Anda di halaman 1dari 9

MATERI PEMBEKALAN TIM KESEHATAN

Disampaikan oleh: KSR UNIVERSITAS BRAWIJAYA


perhumanitatem ad pacem
PEMINDAHAN PENDERITA (EVAKUASI)
A. Pengertian Evakuasi
Evakuasi merupakan memindahkan korban dari tempat kejadian dalam rangka
untuk memberikan pertolongan pertama dan memindahkan korban menuju fasilitas
kesehatan lain yang lebih mampu dalam rangka mendapatkan pertolongan lanjutan.
B. Yang Perlu Diperhatikan Penolong Saat Melakukan Evakuasi
o Jangan membuat cidera lebih lanjut pada penderita
o Hindari cidera pada penolong
C. Prinsip Dasar Memindahkan Penderita
o Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu
o Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar
o Kondisi Fisik penolong harus baik dan terlatih
ANGKATAN YANG TIDAK BENAR DAPAT MENYEBABKAN CIDERA YANG MUNGKIN
TIDAK LANGSUNG TERJADI SETELAH PENGANGKATAN NAMUN DAPAT TERJADI
BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN, JANGAN PAKSAKAN MENOLONG JIKA KONDISI
FISIK PENOLONG TIDAK MEMENUHI
D. Hal Yang Harus Dilakukan Pada Saat Mengangkat atau Memindahkan Penderita
o Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan
pengangkatan berlangsung.
o Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana
memindahkannya?
Berapakan
berat
penderitanya?
Bagaimana
memindahkannya? Berapa jauh pergerakan penolong? Metode pengangkatan
apa yang akan digunakan?
o Jangan coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin mampu
mengendalikannya.
o Gunakan otot tungkai untuk mengangkat, bukan otot punggung. Gunakan otot
paha dan panggul serta otot perut, hindari gerakan membungkuk. Selalu
upayakan agar punggung berada dalam satu garis lurus.
o Jaga keseimbangan.
o Pindahkan penderita jangan dengan beban serapat mungkin dengan tubuh
penolong.
o Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara
vertical.
o Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui.
o Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.
KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

JANGAN MEMINDAHKAN KORBAN SECARA TERBURU BURU DAN SEGERA


TRANSPORTASIKAN KORBAN KEFASILITAS KESEHATAN TERDEKAT
E. Macam Macam Pemindahan
o Pemindahan darurat
o Pemindahan biasa atau bukan darurat
F. Macam Macam Metode Evakuasi
o Pengangkutan tanpa tandu
o Pengangkutan dengan tandu
Pengangkutan Tanpa Tandu
Macam Macam Pengangkutan Tanpa tandu
a. Satu orang penolong
1. Menyeret
Metode menyeret biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran yang
menyelamatkan korban yang tidak sadar, metode ini juga dapat dilakukan
ketika meyelamatkan korban di lorong yang sempit.

Menyeret dengan posisi tangan korban diikatkan di leher penolong (korban tidak sadar)

Menyeret dengan posisi tangan korban menggantung di leher penolong (korban sadar)

Menyeret dengan cara tarikan baju korban


KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

2. Menjulang
Menjulang dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun
tidak sadar.
Jarak tempuh terbatas sampai dengan 300 m.
Rawan cidera pada penolong jika jalan tidak rata.
Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cidera tulang
belakang, cidera dada dengan gangguan pernafasan, cidera perut
dengan perdarahan hebat dan apabila korban menderita patah tulang.

Menjulang
3. Memapah
o Memapah dapat dilakukan pada korban yang masih bias berdiri dan
masih kuat untuk berjalan.
o Jarak tempuh jauh sesuai kemampuan korban.
o Tidak dapat dilakukan pada korban dengan dugaan cedera tulang
belakang dan patah tulang paha.

Memapah
KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

4. Membopong
o Membopong dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun
tidak sadar.
o Jarak tempuhnya terbatas sampai dengan 50 meter.
o Rawan terjadi cidera pada penolong tetutama pada jalan yang tidak rata.
o Tidak dapat dilakukan pada korban yang diduga mengalami cidera tulang
belakang.

