Penatalaksanaan Kasus Malaria
Penatalaksanaan Kasus Malaria
DI
Diperbanyak Oleh :
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2010
KATA PENGANTAR
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di lndonesia. Angka
kesakitan dan kematian malaria di lndonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir
menunjukkan trend menurun. Walaupun demikian kemungkinan besar penyakit ini
meningkat bahkan hingga mewabah, apabila tidak dilakukan penanganan yang
Pada buku ini sudah dicantumkan rencana penggunaan obat malaria kombinasi
yang lebih efektif yaitu Dihydroartemisinin - Piperaquin dalam sediaan fixed dose,
pemilihan obat kombinasi ini sebagai obat malaria utama telah melewati proses
yang panjang seperti penelitian operasional, pembahasan di Komisi Ahli dan
pertemuan dengan lbu menteri Kesehatan tanggal 12 Juni 2007.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat pada
pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam pengobatan malaria,
Saran-saran dan kritik terhadap buku ini sangat diharapkan guna lebih
menyempurnakan pedoman ini.
ELIK }
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
DAFTAR SINGKATAN
iii
iv
V
vi
.........,........
I. PENDAHULUAN
Latar belakang.
BAB II. SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DAN PATOGENESIS MALARIA....... 3
3
A. Siklus hidup plasmodium............
6
B. Patogenesis
BAB III. DIAGNOSIS MA1ARIA.............
7
A. Anamnesis.........
7
B. Pemeriksaan fisik.........
7
C. Diagnosis atas dasar Pemeriksaan laboratorium ........
I
D. Diagnosis banding malaria
I
BAB IV. PENGOBATAN.........
11
A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi...............
11
BAB
1
1
komplikasi............... ......,...... 18
Kemoprofilaksis..
RUJUKAN
MALARIA
35
36
........, 37
iii
_t
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabe!
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
malaria
(DHP)
ovale
16
1V.6. Pengobatan malaria vivaks penderita Def G6PD
............ 16
1V.7. Pengobatan malaria mix (Artesunate + Amodiaquin) .........
17
1V.8. Pengobatan malaria mix (DHP)
17
1V.9. Pemeriksaan derajat kesadaran anak-anak
19
1V.10. Pemeriksaan derajat kesadaran dewasa...
19
1V.5.
penobarbital
cairan
lv
Gambar 1.
Gambar 2.
Siklus hidup
plasmodium.............
.................5
malaria
berat
................34
DAFTAR SINGKATAN
AMI
API
ARDS
BBLR
CFR
DM
EKG
G-6-PD
GCS
H1
H2
H3
Hb
HRP
Ht
lgG
lgM
IM
Kgbb
KLB
LCF
LPF
LPB
MAT
Mg
Mmol
P.f
P.o
P.v
P.m
RDT
SD
SGOT
SGPT
SP
TNF
uL
WHO
ri
metam i n
VI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan
dapat menurunkan produktivitas kerja.
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, terdapat '15 juta kasus
malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35o/o penduduk
lndonesia tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria. Dari 484
Kabupaten/Kota yang ada di lndonesia, 338 kabupaten/Kota merupakan wilayah
endemis malaria.
Di Jawa Bali, masih terjadi fluktuasi dari angka kesakitan malaria yang diukur dengan
Annual Parasite lncidence (API) yaitu 0.95%o pada tahun 2005, meningkat menjadi
0,1 9 0/oo pada tahun 2006 dan menurun lagi menjadi 0.16%o pada tahu n 2007 . Namun
angka ini di dapat dari laporan rutin, masih banyak kasus malaria yang belum
terdiagnosa. Hal ini tampak dari sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB) malaria.
Jumlah penderita positif malaria di luar jawa Bali diukur dengan Annual Malaria
lnsidence (AMI) menurun dari 24,75 %o pada tahun 2OO5 menjadi 23,98 o/oo psda
tahun 20OG dan menjadi 19,67 o/oo podd tahun 2007 .
Angka kematian karena malaria berhasil ditekan dari 0,92 oh pada tahun 2005 menjadi
0,42 o/o pada tahun 2006 dan menurun lagi menjadi 0,2 o/o pada tahun 2007.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program
pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini,
pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vektor yang
kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria.
Pada tahun 1973 ditemukan pertama kali adanya kasus resistensi Plasmadium
falciparum terhadap klorokuin di Kalimantan Timur. Sejak itu kasus resistensiterhadap
klorokuin yang dilaporkan semakin meluas. Sejak tahun 1990, dilaporkan telah
terjadi resistensi parasit P.falciparum terhadap klorokuin dari seluruh provinsi di
lndonesia. Selain itu, dilaporkan juga adanya kasus resistensi plasmodium
terhadap Sulfadoksin-Pirimethamin (SP) dibeberapa tempat di lndonesia.
Dari penelitian - penelitian yang dilakukan oleh Litbangkes dan Lembaga penelitian
lainnya telah ditemukan adanya resistensi plasmodium vivax terhadap klorokuin di
beberapa wilayah di lndonesia (Bangka, Papua). Keadaan seperti ini dapat
Oleh sebab itu, upaya untuk menanggulangi resistensi beberapa obat anti malaria
Di lndonesia saat ini terdapat 2 regimen ACT yang digunakan oleh program
malaria :
1. Artesunate - Amodiaquin
2. Dihydroaftemisinin - Piperaquin (pada saat ini khusus digunakan di Papua
dan wilayah khusus lainnya)
- Amodaquin.
Dengan adanya perubahan tersebut, maka dianggap perlu dibuat pedoman baru
BAB
II
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara
alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon
(B-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan aseksual
ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah
dan merozoit yang keluar akan menginfeksi se! darah merah lainnya.
Siklus ini disebut siklus eritrositer.
Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi
sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan
betina).
P. ovale
14 (12)
12- 17 (15)
16 - 18 (17)
P. malariae
18
P. falciparum
P. vivax
- 40 (28)
A=
lnfective Stage
A,= ''"gnottic
Stage
Mosquito Stages
@oocyst
tEr
II
\"*
@Ookinete
@ookinete
5;oorozoites
la,r1ll
cycle
'
Sporogonic Cycle
sporogonic
()
I u,'
,r."n
a-L
Blood stages
l1;i::?,"
ng stage)
^6,
e
P. vivax
P. ovale
P. malaiae
B. Patogenesis
P.
dapat terjadi setiap hari, P vivax/ovale selang waktu satu hari, dan P malariae
demam timbul selang waktu 2hari.
Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi. Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel
darah merah, sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan kronis.
Plasmodium vivax dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda
yang jumlahnya hanya 2o/, dari seluruh jumlah sel darah merah, sedangkan
Plasmodium malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya
hanya 1o/, dan jumlah sel darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan
oleh P. vivax , P. ovale dan P. malariae umumnya terjadi pada keadaan
kronis.
Splenomegali
Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana Plasmodium dihancurkan
oleh sel-sel makrofag dan limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan
menyebabkan limpa membesar.
BAB III
DIAGNOSIS MALARIA
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti
malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik
atau tes diagnostik cepat (RDT - Rapid Diagnostik Test).
A.
Anamnesis
1.
a.
b.
Selain hal di atas pada penderita tersangka malaria berat, dapat ditemukan
keadaan dibawah ini:
a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat
b. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa dudukiberdiri)
c. Kejang-kejang
d. Panas sangat tinggi
e. Mata atau tubuh kuning
t. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
g. Nafas cepat dan atau sesak nafas
h. Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
i. Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
j. Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria)
k. Telapak tangan sangat pucat
B. Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
4.
C)
6. Manifestasi
Catatan
l.
(-)
(+)
(**)
(+++)
b.
Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal
(leukosit) atau sediaan darah tipis (eritrosit).
Contoh :
Bila dijumpai 1500 parasit per 200 lekosit, sedangkan jumlah lekosit
8.000/uL maka hitung parasit = 8.000/200 X 1500 parasit = 60.000
parasit/uL.
Bila dijumpai 50 parasit per 1000 eritrosit = SYo. Bila jumlah eritrosit
450.000 maka hitung parasit = 450.000/1000 X 50 = 225.000
parasiUuL.
II.
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik. Tes ini
sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar
8
biasa dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk
survei tertentu.
Tes yang tersedia di pasaran saat ini mengandung:
1
2.
HRP-2 (Histidine rich protein 2) yang diproduksi oleh trofozoit, skizon dan
gametosit muda P. falciparum.
Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH) dan aldolase yang
diproduksi oleh parasit bentuk aseksual atau seksual plasmodium
falciparum, P.vivax, P.ovale dan P.malariae.
Kemampuan rapid test yang beredar pada umumnya ada 2 jenis yaitu:
a. Single yang mampu mendiagnosis hanya infeksi P.falciparum.
b. Combo yang mampu mendiagnosis infeksi infeksi P.falciparum dan
non falciparum
Oleh karena teknologi baru sangat perlu untuk memperhatikan kemampuan
sensitivity dan speclficity dan alat ini. Dianjurkan untuk menggunakan rapid
test dengan kemampuan minimal sensitivity 95% dan specificity g5%. Hal
yang penting lainnya adalah penyimpanan RDT ini sebaiknya dalam Iemari
es tetapi tidak dalam frezzer pendingin.
lll.
3.
4.
5.
6-
7.
8.
Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,'analisis
gas darah)
EKG
Foto toraks
Analisiscairan serebrospinalis
Biakan darah dan uji serologi
Urinalisis.
Manifestasi klinis malaria sangat bervariasi dari gejala yang ringan sampai
berat.
1.
c.
d.
e.
2.
c. Tifoid ensefalopati:
d.
e.
t.
g.
h.
10
Gejala demam tifoid ditandai dengan penurunan kesadaran dan tandatanda demam tifoid lainnya,
Hepatitis:
Prodromal hepatitis (demam, mual, nyeri pada hepar, muntah, tidak bisa
makan diikuti dengan timbulnya ikterus tanpa panas), mata atau kulit
kuning, urin seperti air teh. Kadar SGOT dan SGPT meningkat > 5 x.
Leptospirosis berat:
Demam dengan ikterus, nyeri pada betis, nyeri tulang, riwayat pekerjaan
yang menunjang adanya transmisi leptospirosis (pembersih got, sampah
dan lain lain), leukositosis, gagal ginjal dan sembuh dengan pemberian
antibiotika (penisilin).
Glomerulonefritis akut atau kronik:
Gagal ginjal akut akibat malaria umumnya memberikan respon terhadap
pengobatan malaria secara dini dan adekuat.
Sepsis:
BAB IV
PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh
semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia. Adapun tujuan
pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta
memutuskan rantai penularan.
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu
setiap akan minum otfat anti malaria.
A.
l.
Malaria Falsiparum
Lini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang tertera
dibawah ini:
Lini pertama pengobatan malaria falciparum adalah Artemisinin Combination
2.
1.1.
Lini Pertama
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
.
.
.
.
.
.
.
11
2
3
Jenis obat
0-1
Bulan
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
Artesunat
Amodiakuin
Artesunat
Amodiakuin
-11
1-4
5-9
bulan
tahun
1
1A
Y2
Y4
Y2
o/q
Y4
Y2
Y4
Y2
Y4
1/t
1/2
Y4
tahun
10 -14
tahun
tahun
?
?
3
3
4
4
2
3
3
3
3
) -?
1/z
2
2
2
2
215
4
4
4
4
Atau
Lini peftama lainnya
Jenis obat
DHP
Primakuin
f,
DHP
Y4
2-3
12
Hari
Y4
Yz
3A
1,5
1Y2
3
2
1,5
3-4
2-3
3-4
Piperaquin
Primakuin
Catatan :
Kina tablet
Tablet kina yang beredar di lndonesia adalah tablet yang mengandung 200
mg kina fosfat atau sulfat. Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis
10mg/kgbb/kali selama 7 hari.
Doksisiklin
Doksisiklin yang beredar di lndonesia adalah kapsul atau tablet yang
mengandung 50 mg dan 100 mg Doksisiklin HCl. Doksisiklin diberikan 2kali
per-hari selama 7 hari, dengan dosis orang dewasa adalah 4 mg/Kgbbari,
sedangkan untuk anak usia 8 -14 tahun adalah 2 mg/kgbb/hari. Doksisiklin
tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < I tahun. Bila tidak ada
doksisiklin, dapat digunakan tetrasiklin
Tetrasiklin
Tetrasiklin yang beredar di lndonesia adalah kapsul yang mengandung 250
mg atau 500 mg tetrasiklin HCl. Tetrasiklin diberikan 4 kali perhari selama
7 hari, dengan dosis 4 - 5 mg/kgBB/kali. Seperti halnya doksisiklin, tetrasiklin
tidak boleh diberikan pada anak umur di bawah I tahun dan ibu hamil.
Primakuin
Pengobatan dengan primakuin diberikan seperti pada lini pertama. Apabila
pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan
penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.
Dosis maksimal penderita dewasa yang dapat diberikan untuk kina 9 tablet,
dan primakuin 3 tablet.
13
Hari
1
Jenis obat
Kina
Doksisiklin
3/a
1r,
2x1 **)
2
3xlz
3x1
3x11h
3 x (2-3)
2x1 **)
2 x 1***)
Primakuin
2-7
*)
Kina
Doksisiklin
") Dosis diberikan kg/BB
**) 2x
50 mg Doksisiklin
***) 2 x 100 mg Doksisiklin
2x1***)
2-3
Jenis obat
0-11
14
5-9
bulan
tahun
tahun
3 x1/z
3x1
Ta
1Y2
2-3
3xlz
3x1
3 x 1t/z
3 x (2-3)
*)
4 x1**l
*)
Kina
Tetrasiklin
Primakuin
2-7
*)
Kina
10 -14
tahun
3 x 11/z
*)
Tetrasiklin
215
tahun
3 x (2-3)
4 x1**)
Penderita
*)
Dosis diberikan kg/bb
**) 4x
250 mg Tetrasiklin
ll. Pengobatan
11.1.
ini
menggunakan
ACT(Artem isi n i n Com bi nation Therapy) yaitu artesu natfl+ amod iaq u i n atau
Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP), yang mana DHP saat ini digunakan di
Papua.
Dosis obat untuk malaria vivax sama dengan malaria falciparum, dimana
perbedaannya adalah pemberian obat primakuin selama 14 hari dengan dosis
0,25 mg / kg BB,
14
11.2. Pengobatan
Kina tablet
Tablet kina yang beredar di lndonesia adalah tablet yang mengandung 200
mg kina fosfat atau sulfat. Kina diberikan per-oral, 3 kali seharidengan dosis
1Omg/kgBB/kali selama 7 hari.
Dosis kina adalah 30 mgikgBB/hari. Pemberian kina pada anak usia dibawah
1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.
Primakuin
Dosis Primakuin adalah 0.25 mgikgBB per hari yang diberikan selama 14
hari. Seperti pengobatan malaria pada umumnya, primakuin tidak boleh
diberikan kepada: lbu hamil, bayi < 1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD.
Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivax yang resisfen
terhadap pengobatan ACT.
15
Hari
Jenis obat
Hl-7
Kina
")
3 x1/z
3x1
Y4
Y2
Primakuin
H1-14
Dosls diberikan kg/bb
11.3.
3xlVz 3x3
3/+
1
Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dapat diketahui melalui
anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah
minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain), maka
pengobatan diberikan secara mingguan.
Jenis obat
u-1
Bulan
2-11
1-4
5-9
bulan
tahun
tahun
10 -14
tahun
tahun
:1s
8 s/d 12
Artesunate
Y4
Yz
3-4
8 s/d 12
Amodiaquin
Vq
Yz
3-4
16
_.t
2
3
4-14
Jenis obat
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
Artesunat
Amodiakuin
Primaksin
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
Primakuin
1-4
5-9
tahun
tahun
0-1
Bulan
2 -11
bulan
la
Y2
Y4
Y2
10 -14
tahun
tahun
3
2
2
2
3/+
1Yz
2
2
Y4
Y2
Y4
Yz
fr
l/a
Y2
Y4
Y2
Y4
Y2
Y4
Y4
215
2-3
4
3/t
3
3
4
4
,2
3/+
,,
3/t
Atau
Tabel 1V.8. Pengobatan malaria mix (P.falciparum + P.vivax ) dengan
Dihydroartemisinin + Piperaquin(DH P)
Hari
Jenis obat
DHP"
2
3
4-14
Primakuin
DHP
Primakuin
DHP
1,5
3-4
1V'
1.5
2
2
3-4
1/2
3/q
1,5
3-4
Y4
Yz
3/+
Y4
Y2
"/4
3/q
1/a
Y2
Y4
Y4
Primakuin
PnmaKurn
Y2
2-3
Piperaquin
17
I
(wHo,1997):
1.
2.
3.
lain.
Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit <15o/o) pada keadaan hitung
parasit >10.000/uL; apabila anemianya hipokromik mikrositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati
lainnya.
Gagal ginjal akut (urin < 400 mll24 jam pada orang dewasa atau
<1
5. Hiperpireksia
anak).
18
pada
SKALA
Jenis respon
Gerakan bola mata
Mata terarah (menoikuti oerak teluniuk/senter)
Tidak terarah
Resoon verbal
Menanqis normal
Merintih
Tidak terarah
Resoon Gerakan
Ada resoon lokalterhadap ranqsang nveri
Menarik tunqkai karena ranqsanq sakit
Non spesifik atau tidak ada reaksi
Total
Anak
Keterangan:
Penilaian unrouseable coma
:-
0
2
1
2
1
0-5
pada anak-anak 3 3
SKALA
Jenis respon
Membuka mata
Spontan
Respon terhadap suara
Resoorl terhadao nveri
Tidak ada respon
Respon verbal
Orientasi baqus (iawaban normal)
Binqunq (iawaban keliru)
Hanva kata (bicara tidak teoat)
Hanva suara (bicara kacau)
Tidak ada suara
Respon qerakan
Gerakan spontan i normal
Menqikuti perintah
Dapat melokasi nyeri
Gerakan fleksi terhadao ranqsanq nveri
Gerakan ekstensi/abnormal terhadap rangsanq nyeri
Tidak ada reaksi
Keterangan:
Penilaian unrouseable coma
:-
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
3-15
pada dewasa 3 9
19
Perbedaan manifestasi malaria berat pada anak dan dewasa dapat dilihat pada
tabel |V.11.
Tabet
terapi
kina)
e- Kejang umum yang berulang
Anemiaberat(<5gro/o)
Kejang umum yang berulang
Asidosis metabolik
f. Asidosis metabolik
Kolaps sirkulasi, syok hipovolemia,
hipotensi (tek.sistolik <50mmHg)
h. Gangguan kesadaran selain koma
i. Kelemahan yang sangat (severe prostration)
j. Hiperparasitemia
k. lkterus
t. Hiperpireksia (Suhu >410C)
m. Hemoglobinuria (blackwater fever)
n. Perdarahan spontan
o. Gagalginjal
Komplikasiterbanyak pada anak
* Adult Respiratory
Distress Syndrom
20
l.
Tindakan umum
Tindakan umum meliputi :
1. Bebaskan jalan nafas dan mulut untuk menghindari terjadinya asfiksia,
bila perlu beri oksigen (Oz)
2. Perbaiki keadaan umum penderita (beri cairan dan perawatan umum)
3. Monitor tanda-tanda vital (keadaan umum, kesadaran, pernafasan,
tekanan darah, suhu, dan nadi setiap 30 menit).
4. Pantau tekanan darah, warna kulit dan suhu. Penderita hipotensi
ditidurkan dalam posisi Trendenlenburg.
