Anda di halaman 1dari 13

Formulasi Masalah Inversi dengan Variasi temperatur bawah

tanah dan kedalaman

DISUSUN OLEH :
IKMAL AMRIN
(3713100003)

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Bab I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Dalam geofisika, suatu eksperimen atau pengukuran selalu dilakukan berdasarkan
prosedur tertentu. Kemudian, hasil dari suatu eksperimen biasanya berupa tabel angka-angka
pengukuran yang mewakili apa yang teramati sebagai akibat dari sifat fisis suatu obyek di
bawah permukaan tanah. Hasil eksperimen tersebut sesungguhnya merupakan hasil
pengamatan terhadap sifat fisis batuan bawah permukaan. Angka-angka itu disebut data
eksperimen atau data observasi atau juga biasa disebut data lapangan . Informasi itu hanya
bisa kita dapat bila kita mengetahui hubungan antara sifat fisis tersebut dan data observasi.
Dan hubungan keduanya selalu berupa persamaan matematika atau kita menyebutnya sebagai
model matematika. Maka dengan berdasarkan model matematika itulah, kita bisa
mengekstrak parameter fisis batuan dari data observasi. Proses ini disebut proses inversi .
Dalam membantu kinerja kita mengolah data, kita juga membutuhkan bantuan dari
komputer untuk mempercepat kinerja kita. Maka dengan penggunaan software matlab
diharapkan dapat membantu proses pengolahan data.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana menyelesaikan permasalahan hubungan kedalaman dan temperatur
dengan menggunakan general least-squares method dalam inversi?
1.3 Tujuan
untuk menyelesaikan permasalahan hubungan kedalaman dan temperatur dengan
menggunakan general least-squares method dalam inversi.

Bab II
Dasar teori
2.1 Klasifikasi inversi
Dalam masalah inversi, kita selalu berhubungan dengan parameter model (M) dan
data (N); yang mana jumlah dari masing-masing akan menentukan klasifikasi permasalahan
inversi dan cara penyelesaiannya. Bila jumlah model parameter lebih sedikit dibandingkan
data observasi (M < N), maka permasalahan inversi ini disebut overdetermined. Umumnya
masalah ini diselesaikan menggunakan pencocokan (best fit) terhadap data observasi. Dalam
kondisi yang lain dimana jumlah parameter yang ingin dicari (M) lebih banyak dari pada
jumlah datanya (N), maka masalah inversi ini disebut underdetermined. Dalam kasus ini
terdapat sekian banyak model yang dapat sesuai kondisi datanya. Inilah yang disebut dengan
masalah non-uniqness. Bagaimana cara untuk mendapatkan model yang paling mendekati
kondisi bawah permukaan? Menurut Meju, 1994 persoalan ini bisa diselesaikan dengan
model yang parameternya berbentuk fungsi kontinyu terhadap posisi. Kasus yang terakhir
adalah ketika jumlah data sama atau hampir sama dengan jumlah parameter. Ini disebut
evendetermined. Pada kasus ini model yang paling sederhana dapat diperoleh menggunakan
metode inversi langsung. dasar teknik inversi yang diaplikasikan pada model garis, model
parabola dan model bidang. Uraian aplikasi tersebut diawali dari ketersediaan data observasi,
lalu sejumlah parameter model (unknown parameter) mesti dicari dengan teknik inversi.

Bab III
Metodologi Percobaan
3.1 cara kerja
Bahan ; software matlab
Inversi Model Garis
Secara teori, variasi temperatur bawah permukaan akan semakin meningkat ketika
temperatur tersebut diukur semakin kedalam permukaan bumi. Misalnya telah dilakukan
sebanyak sepuluh kali (N = 10) pengukuran temperatur (Ti) pada kedalaman yang berbeda
beda (zi) sebagaimana ditunjukan datanya pada

Tabel 3.1 Tabel data temperatur bawah tanah terhadap kedalaman

Script matlab:
clc
clear
close
% Data observasi
z = [5 16 25 40 50 60 70 80 90 100];
T = [35.4 50.1 77.3 92.3 137.6 147.0 180.8 182.7 188.5 223.2];
% Plot data observasi
plot(z,T,'*y');
grid;
xlabel('Kedalaman (m)');
ylabel('Suhu (Celcius)');
title('\fontsize{14} Variasi Suhu vs Kedalaman');

