DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A
.Beberapa Pengertian Dasar
B..
.Kategori Barang-Barang Ekspor
C
.Sistem Pemasaran Ekspor
II. PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR
A
.Persyaratan Umum
BKetentuan
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
C
..Tata Laksana Ekspor
D.
..Tahapan Pelaksanaan Ekspor
E
..Dokumen Ekspor
III. TEKNIK-TEKNIK PEMASARAN EKSPOR
A
..Atribut Pemasaran
B
..Strategi Pemasaran Ekspor
C
..Riset Pasar Ekspor
IV. SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR
A
..Letter of Credit
B
..Advanced Payment
C
..Open Account
D
.Colletion Draft
E.Penagihan
Lewat
Dokumen
I.
PENDAHULUAN
6.
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau
di
negara
tujuan,
maka
perusahaan
tersebut
dapat
Dengan
demikian,
dalam
barter
kedua
belah
pihak
mempunyai
kedudukan yang sama yaitu masingmasing sebagai penjual dan pembeli. Sistem
perdagangan dengan menggunakan barter ini dapat dikelompokkan kedalam
beberapa jenis, yaitu:
a. Barter Sederhana
Barter sederhana adalah pertukaran barang atau jasa secara langsung antara
dua pihak tanpa menggunakan uang. Walaupun tidak menggunakan uang dalam
transaksi perdagangan, kedua belah pihak melakukan pendekatan harga
bayangan untuk produk yang masuk ke masing-masing negara. Biasanya kontrak
untuk sistem perdagangan ini kurang dari satu tahun guna menghindari
terjadinya masalah fluktuasi harga.
Namun, untuk beberapa transaksi, pertukaran mungkin terentang dalam masa
beberapa bulan atau beberapa tahun, dengan kontrak yang memungkinkan
penyesuaian dalam rasio pertukaran untuk mengatasi masalah fluktuasi di
tingkat harga internasional.
b. Barter dengan Pengaturan Pasti (Closed-End Barter)
Sistem ini merupakan modifikasi dari barter sederhana, yaitu pembeli dari
barang yang akan dibarterkan tersebut dicari terlebih dahulu sebelum kontrak
ditandatangani oleh kedua pihak yang berdagang.
c. Barter Clearing Account
Sistem ini disebut juga clearing agreements atau clearing arrangements, atau
bilateral clearing accounts, atau bilateral clearing. Untuk barter semacam ini,
semua pihak setuju dalam satu kontrak untuk membeli barang atau pengadaan
jasa dan biasanya mempunyai nilai yang sama. Nilai kontrak dinyatakan dalam
unit clearing account yang tidak dapat diubah, dan secara efektif mewakili lini
kredit dalam bank sentral dari negara tersebut. Unit clearing account diterima
secara universal dalam akuntansi perdagangan antarnegara dan pihak yang
5. Konsinyasi
Konsinyasi (Consigment) adalah pengiriman barang ekspor kepada importir di
luar negeri dengan prinsip bahwa barang/produk dikirim oleh eksportir sebagai
titipan untuk dijualkan oleh importir. Dengan demikian importir tersebut akan
bertindak sebagai agen dari eksportir, sedangkan harga
ditetapkan oleh eksportir yang bersangkutan.
Di negara-negara yang mempunyai pelabuhan bebas atau zona perdagangan
bebas, hal ini dapat diatur dengan menaruh barang dagangan di bawah
pengawasan gudang kawasan berikat (bonded warehouses) dengan nama bank
asing. Penjualan kemudian dapat diatur dengan agen penjualan dan barang
konsinyasi dapat dikeluarkan sedikit demi sedikit dengan pembayaran biasa.
Barang dagangan tersebut tidak dimintakan izin melewati pabean sampai
penjualan selesai.
6. Menjual Lisensi
Suatu perusahaan dapat melakukan terobosan ke pasar ekspor dengan
menjual lisensi kepada perusahaan asing tanpa harus melakukan investasi di
negara tujuan ekspor. Menjual atau memberikan lisensi merupakan alternatif
strategi akses pasar (memasuki suatu negara) dan perluasan dengan daya tarik
yang cukup besar.
7. Joint Venture (Usaha Patungan dengan mitra lokal )
Joint venture adalah salah satu bentuk partisipasi yang lebih ekstensif di
pasar asing daripada mengekspor atau memberikan lisensi.
II. PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR
A. Persyaratan Umum
1. Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah
memiliki:
Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) atau Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP); atau
Izin Usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga Pemerintah Non Departemen
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2. Setiap eksportir yang melakukan ekspor Barang Yang Diatur Ekspornya harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan pada butir 1 di atas, dan
telah
mendapatkan
pengakuan
sebagai
Eksportir
Terdaftar
dari
Menteri
kontrak
penjualan
(sales
contract),
dan
letter
of
credit
(jika
Certificate of origin.
Apabila semua dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C telah dipenuhi oleh
eksportir, maka advising bank akan membeli/membayar wesel yang diajukan
eksportir tersebut sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam L/C. Advising
bank dapat melakukan pembayaran dalam bentuk:
At sight, yaitu bank langsung melunasi pada saat dokumen pengapalan
diperlihatkan,
Defered payment, yaitu bank akan melunasi pembiayaan di kemudian hari
sesuai dengan waktu yang disepakati,
Bank mengaksep wesel yang ditarik dan melunasinya pada saat jatuh tempo.
Advising bank atau negotiating bank bersedia membayar eksportir dengan
kompensasi dokumen pengapalan adalah karena bank tersebut telah diberi
wewenang oleh importir untuk membayarkan L/C sesuai ketentuan yang telah
disepakati, serta adanya bill of lading yang memberikan hak kepemilikan atas
barang yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Setelah
mengirimkan
negotiating
dokumen
bank
membayar
pengapalan
tersebut
L/C,
bank
kepada
ini
bank
selanjutnya
pembuka
L/C
lebih
ringkasnya
tahapan
pelaksanaan
ekspor
dengan
*gambar berbeda
Keterangan:
1. Eksportir menerima pesanan (order) dari pembeli (buyers) di luar negeri (B A).
2. Bank menginformasikan bahwa L/C telah dibuka untuk dan atas nama
eksportir (H - A).
3. Eksportir mengadakan pesanan kepada produsen atau leveransir/pemilik
barang (A - C).
4. Produsen/leveransir menyerahkan barang kepada eksportir dan eksportir
melakukan pengemasan/pengepakan barang untuk diekspor (A).
5. Eksportir memesan ruang kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order
pada maskapai pelayaran (A - D).
6. Eksportir mengurus semua formulir ekspor dengan semua instansi ekspor
yang terkait (A - E).
7. Eksportir memuat barang ke atas kapal, dengan atau tanpa mempergunakan
perusahaan ekspedisi (A - D).
8. Eksportir mengurus Bill of Lading dengan maskapai pelayaran (A - D).
9. Eksportir menutup asuransi dengan maskapai asuransi (A - F).
10. Eksportir menyiapkan faktur/invoice dan dokumen-dokumen pengapalan
lainnya (A)
11. Eksportir mengurus consular invoice dengan trade councelor kedutaan
negara importir (A - G)
12. Eksportir menarik wesel kepada importir dan menerima hasilnya dari
negotiation bank (A - H)
13. Negotiating bank mengirimkan shipping documents kepada opening bank
atau principals-nya di negara importir (H - I)
14. Eksportir mengirimkan shipping advice dan copy shipping documents kepada
importir (A - B).
15. Opening bank akan meminta importir untuk menebusnya dan mengambil
dokumen pengapalan.
16. Maskapai Pelayaran menyerahkan barang ekspor kepada importir.
E. Dokumen Ekspor
Di samping dokumen-dokumen ekspor yang berlaku secara internasional, juga
terdapat dokumen pendukung lain yang diberlakukan di Indonesia sebagaimana
telah diuraikan di atas, yaitu dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang atau
Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu.
Adapun format dan pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang dan Pemberitahuan
Ekspor Barang Tertentu dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)
A. Jenis PEB 1. BIASA 2. BERKALA Halaman 1 dari ..
B. Cara Pembayaran
C. DATA PEMBERITAHUAN
1. Identitas Eksportir : NPWP/Paspor/KTP/Lainnya E. DIISI OLEH BEA DAN
CUKAI
No. & Tgl
Pendaftaran
2. Nama, Alamat Eksportir :
Nama Kantor :
3. No. & Tgl. SIUP
4. Nama, Alamat Negara Pembeli 14. No. Invoice : Tgl. 15. No. LPSE : Tgl.
16. Propinsi Asal Brg 17. Neg.Tujuan JP
5. Identitas Pemberitahu NPWP/Paspor/KTP/Lainnya
6. Nama, Alamat Pemberitahu 18. Izin Khusus : SIE : KARANTINA: SM/SPM :
Lain-lain :
7. No. & Tgl. Surat Izin PPJK:
8. Cara Pengangkutan: 1 Laut 2.
9. Perkiraan Tgl. Ekspor 19. Cara Delivery Kereta Api 3. Jalan Raya, 4
Udara 5. Lainnya:
10. Nama Sarana Pengangkut.
11. Pel. Muat 20. Valuta Asing: 21. Freight : Voy/Flight:
12. Pel. Bongkar :
13. Pel. Transit DN 22. Asuransi: 23. FOB : 24. Merek dan Nomor Kemasan
No. Peti Kemas 2 6. Jumlah dan Jenis Pengemasan 26 Berat Kotor (Kg) 27. Berat
Bersih (Kg)
28. No 29. Pos Tarif/HS 30. HP. Barang pada tgl. Penerimaan
31. Jumlah & Jenis
32. Nilai FOB
- PE (% atau lainnya) Satuan Per satuan Jumlah Nilai
1) Dengan ini Saya menyatakan bertanggung jawab atas 33. Nilai PE dalam
Rupiah kebenaran hal-hal yang diberitahukan dalam dokumen ini G. UNTUK Bea
dan Cukan/BANK EMBERITAHU TELAH DIBAYAR 1) UNTUK PEJABAT BC Kd. Pen No.
Tanda Pembayaran Tgl. PE
Pejabat Penerima
(........................)
Nama/Stempel Instansi
Lampiran
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 295/KMK.01/1997
Tanggal : 4 Juli 1997
PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG TERTENTU (PEBT)
BC.3.1
Halaman 1 dari ...............
No Tanggal Kantor
1. Identitas Pengirim: NPWP/... 4. Identitas Pemberitahu: NPWP/....
2. Nama Pengirim: 5. Nama, Alamat Pemberitahu:
6. No. & Tgl Surat Ijin PPJK:
3. Nama, Alamat Penerima: 7. Nama Sarana Pengangkut/No.. Voy/Flight:
8. Pel. Muat:
9. Pel. Tujuan:
No. Urut
- Pos Tarif
- Uraian Barang
Jumlah dan Jenis Satuan Barang
Jumlah dan Jenis Kemasan
Nilai Barang (dalam ribuan Rp)
Berat Kotor (Kg)
(10) (11) (12) (13) (14) (15)
Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal yang
diberitahukan. Dalam dokumen ini. Untuk Pejabat Bea dan Cukai ......................
Tgl.........................................
Pemberitahu
CATATAN:
(.............................................)
FORMULIR INI DIBERIKAN DENGAN CUMA-CUMA
Perlu dicatat bahwa penggunaan PEBT kemungkinan dalam waktu dekat
akan dihapus, dan yang akan tetap diberlakukan adalah PEB.
Berdasarkan ensiklopedia eksportir, dokumen ekspor yang tercatat
berjumlah lebih kurang 50 dokumen. Penggunaan dokumen-dokumen ekspor
tergantung dari jenis produk/barang yang diekspor serta peraturan perdagangan
yang berlaku di masing-masing negara mitra dagang.
Dokumen-dokumen ekspor yang diperlukan dan yang lazim dipergunakan
dalam setiap transaksi ekspor antara lain adalah:
1. Proforma Invoice
Proforma invoice adalah dokumen penawaran dari penjual kepada pembeli
potensial. Dokumen ini biasanya berisikan syarat-syarat jual beli dan harga
barang. Apabila si pembeli setuju maka akan diadakan kontrak jual beli sesuai
dengan ketetapan dalam dokumen tersebut.
2. Commercial Invoice
Commercial Invoice (faktur) merupakan dokumen utama dari setiap
transaksi dan dokumen ini harus disiapkan oleh eksportir untuk diserahkan
kepada importir. Dalam dokumen ini harus tercakup informasi selengkap
mungkin dan mudah dimengerti baik oleh orang yang mempunyai pengetahuan
terbatas sekalipun terhadap bahasa yang digunakan. Dokumen ini dikirimkan
oleh eksportir kepada importir dengan nama dan alamat sesuai dengan yang
tercantum dalam letter of credit (L/C).
Dokumen ini berisikan informasi mengenai uraian jenis barang sesuai
dengan L/C dan dijadikan sebagai dasar transaksi, pernyataan harga yang
disepakati antara kedua belah pihak, total nilai, kurun waktu dan mata uang
yang dipergunakan dalam transaksi.
