Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

METODE SEISMIK TG3105

MODUL KE – 1
Akuisisi Data 2D Seismik Refraksi dan Interpretasi Model Kedalaman

Oleh:
Divani Asyarah 119120175
Asisten :

Muhammad Ichsan
Rizki Dinata 118120007
M. Sholahudin Al Khoir 118120009
Rifqi Apryandi Zuhdi 118120085
Tri Mulya Refalani 118120115
Nungga Saputra 118120120
Setiawan Hidayat 118120121
Sa’iqoh Dianah 118120160

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT
TEKNOLOGI SUMATERA
2021
TINJAUAN PUSTAKA
Metode seismik refraksi yang diukur adalah waktu tempuh gelombang dari sumber menuju
geophone. Berdasarkan bentuk kurva waktu tempuh terhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi
batuan di daerah penelitian. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai
jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak)
diabaikan, karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan
gelombang lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah
waktu pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Kecepatan gelombang P lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang
digunakan dalam perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang
dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium.
Interpretasi Data Seismik Refraksi Secara umum metode interpretasi data seismik refraksi
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time method dan
wave front method. Metode interpretasi yang paling mendasar dalam analisis data seismik refraksi
adalah intercept time. Metode intercept time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak) yang
merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar. Kedalaman lapisan pertama
dapat dihitung menggunakan persamaan. Refraksi Metode refraksi tomografi ini diawali dengan
pembuatan kecepatan awal dan kemudian dilakukan iterasi pelacakan sinar (forward refraction
raytracing) melalui pemodelan, kemudian membandingkan waktu tempuh perhitungan dengan
waktu tempuh pengukuran, memodifikasi model, dan mengulangi proses sampai waktu
perhitungan dan pengukuran mencapai nilai minimal. Tujuan utamanya adalah menemukan waktu
tempuh minimum antara sumber dan penerima untuk setiap pasangan sumber-penerima. Hal ini
dicapai dengan pemecahan l (raypath) dan S (slowness). Iterasi yang digunakan adalah pendekatan
non linear least-square. Tomografi seismik waktu tempuh merupakan salah satu teknik inferensi
data yang memanfaatkan informasi yang terkandung pada gelombang seismik yang baik
digunakan untuk mencitrakan interior bumi secara lokal, regional, dan global. Tomografi seismik
global dan regional telah berhasil diaplikasikan untuk mencitrakan zona subduksi pada interior
bumi. Tomografi seismik juga dapat diaplikasikan pada lapangan panas bumi (geothermal) untuk
mengetahui karakteristik saturasi fluida di dalam reservoar yang juga telah berhasil diaplikasikan
di sejumlah area di dunia. Sistem panas bumi yang telah berhasil dijelaskan karakteristiknya
dengan studi tomografi seismik diantaranya: sistem dominasi uap, sistem dominasi air, dan zona
sesar. Keunggulan dari tomografi seismik waktu tempuh, yaitu data masukkan yang digunakan
hanya waktu tempuh gelombang pertama yang di terima oleh penerima (first break). Hal tersebut
menjelaskan bahwa gelombang lainnya seperti gelombang refleksi, refraksi, ataupun noise tidak
perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Sehingga kesalahan dalam penentuan data masukkan dapat
diminimalisir. Gambaran geologi dan properti fisis dari batuan di bawah permukaan bumi dapat
dipelajari apabila dilakukan menggunakan data yang baik dan teknik yang tepat, salah satunya
tomografi seismik waktu tempuh. Kualitas data yang baik didapatkan dari instrumen yang
digunakan dan teknik akuisisi yang tepat. Beberapa parameter yang dapat mempengaruhi kualitas
dari hasil tomografi adalah geometri sumber dan penerima, dan ukuran grid pada proses
pengolahan data. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemodelan sintetik untuk melihat pengaruh
parameterisasi model terhadap jalur rambat gelombang yang dapat berpengaruh pada tomogram
hasil inversi. Pemilihan parameter model yang baik diharapkan menghasilkan tomogram yang
baik, sehingga pencitraan model kecepatan bawah permukaan dengan tomografi seismik waktu
tempuh semakin optimal. (Kris H P David, 2020) Seismic Tomography adalah teknik pencitraan
untuk mendeterminasi variasi sifat fisis batuan seperti kecepatan gelombang P, gelombang S,
atenuasi, dll. Terdapat beberapa teknik tomography diantaranya refraction traveltime tomography,
finite-frequency traveltime tomography, reflection traveltime tomography dan waveform
tomography. Seismic tomography biasanya dirumuskan sebagai sebuah inverse problem. Dalam
refraction traveltime tomography, data yang diobservasi adalah first-arrival traveltimes t dan
parameter model slowness s. Hubungan antara t dan s dirumuskan sbb:
t = Ls
dimana L adalah kernel matrix berupa jarak jejak sinar dalam sistem sel tomography.
Selain inverse problem, forward problem merupakan hal yang sangat penting dalam kesuksesan
tomography. Forward problem bertujuan untuk menelusuri jejak gelombang (ray tracing) dari
sumber ke penerima di dalam medium. Medium dalam wilayah study tomography selanjutnya
didiskritisasi menjadi sistem sel tomography. (Abdullah, 20101. Metode Seismik Metode seismik
merupakan metode geofisika yang memanfaatkan perambatan gelombang seismik ke dalam bumi
(Setiawan, 2008). Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan 14
menggunakan getaran seismik (palu/ledakan). Komponen gelombang seismik yang direkam oleh
alat perekam berupa waktu datang gelombang seismik. Setelah waktu datang diukur, sehingga
dapat digunakan untuk mendapatkan waktu tempuh gelombang seismik yang berguna memberi
informasi mengenai kecepatan seismik dalam suatu lapisan. Gelombang seismik merambat dari
sumber ke penerima melalui lapisan bumi dan mentransfer energi sehingga dapat menggerakkan
partikel batuan. Kemampuan besar partikel batuan untuk bergerak jika dilewati gelombang seismik
menentukan kecepatan gelombang seismik pada lapisan batuan tersebut (Aissa, 2008).
1. Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi dilakukan dengan memancarkan gelombang ke bawah permukaan
perlapisan batuan. Respon tanah atau batuan direkam melalui geophone yang terpasang di atas
permukaan tanah (Adnyawati et al., 2012). Metode seismik refraksi (seismik bias) merupakan
salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan
(Refrizon et al., 2009). Metode seismik refraksi inilah yang efektif digunakan guna mengetahui
nilai kedalaman lapisan relatif kedap air (bedrock) sebagai parameter kelongsoran suatu daerah
(Priyantari & Suprianto, 2009). Dikarenakan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi
yang tinggi di dalam menentukan struktur geologi. Kedalaman lapisan pada metode ini dapat
diperoleh dengan mengetahui waktu jalar gelombang pada data rekaman yang didapat dari
persamaan:
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan,
karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang
lainnya kecuali pada jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu
pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Parameter jarak dan waktu penjalaran
gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan
rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material
yang 16 dikenal sebagai parameter elastisitas (Nurdiyanto, 2011). Elastisitas batuan yang berbeda-
beda menyebabkan gelombang merambat melalui lapisan batuan dengan kecepatan yang berbeda-
beda.
2. Intercept Time Method
Metode interpretasi yang paling mendasar dalam analisis data seismik refraksi adalah
intercept time (Tjetjep, 1995). Metode Intercept Time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak)
yang merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar, seperti yang
digambarkan pada gambar (2a) (Sismanto, 1999).

3. Metode Plus-Minus
Metode Plus-Minus (Hagedoorn,1959) merupakan turunan dari metode Delaytime untuk
kasus yang lebih kompleks seperti : Bidang batas lapisan yang tidak rata Mencari tebal lapisan
lapisan lapuk Untuk menghitung static correction pada data seismik refleksi. Metode Hagedoorn
menggunakan asumsi bahwa.
a. Bidang batas lapisan C-F adalah lurus
b. Kemiringan refraktor < 10 Metode ini menggunakan dua jenis analisis, yaitu :
 Analisis Plus Time: untuk analisa kedalaman
 Analisa Minus Time: untuk determinasi kecepatan
4. Metode Hagiwara
Metode Hagiwara adalah pengembangan dari metode delay time untuk struktur dua lapis.
Metode ini mampu menggambarkan kedalaman lapisanpertama di bawah sumber dan di bawah
geophone. Asumsi yang digunakan : Undulasi bawah permukaan tidak terlalu besar atau sudut
kemiringan mendekati nol
5. Metode GRM
Metode Generalized Reciprocal yang dilakukan dengan menentukan nilai analisis Time
Velocity, jarak XY Optimum, nilai analisis Time Depth, serta kedalaman. Sumber seismik berada
di ujung-ujung lintasan, yaitu titik A dan titik B. Ambil tAB sebagai waktu rambat gelombang bias
dari A ke B, tAC sebagai wakturambat gelombang bias dari C ke B
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
1. Kabel Trigger

2. Plate

3. Palu Seismik
4. Kabel remot unit

5. Geophone

6. Remote Unit
7. Main Unit (Summit X One Data Collector)

8. Aki

9. Kabel power

10. GPS
11. Handy Talky

12. Meteran
13. Laptop (dengan port LAN)

A. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Ukur panjang lintasan sejauh 24 m dengan meteran.
3) Tancapkan geophone.
4) Sambungkan remote unit dengan geophone.
5) Kemudian lanjut ke tahap pengaturan main unit.
6) Kemudian pada port line disambungkan dengan kabel remote unit.
7) Hubungkan kabel trigger dengan port pada main unit.
8) Hubungkan kabel LAN dengan port pada main unit dan laptop yang digunakan.
9) Kemudian kabel remote unit dilewatkan pada celah yang ada pada masing-masing
remote unit dengan spasi 2 meter.
10) Letakan palu dan sambungkan kabel trigger pada letak sumber geteran.
11) Cek lampu pada setiap remote unit. Jika berwarna merah artinya geophone tertancam
dengan baik dan dapat membaca data dengan baik.
12) Pukul plate dengan palu pada bagian tengah agar getaran yang dihasilkan maksimal.
13) Amati hasil gelombang pada aplikasi seisee dan summit-X.
14) Pilih data terbaik untuk masing-masing near, midle dan far offset.
A. Flowchart Start

Siapkan alat dan bahan yang


dibutuhkan

Ukur panjang lintasan sejauh 24 m


dengan meteran

Tancapkan geophone

Sambungkan remote unit dengan


geophone

Kemudian lanjut ke tahap pengaturan


main unit

Kemudian pada port line


disambungkan dengan kabel remote
unit.

Hubungkan kabel trigger dengan port


pada main unit

Hubungkan kabel LAN dengan port


pada main unit dan laptop yang
digunakan

Kemudian kabel remote unit


dilewatkan pada celah yang ada pada
masing-masing remote unit dengan
spasi 2 meter

Letakan palu dan sambungkan kabel


trigger pada letak sumber geteran

Cek lampu pada setiap remote unit.


Jika berwarna merah artinya
geophone tertancam dengan baik dan
dapat membaca data dengan baik

Pukul plate dengan palu pada bagian


tengah agar getaran yang dihasilkan
maksimal.

Amati hasil gelombang pada aplikasi


seisee dan summit-X

Pilih data terbaik untuk masing-


masing near, midle dan far

Finish
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil
a. Pick Far

b. Pick Middle
c. Pick Near

d. ITM

Kurva t-x
y = -3.1449x + 68.848
80

70 y = 3.3833x - 6.3393 Near

60
Middle
50

40 Far
30 y = 1.8317xy+=6.6842
-2.0367x + 54.005
Direct Near
20

10 Direct Far
0
0 10 20 30
Topografi x Boundary
115.5
115
114.5
114
113.5
113 Topografi
112.5 Boundary
112
111.5
111
110.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

e. Hagiwara

80
y = 3.3833x - 13.106
70
y = -3.1449x + 75.138
Refract Near
60
Direct Near
50 Refract Far

40 Direct Far
Linear (Refract Near)
30
Linear (Direct Near)
20 y = 1.8317x + 3.0209 y = -1.9317x + 53.803 Linear (Refract Far)

10 Linear (Direct Far)

0
0 5 10 15 20 25 30
TAP' x TBP'
40

35

30

25

20 TAP
TBP
15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Topografi x Boundary
250

200

150
Series2

100 Series1

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
f. GRM

60

50
xyz=1
40 xyz=2
xyz=3
30
xyz=4
xyz=5
20
xyz=6

10 xyz=7

0
0 5 10 15 20 25 30
\

4 Series1

0
0 5 10 15 20
g. Depth Calculation
h. Tomografi
PEMBAHASAN
Metode seismik refraksi yang diukur adalah waktu tempuh gelombang dari sumber menuju
geophone. Interpretasi Data Seismik Refraksi Secara umum metode interpretasi data seismik
refraksi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time
method dan wave front method. Metode interpretasi yang paling mendasar dalam analisis data
seismik refraksi adalah intercept time. Metode intercept time adalah metode T-X (waktu terhadap
jarak) yang merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar. Praktikum ini
memiliki tujuan dapat memahami pengaruh model penampang geologi sintetik dengan rekaman
data sintetik, dapat melakukan interpretasi model menggunakan metode ITM dan Plus-Minus,
dapat mengolah data dan menginterpretasikan seismik refraksi dengan menggunakan metode
Hagiwara dan GRM dan dapat membandingkan hasil yang diperoleh dengan metode Hagiwara
dan GRM. Picking menggunakan aplikasi SEIRA, pada picking harus sesuai dengan ujung garis
yang berwarna hitam agar nilai dari hasil picking dapat sesuai hal ini mempengaruhi pada nilai
dari near dan far yang akan digunakan nantinya. Nilai dari near dan far picking pada SEIRA dapat
dilihat pada aplikasi notepad. Pada Microsoft Excel dilakukan metode-metode. Pada Metode ITM
niali near dan far digunakan untuk mencari nilai dari grafik untuk menemukan nilai direct dan
refract. Nilai direct dan refract dipengaruhi dari bentuk near dan far pada grafik yang di buat.
Untuk menemukan nilai boundary digunakan topografi, jarak dan nilai kedalaman dimana nilai
kedalaman ini diperoleh dari nilai direct dan refract sebelumnya. Pada grafik nilai boundary
didapatkan bahwa nilai boundary memiliki nilai yang lebih rendah dari nilai topografi diketahui,
hal ini dikarenakan nilai direct dan refract cenderung rendah.
Seluruh metode cenderung dipengaruhi oleh nilai near dan far. Nilai near dan far digunakan
untuk seluruh metode. Metode Hagiwara digunakan penggunaan rumus Tap dan Tbp dengan Tap’
dan Tbp’. Metode Hagiwara menggunakan rumus gradien dan juga intercept dan juga memiliki
nilai boundary yang naik turun. Nilai boundary didapat dari bentuk rumus yang berbeda saat
mengolah data yang digunakan. Pada hasil grafik dihasilkan bentuk nilai boundary lebih rendah
dari nilai topografi. Pada metode plus-minus menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis Plus
Time (untuk analisis kedalaman) analisis Minus Time (untuk analisis kecepatan). Pada
penggunaan rumus saat mengolah data dipengaruhi dari nilai TD+ dan TD- yang didapat dari
kedalaman dan kecepatan. Nilai dari metode ini memiliki analisa dari pengurangan waktu rambat
antara gelombang dari geophone pada sumber forward dan geophone pada sumber reverse yang
dikurangi dengan travel time antara sumber keduanya. Pada metode ini boundary yang didapatkan
dari nilai topografi yang dikurangi z hal tersebut mengakibatkan nilai boundary yang didapat lebih
reendah dari nilai topografi. Pada Metode Generalized Reciprocal Sumber seismik berada di ujung
lintasan. Pada nilai diperoleh dari rekaman geophone yang dipasang di titik titik. Nilai xy dan TG
sangat berpengaruh untuk mendapatkan nilai boundary. Pada metode ini boundary didapat dari
nilai topografi yang dikurang z, tetapi pada nilai z memiliki nilai negative sehingga nilai boundary
yang didapat lebih besar dari nilai topografi yang diketahui. Pada Tomografi Seira, tidak dapat
execute model, dikarenakan terjadi error pada model.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari Akuisisi Data 2D Seismik Refraksi dan Interpretasi Model Kedalaman
yaitu:
a. Seluruh metode dipengaruhi oleh nilai near dan far.
b. Nilai Tesseral Pro memiliki pengaruh yang cukup besar terutama pada nilai
kedalaman, frekuensi dan velocity.
c. Picking harus sesuai dengan ujung, karena hal ini mempengaruhi pada nilai dari
near dan far yang akan digunakan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai