kelamin.Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran
tinggi badan dan berat badan.
Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan
tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan
penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan
akan dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi.Spirometri dapat dilakukan dalam
bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien
diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum
menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien diminta
menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan
secara maksimal.pada bayi.Rentang nilai normal pada pemeriksaan ini adalah : 96 100%.

PEMBAHASAN
Pernafasan yang juga dikenal dengan respirasi, memiliki sistemnya sendiri. Adapun
sistem respirasi tersebut memiliki pengertian, dimana adanya proses pertukaran udara, yakni
pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup. Proses respirasi tersebut memiliki
fungsi menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi
terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan
lingkungan luar. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup
memerlukan oksigen dan karbondioksida. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung
dalam sistem pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan bagi
keperluan seluruh tubuhnya. Pertukaran gas pada proses respirasi ini terjadi dalam paru-paru.
Namun dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, sampai pada
alveoli. Dengan proses pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam
darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui jalan pernapasan dan masuk ke dalam
tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung ke
aorta seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran
adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi
kanan) ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru.
Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini
adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit Selanjutnya akan dibahas dalam
pembahasan.
Struktur Sistem Pernapasan
I
Struktur Makroskopis
Anatomi Dasar Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paruparu beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut
oleh diafragma.

Gambar 1. Anatomi sistem pernafasan manusia

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang
memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk
ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas
tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada
ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian
belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

Gambar 2.Otot-otot pernafasan


1
2
3
4
5

interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.


sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong
diafragma ke atas.

otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Bagian-bagian organ pernafasan


Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal
berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan
disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang
berlapis
Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga
hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masingmasing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari
dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus
oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian
anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2
bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka
superior, medialis, dan inferior. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke
dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.Hidung bertanggung jawab
terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung.
Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain:
a.

Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani
tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan
dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan
pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk
membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh
jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang
sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu
area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.

b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam
penerimaan sensasi bau.

c.

Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana


ia berfungsi sebagai ruang resonansi.

2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri
atas:
a. Nasopharinx
ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba
Eustachius dan Tuba Auditory
ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan
bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah
b. Oropharynx
Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks
menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke
saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah
makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
c. Laringopharynx
Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi
menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan
udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar
adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami
penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di
bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx
dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4
sampai 6. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring
sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun ( Adams Apple )
d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di

bawah kartilago thyroid )


e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara;
pita suara melekat pada lumen laring.
- Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :
a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau
benda padat masuk ke dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk
4. Trakea
Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan
diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago
cricoid masuk ke dalam rongga thorax. Tersusun dari 16 20 cincin tulang rawan berbentuk
huruf C yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified
ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat
juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin.
Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan.
1 Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung).
Akibatnya rongga dada menyempit. Pada saat semikian paru-paru mengempis dan
mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi). Pernapasan perut terjadi terutama pada
saat tidur.

Gambar 3.Percabangan bronkus


Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan
dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai
ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus
dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis
sehingga aliran udara lancar.

Gambar 4. Alveoli
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300
juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.2,3

II

Struktur Mikroskopis

Gambar 5. Paru-paru Fetal histology


Secara mikroskopis, sistem respirasi pada manusia dapat dilihat dari segi
histologinya, yaitu sebagai berikut :
a.

Hidung
Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh:
- jaringan tulang
- tulang rawan hialin
- otot
- jaringan pengikat

Kulit luar :
- epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
- rambut-rambut halus
- kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Vestibulum nasi :
- Terdapat vibrissae rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk
menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup
- Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Di dinding lateral ada 3 tonjolan :
a. konka nasalis superior --- epitel khusus/olfaktorius :