Fungsi utama dari commercial invoice ini adalah sebagai alat pemeriksaan
oleh pabean, baik di dermaga pelabuhan ekspor maupun oleh pabean di
pelabuhan impor; pemeriksaan oleh pembeli pada saat barang diterima, dan
pembayaran oleh pembeli terhadap barang-barang ekspor. Faktur ini dibuat
dalam bahasa Inggris, namun kadang kala sebagian negara menggunakan
bahasa mereka sendiri.
Informasi yang tercakup dalam dokumen ini adalah:
. Nama dan alamat pembeli (importir) dan penjual (eksportir),
. Nomor dan tanggal L/C serta nama bank pembuka L/C, (jika sistem pembayaran
menggunakan L/C)
Kuantitas/jumlah barang,
Cara pengepakan,
Syarat-syarat pembayaran,
Perincian tentang jumlah ongkos laut dan premi asuransi (jika ada),
7) Nomor pesanan atau keterangan lain dalam surat pesanan yang diterima dari
si pembeli harus tertera dengan lengkap.
8) Jumlah barang yang tercakup dalam invoice harus dinyatakan dengan jelas.
9) Uraian barang ekspor harus dicantumkan agar memudahkan mereka untuk
mengidentifikasinya serta nomor tarif (seperti HS) dari negara pengimpor. 10)
dan 11) Mata uang yang digunakan baik untuk harga dan jumlah nilai harus
dinyatakan (seperti US$)
12) Total nilai FOB (freigth on board) dari faktur harus terpisah untuk
memudahkan pihak terkait dalam menggunakan metode lain untuk menghitung
bea masuk dan pajak impor.
13) Jika eksportir bertanggung jawab dalam membayar ongkos angkut, harus
ditulis (lihat contoh pengisian faktur di bawah ini) 14) Jika eksportir bertanggung
jawab dalam pengurusan asuransi, biayanya harus ditulis seperti dalam contoh
di bawah ini. 15) Jika eksportir mengurus pengapalan, dalam faktur tersebut
harus ditunjukkan bagaimana barang-barang tersebut dikapalkan. 16) Masing
faktur dan copy-nya harus ditandatangani satu per satu.
Untuk lebih jelasnya cara pengisian faktur ini dapat dilihat pada contoh di bawah
ini.
Contoh pengisian commercial invoice:
CRAFT CERAMICS LTD
Unit 5c, Ashnew Industrial Estate
Ashnew, Country Wicklow, Ireland 1) INVOICE NO. 1321
Telephone: (01) ....
Facsimile : (01) ....
Telex : 2)
DATE 1 January 19..
VAT Registration No. 3)
Invoice to: 4)
Kaufstadt AG
Central Purchasing
1293 Am Werhaam
Dosseldorf 4000
Germany
Jika
alamat
pengiriman
barang
tidak
tercantum
atau
kurang
jelas,
Jika
mata
uang
yang
digunakan
dalam
faktur
tidak
dinyatakan,
maka
kesalah-pahaman
mungkin
terjadi,
yang
mengakibatkan
jumlah, berat, nilai dan asal barang, serta pernyataan mengenai akurasi
informasi yang diberikan.
4. Customs invoice
Dokumen ini merupakan commercial invoice yang dibuat pada formulir khusus
yang disiapkan oleh pejabat pabean negara pengimpor. Kebanyakan dokumen ini
diberlakukan di beberapa negara-negara Persemakmuran. Dokumen ini berisikan
informasi mengenai harga di pasar negara eksportir dan harga jual eksportir
guna menghindari tunduhan dumping serta mencegah terjadinya penggelapan
bea masuk.
5. Bill of lading
Bill of Lading (B/L) merupakan dokumen pengapalan yang sangat penting
peranannya. Dokumen B/L menunjukkan hak kepemilikan atas barang, sehingga
tanpa B/L tersebut seseorang tidak dapat menerima barang yang disebutkan
dalam B/L.
Fungsi Bill of Lading adalah:
Bukti tanda penerimaan barang, yaitu barang yang diterima oleh pengangkut
(carrier) dari pengirim barang atau eksportir (shipper) ke suatu tempat tujuan
dan selanjutnya menyerahkan barang-barang tersebut kepada pihak penerima/
importir.
Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang-barang antara pihak
pengangkut dengan pengirim.
Bukti kepemilikan atau dokumen kepemilikan barang (document of title), yang
menyatakan bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik barang yang
tercantum dalam B/L.
6. Air Ways Bill (AWB)
Air Ways Bill merupakan dokumen standar yang berlaku secara internasional.
Pada umumnya dokumen ini terdiri dari tiga set formulir asli, yang masingmasing harus diserahkan kepada perusahaan penerbangan, penerima barang,
dan pengirim barang.
Dokumen ini berisikan:
Tanda terima dari perusahaan penerbangan yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut telah menerima barang dari pengirim,
Perjanjiaan
antara
pengirim
dengan
perusahaan
penerbangan
untuk
setiap
peti/karung.
Uraian
tersebut
juga
mencakup
jenis
bahan
1)
Jika
keterangan
dalam
faktur
diabaikan,
hal
ini
menyulitkan
dalam
sekuensi
atau
urutannya.
Pilihan
penomoran
yang
digunakan
Sistem
negara
asal
barang
dapat
mempengaruhi
besarnya
pertanggungjawaban bea atau tingkat bea masuk yang akan dikenakan oleh
negara pengimpor, maka untuk itu surat keterangan asal ini harus diisi dengan
hati-hati dan akurat sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara pengimpor.
Surat keterangan asal ini dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk
Pemerintah, yaitu:
Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Propinsi/Daerah
Tingkat I. Yang berwenang dan bertanggung jawab dalam mengeluarkan SKA di
Kanwil adalah Kepala Kantor, Kepala
Bidang Perdagangan Internasional (sebagai Pejabat Pengganti I), dan Kepala
Bagian Tata Usaha (sebagai Pejabat Pengganti II)
Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan di kabupaten/kotamadya,
termasuk Dinas Perdagangan di 26 Dati II Percontohan (sepanjang di wilayah
kerjanya terdapat Bank Devisa dan atau pelabuhan ekspor). Yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam hal ini adalah Kepala Kantor, Kepala Seksi Usaha
Perdagangan (sebagai Pejabat Pengganti I), Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(sebagai Pejabat Pengganti II),
PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara. Yang berwenang dan bertanggung
jawab adalh Direktur Utama, Direktur Operasi, Direktur Operasi (sebagai Pejabat
Pengganti I), Direktur Administrasi dan Keuangan (sebagai Pejabat Pengganti II),
Pada Kantor Cabang PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara. Yang berwenang
dan bertanggung jawab adalah Kepala Kantor, dan Kepala Divisi Operasi (sebagai
Pejabat Pengganti),
Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah: Kepala Satuan Pelaksana,
Kepala Sub Direktorat Perdagangan (sebagai Pejabat Pengganti I), dan Kepala
Seksi Bina Usaha Perdagangan (sebagai Pejabat Pengganti II),
Industri (Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah Industri SPOPDI)
Pulau Batam,
Kepala
Kantor,
Kepala
Seksi
Pengujian
(sebagai
Pejabat
Pengganti)
Instansi lain yang akan ditetapkan kemudian oleh Menteri Perindustrian dan
Perdagangan.
Adapun prosedur dan persyaratan dalam memperoleh SKA adalah sebagai
berikut:
Eksportir atau pihak yang memerlukan SKA dapat mengajukan permohonan
penerbitan SKA kepada instansi penerbit dengan melampirkan dokumen
pendukung.
Dokumen pendukung untuk pengeluaran barang ke luar negeri yang wajib
memenuhi ketentuan umum di bidang ekspor adalah: PEB lembar keempat yang
telah diberi persetujuan muat oleh Pejabat Hanggar Bea dan Cukai di pelabuhan
ekspor atau copy PEB tersebut yang sudah dilegalisir oleh Bank Devisa yang
menerbitkan, dan Bill of Lading (B/L) atau Air Ways Bill on Board.
Dokumen pendukung untuk pengeluaran barang ke luar negeri yang tidak
wajib
memenuhi
ketentuan
umum
di
bidang
ekspor,
seperti
dokumen
permohonan ekspor tanpa PEB (PETP) yang ditanda-sahkan oleh Pejabat Bea dan
Cukai di pelabuhan ekspor atau pengiriman barang; kuitansi pembelian barang
yang dimintakan SKA-nya; photo copy KTP bagi WNI atau paspor bagi WNA, serta
surat kuasa dari pemilik barang yang menggunakan Perusahaan Jasa Titipan.
Khusus untuk penerbitan SKA Form A, eksportir atau pihak lain yang
memerlukannya selain melengkapi dokumen-dokumen tersebut diatas, juga
wajib melengkapinya dengan:
Surat Pernyataan dan struktur biaya per unit,
Untuk permohonan SKA berikutnya apabila: .
Proses produksi atau persentasi kandungan impor/lokal, atau
.
Produsen asal bahan baku atau barang tidak mengalami perubahan, maka
eksportir atau pihak lain yang memerlukan SKA cukup melengkapi dengan Surat
Penegasan.
Permohonan SKA dapat diproses oleh Instansi Penerbit apabila diisi dalam
bahasa Inggris. Dokumen ini diisi secara jelas, lengkap dan benar, serta
dilengkapi dengan dokumen pendukung.
Eksportir atau pihak lain yang memerlukan SKA dapat memilih salah satu
instansi penerbit yang termasuk dalam wilayah kerjanya untuk penerbitan SKA,
Shipped by :
From :
To :
Date of shipment:
MINISTRY OF INDUSTRY AND TRADE
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
CERTIFICATE OF ORIGIN
FORM B
Reference No:
4. For official use
5. Item 6. Marks and 7. Number and kind of packages 8. Gross 9. Number and
number number of description of goods weight or date of packages other
invoices quantity
10. Certification.
It is hereby certified, on the basis control carried out, that the goods stated
above were produced in Indonesia
11. Competent authority (name, full address)
..........................................................
(Signature) (Stamp)
3. Contoh Format SKA-Form D:
1. Goods sonsigned from (Exporters business name, address, country
Reference No.:
ASEAN COMMON EFFECTIVE PREFERENTIAL
TARIFF SCHEME
CERTIFICATE OF ORIGINE
(Combined Declaration and Certificate)
FORM D
Issued in INDONESIA
See Notes Overleaf
2. Goods consigned to (Consignees name, address, country)
3. Means of transport and route (as far as known)
Departure Date :
Vessels name/Aircarft etc. :
Port of Discharge :
4. For Official Use
Preferential Treatment Given Under/
ASEAN Common Effective
Preferential Tariff Scheme
Preferential Treatment Not Given (Place
state reason/s)
Signature of Authorised Signatory of the importing
Country
5. Item 6. Marks and 7. Number and type of 8. Origin 9. Gross weight 10. Number
and No. numbers packages description of goods criterion of other date of on
(including quantity where (see quantity and invoices packages appropriate and
HS number of Notes value (FOB) the importing country) overleaf)
11. Declaration by the exporter
The undersigned hereby declares that the above details and statement are
correct, that all the goods were produced in INDONESIA and that they comply
with the origin requirements specified for those goods in the ASEAN Common
Effective Preferential Tariff Scheme for the goods exported to
................................................................................................
(importing country)
......................................................................................
Place and date signature of
authorised signatory
12. Certification
It is hereby certified on the basis of control carried out that the declaration by
the exporter is correct
The CEPT tariff rate in the inclusion
list of Indonesia for HS code .........
is ......................................
.........................................................................
Place and date signature and stamps of
Certifying authority
of
Inspection
(surat
pemeriksaan)
ini
merupakan
keterangan
mengenai barang yang dibuat oleh surveyor independent, juru pemeriksa barang
atau badan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia
perdagangan internasional. Dokumen ini sangat penting bagi importir karena
memberikan jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang,
keadaan barang, cara pengepakan barang, dan jumlah satuan barang dari
masing-masing kemasan/ pengepakan.
11. Certificate of Quality (Sertifikat Mutu)
Sertifikat mutu ini diterbitkan oleh Pusat Pengujian Mutu Barang (PPMB) atau
Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) yang berada di bawah
naungannya. Sertifikat ini berisikan informasi mengenai hasil analisis barang
atas dasar pemeriksaan laboratorium. Adapun alamat PPMB berikut Balai-Balai
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2
12. Insurance Certificate (Sertifikat Asuransi)
Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menjelaskan bahwa terhadap
barang-barang tertentu telah dilakukan penutupan asuransinya dalam bentuk
open policy. Open policy itu tidak dapat diberikan oleh si tertanggung sebagai
bukti penutupan asuransi barang-barang tertentu karena open policy tersebut
diperlukannya untuk pengapalan-pengapalan selanjutnya.
13. Insurance Policy (Polis Asuransi)
Polis asuransi merupakan bukti kontrak asuransi barang-barang yang diangkut
dengan kapal atas nama si tertanggung membayar premi. Dengan polis asuransi
tersebut dapat dilakukan langkah-langkah atau tindaktindakan hukum bila terjadi
permasalahan.
14. Cover note
Dokumen
ini
merupakan
pemberitahuan
dari
perusahaan
asuransi
yang
sekali belum ditutup, maka bank tidak dapat memperlakukan dokumen tersebut
sebagai kontrak asuransi.
15. Carriers Declaration atau Consignment Note
Carriers declarition atau consignment note adalah kontrak antara pengekspor
atau eksportir dengan agen pengangkutan/pengiriman untuk membawa barangbarang ekspor dari satu titik/tempat ke tempat yang lain di negara tujuan.
Carriers declarition biasanya diterbitkan/dicetak dalam format yang standar oleh
perusahaan pengangkut untuk diisi oleh eksportir. Dalam hal ini, eksportir
diminta untuk mengisinya dengan memberitahukan informasi mengenai apa
yang akan dikirimkan/dikapalkan, nilai, berat dan volume serta dokumendokumen yang dibutuhkan. Juga dimintakan pernyataan siapa yang akan
bertanggung jawab dalam pembayaran segala biaya yang mungkin timbul.
Dokumen ini biasanya dipergunakan untuk segala macam jenis transportasi: laut,
udara, kereta api, jalan darat.
Contoh format Carriers Declaration/Consigment Note dan cara pengisiannya:
SHIPPING INSTRUCTIONS
Shippers name and address 1) BELL LINES
Consignees name and address 2) Notify address 3) Place of receipt 4) First
vessel 5) Port of loading 6) Port of discharge 7) Final destination 8) Second vessel
9) Port of transport 10) Forwarding agents name and address 13) Port of
discharge 11) Place of delivery 12) Marks and nos. 14) Contents no. and seat no.
15) Quantity and description of goods 16) Gross weight kg 17) Measurement m3
18) Tariff No. 19) FOB value 20)
DIMENSIONS OF PACKAGES 21) No. of Packages
22) Length
23) Breadth
24) Depth
25) Measure
26) Total cubic measure
27) BILL OF LADING REQUIREMENTS
28) FREIGTH AND CHARGES
29) DOCUMENTS ACCOMPANYING CARGO TO PORT OF SHIPMENT
Biasanya
nama
perusahaan
yang
mengeluarkan
faktur
atau
yang
29) Jika anda tidak menyatakan siapa yang akan bertanggung jawab mengenai
biaya/ongkos
angkutan
dan
biaya-biaya
lainnya,
barangkali
anda
akan
dokumen-dokumen
yang
Jika
anda
tidak
menyatakan/melampirkan
di negara tujuan untuk menentukan tarif bea masuk. Oleh karena itu, sangatlah
penting menyatakannya dengan benar.
9. Pastikan bahwa dimensinya dicantumkan dengan benar dan penghitungan
volumenya yang akurat.
10. Jika pembayaran dengan L/C, dokumen ini sangat dibutuhkan sebelum
pembayaran dapat dilakukan. Jika bill of lading merupakan salah satu dokumen
yang diperlukan dalam transaksi, maka sangatlah penting bahwa jumlah
lembaran yang asli dan copy-an dinyatakan dengan benar karena hal ini dapat
menyulitkan dan barangkali tidak mungkin untuk membetulkannya di kemudian
hari.
11. Harus yakin siapa yang akan bertanggung jawab terhadap segala biaya yang
terjadi dalam pemindahan barang-barang ekspor dan masukkan informasi sesuai
kesepakatan dengan pembeli.
12.
Daftar
dari
dokumen-dokumen
yang
anda
serahkan
ke
si
kondisi
yang
sama,
penyampaian
dalam
satu
kali
mengapalkannya dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa pergantian alat
angkut. Bahkan kadang-kadang si pembawa atau agen pelayaran tidak tahu
apakah akan terjadi pergantian alat angkut atau tidak. Jika hal ini terjadi, maka
L/C sebaiknya diperbolehkan dengan melakukan pergantian sarana angkutan.
6. Sekali lagi, apabila kesepakatan masa/waktu berlakunya LC dengan pembeli
disetujui, sangatlah penting bagi eksportir untuk memastikannya bahwa dalam
L/C dinyatakan tempat/titik pengiriman dan tanggal pengiriman sehingga
eksportir dalam memenuhinya.
7. Eksportir harus dapat menyiiapkan dokumen-dokumen apa saja yang
dibutuhkan oleh si pembeli selama negosiasi berlangsung. Hal ini tergantung
dari apa yang dimintanya, kemungkinan akan adanya biaya tambahan atau
keterlambatan dalam menyiapkan barang-barang yang akan dikapalkan.
8. Apabila L/C telah dibuka, eksportir harus memeriksa dengan hati-hati dan
secara rinci untuk memastikan bahwa dia mampu memenuhi semuanya.
Eksportir juga harus memeriksa waktu yang diberikan dalam penyerahan
dokumen dan kemudian memastikan bahwa semuanya diserahkan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
17. Bill of Exchange (Wesel)
Bill of exchange (B/E) atau Draft adalah dokumen yang dipersiapkan dan
ditandatangani oleh eksportir dan dialamatkan kepada importir untuk meminta
importir membayar pesanannya
atau
untuk
dibayarkan
dikemudian
hari
terhadap barang yang dipesan (sesuai dengan jumlah nilai barang yang
diekspor) kepada eksportir atau orang yang ditunjuknya.
Dokumen ini dapat digunakan oleh si penjual untuk meminta pembayaran dari
pihak pembeli atas pengiriman/pengapalan barang ekspor. Namun, dokumen ini
tidak
memberikan
jaminan
bagi
eksportir
untuk
mendapatkan
of
received for shipment of
the sum
: value
TO
Berikut ini adalah contoh cara pengisian berikut uraiannya serta permasalahan
yang lazim
diketemukan:
BILL OF EXCHANGE
Amount US$ 13,150.00 1)
Place and date Ashnew, 2 February 199. 2)
At sight pay this Bill of Exchange to the order of United Bank of Ireland 3) the
sum of 4)
United States dollars thirteen thousand one hundred and fifty only, value
received for
shipment of 5) 78 cartons of pottery tableware
CRAFT CERAMIC LTD. ASHNEW 6)
Secretary 7)
TO 8)
A.B.C. Bank
P.O. Box 446
Frankfurt
Germany
Keterangan:
1. Jumlah atau nilai uang yang harus dibayarkan dalam bill of echange ditulis
dalam angka,
2. Tempat dan tanggal dikeluarkannya bill of exchange,
3. Nama bank perantara (advising/negotiating bank), biasanya adalah bank-nya
eksportir,
4. Jumlah/nilai uang yang akan dibayarkan dalam bill of exchange harus ditulis
dalam huruf,
5. Uraian umum mengenai barang ekspor yang akan dibayarkan/ditagihkan,
6. Bill of exchange yang dikeluarkan oleh eksportir, tanda tangannya harus sama
dengan check,
7. Pada umumnya bank-nya importir yang akan menerima bill of exchange
tersebut.