% Membentuk matrik kernel G dan vektor d


n = length(z);
for k = 1:n
G(k,1) = 1;
G(k,2) = z(k);
end
d = T';
% Perhitungan inversi dengan general least-squares
m = inv(G'*G)*G'*d;
% Plot hasil inversi (berupa garis least-squares)
hold on;
zz = 0:0.5:z(n);
TT = m(1) + m(2)*zz;
plot(zz,TT);
3.2 diagram alir
start

Input data
observasi

Plot data
observasi

Membentuk
matrik
kernel G
dan vektor
d

Perhitunga
n inversi
dengan
general
leastsquares

Plot hasil
inversi
(berupa
garis
leastsquares)

Bab IV
Pembahasan
4.1 data analisa
Tabel data temperatur bawah tanah terhadap kedalaman.

4.2 perhitungan
Lalu kita berasumsi bahwa variasi temperatur terhadap kedalaman ditentukan oleh rumus
berikut ini:

dimana m1 dan m2 adalah konstanta-konstanta yang akan dicari. Rumus di atas disebut
model matematika. Sedangkan m1 dan m2 disebut parameter model atau biasa juga disebut
unknown parameter. Pada model matematika di atas terdapat dua buah parameter model, (M
= 2). Sementara jumlah data observasi ada empat, (N = 10), yaitu nilai-nilai kedalaman, zi ,
dan temperatur, Ti . Berdasarkan model tersebut, kita bisa menyatakan temperatur dan
kedalaman masing-masing sebagai berikut:

Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik berikut ini:

Lalu ditulis secara singkat


Gm = d
dimana d adalah data yang dinyatakan dalam vektor kolom, m adalah model parameter, juga
dinyatakan dalam vektor kolom, dan G disebut matrik kernel. Lantas bagaimana cara
mendapatkan nilai m1 dan m2 pada vektor kolom m? Manipulasi1 berikut ini bisa
menjawabnya

dimana T disini maksudnya adalah tanda transpos matrik. Selanjutnya, untuk mendapatkan
elemen-elemen m, diperlukan langkah-langkah perhitungan berikut ini:

dimana N = 10 atau sesuai dengan jumlah data observasi; sementara i = 1, 2, 3, ..., 10.

4. Dengan menggunakan hasil dari langkah 2 dan langkah 3,

Untuk perhitungan menggunakan matlab maka didapatkan :

m1 = 25,28 dan m2 = 1,9815

4.3 hasil grafik yang diperoleh

Gambar 4.2 grafik relasi variasi suhu dan kedalaman

4.4 pembahasan
Telah dilakukan uji pratikum dengan menggunakan software matlab untuk
menyelesaikan studi kasus tentang hubungan variasi temperatur bawah tanah dan kedalaman
berdasarkan perhitungan manual dan matlab. Tujuan dari pratikum sendiri untuk
menyelesaikan permasalahan hubungan antara kedalaman dan temperatur dengan
menggunakan general least-squares method dalam inversi. Seperti pemahaman kita,
temperatur bawah bumi dengan kedalaman memiliki fungsi kontinyu, sehingga semakin
dalam maka temperatur bumi semakin tinggi. Dari data yang telah diperoleh kita juga dapat
memprediksi temperatur lainnya, dengan cara perhitungan manual ataupun matlab. Dapat
dilihat dari gambar grafik yang diperoleh menggunakan matlab,
Terdapat perbedaan pada perhitungan manual dengan menggunakan software matlab,
namun perbedaannya tidak terlalu jauh. Perbedaan ini dapat disebabkan human eror .

Bab V
Penutup
5.1 kesimpulan
- penggunaan software matlab dapat mempermudah pekerjaan kita terutama dalam
pengolahan data inversi.
-didapatkan nilai konstanta m1 = 24,9 dan m2 =2 perhitungan secara manual
- didapatan nilai konstanta m1= 25,28 dan m2 = 1,9815 perhitungan secara software
- data yang diolah menggunakan inversi model garis
5.2 saran
- untuk mengolah data kedalam software matlab harus memperhatikan dengan
seksama script dan tujuan yang ingin dicapai.

Daftar pustaka
Meju, A Max., Geophysical Data Analysis: Understanding Inverse Problem Theory
and Practice, (1994), Society of Exploration Geophysicists (SEG)

Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai