Anda di halaman 1dari 78

BAB 13

Pecahnya Pangea
(The Breakup of Pangea)
Tema bab ini difokuskan pada sejarah bumi dalam kurun waktu geologi. Tentu saja,
banyak kejadian sejarah telah disebutkan sebelumnya sebagai contoh proses tektonik

Kratonisasi PraKambrium dan Pertumbuhan


Benua (Precambrian Cratonization and
Continental Growth)
Kembali saat Proterozoikum, kita hanya akan menemukan akar orogen, dan pada
Archaean hanya ditemukan potongan kecil kerak yang telah mengalami metamorfosa.
o Namun, kerak benua tertua yang ditemukan dan bersentuhan dengan lantai samudra
adalah berumur Jura. Arti dari fenomena tersebut adalah bagaimana tektonik lempeng
bekerja hanya meliputi sekitar satu per enam dari seluruh kurun waktu geologi.
o Seberapa jauh kita dapat kembali meninjau ke Proterozikum dan Archean dengan
mempelajari tektonik lempeng? Pertanyaan ini telah merisaukan para ahli geologi.
Sebagai persiapan untuk meninjau ke masa lalu membutuhkan deskripsi singkat kerak
benua purba.
o Dalam pengertian yang luas, kebanyakan kerak benua terdiri dari batuan yang berumur
Prakambrium, berkisar dari 4 hingga 0,6 milyar tahun yang lalu.
Kerak benua yang sekarang secara tektonik adalah stabil berarti kerak benua umumnya
tidak terpengaruh oleh aktivitas batas lempeng sekarang diberi nama kraton (craton).
Meskipun kebanyakan luas kerak benua yang memiliki orogen yang berumur
Phanerozoikum dikelompokkan sebagai kraton, umumnya kraton pada peta geologi
dibatasi pada kerak Prakambrium.
o Berdasarkan jenis batuan yang tersingkap, kraton dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu: shield dan platform.
o Shield adalah kraton dinama batuan beku -berumur Prakambrium- dan batuan
metamorf tersingkap. Platform adalah bagian dari kraton yang dilapisi oleh batuan
sedimen dengan kemiringan landai, yang biasanya berumur lebih muda dari
Prakambrium. Dengan kata lain, sebuah platform adalah covered shield.
o Dalam banyak kasus, lapisan sedimen tersebut diendapkan secara tidak selaras pada
bidang permukaan erosi (peneplane purba). Dibandingkan dengan tebal total kerak
benua, sedimen penutup merupakan suatu kulit tipis saja.

Kratonisasi PraKambrium dan Pertumbuhan


Benua (Precambrian Cratonization and
Continental Growth)
Gambar 13.1 adalah peta dunia yang menggambarkan kategori lima umur kerak benua,
yang terletak pada jalur orogen Phanerozoikum.
o Kategori tersebut adalah: (1) exposed Archean shield; (2) exposed Proterozoic shields;
(3) covered Archean dan Proterozoic shield (contohnya sedimentary platforms); (4)
Paleozoic orogenic belts, dan; (5) Mesozoic dan Cenozoic orogenic belt.

Kratonisasi PraKambrium dan Pertumbuhan


Benua (Precambrian Cratonization and
Continental Growth)
Proses pembentukan kraton dapat dinamakan kratonisasi (cratonization).
o Atas dasar asumsi bahwa kerak benua telah berkembang pada suatu area dalam kurun
waktu geologi oleh akresi akibat tumbukan oceanic volcanic arc, kita harus melihat pola
distribusi umur batuan pada kraton. Mungkin kraton akan memperlihatkan pola
menghilangnya umur dari zona tengah ke zona luar.
o Batuan tertua pada kraton (lebih tua dari 2,5 milyar tahun yang lalu) adalah Archean.
Pada peta batuan tersebut muncul sebagai potongan shield kecil yang dinamakan
continental nuclei (gambar 13.1). Continental nuclei tersebut dikelilingi oleh atau
berbatasan dengan batuan shield yang luas dengan umur maksimum Proterozoikum
Awal atau Tengah. Pada peta, area tersebut adalah Proterozoic shield dan Proterozoic
platform.
o Kita tidak dapat mengharapkan mendapatkan pola umur yang baik dalam zona
konsentrik (concentric zoning), karena benua saat bergabung telah terpisahkan kembali
dan juga telah bergerak jauh. Benua yang terpisahnya dan bergabung kembali, dapat
mengalami rotasi yang bisa terjadi lebih dari satu kali sejak Archean.

Kratonisasi PraKambrium dan Pertumbuhan


Benua (Precambrian Cratonization and
Continental Growth)
Gambar 13.2 memperlihatkan batuan Precambrian shield di Amerika Utara yang terbagi
menjadi crustal provinces menurut umurnya.
o Daerah covered shield tidak diperlihatkan pada peta tersebut, namun penyebaran
kraton yang ditutupinya didapatkan dari inti bor dan survei magnetik. Pada peta
terdapat tujuh Archean province yang lebih tua dari 2,5 milyar tahun yang lalu: Slave,
Rae, Hearne, Wyoming, Superior, Torngat, dan North Atlantic.
o Contoh batuan penyusun unit kraton tersebut adalah Superior province yang
merupakan mosaik dari empat jenis: plutonik, volkanik-plutonik, metasedimen, dan
gneiss tekanan tinggi.
o Gambar 13.2 juga memperlihatkan garis khusus (special line treatment) dua jenis
suture antara tiap province. Garis gerigi adalah batas collision suture, sementara
simbol strike-slip fault menunjukkan batas continental transform terdahulu.

Kratonisasi PraKambrium dan Pertumbuhan


Benua (Precambrian Cratonization and
Continental Growth)
Suatu pendekatan baru adalah penentuan province sebagai orogens. Daerah tersebut
dicirikan oleh zona panjang dan sempit dimana kerak ditafsirkan telah ditempati
(emplaced) oleh tumbukan benua-busur yang telah menambahkan kerak baru ke benua.
o Andaikan dua kraton -yang dipisahkan oleh samudra- perlahan saling mendekat, dan
kerak baru terakumulasi di sepanjang batas salah satu atau kedua kraton tersebut.
Tahap perkembangan ini diikuti oleh tumbukan benua-benua yang menutup samudra di
tengahnya. Dalam tahap tersebut suatu orogen kompresi baru terbentuk diantara dua
kraton.
o Orogen jenis tersebut dikelompokkan sebagai interior orogen oleh Murphy dan Nance
(1991). Orogen tersebut berbeda dengan peripheral orogen, yang terbentuk di batas
luar (outer margin) suatu benua besar yang mengalami beberapa kali tumbukan benuabusur. Jenis kelompok orogen tersebut berbeda dari segi struktur dan petrologi batuan
beku.
o Contoh interior orogen adalah Trans-Hudson province yang merupakan hasil
compressional orogenies. Orogen tersebut terletak pada Superior province, Wyoming,
dan Hearn province. Contoh peripheral orogen adalah Penokean province yang
berumur Proterozoikum yang terletak di tenggara Superior province dan utara Yavapai
province. Orogen tersebut merupakan hasil tumbukan benua-busur yang menghasilkan
kerak dan kemudian ditambahkan ke Superior province.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Dengan cara apakah tektonik lempeng yang berasal dari dua masa Prakambrium saling berbeda dan
dari tektonik lempeng pada Phanerozoikum?
o Kemungkinan perbedaan tersebut adalah: (1) proses pembenutkan kerak benua dan samudra; (2)
kecepatan produksi kerak benua; (3) tebal rata-rata kerak benua; (4) komposisi petrologi dari
kerak benua serta sifat seismiknya. Keempat kemungkinan tersebut saling berhubungan.
Pada kategori yang pertama, selama dua abad awal tektonik lempeng (1960 1980), beberapa ahli
geologi menyatakan bahwa kerak Prakambrium tidak mengandung ophiolite, dan bahwa
ketidakhadirannya menunjukkan kesangsian adanya pembentukan kerak samudra baru pada batas
pemekaran.
o Pada pertengahan 1980-an ophiolite suite yang ditemukan di Moroko ditaksir berumur 800 juta
tahun yang lalu (Proterozoikum Akhir).
o Moore telah menerima ketidakhadiran batuan ophiolite yang lebih tua dari 1 milyar tahun yang
lalu, dan ia menawarkan hipotesa untuk menerangkannya. Sementara itu ia menyepakati adanya
tumbukan benua dan pemekaran benua. Ia mengusulkan bahwa selama Prakambrium kerak
samudra lebih tebal dari pada kerak yang berumur Phanerozoikum dan bahwa pada saat yang
sama cekungan samudra lebih dangkal. Dalam kondisi tersebut ophiolite tidak akan terbentuk
selama tumbukan busur-benua. Namun, perbedaan pembentukan kerak yang drastis tersebut
tidak perlu disebutkan setelah terdapat bukti bahwa ternyata ada ophiolite pada orogen
Prakambrium However, such drastic differences of crust formation did not need to be introduced
after it became evident that ophiolites actually are present within Precambrian orogens. Sisa kerak
tersebut berbeda dari ophiolite dalam ketidakhadiran kerak samudra pada suatu ophilitic suite.
o Kebutuhan penjelasan khusus akhirnya tidak dibutuhkan ketika di tahun 1985 Harper menemukan
ophiolite di Wyoming pada batuan Archean yang berumur 2,65 milyar tahun yang lalu.
Penemuannya telah didahului oleh penemuan ophiolite Archean lainnya yaitu di Afrika Selatan
yang ditemukan oleh de Wit, dan lainnya di Great Slave Lake, Kanada, oleh Helmstaedt. Jadi tidak
ada lagi pertanyaan mengenai pembentukan kerak samudra saat Archean dan pembentukan kerak
benua baru dengan mekanisme tektonik yang sama saat Proterozoikum dan Phanerozoikum.
o Di tahun 1993, Moore merevisi dan menyatakan hipotesa bahwa ophiolite yang terjadi yang telah
ditempati (emplaced) oleh tumbukan orogen sebelum 1 milyar tahun yang lalu umumnya memiliki
kerak yang lebih tebal daripada komplek ophiolite yang lebih muda. Namun, ia tetap

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Terdapat bukti yang baik bahwa saat Archean, akresi kerak benua dari kerak samudra oleh tumbukan
lempeng tidak hanya merupakan mekanisme yang penting bagi penebalan kraton. Mekanisme yang
diusulkan untuk penebalan lainnya adalah penebalan kerak oleh erupsi gunungapi dan magma.
o Bukti batuan pada kerak yang berasal dari gunungapi ditemukan di Amerika Serikat bagian tengah
hingga selatan, pada peta adalah Yavapai dan Mazatzal-Pecos province (gambar 13.2). Kerak
gunungapi tersebut dinamakan anorogenic rock (yang bermakna not-orogenic rock).
Kembali ke kategori yang berhubungan dengan tebal kerak, komposisi dan kecepatan produksi,
terdapat bukti penting bahwa kerak Archean berbeda dari kerak Proterozikum dan Phanerozoikum.
o Menurut Martin, saat Archean, meskipun proses tektonik lempeng secara umum seperti proses
yang sama dengan sekarang, beberapa detail ternyata berbeda, yang ditunjukkan oleh sifat dan
proporsi relatif batuan yang dihasilkan selama Archean (appears to be the same as now, several
details were different, as indicated by the nature and relative proportions of rocks emplaced
during the Archean).
Bahwa nilai tinggi produksi panas global yang terdapat pada Archean ditunjukkan oleh terdapatnya
komatiite.
o Komatiite berasal dari lava mafik dengan viskositas rendah yang memiliki kandungan magnesium
tinggi. Adanya komatiite pada batuan Archean pertama ditemukan di tahun 1969 di Barberton
Mountain, Afrika Selatan, dan Komati River. Penemuan tersebut kemudian diikuti oleh penemuan
lainnya di Archean greenstone belt yang terletak di Kanada, Australia, dan Finlandia.
Ciri penting batuan Archean adalah melimpahnya granitoid (batuan granitik) pada suatu lokasi
khusus yang diberi nama TTG (tonalite-trondhjemite-granodiorite).
o Kelimpahan granitoid, dikombinasikan dengan adanya komatiite, telah memberikan pemikiran
pada para ahli geologi bahwa produksi kerak benua selama Archean memiliki ciri yang unik, dan
bahwa skenario yang kita butuhkan akan sangat berbeda dari skenario tumbukan busur-benua.
o Skenario yang telah direvisi harus mengakomodasi sejumlah lava mafik maupun ultramafik seperti
pembentukan pluton felsik yang tersusun atas greenstones (produk metamorf lava mafik) dan
granitoid.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Dua versi berbeda pada evolusi Archean Awal kerak benua dikemukakan di tahun 1980-an. Condie di
tahun 1980 menggambarkan adanya pematang samudra yang dipotong oleh transform, sejajar
dengan sistim sinks yang berfungsi sebagai batas subduksi. Fenomena tersebut serupa dengan
lempeng litosfer.
o Diagram yang dibuat oleh Condie dapat disimak pada gambar 13.3A. Magma komatiite muncul
dalam mantle plume dengan interval tertentu di sepanjang batas pemekaran. Mantle plume
lainnya muncul sebagai pulau gunungapi terisolasi, serupa dengan yang ditemukan di Samudra
Pasifik sekarang. Kawah tumbukan merupakan fenomena dari perioda awal tumbukan Notice
the large impact crater, a carryover phenomenon from an earlier period of heavy impaction. Sistim
lempeng primitif ini berlangsung sekitar 4 milyar tahun yang lalu telah mampu menghilangkan
panas sekitar empat hingga enam kali lebih cepat daripada yang berlangsung sekarang.
o Kerak dengan batuan komatiite adalah lebih besar daripada sebagian mantel atas yang cair
(molten upper mantle) dengan densitas 3,1 sehingga dapat tenggelam. Sebab itu, komatiite dapat
merupakan gaya utama bagi permulaan terjadinya tektonik lempeng.
o Selanjutnya, mungkin sekitar 4,2 milyar tahun yang lalu, tenggelamnya kerak hanya
mengakibatkan sebagian kerak yang lebur dan menghasilkan magma tonalite. Magma tersebut
muncul ke permukaan menghasilkan tonalite arc, serupa dengan busur kepulauan sekarang.
Gambar 13.3B memperlihatkan sistim ini. Untuk pertama kalinya kerak benua akan dihasilkan di
atas zona subduksi.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Suatu model lain yang berbeda bagi perkembangan kerak benua purba juga dikenali oleh
Condie di tahun 1980. Model tersebut membutuhkan suatu tubuh gunungapi yang
terbentuk oleh mantel (gambar 13.4).
o Magma granitoid mengalami segregasi dekat dasar kerak dan muncul melalui lapisan
vulkanik kemudian membeku sebagai batolit granitoid.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Suatu model baru bagi kerak Archean diusulkan di tahun 1991 oleh Rapp berdasarkan data dari
eksperimen laboratorium terhadap peleburan batuan dalam tekanan tinggi.
o Gambar 13.5 adalah model hibrid yang mengkombinasikan input dari Rapp dengan model awal
yang diusulkan oleh Kroner (1985) dan Wilks (1988). Ciri dominan yang diperlihatkan adalah
bahwa mantle plume memberikan magma untuk naik, membangun gunungapi, dan menghasilkan
lava komatiite.
o Jelasnya, diasumsikan terdapat kerak yang telah terbentuk sebelumnya ( a previously formed
crust is assumed), jadi kita perlu menyarankan bahwa gunungapi tersebut dibangun pada suatu
kerak samudra purba yang mafik atau ultramafik, yang membeku pada saat awal. Model mereka
juga memperlihatkan pluton dengan komposisi TTG yang terbentuk dari peleburan sebagian
(partial melting). Struktur plume jenis ini sangat banyak dan terletak berdekatan dengan susunan
poligonal membentuk sistim polygonal tectonics.
o Suatu penambahan ciri tektonik pada model ini, yang terletak berhadapan dengan plume, adalah
fenomena subduksi, yang serupa dengan pembentukan batas subduksi baru pada kerak samudra.
Pada kerak yang menunjam diperlihatkan pembentukan pluton dengan komposisi TTG yang
muncul menembus kerak. Residu eklogit yang berat (the dense eclogite residue) diperlihatkan
terpisah dari kerak dan tenggelam ke mantel.
o Versi kedua dari model di atas diberikan oleh Kroner dan Layer (1991); model tersebut juga
menggunakan mantle plume dan gunungapi dimana magma granitoid menghasilkan pluton.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Terhadap subjek kecepatan produksi kerak benua, nampaknya rasional bahwa kecepatan
perkembangan benua akan berhubungan erat dengan kecepatan aktivitas total seluruh
sistim tektonik lempeng, yang kembali akan proporsional dengan produksi global panas
radioaktif dan pembentukan kecepatan menghilangnya panas.
o Menghilangnya panas telah diperkenalkan pada awal bab 5, dimana produksi panas
total menurun secara eksponensial terhadap waktu (gambar 5.4).
o Di saat yang sama, radioisotop terkonsentrasi pada bagian atas kerak benua yang
felsik, dan ini mungkin cenderung memfasilitasi menghilangnya panas radiogenik
global.
o Dari seluruh kurun waktu geologi dimana mekanisme tektonik lempeng tengah bekerja,
menghilangnya panas dari mantel disebabkan oleh masuknya magma ke batas
pemekaran dan naiknya magma ke atas lempeng litosfer yang menunjam. Jadi cukup
beralasan untuk mengusulkan bahwa kecepatan pembentukan kerak baru, baik benua
maupun samudra, akan meningkat lebih cepat pada kurun waktu geologi yang lampau.

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Hargraves, di tahun 1986, meninjau subjek menghilangnya panas dan aktivitas tektonik.
o Untuk memulai analisis ini, ia mempostulasikan bahwa menghilangnya panas dari
bumi pada saat awal melalui mekanisme tektonik lempeng membutuhkan adanya
subduksi litosfer yang lebih muda (dissipation of more heat from a hotter early Earth
by the plate-tectonics mechanism would require subduction of, on average, younger
lithosphere). Litosfer yang lebih muda adalah lebih panas dari pada litosfer yang lebih
tua.
o Jika anda dapat mengontrol sistim tektonik global, anda dapat meningkatkan kecepatan
menghilangnya panas global dengan dua cara. Pertama, kecepatan pemekaran ratarata dapat meningkat, sementara faktor lainnya tidak berubah. Namun, alternatif ini
akan berjalan dengan penuh halangan ( this alternative would run into a snag) karena
litosfer samudra yang lebih muda kurang berat sehingga menunjam lebih lambat dan
konsekuensinya sistim steady state tidak dapat tercapai.
o Kedua, panjang batas pemekaran global dapat bertambah, dengan tetap menjaga
kecepatan pemekaran. Perubahan ini akan meningkatkan keluarnya panas global.
o Sekarang, sejak bola bumi diasumsikan memiliki radius dan luas yang tetap, panjang
pematang yang meningkat akan membutuhkan bertambahnya jumlah lempeng dengan
luas yang bertambah kecil.
o Jadi, Hargarves menyarankan bahwa bumi saat Archean ditutupi oleh lempeng yang
lebih kecil yang bergerak lambat (that the Archean Earth was covered by many small
plates moving slowly).
o Menggunakan persamaan matematika terhadap menghilangnya panas, Hargarves
menaksir bahwa jika aliran panas Archean tiga kali lebih banyak dari sekarang, maka
dibutuhkan 27 kali panjang pematang yang lebih banyak dari sekarang (if Archean heat
flow was 3 times that of the present, 27 times as much ridge (length) would have been
required).
o Argumen serupa yang mendukung panjang pematang yang lebih panjang telah

Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Perhitungan dan penaksiran kecepatan penambahan kerak benua telah dilakukan sejak
tektonik lempeng muncul sebagai paradigma.
o Reymer dan Schubert meninjau penaksiran tersebut dan juga membuat komputasi
kecepatan perkembangan kerak.
o Hasil perhitungan mereka bagi perkembangan benua sebagai fungsi menurunnya aliran
panas di darat menghasilkan kecepatan yang hampir konstan sejak Archean. Kecepatan
tersebut adalah satu kubik kilometer per tahun (1 km3 / tahun). Untuk Archean, mereka
menaksir kecepatan antara 3 dan 4 kali lebih besar. Kebanyakan model awal yang
dipresentasikan sebagai perbandingan memperlihatkan kecepatan yang lebih cepat
saat Archean daripada setelah Archean.
o Pada model yang dipresentasikan di atas bagi perkembangan kerak benua Archean,
penjelasan bagi kecepatan akumulasi kerak yang lebih cepat dapat terletak pada
mekanisme mantle plume (polygonal tectonics), yang mungkin memberikan sejumlah
volume besar magma, dan menebalkan kerak purba.
Analisa di atas mengenai kecepatan produksi kerak benua nampaknya memiliki asumsi
bahwa sejumlah kecil atau bahkan tidak ada kerak yang mengalami peleburan dan reabsorbsi pada mantel.
o Bowring dan Housch menyatakan: suatu pertanyaan besar dalam ilmu bumi apakah
volume kerak benua sekarang menggambarkan kerak yang terbentuk sejak sejarah
bumi atau apakah kecepatan pembentukan dan penghancurannya mengalami
kesetimbangan sejak Archean (a major outstanding question in the Earth sciences is
whether the volume of continental crust today represents nearly all that formed over
the Earths history of wheter the rates of creation and destruction have been
approximately balanced since the Archean).
o Berdasarkan analisa mereka terhadap data isotop neodymium, mereka menyimpulkan
bahwa daur ulang kerak adalah proses yang penting saat pembentukan kerak Archean.

Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Sebelum mempelajari sejarah akresi lempeng, terpisah, dan bertumbukan sepanjang
kurun waktu geologi, sangat penting untuk mengerti metoda geofisika yang digunakan
untuk mengetahui paleomagnetik yang menunjukkan lokasi dan gerakan lempeng litosfer
di masa lalu.
Polar wandering, salah satu gerakan lempeng, adalah gerakan relatif lempeng litosfer
terhadap mantel dan inti, yang diasumsikan tetap terhadap sumbu magnetik bumi.
o Horizontal shear, yang membolehkan lempeng bergerak, didistribusikan pada
astenosfer (bab 3). Paleomagnetik dapat memberitahu kita, contohnya, bahwa titik
tengah Benua Australia, yang sekarang terletak pada garis lintang 25o S, saat Trias
terletak pada garis lintang 70o S.
Suatu benua diberi nama sebagai suatu entitas yang telah bergerak relatif ke tempat
lainnya.
o Fakta bahwa pada beberapa lempeng litosfer besar terdiri dari litosfer benua dan
samudra. Contohnya, Lempeng Antartika terdiri dari litosfer samudra yang lebih luas
daripada litosfer benua, dan salah satu batasnya dibatasi oleh batas pemekaran.
o Kita juga harus ingat bahwa satu benua dapat bergerak relatif terhadap benua lainnya
hanya ketika pada batasnya terdapat proses subduksi, pemekaran, atau strike-slip
faulting. Ketika dua benua yang terpisah sedang bergerak saling mendekat, litosfer
samudra di tengahnya harus menghilang dengan proses subduksi pada batas yang
terletak di satu atau kedua litosfer benua tersebut.

Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Bukti paleomagnetik yang menunjukkan bahwa benua
telah bergerak dalam jarak jauh muncul lebih dari satu
dekade setelah munculnya teori tektonik lempeng.
o Pemisahan benua sepanjang batas pemekaran
sebelumnya telah dinyatakan oleh Heezen di tahun
1960, namun karyanya kurang memiliki konsep penting
mengenai menghilangnya kerak oleh subduksi, yang
kemudian ditambahkan oleh Dietz.
o Dua belas tahun sebelumnya, Runcorn
mempublikasikan karyanya berjudul Rock Magnetism
(1959). Data rock magnetization telah dikumpulkan
selama beberapa tahun sebelumnya. Pola pembalikan
kutub telah diobservasi dan kegunaannya telah
diketahui. Kerjasamanya dengan Opdyke, Runcorn
merekam fenomena polar wandering dan telah
mengetahui posisi paleopole untuk Inggris, Amerika
Utara, dan Australia. Gambar 13.6 adalah peta yang
dibuat oleh Runcorn di tahun 1950 bagi urutan posisi
Australia dari Proterozikum Awal hingga sekarang.
o Irving, yang bekerja atas arahan Runcorn, di tahun
1950-an menyumbangkan bukti kunci dari Deccan traps
yang memperlihatkan bahwa India dahulu terletak di
belahan bumi selatan (that India once could have been
in the southern hemisphere).
o Faktor penting bagi kesuksesan Runcorn dan rekannya
adalah adopsi metoda probability yang dibuat oleh
Fisher, profesor genetika di Cambridge. Pengujian
terhadap data yang didapatkan membuktikan kegunaan

Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Runcorn juga menafsirkan data paleomagnetik dengan
gerakan pemisahan antara Amerika Utara dan Eropa.
o Petanya mengenai polar wandering dapat disimak pada
gambar 13.7. Dari parallelism jelas bahwa Eropa dan
Amerika Utara dahulu bersatu dari Kambrium hingga
Trias Akhir.
o Peneliti lainnya telah mendokumentasikan sejumlah
data dari belahan bumi selatan saat Mesozikum.

Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Di tahun 1960, suatu simposium internasional diadakan di Atlantic City, untuk
mendiskusikan dampak penemuan paleomagnetik terhadap konsep continental drift. Saat
itu bukti seismik dari gempa dalam belum ditafsirkan sebagai bukti underthrusting di
batas benua Pasifik yang aktif.
o Di pihak lainnya, pemekaran lantai samudra menjadi interpretasi yang tidak dapat
dielakkan berdasarkan konfigurasi dan aktivitas seismik pada pematang tengah
samudra.
o Tidak kalah pentingnya adalah karya yang dibuat oleh Hamilton yang meringkas bukti
geologi dari Antartika, Australia, dan Afrika menjadi superkontinen Paleozoikum. Ia
menggambarkan kembali peta yang dibuat oleh Du Toit mengenai rekonstruksi benua
dan menyatakan: drift tidak memerlukan penafsiran baru, namun memberikan
hubungan yang lebih mudah diterangkan dengan drift daripada tanpanya (Drift is not
required by the new interpretation, but it certainly provides new concidental
relationships which are much more easily explained with drift than without).
Kunci dari simposium yang diadakan tahun 1960 adalah menentukan gambaran pola polar
wandering, yang meninggalkan keraguan bahwa berbagai benua mulanya membentuk
Pangea dan kemudian terpisah.
o Meskipun paleomagnetik akhirnya memberikan kemenangan bagi Alfred Wegener,
banyak ahli geologi tidak memiliki pendapat yang sama. Mereka tidak sepakat hingga
munculnya suatu model geofisika yang dapat diterima yang dapat menerangkan
bagaimana benua dapat terpisah (drift apart).
o Beberapa tahun berlalu sebelum tektonik lempeng memberikan model fisik yang
dibutuhkan. Suatu studi yang menarik di saat itu adalah penyelidikan paleomagnetik
dari arah angin purba, dinamakan paleowind direction. Opdyke dan Runcorn
membuat studi terhadap cross lamination yang terdapat di padang di Coconino
Sandstone, Arizona, dan New Red Sandstone, Ingggris, dalam upayanya untuk

Jalur Polar Wandering


(Polar Wandering Paths)
Penentuan lokasi geografi kutub magnetik utara dalam
kurun waktu geologi -paleopole- didapat dengan
menggunakan pengukuran sisa magnetik purba pada
contoh batuan.
o Ketika penentuan disusun, hasilnya dapat menentukan
posisi benua yang menunjukkan jalur polar wandering
(polar wandering path). Contoh awal penentuan posisi
tersebut dapat disimak pada gambar 13.7.
Gambar 13.8 memperlihatkan jalur polar wandering bagi
Amerika Utara dan Eropa dalam 400 juta tahun terakhir.
o Kedua jalur tersebut berhenti di lokasi dengan kutub
utara magnetik sekarang. Namun sekitar 100 juta tahun
yang lalu dua jalur tersebut terpisah dengan jarak
bertambah besar.
o Disini, dua jalur tersebut saling bertemu (melintang),
kemudian terus berpisah dan berakhir sekitar 400 juta
tahun yang lalu.

Jalur Polar Wandering


(Polar Wandering Paths)
Gambar 13.9 adalah contoh lain bagaimana data
paleomagnetik dapat digunakan untuk menentukan posisi
dua benua.
o Peta tersebut memperlihatkan jalur polar wandering
bagi Afrika dan Amerika Selatan dalam posisinya
sekarang. Pada gambar diperlihatkan Amerika Selatan
bergerak ke arah barat dan mengalami rotasi sehingga
kurva polar wander saling bertemu (superimposed).
Data paleomagnetik digunakan saat menentukan posisi
benua. Karena data tersebut dapat mengandung
kesalahan, beberapa data digunakan secara fleksibel
untuk mencocokkan batas benua.
Terdapat dua cara untuk menentukan polar wandering
pada peta.
o Kedua cara tersebut yaitu: (A) pole fixed, continent
moving, seperti gambar 13.6. Benua diperlihatkan
bergerak dengan posisi geografis yang berbeda dan
umur yang berbeda, dan berakhir pada posisi geografi
sekarang.
o (B) continent fixed, pole moving, seperti gambar 13.8.
Satu titik pole dapat menempati semua garis bujur (
one pole points fits all garis bujur). Pola ini
menunjukkan apparent polar wander path (APWP). Hal
ini sangat berguna ketika dua atau lebih jalur pole
diposisikan pada satu peta. Paleopole diperlihatkan oleh
titik, dan dapat dihubungkan dengan garis lurus atau
kurva.

Memposisikan Paleopole
(Plotting Paleopole)
Memposisikan paleopole pada sistim geografi sekarang membutuhkan pengukuran deklinasi purba
dan inklinasi (dip) pada contoh batuan yang digunakan.
o Paleodeklinasi yang diobservasi terletak sebagai spherical angle terhadap garis meridian dari titik
pengambilan contoh batuan. Meridian purba atau paleomeridian kemudian diproyeksikan ke arah
utara pada lingkaran besar (gambar 13.12).
Berikutnya, kita harus mengubah inklinasi purba (atau magnetic dip), ke garis lintang. Gambar
13.10A memperlihatkan inklinasi magnetik pada bola bumi.
o Panah inklinasi diperlihatkan setiap 10 derajat garis lintang baik untuk belahan bumi utara dan
selatan.
o Gambar 13.10B adalah perbesaran yang memperlihatkan panah dip untuk garis lintang 30oN.
Garis digambar untuk memperlihatkan bidang horizon, yang merupakan garis singgung (tangent)
terhadap bola bumi.
o Inklinasi didefinisikan sebagai sudut panah kemiringan terhadap bidang tangensial (tangent
plane). Sudut ini, l, adalah 49o. Garis ke pusat bumi memiliki sudut 41 o (With respect to a line to
the earths center the angle of the dip needle is 41 o).

Memposisikan Paleopole
(Plotting Paleopole)
Garis lintang dapat diperoleh dengan memecahkan rumus berikut: tangen sudut inklinasi
adalah sama dengan dua kali nilai tangen paleogaris lintang:
tan l = 2 tan
dimana l adalah inklinasi dan adalah paleolatitude.
o Gambar 13.11 adalah grafik yang memperlihatkan hubungan antara inklinasi dan garis
lintang. Grafik bagi reversed polarity adalah kebalikan (mirror image) dari normal
polarity. Setelah hasil pengukuran inklinasi dari lapangan diubah ke garis lintang,
proyeksi paleomeridian (PM; projected paleomeridian) berhenti pada jarak yang sama
terhadap busur garis lintang, seperti gambar 13.12. Sekarang, paleopole telah
diposisikan secara geografi. Gambar 13.13 adalah sketsa hasil akhir restored
paleomagnetic grid.

Permasalahan Apparent Polar Wandering


(Problems of Apparent Polar Wandering)
Terdapat faktor yang menyulitkan yang patut dipertimbangkan saat menentukan posisi
paleopole dan jalur apparent polar wander.
o Di masa ini, sumbu geomagnetik tidak bertepatan dengan sumbu rotasi bumi. Satu
sumbu terletak miring terhadap sumbu lainnya dengan sudut 11,5 o. Sebagai hasilnya,
kutub utara geomagnetik berposisi sekitar garis lintang 70 oN, yang berjarak 2000 km
dari kutub utara geografis.
o Jarum utara kompas mencari kutub utara geomagnetik. Sudut horizontal antara utara
geografis sebenarnya dan utara geomagnetik yang ditunjukkan oleh kompas
dinamakan deklinasi kompas.
o Rekaman deklinasi kompas telah dilakukan di Paris dan London sejak tahun 1600. di
London, antara tahun 1600 dan tahun 1820, deklinasi kompas berubah ke arah barat
dengan sudut total sebesar 35o. Sejak tahun 1820, perubahan arah telah berbalik yang
beruah ke arah timur dengan sudut sekitar 20o. Di Paris, sejak tahun 1600 hingga tahun
1915 inklinasi jarum kompas mengalami perubahan garis lintang 10o. Pola perubahan
dua lokasi tersebut adalah serupa, sehingga cukup beralasan untuk menduga bahwa
perubahan tersebut mengikuti siklus dan bahwa dalam kurun waktu jutaan tahun,
sumbu geomagnetik telah bertepatan dengan sumbu rotasi bumi.
Sumber kesalahan lainnya dalam data paleomagnetik terletak pada ketidakteraturan garis
gaya magnetik pada bumi.
o Ketidakteraturan tersebut ada dan diketahui berubah sepanjang waktu. Tidak ada cara
bahwa pola ketidakteraturan magnetik tersebut dapat direkonstruksikan pada masa
geologi.

Permasalahan Apparent Polar Wandering


(Problems of Apparent Polar Wandering)
Dalam paleomagnetik, magnetik bumi dikatakan dipolar, berarti bahwa bumi memiliki
sumbu magnetik tunggal dengan dua ujung ( the earth has a single two-ended magnetic
axis) dan bahwa asal mula magnetik adalah pada inti bumi.
o Magnetisme (magnetism) dikatakan geosentrik (geocentric). Dipole field ini mencatat
sekitar 80% nilai total medan magnet bumi dan memang merupakan geocentric dipole
field. 20% sisanya merupakan bentuk magnetik yang bukan dipole field.
o Secara kolektif, semua komponen non-dipole field dikelompokkan pada kategori
restfield.
o Komponen perubahan deklinasi yang dideskripsikan di atas ditunjukkan pada siklus
dengan perioda kelipatan satu abad, yang juga dikenal dengan secular cycle. Dalam
Bahasa Latin secular berarti on a century-scale.
o Sekarang, suatu lingkaran garis lintang 20 o memiliki diameter di permukaan bumi
sebesar 4000 km. The obvious remedial procedure is to take a series of rock samples,
each separated from the next by a time span many times longer than a secular cycle.
Lokasi contoh batuan akan diposisikan secara acak dalam garis bujur dengan lingkaran
garis lintang yang tetap, sehingga mean observasi deklinasi akan cenderung untuk
memiliki jumlah nol ( The sample locations would thus be randomly placed in terms of
garis bujur on a fixed garis lintang circle, so that the mean of the declination
observations would tend to sum to zero). Prosedur akan layak bagi lapisan batupasir
tebal atau pada aliran lava basalt yang tebal.
o Merril dan McElhinny menyebutkan bahwa sedimen pelagik laut dalam dari pemboran
jangka waktu yang terliputi oleh contoh batuan dengan tebal 2,5 cm, seperti yang
digunakan di laboratorium, sangat mungkin berumur lebih dari 1000 tahun jadi bahwa
sampel urutan (successive samples) yang dikumpulkan pada tebal yang besar dapat
menunjukkan jangka waktu ratusan hingga ribuan atau jutaan tahun.
Jadi, long-term coincidence dari dua kutub adalah terletak pada asumsi dasar, atau

True Polar Wander


Meskipun hipotesa dibuat atas dasar yang beralasan, tetap harus diperhatikan proses
independen yang dinamakan true polar wandering (TPW) dimana seluruh bumi bergerak
relatif terhadap kutub rotasi yang tetap.
o Kutub rotasi bumi (spin axis) ditentukan berdasarkan hubungannya dengan koordinat
sistim tata surya dan, ditetapkan dalam hubungannya dengan koordinat ruang
angkasa.
Perhatian kita fokus pada kecenderungan gerakan bumi long-term sebagai respon
terhadap redistribusi massa terhadap atau pada bumi.
o Data Very Long-Baseline Interferometry (VLBI) menunjukkan bahwa polar wandering
sekarang terjadi. Is this wandering now or has it in the past been of importance in
interpretation of the apparent wandering paths?
Teori penyebab yang diusulkan untuk menerangkan true polar wander adalah kejadian
perkembangan lapisan es besar yang terletak pada lingkaran arctic (garis lintang 66o N),
menyebabkan bola bumi berputar pada meridian.
o Hal ini akan menyebabkan lapisan es bergerak ke garis lintang yang lebih rendah dan
menyertakan semua fenomena lainnya ke garis lintang yang lebih rendah atau lebih
tinggi.
o Di saat yang sama, lingkaran ekuator akan berganti secara bebas (independen)
sehingga tetap terletak pada spin equator.
o Deglasiasi juga dapat mengakibatkan true polar wander, namun dengan arah yang
berlawanan. Semakin curamnya sudut penunjaman lempeng telah diduga berpotensi
untuk merubah distribusi massa. Konveksi mantel juga dipertimbangkan sebagai
mekanisme yang sangat potensial untuk menyebabkan true polar wander. Semua
alternatif tersebut dikemukakan oleh Gordon.

True Polar Wander


Pertanyaan apakah true polar wander memang benar menyebabkan penentuan posisi
jalur apparent pole wandering (apparent pole wandering path) telah menarik perhatian
para ahli, dan paling tidak tiga jenis pengujian telah dilakukan.
o Van der Voo menyatakan: Jadi, mengenai bergeraknya elemen tektonik, bagaimana
dengan true polar wander? Apakah sumbu kutub telah berubah relatif terhadap bola
bumi? Sekali kita tahu bagaimana tiap lempeng pada bumi bergerak terhadap sumbu
tersebut, seperti pergerakannya terhadap lempeng lainnya, kita dapat mencoba untuk
menentukan apakah mosaik lempeng-lempeng sungguh merupakan komponen gerakan
yang mewakili perubahan umum bumi relatif terhadap kutub. Analisa tersebut telah
dilakukan untuk 100 juta tahun terakhir, dan telah ditemukan bahwa pada batas
kesalahan (limits of error) tidak ada perpindahan umum dan jadi tidak terjadi true polar
wander. Tidak adanya true polar wander tersebut menunjukkan -paling tidak untuk 100
juta tahun terakhir- bahwa secara paleomagnetik menentukan APW haruslah
merupakan sifat gerakan lempeng individu atau continental drift.
Pada semua kasus dimana pengukuran lapangan pada suatu sifat telah diulangi dengan
tujuan meningkatkan kemungkinan deskripsi kuantitatif yang berarti mengenai sifat
tersebut semakin baik.
Aspek statistik terhadap analisa data paleopole menyerupai pengujian senapan.
o Senapan ditaruh pada suatu alat genggam dan peluru ditembakkan menuju suatu
sasaran. Lubang tembakan peluru pertama dapat meleset hingga akhirnya menuju
sasaran yang diinginkan. Ketika densitas lubang peluru bertambah, kita mengamati
pola densitas radial dan mencocokkannya dengan distribusi Gaussian. A host of
different forces act in concert to determine the flight of a single bullet. Although we like
to think this is a strictly deterministric system, it defies complete description.

True Polar Wander


Data paleomagnetik yang diperoleh kelompok riset Runcorn mendapat bantuan dari Fisher
mengenai penerapan teori statistik dalam memposisikan data paleopole.
o Untuk penentuan deklinasi dan inklinasi dari contoh batuan sedimen atau aliran basalt,
katakan saja 25 contoh, maka contoh tersebut akan muncul sebagai grup cluster dari
paleopole seperti gambar 13.14A.
o Gambar 13.14B memperlihatkan cluster dari batugamping yang telah terjadi
perkembangan magnetit saat diagenesa.

True Polar Wander


Suatu parameter yang biasanya digunakan untuk menentukan pengelompokkan data
adalah mengukur semi-angle dari cone of confidence sekitar mean hasil observasi.
o Semi-angle ditentukan sebagai 95 % kemungkinan dari penemuan true mean terhadap
populasi data.
o Lingkaran ini akan meningkat diameternya ketika variasi sampel semakin terpisah.
o Gambar 13.15 dan 13.16 memperlihatkan 95 % (95-cent) cones yang diterapkan pada
apparent ke polar wander path di Amerika Utara dan Eropa untuk Ordovisium Tengah
hingga Jura awal. Dua jalur telah diputar untuk dicocokkan sedekat mungkin.

Wander
(Tectonic Framework and Apparent Polar
Wander)
Pembahasan apparent polar wandering cenderung merujuk pada benua besar seperti jika
benua tersebut merupakan tubuh rigid dengan komposisi geologi yang seragam.
o Contohnya, gambar 13.16 dibandingkan dengan APWP Eropa dengan Amerika
Utara. Kedua benua tersebut memiliki tectonic frameworks yang komplek, memiliki
batas fosil dari lempeng yang sebelumnya terpisah dan kemudian bersatu.
o Secara khusus, benua besar memiliki kraton Prakambrium di tengahnya suatu shieldyang diasumsikan rigid dan terutama tidak pecah oleh pemekaran besar berikutnya
atau terdeformasi oleh orogenesa kompresi berikutnya.
o Kraton tersebut ditutupi oleh platform sedimen yang lebih muda yang memiliki suksesi
penuh paleopole saat Phanerozoikum.
o Zona batas kraton yang terganggu dapat mengalami pelipatan atau thrusting. Secara
khusus, kraton akan bersatu dengan zona batas yang mengalami akresi oleh orogenesa
selanjutnya akibat tumbukan busur-benua.
Zona yang mengalami akresi dapat berupa zona akresi
terrane.
o Akhirnya, bisa terdapat zona batas terrane baru dalam
proses docking. Tiap terrane memberikan paleopole
yang unik yang memperlihatkan daerah asalnya dan
mungkin juga progres ketika dibawah oleh lempeng
samudra.
o Gambar 13.17 adalah grafik dimana paleopole diplot
menurut umur dan garis lintang, bersama dengan jalur
apparent wandering (apparent wandering path).

Wander
(Tectonic Framework and Apparent Polar
Wander)
Komplikasi tektonik lainnya adalah rotasi horizontal dari blok litosfer, seperti Colorado
Plateau atau Mojave Block.
o Contoh lainnya adalah blok (atau mikroplate) yang turut membawa pulau Corsica dan
Sardinia di Cekungan Mediterrania. Blok tersebut mengalami rotasi, dan pada saat yang
sama bergerak menjauhi pesisir Mediterania.
o Gerakan tersebut membutuhkan zona detachment di bawah blok dan pembentukan
litosfer samudra yang baru.
o Blok yang mengalami rotasi dapat memberikan paleopole yang unik yang cukup
berbeda dari paleopole yang terdapat di benua.
Meskipun tinjauan singkat mengenai penerapan paleomagnetik pada tektonik lempeng ini
sangat berguna, prinsip yang diterangkan disini, bersama dengan aspek tektonik
lempeng, akan memberikan dasar bagi pemahaman tinjauan sejarah geologi.

Benua Archean
(Archean Continents)
Seberapa jauh ke Masa Archean suatu benua dapat diidentifikasi? Seberapa jauh benua
dapat ditelusuri menggunakan apparent polar wander path?
o Kita mungkin dapat berasumsi bahwa banyak daerah di Amerika Utara seperti
diperlihatkan pada gambar 13.2 suatu kali merupakan benua tunggal. Terdapat
kemungkinan bahwa dua diantaranya memiliki umur yang sama yang sebelumnya
merupakan benua tunggal yang kemudian terpisah.
o Hal yang sama dapat diduga bagi Archean shield lainnya seperti yang diperlihatkan
pada peta dunia (gambar 13.1) yang sekarang terletak di Eropa, Siberia, Amerika
Selatan, Afrika, India, Cina, dan Australia.

Benua Archean
(Archean Continents)
Gambar 13.18 memperlihatkan jalur APW dari dua daerah Amerika Utara; Superior dan
Slave. Keduanya berumur Archean Akhir. Jalur tersebut bermula dari 2,75 hingga 2,7
milyar tahun yang lalu.
o Pertama, telurusi tiap jalurnya hingga mencapai titik 1,8 milyar tahun yang lalu,
Proterozoikum awal. Pada titik tersebut kedua jalur bergabung, setelah jalur tunggal
mengikuti lengkungan hingga mencapai titik 0,5 milyar tahun yang lalu.
o Bergabungnya dua jalur tersebut menunjukkan tumbukan benua-benua saat
Proterozoikum Awal. Sekarang, dua daerah tersebut terpisahkan oleh empat benua
lainnya (?) ( today, these two provinces are separated by four others). Dengan
membuka dan tertutupnya cekungan samudra yang terjadi saat Archean Akhir maka
perjalanan benua dapat diduga, yang terjadi tumbukan dan pemekaran benua.

Gondwana, Laurasia, dan Pangea


Sub bab ini membahas Proterozoikum Akhir, dimana hubungan geografi antara benua
terekam baik dan benua tersebut mudah dikenali dengan benua sekarang.
o Terdapat kelompok benua purba di selatan, yang sekarang adalah Amerika Selatan,
Afrika, Antartika, India, Malagasi, Australia, dan Selandia Baru, serta beberapa fragmen
kerak beua.
o Di Akhir Kambrium, benua tersebut bergabung bersama membentuk superkontinen
(supercontinent) yang dinamakan Gondwana (Gondwanaland).
o Di akhir Proterozoikum Akhir, juga terdapat benua di belahan bumi utara, yang
sekarang adalah Amerika Utara (termasuk Greendland) dan Eurasia (termasuk Eropa,
Siberia, dan Cina). Di akhir Paleozoikum, kelompok benua tersebut membentuk satu
superbenua yang dinamakan Laurasia.

Gondwana, Laurasia, dan Pangea


Lalu apakah yang dinamakan Pangea ? Pangea adalah suatu super-superbenua (supersupercontinent) yang terdiri dari semua litosfer benua, termasuk Gondwana dan Laurasia.
Saat Pangea terbentuk, terdapat samudra tunggal yaitu Panthalassa.
o Susunan Pangea tidak lengkap hingga akhir Paleozoikum, ketika dua superbenua,
Gondwana dan Laurasia, akhirnya bergabung dalam tumbukan benua-benua saat Perm.
o Gambar 13.19 adalah peta yang dipublikasikan oleh AAPG dan Universitas
Witwatersrand. Peta tersebut memperlihatkan Pangea sekitar 150 juta tahun yang lalu
(Jura Akhir) dan termasuk satuan benua yang telah disebutkan.
o Perlu diperhatikan bahwa Panthalassa dibagi menjadi empat lempeng samudra, yaitu
Farallon, Kula, Phoenix, dan Pacifica. Juga termasuk dua kelas utama batas lempeng
samudra, yaitu subduksi dan pemekaran (dengan transfrom).

Gondwana dalam Sejarah Geologi


Gondwana atau Gondwanaland, biasanya diduga sebagai benua yang terdapat di belahan
bumi selatan, karena sekarang sebagian besar terletak di selatan ekuator, dan Antartika
terpusat di Kutub Selatan.
o Nama Gondwana diperkenalkan di tahun 1872 oleh H.B. Medlicott, seorang anggota
Badan Survei Geologi India. Ia menerapkan sistim nama Gondwana bagi sekuen batuan
sedimen yang ditemukan di Semenanjung India yang dinamakan ancient kingdom of
the Gonds.
o Sekuen batuan tersebut menerus dari Karbon Awal hingga Kapur Awal yang dicirikan
oleh adanya fosil Glossopteris. Selanjutnya, sekuen stratigrafi yang sama ditemukan di
Amerika Selatan, Malagasy, Amerika Selatan, Antartika, dan Australia.
o Di tahun 1885, Eduard Suess menggunakan distribusi flora sebagai bukti bahwa benua
pernah bersatu. Kemudian, Alfred Wegener menggunakan bukti yang sama untuk
mendukung bukti bahwa benua pernah bersatu yang ia, mengikuti Suess, namakan
Gondwanaland.
Seperti yang telah dideskripsikan pada bab 2, menyesuaikan umur batuan dan pola
struktur di tepi benua memberikan bukti kuat bagi adanya Gondwanaland.
o Wegener memperlihatkan penyesuaian tersebut pada peta yang dipublikasikan tahun
1915 (gambar 2.9). Di tahun 1929 pada hasil karyanya The Origin of Continents and
Oceans, Wegener menekankan observasi yang telah dilakukan oleh Alexander du Toit
bahwa batuan shield di Brazil bagian timur jelas serupa dengan batuan yang terdapat
di Afrika bagian barat. Peta tersebut dapat disimak pada gambar 2.11.

Gondwana dalam Sejarah Geologi


Pendukung Gondwanaland lainnya adalah E. Argand, ahli geologi yang menyumbangkan
kontribusi penting bagi tektonik di Pegunungan Alpina.
o Wegener mereproduksi peta Gondwanaland yang dibuat oleh Argand di tahun 1924
(gambar 13.20). Bila dibandingkan dengan versi terbaru (gambar 13.25) maka terlihat
keserupaan antara keduanya.
o Pihak yang menentang Wegener menyatakan bahwa kecocokan fenomena struktur
tersebut hanya merupakan kebetulan, atau, jika benar, bahwa blok kerak yang terdapat
di antaranya telah bergerak ke bawah sehingga meninggalkan samudra di tengahnya.

Gondwana dalam Sejarah Geologi


Pendukung Wegener terus mendokumentasikan keserupaan jenis batuan, umur, dan pola
struktur di sepanjang dua batas benua.
o Di tahun 1937, Du Toit menelusuri orogen lipatan yang dinamakan SAMFRAU
Geosyncline di sepanjang Gondwanaland dari Amerika Selatan, Afrika Selatan,
Semenanjung Antartika, Australia bagian timur. Du Toit menunjukkan keserupaan
lapisan umur yang dapat dibandingkan yang membentuk shield platforms pada daratan
Gondwanaland.
o Gambar 13.21 adalah perbandingan peta Gondwanaland yang dibuat oleh Du toit di
tahun 1927 dengan peta yang dibuat oleh Smith dan Hallam di tahun 1970. Di tahun
1977, Barron, Harrison, dan Hay juga membuat peta Gondwanaland yang
memperlihatkan celah antara Afrika dan India (gambar 13.22).

Gondwana dalam Sejarah Geologi


Saat teori tektonik lempeng banyak diterima di akhir tahun 1960-an, suatu upaya
penelitian dilakukan oleh Hurley dan kawan-kawan untuk membuat posisi rinci dari jenis
batuan, umur, dan struktur orogenesa benua.
o Ketika area tersebut tersusun atas batuan yang berumur lebih tua dari 2 milyar tahun
yang lalu, seperti di Amerika Selatan, dan Afrika, kedua benua tersebut cocok oleh garis
batas, dan memperlihatkan overlap pada continental shield. Trend struktur berdasarkan
sumbu lipatan juga memperlihatkan keserupaan pada dua benua.
Di saat yang sama, dua ahli geologi Amerika, Dietz dan Holden, memberikan dukungan
yang kuat bagi adanya Gondwana dan Pangea. Mereka juga membeirkan bukti bagi
pembentukan serta pemisahan dua benua tersebut dalam mekanisme tektonik lempeng.

Gondwana dalam Sejarah Geologi


Di tahun 1970, McElhinny dan Luck dari Australian National University meninjau
penerapan paleomagnetik dan jalur apparent polar wander untuk merekonstruksi
Gondwana.
o Mereka mempersiapkan jalur APW bagi Gondwana sebagai benua tunggal saat
Paleozoikum (gambar 13.23).
o Rekonstruksi benua tersebut menyerupai rekonstruksi yang dilakukan oleh du Toit di
tahun 1937, namun berasal dari data paleomagnetik.

Bukti dari Paleontologi dan Stratigraf


Salah satu data pendukung Wegener untuk menyatakan adanya benua tunggal adalah
kecocokan lapisan platform yang terletak pada kraton Gondwanaland.
o Lapisan tersebut berkisar dari Karbon hingga Mesozoikum. Tillite ditemukan di sekuen
Karbon atas di semua kraton Gondwanaland.
Di atas tillite berumur karbon, terdapat shale berumur Perm berlapis dengan batubara.
o Shale berasal dari benua, diendapkan di danau atau rawa, dan mengandung fosil
Mesaurus (reptil). Reptil tersebut tidak mungkin mampu mengarungi samudra.
o Wegener menyadari bahwa adanya Mesaurus pada lapisan Perm di Gondwanaland
merupakan bukti kuat bahwa benua pernah bersatu. Di sisi lainnya, pihak yang tidak
sepakat menyatakan bahwa mulanya terdapat daratan penghubung (land bridge) yang
menghubungkan benua Gondwanaland, sehingga memungkinkan Mesaurus bergerak
dari satu tempat (benua) ke tempat lainnya (benua lain). Sekarang, argumen daratan
penghubung sangat miskin untuk didukung karena dari data seismik diketahui bahwa
tidak ada daerah yang berupa kerak benua yang tenggelam ke bawah lantai samudra.
o Wegener juga menyatakan bahwa lapisan Perm dari Gondwana memiliki keserupaan
fosil tumbuhan (Glossopteris). Distribusi yang luas dari tumbuhan ini memperkuat
argumen adanya benua tunggal.

Bukti dari Paleontologi dan Stratigraf


Lapisan Trias dari kraton Gondwana tersusun atas batuan klastik batupasir dan shalemengandung fosil reptil mamalia dari genus Lystrosaurus.
o Lystrosaurus tersebut terdapat melimpah di lapisan Trias di Afrika bagian selatan, India,
Rusia, dan Cina. Di akhir 1960-an, ketika pemikiran tektonik lempeng semakin kuat,
para ahli paleontologi mulai mencari fosil Lystrosaurus, di Antartika. Pencarian tersebut
bertujuan untuk menguji kemungkinan bahwa hewan tersebut telah bermigrasi ke
Antartika.
o Desember 1969, penemuan tersebut berhasil ketika ditemukan fosil di Pegunungan
Transantartika sekitar 650 km dari kutub selatan. Penemuan fosil ini sangat penting
dimana bukti paleontologi telah memperkuat adanya benua tunggal saat Trias.
Bukti stratigrafi lainnya yang dikembangkan oleh Wegener melalui interpretasi zona iklim
global saat pengendapan sedimen.
o Paleoclimates, diduga mengikuti pola global yang serupa dengan sekarang. Jalur
ekuator mengindikasikan kondisi hangat, sementara iklim basah terletak pada dua jalur
padang subtropis (subtropical desert) pada garis lintang 15 o 30 o.
o Wegener beralasan bahwa lapisan batubara yang berumur Perm akan terbentuk pada
zona ekuator, dimana hutan rawa dapat berkembang. Ia menyangka bahwa lapisan
Perm tersebut tersusun atas halit dan gipsum yang akan terbentuk di jalur padang
subtropis (subtropical desert). Batupasir yang menggambarkan pasir dari bukit pasir
yang mengeras (lithified dunes) juga akan terjadi pada zona ini.
o Ketika wegener memposisikan lokasi endapan sedimen tersebut pada peta Pangea, ia
mampu memperlihatkan bahwa hasil posisi tersebut terletak pada zona garis lintang
yang ia duga, namun hal itu terjadi hanya jika posisi sumbu kutub bumi dan ekuator
telah diputar sekitar 30o garis lintang (gambar 2.1). Posisi kutub selatan akan terletak
pada bagian selatan Gondwanaland, dimana glasiasi terjadi hingga Karbon Akhir dan
Perm Awal.

Glasiasi Gondwanaland
Salah satu contoh geologi yang baik adalah Dwyka tillite di Afrika Selatan, suatu lithified
glacial till yang berumur Karbon Akhir.
o Fenomena tersebut berupa bongkah dengan gores garis yang jelas menunjukkan
dampak abrasi lapisan es yang bergerak. Di bawah tillite adalah batuan beku yang juga
memperlihatkan abrasi dan gouging oleh lapisan es.
o Kala itu, bukti glasiasi besar saat Karbon dan Perm juga diketahui terdapat di Amerika
Selatan, India, dan Australia. Pada peta dunia yang dibuat oleh Wegener (gambar 2.17)
diperlihatkan tempat dimana bukti tersebut terdapat adalah di sekitar kutub selatan
saat Karbon.
Argumen glasiasi untuk benua tunggal sangat kuat karena sulit untuk menerangkan
bagaimana terdapat dapat terbentuk lapisan es besar yang berukuran subcontinental.
o Kita tahu bahwa lapisan es besar, dengan tebal beberapa ribu meter di pusatnya,
membutuhkan daratan yang luas yang berposisi pada garis lintang tinggi, dan kondisi
tersebut dapat dijelaskan oleh adanya Gondwanaland.

Glasiasi Gondwanaland
Glasiasi telah mempengaruhi wilayah Afrika bagian utara saat Proterozoikum, dan hal
tersebut diikuti oleh iklim hangat saat Karbon tanpa glasiasi.
o Glasiasi kembali terjadi saat Ordovisium Akhir di Afrika bagian utara. Jika kutub selatan
terletak di Afrika bagian barat laut saat Ordovisium, kita dapat menduga akan
menemukan bukti glasiasi di daerah tersebut pada singkapan yang berumur
Paleozoikum.
o Pada faktanya, di tahun 1960, para ahli geologi menemukan bukti glasiasi di padang
Sahara -berupa gores garis dan grooves- pada batuan yang berumur Ordovisium Akhir.
Di tahun 1970, suatu kelompok ekspedisi internasional menelusuri Sahara bagian
tengah untuk mengevaluasi bukti tersebut. Mereka yakin bahwa glasiasi besar telah
terjadi di daerah tersebut, tidak hanya dimana gores garis glasial ditemukan, namun
juga tillites dan bentuk khusus glasiasi lainnya.
o Meskipun posisi kutub juga mendukung adanya glasiasi Gondwana saat Silur dan Devon
Awal, namun tidak terdapat bukti pada batuan di umur tersebut. Untuk alasan yang
tidak jelas, glasiasi yang luas tidak muncul kembali hingga Karbon. Jaman es
Paleozoikum kemudian kembali mempengaruhi Antartika, Australia, dan India.
o Pada Karbon Akhir, glasial mencapai luas maksimum yang luasnya dapat dibandingkan
dengan saat Plistosen. Kondisi tersebut merupakan bagian dari epeirogenic uplift
interior Gondwana.

Glasiasi Gondwanaland
Gambar 13.24 adalah rekonstruksi Gondwana saat Perm Awal. Gambar tersebut
memperlihatkan batas lapisan es, sementara panah memperlihatkan arah gerakan es
yang ditafsirkan dari striasi pada tillite.
o Pada peta yang sama diperlihatkan jalur APW dari gambar 12.23. Selama migrasinya,
lapisan es tengah mengikuti jalur APW.

Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Di tahun 1979, para ahli geologi dari lima negara berbeda mengadakan workshop yang
bertema Reunite Gondwana.
o Salah satu tugas kelompok tersebut adalah menguji konsistensi jalur apparent pole
wander dari Gondwana dengan data pembalikan magnetik (magnetic reversal data)
dari lantai samudra.
o Seperti membalikan film, mereka menjalankan data geofisika ke belakang untuk
mendapatkan komponen Gondwana yang baru. Umumnya upaya tersebut adalah
memposisikan beberapa mikrokontinen yang membatasi benua utama pada batas
selatan peta.
o India dipilih sebagai benua referensi karena memiliki rincian data APW pole yang
bergerak jauh sekitar 50 garis lintang sejak pemisahan benua terjadi. Hasil prosedur
tersebut adalah peta Gondwana yang baru, yang digambarkan sebagai a tighter
model (gambar 13.25). Salah satu ciri peta tersebut adalah adanya crustal extension
(stretching) dan transcurrent fault yang memotong Afrika, Amerika Selatan, dan
Antartika. Zona tersebut dinamakan intracontinental shear. Fasa extension tersebut
diduga terjadi sekitar 350 juta tahun yang lalu (Karbon Awal).

Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Satu ciri penting pada peta adalah dikenalinya dua jenis zona batas.
o Satu adalah zona batas selatan, pada peta ditandai dengan garis tebal, terletak dari
Colombia di barat hingga Australia ke timur. Garis tersebut menyerupai garis yang
dibuat oleh Du Toit (SAMFRAU geosyncline).
o Garis tersebut adalah garis yang dapat dikenali sebagai subduction-zone accretional
orogen, yang dinamakan Gondwanides. Beberapa fragmen benua yang lebih kecil
terletak di sekitar Gondwanides. Bedanya, di batas utara Gondwana merupakan passive
margin sejak Paleozoikum Awal. Suatu continental shelf (Cimmerian Shelf) dan laut
dangkal mendominasi di batas utara.
o Pada peta Pangea (gambar 13.19), Laut Proto-Tethys terletak di utara. Di dasar laut
tersebut terletak batas pemekaran samudra antara Samudra Kula dan Pacifica.
Terdapat juga garis mikrokontinen yang memisahkan dari Gondwana dan bermigrasi ke
arah utara, hingga akhirnya mencapai Laurasia.
o Pembuat peta meringkas gambaran baru Gondwana sebagai berikut: pada skala besar
telah nampak asimetri tektonik yang muncul dari studi batas Gondwana: di selatan
terdapat tektonik subduksi yang menyolok; di utara terdapat proses calving-tectonics
dominated.

Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Kapankan Gondwana terbentuk? Dari hasil studi batuan penyusun Gondwana, yang terdiri
dari empat atau lebih inti bor, yang lebih tua dari 2 milyar tahun yang lalu, dipisahkan
oleh jalur orogenesa yang terdiri dari batuan Prakambrium (gambar 13.22).
o Adanya susunan tersebut ternyata membutuhkan waktu yang lebih awal ketika lima
continental nuclei telah memisahkan Gondwana, dan menyimpulkan bahwa
penggabungan benua membutuhkan penutupan samudra di tengahnya.
o Kita telah mengikuti model ini dalam menganalisa crustal provinces dan suture di
Amerika Utara (gambar 13.2). Menurut penyusun peta, jalur orogenesa aktif sejak 0,8
dan 0,45 milyar tahun yang lalu, dan aktivitas tersebut mungkin termasuk suturing dari
benua utama (principal nuclei).
o Jalur orogenesa jadi mewakili menempelnya antara fragmen benua yang kecil maupun
besar yang bertumbukan di Proterozoikum Akhir-Paleozoikum Awal dan membentuk
Gondwana.
Kapankah Gondwana terpisah? Ketika Gondwana bersatu saat Paleozoikum, Gondwana
mengalami denudasi yang merubah orogen menjadi peneplane.
o Saat Perm Awal (280 juta tahun yang lalu), terjadi pemisahan benua (continental
rifting), dengan rift yang menembus superkontinen. Sistim rift utama terbentuk pada
lokasi yang sekarang adalah pantai timur Afrika.
o Adanya sedimen marin yang berumur Perm di Malagasy mengindikasikan adanya laut
yang membanjiri Benua Gondwana dengan jarak 1500 km. Kejadian pemekaran (rifting)
tersebut telah disebutkan secara singkat pada bab 10, sebagai struktur pada lapisan
Perm-Trias yang berumur Karroo.
o The rifting was evidently abortive and should not be confused with the Late Jurassic
rifting (150 Ma) that began the breakup of Pangea. Di akhir Perm (260 juta tahun yang
lalu) Gondwana telah bersatu dengan Laurasia, dan dua superkontinen tersebut tetap
bersama hingga 100 juta tahun.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Dekade 1990-an adalah masa penelitian intensif terhadap sejarah benua sebelum
Paleozoikum.
o Hal tersebut memberikan kesempatan untuk memperluas sejarah Gondwana lebih ke
belakang lagi, sebelum munculnya Pangea.
Dua artikel jurnal, dipublikasikan di tahun 1991, memunculkan kecurigaan bahwa
Laurentia benua di belahan bumi utara- telah berpindah dari benua di belahan bumi
selatan ke tempat lainnya. had switched its attachment from one southern continent
to another.
o Selain itu, kedua hubungan tersebut -dinamakan conjugate margins- telah ditempati
kembali selama susunan terakhir Pangea, ketika Laurentia berpisah dengan Afrika
bagian barat laut.
o Umumnya, peta Pangea memperlihatkan lekuk garis pantai Laurentia (Amerika Utara)
yang cocok dengan lekuk garis pantai Afrika bagian barat laut.
Pada bulan Mei 1991, dalam issue of Geology, Moores menulis: karya ini mengemukakan
hipotesa bahwa conjugate margin Proterozoikum Akhir di Amerika Serikat bagian barat
daya terletak di Antartika Timur yang berumur Prakambrium (This paper presents the
provocative hypothesis that the Late Proterozoic conjugate margin of the southwestern
United States is present in the Precambrian region of East Antarctica).
o Untuk memahami pernyataan tersebut, kita perlu mengetahui bahwa Antartika
sekarang terdiri dari dua daerah geologi yang berbeda. Bagian tertua dan terbesar
adalah Precambrian shield. Divided from it by the Transantarctic Mountains is West
Antarctica.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
o Gambar 13.25 memperlihatkan bahwa fragmen yang lebih muda terletak pada zona
Gondwanides, yang ditambahkan di akhir Figure 13.25 shows that the lesser,
younger fragment lies within the zone of Gondwanides, added at a later time.
o Peta yang dibuat oleh Moore memperlihatkan benua pada Prakambrium Akhir
(Neoproterozoic) dapat disimak pada gambar 13.26. Gambar tersebut memperlihatkan
Laurentia pada posisi saat 750 juta tahun yang lalu di tepi Antartika dan Australia.
Moore merinci hubungan geologi spesifik yang terlibat dalam susunan ini.
o Menggunakan singkatan SWEAT, ia menguraikan bahwa hubungan Amerika Serikat
bagian barat daya-Antartika Timur sebagai hubungan yang berbeda dari hubungan
Cordillera bagian utara (British Columbia), Yukon, dan Alaska (Wopmay province)
dengan Australia. Laurentia terpisah dari benua Gondwana sekitar 300 juta tahun
berikutnya dan bertumbukan kembali dengan Gondwana, namun setelah mengalami
rotasi.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Dalziel, secara terpisah mengemukakan penjelasan yang sama dengan Moore setelah
keduanya menyelesaikan field trip ke Transantarctic Mountain.
Hoffman mempublikasikan karyanya di Majalah Science di tahun 1991. Ia mengemukakan
karya dengan judul: Did the breakout of Laurentia turn Gondwanaland inside-out?
Kembali, waktu yang ia kemukakan adalah Proterozoikum Akhir, dan Laurentia dikelilingi
oleh benua besar lainnya.
o Hoffman mengidentifikasi kelompok ini sebagai superkontinen yang ia beri nama
Rodinia. Hoffman juga memberi jangka waktu pecahnya Rodinia yaitu 700 hingga 500
juta tahun yang lalu.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Salah satu peta yang dibuat oleh Hoffman dapat disimak pada gambar 13.27A. Umur
geologi pada peta tersebut adalah 700 juta tahun yang lalu.
o Hoffman telah mengikutsertakan anggota Benua Gondwana yang hilang yang terdapat
dalam tahap perkembangan awal. Benua tersebut adalah Kalahari, Congo, Afrika Barat,
Amazonia, Baltica, Siberia, Tarim, Tibet, Kazakhstan, Mongolia, Cina Utara, Cina
Selatan, Indochina, dan Armorica.
o Ciri yang paling penting dalam peta yang dibuat oleh Hoffman adalah adanya conjugate
boundary antara sisi selatan Laurentia dan batas Amazonia, Baltica, dan Congo. Semua
benua tersebut menampilkan Laurentia yang tertanam pada posisi tengah
superkontinen.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Sekitar 570 juta tahun yang lalu, Laurentia
mulai berpisah dari superkontinen Rodinia.
o Tahap tersebut diperlihatkan pada peta
A, gambar 13.28. Peta tersebut disusun
oleh Dalziel, Salda, dan Gahagan di
tahun 1994.
o Pada peta A, saat 570 juta tahun yang
lalu, terbentuk initial rift antara
Laurentia dan tiga subkontinen di timur
Gondwana: Australia, Antartika Timur,
dan Kalahari.
Gambar 13.27B memperlihatkan peta
yang dibuat oleh Hoffman saat Kambrium
Akhir.
o Laurentia dan Baltica telah bergerak
jauh mengarungi samudra. Gondwana
bertambah luas dengan pan-African
orogenic belts.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Namun, bergabungnya Rodinia bukanlah terakhir kalinya ketika Laurentia kembali bersatu
dengan Gondwana.
o Jauh sebelum masa tektonik lempeng, para ahli geologi meneliti batuan sedimen yang
berumur Paleozoikum tengah dan akhir di sepanjang batas barat Amerika Selatan di
Chili, Peru, dan Boliva, dimana ditemukan bukti ancient landmass.
o Bukti sedimen dan tektonik menyarankan hipotesa tesebut. Contohnya, unit sedimen
klastik yang bertambah tebal dan bertambah kasar ke arah barat, menunjukkan bukti
cekungan sedimen ke arah barat, dan mendekati sumber sedimen. Teramati juga
adanya ciri tektonik trunkasi (truncation) yang memotong barat laut.
Dalziel di awal dekade 1990-an telah mengusulkan bahwa Laurentia, setelah terlepas dan
berpisah dari Gondwana, mengalami rotasi searah jarum jam ketika bergerak kembali ke
Gondwana.
o Peta B, gambar 13.28 memperlihatkan bahwa saat 520 juta tahun yang lalu, Laurentia
menunjukkan bahwa ujung batasnya (yang sekarang adalah batas timur Amerika Utara)
ke lokasi yang sekarang merupakan batas selatan Amerika Selatan.
o Saat Ordovisium tengah ( 450 juta tahun yang lalu), Laurentia bertumbukan dengan
batas Andean (peta C, gambar 13.28). Lekuk garis pantai Laurentia cocok dengan lekuk
garis pantai Andes. Orogen dari tumbukan tersebut dalam stratigrafi klasik dikenal
sebagai Taconic Orogeny.
Sekitar 50 juta tahun berikutnya (Silur Tengah, 420 juta tahun yang lalu), Laurentia
kembali terpisah (rifted) dari Amerika Selatan, dan bertumbukan dengan Baltica.
Kemudian, saat Devon Akhir (370 juta tahun yang lalu) Benua Laurentia / Baltica bersatu
dengan Gondwana.
o Saat itu, bersatunya benua tersebut merupakan side-swiping encounter yang sekarang
merupakan Appalachia bagian utara yang bergerak ke pantai barat laut Amerika

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Gambar 13.29 adalah diagram alir yang
menunjukkan jejak perubahan hubungan
antara unit benua global dari
Neoproterozoikum hingga Paleozoikum.
o Rodinia akhirnya berubah menjadi
Gondwana sama seperti Laurentia yang
akhirnya bergabung dan memisahkan
diri dari kelompok benua Gondwana.
o Susunan Gondwana dalam bentuk akhir
ini mengakhiri Silur, memperlihatkan
akhir bergabungnya Laurentia/Baltica
saat Devon ( saw a final joining
with Laurentia/Baltica in the Devonian).
Akhir bersatunya Gondwana dengan
Laurentia untuk membentuk Pangea
terjadi saat Perm akhir.

Pandangan Baru Benua Awal


(New Light on the Eartly Continents)
Diduga, terdapat superkontinen yang lebih dari Rodinia, dengan nama berasal dari Bahasa
Rusia yang berarti to beget.
o Implikasinya bahwa Rodinia begat all younger supercontinents. Sekarang terdapat
ambiguity terhadap implikasi ini, sejak dua versi Rodinia dipostulasikan.
o McMenamin dan McMenamin di tahun 1990 mengemukakan bahwa ada Rodinia yang
lebih tua yang tersusun oleh tumbukan benua sekitar 1 milyar tahun yang lalu saat
Grenville orogeny.
o Young dari University of Western Ontario menawarkan bukti dari batuan glaciogenic di
batas Laurentia bahwa terdapat dua Rodinia. Yang tertua dinamakan Kanatia yang
juga berumur Neoproterozoikum. Dalziel dan McMennamin tetap mempertahankan
nama Rodinia bagi superkontinen yang tersusun selama Grenvillian orogeny saat awal
Neoproterozoikum (counsel retaining the name Rodinia for the supercontinent
assembled during global Grenvillian orogenesis at the beginning of the Neoproterozoic
Era).
o Namun, pada diagram gambar 13.29, Rodinia diidentifikasi lebih muda. Jika Rodinia
diletakkan pada saat Grenville, maka kita tidak akan mendapatkan superkontinen yang
kedua dan yang lebih muda yang keduanya terjadi saat 750 700 juta tahun yang lalu.
Dalam teks ini diasumsikan hanya ada Rodinia yang tunggal.

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Tumbukan benua-benua saat Paleozoikum Akhir merupakan akhir tersusunnya Pangea.
o Pada bab 9 telah dideskripsikan bahwa docking dari Appalachian terrane diselingi oleh tumbukan
busur-benua yang mengawali akhir kejadian orogenesa saat Perm. Pada teks ini hanya akan
dibahas dua kejadian orogenesa Paleozoikum yang menggabungkan (sutured) benua.
Lama sebelum Wegener mengusulkan adanya Pangea, para ahli geologi di Eropa dan Amerika Utara
telah mengenali adanya dua orogenesa utama yang terjadi saat Paleozoikum Akhir, yang tiap
orogenesa besar tersebut diawali oleh orogenesa yang lebih kecil.
o Orogenesa pertama dinamakan Caledonian Orogeny, terjadi di akhir Silur (400 juta tahun yang
lalu) yang sekarang merupakan Eropa bagian barat. Orogenesa tersebut menghasilkan jalur nappe
dan overthrust yang sekarang terlihat di Irlandia, Skotlandia, dan Skandinavia.
o Bagian yang sama dari jalur tersebut juga ditemukan di pantai barat Greenland. Seluruh jalur
tektonik ini dinamakan Caledonides.
o Di Amerika utara, orogen ini menerus hingga Newfoundland, Nova Scotia, dan New England.
Gambar 13.30 memperlihatkan jalur orogenesa yang lurus sebagai jalur tunggal saat akhir
Paleozoikum.

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Orogenesa kedua yang lebih muda dinamakan Hercynian orogeny di Eropa dan Alleghany
orogeny di Amerika utara.
o Orogenesa tersebut bermula dari Karbon Akhir dan berakhir di akhir Perm. Pada gambar
13.30 memperlihatkan Hercynian orogen memotong barat ke timur hingga Irlandia
selatan dan Wales, Prancis bagian utara, Belgia, dan Jerman, dengan orientasi sudut
tajam yang berarah ke utara.
o Di Amerika utara, Alleghany orogen adalah fold-and-thrust belt yang dapat ditelusuri
hingga Appalachian Mountain dari New England bagian selatan, hingga Pennsylvania,
Maryland, Virginia, Tennessee, dan Alabama. Ouchita Mountain di Arkansas dan
Oklahoma juga terbentuk pada saat yang sama dengan orogenesa ini. Alleghany
orogen mempengaruhi lapisan Perm sehingga dapat diduga sebagai akhir Paleozoikum.
Dua orogen tersebut jelas merupakan akhir dua kejadian tektonik yang berbeda yang
terpisahkan oleh waktu sekitar 150 juta tahun. Keduanya, merupakan tumbukan benuabenua yang menggabungkan (sutured) tiga litosfer benua besar.

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Pada gambar 13.31A, selama Paleozoikum Awal, Laurentia terpisah dari Baltica (ekivalen
dengan Eropa) oleh samudra yang dinamakan Iapetus Ocean.
o Samudra lainnya terletak antara benua di utara dan Gondwana di Amerika Selatan dan
Afrika. Samudra tersebut dinamakan Proto-Tethys Ocean, yang mungkin ada sejak
Paleozoikum. Samudra tersebut mungkin terbentuk saat Prakambrium Akhir selama
pecahnya Rodinia dan mulai menutup di awal Ordovisium.
o Selama awal tahap penutupan samudra tersebut, batas subduksi baru berkembang di
sepanjang salah satu atau di kedua batas lempeng benua yang terpisah. Cekungan
sedimen terbentuk sebagai forearc dan backarc basin, dengan busur tektonik dan
vulkanik sebagai sumber sedimen.
o Saat Silur, Iapetus Ocean mulai menutup pada tumbukan benua-benua di bagian utara
yang sekarang adalah daerah Greendland dan Norwegia. Pada gambar 13.31B,
tumbukan memanjang ke arah selatan, dan di saat Silur tumbukan tersebut berakhir,
menyatukan Laurasia dan Baltica yang dinamakan Caledonian Orogeny.

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Penutupan Iapetus Ocean menyatukan Baltica ke Laurentia untuk membentuk benua tunggal
Laurasia.
o Namun, tersisa Proto-Tethys Ocean antara Laurasia dan Gondwana (gambar 13.19). ke arah
timur, samudra ini melebar menjadi samudra luas.
o Zona subduksi aktif mungkin ada di salah satu batas Proto-Tethys Ocean saat Paleozoikum.
Saat itu juga, tumbukan busur-benua mempengaruhi batas Laurasia. Kemudian pada akhir
Paleozoikum, penutupan Samudra Proto-Tethys mulai terjadi (gambar 13.31B).
Akhir tumbukan benua mulai terjadi saat Karbon dan berakhir saat Perm yang merupakan
Alleghany-Hercynian Orogeny.
o Akar nappe yang dihasilkan dari tumbukan ini terdapat di Piedmont region, South Carolina
(gambar 9.12). Foreland fold menghasilkan lapisan Paleozoikum yang terakumulasi pada
passive margin.
o Sebelum tumbukan di saat Karbon, lapisan tersebut sedikit terpengaruh oleh orogen
sebelumnya, namun sekarang lapisan tersebut berkembang menjadi lipatan terbuka dan
terpotong oleh splay thrust. Foreland fold berujung di interior benua. Sekarang foreland fold
belt tersebut dikenal sebagai Newer Appalachians (atau Folded Appalachian); memanjang dari
Pennsylvania ke Alabama dan menerus jauh ke barat sebagai Ouachita Mountains. Antiklin dan
sinklin yang menunjam sekarang telah tererosi.
o Di Blue Ridge Mountains, tersingkap batuan metamorf yang dipotong oleh overthrust fault,
sementara jauh ke timur tersingkap pluton.
Hingga bahasan ini, ditekankan bahwa Laurentia dan Baltica sebagai bagian kelompok benua
utara yang diberi nama Laurasia.
Baltica memiliki beberapa komponen.
o Merujuk pada gambar 9.37, peta tektonik Eropa, Baltica terdiri dari Baltic Shield, East
European Platform (a covered shield), Hercynides, dan Caledonides, dan Ukranian shield.
o

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Laurasia juga terdiri atas Kazakhstan, Siberia, dan Cina. Kapankah benua tersebut
tergabung ke Baltica?
o Gambar 13.32 memperlihatkan elemen struktur utama dari Eurasia bagian utara,
outline dari Kraton Eropa timur. Batas Ural diberi label Uralian orogenic belt yang
dibatasi di sebelah timur oleh Kazakhstan. Di akhir Devon, Baltica dan Kazakhstan
masih merupakan kepulauan yang terisolasi (isolated island continents).

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Siberia, sebagai benua purba, telah ditelusuri sebagai salah satu dari benua yang
bergerak sendiri saat Neoproterozoikum. Hal tersebut terjadi saat 700 juta tahun yang lalu
pada gambar 13.27A sebagai bagian dari Rodinia.
o Sesudah itu Siberia nampaknya masih mengembara sendiri hingga Paleozoikum Awal,
dan akhirnya bersatu dengan Baltica di saat Silur.
o Gambar 13.32 memperlihatkan garis besar kraton Prakambrium Siberia. Kraton
tersebut dibatasi dan dibagi oleh beberapa jalur lipatan yang berumur Proterozoikum
Awal. Kraton Siberia dibatasi di timur oleh Central Asiatic orogenic belt, mungkin
terbentuk oleh tumbukan orogen.
o Siberia sebagai benua purba juga termasuk daerah kraton Prakambrium ke selatan dan
timur dan Verkoyansk-Kolymian orogenic belt ke timur. Batas selatan Benua Siberia
ditunjukkan pada peta sebagai garis suture utama -Mongol-Okhotsk orogenic belt- yang
sekarang bergabung dengan Cina dan jalur orogenesa antara Kraton Siberia dan Tibet.

Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Benua purba yang sekarang dikenal sebagai Cina merupakan daerah luas yang
memanjang dari Siberia di utara dan mungkin ke selatan sebagai bagian timur Indocina,
dimana daerah shield terletak di Vietnam.
o Gambar 13.33 memperlihatkan tiga kraton utama Cina: Tarim, Sino-Korean, dan
Yangtze. Dua kraton terakhir tersebut sering dinamakan North China Block dan South
China Block.
o Kedua blok tersebut terpisahkan di Karbon Akhir dan Perm Awal, dengan bergabung
kembali saat Trias Tengah hingga Trias Akhir.
o Laurasia bergabung membentuk Pangea saat akhir Trias, namun penggabungan
tersebut tidaklah berlangsung lama.

Peta Pangea
Rekonstruksi yang baru mengenai Pangea mulai terjadi setelah paradigma tektonik lempeng diterima
secara luas oleh masyarakat keilmuan.
Dua pioner tektonik lempeng, Robert S. Dietz dan John C. Holden, pada karya ilmiah mereka di tahun
1970 berjudul Reconstruction of Pangaea, memperlihatkan lima peta dunia, dimulai dengan Pangea
yang utuh saat Perm (225 juta tahun yang lalu; gambar 13.34). Laurasia diperlihatkan dengan detail
kecil, jika dibandingkan dengan Gondwana.

Peta Pangea
o Peta yang dibuat oleh Hurley di tahun 1974 diperlihatkan pada gambar 13.35. Peta
tersebut memperlihatkan Precambrian shield dan jalur orogenesa yang lebih muda dari
seluruh benua-benua yang tersusun.

Peta Pangea
o Gambar 13.36 adalah peta Pangea bermula dari Kambrium hingga Karbon dan terus
hingga sekarang. Peta tersebut adalah hasil karya Seyfert dan Sirkin di tahun 1979
dalam buku teks historical geology yang pertama yang secara penuh mengembangkan
tektonik lempeng sebagai tema dasar.

Peta Pangea

Tahap Pecahnya Pangea


(Stages in the Breakup of Pangea)
Pecahnya Pangea pada skala besar mungkin bermula saat Trias Akhir, sekitar 210 juta
tahun yang lalu. Salah satu alasan menggunakan penanggalan ini adalah jalur polar
wandering dari Afrika dan Amerika Utara yang mulai berpisah (diverge) sesaat setelahnya.
o Peta pada gambar 13.36, bermula dengan peta G memperlihatkan pecahnya Pangea
dan perubahan pola terpisahnya benua tiap perioda geologi.
o Pada peta H (Jura), Laurasia mulai terpisah dari Gondwana dan Amerika Utara menjadi
berpisah dari Afrika. Amerika Selatan dan Afrika tetap bersatu hingga Jura, namun
India, Antartika dan Australia mulai berpisah saat fasa awal pembukaan Samudra India.
o Di saat yang sama, Samudra Tethys mulai menutup akibat berputarnya Eurasia,
dengan pusat putaran pada titik kontak Eurasia dan Afrika di Mediterania bagian barat.
Di akhir Jura, 140 juta tahun yang lalu, Samudra Atlantik Utara agak mulai terbuka
(terbentuk), dan India bergerak ke arah utara menuju Asia.
o Dua sesar transform utama membatas sisi Lempeng India ketika ketika bergerak cepat
ke arah utara menjauhi batas pemekaran yang membuka Samudra India. Jejak batas
transform tersebut sekarang terlihat sebagai dua ciri yang panjang dan sempit di
Samura India, yang dinamakan Owen Fracture Zone dan Ninety East Ridge (gambar
5.28).
o Subduksi lempeng samudra di utara India terjadi, sehingga volume besar litosfer
samudra dikonsumsi sebelum fragmen Benua India akhirnya bertumbukan dengan
Lempeng Eurasia.
o Saat Jura Akhir, pemisahan Amerika Selatan dan Afrika mulai berlangsung, bermula di
bagian selatan dan menerus ke bagian utara. Saat akhir Kapur, 65 juta tahun yang lalu,
Amerika Selatan telah terpisah seluruhnya dari Afrika, dan menghasilkan Samudra
Atlantik Selatan di tengahnya.

Tahap Pecahnya Pangea


(Stages in the Breakup of Pangea)
o Tabel 13.1 adalah daftar tiap perioda dari mulai terpisahnya benua yang mulanya
berpasangan.

Tahap Pecahnya Pangea


(Stages in the Breakup of Pangea)
Salah satu keuntungan besar menelusuri
pecahnya Pangea, jika dibandingkan
dengan upaya penguraian Pangea
sebelumnya, terletak pada adanya
rekaman anomali magnetik pada lantai
samudra. Pokok bahasan ini telah dibahas
pada bab 7.
o Pada gambar 7.31 memperlihatkan
kegunaan sesar transform (FZs) yang
normal terhadap anomali yang
memperlihatkan jalur gerakan
terpisahnya benua.
o Samudra Atlantik Utara dan Selatan
menyerupai buku yang menceritakan
kapan dan dimana terpisahnya benua
terjadi, dan pada kecepatan berapa
pemisahan itu terjadi. Gambar 13.37
memperlihatkan pola anomali magnetik
tersebut yang sekaligus memberikan
bukti perubahan arah lempeng yang
tiba-tiba. Berhentinya pemekaran yang
sementara juga ditunjukkan oleh pola
anomali ini. Tabel 12.32 adalah daftar
perubahan arah dan kecepatan
pemekaran yang utama.

Tahap Pecahnya Pangea


(Stages in the Breakup of Pangea)
Pada bab 11, dipresentasikan contoh menarik dan penerapan anomali magnetik terhadap
umur terpisahnya (rifting apart) dua benua.
o Pada bab tersebut juga dibahas penentuan hubungan antara Amerika Utara bagian
timur dan Afrika bagian barat laut saat Jura Tengah (175 juta tahun yang lalu; gambar
11.23). Permulaan tahap pemisahan (initial rifting stage) tersebut telah selesai dan
terdapat zona sempit diantara dua benua.
o Passive margin terdapat pada cekungan sedimen Mesozoikum. Dua anomali magnetik
sejajar diperlihatkan (diberi label ECMA dan BSA). Zona tersebut, yang dinamakan
breakup anomalies, berhubungan dengan sumbu pematang tengah samudra saat rift
terbentuk. Lantai samudra yang dihasilkan anomali tersebut sekarang tertutup, namun
anomali masih dapat dideteksi.
o Gambar 13.37 memperlihatkan memperlihatkan anomali tersebut pada lokasi geografis
sekarang. Anomali pemisahan tersebut (breakup anomalies) diperlihatkan di pantai
barat Afrika.

Terpisahnya Laurasia
(The Rifting Apart of Laurasia)
Pada bahasan ini akan banyak membahas mengenai penyusunan (assembly) Pangea
ketika terjadi Caledonian orogeny di akhir Silur (400 juta tahun yang lalu) dan
Hercynian/Alleghany orogeny saat Karbon/Perm (300 250 juta tahun yang lalu).
o Gambar 13.30 dan 13.31 memperlihatkan akibat dari tumbukan orogenesa tersbut,
yang menyatakan Laurentia (Amerika Utara), Baltica (Eropa), dan Gondwana
(Afrika).
o Saat Jura, Laurentia telah berpisah dari Gondwana dan Baltica (peta H gambar
13.36). Pertanyaan adalah: apakah rift yang baru tersebut mengikuti jalur suture
yang telah ada sebelumnya, dan kembali ke batas benua seperti sebelumnya?
Jika kita menyatukan dua blok kayu dengan lem, kemudian menariknya kembali
sehingga terpisah.
o Kemungkinan adalah bahwa pecahan tersebut tidak akan mengikuti batas yang
telah di lem. Bahkan bagian kayu yang di lem akan tertarik ke salah satu blok dan
menjadi bagian dari blok kayu tersebut, atau sebaliknya.
o Hal ini yang nampaknya terjadi ketika akhir pembukaan Atlantik terjadi saat Trias.
Gambar 13.38 memperlihatkan kejadian tersebut.

Terpisahnya Laurasia
(The Rifting Apart of Laurasia)
Pada gambar 13.38, ketika Samudra Atlantik terbuka di akhir Trias, suatu jalur yang
mulanya adalah Benua Amerika Utara (Laurentia) di tepi barat Iapetus Ocean menempel
ke Lempeng Eropa dan sekarang adalah Irlandia utara dan Skotlandia (gambar 13.39).
o Di saat yang sama, jalur yang mulanya adalah bagian dari Benua Eropa di tepi barat
Iapetus Ocean yang menempel dengan Lempeng Amerika dan sekarang merupakan
bagian dari Newfoundland, Nova Scotia, dan New England. Jadi telah terjadi pertukaran
kerak antara dua benua.

Siklus Superkontinen
Mengakhiri bab ini, kita kembali meninjau kurun waktu dua milyar tahun yang lalu untuk
mendapatkan pola bersatunya berbagai benua yang membentuk superkontinen, kemudian
diikuti oleh pemisahannya menjadi beberapa benua.
o Dapatkah kita mengenali siklus superkontinen? Tema tersebut muncul di beberapa karya
ilmiah penting bermula di pertengahan dekade 1980-an.
Siklus Wilson, yang dikemukakan di tahun 1966, membuat kita mampu memvisualisasikan
pembentukan superkontinen dan pemisahannya.
o Paba bab 1 (gambar 1.13), Siklus Wilson bermula dengan continental rifting dan berakhir
dengan penutupan samudra diikuti oleh tumbukan benua.
o Namun, pendekatan rasional bermula dari supersiklus dengan tersusunnya beberapa
benua menjadi satu dan berakhir dengan terpisahnya benua menjadi benua yang lebih
kecil.
Pada bab 1, dipresentasikan kartun menggambarkan siklus superkontinen (gambar 1.18).
o Tiap benua bergerak radial terpisah dan kembali bertemu. Selama perjalanan tersebut,
beberapa benua mengakumulasikan orogen dengan tumbukan lempeng samudra.
o Beberapa benua mengalami rotasi, sehingga membolehkan benua tersebut mengakumlasi
orogen di semua sisinya, ketika siklus selesai, superkontinen akan bertambah luas.
Berapa kali siklus superkontinen sejak pertama kali terpisah saat Archean?
o Beberapa ambiguitas terletak pada definisi superkontinen. Haruskah termasuk semua
benua global yang ada, meninggalkan Panthalassa kecuali mikrokontinen? Jika ya, Pangea
adalah hanya satu yang dapat dideskripsikan.
o Pada bab ini telah didokumentasikan dua supersiklus, yaitu superkontinen Rodinia dan
Gondwana (gambar 13.39). Rodinia merujuk pada saat Neoproterozoikum, sehingga
terdapat cukup panjang waktu bagi siklus superkontinen terjadi selama 1 milyar tahun.

Siklus Superkontinen
Hoffman memberikan bukti adanya superkontinen sekitar 1,6 1,3 milyar tahun yang lalu,
yang merupakan awal Proterozoikum Tengah.
o Superkontinen tersebut diakumulasikan oleh aktivitas tumbukan saat Proterozoikum
Awal antara 2,1 dan 1,8 milyar tahun yang lalu, yang termasuk Laurentia dan benua
lainnya.
o Jadi, pada inti shield Amerika utara superkontinen awal yang disarankan oleh Hoffman,
bahwa superkontinen tidak akan terbentuk di awal waktu (contohnya Archean Eon)
karena ketebalan kerak tidak mencukupi.
o Ini berarti bahwa Archean province di Amerika Utara, telah ada sebagai benua yang
terpisah hingga tersusun kembali bermula setelah 2,1 milyar tahun yang lalu.
Kembali pada bahasan mekanisme dan sumber energi yang menyebabkan benua bersatu
dalam tumbukan, membangun superkontinen, dan kemudian terpisah akibat continental
rifting dan pecah.
o Proses tumbukan ini telah dibahas pada bab 9. Tumbukan jelas ada sepanjang batas
pemekaran lempeng aktif, dan pemekaran harus terus aktif untuk menghilangkan
internal heat.
o Ketika samudra dibatasi oleh benua yang memiliki batas subduksi aktif, trench-suction
force cenderung menarik benua dari batas pemekaran, sehingga menyempitkan
samudra dan membawa benua semakin dekat.
o Pada bab 7, nampaknya Samudra Pasifik menyempit, sementara Samudra Atlantik
bertambah luas, sehingga Amerika mendekati Asia dan Australia.

Siklus Superkontinen
Skenario ini dapat diperhitungkan untuk pembentukan superkontinen, paling tidak dalam
kerangka teoritis.
o Di pihak lainnya, proses tersebut berlaku menerus dan tidak perlu menggerakkan
semua benua di sepanjang jalur konvergen. Untuk adanya konfigurasi gaya konvergen
tersebut membutuhkan suatu agen khusus.
o Konveksi mantel telah disarankan sebagai agen oleh Anderson. Pada bab 3, telah
dibahas upaya Anderson tersebut saat membahas astenosfer sebagai low-velocity layer
(gambar 3.18). Anderson juga aktif mengembangkan interpretasi seismik tomografi
pada mantel, serta mengembangkan hipotesa bahwa gerakan downwelling mantle
-berlawanan dengan naiknya mantle plume- akan menyeret benua dari titik pusat
dimana litosfer terdepresi. Ia menyarankan bahwa stable downwelling mantle zones
dimana lempeng besar terpengaruh olehnya cenderung terletak dekat planetary poles.
Kembali pada tinjauan masalah terpisahnya superkontinen.
o Pokok bahasan yang berhubungan dengan pemekaran dibahas bab bab 10. Bagian
yang membahas The Primary Cause of Intracontinental Extensional Stress diberikan
oleh Anderson, Tanimato, dan Zhang di tahun 1992, dalam penafsiran anomali seismik
yang ditemukan pada global mantle tomography.
o Mereka menunjukkan kemungkinan sistim konveksi yang luas, kolom magma yang naik
perlahan pada daerah yang panas yang dikombinasikan dengan tenggelamnya kolom
magma pada daerah yang dingin (gambar 10.7).
o Pada sistim konveksi tersebut, plate lifting dan cracking, dan naiknya magma diberikan
oleh mekanisme panas internal dengan durasi lama yang berlaku di seluruh benua yang
luas. Informasi ini sekarang dapat diberlakukan pada masalah terpisahnya
superkontinen.

Siklus Superkontinen
Anderson menggambarkan terpisahnya superkontinen sebagai: suatu superkontinen
menyekat mantel dan mengisolasinya dari subduksi. Akhirnya superkontinen terpecah
menjadi beberapa bagian yang bergerak ke daerah yang dingin dimana terdapat downwelling
mantle, dalam proses litosfer samudra yang dingin terdapat di atasnya (a supercontinent
insulates the mantle and isolates it from subduction. Eventually the supercontinent breaks
into pieces that move toward cold, downwelling mantle, overriding coldoceanic lithosphere in
the process).
o Kita berasumsi bahwa rifting dihasilkan dari terdongkraknya (lifting) litosfer, menghasilkan
kemiringan lereng (gradient) ke arah luar dari continental interior dan mengakibatkan
gerakan gravitasi. Hal ini serupa dengan ridge-push force pada spreading rift di litosfer
samudra.
o Nance, Worsley, dan Moody dalam artikel populer menerangkan peranan internal earth
heat menurut teori yang dikemukakan oleh Anderson. Ketika gaya dominan dalam
pecahnya benua adalah akumulasi panas dari peluruhan elemen radioaktif pada mantel,
penjelasan pembentukan panas di bawah superkontinen terletak pada kecepatan relatif
dimana panas menghilang.
o Jelasnya, ketebalan yang besar pada litosfer benua akan mengurangi kecepatan
menghilangnya panas melalui kerak ke permukaan, sehingga bahwa temperatur batuan di
bawah tetap naik. Ketika pada titik kritis tercapai saat pembentukan kubah, pemekaran
(rifting) dan pemisahan rifted plates menyingkapkan samudra baru dimana panas lebih
cepat meghilang.
Aktivitas lainnya yang sangat penting yang mengiringi keluarnya panas adalah yang muncul
dari bawah litosfer superkontinen adalah naiknya magma pada interior superkontinen. Hal ini
dikemukakan oleh Hoffman.
o Proses tersebut dideskripsikan sebagai anorogenic magmatism, karena tidak dihasilkan dari
orogenesa.
o Magmatisme tersebut, yang terdiri dari invasi dan pengumpulan magma (ponding of the

THE END

Anda mungkin juga menyukai