Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS DATA GEOFISIKA TG2207

MODUL KE - 3
FORMULASI PERMASALAHAN INVERSI

Oleh :
Anggita Miftahul Jannah 121120034

Asisten :

Ghevira Angelina Mirta 120120018


Ndiko Pradana Putra 120120023
Satria Bagus Prabowo 120120047

Feni Rahma Dwita 120120049


Lidya Margareth T 120120086
Natal Hutajulu 120120121

Dimas Astomo 120120130


Josma Hardianto Damanik 120120183

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
1. Parameter Inversi Linier

2. Grafik Pada Inversi Linier


3. Hasil Parameter Inversi Linier Pada Aplikasi Matlab

4. Grafik Inversi Linier Pada Aplikasi Matlab


5. Hasil Parameter Inversi Parabola
6. Hasil Grafik Inversi Parabola

7. Nilai Eror Pada Inversi Linier


ANALISIS

Pada praktikum modul ketiga ini dibahas mengenai formulasi


permasalahan inversi, dimana terdapat inversi linear dan inversi
parabola serta permasalahan data seismic pada reflectortunggal
horizontal yang telah dipraktikan oleh praktikan. Dimana inversi adalah
suatu kesatuan Teknik atau metode matematika dan statistika untuk
memperoleh informasi yang berguna mengenai suatu sistem fisika
berdasarkan observasi terhadap sistem tersebut. Selain itu inversi juga
dapat diartikan sebagai penyimpangan dari perubahan normal properti
atmosfer dengan ketinggian. Kemudian inversi linear merupakan suatu
bentuk persamaan umum yang menunjukkan kecenderungan dimana
variasi temperature bawah permukaan akan semakin meningkat ketika
temperaturetersebut diukur semakin ke dalam permukaan bumi. Dan
untukinversi parabola merupakan variasi temperature terhadap
kedalaman dengan sedikit modifikasi data dimana bentuk bentuk
kurvamelengkung seperti parabola.
Dalam masalah inversi, kita selalu berhubungan dengan
parameter model (M) dan jumlah data (N) yang mana jumlah dari
masing-masing akan menentukan klasifikasi permasalahan inversi dan
cara penyelesaiannya. Bila jumlah model parameter lebih sedikit
dibandingkan data lapangan (M < N), maka ini disebut overdetermined.
Jika dalam kondisi yang lain dimana jumlah parameter yang ingin
dicari lebih banyak dari pada jumlah datanya,
Dari data yang di diatas didapat hasil perhitungan yaitu pada
permasalahan pertama model linear besar m1 dan m2 adalah 25.28 dan
1.98, pada permasalahan kedua model parabola didapati besar m1, m2
dan m3 adalah 15,16 ; 0.81 dan 0.0035. Lalu dilakukan perhitungan
manual menggunakan excel untuk memastikanhasil yang didapat,
setelah dibandingkan hasilnya ternyata menghasilkan hasil yang sama,
hal tersebut dikarenakan baik menggunakan program matlab maupun
perhitungan manualpenyelesaian masalah inversi dikerjakan dengan
rumus yang sama yaitu m = [GTD]1GTd dan karena kedua perhtiungan
menghasilkanbesar yang sama berarti tidak ada kesalahan dalam
menginputkan data observasi dan perhitungan, oleh karena itu kedua
cara perhitungan dapat digunakan sebagai formulasi permasalahan
inversi.
Hasil dari kurva scatterplot pada inversi linear dapat dilihat
persebaran data suhu dan kedalaman. Yang mana semakin besar nilai
kedalaman, maka nilai suhu akan semakin besar. merupakan sebaran
data sementara garis berwarna biru menunjukkan garis linear yang
menghubungkan kedalaman dan suhu. Dari hasil diatas erdapat
sebaran data dimana terdapat juga solusi linear. Ini disebabkan
karena data diolah dengan pola inversi linear yang menampilkan
regresi linear sebaran data tersebut. Dari gambar tersebut dapat kita
lihat bahwa pada inversi linear kalkulasinya garislurus (linear). Hasil
kurva inversi parabola adalah membentuk sedikit lengkungan
dimana seperti parabola. Dari grafik yang terlihat didapati bahwa
terdapat titik sebaran data yang tidak berada pada garis linear
berwarna, titik yangtidak berada pada garis menunjukan data yang
tidak memenuhi solusi dari permasalahan inversi dari parameter
model yang didapat, sedangkan titik yang berada pada garis
menunjukan data yang berseuaian dengan solusi permasalahan
inversi.
• SCRIPT INVERSI LINIER

clc; clear all; close all;


T = [35.4 50.1 77.3 92.3 137.6 147.0 180.8 182.7 188.5 223.2];
z =[5 16 25 40 50 60 70 80 90 100];
%Membuat matriks kernel
G = zeros(length(z),2);

for i = 1:length(z)
G(i,1) = 1;
G(i,2) = z(i);
end

d = T';
m = inv(G'*G)*G'*d;

m1 = m(1);
m2 = m(2);

disp(m1)
disp(m2)

linear = m1 + m2*z;

plot(z, T, '*r', 'DisplayName', 'sebaran Data')


hold on;
plot(z, linear, 'DisplayName', 'solusi atau model inversi')
grid on;
legend('show')
xlabel('kedalaman (m)')
ylabel('Temperatur (celcius)')
title('variasi Temperatur vs kedalaman (120120108)')
• SCRIPT INVERSI PARABOLA

clc; clear all; close all;


z = [5 8 14 21 30 36 45 60];
T = [20.8 22.6 25.3 32.7 41.5 48.2 63.7 74.6];
G = zeros(length(z),2);

for i = 1:length(z)
G(i,1) = 1;
G(i,2) = z(i);
G(i,3) = z(i)^2
end

d = T';
m = inv(G'*G)*G'*d;

m1 = m(1);
m2 = m(2);
m3 = m(3);

disp(m1)
disp(m2)
disp (m3)

linear = m1 + m2*z +m3*z.^2;


plot(z, T, '*r', 'DisplayName', 'sebaran Data')
hold on;
plot(z, linear, 'DisplayName', 'solusi atau model inversi')
grid on;
legend('show')
xlabel('kedalaman (m)')
ylabel('Temperatur (celcius)')
title('variasi Temperatur vs kedalaman (120120108)')
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai