Anda di halaman 1dari 22

Loa-loa

Loa-loa salah satu jenis cacing kelas nematoda jaringan yang suka banget nyempil di
lapisan konjugtiva mata (itulah lapisan yang being-bening). Infeksi Loa-loa dinamakan
Loaiasis, pertama kali terjadi pada tahun 1770 pada seorang wanita negro di Santo Domingo,
Hindia Barat. Cacing dewasa Loa loa merupakan nematoda jaringan yang bersifat parasit,
sekitar 90% menyerang manusia dan sisanya menyerang kuda nil, binatang pemamah biak
yang hidup liar, tikus dan kadal. Walaupun Indonesia bukan daerah endemik (daerah
penyebaran) penyakit ini, kita juga perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai macam
parasit yang bisa menyerang manusia sehingga kita dapat menganalisisnya bila penyakit
tersebut suatu saat kita temui.
Adapun vektor dari Loa-loa adalah jenis lalat dari genus Tabanus. Ada dua jenis
vektor yang menonjol dari genus Chrysops yakni C. silicea dan C. dimidiata. Spesies hanya
terdapat di Afrika dan sering dikenal dengan deerflies atau mangroveflies. Chrysops spp
merupakan lalat yang berukuran kecil, panjangnya 5-20 mm, dengan ukuran kepala besar dan
betuk mulut yang condong ke bawah. Sayapnya polos atau berbintik cokelat. Mereka
merupakan penghisap darah dan biasanya hidup di daerah hutan tropis dan habitat berlumpur
seperti, rawa-rawa, sungai, dan waduk. Gigitan lalat Chrysops sangat menyakitkan, dan dapat
mengakibatkan bekas gigitan yang lebih parah dari gigitan lalat biasa.
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Filariidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa

1. Sejarah
Kasus pertama infeksi Loa loa tercatat di Karibia (Santo Domingo) pada tahun 1770.
Seorang ahli bedah Prancis bernama Mongin mencoba tetapi gagal untuk menghapus cacing
yang lewat di mata seorang wanita. Beberapa tahun kemudian, pada 1778, ahli bedah Guyot
Francois dapat melakukan pembedahan pada cacing di mata seorang budak dari Afrika Barat
pada kapal Prancis ke Amerika.
Identifikasi microfilaria dibuat pada tahun 1890 oleh Stephen dokter mata McKenzie.
Sebuah presentasi klinis umum loiasis, yang diamati pada tahun 1895 di pesisir kota Nigeria
maka terciptalah nama Calabar swelling.
Pengamatan ini dibuat oleh seorang dokter mata Skotlandia bernama Douglas ArgyllRobertson, tetapi hubungan antara Loa loa dan Calabar swelling tidak disadari sampai tahun
1910 (oleh Dr Patrick Manson). Penentuan vektor lalat Chrysops diketahui pada tahun 1912
oleh British parasitologist Robert Thompson Leiper.
Nama Penyakit : Loa loa filariasis, loaiasis, Calabar swelling(Fugitiveswelling), Tropical
swelling dan Afrika eyeworm
HP: Lalat Crysops silaceae dan C dimidiata
Daya hidup: 4-17 tahun

1.
2.
3.
4.
5.

Distribusi: terbatas pada hutan dan tepi hutan di daerah katulistiwa afrika yang sering hujan

2. Morfologi
Cacing dewasa hidup dalam jaringan sub kutan,
betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm
jantan 30-34 mm x 0,35-0,43 mm. Cacing
Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari (diurna).
Pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah paru-paru.
3. Siklus Hidup Loa-loa
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar dalam darah
diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria
tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa
tumbuh dalam badan manusia dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan
cacing betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.

4. Patologis

Gejalanya khas dengan terbentuknya pembengkakan calabar swelling di sekitar sendi,


lengan atas yang dapat menjadi sebesar telur ayam. Pembengkakan sering kali didahului oleh
rasa gatal dan sakit yang terlokalisasi. Gejala ini disebabkan reaksi alergi terhadap cacing
dewasa yang bermigrasi ke jaringan subkutan; timbul setelah tiga minggu. Pembengkakan
akan berakhir dalam beberapa hari atau seminggu dan berkurang secara perlahan-lahan
sebagai manifestasi supersensitif hospes terhadap parasit.
Migrasinya ke jaringan subkonjungtiva menyebabkan gejala iritis, mata sembab,
saikit, pelupuk mata menjadi bengkak hingga mengganggu penglihatan, tetapi tidak sampai
menimbulkan kebutaan. Aktifitas cacing tampak/dapat dilihat di jaringan subkonjungtiva,
sedangkan mikrofilarianya tidak menimbulkan dampak yang serius, hanya ditakutkan
timbulnya ensefalitis bila cacing masuk ke otak. Ketika cacing dewasa berpindah melintasi
jaringan subkutan dan juga hidung, akan menyebabkan rasa sakit, serta mengalamai
Eosinofilia.
Eosinofilia adalah gejala lain yang merupakan karakteristik dari Loa-loa. Eosinofilia
bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan respon terhadap suatu penyakit.
Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah biasanya menunjukkan respon yang tepat terhadap
sel-sel abnormal, parasit, atau bahan-bahan penyebab reaksi alergi (alergen).
Jika suatu bahan asing masuk ke dalam tubuh, akan terdeteksi oleh limfosit dan
neutrofil, yang akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil ke daerah ini.Eosinofil
kemudian melepaskan bahan racun yang dapat membunuh parasit dan menghancurkan sel-sel
yang abnormal. 50-70% eosinofilia acap kali ditemukan pada orang yang terinfeksi Loa-loa,
terutama bila terjadi pembengkakan.Indikator lain adalah peningkatan jumlah serum IgE,
peningkatan antibodi antifilaria, tetapi orang yang terinfeksi kadang-kadang asimtomatik.
Mikrofilaremia tidak selalu muncul.
5. Komplikasi
Cacing dewasa yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh
penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi
ini juga diduga sebagai penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi
limfe secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika
cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar
limfe.
Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah
membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi malfungsi drainase limfe
di daerah tersebut.
6. Gejala klinis
1. Menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan:

iritasi pada mata,

mata sendat, sakit,

pelupuk mata menjadi bengkak.

2. Pembengkakan jaringan yang tidak sakit


3. Ensefalitis
7. Distribusi geografis
Distribusi geografis loaiasis manusia terbatas pada hutan hujan dan rawa kawasan hutan
Afrika Barat, terutama di Kamerun dan di Sungai Ogowe. Manusia adalah satu-satunya reservoir
alami. Diperkirakan 12-13 juta manusia terinfeksi larva Loa loa.
8. Diagnosis
Diagnosis
dibuat
dengan
menemukan

mikrofilaria di dalam darah yang diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa di
konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan.

9. Pengobatan dan Pencegahan

Penggunaan dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari, 3 x sehari selama 14 hari


Pembedahan pada mata
Menghindari gigitan Lalat
Pemberian obt-obatan 2 bln sekali
Jangan sering-sering masuk hutan.
Onchocerca volvulus

Onchocerciasis (riv

er blindness) adalah infeksi oleh cacing gelangOnchocerca volvulus. Hal ini menyebabkan
rasa gatal, ruam, kadangkala disertai luka gores, sama seperti gejala-gejala mata yang
membuat
kebutaan.
Di seluruh dunia, sekitar 18 juta orang memiliki Onchocerciasis. Sekitar 270.000 nya
menjadi buta, dan 500.000 mengalami gangguan penglihatan.Onchocerciasis adalah
penyebab nomor dua pada kebutaan. Onchocerciasispaling umum di daerah tropis dan daerah
selatan Afrika (sub-sahara). Kadangkala terjadi di Yaman, Meksiko Selatan, Guatemala,
Ekuador, Kolombia, Venezuela, dan Brazil (sepanjang Amazon).

1. Penyebab
Onchocerciasis menyebar melalui gigitan lalat hitam betina yang berkembang biak di
sungai yang beraliran cepat (oleh sebab itu, disebut kebutaan sungai). Siklus infeksi dimulai
ketika lalat hitam menggigit orang yang terinfeksi dan terinfeksi dengan bentuk prelarva pada

cacing yang disebut microfilarie. Mereka berkembang ke menjadi larva pada lalat. Ketika
lalat menggigit orang lain, larva masuk ke dalam kulit orang tersebut. larva tersebut bergerak
di bawah kulit dan membentuk gumpalan (bongkol kecil-kecil), ketika mereka terbentuk di
dalam cacing dewasa dalam 12 sampai 18 bulan. Cacing betina dewasa bisa hidup sampai 15
tahun di dalam nodules ini. Setelah kawin, cacing betina dewasa menghasilkan
1.000 microfilariae setiap hari. Ribuanmicrofilariae bergerak melalui jaringan pada kulit dan
mata dan bertanggungjawab atas penyakit tersebut.
Biasanya, beberapa gigitan diperlukan sebelum infeksi menyebabkan gejala-gejala.
Dengan begitu, infeksi tersebut sangat mungkin terjadi pada pengunjung pada daerah yang
terinfeksi. Karena infeksi ditularkan di dekat sungai, kebanyakan orang menghindari daerah
tersebut. Tidak dapat hidup atau bekerja di sekitar sungai yang mempengaruhi kemampuan
mereka untuk menaikkan hasil nafkah. Oleh karena itu, onchocerciasis bisa mengakibatkan
kekurangan makanan di beberapa daerah.
2. Gejala
Gejala-gejala terjadi ketika microfilariae mati. Kematian mereka bisa menyebabkan rasa
gatal sekali, yang kemungkinan satu-satunya gejala. Ruam dengan kemerahan bisa terjadi.
Dengan berjalannya waktu, kulit bisa menebal, kasar dan berkerut. Hal ini bisa
menghilangkan pigmen pada daerah bintik mata. Kelenjar getah bening, termasuk daerah
kelamin, bisa menjadi meradang dan bengkak. Nodules mengandung cacing dewasa
kemungkinan
bisa
dilihat
atau
diraba
di
bawah
kulit.
Mempengaruhi jarak penglihatan dari sedikit lemah (buram) sampai kebutaan total. Mata bisa
menjadi meradang dan terlihat merah. Terkena sinar matahari yang terang bisa menyebabkan
rasa sakit. Tanpa pengobatan, kornea bisa menjadi buram secara total dan bisa tergorespenyebab kebutaan. Struktur lain pada mata, termasuk iris, pupil, dan retina, kemungkinan
terkena. Syaraf optik bisa menjadi meradang dan mati. Kebutaan dapat mengakibatkan
penurunan rentang hidup.
3. Diagnosa
Biasanya, contoh kulit dipotong dan diteliti untuk microfilariae. Cara ini terasa sakit
sekali. Pilihan lain adalah tes darah, tetapi tes ini tidak selalu dapat diandalkan atau
tersedia. Microfilariae bisa juga terlihat pada mata dengan menggunakan lampu
celah. Nodules bisa diangkat dan diperiksa untuk cacing dewasa, tetapi proses ini jarang
diperlukan.
4. Pengobatan
Untuk pengobatan, ivermectin diberikan sebagai dosis tunggal melalui mulut dan
diulang setiap 6 sampai 12 bulan sampai gejala-gejalanya hilang. Ivermectin
membunuh microfilariae, mengurangi jumlah microfilariae pada kulit dan mata, dan
mengurangi produksimicrofilariae untuk beberapa bulan. Hal itu sepertinya tidak membunuh
cacing dewasa. Efek samping biasanya ringan. Dahulu, nodules diangkat dengan cara operasi,
tetapi pengobatan ini telah digantikan dengan ivermectin.
5. Pencegahan

Secara teori, menghindari daerah yang terinfeksi lalat, menggunakan baju pelindung,
dan secara bebas menggunakan penolak serangga bisa membantu mengurangi resiko infeksi.
Ivermectin diberikan sekali atau dua kali setahun secara dramatis mengurangi
jumlahmicrofilariae, mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut, dan membantu
mengendalikan infeksi pada orang yang seringkali terkena