sel olfaktorius diantara sel basal dan sel penyokong; neuron bipolar
dengan dendrit ke permukaan dan menggelembung; akson tidak
bermielin
sel penyokong/sustentakuler sel silindris tinggi dengan bagian apex
lebar dan basal menyempit; inti lonjong; terdapat mikrovili di
permukaan; terdapat granula kuning di permukaan.
sel basal bentuk segitiga; inti lonjong; merupakan reserve cell/sel
cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi
sel olfaktorius.
sel sikat mempunyai mikrovili di bagian apikal; lamina propria
mempunyai banyak vena, mengandung kelenjar terutama serosa,
berperan untuk membasahi epitel dan silia, dan juga sebagai pelarut
zat-zat kimia.
b. Konka nasalis media --- epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
(menghasilkan lendir)
c. Konka nasalis inferior --- epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet ;
terdapat plexus venosus (menghangatkan udara)
- Sinus paranasalis epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet;
lamina
propria lebih tipis dari kavum nasi dan melekat pada peritonium dibawahnya;
kelenjar-kelenjar memproduksi mukos, termasuk :
1. sinus maxilaris
2. sinus frontalis
3. sinus sphenoidalis
4. sinus ethmoidalis

b.

Faring
-

1 Nasofaring
epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

pada lamina prorpia terdapat kelenjar campur

pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid

2 Orofaring
epitel berlapis gepeng

ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bagian bawah menjadi


epitel esophagus

c.

terdapat tonsila palatina

3 Laringofaring
epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Laring
Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
Dinding :
- Tulang rawan hialin 1 tulang rawan tiroid, 1 tulang rawan krikoid, 2
tulang rawan aritenoid (ujung tulang rawan aritenoid tulang rawan
elastis)
- Tulang rawan elastin 1 tulang rawan epiglotis, 2 tulang rawan
kuneiformis, 2 tulang rawan kornikulata
- Jaringan ikat
- M. Vokalis -- otot skelet
- Kelenjar campur
- Epiglotis tulang rawan elastis; epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
pada permukaan laringeal; epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk pada
permukaan lingual

d.

Trakhea
Cincin tulang rawan dihubungkan oleh jaringan penyambung retikulin

(ligamentum enulare)
Mukosa trakea epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
Tunika submukosa jaringan ikat jarang, lemak, kelenjar campur
Tunika adventisia terdapat kelenjar campur; jaringan fibroelastis yang
berhubungan dengan perikondriumsebelah luar pars kartilagenia
Sel-sel epitel trakhea :
- sel goblet mensintesa dan mensekresi lendir; mempunyai aparatus Golgi
dan RE kasar; sifat sekresi apokrin
- sel sikat mikrovili di apex; berbentuk seperti sikat
- sel basal sel induk, bermitosis dan berubah menjadi sel lain
sel sekretorik bergranul pada sitoplasma; granula mengandung
katekolamin; mengatur sekresi mukosa dan serosa

e.

Bronkhus
Bronkhus ekstrapulmonal sama dengan trakhea diameter lebih kecil
Bronkhus intrapulmonal :
- Mukosa berbentuk lipatan
- Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
- Membrana basalis lebih jelas
- Lamina propria (jaringan ikat jarang, serat elastis dan muskulus polos spiral, noduli
limfatisi, kelenjar bronkialis)
- Bentuk sferis
- Tulang rawan tidak beraturan

f.

Bronkhiolus
Tulang rawan tidak ada
Epitel selapis torak bersilia, sel goblet (sebagian ada atau tidak ada)
Lamina propria (tipis, tanpa kelenjar atau noduli limfatisi, otot polos, serat
elastin)
Bronkhiolis terminalis epitel selapis torak bersilia, bersel goblet/epitel
selapis torak rendah
Bronkhiolus respiratorius epitel torak rendah/epitel selapis kubis, dengan
atau tanpa silia, tanpa sel goblet

g.

Duktus alveolaris
Dinding tipis
Epitel selapis gepeng (sel alveolar tipe 1)

Jaringan ikat fibroelastis, sebagian ada otot polos


h.

Sakus alveolaris

i.

Serat elastin dan serat retikulian


Sudah tidak ada otot polos
Alveoli

j.