Membopong pada korban tidak sadar

Membopong pada korban sadar


5. Menggendong
Menggendong dapat dilakukan pada korban sadar maupun tidak
sadar, namun diutamakan pada korban yang sadar.
Jarak tempuh relative jauh bias sampai 3000 meter.
Rawan terjadi cidera pada penolong terutama pada jalan yang tidak
rata.
Tidak dapat dilakukan untuk menolong korban yang diduga mengalami
cidera tulang belakang, cidera dada dengan gangguan pernafasan,
cidera perut dengan perdarahan hebat dan korban patah tulang paha.
KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

Menggendong
b.

Dua orang penolong


1. Memapah dua orang
Prosedurnya sama dengan memapah satu orang namun dilakukan oleh
dua orang.
Memapah dapat dilakukan pada korban yang masih bias berdiri danmasih
kuat untuk berjalan.
Jarak tempuh jauh sesuai kemampuan korban.
Tidak dapat dilakukan pada korban dengan dugaan cedera tulang
belakang dan patah tulang paha.

Memapah dua orang


KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

2. Membopong dua orang


o Membopong dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun
tidak sadar.
o Jarak tempuhnya terbatas sampai dengan 400 meter.
o Rawan terjadi cidera pada penolong tetutama pada jalan yang tidak rata.
o Tidak dapat dilakukan pada korban yang diduga mengalami cidera tulang
belakang.

Membopong dua orang


3. Mengangkut cara duduk
o Mengangkut cara duduk dapat dilakukan pada korban sadar maupun
tidak sadar.
o Jarak tempunya terbatassampai dengan 400 meter.
o Dapat terjadi cidera pada penolong terutama jika jalan tidak rata.
o Tidak dapat dilakukan pada korban yang diduga menderita cidera
tulang belakang dan patah tulang paha.

Mengangkut cara duduk


KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

4. Mengangkut pada lorong sempit


Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun tidak sadar.
Jarak tempuh terbatas sampai dengan 1000 meter.
Tidak dapat dilakukan pada korban yang diduga mengalami patah
tulang belakang dan patah tulang paha.

Mangangkut pada lorong sempit

c. Tiga orang penolong


1. Membopong dengan tiga orang penolong
Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun tidak sadar.
Jarak tempuh terbatas sampai dengan 1000 meter.
Tidak dapat dilakukan pada korban yang diduga mengalami patah
tulang belakang dan patah tulang paha.

Membopong dengan tiga orang penolong


G. Teknik Evakuasi Korban Ke Tandu
Teknik evakuasidengan menggunakan tandu ini mempermudah penolong untuk
mebawa korban ke tempat yang lebih aman atau kefasilitas kesehatan. Pemindahan korban
dari tempat kejadian ke atas tandu biasanya dilakukan oleh tiga orang, Sedangkan
pengangkatan korban dengan menggunakan tandu biasanya dilakukan oleh empat orang.
Cara pemindahan korban ke atas tandu
o Posisi penolong berada di salah satu sisi tubuh korban.

KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

o
o
o

Korban tidur dengan posisi telentang tangan diletakkan di atas dada korban.
Apabila posisi korban tengkurap dan diduga tidak terdapat cidera otot rangka,
maka posisi korban dapat ditelentangkan,
Penolong jongkok di samping korban dengan satu kaki ditekuk kebawah dan kaki
tang dekat kepala ditekuk ke atas
Posisi tangan berada di dalam kaki yang ditekuk ke atas.

Tangan penolong dimasukkan ke rongga tubuh korban yaitu leher, pinggang, lutut
dan pergelangan kaki.

Kemudian korban di angkat dan diletakkan ke atas paha dengan posisi tangan
penolong tetap memegang korban.

KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

Korban dihadapkan ke penolong dengan posisi tangan penolong merngkul korban

Korban diletakkan ke atas tandu secara perlahan lahan, jangan sampai korban di
banting di atas tandu.

MENOLONG ADALAH BAIK


MENJADI KURANG BAIK TANPA DIDASARI
RASA KEMANUSIAAN DAN KEIKHLASAN
SEMOGA TUHAN SELALU MEMBIMBING KITA
AMIEN

SALAM KEMANUSIAAN

KORPS SUKARELA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

-DIKTEN 2014-

KSR
UB

Anda mungkin juga menyukai