Loa loa Infection


Loa-loa merupakan filarial nematoda (roundworm), yang merupakan peyebab loa-loa filariasis
atau dikenal dengan Loiasis. Spesies ini dikenal dengan eye worm.
Loa-loa merupakan salah satu dari empat species filarial parasitik nematoda yang mnyebabkan
subkutaneous filiriasis pada manusia. Ketiga species lainnya adalah Mansonella streptocerca,
Onchocerca volvulus (menyebabkan river blindness), dan Dracunculuc medinensis (guinea
worm).
Larva yang telah matang dan dewasa hidup di lapisan subkutan (lapisan lemak) pada manusia.
Sedangkan larva yang muda berkembang di dalam tubuh vektornya. Penyakit ini akan
menginfeksi manusia melalui gigitan vektor.
KLASIFIKASI Loa loa
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Nematoda

Class

: Chromadorea

Order

: Spiruruda

Superfamily : Filarioidea
Family

: Onchocercidae

Genus

: Loa

Species
: Loa loa
SINONIM LOIASIS
African eye worm
Loaiasis
Loaina
Loa loa filariasis
Filaria loa

Filaria lacrimalis
Filaria subconjunctivalis
Calabar swellings
Fugitive swellings
Microfilaria diurnal

EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2009, loiasis dinyatakan endemik pada 11 negara, seluruhnya merupakan bagian
dari afrika barat dan afrika tengah

Diduga 12 13 juta orang terinfeksi loa loa

Angka kejadian tertinggi terdapat pada


1.

Kamerun

2.
3.

Kongo
Afrika tengah

4.
5.

Nigeria
Gabon

6.

Guinea tengah

Endemisitas terkait dengan habitat dari vektor loiasis, yaitu Chrysops silicea and C.
dimidiata
Loiasis pernah dilaporkan terjadi di USA, namun terjadi pada travellers yang baru kembali
dari daerah endemik

MORFOLOGI

Memiliki kepala, tubuh, dan ekor


Ukuran cacing jantan <<< Cacing betina

Cacing Jantan, Panjang : 30 44 mm, Lebar : 0.35 0.42 mm


Cacing Betina, Panjang : 40 70 mm, Lebar : 0.5 mm

Hidup dalam jaringan subkutan manusia


Ukuran Mikrofilaria, panjang 250-300m, lebar 6-8m
Mikrofilaria khas

memiliki pelindung tubuh saperti sarung


inti memanjang sampai ke ujung ekor

VEKTOR
Vektor loiasis merupakan lalat dari genus Crysops
1.

Chrysops silicea (deerflies)

2.

Chrysops dimidiata (mangroveflies)

Karakteristik lalat Crysops

Penghisap darah

Panjang 5-20 mm

Ukuran kepala besar

Bentuk mulut yang condong ke bawah

Sayapnya polos atau berbintik cokelat

Larvanya berukuran 1 6 cm

Membutuhkan waktu 1 3 tahun untuk berkembang dari telur hingga dewasa

Biasanya hidup di daerah hutan tropis dan habitat berlumpur seperti, rawa-rawa, sungai,
dan waduk
Gigitan lalat Chrysops sangat menyakitkan, dan dapat mengakibatkan bekas gigitan yang lebih
parah dari gigitan lalat biasa.

TRANSMISI
Melalui gigitan vektor (lalat Chrysops)
1.

Chrysops silicea (deerflies)

2.

Chrysops dimidiata (mangroveflies)

SIKLUS HIDUP

Spesies yang terlibat dalam siklus hidup Loa loa

Loa Loa

Vektor

Host ( Manusia)
Siklus Hidup
1.
Vektor Loa loa menghisap darah manusai dan memaparkan mikrofilaria ke dalam tubuh
host dan berpenetrasi ke dalam kulit manusia melalui bekas gigitan
2.
Larva berkembang menjadi cacing dewasa di dalam kelenjar subkutan
3.
Mikrofilaria dapat ditemukan di cairan sum-sum tulang, urine, dan sputum
4.
Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh vektor melalui gigitan lalat pada manusia yang terinfeksi
5.
Mikrofilaria melepaskan selubungnya, dan berpenetrasi menuju usus lalat dan bermigrasi ke
otot dada lalat
6.
Mikrofilaria berkembanbg menjagi larva stage 1.
7.
Mikrofilaria berkembang menjadi larva stage 3
8.
Infektif larva (stage 3) bermigrasi ke kelenjar ludah lalat
MASA INKUBASI
Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi cacing dewasa 1 4 tahun (dalam tubuh manusia)
cacing dewasa dapat hidup hingga selama 17 tahun

PATOGENESIS
Loa-loa menginfeksi host dengan berpindah melalui jaringan subkutan di sepanjang punggung,
dada, scalpel, dan mata) parasit ini dapat menyebabkan inflamasi pada kulit pada tempat
migrasinya
Jika parasit berhenti pada satu tempat dalam waktu singkat, maka akan terjadi inflamasi lokal
yang dikenal dengan Calabar Swellings. Hal ini sering terjadi pada pergelangan tangan dan
pergelangan kaki, pembengkakan ini hilang ketika parasit kembali bergerak.
Migrasi pada subconjunctiva dapat terjadi, pergerakannya dapat dirasakan oleh penderita,
pergerakan di mata umumnya terjadi selama 15 menit.

GEJALA

Penglihatan terganggu

Mata sembap

Urticaria

Pruritus

Calabar swellings

umumnya hilang dalam 2 4 hari, namun bisa mencapai beberapa minggu


Penyebab pasti belum diketahui, diduga disebabkan oleh migrasi dari parasit (Loa loa)

Peningkatan IgE

Peningkatan jumlah Eosinofil

Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah biasanya menunjukkan respon yang tepat
terhadap sel-sel abnormal, parasit, atau bahan-bahan penyebab reaksi alergi (alergen).
Jika suatu bahan asing masuk ke dalam tubuh, akan terdeteksi oleh limfosit dan neutrofil, yang
akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil ke daerah ini. Eosinofil kemudian melepaskan
bahan racun yang dapat membunuh parasit dan menghancurkan sel-sel yang abnormal. 50-70%
eosinofilia sering kali ditemukan pada orang yang terinfeksi Loa-loa, terutama bila terjadi
pembengkakan.

DIAGNOSIS

Blood sample examination, menggunakan sediaan apusan untuk menemukan mikrofilaria


Menggunakan pewarna giemsa atau hematoxyclin dan eosin
Untuk meningkatkan sensitivitas dapat dilakukan sentrifugasi sampel dalam larutan formalin 2%
(cara Knotts) atau filtrasi menggunakan membran nucleopore

Calabar Swellings
Immunoassay, untuk mendeteksi antigen

LIPS (luciferase immunoprecipitation assay)


QLIPS (LIPS quick version)
Hanya membutuhkan inkubasi 15 menit
Sensitivitas dan spesifisitas tinggi ( 97% dan 100%)
ELISA

Biopsi Subkutan

TREATMENT

1. Dietilcarbamazin (DEC)
Mekanisme Kerja
menurunkan aktivitas otot yang mengakibatkan paralysis & menganngu pertahanan microfilaria
sehingga mudah dihancurkan
Dosis
8 10 mg/kgBB/hari selama 21 hari
Efek Samping
1. Sakit kepala
2. Nyeri otot
3. Mual
4. Muntah
5. Diare
Sediaan Beredar

Filarzan (Mecosin )

Notezine (Specia)

Banocide (Wellcome)

Hetrazan (Lederle)

Tablet, Dietilkarbamazepin Citrate 100 mg


Tablets 50 mg
Oral solution 10 mg/ml and 24 mg/ml; tablets 50 mg, 100 mg.
Tablets 50 mg

2. Ivermectin
Mekanisme Kerja
mengganggu sistem saraf dan fungsi otot dengan berikatan dengan glutamat-gated saluran
klorida sehingga tidak terjadi pengaturan flux ion yang berujung pada paralysis
Efek Samping
1. Demam
2. Nyeri
3. Edema
4. Ocular inflamation
Dosis
150 g/kg as a single dose.
Sediaan Beredar

