Anda di halaman 1dari 3

ST-JT

Pada tulang anak, terdapat lempeng epifisis (lempeng pertumbuhan) yang


berbentuk tulang rawan dan melekat erat pada metafisis (bagian tulang yang
sudah dewasa yang baru dibentuk oleh lempeng epifisis). Keduanya dibungkus
selubung (periosteum) yang sangat tebal dan kuat, serta mampu menghasilkan
tulang baru dalam proses penyembuhan tulang yang patah. Patah tulang
(fraktur) yang terjadi pada anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan anatomi, biomekanik, serta fisiologi tulang.
Selain itu, bagian tulang yang lebih keras pada anak memiliki tekstur
berlubang-lubang dan sangat mudah dipotong, karena kanalis Haversian
(saluran halus di dalam tulang yang berisi pembuluh darah) menduduki
sebagian besar tulang. Faktor inilah yang menyebabkan tulang anak dapat
menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang dibandingkan orang
dewasa. Di antara beberapa fraktur yang sering terjadi pada anak-anak,
kejadian retak, fraktur garis rambut, fraktur buckle (melesek), dan fraktur
green stick (seperti ranting patah) adalah termasuk fraktur yang tidak berat.
Sementara, fraktur intra-artikuler (di dalam sendi) atau fraktur epifisial (fraktur
pada epifisis) berpotensi lebih berbahaya dan dapat berakibat jelek di
kemudian hari. Patah tulang dapat disertai cedera saraf 7% dan pembuluh dara
1%.
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CFAQFjAD&url=http%3A%2F
%2Frspondokindah.co.id%2Frspi%2FDownload-document%2F119-Cegah-Memahami-PatahTulang-pada-Anak-181-KB.html&ei=UuMUe67NsrjrAeNiYDgBA&usg=AFQjCNEOAAhsgbRQN3tLaCmwezXWx9C0Dw&sig2=at2MHbj
4G30hTrl6FwM3rQ
Fraktura Epiphysis adalah kerusakan atau cedera pada pelat epifisis ataulempeng pertumbuhan pada
tulang anak-anak atau remaja. Pada umumnyaterjadi di sendi utama dari anggota badan (lutut,
pergelangan kaki, siku danpergelangan tangan). Epiphysis ini yang menentukan panjang dan bentuk
tulangdewasa dan setelah pertumbuhan selesai pelat ini akan digantikan oleh tulangpadat. 15%
kasus patah tulang pada anak usia 14 - 16 tahun anak laki-laki dan 11- sampai 13 tahun perempuan.
Penyebab dari fraktura epiphysis ini biasanyakarena jatuh dan pukulan keras. 85% dari kasus
fraktur epifisis ini akanmengalami penyembuhan tanpa efek abadi. Penghambatan
pertumbuhantulang tergantung pada :
Keparahan cedera
Usia anak
Lokasi fraktur epifisis
ST-TA
Di sobota or snell
ST-TA
Dr Widodo Judarwanto SpA "CHILDREN GROW UP CLINIC" : Allergy Clinic Online - Picky
Eaters Clinic (Klinik Khusus kesulitan makan Pada Anak)
Jangan Abaikan Lingkar Kepala dan Ubun-Ubun Anak
KOMPAS.com - Orang tua dan dokter sebaiknya tak mengabaikan pertumbuhan lingkar kepala
anaknya dan kondisi ubun-ubun anak. Setiap kali melakukan pemeriksaan berat dan tinggi badan
bayi atau imunisasi, sebaiknya dokter anak atau praktisi kesehatan lain seperti bidan dan kader
posyandu agar mengukur lingkar kepala bayi secara rutin untuk mengetahui pertumbuhan otaknya.

Selain mengukur lingkar kepala, memeriksa ubun-ubun anak sangat perlu dilakukan guna
mengetahui perkembangan otak anak. Tumbuh dan berkembang seorang anak sangat penting dan
merupakan investasi terbaik bagi masa depannya. Gangguan pertumbuhan khususnya gangguan
pertumbuhan ukuran kepala dan kondisi ubun-ubun anak sangat penting dilakukan sejak usia di
bawah 3 tahun.Sebagian dokter dan orang tua kadang kurang memperhatikan ukuran lingkar kepala
bayi saat melakukan pemeriksaan rutin di praktek. Selama ini yang sering menjadi fokus utama
adalah pertumbuhan berat badan, tinggi badan, pemberian susu, makan dan kondisi penyakit anak.
Pertumbuhan lingkar kepala dan pemantauan ubun-ubun sering diabaikan. Padahal, hal itu sangat
penting untuk mendeteksi sejak dini gangguan perkembangan otak dan gangguan lainnya. Bila
terlambat dalam mendeteksinya maka daat memperberat kelainan yang sudah ada.
Meski ukuran kepala tak ada pengaruhnya dengan kecerdasan bayi tetapi ukuran lingkar kepala
berkaitan dengan volume otak. skala Nellhaus mnytakan Volume normal otak bayi baru lahir adalah
350 gram. Bila diameter kepala bayi sekitar 30-37 cm,Tetapi bukan berarti bila volumenya banyak
anak jadi cerdas. Begitu juga perbedaan bentuk kepala, tak ada kaitan sama sekali denga kecerdasan
dan volume otak.Selain mengukur lingkar kepala, memeriksa ubun-ubun anak sangat perlu
dilakukan guna mengetahui perkembangan otak anak. Ubun-ubun pada bayi menandai
perkembangan dan pertumbuhan otak anak berlangsung secara normal atau tidak. Penutupan ubunubun yang normal berlangsung pada usia 6 sampai 18 bulan. Bila bayi ubun-ubunnya sudah
menutup atau proses menutupnya terlalu cepat dari waktu yang normal, harus dikenali
penyebabnya. Beberapa gangguan dengan terlalu cepat menutupnya ubun-ubun besar berkaitan
dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan khususnya otak dan kecerdasan anak. Bayi atau
anak dengan gangguan ukuran besar kepala ini kadang disertai dengan ubun-ubunnya telah tertutup
semenjak lahir. Kondisi bayi seperti ini, perkembangan otaknya akan terganggu. Bila perkembangan
otak tidak optimal biasa perkembangan motorik dan kecerdasannya juga tidak optimal..Ubun-ubun
atau fontanel adalah bagian kecil dari kepala bayi yang lunak. Ubun-ubun muncul karena setelah
beberapa bulan dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama lain. Meski
begitu, posisinya sudah terbentuk berdampingan dan rapi. Walaupun terlihat sangat rapuh, ubunubun sebenarnya cukup kuat karena dilindungi membran, yaitu lapisan tipis jaringan yang menutupi
permukaan. Terdapat dua jenis ubun-ubun, yaitu anterior fontanel dan posterior fontanel. Dalam
keadaan normal ubun-ubun besar (UUB) sekitar 90-95% akan menutup pada usia 19-24 bulan. Jika
di bawah usia itu sudah menutup disebut Craniosynostosis. Biasanya gangguan ini disertai dengan
ukuran lingkar kepala yang kecil. Sebaliknya bila ubun-ubun terlambat menutup bisa disebabkan
karena hidrosefalus, sindroma down, kekurangan hormon tiroid dan berbagi penyakit lainnya
Dampak yang bisa terjadi pada Craniosynostosis adalah sel-sel otak tak bisa berkembang karena
tidak ada ruang. Gangguan yang muncul antara lain kelumpuhan otak seperti cerebral palsy .
Semakin dini ubun-ubun menutup, semakin berat dampak yang terjadi. Selain apakah penutupan itu
diikuti oleh penutupan tulang-tulang ubun-ubun yang lain karena jika semua tulang ubun-ubun itu
menutup dampaknya akan lebih berat. Demikian pula jika ubun-ubun itu sudah menutup saat bayi
berada dalam kandungan, maka dampaknya akan lebih berat dan penanganannya pun lebih
kompleks.
Mikrosefali dan Makrosefali
Gangguan ukuran kepala dikatakan tidak normal bila besar lukuran lingkar kepala bayi kurang atau
lebih dari 2 Standard Deviasi sesuai usia menurut skala Nelhaus. Jika ukuran lingkar kepala bayi
lebih kecil dengan perbedaan sebesar 2 standar deviasi dari ukuran normal, maka disebut kelainan
mikrosefali. Namun, bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada ukuran normalnya,
disebut makrosefali.Mikrosefali atau gangguan pertumbuhan lingkar kepala yang kurang sesuai

normal sering disebabkan gangguan saat dalam kandungan bisa karena infeksi kehamilan seperti
infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, sitomegalo virus, dan herpes), kelainan kromosom atau
kelainan genetik. Penyebab lainnya karena gangguan secara keseluruhan, pertumbuhan fisik bayi
kecil maka kepalanya juga kecil. Hal ini biasanya disebabkan karena faktor genetik atau asupan gizi
ibu ke bayi kurang.Kelainan mikrosefali bisa mempengaruhi kemampuan otak bayi. Kalau
perkembangan otak nggak sempurna, maka kemampuan berpengaruh pada kemampuan intelegensi,
kemampuan motorik, kemampuan emosi, sosial, dan sebagainya. Sebenarnya hanya sebagian kecil
kasus makrosefali yang termasuk normal. Sebagian besar kasus makrosefali disebabkan karena
hidrosefalus, yaitu kepala besar karena cairan di dalam otaknya berlebihan. Bila dicurigai kelainan
makrosefali harus pula dilakukan pemeriksaan penuinjang lainnya karena kita tidak bisa menduga
kelainan struktur di dalam otaknya. Untuk mengetahui kelainan hidrosefalus dan ganguan lainnya
dapat dilakukan pemeriksaan USG atau CT-scan.
Hidrosefalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan
serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid,
atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Penyebab Hidrosefalus terbagi dua, yakni Kongenital; disebapkan ganguan perkembangan janin
dalam rahim misalnya Malformasi Arnold Chiari atau infeksi intrauterine. Gejala yang dapat
ditemui pada seorang anak dengan hidrosefalus tergantung penyebabnya serta umur penderita. Bila
penyebabnya kelainan bawaan, gejalanya didapati saat belum lahir atau pada masa bayi. Bila gejala
timbul saat bayi di kandungan kadang-kadang sudah meninggal di kandungan.
Bila dilihat secara anatomis Hidrosefalus dibagi 2, yaitu hidrosefalus non-komunikans (tersumbat)
dan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus non-komunikans disebabkan kelainan bawaan, tumor,
dan infeksi.Kondisi itu terjadi karena ada penyumbatan di tempat tertentu di dalam otak, di jalan
sempit yang dilalui cairan otak waktu mengalir keluar dari rongga ventrikel otak.
Hidrosefalus komunikans disebabkan kelainan bawaan atau didapat, misalnya setelah sakit radang
selaput otak (meningitis) atau perdarahan di bawah selaput otak. kelainan yang terjadi adalah
penyerapan cairan otak yang tak memadai di tempat penyerapannya (rongga subarahnoid). Produksi
cairan otak yang berlebihan dapat disebabkan karena tumor, meski jarang. Beberapa infeksi di
dalam kandungan juga dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus. Biasanya infeksi ini terjadi pada
kehamilan muda sampai trimester kedua.Manifestasi klinis hidrosefalus adalah lingkar kepala
membesar, fontanel antrior menonjol. Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat
bayi menangis. Terdapat bunyi creckedpot (tanda Macewen) disertai mata melihat kebawah, mudah
terstimulasi, lemah dan kemampuan makan berkurang. Opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas
bawah. Pada bayi dengan malformasi mulut, bayi mengalami kesulitan menelan. Bunyi nafas keras
(stridor), kesulitan bernafas, apnea (henti napas), tidak ada refleks muntah, sakit kepala, papil
edema (pembengkakan persarafan mata), strabismus (juling), ataxia (gangguan keseimbangan),
letargi (lemah), bingung, dan bicara inkoheren.

Anda mungkin juga menyukai