Masalah yang sering diketemukan:
1) Jika jumlah/nilai uang tidak ditulis dengan benar, makan pembayaran sering
tertunda,
4) Jika penulisan hurufnya salah, atau berbeda dengan angka yang tertera, maka
pembayarannya mungkin ditunda atau ditolak,
7) Jika bill of exchange tidak ditandatangani oleh eksportir atau yang
mewakilinya sebelum diserahkan, maka pembayarannya dapat ditolak.
Panduan bagi eksportir dalam mengisi bill of exchange:
1. Apabila mengisi bill of exchange, pastikan bahwa perincian yang disepakati
dengan
Dimensi non-fisik yang penting dari produk (yang menjadi dasar kontrak jualbeli)
adalah ketetapan harga produk. Pada dasarnya harga adalah biaya ditambah
laba pada berbagai tingkat kegiatan produktif. Dalam pemasaran ekspor
biasanya
dipakai
penetapan
harga
cost-plus
atau
mark-up
biaya
nasional,
secara
berkala
melakukan
pameran
ekspor
baik
yang
potensi ekspor. Untuk tahun 1999 ini, BPEN memprogramkan dan merencanakan
untuk mengikuti 30 (tiga puluh) jenis pameran internasional yang merupakan
pameran yang sudah memiliki jadual tetap di luar negeri dan memiliki pasar
yang jelas terhadap produk ekspor non migas Indonesia.
Untuk mengetahui jadual dan kegiatan pameran, baik yang diadakan di luar
negeri maupun di dalam negeri, yang dilakukan oleh Badan Pengembangan
Ekspor Nasional, dapat menghubunginya dengan alamat: Badan Pengembangan
Ekspor Nasional
Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta 10130
PO. Box 443, Jakarta
Telp. 021-6341082
Fax. : 021- 6336568, 6338360
Strategi pemasaran dapat juga dilakukan secara mudah dan praktis yaitu dengan
cara
menempatkan
informasi
yang
lengkap
tentang
produk
yang
ingin
dipasarkan ke luar negeri melalui internet yang dapat diakses global oleh para
pemakai/pembeli potensial di luar negeri. Dengan demikian
informasi tersebut harus disediakan secara menyeluruh baik yang menyangkut
produk, harga, kualitas, kemasan, pengiriman, cara pembayaran, alamat dan
nama perusahaan maupun contact person yang dapat dihubungi sewaktu-waktu
apabila diperlukan. Pemasaran melalui internet ini, bisa dilakukan secara gratis,
seperti melalui home page WARSI (Warung Sistem Informasi) Industri Kecil,
dengan menghubungi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Pedagang Kecil
Kantor Pusat Depperindag Jl. Gatot Subroto Kav 52-53 Jakarta, United Nation
Global Trade Point Network dengan situs http: //www.unicc.org/untpdc dan
banyak situs internet yang menyediakan fasilitas offer to sell/buy yang bisa diisi
langsung oleh para pengusaha.
C. Riset Pasar Ekspor
Untuk menunjang keberhasilan dalam memasarkan produk atau jasa di negara
tujuan ekspor, perlu didukung oleh riset pasar ekspor. Riset pasar ekspor adalah
kegiatan menyelidiki pasar suatu negara guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan negara konsumen dan produk yang akan diekspor,
terutama yang menyangkut:
.
Negara-negara mana yang mempunyai potensi terbaik untuk produk-produk
yang akan dipasarkan;
.
Jenis/type produk yang digemari;
.
Berapa banyak produk yang dapat dipasarkan atau berapa besar potensi pasar
di pasar negara tujuan, serta prospek di masa mendatang;
.
Pola konsumsi konsumen di negara tujuan ekspor;
.
Perbaikan-perbaikan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan;
.
Penetapan harga produk yang akan dipasarkan di negara tujuan;
.
Biaya untuk mencapai target penjualan (transportasi, bea masuk, dan lain-lain);
.
Pesaing-pesaing (siapa, berapa harga jualnya);
.
Strategi apa yang harus ditempuh dalam memasarkan produk;
.
Peraturan-peraturan perdagangan di negara bersangkutan;
.
Prospek;
.
Dan lain-lain.
1. Kegunaan Riset Pasar Ekspor
Kegunaan riset pasar adalah untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dalam pemasaran produk, sehingga dengan informasi tersebut,
penjualan atau pemasaran produk dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
2. Jenis Riset Pasar Ekspor
Riset pasar ekspor dikelompokkan dalam tiga bagian utama, yaitu:
Riset untuk mengetahui potensi suatu pasar, yaitu seberapa besar potensi
permintaan pasar terhadap suatu produk tertentu di negara sasaran. Disamping
mengetahui besarnya permintaan, hal-hal lain yang harus diketahui adalah pola
permintaan dan prospek perkembangannya, pesaing-pesaing (dari negara mana
saja dan perusahaan-perusahaan apa saja yang berasal dari Indonesia), struktur
harga, dan peraturanperaturan yang berlaku di negara pengimpor dan peraturan
perdagangan dalam negeri sendiri.
Riset khusus mengenai produk, yaitu menentukan kriteria atau elemen dari
produk ekspor, seperti alasan pemakaian produk, budaya, kondisi produk
terhadap perubahan iklim (seandainya diekspor ke negara yang mempunyai
empat musim), warna, mutu/strandar, ukuran, rasa, bahan, disain, spesifikasi
teknis, cara menggunakan/memakai produk, kemasan, dan lain-lain.
Riset mengenai praktek pemasaran ekspor, yaitu untuk mengetahui bauran
pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi). Dalam hal ini yang perlu
dikaji adalah:
surat
tersebut
lebih
mahal
harganya
karena
ada
dana
yang
didepositokan dalam bank mereka untuk menjamin lini kredit. Bila sehelai L/C
merupakan metode pembayaran, eksportir biasanya menerima pembayaran
pada saat dokumen pengiriman ditunjukkan kepada bank yang melakukan
negosiasi L/C (advising bank) di negara penjual.
Apabila eksportir menggunakan L/C dalam sistem pembayaran, maka importir
harus terlebih dulu mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C (issuing
bank) untuk membuka L/C yang diperuntukkan kepada eksportir. Bank tersebut
akan membuka L/C kepada bank koresponden di tempat eksportir (advising
bank), dan bank inilah yang akan meneruskan L/C kepada eksportir.