Kantong-kantong kecil terdiri dari selapis sel


disekitar alveolis terdapat serat elastin dan serat kolagen
Alveolus
Epitel selapis gepeng
Terdapat lubang-lubang kecil pada dinding alveolus disebut poros/stigma
alveolaris
Sel-sel:
- Sel alveolar tipe 1 / sel epitel alveoli / sel alveolar kecil / pneumonosit tipe 1 (inti
gepeng, sitoplasma tipis, mempunyai membrana basalis)
- Sel alveolar tipe 2 / sel septal / sel alveolar besar / pneumonosit 2 (inti kubis,
sekresi surfaktan)
- Sel alveolar fagosit (asal dari sirkulasi darah/monosit darah disebut juga Dust
cell/sel debu, membersihkan permukaan epitel alveoli). Sel endotel kapiler
(melaipisi kapiler darah, epitel selapis gepeng)3

Mekanisme Pernafasan
I. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antartulang rusuk. Bila otot
antartulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada
membesar, sehingga tekanan rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paruparu mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara di
atsmosfer. Akibatnya udara mengalir dari luar kedalam paru-paru (inspirasi). Sebaliknya,
ketika otot-otot antartulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun. Akibatnya rongga dada
menyempit dan tekanan udara di dalamnya naik. Keadaan ini membuat paru-paru
mengempis. Karena paru-paru mengempis, tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi
daripada tekanan atsmosfer, sehingga udara keluar (ekspirasi).
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi,
diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga
dada membesar dan paru-paru mengembang sehingga perut menggembung, tekanan udara di
dalam paru-paru turun dan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi)

Pengertian Pernafasan
Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda :
1). pernafasan oksigen (O2 ) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul
organik lainnya,
2). suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 di antara berbagai sel suatu
organisme dan lingkungan luar.
Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O 2. Sel
itu harus mampu melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme
oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan
lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme
yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar
memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (pernafasan) untuk
pertukaran O2 dan CO2 bagi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paruparu, jalan udara ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan
udara keluar dan masuk ke paru-paru.
Mekanisme Ventilasi (Pertukaran Udara) Pulmonalis
Paru-paru dapat membesar dan berkontraksi dengan 2 jalan : 1). dengan gerakan turun
naik diafragma akan memanjang dan memperpendek rongga dada, dan 2). dengan
pengangkatan dan penekanan tulang rusuk akan mengangkat / memperbesar dan
menurunkan/memperkecil diameter anteroposterior rongga dada.
Pernafasan normal dilakukan hampir sempurna oleh gerakan inspirasi (menghirup)
diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik ke bawah permukaan bagian bawah paruparu. Selama ekspirasi (menghembus) diafragma berelaksasi dan mendorong paru-paru ke
belakang, dinding dada dan struktur perut mendorong paru-paru. Selama bernafas berat,
dorongan ke belakang tidak cukup kuat untuk menyebabkan respirasi cepat, hal itu dapat
dicapai dengan kontraksi urat perut yang mendorong isi perut ke atas melawan diafragma
bagian bawah. Cara kedua untuk memperbesar paru-paru adalah dengan
meningkatkan/memperbesar ruangan dada melalui rib cage. Hal itu akan memperbesar paruparu karena dalam posisi istirahat secara alamiah, tulang rusuk miring ke bawah, sehingga
memungkinkan tulang dada bergerak ke belakang di depan kolumnis spinalis. Namun, bila
rib cage terangkat, tulang rusuk langsung mengarah ke belakang. Dengan demikian, tulang
dada pada waktu itu bergerak ke belakang menjauhi spinosus yang menyebabkan
anteroposterior dada menjadi lebih besar kira-kira 20% selama respirasi maksimum
dibandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, berbagai otot tersebut yang mengangkat
rongga dada dapat diklasifikasikan sebagai urat daging inspirasi, dan urat daging yang
menekan rongga dada adalah urat daging ekspirasi.

Gambar 6. Mekanisme Pernapasan

Kapasitas dan Volume Paru-paru


Suatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru adalah mancatat
volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer. Sebuah alat
spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah ruangan berisi air yang
keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat. Dalam selinder terdapat campuran
udara pernafasan biasanya udara atau O2 ; suatu tabung yang menghubungkan mulut dengan
ruang udara. Karena nafas masuk dan ke luar ruang udara maka silinder terangkat/naik dan
turun, dan suatu grafik akan terlihat pada kertas yang terdapat pada silinder yang berputar.
Untuk memudahkan menjelaskan berbagai kejadian pertukaran udara paru-paru maka udara
dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas. Volume paru-paru bagian
kiri terdiri atas 4 volume yang berbeda dan bila dijumlahkan semuanya sama dengan volume
maksimum paru-paru yang masih dapat diharapkan. Arti penting dari masing-masing volume
tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 7. Pemeriksaan Spirometri


Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi
normal, dan volumenya kira-kira 500 ml.
Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah volume ekstra udara
yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap
volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.
Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah jumlah udara yang
masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir
ekspirasi normal, biasanya volume ini kira-kira 1100 ml.
Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di dalam
paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml.
Kapasitas paru-paru dalam siklus paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan
2 atau lebih volume udara tersebut di atas secara bersama-sama. Penggabungan ini disebut
kapasitas paru-paru. Kapasitas paru-paru berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan
inspirasi (IRV). Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernafas
mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-parunya hingga maksimum.
Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan
ekspirasi (ERV) + volume residu (RV). Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paruparu pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).
Kapasitas vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV)
+ volume cadangan ekspirasi (ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum.
Kapasita total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru
yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC =
IRV + TV + ERV + RV.
Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini bahwa laki-laki mempunyai VT = 400 ml, VC =
4800 ml, IRV = 3100 ml, IC = 3600 ml, ERV = 1200 ml, RV = 1200 ml, FRC = 2000 ml,
TLC = 6000 ml. Sapi betina (dalam keadaan tidur) mempunyai TV = 3100 ml; sedangkan
dalam posisi berdiri adalah 3800 ml. Semua volume dan kapasitas paru-paru wanita 20
25% lebih rendah dibandingkan laki-laki, dan volume serta kapasitasnya lebih besar pada
orang yang bertubuh besar dan olahragawan dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil
dan menderita asma.6
Mekanisme Respirasi
Selama respirasi, terjadi gerakan dada (thorax) dan perut. Pada inspirasi sternum

coracoid , furcula, dan rusuk bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk vertebral ditarik ke
depan dan ke dalam. Jadi, pada inspirasi diameter vertikal dada bertambah besar dan diameter
melintangnya bertambah kecil. Paru-paru membesar pada saat inspirasi, dan tulang rusuk
serta dada tertarik ke arah dalam.4
Mekanisme pernafasan secara singkat
1. Mekanisme Inspirasi
Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat.
Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma.
Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar.
Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil.
Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru.
2. Mekanisme Eskpirasi
Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun.
Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma
Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil.
Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar.
Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan.5
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan respirasi adalah :
1

Usia
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas
yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga
terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.5

Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya
terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah
yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi

kebutuhan akan oksigen.5


3

GayaHidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit
paru.5

StatusKKesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke
sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin
berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.5

Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obatobat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.5

Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah


O2,
sehingga makin sedikit O 2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya
belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.5
7. Polusi udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi
lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang
dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.5

PENUTUP
KESIMPULAN :
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus,
bronkiol , alveolus dan diafragma . Dapat disimpulkan, seluruh organ dalam system pernapasan
sangat penting antara satu sama lain dan harus dijaga dan dipelihara. Karena jika salah satu organ
pernafasan rusak akan mengganggu organ sistem pernafasan yang lain. Di dalam kasus ini juga suatu
metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru adalah mancatat volume udara yang

bergerak ke dalam dan ke luar paru yang disebut spirometer. Spirometer digunakan untuk mengukur
volume paru, antara lain volume tidal, volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume),
volume cadangan eksipirasi (expiratory reserve volume) , dan volume residual ( Residual Volume).

DAFTAR PUSTAKA
1

Conectique.17 april 2007 . Diunduh dari :


http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:Y9WG8b4DrwAJ:dare2do.wordpress.com/tag/batuk/
+arti+batuk+berdahak&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran.

Junqueira, Luis Carlos dan Jose Carneiro. 2007. .Histologi Dasar, Teks dan Atlas edisi 10.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.

R.Putz dan R.Pabst. Atlas Anatomi Manusia, Sobotta, Tabel otot dan saraf, edisi 22.
2006.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

Guyton & Hall. Buku Ajar, Fisiologi Kedokteran. 2007. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.

Gunadi Santoso,dkk. Respirasi-1.2010.Jakarta. Penerbit Kedokteran Ukrida.

Anda mungkin juga menyukai