5. Lakukan pemeriksaan darah tebal ulang untuk konfirmasi diagnosis.
6. Catat pada rekam-medik penderita: identitas, riwayat perjalanan
penyakilrrriwayat penyakit dah u lu, riwayat beperg ian, riwayat tra nsfusi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (bila tersedia), diagnosis
kerja, diagnosis banding, tindakan dan pengobatan yang telah diberikan,
rencana tindakan / pengobatan, dan lain-lain yang dianggap perlu.
7. Bila pasien koma lakukan prinsip ABC (A = Airway, B = Breathing, C =
Circulation) + D=Drug (Defibrilast), antara lain :
Airway ( jalan nafas )
Jaga jalan nafas agar selalu bersih, tanpa hambatan, dengan cara
b. Jaga keseimbangan
d.
21
)
{
Drug / Defibrilasi
Disesuaikan dengan fasilitas dan protokol rumah sakit.
ll.
Pengobatan simptomatik
1. Berikan antipiretik pada penderita demam untuk mencegah hipertermia.
Dewasa:
Parasetamol 15 mg/kgbb/kali. Pemberian dapat diulang setiap 4 jam
selain itu penderita dapat dikompres.
Anak:
a.
b.
2. Berikan antikonvulsan
Dewasa :
Diazepam 5-10 mg lV (secara perlahan jangan lebih dari 5 mg / menit),
bila masih kejang pemberian diazepam diulang setiap 15 menit,
pemberian maksimum 100 mg I 24 jam. Sebagai alternatif dapat dipakai
phenobarbital 100 mg im/kali diberikan 2 x sehari.
Anak:
a.
b.
c.
Dosis awal
30 mg-im
Umurlbln-1thn
50 mg im
75 mg im
22
lll.
.
.
23
trimester pertama. Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida
25o/o. Satu ampul berisi 500 mg l2ml.
Dosis dan cara pemberian kina pada orang dewasa termasuk untuk ibu
hamil :
Loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5%
atau NaCl O,9o/o diberikan selama 4 jam pertama. Selanjutnya selama 4 jam
ke-dua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu,
diberikan kina dengan dosis maintenance 10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml
dekstrose 5 % atau NaCl selama 4 jam. Empat jam selanjutnya, hanya
diberikan lagi cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu diberikan lagi
dosis maintenance seperti diatas sampai penderita dapat minum kina peroral. Bila sudah sadar / dapat minum obat pemberian kina iv diganti dengan
kina fablet per-oraldengan dosis 10 mg/kgbb/kali, pemberian 3 x sehari
(dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang
pertama).
Dosrs anak-anak: Kina HCI 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur <
2 bulan : 6-8 mg/kg bb) diencerkan dengan dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 %
sebanyak 5-10 cc/kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai
penderita sadar dan dapat minum obat.
24
c.
c.
d.
e.
g.
h.
i.
l[.
25
Anemia Berat
Anemia berat adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin < 5 g/dl
atau hematokrit < 15 % dengan parasit >100.000 /ul. Anemia berat sering
menyebabkan distress pernafasan yang dapat mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu pemberian transfusi darah harus segera dilakukan.
Tindakan :
Anak-anak:
Kebutuhan total = A Hb x BB x4 cc
Keteranqan:
A Hb = selisih antara Hb yang diinginkan setelah transfusi dengan Hb
sebelum transfusi.
Misal :
Hb anak 4 g% dengan berat badan = 10 kg. Hb yang diinginkan
setelah transfusi : 12 g%. Total PRC transfusi adalah : 8 x 10 x 4 cc
320 cc.
perhitungan sbb:
Kebutuhan total = A Hb x BB x 6 cc
Untuk mencegah terjadinya kelebihan beban jantung dapat diberikan
furosemid 1 mg/kgBB sebelum transfusi. Bila pemberian furosemid
tidak memungkinkan, pemberian transfusi dilakukan secara bertahap.
Dewasa :
a. Berikan transfusi darah paling baik darah segar atau PRC 10-20
ml/kgbb. Setiap 4 ml/kgbb akan menaikkan Hb-1 S%.
b. Pasien dengan gagal ginjal hanya diberikan PRC.
c. Untuk mencegah overload, dapat diberikan furosemide 20 mg iv.
3.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kada;-gula darah sewaktu
<40 mg%. Sering terjadi pada penderita malaria*berat terutama anak
usia < 3 tahun, ibu hamil, dan penderita malaria berat lainnya dengan
terapi kina. Kina dapat menyebabkan hiperinsulinemia sehingga terjadi
26
Tindakan :
a. Berikan bolus glukosa 40Yo intra vena sebanyak 50 -100 ml (anakanak :2 - 4 ml/kg bb dengan pengenceran 1:1 dengan akuadest,
untuk neonatus maksimum konsentrasi glukosa 12,5%)
b. Dilanjutkan infus glukosa 10o/o perlahan-lahan untuk mencegah
hipoglikemia berulang.
c. Pemantauan teratur kadar gula darah setiap 4-6 jam.
4.
kerusakan jaringan.
a.
b.
c.
d.
e.
t.
c.
d.
e.
f.
g.
\,-
Gagal ginjal akut terjadi apabila volume urin < 400 mll24jam atau < 20
ml/jam pada dewasa atau < 1 ml/kgbb/jam pada anak-anak setelah
diobservasi / diukur selama 4-6 jam.
GGA terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke giniat sehingga terjadi iskemik dengan terganggunya
mikrosirkulasi ginjal yang menurunkan filtrasi glgmerulus. Penyebab
GGA pada malaria : Eagal ginja! pre-renal akibatEehidrasi adalah yang
tersering (> 50%), sedangkan gagal ginjal renal akibat tubuler nekrosis
akut terjadi pada 5-10% penderita. GGA sering terdeteksi terlambat
setelah pasien sudah mengalami overload (dekompensasi kordis) akibat
rehidrasi yang berlebihan (overhidrasi) pada penderita dengan
oliguria/anuria, dan karena tidak tercatatnya keseimbangan cairan
(balans cairan) secara akurat.
28
Tindakan :
a. Pada semua penderita malaria berat, sebaiknya kadar ureum dan
kreatinin diperiksa 2 - 3 kali per minggu.
b. Apabila pemeriksaan ureum dan kreatinin tidak memungkinkan,
c.
d.
e.
.
.
.
f.
g.
dialisis.
adalah:
h.
i.
j.
Catatan :
lndikasidralisis ;
1). Klinik :
Tanda-tanda uremik
29
6.
Tindakan :
- Bila protrombin time alau partial tromboplastin time memanjang,
diberikan suntikan vitamin K dengan dosis 10 mg intravena.
- Bila ditemukan tanda-tanda Koagulasi lntravaskular Diseminata
(KlD), ganti faktor pembekuan yang berkurang, antara lain dengan
penambahan faktor pembekuan, plasma segar beku (FFP), transfusi
suspensi trombosit dan pemberian Packed Red Cell (PRC).
- Bila Hb < 5 gr% berikan transfusi darah.
6.1. lkterus
Manifestasi ikterus (kadar bilirubin darah , 3 mg %) sering dijumpai pada
dewasa, sedangkan bila ditemukan pada anak prognosisnya buruk.
Tidak ada tindakan khusus untuk ikterus. Bila disertai hemolisis berat dan
Hb sangat rendah maka diberikan transfusi darah. Biasanya kadar
bilirubin kembali normal dalam beberapa hari setelah pengobatan
dengan anti malaria.
Tindakan:
Berikan oksigen bila sesak nafas.
Periksa Analisa gas darah dan koreksi dengan pemberian larutan
natrium bikarbonat. Koreksi pH arterial harus dilakukan secara
perlahan-lahan. Natrium Bikarbonat diberikan sebanyak: 0,3 X BB X
BE (base excess) meq. Apabila tidak ada analisa gas darah dapat
diberikan dengan dosis 1-2 meq/kgbb/kali.
Bila tidak tersedia fasilitas yang memadai sebaiknya penderita
segera di rujuk ke RS tingkat Provinsi.
il
8.
Hiperparasitemia.
Umumnya ditemukan pada penderita non-imun, dengan densitas parasit
>5
o/o
c.
d.
9.
Edema paru
Edema paru pada malaria berat sering timbul pada fase lanjut
dibandingkan dengan komplikaqi lainnya.
Edema paru teriadi akibat:
a. Adultrespiratory disfress syndrome (ARDS)
Tandatanda ARDS:
- Timbul akut
- Ada gambaran bercak putih pada foto toraks di kedua paru,
- Rasio PaO2: FiO2 < 2OO
- Tidak dijumpai tanda gagaljantung kiri.
Manifestasi klinis ARDS :
- Takipnoe (nafas cepat) pada fase awal
- Pernafasan dalam
- Sputum : ada darah dan berbusa.
b.
Hipoksaemia.
Over hidrasi akibat pemberian cairan.
Dijumpai tanda gagaljantung kiri, biasanya akibat adanya gaga! ginjal
akut yang disertai pemberian cairan yang berlebihan.
FLUID OVERLOAD
Balans cairan
Normal
CVP
Normal
Meninggi
Tekanan A Pulmonal
Normal
Meninggi
JVP
Normal
Meninggi
Tindakan
Bila ada tanda edema paru akut, penderita segera dirujuk, dan
sebelumnya dapat dilakukan tindakan sesuai penyebabnya:
a.
ARDS
Pemberian oksigen
PEEP (positive end-respiratory pressure) bila tersedia.
b. Over hidrasi :
Pembatasan pemberian cairan
- Pemberian furosemid 40 mg i.v bila perlu diulang 1 jam kemudian
32
respon.
Rujuk segera bila overload tidak dapat diatasi.
o
o
o
0. Distress pernafasan
Komplilibsi ini sering terjadi pada anak-anak. penyebab terbanyak
adalah asidosis metabolik. Asidosis biasa berhubungan dengan malaria
Tindakan :
Penatalaksanaan
penyebabnya.
33
s
G)
MALARIA BERAT
ANEMIA BERAT
HIPERPIREKSIA
MALARIA
SEREBRAL
DEHIDRASI
INTAKE KURANG
MUNTAH MUNTAH
C.
KEMOPROFILAKSIS
Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga
bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan
kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang
tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain. Untuk
kelompok atau individu yang akan bepergian/tugas dalam jangka waktu yang
lama, sebaiknya menggunakan personal protecfion seperti pemakaian kelambu,
repellent, kawat kassa dan lain-lain.
35
BAB V
PROGNOSIS DAN RUJUKAN
2.
3.
pengobatan.
Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan
pada anak-anak 15 o/o, dewasa 20 o/o, dan pada kehamilan meningkat sampai
50 o/o.
Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik
daripada kegagalan 2 fungsi organ.
a.Mortalitasdengankegagalan3fungsiorgan,adalah>
36
BAB
VI
A.
1.
Amodiakuin
Formula:
Tablet 200 mg amodiakuin basa setara hidroklorid atau 153,1 mg dari basa
setara klorohidrat,
Penggunadfi:
Amodiakuin pernah dilaporkan menimbulkan reaksi fatal pada penggunaan
sebagai profilaksis /pencegahan ( thn 1980). Akibatnya sejak thn 1990 obat
ini tidak boleh digunakan sebagai profilaksis atau penggunaan alternatif
terhadap kegagalan klorokuin. Tetapi karena resiko toksik, penggunaannya
Farmakologi obat:
Setelah obat diminum per oral, amodiakuin dengan cepat dan intensif di
metabolisir menjadi bentuk aktif metabolit yaitu desetilamodiakun senyawa
ini terdeteksi kurang dari I jam. Desetilamodiakuin terkonsentrasi dalam sel
darah merah dan perlahan lahan hilang dengan waktu paruh sampai 18 hari
Efek samping
37
2. Artesunate
Formula:
Tablet mengandung 50 mg sodium artesunate
mg
Khasiat:
Digunakan untuk injeksi sebagai asam artesunik ( karena tidak stabil dalam
larutan netral ). Khasiat obat ini sama dengan artemisin,
Dosis yang dianjurkan pada :
Malaria tanpa komplikasi :
Kombinasi terapi: 4 mg/kgBB setiap hari untuk 3 hari + amodiakuin (10
mg/kgbb/ hari) selama 3 hari
Malaria berat/ severe malaria :
Dosis awal 2,4 rng/kg BB per i.v diberikan pada 12 iam pertama dan
dilanjutkan dengan dosis yang sama untuk 12 jam berikutnya,hari ke 2
s/d 5 adalah 2,4 mglkgbblz{ jam, selama 5 hari atau sampai penderita
mampu minum obat.
'
,
.1
i.:Farmakologi :
Artesunate per-oral cepat dimetabolisir menjadi dihidroartemisinin, tetapi di
absorbsi tidak lengkap dengan puncak konsentrasi 1-2 jam setelah minum
obat. Eliminasi waktu paruh adalah 2- 5 jam.
EteK samptng
3,
Primakuin
Formula:
Tablet mengandung 15 mg primakuin basa
Khasiat:
Penggunaan
Sebagai terapi anti relaps pada P.vivax dan P.ovale, dan gametocidal pada
malaria falsiparum.
Residen/penduduk pada daerah rendah/ non transmisi malaria dan,
Penduduk yang tinggal didaerah dengan transmisi malaria musiman, dimana
kekambuhan karena P.vivax tejadi 6-12bln setelah serangan primer. Obat
ini tidak diperlukan sebagai anti relaps rutin pada penduduk yang tinggal
didaerah endemik . Beberapa kasus relaps tidak dapat dibedakan dari re-
infeksi dan pasien yang diterapi dengan obat yang efektif terhadap
sisontosid darah untuk gejala kekambuhan/ parasitemia. Pada area dengan
transmisi musiman dimana relaps terjadi 6 - 12 bulan setelah serangan
primer, terapi dengan primakuin dapat memperlambat relaps. lni merupakan
ekskresikan melalui
39
Kontraindikasi :
Wanita hamil dan anak < 1 tahun
Penderita defisiensi G6PD
Penderita dengan aktif reumatoid artritis dan lupus eritematosus
lnteraksi obat:
4.
Kina
Selama lebih dari 3 abad Cinchona dan alkaloidnya, terutama quinine,
merupakan satu- satunya obat yang efektif terhadap malaria . Belakangan
ini preparat - preparat sintesa baru yang telah digunakan diseluruh dunia
telah diyakini lebih ampuh dan kurang toksik . Walaupun demikian, strain
falciparum yang resisten terhadap klorokuin dan antimalaria lainnya telah
meluas sehingga kini kinina kembali digunakan sebagai obat pilihan
terhadap malaria berat dan malaria tanpa komplikasi
.
Formulasi:
Tablet ( lapis gula ),200 mg basa per tablet setara 20 mg bentuk garam
lnjeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl25o/o berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi
250 mg basa).
Khasiat:
Kinina sangat aktif bekerja terhadap skizon darah dan merupakan obat
untuk penyembuhan klinis yang efektif. Obat ini dipakai untuk penyembuhan
radikal pada P.falciparum. Terhadap gametosit dewasa P.falciparum tidak
efektif sedangkan spesies lain cukup efekif.
40
41
Artemeter
Formula:
Farmakologi:
Sama dengan artemisin (farmakokinetik oral) dengan puncak konsentrasi
plasma dan waktu paruh plasma rata-rata 1-2 jam dan 2-3 jam. Aktifitas
antimalaria dalam plasma lebih besar melalui injeksi daripada oral
Efek samping:
Fatal neurotoksik terjadi setelah injeksi artemeter pada dosis yang lebih
6.
ihydroartemi si ni n
(D H A)
Formula:
. Tablet mengandung 20 m9,40 m9,60 mg atau 80 mg DHA
. Suppositoria mengandung 80 mg DHA
Dihydroartemisinin (DHA) adalah metabolit akhir dari derivat Artemisinin ,
tetapi selain diberikan peroral dapat juga diberikan perektal . Senyawa ini
tidak larut dalam air, dan memerlukan formula yang tepat untuk menjamin
absorpsi yang kuat. Untuk mencapai cure rate sama dengan artesunate
oral . Formula fixed dose dengan Piperaquin dapat menjadi ACT yang
menjanjikan .
42
Farmakokinetik:
DHA cepat diabsorbsi bila diminum oral , puncak level dicapai setelah 2,5
jam . Absorbsi melalui rektal lambat , dengan puncak level terjadi t 4 jam
setelah digunakan . lkatan protein plasma sekitar 55Yo. Eliminasi waktu
paruh 45 menit melalui usus dan Glukuronidase hepatik.
7.
Piperaquin
Obat ini merupakan salah satu campuran yang aman untuk ACT
( Artemisinin Combination Therapy), dimana mempunyai keuntungan antara
lain murah, terapijangka pendek dengan penyembuhan yang sangat baik
dan toleransi yang baik dan dapat menurunkan transmisi dan munculnya
resistensi parasit.
Piperaquin kombinasi (cure rate 28 hari > 95%) dan regimen tidak
berhubungan dengan sifat kardiotoksik dan efek samping yang lain.
Karakteristik Piperaquin baru - baru ini diungkapkan bahwa obat ini larut
dalam oil / minyak dengan volume yang besar untuk didistribusikan saat
bioavailability , waktu paruh yang panjang yang terjadi pada anak dibanding
dewasa. Toleransi, efiaksi , profil dan biaya murah dari PQ membuat ini
menjanjikan sebagai partner ACT.
8.
Atovaquone
Atovaquone adalah obat aktif anti parasit hydrorynaphtoquinone membunuh
43
Farmakokinetik
Efek samping:
Proguanil
Proguanil merupakan senyawa biguanide yang bermetabolisme dalam tubuh
Farmakokinetik
Proguanil dengan mudah diserap melalui saluran mengikuti pemberian oral.
Tingkat puncak plasma munculsekitar 4)am, dan dikurangi dalam kehamilan
trimester. Sekitar 75% terikat pada protein plasma. Proguanil bermetablisme
dalam hati menuju metabolit aktif antifolate. Eliminasi umur-paruh dari proguanil
dan cycloguanil sekitar 20 jam. Eliminasi sekitar 50% dalam urin, dimana
60% merupakan obat yang tanpa perubahan dan 30% cycloguanil, dan
sisanya dikeluarkan dalam tinja.
Efek Samping
Terlepas dari pada intoleransi gastri ringan, diare, kadang-kadang apthous
ulceration (nanah ulserasi) dan kerontokan rambut, ada beberapa efek
berlawanan yang berhubungan dengan dosis biasa proguanil hydrochloride.
44
Dosis
Dosis untuk dewasa dan anak diberikan penuh 25 mg klorokuin untuk 3 hari.
Regimen dibagi menjadi 10 mg basa/kg pada hari 1 dan ke2,dilanjutkan
5 mg/ kg pada hari ke 3 ( misal.1500 mg basa untuk dewasa 60 kg).
Kemoprofilaksis:
Dosis 5 mg basa per kg per minggu dengan dosis tunggal
1.
Artesunat
- Amodiaquin
a. Kemasan Artesunat
diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis lrrnggal harian sebagai
berikut:
Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb
Artesunat =4mg/kgbb.
.
.
b.
46
2.
Dihydroartemisinin + Piperaquin :
Fixed Dose Combination (FDC) 1 tablet mengandung 40 mg dihydroartemisinin
dan 320 mg piperaquin . Obat ini diberikan per- oral selama tiga hari dengan
dosis tunggal harian sebagai berikut
Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB
dosis 16 -32 mg/kg BB
.
. Piperaquin
3.
Artemether + Lumefantrin
1 tablet mengandung 20 mg artemether ditambah 120 mg lumefantrine
Merupakan obat Fixed Dose Combination . Obat ini diberikan peroral selama
tiga hari dengan cara 2 x 4 tablet perhari.
5.
Artesunat
6.
Artesunate - Pyronaridine :
Obat Artesunate 60 mg dengan Pyronaridine '180 mg.
7.
8.
Atovaquone - Proquanil
Obat ini mengandung 250 mg Atovaquone dan 100 mg Proquanil
hydrochioride untuk orang dewasa.
Tablet mengandung 62,5 mg Atovaquone dan 25 mg Proquanil
hydrochioride untuk anak-anak.
1.
Doksisiklin
Formula:
Kapsul dan tablet mengandung 100 mg doksisiklin garam setara hidroklorid.
Khasiat:
Doksisiklin derivat dari oksitetra, memiliki spektrum yang sama aktifitasnya.
Obat ini lebih lengkap diabsorbsi dan Iebih larut dalam lemak. Juga
mempunyai waktu paruh plasma yang panjang.
Penggunaan
Anjuran dosis :
Pada daerah dengan resistensi kina yang tinggi
Kemoprofilaksis
-Anak<Stahun
- lbu hamil dan menyusui
- Pasien dengan disfungsi ginjal.
2.
Tetrasiklin
Anjuran:
Pada daerah resisten kina yang tinggi
Kina 10 mg basa/kgBB 3 x sehari untuk 7 hari + tetra 250 mg 4 x sehari
untuk 7 hari.
perubahan warna gigi dan displasia enamel yang permanen pada anak.
Perubahan kulit : reaksi fototoksik, meningkatnya kepekaan terhadap
sinar matahari
Lain-lain seperti gangguan mirip morbili, urtikaria, dermatitis eksfoliatif,
glossitis, vaginitis, cheliosis
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap tetrasiklin
Gangguan hepar /hati dan renali ginjal
3.
Anak<8tahun
Ibu hamil dan menyusui.
Clindamycin
Farmakokinetik.
Sekitar 90% dosis diserap dalam pemberian secara oral. Makanan tidak
menghambat penyerapan tetapi dapat menunda penyerapan. Clindamycin
phosphate dan palmitate hydrochloride secara hidrolisis sangat cepat
membentuk obat bebas. Konsentrat puncak dicapai dalam 1 jam pada anakanak dan 3 jam pada orang dewasa. Didistribusikan secara luas, meskipun
tidak melalui cairan cerebrospinal. Clindamycin melewati placenta dan
muncul pada susu di payudara. Clindamycin 90% terikat pada protein
plasma dan berakumulasi dalam leukosit, macrophages, dan air empedu.
Umur-paruh clindamycin adalah 2-3 jam tetapi dapat diperpanjang dalam
neonates dan pasien dengan kerusakan ginjal. Clindamycin mengalami
metabolism pada N-demethyl aktif dan metabilit sulfadixine, dan juga
beberapa metabolit tidak aktif. Sekitar 10o/o dosis dikeluarkan melaui urin
sebagai metabolism aktif dan sekitar 4o/o dalam tinja. Sisanya dikeluarkan
sebagai metabolit tidak-aktif. Pengeluaran lambat dan memakan waktu
lebih dari beberapa hari. Clindamycin secara efektif dikeluarkan dari tubuh
melalui dialysis.
Efek Samping
Diare muncul pada 2-20o/o pasien. Lainya dilaporkan efek gestro-intestinal
termasuk mual, muntah, nyeri perut dan rasa pahit (tidak enak) pada mulut.
Sekitar 10% pasien merasakan reaksi hypersensitif. Dan dapat menyebabkan
biduran pada kulit, urticaria atau anaphylaxis. Efek berlawanan lainnya
termasu k leucopenia, agranu locytosis, eosinoph il ia, throm bocytopen ia,
erythema leucopenia, polyarthritis, jaundice (sakit kuning) dan kerusakan
hati. Beberapa formulasi parental mengandung benzyl alkohol, yang dapat
menyebabkan isindrome sesak napasi (gasping syndrome) pada neonates.
!nteraksi obat-obatan
Clindamycin dapat meningkatkan efek obat dengan menghalangi aktifitas
neuromascular dan ada bahaya potensial dari depresi pernapasan. Depresi
pernapasan tambahan dapat juga munculdengan opioid. Clindamycin mungkin
50
DAFTAR LAMPIRAN
51
Lampiran
RUMAHSAKIT
No.
:....
-----Ke-Pt'-cfeil
:
Hal
: Rujukan
Lamp.
Yth.
RS
Di
Dengan hormat,
Mohon pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut
Namapenderita
Alamat
Dengankeluhan
....,Umur:".......,L/P
: "..
: menggigilidemam/berkeringaUmual/muntah/sakitkepala/..
:
Pemeriksaan :
Masuk Puskesmas
......
.... , jam
tanggal :
Keadaan umum:...... ......., kesadaran:...............
Tensi :.. .. .., Nadi :.. . . .., Pernafasan :.
Suhu : . . . . . -C, kelainan fisik yang menonjol :
Diagnosis kerja
Telah diberikan pengobatan
Saat ini diberikan : . . . .
Pengobatan tambahan :
:
Slide malaria dibuaUtidak dibuaU diikut sertakan/ tidak diikut sertakan, Atas bantuan
dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
tanggal
(.
52
..)
Lampiran
No.
Hal
Lamp.
Kepada
Yth. TS
Di
Dengan hormat,
Bersama ini kami kirimkan kembali penderita yang TS rujukkan
Dengan Rekam Medis No.
. . . ., tanggal : .
Nama
:....
.,Umur: ....
Masukdirawattanggal : ..
...sampai tanggal
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Laboratorium : Slide /DDR '. + I Jenis plasmodium : 1. P. falciparum
,LlP
:
:
2.
3.
P. vivax
P. campuran (mix)
Pemeriksaan tambahan
Ro thorax
EKG
r Kimia darah
I Lain-lain
Diagnosis
Obat yang diberikan
Obat waktu pulang
Anjuran
Terima kasih atas kerja samanya.
tanggal
Direktur Rumah Sakit,
53
Lampiran 3
RUJUKAN
1.
999.
4.
5.
6.
54
Lampiran 4
3.
t)
7.
\modiakuin
'10 Jam
\rtesunat tablet
4-11iam
\rlesunal inieksi
4-11 iam
\rtemeter inieksi
4-1 1 iam
Doksisiklin
14-24iam
Klorokuin
0hari
(na
1O-12iam
orimakuin
5 iam
Sulfadoksin
)irimetamin
9
10.