B. Advanced Payment
Ada kemungkinan membuat pengekspor meminta pembayaran tunai untuk
seluruh transaksi atau memberikan sebagian pembayaran di muka, dengan
berbagai pertimbangan, seperti tingginya resiko kredit di luar negeri, kondisi
yang memungkinkan terjadinya pembatasan penukaran mata uang di negara
tujuan, yang akan menyebabkan penundaan pembayaran, atau ketika dengan
alasan apa pun, pengekspor tidak bersedia menjual dengan kredit.
Dalam sistem pembayaran ini, importir membayar barang/produk sebelum
barang diserahkan (pay in advance) kepada eksportir, atau dengan kata lain,
importir memberikan kredit kepada eksportir untuk menyiapkan/mengadakan
barang pesanannya. Sistem ini biasanya berkaitandengan pemasaran ekspor ke
negara dengan kondisi politik dan moneter yang kurang stabil. Cara pembayaran
dapat dilakukan dengan Cek, Bankers Draft, Mail Payment Order, Cable Payment
Order, atau International Money Order.
C. Open Account
Open account (sistem rekening terbuka) biasanya terjadi pada pemasaran ekspor
dengan kantor cabang atau perwakilan di luar negeri atau dengan mitra dagang
yang sudah dipercaya. Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem pembayaran
dimuka dengan arti kata bahwa pembayaran tidak akan diserahkan sebelum
barang/produk dikapalkan atau diserahkan atau waktu jatuh tempo pembayaran
yang disepakati. Setelah pengapalan barang, eksportir akan mengirimkan faktur
kepada importir dengan mencatum tanggal dan waktu kapan importir harus
melakukan pembayaran dan bahkan kadang-kadang eksportir memberikan
potongan harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh tempo.
Syarat penjualan tagihan terbuka pada umumnya di tempat yang pengendalian
pertukaran mata uangnya minimal dan pengekspor telah lama menjalin
hubungan baik dengan pembeli/importir. Pengaturan penjualan atas dasar
tagihan terbuka juga dilakukan bila penjualan diserahkan kepada kantor cabang
atau anak perusahaan milik pengekspor.
D. Colletion Draft
Sistem pembayaran ini lebih kuat fungsinya daripada open account, karena
eksportir mempunyai hak dalam pengawasan atau pengendalian barang sampai
ekspornya,
sedangkan
dokumen-dokumen
pemilikan
atas
dikirim
ke
bank
importir
di
luar
negeri.
Kepemilikan
atas
Ex 6502
Ex 6503
Ex 6504
Ex 6505
Ex 7019
Ex 9404
Ex 9612
4. 4408
Lembaran kayu venir dan lembaran kayu lapis (disambung maupun tidak) dan
kayu lainnya digergaji
membujur, dibelah, atau dikuliti, baik diketam, diampelas atau finger-jointed
maupun tidak, dengan ketebalan melebihi 6 mm.
4412
Kayu lapis, panil lapisan kayu dan kayu berlapis semacam itu.
5.
Barang Hasil Industri dan Kerajinan dari Kayu Cendana
II.
BARANG YANG DIAWASI EKSPORNYA
1. 0102
0102.10.000
0102.90.110 &
0102.90.190
Ex 0102.90.900
2. Ex 0301.10.000
Ex 0301.10.910
Ex 0301.91.100
Ex 0301.10.100
Ex 0301.10.920
3. 1101.00.000
4. 1102.30.000
5. 1102.90.000
6. 1201
7. 1208.10.000
8. Ex 1207.10.000
9. 1701
Binatang sejenis lembu, hidup:
-Bibit sapi
-Sapi bukan bibit
-Kerbau
Ikan dalam keadaan hidup:
-Anak ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus Undulatus)
-Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus Undulatus)
-Benih ikan bandeng (Nener)
-Anak Ikan Arowana (Selerophages Jardinii)
-Ikan Arowana (Selerophages Jardinii)
Tepung gandung atau meslin
Tepung beras
Tepung lainnya, selain tepung beras, tepung jagung dan
tepung gandum hitam
16. 7204.10.000
7204.29.000
7204.30.000
7204.41.000
7204.49.000
17 7204.21.000
7404.00.000
Ex 7407.21.000
7602.00.000
Limbah dan skrap fero, ingot hasil peleburan skrap besi atau baja (khusus yang
berasal dari wilayah Pulau Batam):
-Limbah dan skrap dari besi tuang
-Limbah dan skrap dari baja paduan lainnya
-Limbah dan skrap dari besi atau baja lapis timah
-Limbah dan skrap baja lainnya berbentuk gram, serutan dan lain-lain
-Limbah dan skrap baja lainnya, selain dalam bentuk gram, serutan dan lain-lain.
Limbah dan skrap dari:
-Baja stainless
-Tembaga
-Kuningan
-Aluminium
III BARANG YANG DILARANG EKSPORNYA
1. Ex 0301.10.000
&
Ex 0301.10.920
Ex 0301.92.100
Ex 0301.10.920
Ex 0306.29.190
Ex 0306.29.190
2. 1006.10.000
1006.20.000
1006.30.000
1006.40.000
Jenis Hasil Perikanan dalam keadaan hidup:
Anak ikan arowana (sclerophages formosus dan sclerophages leichardti)
Ikan arowana (sclerophages formosus dan sclerophages leichardti)
-Benih ikan sidat (Anguilla spp) di bawah ukuran 5 mm
-Ikan hias air tawar jenis Botia macracanthus ukuran 15 cm ke atas.
-Udang galah (udang air tawar) di bawah ukuran 8 cm
-Udang penaeidae (induk dan calon induk)
Beras:
-Beras berkulit (padi atau gabah)
-Beras digiling
-Beras setengah giling atau digiling seluruhnya, disosoh dikilapkan maupun tidak
-Beras pecah.
3. Ex 4001.22.900 Karet bongkah (karet spesifikasi teknis yang tidak memenuhi
standar mutu SIR)
4. Ex 4001.29.000 Bahan-bahan remiling dan rumah asap berupa:
-Slabs, lumps, scraps, karet tanah
-Unsmoked sheets
- Blanket sheets
-Smoked lebih rendah dari kualitas IV
-Blanked D off
- Cutting C
- Remilled 4
- Flat bark crepe.
5. 4103.20.000 Kulit mentah, pickled dan wet blue dari binatang melata/ reptil
(kecuali kulit buaya dalam bentuk wet blue)
6. Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi yang termasuk dalam
Appendix I CITES
7. Limbah dan skrap fero, ingot hasil peleburan skrap besi atau baja (kecuali
yang berasal dari Wilayah Pulau Batam):
- Limbah dan skrap dari besi tuang
7204.10.000 - Limbah dan skrap dari baja paduan lainnya
7204.29.000 - Limbah dan skrap dari besi atau baja lapis timah
7204.30.000 - Limbah dan skrap baja lainnya berbentuk gram, serutan
7204.41.000 dan lain-lain
- Limbah dan skrap baja lainnya, selain dalam bentuk gram,
7204.49.000 serutan dan lain-lain.
8. Barang kuno yang bernilai kebudayaan
Lampiran 2
DAFTAR ALAMAT PPMB & BPSMB
Pusat Pengujian Mutu Barang
Jl. Raya Bogor KM 26
Ciracan, Jakarta Timur
Telp. : 021-8710323
Fax. : 021-8710478
Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
1. Medan
Jl. STM No. 17
Kotak Pos 407
Medan, 20145
Telp. : 061-7862040
Fax. : 061-7862040
2. Padang
Jl. Belibis Air Tawar
Kotak Pos 65
Padang 25131
Telp. : 0751-53484, 54202
Fax. : 0751-53484
3. Pekanbaru
Jl. Dr. Sutomo 108
Kotak Pos 1127
Pekanbaru, 28011
Telp. : 0761-21325, 22173
Fax. : 0761-22173
4. Jambi
Jl. Letjen Suprapto
Kotak Pos 115
Jambi 36122
Telp. : 0741-60822, 60740
Fax. : 0741-60740
5. Palembang
Jl. Demang Leber Daun No.2/90
Palembang, 30139
Telp. : 0711-441646
Fax. : 0711-441646
6. Pangkal Pinang
10. Samarinda
Jl. M.T. Haryono No.45
Samarinda 75326
Telp. : 0541-33731
Fax. : 0541-33731
11. Singaraja
Fax. : 0645-40693
17. Bengkulu
Jl. Mangga V, Lingkar Timur
Bengkulu 38229
Telp. : 0736-20189
Fax. : 0736-24002
18. Palangkaraya
Jl. RTA Milono Km 5,5
Palangkaraya 73112
Telp. : 0536-21551
Fax. : 0536-21551
19. Ternate
Jl. Bane Ubo-ubo
Ternate 92717
Telp. : 0921-22193
Fax. : 0921-22757
20. Manado
Jl. Pumerow
Manado 95125
Telp. : 0431-862447
Fax. : 0431867447
Lampiran 3
DAFTAR ALAMAT KANTOR PERWAKILAN DAGANG INDONESIA
(ATASE PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)
1.
BANGKOK Indonesian Embassy
600-602 Petchbury Road
Phone : (0066-2) 2553135-40, 2523175, 2523177-8, 2523180
Fax. : (0066-2) 2551267, 2521264, 2558199 (direct)
Drs. Tri Marjoko, MA
E-mail: trimark@mozart.inet.co.th
2.
BEIJING Indonesian Embassy
Sanlitun Diplomatic Office Building B
Phone : (00861) 5325484-89
Fax. : (00861) 5325368
Dra. Neneng R. Tarigan, MA
E-mail
3.
BONN Indonesian Embassy
Bernkastelerstr 53175
Phone : (0049-228) 3829934, 3829971-2
Fax. : (0049-228) 311393, 2558199 (direct)
Titi Hendrawati, SH
E-mail: titi.hendrawati@bonn.netsurf.de
4.
BRUSSELS Mission of the Republic of Indonesia to the European
Communities
Boulevard De la Woluwe 38B- 1200
Phone : (02) 7728208, 7790915, 7728120 (direct)
Fax. : (0032-2) 7728210, 7728190, 7712291 (KBRI)
Herry Soetanto
Homepage: www.geocities.com/wallstreet/floor/7955/brussels.html
50-A Chanakyapuri
Phone : (0091-11) 608784 (direct), 602352 etx. 213, 225 & 233
Fax. : (0991-11) 6885460
Ir. Slamet Effendi, SE
E-mail:
17. OTTAWA Indonesian Embassy
55, Parkdale Avenue
Phone : (001-613) 7241100
Fax. : (001-613) 7247932, 7241105
Ir. Doddy Hidajat
E-mail: hidajat@prica.org dan hidajat@sympatico.ca
Web site: http://www.prica.org
18. PARIS Indonesian Embassy
47-49, Rue Cortabert
Phone : (0033-1) 45030760, 5030760
Fax. : (0033-1) 45045032
Dra. Ita M. Dahlan R. Gde
E-mail: serdagparis@magic.fr
19. RIYADH Indonesian Embassy
Diplomatic Quarter
Phone : (00966-1) 4880642, 4882131, 4882800, 4882282, 4882956, 4882472,
4884062
Fax. : (00966-1) 4880280
Ir. Achmad Fauzie Natsir
E-mail: atdagruh@mail.gcc.com.bh
20. ROMA Indonesian Embassy
Via Nomentana 20100161
Phone : (0039-6) 8542109
Fax. : (0039-6) 4880280
DR. Arief Adang
E-mail: indagrom@mail.nexus.it
21. SEOUL Indonesian Embassy
1-877,55 Yoido Dong Young Deoung po-Ku
Phone : (0082-2) 7835675 ext. 228, 7827750 (direct)
Fax. : (0082-2) 7804280, 7837750 (direct)
Suhari, SH
E-mail:
22. SINGAPORE Indonesian Embassy
7 Chatsworth Road
Phone : (0065) 7377422 ext. 458, 7375420
Fax. : (0065) 7375037
Drs. Sjabirin M. Bakri
E-mail: sjabirin@pacific.net.sg
23. TAIWAN Indonesian Economic & Trade Office to Taipe
Min Sheng Commercial Building 16 FI No. 49, Sec. 3 Min Sheng E. Rd
Phone : (886-2) 5169050-55
Fax. : (886-2) 5169056-59
Ir. Ramond Bangun, MBA
E-mail:
24. TOKYO Indonesian Embassy
2-9, 5-Chome, Higashi, Gotanda, Shinagawa-ku
Phone : (0081-3) 34414201/7
Fax. : (0081-3) 34471697
Drs. Eliver Radjagoegoek
E-mail: eliver@parkplace.cet.co.jp
25. VIENNA Indonesian Embassy
Gustav Tschermakgasse 5 - 7
Phone : (0043-1) 4790537-39
Fax. : (0043-1) 4790557, 3109978
Drs. I. Ketut Arnaya
E-mail: atdag@telecom.at
26. WASHINGTON D.C. Indonesian Embassy
2020 Massachussetts Avenue, NW
Phone : (001-202) 7755350-5353, 7755200
Fax. : (001-202) 7755354, 7555363
Drs. Harmen Simbiring
E-mail: atdag@ids2.idsonline.can
27. TABAK MISSIE BREMEN
Osterdeich 69, 28203 BremenPostfach 107544
Phone : (0421) 78032, 70045