Anda di halaman 1dari 5

METABOLISME

KARBOHIDRAT,
LEMAK dan PROTEIN
pada DIABETES
MELITUS
M. Samsul Mustofa

Insulin menurunkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak darah serta
meningkatkan anabolisme molekul-molekul nutrien kecil ini.
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta
mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu molekul-molekul nutrien ini
memasui darah selama keadaan absortif, insulin meningkatkan penyerapan mereka oleh sel
dan konversi, masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein. Insulin menjalankan
efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik dari darah ke dalam sel
atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam jalur metabolik tertentu.

Efek pada Karbohidrat


Pemeliharaan homeostasis glukoa darah adalah fungsi pankreas yang sangat penting.
Konsentrasi glukosa dalam darah ditentukan oleh keseimbangan yang ada antara prosesproses berikut:

gambar 1. Faktor yang mempengaruhi Konsentrasi Glukosa Darah

Penyerapan glukosa dari saluran pencernaan; transportasi glukosa ke dalam sel; pembentukan
glukosa oleh sel ( terutama di hati); dan (secara abnormal) ekskresi glukosa oleh urin. Insulin
memiliki empat efek yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan
penyimpanan karbohidrat sebagai berikut:
1. Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Molekul
glukosa tidak mudah menembus membran sel tanpa adanya insulin. Dengan demikian,
sebagian besar jaringan sangat bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa dari
darah dan difusi terfasilitasi (dengan perantaraan pembawa) glukosa ke dalam sel-sel
tergantung insulin tersebut melalui fenomena transporter recruitment. Glukosa dapat
masuk ke dalam sel hanya melalui pembawa di membran plasma yang dikenal sebagai
glucose transporter (pengangkut glukosa). Sel-sel tergantung insulin memiliki
simpanan pengangkut glukosa intrasel. Pengangkut-pegangkut tersebut diinsersikan
ke dalam membran plasma sebagai respons terhadap peningkatan sekresi insulin,
sehingga terjadi peningkatan pengangkutan glukosa ke dalam sel. Apabila sekresi
insulin berkurang, pengangkut-pengangkut tersebut sebagian ditarik dari membran sel
dan dikembalikan ke simpanan intrasel.
Beberapa jaringan tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa-yaitu,
otak, otot yang aktif, dan hati. Otak, yang terus menerus memerlukan pasokan glukosa
untuk memenuhi kebutuhan energinya setiap saat, mudah dimasuki oleh glukosa
setiap saat. Untuk alasan yang masih belum jelas, sel-sel otot rangka tidak bergantung
pada insulin untuk menyerap glukosa selama beraktivitas, walaupun dalam keadaan
istirahat sel-sel tersebut bergantung pada insulin. Kenyataan ini penting dalam
penatalaksanaan diabetes melitus (defisiensi insulin), seperti akan dijelaskan. Hati
juga tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa; namun, insulin akan
meningkatkan metabolisme glukosa oleh hati dengan merangsang langkah pertama
metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa menjadi glukosa-6-fosfat. Fosforilasi
glukosa pada saat molekul ini memasuki sel menyebabkan konsentrasi intrasel
glukosa polos tetap rendah sehingga tetap terdapat gradien konsentrasi yang
mempermudah difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel.
2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, baik dari otot
maupun hati.
3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan
menghambat penguraian glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohidrat
dan menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.

4. Insulin selanjutnya menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat


glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukan
hal ini melalui dua cara: dengan menurunkan jumlah asam amino di dalam darah yang
tersedia bagi hati untuk glukogeneogenesis, dan dengan menghambat enzim-enzim
hati yang diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.
Dengan

demikian,

insulin

menurunkan

konsentrasi

glukosa

darah

dengan

meningkatkan penyerapan glukosa dari darah untuk digunakan dan disimpan oleh sel,
sementara secara simultan menghambat dua mekanisme yang digunakan oleh hati untuk
mengeluarkan glukosa baru ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis). Insulin
adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah.

Efek pada Lemak


Insulin memiliki banyak efek untuk menurunkan kadar asam lemak darah dan mendorong
pembentukan simpanan trigliserida sebagai berikut:
1. Insulin meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa, seperti yang
dilakukannya pada kebanyakan sel tubuh. Glukosa berfungsi sebagai prekursor untuk
pembentukan asam lemak dan gliserol, yaitu bahan mentah untuk membentuk
trigliserida.
2. Insulin mengaktifkan enzim-enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam lemak
dari turunan glukosa.
3. Insulin meningkatkan masuknya asam-asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan
adiposa.
4. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak), sehingga terjadi penurunan
pengeluaran asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah.
Secara kolektif, efek-efek itu mendorong pengeluaran glukosa dan asam lemak dari
darah dan meningkatkan penyimpanan keduanya sebagai trigiserida.
Efek pada Protein
Insulin menurunkan kadar asam amino darah meningkatkan sintesis protein sebagai berikut:
1. Insulin mendorong transportasi aktif asam-asam amino dari darah ke dalam otot dan
jaringan lain. Efek ini menurunkan kadar asam amino dalam darah dan menghasilkan
bahan pembangun untuk sintesis protein di dalam sel.
2. Insulin meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein dengan
merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel.

3. Insulin menghambat penguraian protein.


Akibat kolektif efek ini adalah efek anabolik protein. Karena itu, insulin esensial bagi
pertumbuhan normal.
Secara singkat, insulin merangsang jalur-jalur biosintetik yang menyebabkan peningkatan
pemakaian glukosa, peningkatan penyimpanan karbohidrat dan lemak, dan peningkatan
sintesis protein. Karena itu, hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam
amino dalam darah. Pola metabolik ini khas untuk keadaan absortif. Memang, sekresi insulin
meningkat selama keadaan ini dan bertanggung jawab mengubah jalur metabolik menjadi
anabolisme netto.
Jika sekresi insulin rendah, yang terjadi adalah efek yang berlawanan. Kecepatan
masuknya glukosa ke dalam sel berkurang, dan yang terjadi adalah katabolisme netto, bukan
sintesis, glikogen, trigliserida, dan protein. Pola ini mirip dengan keadaan pasca-absortif,
memang, sekresi insulin berkurang pada keadaan pasca-absortif. Namun, hormon utama
pankreas yang lain, glukagon, juga berperan penting dalam perubahan pola metabolisme dari
keadaan absortif ke keadaan pasca-absortif, seperti yang akan dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai