Cephalgia
Cephalgia
CEPHALGIA
Pembimbing :
JAKARTA
PENDAHULUAN
Sakit kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi.
Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir
tidak pernah merasakan sakit kepala.
Nyeri kepala (headache) merupakan keluhan neurologik dengan berbagai macam
penyebab baik yang bersifat intrakranial maupun ekstrakranial, termasuk diantaranya
kelainan emosional, cedera kepala, migraine, demam, kelainan vascular intrakranial,
penyakit gigi, massa intrakranial, penyakit-penyakit pada mata telinga atau hidung.
(1,2)
dan alasan yang paling sering seorang pasien pergi ke dokter. Nyeri kepada tersebut
digambarkan bermacam-macam ada yang tumpul, tajam, seperti kilat, berdenyutnya dan
lain-lain. Nyeri kepala itu sendiri merupakan keadaan akut yang merupakan manifestasi
dari keadaan lainnya.
sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau nyeri kepala
tanpa penyebab yang jelas. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan di
mata,hidung, tenggorokan, gigi dan telinga. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan
perasaan berdenyut di kepala, tetapi tekanan darah tinggi jarang menyebabkan sakit
kepala menahun
Biasanya dokter bisa menentukan penyebab sakit kepala dari riwayat kesehatan
penderita dan hasil pemeriksaan fisik. Kadang dilakukan pemeriksaan darah untuk
menentukan penyebabnya. Pungsi lumbal (pengambilan sejumlah kecil cairan dari
kolumna spinalis untuk diperiksa dibawah mikroskop) dilakukan jika diduga
penyebabnya adalah suatu infeksi (misalnya meningitis).
Hanya sebagian kecil sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak
atau berkurangnya oksigen ke otak. Jika diduga suatu tumor, stroke atau kelainan otak
lainnya, maka dilakukan pemeriksaan ct scan atau mri.
I.1 DEFINISI
2
Dapat dikatakan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala
(area oksipital dan sebagian daerah tengkuk).
Nyeri kepala adalah nyeri yang berlokasi di atas garis orbitomeatal.
Pendapat lain mengatakan nyeri atau perasaan tidak enak diantara daerah orbital
dan oksipital yang muncul dari struktur nyeri yang sensitif.
II.
ETIOLOGI
Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional,
IV.
PATOGENESIS
Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan nyeri kepala
Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak, ependim
ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid meningen meliputi
konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri tersebut dapat dibangkitkan oleh
karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan yang meningkatkan tekanan intrakranial
4
dan dapat memperburuk nyeri kepala berhubungan dengan perdarahan atau massa
intrakranial.
Setelah dilakukan lumbal fungsi (LP) rasa nyeri semakin hebat pada waktu
mengangkat kepala dan berkurang dengan meletakkan kepala relatif lebih rendah. Pada
nyeri kepala nocturnal tipe migraine kadang-kadang diperberat dengan posisi berbaring
dan berkurang rasa nyeri jika penderita berdiri tegak.
V.
Migren
b.
c.
Cluster headache
d.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.
b.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikal
c.
d.
e.
f.
g.
Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium, leher,
mata, telinga, hidung, sinus,gigi,mulut, atau struktur facial atau kranial
lainnya.
h.
III. Neuralgia kranial, sentral atau nyeri facial primer dan nyeri kepala lainnya
a.
b.
A . MIGREN
Merupakan serangan nyeri kepala berulang bervariasi dalam intensitas, frekuensi
dan lamanya. Serangan seringkali berawal unilateral biasanya disertai dengan anoreksia
terkadang nausea dan vomitus. Pada sebagian kasus didahului atau disertai gangguan
efek, motorik serta sensorik yang nyata dan seringkali turunan. Dibawah ini diberikan
varian khusus nyeri kepala, masing-masing memiliki sebagian ciri, namun tidak tidak
perlu seluruhnya yang telah dijelaskan :
unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dgn aktifitas fisik yg
rutin dan diikuti dgn nause dan atau muntah dan fotofobia dan fonofobia.
Kriteria Diagnosis :
A. Sekurang- kurang 5 kali serangan yang termasuk kriteria B-D.
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan
tidak cukup).
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang- kurangnya dua dari karakteristik sebagai berikut:
- lokasi unilateral
- sifatnya mendenyut
- intensitas sedang sampai berat
- diperberat oleh kegiatan fisik
D. Selama serangan sekurang- kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini :
-
Kriteria Diagnosis :
A. Sekurang- kurangnya terdapat 2 serangan seperti kriteria B D.
B. Adanya aura paling sedikit satu dibawah ini tetapi tdk dijumpai kelemahan
motorik.
1. Ggn visual reversibel spt : Positip ( cahaya berkedi-kedip, bintik-bintik
atau garis. Negatip ( hilang penglihatan).
2. Ggn sensoris reversibel termasuk positip (nyeri) / negatip ( hilang rasa).
3. Ggn bicara disfasia yg reversibel sempurna
C. Paling sedikit 2 dibawah ini.
1.
2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual 5 mnt dan / jenis
aura lainnya 5 mnt.
3.
Faktor Ekstrinsik
1. Ketegangan jiwa ( stress ) : emosional maupun fisik dapat memperberat
serangan migren.
2. Makanan tertentu : makanan atau zat tertentu dapat memicu timbulnya
serangan migren. Pemicu migren tersering adalah alkohol dan bir.
3. Lingkungan : perubahan lingkungan (cuaca, musim, tekanan udara, terik
matahari; lingkungan kerja tak menyenangkan dan suara yang tak
menyenangkan).
4. Obat-obatan : vasodilator (nitrogliserin, isosorbid dinitrat), antihipertensi
7
ranitidin),
antibiotik
(trimetoprim
sulfa,
griseofulvin,
tinggi,dan lain-lain.
ii.
Faktor Instrinsik
1. Hormonal
wanita. Nyeri kepala migren di picu oleh turunnya kadar 17-b estradiol
plasma saat akan haid. Serangan migren berkurang selama kehamilan
karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan konstan. Pemakaian pil
kontrasepsi, clomiphene, danazol juga meningkatkan frekuensi serangan
migren.
2. Menopause : Nyeri kepala migren akan meningkat frekuensi dan berat
ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi beberapa kasus
membaik setelah menopause. Terapi hormonal dengan estrogen dosis
rendah dapat di berikan untuk mengatasi serangan migren pasca
menopause.
Pencegahan
Methysergide meleat (sansert) efektif untuk mencegah nyeri kepala
vaskuler.
Dosis : 2-4 tablet / hari ( @ tablet : 2 mg
Kontraindikasi : kehamilan, penyakit vaskuler perifer dan arteriosolerosis
berat tidak boleh digunakan lebih dari 6 bulan dengan masa selang tanpa obat
3-4 minggu.
Terapi
a.
1.
: 0,25 0,5 mg IM
4 5 mg oral/sublingual dilanjutkan dengan pemberian 2
mg tiap jam sampai dosis II mg.
8
3.
4.
b. Tindakan umum
Sampai obat meredakan nyeri kepala maka :
1.
Beristirahat di kursi.
2.
Tidur minimal selama 2 jam setelah nyeri hilang dalam ruangan gelap
dan tenang tanpa makan dan minum.
c.
Menggagalkan serangan
Penderita merasa serangan akan terjadi, harus beristirahat dan relaks
ditempat tidur dalam ruangan tenang dan gelap.
-
(3,8,10)
Tension headache merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering dijumpai
terutama pada wanita setengah baya penderita datang dengan keluhan nyeri kepala
berdenyut, nyeri tumpul seperti tertarik, terbakar atau tidak jelas ciri-cirinya.
Sesuai dengan kriteria the international headache society maka diagnosis nyeri
kepala tegang otot episodik ditegakkan apabila :
1. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala seperti tersebut diatas.
2. Tidak ada nausea dan vomitus
3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia, dan kalaupun ada hanya
salah satu.
4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot
perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya
ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG.
Sementara itu apabila tidak ada ketegangan dinamakan nyeri kepala tegang otot
yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial, yang dahulu dikenal
10
Tatalaksana
a. Psikologik (psikoterapi)
b. Fisiologik (relaksasi).
c. Farmakologik (analgesik, sedative minor transquilizers)
d. Edukasi
-
C . CLUSTER HEADACHE
Nyeri kepala atau muka unilateral yang hebat selama 15 menit-3 jam yang
disertai injeksi konjungtiva, lakrimasi, penyumbatan hidung ipsilateral
beberapa kali dalam sehari dalam kurun waktu beberapa minggu hingga
bulan.
Pada sebagian penderita menimbulkan nyeri tekan di daerah dasar
tengkorak dan leher ipsilateral.
Bentuk-bentuk Cluster Headache :
1. NKK tipe episodik, paling sering (80%) : 1-3 serangan singkat periorbital
seharinya selama 2-12 minggu diikuti masa bebas serangan selama 3 bulan
11
- 3 tahun.
2. NKK tipe kronik (20%) : tidak ada remisi selama lebih dari 1 tahun atau
remisi singkat kurang dari 14 hari (NKK tipe primer), sedangkan yang
berkembang dari tipe episodik disebut sebagai NKK tipe sekunder.
3. NKK varian :
a. Chronic paroxysmal hemicrania (Sjasteed&Dale) :serangan sering,
singkat, dapat diatasi dengan Indometasin.
b. Cluster headache varian-varian NKK(Medina&Diamond) : serangan
multipel pada nyeri kepala vaskuler tanpa bebas nyeri kepala.
Gejala Klinis :
Nyeri timbul mendadak, eksplosif dan unilateral (mencapai puncak dalam 1015 menit dan berlangsung hingga 2 jam) berupa nyeri seperti dibor disekitar
dan belakang mata, seperti biji mata mau keluar, nyeri seperti dibakar,
menetap tak berdenyut, tanpa disertai gejala aura, frekuensi 4-6 serangan
dalam sehari.
Nyeri menjalar ke daerah supraorbita, pelipis, maksila dan gusi atas (daerah
divisi 1 dan 2 nervus trigeminus ).
Serangan sering terjadi tepat setelah tertidur dan gangguan pernafasan waktu
tidur dapat mencetuskan serangan.
Gejala Penyerta :
Faktor Pencetus :
vasodilator (nitrogloserin )
histamin
menghirup asap
stress
panas
perubahan cuaca
terlambat makan
pernah trauma
operasi di kepala
Terapi :
1. Methosergide meleat (sansert), 2 mg 2-3 kali/hari.
2. Desensitisasi histamin
3. Derivat ergot
4. Inhalasi oksigen
5. Istirahat total
6. Kompres dingin
13
NYERI
KEPALA
KARENA
WAHAM,
KEADAAN
KONVERSI
ATAU
HIPOKONDRIA
Nyeri kepala pada penyakit-penyakit dimana gangguan klinis umum berupa suatu
reaksi waham atau konversi dan tidak ditemukan suatu mekanisme nyeri prefer. Yang
juga erat kaitannya adalah reaksi hipondri, dimana gangguan perifer sehubungan dengan
nyeri kepala adalah minimal. Penyakit-penyakit ini disebut juga nyeri kepala
psikogenik.
Tumor primer atau metastatik pada meningen, pembuluh darah, atau otak.
b.
c.
d.
e.
NYERI KEPALA AKIBAT PENYAKIT MATA, TELINGA, HIDUNG DAN SINUS, GIGI
ATAU STRUKTUR KEPALA DAN LEHER LAINNYA.
NEURALGIA KRANIALIS
nyeri
kepala
dapat
memberikan
gambaran
proses
patologik
yang
melatarbelakanginya.
Nyeri kepala yang baru saja terjadi mempunyai banyak kemungkinan penyebab baik
yang bersifat ringan/benigna maupun berat/serius. Nyeri kepala yang makin memberat atau
menghebat menunjukkan kemungkinan adanya proses intrakranial yang makin berkembang.
Nyeri kepala yang timbul secara sangat mendadak harus dicurigai sebagai akibat dari
perdarahan intrakranial spontan, terutama perdarahan subaraknoidal atau intraventrikular.
Meningitis, glukoma, masloiditis Sementara itu nyeri kepala yang kronis dapat terjadi pada
kasus tension headache, pasca trauma kepala, neurosis rinitas vasomotor, sinusitis, kelainan
refraksi yang tidak dikoreksi.
c.
d.
Nyeri kepala yang mendadak dan berat kemudian menetap biasanya terjadi pada
perdarahan intrakranial. Sementara itu, neuralgia oksipital dan trigeminal biasanya muncul
langsung dengan intensitas puncak, bersifat menyengat dan mengagetkan.
e.
f.
atau sekitar bola mata. Tension headache khas dengan nyeri kepala yang menyeluruh
tetapi dapat pula terpusat di daerah frontal atau serviko-oksipitasi.
g.
berdenyut. Migren dapat bersifat berdenyut dan seringkali ditutup oleh perasaan khas
dengan sifat yang berat, nyeri sekali seakan-akan kepala dibor dan terus menerus,
tension headache, dicirikan oleh perasaan penuh, diikat kencang atau ditekan kuat-kuat
dan kadang-kadang ada yang mengeluh bahwa kepalanya seakan-akan mengenakan topi
yang sesak.
h.
i.
kemungkinan adanya proses intrakranial. Sementara itu apabila nyeri kepala bertambah
berat pada saat ada gerakan tertentu menunjukkan adanya pengaruh muscular.
Aktivitas dapat memperberat nyeri pada migren atau tension headache sebaliknya
istirahat baring biasanya akan memperberat situasi penderita cluster headache.
18
j.
migren. Masase atau kompres hangat akan menolong penderita tension headache. Nyeri
pada cluster headache akan berkurang dengan penekanan lokal penakanan lokal atau
pemberian kompres hangat atau dingin.
k.
Riwayat keluarga
Migren dan tension headache kadang-kadang bersifat familial.
Riwayat minum obat sebelumnya dan efek yang dirasakan penderita perlu
ditanyakan secara rinci, meliputi dosis, cara memasukkan obat (diminum,
suntikan) dan lamnya pengobatan. Hal ini untuk mengetahui apakah ada lajak
dosis dalam penggunaan preparat ergot dan analgesik serta kafein.
VI.4.
19
VII.
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam praktek pemeriksaan fisik dimulai pada saat penderita masuk ke dalam
ruang periksa atau pada saat dokter melakukan pendekatan di sisi tempat tidur penderita.
Observasi yang teliti merupakan kunci untuk mengetahui apakah penderita mengalami
gangguan fisik atau psikiatrik atau apakah penderita tampak cemas depresif dan apakah
riwayat penderita dapat dipercaya sepenuhnya.
Setiap kali ada keluhan nyeri kepala maka pemeriksaan neurologi secara lengkap
harus dilakukan secara cermat. Pemeriksaan tersebut secara garis besar meliputi status
mental, gaya berjalan, nervi, kraniales, sistem motorik dan sistem sensorik.
Kepala dan leher harus diperiksa secara seksama. Inspeksi dan palpasi dilakukan
secara bersama-sama untuk mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin ada. vertebra
servikal perlu diperiksa apakah ada kaku kuduk, gangguan mobilitas leher, nyeri otot-otot
leher dan gangguan lainnya.
Tanda-tanda vital dimulai dengan perubahan tekanan darah dapat menimbulkan
nyeri kepala. Adanya perubahan denyut nadi hendaknya dicari kemungkinan adanya
kaitan dengan nyeri kepala walaupun tidak langsung. Suhu tubuh diperiksa secara
obyektif bila ada demam. Pemeriksaan umum lainnya perlu dilakukan, misalnya
pemeriksaan jantung dan paru-paru, palpasi abdomen dan pemeriksaan kulit.
VIII.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
intrakranial misalnya tumor otak, hematoma intraserebral, infark otak, abses otak,
hidrosefalus, hematoma epidural, dan hematoma subdural. CT Scan juga dapat
memberi gambaran tentang perdarah subaraknoidal. Pada penderita cluster
headache, tension headache, dan nyeri kepala fungsional akan memberi gambaran
normal. Demikian juga halnya pada migren. Namun demikin pada migren yang berat
kadang-kadang memperlihatkan area pembengkakan. Sementara itu CT Scan juga
bermanfaat untuk memeriksa daerah orbita, sinus tulang-tulang wajah, vertebra
serviks, dan jaringan lunak di leher. MRI dapat digunakan untuk memeriksa lesi
posterior dan foramen magnum.
4. Angiografi serebral
Pemeriksaan ini bersifat invasive, dan jarang sekali dipergunakan dalam upaya
menegakkan penyebab nyeri kepala tertentu. Sebagai contoh oklusi pembuluh darah
serebral dapat menimbulkan nyeri kepala dan demikian juga halnya kasus aneurisma
dan malformasi arterio-venosa.
