Pecahnya Pangea
(The Breakup of Pangea)
Tema bab ini difokuskan pada sejarah bumi dalam kurun waktu geologi. Tentu saja,
banyak kejadian sejarah telah disebutkan sebelumnya sebagai contoh proses tektonik
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Dengan cara apakah tektonik lempeng yang berasal dari dua masa Prakambrium saling berbeda dan
dari tektonik lempeng pada Phanerozoikum?
o Kemungkinan perbedaan tersebut adalah: (1) proses pembenutkan kerak benua dan samudra; (2)
kecepatan produksi kerak benua; (3) tebal rata-rata kerak benua; (4) komposisi petrologi dari
kerak benua serta sifat seismiknya. Keempat kemungkinan tersebut saling berhubungan.
Pada kategori yang pertama, selama dua abad awal tektonik lempeng (1960 1980), beberapa ahli
geologi menyatakan bahwa kerak Prakambrium tidak mengandung ophiolite, dan bahwa
ketidakhadirannya menunjukkan kesangsian adanya pembentukan kerak samudra baru pada batas
pemekaran.
o Pada pertengahan 1980-an ophiolite suite yang ditemukan di Moroko ditaksir berumur 800 juta
tahun yang lalu (Proterozoikum Akhir).
o Moore telah menerima ketidakhadiran batuan ophiolite yang lebih tua dari 1 milyar tahun yang
lalu, dan ia menawarkan hipotesa untuk menerangkannya. Sementara itu ia menyepakati adanya
tumbukan benua dan pemekaran benua. Ia mengusulkan bahwa selama Prakambrium kerak
samudra lebih tebal dari pada kerak yang berumur Phanerozoikum dan bahwa pada saat yang
sama cekungan samudra lebih dangkal. Dalam kondisi tersebut ophiolite tidak akan terbentuk
selama tumbukan busur-benua. Namun, perbedaan pembentukan kerak yang drastis tersebut
tidak perlu disebutkan setelah terdapat bukti bahwa ternyata ada ophiolite pada orogen
Prakambrium However, such drastic differences of crust formation did not need to be introduced
after it became evident that ophiolites actually are present within Precambrian orogens. Sisa kerak
tersebut berbeda dari ophiolite dalam ketidakhadiran kerak samudra pada suatu ophilitic suite.
o Kebutuhan penjelasan khusus akhirnya tidak dibutuhkan ketika di tahun 1985 Harper menemukan
ophiolite di Wyoming pada batuan Archean yang berumur 2,65 milyar tahun yang lalu.
Penemuannya telah didahului oleh penemuan ophiolite Archean lainnya yaitu di Afrika Selatan
yang ditemukan oleh de Wit, dan lainnya di Great Slave Lake, Kanada, oleh Helmstaedt. Jadi tidak
ada lagi pertanyaan mengenai pembentukan kerak samudra saat Archean dan pembentukan kerak
benua baru dengan mekanisme tektonik yang sama saat Proterozoikum dan Phanerozoikum.
o Di tahun 1993, Moore merevisi dan menyatakan hipotesa bahwa ophiolite yang terjadi yang telah
ditempati (emplaced) oleh tumbukan orogen sebelum 1 milyar tahun yang lalu umumnya memiliki
kerak yang lebih tebal daripada komplek ophiolite yang lebih muda. Namun, ia tetap
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Terdapat bukti yang baik bahwa saat Archean, akresi kerak benua dari kerak samudra oleh tumbukan
lempeng tidak hanya merupakan mekanisme yang penting bagi penebalan kraton. Mekanisme yang
diusulkan untuk penebalan lainnya adalah penebalan kerak oleh erupsi gunungapi dan magma.
o Bukti batuan pada kerak yang berasal dari gunungapi ditemukan di Amerika Serikat bagian tengah
hingga selatan, pada peta adalah Yavapai dan Mazatzal-Pecos province (gambar 13.2). Kerak
gunungapi tersebut dinamakan anorogenic rock (yang bermakna not-orogenic rock).
Kembali ke kategori yang berhubungan dengan tebal kerak, komposisi dan kecepatan produksi,
terdapat bukti penting bahwa kerak Archean berbeda dari kerak Proterozikum dan Phanerozoikum.
o Menurut Martin, saat Archean, meskipun proses tektonik lempeng secara umum seperti proses
yang sama dengan sekarang, beberapa detail ternyata berbeda, yang ditunjukkan oleh sifat dan
proporsi relatif batuan yang dihasilkan selama Archean (appears to be the same as now, several
details were different, as indicated by the nature and relative proportions of rocks emplaced
during the Archean).
Bahwa nilai tinggi produksi panas global yang terdapat pada Archean ditunjukkan oleh terdapatnya
komatiite.
o Komatiite berasal dari lava mafik dengan viskositas rendah yang memiliki kandungan magnesium
tinggi. Adanya komatiite pada batuan Archean pertama ditemukan di tahun 1969 di Barberton
Mountain, Afrika Selatan, dan Komati River. Penemuan tersebut kemudian diikuti oleh penemuan
lainnya di Archean greenstone belt yang terletak di Kanada, Australia, dan Finlandia.
Ciri penting batuan Archean adalah melimpahnya granitoid (batuan granitik) pada suatu lokasi
khusus yang diberi nama TTG (tonalite-trondhjemite-granodiorite).
o Kelimpahan granitoid, dikombinasikan dengan adanya komatiite, telah memberikan pemikiran
pada para ahli geologi bahwa produksi kerak benua selama Archean memiliki ciri yang unik, dan
bahwa skenario yang kita butuhkan akan sangat berbeda dari skenario tumbukan busur-benua.
o Skenario yang telah direvisi harus mengakomodasi sejumlah lava mafik maupun ultramafik seperti
pembentukan pluton felsik yang tersusun atas greenstones (produk metamorf lava mafik) dan
granitoid.
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Dua versi berbeda pada evolusi Archean Awal kerak benua dikemukakan di tahun 1980-an. Condie di
tahun 1980 menggambarkan adanya pematang samudra yang dipotong oleh transform, sejajar
dengan sistim sinks yang berfungsi sebagai batas subduksi. Fenomena tersebut serupa dengan
lempeng litosfer.
o Diagram yang dibuat oleh Condie dapat disimak pada gambar 13.3A. Magma komatiite muncul
dalam mantle plume dengan interval tertentu di sepanjang batas pemekaran. Mantle plume
lainnya muncul sebagai pulau gunungapi terisolasi, serupa dengan yang ditemukan di Samudra
Pasifik sekarang. Kawah tumbukan merupakan fenomena dari perioda awal tumbukan Notice
the large impact crater, a carryover phenomenon from an earlier period of heavy impaction. Sistim
lempeng primitif ini berlangsung sekitar 4 milyar tahun yang lalu telah mampu menghilangkan
panas sekitar empat hingga enam kali lebih cepat daripada yang berlangsung sekarang.
o Kerak dengan batuan komatiite adalah lebih besar daripada sebagian mantel atas yang cair
(molten upper mantle) dengan densitas 3,1 sehingga dapat tenggelam. Sebab itu, komatiite dapat
merupakan gaya utama bagi permulaan terjadinya tektonik lempeng.
o Selanjutnya, mungkin sekitar 4,2 milyar tahun yang lalu, tenggelamnya kerak hanya
mengakibatkan sebagian kerak yang lebur dan menghasilkan magma tonalite. Magma tersebut
muncul ke permukaan menghasilkan tonalite arc, serupa dengan busur kepulauan sekarang.
Gambar 13.3B memperlihatkan sistim ini. Untuk pertama kalinya kerak benua akan dihasilkan di
atas zona subduksi.
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Suatu model lain yang berbeda bagi perkembangan kerak benua purba juga dikenali oleh
Condie di tahun 1980. Model tersebut membutuhkan suatu tubuh gunungapi yang
terbentuk oleh mantel (gambar 13.4).
o Magma granitoid mengalami segregasi dekat dasar kerak dan muncul melalui lapisan
vulkanik kemudian membeku sebagai batolit granitoid.
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Suatu model baru bagi kerak Archean diusulkan di tahun 1991 oleh Rapp berdasarkan data dari
eksperimen laboratorium terhadap peleburan batuan dalam tekanan tinggi.
o Gambar 13.5 adalah model hibrid yang mengkombinasikan input dari Rapp dengan model awal
yang diusulkan oleh Kroner (1985) dan Wilks (1988). Ciri dominan yang diperlihatkan adalah
bahwa mantle plume memberikan magma untuk naik, membangun gunungapi, dan menghasilkan
lava komatiite.
o Jelasnya, diasumsikan terdapat kerak yang telah terbentuk sebelumnya ( a previously formed
crust is assumed), jadi kita perlu menyarankan bahwa gunungapi tersebut dibangun pada suatu
kerak samudra purba yang mafik atau ultramafik, yang membeku pada saat awal. Model mereka
juga memperlihatkan pluton dengan komposisi TTG yang terbentuk dari peleburan sebagian
(partial melting). Struktur plume jenis ini sangat banyak dan terletak berdekatan dengan susunan
poligonal membentuk sistim polygonal tectonics.
o Suatu penambahan ciri tektonik pada model ini, yang terletak berhadapan dengan plume, adalah
fenomena subduksi, yang serupa dengan pembentukan batas subduksi baru pada kerak samudra.
Pada kerak yang menunjam diperlihatkan pembentukan pluton dengan komposisi TTG yang
muncul menembus kerak. Residu eklogit yang berat (the dense eclogite residue) diperlihatkan
terpisah dari kerak dan tenggelam ke mantel.
o Versi kedua dari model di atas diberikan oleh Kroner dan Layer (1991); model tersebut juga
menggunakan mantle plume dan gunungapi dimana magma granitoid menghasilkan pluton.
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Terhadap subjek kecepatan produksi kerak benua, nampaknya rasional bahwa kecepatan
perkembangan benua akan berhubungan erat dengan kecepatan aktivitas total seluruh
sistim tektonik lempeng, yang kembali akan proporsional dengan produksi global panas
radioaktif dan pembentukan kecepatan menghilangnya panas.
o Menghilangnya panas telah diperkenalkan pada awal bab 5, dimana produksi panas
total menurun secara eksponensial terhadap waktu (gambar 5.4).
o Di saat yang sama, radioisotop terkonsentrasi pada bagian atas kerak benua yang
felsik, dan ini mungkin cenderung memfasilitasi menghilangnya panas radiogenik
global.
o Dari seluruh kurun waktu geologi dimana mekanisme tektonik lempeng tengah bekerja,
menghilangnya panas dari mantel disebabkan oleh masuknya magma ke batas
pemekaran dan naiknya magma ke atas lempeng litosfer yang menunjam. Jadi cukup
beralasan untuk mengusulkan bahwa kecepatan pembentukan kerak baru, baik benua
maupun samudra, akan meningkat lebih cepat pada kurun waktu geologi yang lampau.
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Hargraves, di tahun 1986, meninjau subjek menghilangnya panas dan aktivitas tektonik.
o Untuk memulai analisis ini, ia mempostulasikan bahwa menghilangnya panas dari
bumi pada saat awal melalui mekanisme tektonik lempeng membutuhkan adanya
subduksi litosfer yang lebih muda (dissipation of more heat from a hotter early Earth
by the plate-tectonics mechanism would require subduction of, on average, younger
lithosphere). Litosfer yang lebih muda adalah lebih panas dari pada litosfer yang lebih
tua.
o Jika anda dapat mengontrol sistim tektonik global, anda dapat meningkatkan kecepatan
menghilangnya panas global dengan dua cara. Pertama, kecepatan pemekaran ratarata dapat meningkat, sementara faktor lainnya tidak berubah. Namun, alternatif ini
akan berjalan dengan penuh halangan ( this alternative would run into a snag) karena
litosfer samudra yang lebih muda kurang berat sehingga menunjam lebih lambat dan
konsekuensinya sistim steady state tidak dapat tercapai.
o Kedua, panjang batas pemekaran global dapat bertambah, dengan tetap menjaga
kecepatan pemekaran. Perubahan ini akan meningkatkan keluarnya panas global.
o Sekarang, sejak bola bumi diasumsikan memiliki radius dan luas yang tetap, panjang
pematang yang meningkat akan membutuhkan bertambahnya jumlah lempeng dengan
luas yang bertambah kecil.
o Jadi, Hargarves menyarankan bahwa bumi saat Archean ditutupi oleh lempeng yang
lebih kecil yang bergerak lambat (that the Archean Earth was covered by many small
plates moving slowly).
o Menggunakan persamaan matematika terhadap menghilangnya panas, Hargarves
menaksir bahwa jika aliran panas Archean tiga kali lebih banyak dari sekarang, maka
dibutuhkan 27 kali panjang pematang yang lebih banyak dari sekarang (if Archean heat
flow was 3 times that of the present, 27 times as much ridge (length) would have been
required).
o Argumen serupa yang mendukung panjang pematang yang lebih panjang telah
Tektonik Archean
(Archean Tectonics)
Perhitungan dan penaksiran kecepatan penambahan kerak benua telah dilakukan sejak
tektonik lempeng muncul sebagai paradigma.
o Reymer dan Schubert meninjau penaksiran tersebut dan juga membuat komputasi
kecepatan perkembangan kerak.
o Hasil perhitungan mereka bagi perkembangan benua sebagai fungsi menurunnya aliran
panas di darat menghasilkan kecepatan yang hampir konstan sejak Archean. Kecepatan
tersebut adalah satu kubik kilometer per tahun (1 km3 / tahun). Untuk Archean, mereka
menaksir kecepatan antara 3 dan 4 kali lebih besar. Kebanyakan model awal yang
dipresentasikan sebagai perbandingan memperlihatkan kecepatan yang lebih cepat
saat Archean daripada setelah Archean.
o Pada model yang dipresentasikan di atas bagi perkembangan kerak benua Archean,
penjelasan bagi kecepatan akumulasi kerak yang lebih cepat dapat terletak pada
mekanisme mantle plume (polygonal tectonics), yang mungkin memberikan sejumlah
volume besar magma, dan menebalkan kerak purba.
Analisa di atas mengenai kecepatan produksi kerak benua nampaknya memiliki asumsi
bahwa sejumlah kecil atau bahkan tidak ada kerak yang mengalami peleburan dan reabsorbsi pada mantel.
o Bowring dan Housch menyatakan: suatu pertanyaan besar dalam ilmu bumi apakah
volume kerak benua sekarang menggambarkan kerak yang terbentuk sejak sejarah
bumi atau apakah kecepatan pembentukan dan penghancurannya mengalami
kesetimbangan sejak Archean (a major outstanding question in the Earth sciences is
whether the volume of continental crust today represents nearly all that formed over
the Earths history of wheter the rates of creation and destruction have been
approximately balanced since the Archean).
o Berdasarkan analisa mereka terhadap data isotop neodymium, mereka menyimpulkan
bahwa daur ulang kerak adalah proses yang penting saat pembentukan kerak Archean.
Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Sebelum mempelajari sejarah akresi lempeng, terpisah, dan bertumbukan sepanjang
kurun waktu geologi, sangat penting untuk mengerti metoda geofisika yang digunakan
untuk mengetahui paleomagnetik yang menunjukkan lokasi dan gerakan lempeng litosfer
di masa lalu.
Polar wandering, salah satu gerakan lempeng, adalah gerakan relatif lempeng litosfer
terhadap mantel dan inti, yang diasumsikan tetap terhadap sumbu magnetik bumi.
o Horizontal shear, yang membolehkan lempeng bergerak, didistribusikan pada
astenosfer (bab 3). Paleomagnetik dapat memberitahu kita, contohnya, bahwa titik
tengah Benua Australia, yang sekarang terletak pada garis lintang 25o S, saat Trias
terletak pada garis lintang 70o S.
Suatu benua diberi nama sebagai suatu entitas yang telah bergerak relatif ke tempat
lainnya.
o Fakta bahwa pada beberapa lempeng litosfer besar terdiri dari litosfer benua dan
samudra. Contohnya, Lempeng Antartika terdiri dari litosfer samudra yang lebih luas
daripada litosfer benua, dan salah satu batasnya dibatasi oleh batas pemekaran.
o Kita juga harus ingat bahwa satu benua dapat bergerak relatif terhadap benua lainnya
hanya ketika pada batasnya terdapat proses subduksi, pemekaran, atau strike-slip
faulting. Ketika dua benua yang terpisah sedang bergerak saling mendekat, litosfer
samudra di tengahnya harus menghilang dengan proses subduksi pada batas yang
terletak di satu atau kedua litosfer benua tersebut.
Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Bukti paleomagnetik yang menunjukkan bahwa benua
telah bergerak dalam jarak jauh muncul lebih dari satu
dekade setelah munculnya teori tektonik lempeng.
o Pemisahan benua sepanjang batas pemekaran
sebelumnya telah dinyatakan oleh Heezen di tahun
1960, namun karyanya kurang memiliki konsep penting
mengenai menghilangnya kerak oleh subduksi, yang
kemudian ditambahkan oleh Dietz.
o Dua belas tahun sebelumnya, Runcorn
mempublikasikan karyanya berjudul Rock Magnetism
(1959). Data rock magnetization telah dikumpulkan
selama beberapa tahun sebelumnya. Pola pembalikan
kutub telah diobservasi dan kegunaannya telah
diketahui. Kerjasamanya dengan Opdyke, Runcorn
merekam fenomena polar wandering dan telah
mengetahui posisi paleopole untuk Inggris, Amerika
Utara, dan Australia. Gambar 13.6 adalah peta yang
dibuat oleh Runcorn di tahun 1950 bagi urutan posisi
Australia dari Proterozikum Awal hingga sekarang.
o Irving, yang bekerja atas arahan Runcorn, di tahun
1950-an menyumbangkan bukti kunci dari Deccan traps
yang memperlihatkan bahwa India dahulu terletak di
belahan bumi selatan (that India once could have been
in the southern hemisphere).
o Faktor penting bagi kesuksesan Runcorn dan rekannya
adalah adopsi metoda probability yang dibuat oleh
Fisher, profesor genetika di Cambridge. Pengujian
terhadap data yang didapatkan membuktikan kegunaan
Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Runcorn juga menafsirkan data paleomagnetik dengan
gerakan pemisahan antara Amerika Utara dan Eropa.
o Petanya mengenai polar wandering dapat disimak pada
gambar 13.7. Dari parallelism jelas bahwa Eropa dan
Amerika Utara dahulu bersatu dari Kambrium hingga
Trias Akhir.
o Peneliti lainnya telah mendokumentasikan sejumlah
data dari belahan bumi selatan saat Mesozikum.
Wandering
(Paleomagnetism, Paleopoles, and Pola
Wandering)
Di tahun 1960, suatu simposium internasional diadakan di Atlantic City, untuk
mendiskusikan dampak penemuan paleomagnetik terhadap konsep continental drift. Saat
itu bukti seismik dari gempa dalam belum ditafsirkan sebagai bukti underthrusting di
batas benua Pasifik yang aktif.
o Di pihak lainnya, pemekaran lantai samudra menjadi interpretasi yang tidak dapat
dielakkan berdasarkan konfigurasi dan aktivitas seismik pada pematang tengah
samudra.
o Tidak kalah pentingnya adalah karya yang dibuat oleh Hamilton yang meringkas bukti
geologi dari Antartika, Australia, dan Afrika menjadi superkontinen Paleozoikum. Ia
menggambarkan kembali peta yang dibuat oleh Du Toit mengenai rekonstruksi benua
dan menyatakan: drift tidak memerlukan penafsiran baru, namun memberikan
hubungan yang lebih mudah diterangkan dengan drift daripada tanpanya (Drift is not
required by the new interpretation, but it certainly provides new concidental
relationships which are much more easily explained with drift than without).
Kunci dari simposium yang diadakan tahun 1960 adalah menentukan gambaran pola polar
wandering, yang meninggalkan keraguan bahwa berbagai benua mulanya membentuk
Pangea dan kemudian terpisah.
o Meskipun paleomagnetik akhirnya memberikan kemenangan bagi Alfred Wegener,
banyak ahli geologi tidak memiliki pendapat yang sama. Mereka tidak sepakat hingga
munculnya suatu model geofisika yang dapat diterima yang dapat menerangkan
bagaimana benua dapat terpisah (drift apart).
o Beberapa tahun berlalu sebelum tektonik lempeng memberikan model fisik yang
dibutuhkan. Suatu studi yang menarik di saat itu adalah penyelidikan paleomagnetik
dari arah angin purba, dinamakan paleowind direction. Opdyke dan Runcorn
membuat studi terhadap cross lamination yang terdapat di padang di Coconino
Sandstone, Arizona, dan New Red Sandstone, Ingggris, dalam upayanya untuk
Memposisikan Paleopole
(Plotting Paleopole)
Memposisikan paleopole pada sistim geografi sekarang membutuhkan pengukuran deklinasi purba
dan inklinasi (dip) pada contoh batuan yang digunakan.
o Paleodeklinasi yang diobservasi terletak sebagai spherical angle terhadap garis meridian dari titik
pengambilan contoh batuan. Meridian purba atau paleomeridian kemudian diproyeksikan ke arah
utara pada lingkaran besar (gambar 13.12).