Waktu paruh
Nama Obat
No
fetrasiklin
180 jam
(Sulfadoksin), 95
iam (Pirimetamin)
jam
Efek samping
lnteraksi obat
Kontra indikasi
ranalntnlzcilz
aln
tilempengaruhi pH pencernaan,
Gangguan pencemaan, anorexia,
perubahan warna gigi, depresi
lnti koagulan, halogenasi agent,
rniacid
irrmsrrm firlano
)engan antasid atau kaulin
Gangguan pencernaan, gangguan
'diberikan dengan jarak 4 jam),
penglihatan, vertigo, gangguan
pendengaran. Jika overdosis dapat
:imetidine, vaksin rabies,
rolranirl az nlo a mninillinc
menimbulkan cardiac anest
f rombositopenia, leukopenia,
Obat-obat jantung, antasid,
koagulopati, hepatotoksik, renal
lallure, hipoglikemia, hipotensi berat, Cimetidine, anti koagulan
irentrikular takikardia tinitus
(ina dapat menurunkan
Sangguan pencernaan, gangguan
<onscniraqi nlasma nrimakr rin
iarah. kram
3angguan pencernaan, tremor, sakit Sulfonamide lainnya,
lotrimoxazole. asam folat
repala, steven johnson syndrome
Sangguan pencernaan, anorexra,
rerubahan warna gigi, depresi
tumsum tulano
\4empengaruhi pH pencernaan,
rnti koagulan, halogenasi agent,
rntasid
kemoprofilaksis
Kehamilan Trimester
Kehamilan Trimester
Kehamilan Trimester
Resistensi
ii
Keterangan
Teloon 4247608
Telbx 493 l0 - PPM JKT. Fax. 420'1807
fi5d0
Nomor
Lampiran
:PM.00.01 .3.541
Jakarta,
Perihal
l5
Desember 2004:
Kepada Yth
l.
2.
3.
4.
Di seluruh lndonesia.
Dengan hormat,
Sehubungan dengan makin meningkatnya kasus malaria dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir yang sering menimbulkan KLB serta semakin meluasnya wilayah resisten Plasmodium
falciparum terhadap obat anti malaria yang digunakan, maka dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bermufu khususnya pemberantasan malaria, dibutuhkan
kebijakan diagnosis dan pengobatan malariayang sesuai.
&PL
n-
s^^t:^-.:
s^^-^-^
/DcDr
oc\ T-l_
aEnalEn
Direktorat Penyehattn L
Matrs
..
DEPARTtrMEDS KES]EEAIAN
REPIIBIJK INIX)NHSIA,
Noonor
:PLffi-Al3l/9
Ianmnirm
Pcrfral
Jakarta,
B DmnbqZW:
KcpadaYfr
ParaAngotaKwdsiAhEi
Di^Tryat
Drngamhffimafi,
2W yng@uern
AW
PPM
t{IP- BA52A3%
-5___
ffiDIMHM&I[,rS.anDls
Mffi
lllrlfrr*Fuilre
H ffi Eeffi
IU. h. $rff
Serrrm
&
PL
Lampiran 6
REKOMENDASI
KOMISI AIILI DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN MALARIA
28 OKTOBER 2004
TOPIK BAHASAN
'
'
'
Tempat
:20
orang (Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis Obstetri dan
l.
n Malaria
Lampiran 7
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor :109/Menkeslll20O4
Lampiran : Perihal : Penggunaan Obat Anti Malaria
Jakarta,
23
Januari 2004
Kepada Yth.
Jakarta
1.
2.
agil berpedoman
berlaku.
Lampiran 8a
tfi
BUPATEN.,,.,,..........,.......TAHUN,,.,,,.,,,,.,,.,..
RUMAH SAKIT........
Pemoiahn
tdode
l{ama
tiCair
Pasien
Klinis
llo
Diagnoois
Radrhl(kontumrui)
{tonfimasi}
0.
tikroskop
bn
RDT
L
1
[inis(lanpr
Jenh Pamsit
Positif
$0thn
1.{ thn
l0'11 thn
15.51hn
> 51
thn
Jumlah
10
11
12
t3
l4
t!
t6
tl
18
t9
iloP
lbu llamil
PI
tu
Pm
Itx
Jumlah
ACT
llon ACT
l{mACI(C0)
20
21
23
21
25
26
1t
IE
29
2
3
4
5
6
1
I
10
t1
12
Tobl
0mng
: ., ., ,.,
- Mdana
lfinis : penduita
-ACT
-RDT
: Rapftl
0rang
phyam
U4nmlicTmtdengn menggunakandipst'Uparadeckalar
yangse[mls
tnfrrn$il
Lampiran 8b
LAPOMN BUI.ANAN
PUSKESMAS
Keterangan : Laporan ini dikirim oleh Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan ke
.. TAHUN.,.,,...,,,,..,,..,.......,
- RDT: Rapid Diagosis Test dengan menggunakan dipstiUparacheck atau yang sejenis
- Malaria klinis adalah kasus malaria dengan gejala klinis
- MoMl : Jumlah kasus malaria klinis sebulan x 1.000 penduduk
Jumlah penduduk
- Malaria positif adalah kasus malaria yang didalam darahnya ditemukan panasil malaria
- MoPl : Jumlah kasus malaria positif sebulan x 1.000 penduduk
Jumlah penduduk
/ Kota/Puskesmas
Lampiran 8c
LAPOMN BUI.ANAN PETIEMUAN DAN PENGOBATAN MALARA
KABUPATEN
.. TAHUN,.,......,,....,.,....,.,,,
ke Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan ke Pusat (Sub Dit Malaria) paling lambat tgl, 1 0 bulan berikutnya
- RDT: Rapid Diagosis Tesl dengan menggunakan dipstildparacheck atau yang sejenis
Kepala Dinas Kesehatan
kab / Kota
Lampiran 9
Nama
Rekam Medis
Alamat:
Umur:
BB:
Sex:
Tahu
-kg
: -
L/P
Suku:
l- l-
l-
:-
l-l-
-l-
Lampiran 10
i
L
PENGIRIM
Nama
Keahlian
Alamat
Nomor
telepon
PENJELASAN
untuk
memonitor semua efek samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat.
2.
Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai
bahan untuk melakukan tindakan pengamanan atau penyesuaian yang
diperlukan.
Lampiran
11
REKOMENDASI
KOMISI AHLI BIDANG
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN MALARIA
Rapat Komisi Ahli Diagnosis dan Pengobatan Malaria yang dilaksanakan di
Hotel Permata Bogor tanggal 10 Desember 2007 dengan topik sebagai
berikut:
Rapat ini dihadiri oleh 20 orang anggota ( daftar nama terlampir), dan
menghasilkan 5 butir rekomendasi untuk perbaikan Program Pengendalian
Malaria sebagai berikut:
4.
Lampirpn 12
malaria
PEMERIKSAAN ANC,
KONSELING & SKRINING
MALARIA DENGAN RDT
ATAU MIKROSKOP
POSITIF P. falcifarum
TRIMESTER 2-3
ACP (3 hari)
DAFTAR KONTRIBUTOR
(berdasarkan abjad)