PENDAHULUAN
Menopause suatu istilah yang sudahtidak asing lagi bagi masyarakatberasal
dari bahasa Yunani yangberarti berhenti haid (apauseinthemenses).Menopause terjadi
pada perempuan yangmemasuki usia menjelang 50 tahun. Melalui usiatersebut
merupakan bagian universal danirreversibel dari keseluruhan proses penuaan
yangmelibatkan sistem reproduksi dimana siklus haidsetiap bulannya mulai
terganggu dan akhirnyamenghilang sama sekali. Terganggunya atausampai hilangnya
proses haid disebabkanpenurunan dan hilangnya hormon estrogen, inimerupakan
masalah yang normal yang sadar atautidak akan dilalui oleh perempuan
dalamkehidupannya.
Sehubungan
menopausemerupakan
masalah
normal
BAB II
PEMBAHASAN
I.
MENOPAUSE
Menurut arti katanya, menopause berasal dari dua kata dari bahasa Yunani
yaitu men berarti bulan, pause, pausis, paudo berarti periode atau tanda berhenti,
sehingga menopause diartikan sebagai berhentinya secara defenitif menstruasi.
Diagnosa dapat ditegakkan setelah satu tahun amenorrhea. Kata menopause berarti
sebuah fase dimana berakhirnya siklus menstruasi yang diikuti oleh satu tahun
amenorrhea. Post menopause berarti beberapa tahun setelah masa menopause.5,6
Ovarium wanita memiliki jumlah oosit terbesar selama bulan kelima
kehamilan dan memiliki sekitar 1.000.000 2.000.000 oosit saat lahir. Pada saat
masa penuaan, proses atresia mengurangi jumlah oosit, sehingga dimasa menopause
seorang wanita mungkin hanya memiliki beberapa ratus hingga beberapa ribu oosit
saja yang tertinggal. Ovarium tersebut memproduksi tiga hormone penting yaitu
estrogen, progesterone dan androgen.6
Estrogen secara endogen memproduksi Estrone (E1), Estradiol (E2) dan
Estriol (E3). Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel ovarium dominan selama siklus
menstruasi bulanan dan merupakan estrogen alami yang paling ampuh. Estrone (E1)
adalah bentuk dominan estrogen selama menopause. Ini diproduksi dalam jumlah
kecil oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi
perifer androstenedion dalam jaringan adipose.6
tanda dan gejala menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke
wajah (hotflashes), gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital,
osteopenia/kepadatan tulang rendah, dan lain-lain.6
II.
atau memiliki dasar yang luas (sessile). Kadang-kadang, terjadi prolaps polip
melalui leher rahim. Jelas sekali, polip endometrium seperti beludru halus,
berwarna merah kecoklatan, massa bulat seperti telur dalam ukuran beberapa
millimeter sampai sentimeter. Secara histology, polip endometrium memiliki
corestroma ditandai dengan saluran pembuluh darah dan permukaan mukosa
endometrium yang dapat mencakup komponen kelenjar. Polip distal dapat
menunjukkan perdarahan stroma, inflamasi sel, ulserasi dan pembesaran
pembuluh darah. Kadang-kadang, terdapat lebih dari satu polip. Jenis yang jarang
terjadi adalah adenomiomapedunkulata.8
Diferensial diagnosis meliputi mioma submukosa, sisa hasil konsepsi, kanker
endometrium dan campuran sarcoma. Polip sensitive terhadap paparan estrogen
dan dapat mengalami keganasan, dalam hal ini, prognosis mungkin lebih baik
dibandingkan dengan kanker non-polyp endometrium. Tercatat sekitar 2 12%
dari kasus perdarahan pasca menopause. Polip biasanya terdiagnosa dengan
biopsy endometrium atau kuretase. Histeroscopy dan USG Transvaginal juga
dapat berguna untuk mendiagnosis polip endometrium. Diagnosis dibuat dengan
histeroskopi, dan pengobatan dengan eksisi. Hal ini dapat ditemukan dengan
mudah oleh histeroskopi diikuti dengan kuretase tangkai.8,9
3) Terapi Pengganti Hormon/Hormon Replacement Therapy (HRT)
Setelah menopause, ovarium tidak memproduksi lagi estrogen dikarenakan
habisnya folikel ovum. Sumber estrogen pada wanita pasca menopause itu
didapatkan dari konversi peripheral dari androgen. Sedang dengan berkurangnya
estrogen terjadilah hipoestrogenik yang menyebabkan peningkatan resiko
Pada pasien yang lebih tua, kadang kurang dapat dibedakan kanker
endometrum yang ternyata dapat berkembang tanpa tanda intervensi, tetapi pada
sebagian
besar
kanker
endometrium
ada
fase
premalignant
dari
usia
pasien
dan
keinginannya
dalam
reproduksi.
HyperplasiaAdenomatosa tipe sedang dan berat pada wanita yang melewati usia
reproduksi atau yang sudah tidak menginginkan anak pada umumnya
memerlukan histerektomi. Jika tetap ingin untuk mempertahankan uterus, dan
hati-hati terhadap D & C atau histeroskopi dengan biopsy terarah telah
dilakukan, terapi dapat dilakukan dengan Magestrol asetat (40 320 mg/hari)
selama beberapa bulan untuk benar-benar menekan endometrium. Pengobatan
endometrium secara menyeluruh dilakukan sampai enam bulan untuk
memastikan
keberhasilan
terapi.
Terlepas
dari
tingkat
keparahan
lagi
dalam
12
bulan,
untuk
menilai
kelanjutan
tipe
Pada kasus dini, tidak ada tanda-tanda kelainan yang ditemukan dari
pemeriksaan fisik, tetapi sebagai perlangsungan dari sebuah kanker, uterus
biasanya menjadi lebih besar, lebih bulat, dan tidak terlalu lunak. Serviks dapat
terasa lembut. Pada perempuan pasca menopause dengan usia yang lebih tua,
jaringan parut serviks atau stenosis dapat menghambat perdarahan eksternal, dan
mungkin pasien hanya akan mengalami kram perut.8
Pemeriksaan sitologi apusan serviks dan vagina harus selalu dilakukan pada
kasus ini, terutama untuk menyingkirkan neoplasiaserviks atau vagina. Sitologi
vagina mengungkapkan sel-sel karsinoma endometrium hanya sekitar 50% kasus.
Memang, teknik sitologi intrauteri kurang efektif dibandingkan pengambilan
sampel jaringan endometrium (90%) untuk diagnosis. Setiap kasus yang
dicurigai Caendometrium harus memiliki evaluasi endoserviks bahkan sebelum
pemberian terapi. Oleh karena itu, tindakana kuretase pada endoserviks
merupakan hal yang penting untuk mendapatkan sampel jaringan endometrium.8
C. Faktor Resiko
a) Usia
pasien
0,4 %
6,36 %
8,68 %
8,22 %
7,28 %
< 50
50 59
60 69
70 79
> 80
regimen
Terapi
Pengganti
Hormon
yang
lama
dapat
bersamaan.
Insiden
kelainan
endometrium
pada
wanita
yang
c) Tamoxifen
Perempuan yang menerima Tamoxifen dalam pengobatan atau pencegahan
dari kanker payudara akan beresiko tiga sampai enam kali lipat lebih besar
mengalami kanker endometrium. Peningkatan kejadian terjadi pada perempuan
yang menerima terapi saat ini. Resiko dari peningkatan kanker endometrium
terjadi dengan dosis tinggi dan durasi yang lama pada penggunaan tamoxifen
secara bersama-sama. Pengobatan melebihi dari lima tahun akan meningkatkan
resiko paling sedikit empat kali lipat.7
Selain itu, terdapat bukti dari satu kasus penyakit mengenai kejadian kanker
endometrium dalam penggunaan tamoxifen jangka panjang yang memiliki
prognosis lebih buruk (seharusnya histology lebih sedikit baik dan tingkat
tertinggi) pada kanker-kanker yang terjadi pada perempuan. Disini terdapat
beberapa perdebatan tentang bagaimana lekat perempuan dengan tamoxifen
dimana seharusnya dapat dimonitor untuk perkembangan dari kanker
endometrium, termasuk saran-saran yang dapat membantu penyelidikan berkala
selanjutnya dalam pembahasan dari PMB.7
D. Diagnosis
Dalam situasi klinik, untuk menegakkan diagnosis Perdarahan Pasca
Menopause dibutuhkan beberapa tahapan seperti:2
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang, seperti : Pemeriksaan sitology servix, USG,
Saline infusion sonography, Outpatient Histeroskopi, Biopsi endometrium
1. Anamnesis
Anamnesis sangat penting untuk mengetahui secara rinci durasi dan derajat
perdarahan dan apakah berkaitan dengan trauma. Riwayat pemberian hormon
sebaiknya dipertimbangkan, sekalipun dengan penambahan topical estrogen.
Beberapa sediaan, seperti krim estrogen konjugasi vagina diketahui dapat memicu
proliferasi endometrium. Insiden Ca endometrium ditemukan meningkat pada
penggunaan tamoxifen pada penderita kanker payudara. Faktor resiko Ca
endometrium meningkat seiring dengan dosis penggunaan tamoxifen. Terapi diatas
selama lima tahun baru meningkatkan resiko.2
Gejala yang berhubungan seperti nyeri, demam atau perubahan fungsi dari
bladder atau bowel sangat penting dan kemungkinan ada proses infeksi seperti
pyometra. Perdarahan kemungkinan berasal dari bowel atau bladder, oragan
tersebut dapat menunjukkan proses keganasan ginekologi.2
Informasi yang jelas tentang faktor resiko keganasan traktus genital sebaiknya
di deteksi. Termasuk riwayat paps smear dan apakah hasil sebelumnya adalah
sitology serviks yang abnormal. Keberadaan DM, Obesitas dan Tamoxifen
sebaiknya dicatat. Obesitas meningkatkan Ca Endometrium karena wanita yang
overweight dapat meningkatkan konfersi steroid ke estrone pada cadangan lemak
dan mengurangi hormon sex yang mengikat globulin. Diabetes juga beresiko
3. Pemeriksaan Penunjang
Transvaginal Ultrasound (TVUS)
Transvaginal Ultrasound (TVUS) merupakan prosedur non invasive diagnosis
tes yang dapat membantu mengidentifikasi pada wanita yang tidak dilakukan
histereskopi dan biopsy endometrium. Transvaginal Ultrasound dibandingkan
dengan USG Abdominal TVUS memiliki resolusi yang baik untuk mendeteksi
adanya Ca endometrium dan menampilkan visualisasi struktur rongga pelvis yang
baik.10
Endometrium yang tipis secara umum masih normal. Dimana area tersebut
kemungkinan menimbulkan sebuah polip endometrium, hyperplasia atau Ca
endometrium. Ketebalan endometrium pada wanita dengan Ca endometrium lebih
tebal 3 4 kali dibandingkan wanita normal.10
Pada penelitian, terdapat sebanyak 1168 wanita dengan perdarahan pasca
menopause, dengan rata-rata ketebalan endometrium disertai endometrial atrofi
ialah 3,99 mm (2,5 mm) dimana untuk Ca endometrium adalah berkisar 21,1 mm.
Jika ketebalan endometrium kurang dari 3 mm, maka diagnosis kanker dapat
disingkirkan, meskipun ditemukan 0,8% wanita dengan perdarahan pasca
menopause dengan ketebalan kurang dari 4 cm terdiagnosis kanker.10
TVUS memiliki kesamaan sensitivitas dengan biopsy endometrium, dan dapat
digunakan ketika biopsy endometrium tidak valid, tidak dapat terdiagnosis atau
tidak berhasil. TVUS dapat menjelaskan dengan jelas ketebalan dan morfologi
dicurigai
sonohysterography
sebuah
dapat
polip,
membantu
prosedur
untuk
ini
disebut
menjelaskannya.
juga
dengan
Dengan
cara
Histeroskopi
Prosedur dilatasi dan kuretase serviks saat ini telah berganti dengan
histeroskopi. Hal ini tersedia dan aman serta baik untuk digunakan sebagai prosedur
diagnostik untuk investigasi kelainan pada endometrium dan endoserviks pada
pasien dengan perdarahan pasca menopause.
E. Penatalaksanaan
1. Atrofi Endometrium
Terapi estrogen sistemik efektif untuk menghilangkan kekeringan vagina,
dispareunia, dan kelainan saluran kemih. Bagi wanita yang tidak seharusnya atau
memilih untuk tidak menggunakan terapi estrogen, pilihan lain adalah krim topikal.
Karena penyerapan sistemik yang rendah, stimulasi endometrium minimal; sehingga
terapi estrogen vagina mungkin cocok bahkan untuk wanita dengan gejala kanker
payudara. Dosis rendah krim estrogen (Premarin, Estrace) (0,5 g) efektif bila
digunakan hanya 1 sampai 3 kali seminggu. Sebuah tablet estradiol pervaginam
(Vagifem) (25 g) dimasukkan dua kali seminggu, yang mungkin lebih mudah
digunakan daripada krim estrogen. Cincin vagina yang mengandung estrogen
(Estring) (7,5 g/hari), yang ditempatkan di dalam vagina setiap 3 bulan dan
perlahan-lahan melepaskan dosis rendah estradiol, juga tersedia.9
Penelitian dari tablet estrogen pervaginam dan cincin vagina telah
dikonfirmasi aman pada endometrium pada 1 tahun, tetapi pada efek jangka panjang
dari terapi estrogen dosis rendah pada endometrium tidak pernah diadakan penelitian.
Wanita yang ingin menggunakan terapi estrogen pervaginam harus diminta untuk
melaporkan setiap perdarahan vagina, dan perdarahan ini harus dievaluasi secara
menyeluruh. Biasanya, terapi progestin sistemik tidak diresepkan untuk wanita yang
menggunakan dosis rendah estrogen vagina. Dengan tidak adanya bukti-bukti yang
5. Karsinoma Endometrium
Terapi utama pada karsinoma endometrium adalah pembedahan. Termasuk
mengangkat bagian uterus, serviks dan struktur Adneksa. Jika uterus telah diangkat,
Estrogen
dapat
memicu
proliferasi
endometrium
yang
akan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ghani, Lanaiwaty. 2009. Seluk Beluk Menopause. Pengembangan Kesehatan
Vol.XIX. Jakarta.