Berikutnya, kita harus mengubah inklinasi purba (atau magnetic dip), ke garis lintang. Gambar
13.10A memperlihatkan inklinasi magnetik pada bola bumi.
o Panah inklinasi diperlihatkan setiap 10 derajat garis lintang baik untuk belahan bumi utara dan
selatan.
o Gambar 13.10B adalah perbesaran yang memperlihatkan panah dip untuk garis lintang 30oN.
Garis digambar untuk memperlihatkan bidang horizon, yang merupakan garis singgung (tangent)
terhadap bola bumi.
o Inklinasi didefinisikan sebagai sudut panah kemiringan terhadap bidang tangensial (tangent
plane). Sudut ini, l, adalah 49o. Garis ke pusat bumi memiliki sudut 41 o (With respect to a line to
the earths center the angle of the dip needle is 41 o).
Memposisikan Paleopole
(Plotting Paleopole)
Garis lintang dapat diperoleh dengan memecahkan rumus berikut: tangen sudut inklinasi
adalah sama dengan dua kali nilai tangen paleogaris lintang:
tan l = 2 tan
dimana l adalah inklinasi dan adalah paleolatitude.
o Gambar 13.11 adalah grafik yang memperlihatkan hubungan antara inklinasi dan garis
lintang. Grafik bagi reversed polarity adalah kebalikan (mirror image) dari normal
polarity. Setelah hasil pengukuran inklinasi dari lapangan diubah ke garis lintang,
proyeksi paleomeridian (PM; projected paleomeridian) berhenti pada jarak yang sama
terhadap busur garis lintang, seperti gambar 13.12. Sekarang, paleopole telah
diposisikan secara geografi. Gambar 13.13 adalah sketsa hasil akhir restored
paleomagnetic grid.
Wander
(Tectonic Framework and Apparent Polar
Wander)
Pembahasan apparent polar wandering cenderung merujuk pada benua besar seperti jika
benua tersebut merupakan tubuh rigid dengan komposisi geologi yang seragam.
o Contohnya, gambar 13.16 dibandingkan dengan APWP Eropa dengan Amerika
Utara. Kedua benua tersebut memiliki tectonic frameworks yang komplek, memiliki
batas fosil dari lempeng yang sebelumnya terpisah dan kemudian bersatu.
o Secara khusus, benua besar memiliki kraton Prakambrium di tengahnya suatu shieldyang diasumsikan rigid dan terutama tidak pecah oleh pemekaran besar berikutnya
atau terdeformasi oleh orogenesa kompresi berikutnya.
o Kraton tersebut ditutupi oleh platform sedimen yang lebih muda yang memiliki suksesi
penuh paleopole saat Phanerozoikum.
o Zona batas kraton yang terganggu dapat mengalami pelipatan atau thrusting. Secara
khusus, kraton akan bersatu dengan zona batas yang mengalami akresi oleh orogenesa
selanjutnya akibat tumbukan busur-benua.
Zona yang mengalami akresi dapat berupa zona akresi
terrane.
o Akhirnya, bisa terdapat zona batas terrane baru dalam
proses docking. Tiap terrane memberikan paleopole
yang unik yang memperlihatkan daerah asalnya dan
mungkin juga progres ketika dibawah oleh lempeng
samudra.
o Gambar 13.17 adalah grafik dimana paleopole diplot
menurut umur dan garis lintang, bersama dengan jalur
apparent wandering (apparent wandering path).
Wander
(Tectonic Framework and Apparent Polar
Wander)
Komplikasi tektonik lainnya adalah rotasi horizontal dari blok litosfer, seperti Colorado
Plateau atau Mojave Block.
o Contoh lainnya adalah blok (atau mikroplate) yang turut membawa pulau Corsica dan
Sardinia di Cekungan Mediterrania. Blok tersebut mengalami rotasi, dan pada saat yang
sama bergerak menjauhi pesisir Mediterania.
o Gerakan tersebut membutuhkan zona detachment di bawah blok dan pembentukan
litosfer samudra yang baru.
o Blok yang mengalami rotasi dapat memberikan paleopole yang unik yang cukup
berbeda dari paleopole yang terdapat di benua.
Meskipun tinjauan singkat mengenai penerapan paleomagnetik pada tektonik lempeng ini
sangat berguna, prinsip yang diterangkan disini, bersama dengan aspek tektonik
lempeng, akan memberikan dasar bagi pemahaman tinjauan sejarah geologi.
Benua Archean
(Archean Continents)
Seberapa jauh ke Masa Archean suatu benua dapat diidentifikasi? Seberapa jauh benua
dapat ditelusuri menggunakan apparent polar wander path?
o Kita mungkin dapat berasumsi bahwa banyak daerah di Amerika Utara seperti
diperlihatkan pada gambar 13.2 suatu kali merupakan benua tunggal. Terdapat
kemungkinan bahwa dua diantaranya memiliki umur yang sama yang sebelumnya
merupakan benua tunggal yang kemudian terpisah.
o Hal yang sama dapat diduga bagi Archean shield lainnya seperti yang diperlihatkan
pada peta dunia (gambar 13.1) yang sekarang terletak di Eropa, Siberia, Amerika
Selatan, Afrika, India, Cina, dan Australia.
Benua Archean
(Archean Continents)
Gambar 13.18 memperlihatkan jalur APW dari dua daerah Amerika Utara; Superior dan
Slave. Keduanya berumur Archean Akhir. Jalur tersebut bermula dari 2,75 hingga 2,7
milyar tahun yang lalu.
o Pertama, telurusi tiap jalurnya hingga mencapai titik 1,8 milyar tahun yang lalu,
Proterozoikum awal. Pada titik tersebut kedua jalur bergabung, setelah jalur tunggal
mengikuti lengkungan hingga mencapai titik 0,5 milyar tahun yang lalu.
o Bergabungnya dua jalur tersebut menunjukkan tumbukan benua-benua saat
Proterozoikum Awal. Sekarang, dua daerah tersebut terpisahkan oleh empat benua
lainnya (?) ( today, these two provinces are separated by four others). Dengan
membuka dan tertutupnya cekungan samudra yang terjadi saat Archean Akhir maka
perjalanan benua dapat diduga, yang terjadi tumbukan dan pemekaran benua.
Glasiasi Gondwanaland
Salah satu contoh geologi yang baik adalah Dwyka tillite di Afrika Selatan, suatu lithified
glacial till yang berumur Karbon Akhir.
o Fenomena tersebut berupa bongkah dengan gores garis yang jelas menunjukkan
dampak abrasi lapisan es yang bergerak. Di bawah tillite adalah batuan beku yang juga
memperlihatkan abrasi dan gouging oleh lapisan es.
o Kala itu, bukti glasiasi besar saat Karbon dan Perm juga diketahui terdapat di Amerika
Selatan, India, dan Australia. Pada peta dunia yang dibuat oleh Wegener (gambar 2.17)
diperlihatkan tempat dimana bukti tersebut terdapat adalah di sekitar kutub selatan
saat Karbon.
Argumen glasiasi untuk benua tunggal sangat kuat karena sulit untuk menerangkan
bagaimana terdapat dapat terbentuk lapisan es besar yang berukuran subcontinental.
o Kita tahu bahwa lapisan es besar, dengan tebal beberapa ribu meter di pusatnya,
membutuhkan daratan yang luas yang berposisi pada garis lintang tinggi, dan kondisi
tersebut dapat dijelaskan oleh adanya Gondwanaland.
Glasiasi Gondwanaland
Glasiasi telah mempengaruhi wilayah Afrika bagian utara saat Proterozoikum, dan hal
tersebut diikuti oleh iklim hangat saat Karbon tanpa glasiasi.
o Glasiasi kembali terjadi saat Ordovisium Akhir di Afrika bagian utara. Jika kutub selatan
terletak di Afrika bagian barat laut saat Ordovisium, kita dapat menduga akan
menemukan bukti glasiasi di daerah tersebut pada singkapan yang berumur
Paleozoikum.
o Pada faktanya, di tahun 1960, para ahli geologi menemukan bukti glasiasi di padang
Sahara -berupa gores garis dan grooves- pada batuan yang berumur Ordovisium Akhir.
Di tahun 1970, suatu kelompok ekspedisi internasional menelusuri Sahara bagian
tengah untuk mengevaluasi bukti tersebut. Mereka yakin bahwa glasiasi besar telah
terjadi di daerah tersebut, tidak hanya dimana gores garis glasial ditemukan, namun
juga tillites dan bentuk khusus glasiasi lainnya.
o Meskipun posisi kutub juga mendukung adanya glasiasi Gondwana saat Silur dan Devon
Awal, namun tidak terdapat bukti pada batuan di umur tersebut. Untuk alasan yang
tidak jelas, glasiasi yang luas tidak muncul kembali hingga Karbon. Jaman es
Paleozoikum kemudian kembali mempengaruhi Antartika, Australia, dan India.
o Pada Karbon Akhir, glasial mencapai luas maksimum yang luasnya dapat dibandingkan
dengan saat Plistosen. Kondisi tersebut merupakan bagian dari epeirogenic uplift
interior Gondwana.
Glasiasi Gondwanaland
Gambar 13.24 adalah rekonstruksi Gondwana saat Perm Awal. Gambar tersebut
memperlihatkan batas lapisan es, sementara panah memperlihatkan arah gerakan es
yang ditafsirkan dari striasi pada tillite.
o Pada peta yang sama diperlihatkan jalur APW dari gambar 12.23. Selama migrasinya,
lapisan es tengah mengikuti jalur APW.
Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Di tahun 1979, para ahli geologi dari lima negara berbeda mengadakan workshop yang
bertema Reunite Gondwana.
o Salah satu tugas kelompok tersebut adalah menguji konsistensi jalur apparent pole
wander dari Gondwana dengan data pembalikan magnetik (magnetic reversal data)
dari lantai samudra.
o Seperti membalikan film, mereka menjalankan data geofisika ke belakang untuk
mendapatkan komponen Gondwana yang baru. Umumnya upaya tersebut adalah
memposisikan beberapa mikrokontinen yang membatasi benua utama pada batas
selatan peta.
o India dipilih sebagai benua referensi karena memiliki rincian data APW pole yang
bergerak jauh sekitar 50 garis lintang sejak pemisahan benua terjadi. Hasil prosedur
tersebut adalah peta Gondwana yang baru, yang digambarkan sebagai a tighter
model (gambar 13.25). Salah satu ciri peta tersebut adalah adanya crustal extension
(stretching) dan transcurrent fault yang memotong Afrika, Amerika Selatan, dan
Antartika. Zona tersebut dinamakan intracontinental shear. Fasa extension tersebut
diduga terjadi sekitar 350 juta tahun yang lalu (Karbon Awal).
Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Satu ciri penting pada peta adalah dikenalinya dua jenis zona batas.
o Satu adalah zona batas selatan, pada peta ditandai dengan garis tebal, terletak dari
Colombia di barat hingga Australia ke timur. Garis tersebut menyerupai garis yang
dibuat oleh Du Toit (SAMFRAU geosyncline).
o Garis tersebut adalah garis yang dapat dikenali sebagai subduction-zone accretional
orogen, yang dinamakan Gondwanides. Beberapa fragmen benua yang lebih kecil
terletak di sekitar Gondwanides. Bedanya, di batas utara Gondwana merupakan passive
margin sejak Paleozoikum Awal. Suatu continental shelf (Cimmerian Shelf) dan laut
dangkal mendominasi di batas utara.
o Pada peta Pangea (gambar 13.19), Laut Proto-Tethys terletak di utara. Di dasar laut
tersebut terletak batas pemekaran samudra antara Samudra Kula dan Pacifica.
Terdapat juga garis mikrokontinen yang memisahkan dari Gondwana dan bermigrasi ke
arah utara, hingga akhirnya mencapai Laurasia.
o Pembuat peta meringkas gambaran baru Gondwana sebagai berikut: pada skala besar
telah nampak asimetri tektonik yang muncul dari studi batas Gondwana: di selatan
terdapat tektonik subduksi yang menyolok; di utara terdapat proses calving-tectonics
dominated.
Pembaharuan Gondwana
(An Updated Gondwana)
Kapankan Gondwana terbentuk? Dari hasil studi batuan penyusun Gondwana, yang terdiri
dari empat atau lebih inti bor, yang lebih tua dari 2 milyar tahun yang lalu, dipisahkan
oleh jalur orogenesa yang terdiri dari batuan Prakambrium (gambar 13.22).
o Adanya susunan tersebut ternyata membutuhkan waktu yang lebih awal ketika lima
continental nuclei telah memisahkan Gondwana, dan menyimpulkan bahwa
penggabungan benua membutuhkan penutupan samudra di tengahnya.
o Kita telah mengikuti model ini dalam menganalisa crustal provinces dan suture di
Amerika Utara (gambar 13.2). Menurut penyusun peta, jalur orogenesa aktif sejak 0,8
dan 0,45 milyar tahun yang lalu, dan aktivitas tersebut mungkin termasuk suturing dari
benua utama (principal nuclei).
o Jalur orogenesa jadi mewakili menempelnya antara fragmen benua yang kecil maupun
besar yang bertumbukan di Proterozoikum Akhir-Paleozoikum Awal dan membentuk
Gondwana.
Kapankah Gondwana terpisah? Ketika Gondwana bersatu saat Paleozoikum, Gondwana
mengalami denudasi yang merubah orogen menjadi peneplane.
o Saat Perm Awal (280 juta tahun yang lalu), terjadi pemisahan benua (continental
rifting), dengan rift yang menembus superkontinen. Sistim rift utama terbentuk pada
lokasi yang sekarang adalah pantai timur Afrika.
o Adanya sedimen marin yang berumur Perm di Malagasy mengindikasikan adanya laut
yang membanjiri Benua Gondwana dengan jarak 1500 km. Kejadian pemekaran (rifting)
tersebut telah disebutkan secara singkat pada bab 10, sebagai struktur pada lapisan
Perm-Trias yang berumur Karroo.
o The rifting was evidently abortive and should not be confused with the Late Jurassic
rifting (150 Ma) that began the breakup of Pangea. Di akhir Perm (260 juta tahun yang
lalu) Gondwana telah bersatu dengan Laurasia, dan dua superkontinen tersebut tetap
bersama hingga 100 juta tahun.
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Tumbukan benua-benua saat Paleozoikum Akhir merupakan akhir tersusunnya Pangea.
o Pada bab 9 telah dideskripsikan bahwa docking dari Appalachian terrane diselingi oleh tumbukan
busur-benua yang mengawali akhir kejadian orogenesa saat Perm. Pada teks ini hanya akan
dibahas dua kejadian orogenesa Paleozoikum yang menggabungkan (sutured) benua.
Lama sebelum Wegener mengusulkan adanya Pangea, para ahli geologi di Eropa dan Amerika Utara
telah mengenali adanya dua orogenesa utama yang terjadi saat Paleozoikum Akhir, yang tiap
orogenesa besar tersebut diawali oleh orogenesa yang lebih kecil.
o Orogenesa pertama dinamakan Caledonian Orogeny, terjadi di akhir Silur (400 juta tahun yang
lalu) yang sekarang merupakan Eropa bagian barat. Orogenesa tersebut menghasilkan jalur nappe
dan overthrust yang sekarang terlihat di Irlandia, Skotlandia, dan Skandinavia.
o Bagian yang sama dari jalur tersebut juga ditemukan di pantai barat Greenland. Seluruh jalur
tektonik ini dinamakan Caledonides.
o Di Amerika utara, orogen ini menerus hingga Newfoundland, Nova Scotia, dan New England.
Gambar 13.30 memperlihatkan jalur orogenesa yang lurus sebagai jalur tunggal saat akhir
Paleozoikum.
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Orogenesa kedua yang lebih muda dinamakan Hercynian orogeny di Eropa dan Alleghany
orogeny di Amerika utara.
o Orogenesa tersebut bermula dari Karbon Akhir dan berakhir di akhir Perm. Pada gambar
13.30 memperlihatkan Hercynian orogen memotong barat ke timur hingga Irlandia
selatan dan Wales, Prancis bagian utara, Belgia, dan Jerman, dengan orientasi sudut
tajam yang berarah ke utara.
o Di Amerika utara, Alleghany orogen adalah fold-and-thrust belt yang dapat ditelusuri
hingga Appalachian Mountain dari New England bagian selatan, hingga Pennsylvania,
Maryland, Virginia, Tennessee, dan Alabama. Ouchita Mountain di Arkansas dan
Oklahoma juga terbentuk pada saat yang sama dengan orogenesa ini. Alleghany
orogen mempengaruhi lapisan Perm sehingga dapat diduga sebagai akhir Paleozoikum.
Dua orogen tersebut jelas merupakan akhir dua kejadian tektonik yang berbeda yang
terpisahkan oleh waktu sekitar 150 juta tahun. Keduanya, merupakan tumbukan benuabenua yang menggabungkan (sutured) tiga litosfer benua besar.
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Pada gambar 13.31A, selama Paleozoikum Awal, Laurentia terpisah dari Baltica (ekivalen
dengan Eropa) oleh samudra yang dinamakan Iapetus Ocean.
o Samudra lainnya terletak antara benua di utara dan Gondwana di Amerika Selatan dan
Afrika. Samudra tersebut dinamakan Proto-Tethys Ocean, yang mungkin ada sejak
Paleozoikum. Samudra tersebut mungkin terbentuk saat Prakambrium Akhir selama
pecahnya Rodinia dan mulai menutup di awal Ordovisium.
o Selama awal tahap penutupan samudra tersebut, batas subduksi baru berkembang di
sepanjang salah satu atau di kedua batas lempeng benua yang terpisah. Cekungan
sedimen terbentuk sebagai forearc dan backarc basin, dengan busur tektonik dan
vulkanik sebagai sumber sedimen.
o Saat Silur, Iapetus Ocean mulai menutup pada tumbukan benua-benua di bagian utara
yang sekarang adalah daerah Greendland dan Norwegia. Pada gambar 13.31B,
tumbukan memanjang ke arah selatan, dan di saat Silur tumbukan tersebut berakhir,
menyatukan Laurasia dan Baltica yang dinamakan Caledonian Orogeny.
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Penutupan Iapetus Ocean menyatukan Baltica ke Laurentia untuk membentuk benua tunggal
Laurasia.
o Namun, tersisa Proto-Tethys Ocean antara Laurasia dan Gondwana (gambar 13.19). ke arah
timur, samudra ini melebar menjadi samudra luas.
o Zona subduksi aktif mungkin ada di salah satu batas Proto-Tethys Ocean saat Paleozoikum.
Saat itu juga, tumbukan busur-benua mempengaruhi batas Laurasia. Kemudian pada akhir
Paleozoikum, penutupan Samudra Proto-Tethys mulai terjadi (gambar 13.31B).
Akhir tumbukan benua mulai terjadi saat Karbon dan berakhir saat Perm yang merupakan
Alleghany-Hercynian Orogeny.
o Akar nappe yang dihasilkan dari tumbukan ini terdapat di Piedmont region, South Carolina
(gambar 9.12). Foreland fold menghasilkan lapisan Paleozoikum yang terakumulasi pada
passive margin.
o Sebelum tumbukan di saat Karbon, lapisan tersebut sedikit terpengaruh oleh orogen
sebelumnya, namun sekarang lapisan tersebut berkembang menjadi lipatan terbuka dan
terpotong oleh splay thrust. Foreland fold berujung di interior benua. Sekarang foreland fold
belt tersebut dikenal sebagai Newer Appalachians (atau Folded Appalachian); memanjang dari
Pennsylvania ke Alabama dan menerus jauh ke barat sebagai Ouachita Mountains. Antiklin dan
sinklin yang menunjam sekarang telah tererosi.
o Di Blue Ridge Mountains, tersingkap batuan metamorf yang dipotong oleh overthrust fault,
sementara jauh ke timur tersingkap pluton.
Hingga bahasan ini, ditekankan bahwa Laurentia dan Baltica sebagai bagian kelompok benua
utara yang diberi nama Laurasia.
Baltica memiliki beberapa komponen.
o Merujuk pada gambar 9.37, peta tektonik Eropa, Baltica terdiri dari Baltic Shield, East
European Platform (a covered shield), Hercynides, dan Caledonides, dan Ukranian shield.
o
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Laurasia juga terdiri atas Kazakhstan, Siberia, dan Cina. Kapankah benua tersebut
tergabung ke Baltica?
o Gambar 13.32 memperlihatkan elemen struktur utama dari Eurasia bagian utara,
outline dari Kraton Eropa timur. Batas Ural diberi label Uralian orogenic belt yang
dibatasi di sebelah timur oleh Kazakhstan. Di akhir Devon, Baltica dan Kazakhstan
masih merupakan kepulauan yang terisolasi (isolated island continents).
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Siberia, sebagai benua purba, telah ditelusuri sebagai salah satu dari benua yang
bergerak sendiri saat Neoproterozoikum. Hal tersebut terjadi saat 700 juta tahun yang lalu
pada gambar 13.27A sebagai bagian dari Rodinia.
o Sesudah itu Siberia nampaknya masih mengembara sendiri hingga Paleozoikum Awal,
dan akhirnya bersatu dengan Baltica di saat Silur.
o Gambar 13.32 memperlihatkan garis besar kraton Prakambrium Siberia. Kraton
tersebut dibatasi dan dibagi oleh beberapa jalur lipatan yang berumur Proterozoikum
Awal. Kraton Siberia dibatasi di timur oleh Central Asiatic orogenic belt, mungkin
terbentuk oleh tumbukan orogen.
o Siberia sebagai benua purba juga termasuk daerah kraton Prakambrium ke selatan dan
timur dan Verkoyansk-Kolymian orogenic belt ke timur. Batas selatan Benua Siberia
ditunjukkan pada peta sebagai garis suture utama -Mongol-Okhotsk orogenic belt- yang
sekarang bergabung dengan Cina dan jalur orogenesa antara Kraton Siberia dan Tibet.
Tersusunnya Pangea
(The Assembly of Pangea)
Benua purba yang sekarang dikenal sebagai Cina merupakan daerah luas yang
memanjang dari Siberia di utara dan mungkin ke selatan sebagai bagian timur Indocina,
dimana daerah shield terletak di Vietnam.
o Gambar 13.33 memperlihatkan tiga kraton utama Cina: Tarim, Sino-Korean, dan
Yangtze. Dua kraton terakhir tersebut sering dinamakan North China Block dan South
China Block.
o Kedua blok tersebut terpisahkan di Karbon Akhir dan Perm Awal, dengan bergabung
kembali saat Trias Tengah hingga Trias Akhir.
o Laurasia bergabung membentuk Pangea saat akhir Trias, namun penggabungan
tersebut tidaklah berlangsung lama.
Peta Pangea
Rekonstruksi yang baru mengenai Pangea mulai terjadi setelah paradigma tektonik lempeng diterima
secara luas oleh masyarakat keilmuan.
Dua pioner tektonik lempeng, Robert S. Dietz dan John C. Holden, pada karya ilmiah mereka di tahun
1970 berjudul Reconstruction of Pangaea, memperlihatkan lima peta dunia, dimulai dengan Pangea
yang utuh saat Perm (225 juta tahun yang lalu; gambar 13.34). Laurasia diperlihatkan dengan detail
kecil, jika dibandingkan dengan Gondwana.
Peta Pangea
o Peta yang dibuat oleh Hurley di tahun 1974 diperlihatkan pada gambar 13.35. Peta
tersebut memperlihatkan Precambrian shield dan jalur orogenesa yang lebih muda dari
seluruh benua-benua yang tersusun.
Peta Pangea
o Gambar 13.36 adalah peta Pangea bermula dari Kambrium hingga Karbon dan terus
hingga sekarang. Peta tersebut adalah hasil karya Seyfert dan Sirkin di tahun 1979
dalam buku teks historical geology yang pertama yang secara penuh mengembangkan
tektonik lempeng sebagai tema dasar.
Peta Pangea
Terpisahnya Laurasia
(The Rifting Apart of Laurasia)
Pada bahasan ini akan banyak membahas mengenai penyusunan (assembly) Pangea
ketika terjadi Caledonian orogeny di akhir Silur (400 juta tahun yang lalu) dan
Hercynian/Alleghany orogeny saat Karbon/Perm (300 250 juta tahun yang lalu).
o Gambar 13.30 dan 13.31 memperlihatkan akibat dari tumbukan orogenesa tersbut,
yang menyatakan Laurentia (Amerika Utara), Baltica (Eropa), dan Gondwana
(Afrika).
o Saat Jura, Laurentia telah berpisah dari Gondwana dan Baltica (peta H gambar
13.36). Pertanyaan adalah: apakah rift yang baru tersebut mengikuti jalur suture
yang telah ada sebelumnya, dan kembali ke batas benua seperti sebelumnya?
Jika kita menyatukan dua blok kayu dengan lem, kemudian menariknya kembali
sehingga terpisah.
o Kemungkinan adalah bahwa pecahan tersebut tidak akan mengikuti batas yang
telah di lem. Bahkan bagian kayu yang di lem akan tertarik ke salah satu blok dan
menjadi bagian dari blok kayu tersebut, atau sebaliknya.
o Hal ini yang nampaknya terjadi ketika akhir pembukaan Atlantik terjadi saat Trias.
Gambar 13.38 memperlihatkan kejadian tersebut.
Terpisahnya Laurasia
(The Rifting Apart of Laurasia)
Pada gambar 13.38, ketika Samudra Atlantik terbuka di akhir Trias, suatu jalur yang
mulanya adalah Benua Amerika Utara (Laurentia) di tepi barat Iapetus Ocean menempel
ke Lempeng Eropa dan sekarang adalah Irlandia utara dan Skotlandia (gambar 13.39).
o Di saat yang sama, jalur yang mulanya adalah bagian dari Benua Eropa di tepi barat
Iapetus Ocean yang menempel dengan Lempeng Amerika dan sekarang merupakan
bagian dari Newfoundland, Nova Scotia, dan New England. Jadi telah terjadi pertukaran
kerak antara dua benua.
Siklus Superkontinen
Mengakhiri bab ini, kita kembali meninjau kurun waktu dua milyar tahun yang lalu untuk
mendapatkan pola bersatunya berbagai benua yang membentuk superkontinen, kemudian
diikuti oleh pemisahannya menjadi beberapa benua.
o Dapatkah kita mengenali siklus superkontinen? Tema tersebut muncul di beberapa karya
ilmiah penting bermula di pertengahan dekade 1980-an.
Siklus Wilson, yang dikemukakan di tahun 1966, membuat kita mampu memvisualisasikan
pembentukan superkontinen dan pemisahannya.
o Paba bab 1 (gambar 1.13), Siklus Wilson bermula dengan continental rifting dan berakhir
dengan penutupan samudra diikuti oleh tumbukan benua.
o Namun, pendekatan rasional bermula dari supersiklus dengan tersusunnya beberapa
benua menjadi satu dan berakhir dengan terpisahnya benua menjadi benua yang lebih
kecil.
Pada bab 1, dipresentasikan kartun menggambarkan siklus superkontinen (gambar 1.18).
o Tiap benua bergerak radial terpisah dan kembali bertemu. Selama perjalanan tersebut,
beberapa benua mengakumulasikan orogen dengan tumbukan lempeng samudra.
o Beberapa benua mengalami rotasi, sehingga membolehkan benua tersebut mengakumlasi
orogen di semua sisinya, ketika siklus selesai, superkontinen akan bertambah luas.
Berapa kali siklus superkontinen sejak pertama kali terpisah saat Archean?
o Beberapa ambiguitas terletak pada definisi superkontinen. Haruskah termasuk semua
benua global yang ada, meninggalkan Panthalassa kecuali mikrokontinen? Jika ya, Pangea
adalah hanya satu yang dapat dideskripsikan.
o Pada bab ini telah didokumentasikan dua supersiklus, yaitu superkontinen Rodinia dan
Gondwana (gambar 13.39). Rodinia merujuk pada saat Neoproterozoikum, sehingga
terdapat cukup panjang waktu bagi siklus superkontinen terjadi selama 1 milyar tahun.
Siklus Superkontinen
Hoffman memberikan bukti adanya superkontinen sekitar 1,6 1,3 milyar tahun yang lalu,
yang merupakan awal Proterozoikum Tengah.
o Superkontinen tersebut diakumulasikan oleh aktivitas tumbukan saat Proterozoikum
Awal antara 2,1 dan 1,8 milyar tahun yang lalu, yang termasuk Laurentia dan benua
lainnya.
o Jadi, pada inti shield Amerika utara superkontinen awal yang disarankan oleh Hoffman,
bahwa superkontinen tidak akan terbentuk di awal waktu (contohnya Archean Eon)
karena ketebalan kerak tidak mencukupi.
o Ini berarti bahwa Archean province di Amerika Utara, telah ada sebagai benua yang
terpisah hingga tersusun kembali bermula setelah 2,1 milyar tahun yang lalu.
Kembali pada bahasan mekanisme dan sumber energi yang menyebabkan benua bersatu
dalam tumbukan, membangun superkontinen, dan kemudian terpisah akibat continental
rifting dan pecah.
o Proses tumbukan ini telah dibahas pada bab 9. Tumbukan jelas ada sepanjang batas
pemekaran lempeng aktif, dan pemekaran harus terus aktif untuk menghilangkan
internal heat.
o Ketika samudra dibatasi oleh benua yang memiliki batas subduksi aktif, trench-suction
force cenderung menarik benua dari batas pemekaran, sehingga menyempitkan
samudra dan membawa benua semakin dekat.
o Pada bab 7, nampaknya Samudra Pasifik menyempit, sementara Samudra Atlantik
bertambah luas, sehingga Amerika mendekati Asia dan Australia.
Siklus Superkontinen
Skenario ini dapat diperhitungkan untuk pembentukan superkontinen, paling tidak dalam
kerangka teoritis.
o Di pihak lainnya, proses tersebut berlaku menerus dan tidak perlu menggerakkan
semua benua di sepanjang jalur konvergen. Untuk adanya konfigurasi gaya konvergen
tersebut membutuhkan suatu agen khusus.
o Konveksi mantel telah disarankan sebagai agen oleh Anderson. Pada bab 3, telah
dibahas upaya Anderson tersebut saat membahas astenosfer sebagai low-velocity layer
(gambar 3.18). Anderson juga aktif mengembangkan interpretasi seismik tomografi
pada mantel, serta mengembangkan hipotesa bahwa gerakan downwelling mantle
-berlawanan dengan naiknya mantle plume- akan menyeret benua dari titik pusat
dimana litosfer terdepresi. Ia menyarankan bahwa stable downwelling mantle zones
dimana lempeng besar terpengaruh olehnya cenderung terletak dekat planetary poles.
Kembali pada tinjauan masalah terpisahnya superkontinen.
o Pokok bahasan yang berhubungan dengan pemekaran dibahas bab bab 10. Bagian
yang membahas The Primary Cause of Intracontinental Extensional Stress diberikan
oleh Anderson, Tanimato, dan Zhang di tahun 1992, dalam penafsiran anomali seismik
yang ditemukan pada global mantle tomography.
o Mereka menunjukkan kemungkinan sistim konveksi yang luas, kolom magma yang naik
perlahan pada daerah yang panas yang dikombinasikan dengan tenggelamnya kolom
magma pada daerah yang dingin (gambar 10.7).
o Pada sistim konveksi tersebut, plate lifting dan cracking, dan naiknya magma diberikan
oleh mekanisme panas internal dengan durasi lama yang berlaku di seluruh benua yang
luas. Informasi ini sekarang dapat diberlakukan pada masalah terpisahnya
superkontinen.
Siklus Superkontinen
Anderson menggambarkan terpisahnya superkontinen sebagai: suatu superkontinen
menyekat mantel dan mengisolasinya dari subduksi. Akhirnya superkontinen terpecah
menjadi beberapa bagian yang bergerak ke daerah yang dingin dimana terdapat downwelling
mantle, dalam proses litosfer samudra yang dingin terdapat di atasnya (a supercontinent
insulates the mantle and isolates it from subduction. Eventually the supercontinent breaks
into pieces that move toward cold, downwelling mantle, overriding coldoceanic lithosphere in
the process).
o Kita berasumsi bahwa rifting dihasilkan dari terdongkraknya (lifting) litosfer, menghasilkan
kemiringan lereng (gradient) ke arah luar dari continental interior dan mengakibatkan
gerakan gravitasi. Hal ini serupa dengan ridge-push force pada spreading rift di litosfer
samudra.
o Nance, Worsley, dan Moody dalam artikel populer menerangkan peranan internal earth
heat menurut teori yang dikemukakan oleh Anderson. Ketika gaya dominan dalam
pecahnya benua adalah akumulasi panas dari peluruhan elemen radioaktif pada mantel,
penjelasan pembentukan panas di bawah superkontinen terletak pada kecepatan relatif
dimana panas menghilang.
o Jelasnya, ketebalan yang besar pada litosfer benua akan mengurangi kecepatan
menghilangnya panas melalui kerak ke permukaan, sehingga bahwa temperatur batuan di
bawah tetap naik. Ketika pada titik kritis tercapai saat pembentukan kubah, pemekaran
(rifting) dan pemisahan rifted plates menyingkapkan samudra baru dimana panas lebih
cepat meghilang.
Aktivitas lainnya yang sangat penting yang mengiringi keluarnya panas adalah yang muncul
dari bawah litosfer superkontinen adalah naiknya magma pada interior superkontinen. Hal ini
dikemukakan oleh Hoffman.
o Proses tersebut dideskripsikan sebagai anorogenic magmatism, karena tidak dihasilkan dari
orogenesa.
o Magmatisme tersebut, yang terdiri dari invasi dan pengumpulan magma (ponding of the
THE END