INTEGUMEN
ANTIBIOTIK
Pengertian ???
Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios
(hidup )
Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang
dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang
berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis
tertentu dan berkhasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman dan
toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusia.
1.
2.
Mekanisme Kerja
Obat antibiotika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa
mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi
terpenting dari bakteri, antara lain:
Dinding sel.
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang
sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari
plasma dengan akibat pecah
Ex: Kelompok penisilin dan sefalosporin.
Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel.
Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol dan ketokonazol).
Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida.
ANTI VIRUS
Pengertian ??
Virus : parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi
sendiri, tetapi harus menggunakan sel inang.
Antivirus : Sebuah agen yang membunuh
virus dengan menekan kemampuan untuk
replikasi, menghambat kemampuan untuk
menggandakan dan memperbanyak diri
2. Antiretrovirus
ANTI NONRETROVIRUS
A. Antivirus untuk herpes
Obat obat yang aktif terhadap virus herpes
umumnya merupakan antimetabolit yang
mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel
hospes atau virus untuk membentuk senyawa
yang dapat menghambat DNA polimerase virus .
.
1. Asiklovir
. Mekanisme Kerja
Dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap
fosforilase, yang akan menghambat DNA polimerase virus.
. Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik
( termasuk keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes
genitalia,herpes neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV
( varisela dan herpes zoster ).
. Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya
dapat ditoleransi dengan baik.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
2. VALASIKLOVIR
Mekanisme Kerja :
Indikasi
Efekif utk terapi infeksi yang disebabkan oleh HSV,
VZV dan sebagai profilaksis terhadap penyakit yang
disebabkan CMV.
Efek samping
sama dengan asiklovir
2. ADEFOVIR
Mekanisme kerja dan resistensi
Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan
penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak
hanya sebagai DNA chain terminator , namun juga
meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi produksi
interferon endogen.
Indikasi
Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap
lamivudin.
Efek Samping
Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat ditoleransi dengan
baik.
ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal
replikasi HIV , dengan menghambat terjadinya
infeksi akut sel yang rentan , tapi hanya sedikit
berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.
Untuk dapat bekerja , semua obat golongan
NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel
hospes di sitoplasma .Karena NRTI tidak memiliki
gugus 3`-hidroksil , inkorporasi NRTI ke DNA akan
menghentikan perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
. Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT )
HIV. Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah
ggs azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi.
. Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya
seperti lamivudin dan abakavir
. Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.
2. DIDANOSIN
Mekanisme Kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus
Indikasi
Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat lanjut ,
dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya .
Efek samping
Diare, pankreatitis, neuropati perifer.
B. NUCLEOTIDE REVERSE
TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NtRTI )
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI
pertama untuk terapi infeksi HIV -1 . Obat ini
digunakan dalam kombinasi dengan obat anti
retrovirus lainnya.
Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap
fosforilase intraseluler untuk menjadi bentuk
aktif , NtRTI hanya butuh 2 tahap fosforilasi saja .
Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi ,
obat dapat bekerja lebih cepat dan konversinya
menjadi bentuk aktif lebih sempurna .
1. TENOFOVIR DISOPROKSIL
. Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
. Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz ,
tidak boleh dikombinasikan dengan lamivudin dan
abakavir
. Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare
1. NEVIRAPIN
. Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtrat HIV -1 RT
. Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya , terutama
NRTI
. Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan
peningkatan enzim hati.
2. DELAVIRDIN
Mekanisme kerja : sama dengan nevirapin
Indikasi
infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV
lainnya terutama NRTI
Efek Samping
ruam, peningkatan tes fungsi hati .
Pernah di laporkan menyebabkan neutropenia
D. PROTEASE INHIBITOR
( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara
reversibel dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas
virus dan penglepasan poliprotein virus .Ini
menyebabkan terhambatnya penglepasan
polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel
akan menghasilkan partikel virus yang imatur dan
tidak virulen.
Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung
lewat akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR
. Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi ,
merupakan HIV protease peptidomimetic
inhibitor
. Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV
lain ( NRTI dan beberapa PI seperti ritonavir )
. Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR
Mekanisme Kerja : sama dengan sakuinavir
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV
lainnya seperti NRTI
Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
1.ENFUVIRTID
Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan
cara menghambat fusi virus ke membran sel. Enfuvirtid
berikatan dengan bagian HR-1 ( first heptad-reat)pada sub
unit gp41 envelope glikoprotein virus serta menghambat
terjadinya perubahan konformasi yang dibutuhkan untuk fusi
virus ke membran sel
Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan anti - HIV
lainnya.
Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal seperti nyeri,
eritema, pruntus, iritasi, dan nodul atau kista
ANTI JAMUR
Anti jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut
mikosis.
Infeksi jamur secara umum dibedakan menjadi
infeksi jamur sistemik dan topikal (dermatofit dan
mukokutan)
Antijamur untuk infeksi sistemik : amfoterisin B,
flusitosin, grup azol (ketokonazol,flukonazol,
itrakonazol), kalium iodida
Antijamur untuk infeksi topikal : griseofulvin,
imidazol, tolnaftat, nistatin, kandisidin, asam
salisilat, asam undesilinat, haloprogin, natamisin
Amfoterisin B
Flusitosin
Spektrum antijamur sempit
Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis,
kromomikosis, aspergilosis.
Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel
jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan
dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA
setelah mengalami deaminasi menjadi 5fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu
akibat penghambatan langsung sintesis DNA oleh
metabolit 5fu.
Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis
(kombinasi dengan amfoterisin B)
Efek samping : toksisitas hematologik, gangguan
hati, gangguan sal.cerna
Ketokonazol
Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis,
Cryptococcus, H. capsulatum, Aspergillus.
Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P450 untuk menghambat demetilasi lanosterol
menjadi ergosterol yang penting untuk membran
jamur.
Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan
jaringan lemak, kriptokokosis, kandidosis.
Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin
(ginekomastia, pe libido, impotensi,
ketidakteraturan menstruasi)
Flukonazol
Efek samping endokrin lebih kecil dibanding
ketokonazol
Mekanisme kerja : menghambat sintesis
ergosterol membran sel jamur.
Farmakokinetik : diberikan oral dan IV, absorpsi
baik, ekskresi melalui ginjal.
Efk samping : lebih kecil dibanding ketokonazol,
mual, muntah, kulit kemerahan, teratogenik.
Itrakonazol
Obat pilihan untuk blastomikosis
Efektif untuk aspergilosis, kandedimia,
koksidioidomikosis, kriptokokosis.
Mekanisme kerja sama dengan azol lain
Farmakokinetik : absorpsi baik melalui oral,
ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : mual, muntah, kulit kemerahan,
hipokalemia, hipertensi, edema dan sakit kepala.
Griseofulvin
Jamur yang menyebabkan infeksi jamur superfisial
disebut dermatofit.
Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel
jamur, berinteraksi dengan mikrotubulus dalam
jamur dan merusak serat mitotik dan
menghambat mitosis
Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan
bersama makanan berlemak tinggi,distribusi baik
ke jaringan yang terkena infeksi, inducer P-450,
ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : efek samping berat jarang terjadi,
hepatotoksik, teratogenik.
Nistatin
Merupakan antibiotik polien.
Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol
pada membran jamur, permeabilitas meningkat,
sel jamur mati.
Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan
saluran cerna.
Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah,
diare ringan
Antihitamin
1) Antagonis reseptor H1
Umumnya disebut obat antihistamin /
antihistaminika ialah antagonis H1 yg beraksi
melalui blokade reseptor histamin H1, sedangkan
efeknya pada reseptor-H2 dan H3 dapat diabaikan.
Obat: loratadin, terfenadin dan astemizol, efek
mengantuk sangat lemah
2) Antagonis reseptor H2
dapat mengakibatkan timbulnya blood dyscrasia sebagai
granulositopenia.
Turunan ketiga dari imidazol, misalnya simetidin, tidak punya
gugus tiourea, sehingga relatif tidak menimbulkan
granulositopenia. Senyawa lain (ranitidin, oksmetidin, famotidin
dan nizatidin) merupakan antagonis reseptor H2 baru yang lebih
aman
Antagonis reseptor-H2 dalam klinik digunakan pada terapi ulkus
peptik, sindroma Zollinger-Ellison dan keadaan hiperasiditas.
Glukokortikoid
Topikal
Untuk peradangan kulit
Penggunaan 2x/ hari
Hidrokortison/ obat lain yg setara plg poten utk
wajah/ daerah tertutup (ketiak/pangkal paha)
Injeksi steroid intralesi daerah meradang tdp dlm
lemak
Sistemik
Utk penyakit dermatologis yg parah
Utk penyakit yg akut yg hanya berlangsung sementara
Utk dermatosis yg mengancam jiwa
Retinoid
Meliputi senyawa alami & turunan sintetik retinoid
yg menunjukkan aktivitas vit A
Fungsi:
Penglihatan
Pengaturan proliferasi & diferensiasi sel
Pertumbuhan tulang
Pertahanan imun
Supresi tumor
Generasi I
Retinol
Tretinoin
Isotretinoin
Alitretinoin
Generai II
Etretinat, dan metabolitnya asitretin
Generasi III
Arotinoid
Tazaroten
Beksaroten
PURITUS
Tindakan Umum Pengobatan Pruritus
Sistemik
Antihistamin
Antihistamin
Doksepin
Mentol
Steroid
Kamfor
Fenol
Pramoksin
Doksepin
Kapsaisin
Dermatitis Atopik
Peradangan kulit yg umumnya muncul sejak bayi
& kanak, dpt terus berlangsung hingga dewasa
Tujuan pengobatan:
Psoriasis
Ditandai dg hiperproliferasi epidermis yg
menutupi radang dermis diperantarai-imun
Obat sistemik yg digunakan:
Metotreksat, asitretin, siklosporin & mikofenolat mofetil
Fotokemoterapi
PUVA: Psoralen dan UVA
AKNE
Mrpkn penyakit pd unit pilosebasea
Penyumbatan folikel
Akumulasi sebum
Pertumbuhan Propionibacterium acnes
Peradangan
Obat-obat topikal yg
digunakan:
Retinoid
Antimikroba
Eritromisin, klidamisin, benzoil peroksida, dll
Antibakteri
Tetrasiklin, eritromisin, metronidazol, kotrimoxazol
Hormon
Utk akne yg muncul ketika dewasa, di leher, garis rahang,
muka bagian bawah
Spironolakton antagonis reseptor-aldosteron, kerja:
antiandrogenik
Siproteron asetat antagonis reseptor-androgen
INFEKSI
Infeksi bakteri
Antibiotik sistemik
Tetrasiklin, doksisiklin, eritromisin, minosiklin,
klindamisin, kotrimoxazole
Antibiotik topikal
Eritromisin, klndamisin, benzoil peroksida,
metronidazole, zink bacitrasin, mupirosin
Infeksi Virus
Asiklovir
Famsiklovir
Valasiklovir
Infeksi Jamur
Kondisi
Terapi Topikal
Terapi Oral
Azol, alilamin
Griseofulvin,
terbinafin, itrakonazol,
flukonazol
Tinea pedis
Azol, alilamin
Griseofulvin,
terbinafin, itrakonazol,
flukonazol
Onikomikosis
Griseofulvin,
terbinafin, itrakonazol,
flukonazol
Kandidiasis, lokal
Azol
Kandidiasis,
tersebar&mukokutan
Ketokonazol,
itrakonazol, flukonazol
Azol, alilamin
Tinea versikolor,
tersebar
Ketokonazol,
itrakonazol, flukonazol
INFESTASI
Infestasi oleh ektoparasit spt kutu badan dan
skabies
Pengobatan:
Lotion gamma benzen heksaklorida 1%
Permetrin
Ivermektin, antihemintik (onkoserkiasis). Terbukti efektif
jg utk skabies
NEOPLASMA KULIT
Keratosis aktinik
Perusakan dg kriogen
Elektrodesikasi dan kuret
zat pengelupas kimia
Terapi medis dengan : 5-fluorourasil & retinoid
ALOPESIA ANDROGENETIK
Minoksidil topikal ( larutan 2%, 5%)
memperbesar folikel, menghasilkan batang rambut,
menghasilkan rambut yg lbh pnjang & jmlhnya bertambah
Pemakaian 1ml 2x sehari
Finasterid
Mrpkan inhibitor enzim 5alfa reduktase, yg mengubah
testosteron-> dihidrotestosteron
Ada 2 tipe:
1. di kelenjar sebasea
2.di folikel rambut
Finasterid, mrpkn inhibitor 5-alfa reduktase tipe 2 &
mensupresi kadar dihidrotestosteron dlm serum dan jaringan
Hanya utk laki2
TERIMAKASIH