VIII. C. ELEKTRO-ENSEFALOGRAFI
Kadang-kadang EEG bermanfaat pada kasus-kasus dengan gejala fokal
sementara hasil CT Scan normal. Perlu pula diingat bahwa nyeri kepala merupakan salah
satu gejala epilepsi. Untuk itu perlu anamnesis yang lebih cerma sebelumnya
mempertimbangkan pemeriksaan EEG.
IX. PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
1. Analgetikum, misalnya :
a. Asam salisilat 500 mg tablet, dosis 150 mg/hari.
b. Metampiron 500 mg tablet, dosis 1500 mg/hari
c. Asam mefenamat 250 500 mg tablet, dosis 750 1500 mg/hari.
2. Penenang / ansiolitik, misalnya :
a. Klordiasepoksid 5 mg tablet, dosis 15-30 mg/hari.
b. Klobazepam 10 mg tablet, dosis 20 30 mg/hari
c. Lorazepam 1-2 mg tablet, dosis 3 6 mg/hari.
3. Antidepresan, misalnya :
a. Maprotiline 25, 50, 70 mg tablet, dosis 25 75 mg/hari.
b. Amineptine 100 mg tablet, dosis 200 mg/hari.
4. Anestesia / analgetik lokal misalnya injeksi prokain.
REHABILITASI
1. Latihan pengendaraan otot-otot misalnya latihan relaksasi, psikoterapi, yoga,
22
meditasi, dll.
STATUS NEUROLOGI
1. Nama
: Tn. E
2. Jenis Kelamin
: Pria
3. Usia
: 44 tahun
4. Pekerjaan
:-
5. Agama
: Kristen Protestan
23
6. Tgl. Masuk
: 11 April 2011
Anamnesis
Autoanamnesis Tgl : 11 April 2011
Keluhan utama
: Sakit Kepala
Tahun 2008
5x
Tahun 1998
timbul.
: Riwayat hipertensi tidak terkontrol, kepala bergerak-gerak sendiri
dan
(+) 10 tahun,
Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis:
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Pernafasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36 C
b. Status Regional
Kepala
: normocephali
Wajah
: simetris
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Toraks
Paru-paru
Abdomen
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Genitalia externa
Extremitas
-/-
: tidak dilakukan
: akral hangat, edema-/-
c. Status Neurologi
1.
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : tidak ada
25
2.
sulit di
: simetris
: -/: -/-
Enoptalmus
: -/-
Eksoptalmus
: -/-
Diplopia
: tidak ada
Deviasi konjugee
: tidak ada
: ke segala arah
Refleks akomodasi
:+
Pupil
N.V
Motorik
Sensorik
Refleks
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
:+/+
:+
26
N.VII
Sikap wajah
: simetris
Mimik
: biasa
Angkat alis
: baik
Kerut dahi
: baik
Kembung pipi
: baik
Lagoftalmus
:-
Menyeringai
: SNL simetris
Chovstek
:-
N. VIII
Nistagmus
:-
Vertigo
:-
Suara berbisik
: baik
Gesekan jari
: baik
Tes rinne
: baik
Tes weber
: baik
Tes swabach
: baik
N. IX, X
Arkus faring
: simetris
Palatum molle
: intak
27
Uvula
: di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
Refleks okulokardiak
: +/+
: +/+
Refleks faring
:+
N. XI
Angkat bahu
: baik
Menoleh
: baik
N. XII
3.
Sikap lidah
: simetris
Atrofi
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: baik
: baik
Motorik
28
:--------------------
Tonus Otot
Lengan
Ekstensor
Tungkai
Fleksor
Trofi otot
Kiri
normotoni
normotoni
normotoni
normotoni
normotoni
normotoni
normotoni
normotoni
Fleksor
Ekstensor
Kanan
: eutrofi
4.
: tic
Refleks :
Fisiologis
: Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
Rossolimo -/Mendel bechterew -/Hoffman trommer -/klonus lutut -/Klonus kaki -/-
5.
Koordinasi
Statis
Dinamis
6.
Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Raba : Baik, simetris kanan dan kiri
Nyeri : Baik, simetris kanan dan kiri
Suhu : Baik, simetris kanan dan kiri
Propioseptif :
Getar dan arah
: baik
Gerak dan sikap
: baik
7.
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
Visuospasial
:
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
8.
:
: baik
: baik
Resume :
Seorang pasien pria berusia 44 tahun datang ke RS UKI dengan keluhan
sakit kepala. Hal ini sudah ia rasakan 3 minggu. Pasien mengeluh sakit
kepalanya seperti ditarik-tarik, dan dirasakan hilang timbul. Pasien belum
minum obat untuk mengurangi keluhan ini, selain itu paseien juga merasa
lehernya tegang, lemas dan suka berkeringat jika mendengar bunyi keras.
30
sering
bergerak-gerak
sendiri
dan
frekwensinya
makin
Kesadaran
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Pernafasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36 C
Status Regional
Status Neurologis
: TIC
Diagnosa
Klinis
: cephalgia
Topis
Etiologis
: idiopatik
Diagnosa Banding
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Diet
IVFD
mm/
Prognosis
Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad Sanationum : Dubia ad malam
Ad fungsionum : Dubia ad bonam
Follow UpTanggal 12 April 2011(PH : 1)
S: Sakit Kepala
O:
Status generalis
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmhg
Nadi
: 78 x/menit
Suhu
: 36,5C
RR
: 20x/menit
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
koordinasi
: baik
: baik
: baik
: baik
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
Koordinasi
statis & dinamis
Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Luhur
DIAGNOSA
Klinis
: cephalgia
33
Topis
Etiologis
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
: tidak ada kelainan
Nervus craniales
: tidak ada kelainan
Motorik:
Gerakan spontan abnormal : tic
Refleks
: tidak ada kelainan
koordinasi
statis & dinamis
: baik
Sensibilitas
Eksteroseptif
: baik
Propioseptif
: baik
Fungsi Luhur
: baik
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
: biasa DM 1600 kal
: IRL + 1amp Neurobion 5000/24jam
: Methycobalt2 x 500 mg
Cholinaar 2 x 500 mg
Capsul Campur 3 x 1
34
Clobazam7,5mg
Serenase0,25 mg
Ativan0,25 mg
Follow UpTanggal 15 April 2011(PH : 4)
S: Sakit kepala berkurang, daun telinga masih sakit
O:
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
koordinasi
statis & dinamis
Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Luhur
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
TERAPI
Diet
IVFD
5000/24jam
mm/
: Methycobalt2 x 500 mg
Cholinaar 2 x 500 mg
Capsul Campur 3 x 1
Clobazam7,5mg
Serenase0,25 mg
Ativan0,25 mg
35
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
koordinasi
statis & dinamis
Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Luhur
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
: Methycobalt2 x 500 mg
Cholinaar 2 x 500 mg
Capsul Campur 3 x 1
Clobazam7,5mg
Serenase0,25 mg
Ativan0,25 mg
O:
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
koordinasi
statis & dinamis
Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Luhur
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
Nadi
Suhu
RR
: 80 x/menit
: 36C
: 18x/menit
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal : tic
Refleks
: tidak ada kelainan
koordinasi
statis & dinamis
: baik
Sensibilitas
Eksteroseptif
: baik
Propioseptif
: baik
Fungsi Luhur
: baik
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
: biasa DM 1600 kal
:: Methycobalt2 x 500 mg
Cholinaar 2 x 500 mg
Capsul Campur 3 x 1 tab
Clobazam7,5mg
Serenase0,25 mg
Ativan0,25 mg
Cefalgin3 x 1 tab
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Nervus craniales
Motorik:
Gerakan spontan abnormal
Refleks
koordinasi
statis & dinamis
Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Luhur
DIAGNOSA
Klinis
Topis
Etiologis
: cephalgia
: pembuluh darah ekstrakranial
: idiopatik
TERAPI
Diet
IVFD
mm/
: Methycobalt2 x 500 mg
Cholinaar 2 x 500 mg
Capsul Campur 3 x 1 tab
Clobazam7,5mg
Serenase0,25 mg
Ativan0,25 mg
Cefalgin3 x 1 tab
39
DAFTAR PUSTAKA
6. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Nyeri Kepala Dalam Buku Ajar
Neurologi Klinis, Ed ke 1, Gadjah Mada University Press. Harsono (Ed), 1996; 271-99.
8. Boies RL. Nyeri wajah, Nyeri Kepala, dan Otalgia. Dalam Boies Buku Ajar Penyakit
THT. Ed ke 6, EGC, 1989; 153-56.
9. Walsh J.T headache. Dalam walsh JT Neuroopyhalmology : Clinical signs and Symptom
S.2nd ed. Philadelphia : Lea and Febriger, 1985 ; 386 - 410
40