1. Stromectol (Amerika Serikat)


2. Mectizan (Merck)

Tablet, 6 mg

3. Ivexterm (Valeant Farmasi Internasional)

3. Albendazole
Mekanisme Kerja

Menghambat polimerasi dari tubulin dalam mikrotubula sehingga mencegah pembelahan


seluler

Menghambat enzim fumarat reduktase sehingga mengganggu absorbsi glukosa yang


merupakan sumber energi
Dosis
200 mg, 2dd, selama 14 hari
Efek Samping

Nyeri epigastric

Diare

Sakit kepala

Demam

Sediaan Beredar
1. Zentel (SmithKline Beecham)
2. Eskazole (SmithKline Beecham)

Tablets 400 mg; Suspension 2%.


Tablets 400 mg.

SURGERY

Pengelolaan infeksi Loa loa pada beberapa


kasus dapat melibatkan operasi. Dilakukan penyuntikan lidokain 2% dengan epinefrin 1:100000

melalui spekulum kawat kelopak. Dilakukan insisi 2 mm dan cacing dibuang dengan pinset.
Tetes mata Gatifloxacine dan patch mata digunakan sebagai penanganan pasca operasi.
PENCEGAHAN
1. Vector Elimination
2. Menggunakan baju tertutup dan tebal
3. DEC 300 mg sekali seminggu, bagi yang bepergian ke daerah endemik

Parasit ini hanya ditemukan pada manusia.penyhakitnya disebut loaiasis


atau calabar sweling (fugitive sweling ).loaiasis terutama terdapat di
afrika barat,afrika tengah dan sudan.

Parasit ini tersebar didaerah khatulistiwa di hutan yang berhujan(rain


forest) dan sekitarnya,ditemukan diafrika tropik bagian barat dari sierra
leone
sampai
angola,lembah
sungai
kongo,republik
kongo
sendiri,kamerun dan nigeria bagian selatan.
Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan,yang bnetina berukuran
50-70 mm X 0,5 mm dan yang jantan 30-34 mm x 0,35 -0,43 mm.cacing
betina mengeluarkan mikrofiliaria yang beredar dalam darah pada siang
hari (diurna).pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah
paru-paru.
Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan
mikrofilaria yang beredar dalam darah seringkali tidak menimbulkan
gejala.cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan seringkali
menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan
menmbulkan irirtasi pada mata,mata sendat,sakit,pelupuk mata menjadi
bengkak sehingga menggangu penglihatan secara psikis,pasien
menderita
Masalah yang paling berbahaya adalah bila cacing masuk ke otak dan
menyebabkan ensenfalitis.cacing dewasa dapat pula ditemukan dalam
cairan serebrospinal pada oramng yang menderita meningoensefalitis

Onchocerciasis : Infeksi Cacing Penyebab


Kebutaan
Infeksi dan Penyakit Menular, Infeksi Parasit

Onchocerciasis (river blindness) adalah infeksi oleh cacing gelang Onchocerca volvulus. Hal
ini menyebabkan rasa gatal, ruam, kadangkala disertai luka gores, sama seperti gejala-gejala
mata

yang

membuat

kebutaan.

Di seluruh dunia, sekitar 18 juta orang memiliki Onchocerciasis. Sekitar 270.000 nya menjadi
buta, dan 500.000 mengalami gangguan penglihatan. Onchocerciasis adalah penyebab
nomor dua pada kebutaan. Onchocerciasis paling umum di daerah tropis dan daerah selatan
Afrika (sub-sahara). Kadangkala terjadi di Yaman, Meksiko Selatan, Guatemala, Ekuador,
Kolombia,

Venezuela,

dan

Brazil

(sepanjang

Amazon).

PENYEBAB

Onchocerciasis menyebar melalui gigitan lalat hitam betina yang berkembang biak di sungai
yang beraliran cepat (oleh sebab itu, disebut kebutaan sungai). Siklus infeksi dimulai ketika
lalat hitam menggigit orang yang terinfeksi dan terinfeksi dengan bentuk prelarva pada
cacing yang disebut microfilarie. Mereka berkembang ke menjadi larva pada lalat. Ketika lalat
menggigit orang lain, larva masuk ke dalam kulit orang tersebut. larva tersebut bergerak di
bawah kulit dan membentuk gumpalan (bongkol kecil-kecil), ketika mereka terbentuk di
dalam cacing dewasa dalam 12 sampai 18 bulan. Cacing betina dewasa bisa hidup sampai 15

tahun di dalam nodules ini. Setelah kawin, cacing betina dewasa menghasilkan 1.000
microfilariae setiap hari. Ribuan microfilariae bergerak melalui jaringan pada kulit dan mata
dan

bertanggungjawab

atas

penyakit

tersebut.

Biasanya, beberapa gigitan diperlukan sebelum infeksi menyebabkan gejala-gejala. Dengan


begitu, infeksi tersebut sangat mungkin terjadi pada pengunjung pada daerah yang terinfeksi.

Karena infeksi ditularkan di dekat sungai, kebanyakan orang menghindari daerah tersebut.
Tidak dapat hidup atau bekerja di sekitar sungai yang mempengaruhi kemampuan mereka
untuk menaikkan hasil nafkah. Oleh karena itu, onchocerciasis bisa mengakibatkan
kekurangan

makanan

di

beberapa

daerah.

GEJALA

Gejala-gejala terjadi ketika microfilariae mati. Kematian mereka bisa menyebabkan rasa gatal
sekali, yang kemungkinan satu-satunya gejala. Ruam dengan kemerahan bisa terjadi. Dengan
berjalannya waktu, kulit bisa menebal, kasar dan berkerut. Hal ini bisa menghilangkan
pigmen pada daerah bintik mata. Kelenjar getah bening, termasuk daerah kelamin, bisa
menjadi meradang dan bengkak. Nodules mengandung cacing dewasa kemungkinan bisa
dilihat

atau

diraba

di

bawah

kulit.

Mempengaruhi jarak penglihatan dari sedikit lemah (buram) sampai kebutaan total. Mata bisa
menjadi

meradang

dan

terlihat

merah.

Terkena

sinar

matahari

yang

terang

bisa

menyebabkan rasa sakit. Tanpa pengobatan, kornea bisa menjadi buram secara total dan bisa
tergores-penyebab kebutaan. Struktur lain pada mata, termasuk iris, pupil, dan retina,
kemungkinan terkena. Syaraf optik bisa menjadi meradang dan mati. Kebutaan dapat
mengakibatkan

penurunan

rentang

hidup.

DIAGNOSA

Biasanya, contoh kulit dipotong dan diteliti untuk microfilariae. Cara ini terasa sakit sekali.
Pilihan lain adalah tes darah, tetapi tes ini tidak selalu dapat diandalkan atau tersedia.
Microfilariae bisa juga terlihat pada mata dengan menggunakan lampu celah. Nodules bisa
diangkat

dan

PENGOBATAN

diperiksa

untuk

cacing

dewasa,

tetapi

proses

ini

jarang

diperlukan.

Untuk pengobatan, ivermectin diberikan sebagai dosis tunggal melalui mulut dan diulang
setiap 6 sampai 12 bulan sampai gejala-gejalanya hilang. Ivermectin membunuh microfilariae,
mengurangi jumlah microfilariae pada kulit dan mata, dan mengurangi produksi microfilariae
untuk beberapa bulan. Hal itu sepertinya tidak membunuh cacing dewasa. Efek samping
biasanya ringan. Dahulu, nodules diangkat dengan cara operasi, tetapi pengobatan ini telah
digantikan

dengan

ivermectin.

PENCEGAHAN

Secara teori, menghindari daerah yang terinfeksi lalat, menggunakan baju pelindung, dan
secara bebas menggunakan penolak serangga bisa membantu mengurangi resiko infeksi.
Ivermectin diberikan sekali atau dua kali setahun secara dramatis mengurangi jumlah
microfilariae, mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut, dan membantu mengendalikan
infeksi pada orang yang seringkali terkena

Anda mungkin juga menyukai