Abstrak
Suatu elemen struktur kolom biasanya harus memikul beban aksial (tarik atau tekan)
dan momen lentur secara bersama-sama maka elemen tersebut dapat dikatakan balok kolom
(beam-columns). Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja cukup kecil dibandingkan momen
lentur yang bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut diabaikan dan komponen tersebut dapat
didesain sebagai komponen struktur lentur. Sedangkan gaya aksial yang bekerja lebih dominan
daripada momen lentur, maka komponen struktur tersebut harus didesain sebagai komponen
struktur tarik (jika yang bekerja gaya aksial tarik) atau didesain sebagai komponen struktur
tekan (jika yang bekerja gaya aksial tekan).
Secara umum dalam penelitian ini akan direncanakan sebuah bangunan gedung yang
typical dengan dimensi bangunan 20 m x 30 m ( jarak bentang 5 m) dan 5 lantai dengan tinggi
bangunan 20 m (tinggi tiap lantai 4m). Untuk analisa struktur khususnya pada kolom yang
menerima beban aksial dan lentur secara bersamaan (beam-columns) dengan menggunakan
program bantu SAP 2000 versi 14, untuk mengetahui perilaku elemen struktur menggunakan
software Abaqus 6.7 dan untuk analisa penampang dengan menggunakan software Xtract 2.6.2.
Pada akhirnya penyusunan dari tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat
merencanakan suatu struktur kolom yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan
fungsi bangunan tersebut. Tujuan dari Tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan
struktur kolom yang menerima gaya Aksial dan Lentur secara bersamaan dengan memenuhi
persyaratan keamanan struktur berdasarkan SNI 03-1729-2002, RSNI 03-1726-201x, dan
PPIUG 1983.
Kata Kunci : beam-columns, bangunan gedung, kolom, Xtract versi 2.6.2, Abaqus 6.7
1.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu bangunan baja gedung terdiri
dari beberapa elemen yaitu balok dan
kolom. Suatu elemen struktur kolom
biasanya harus memikul beban aksial (tarik
atau tekan) dan momen lentur secara
bersama-sama maka elemen tersebut dapat
dikatakan balok kolom (beam-column).
Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja
cukup kecil dibandingkan momen lentur
yang bekerja, maka efek dari gaya aksial
tersebut diabaikan dan komponen tersebut
dapat didesain sebagai komponen struktur
lentur. Sedangkan gaya aksial yang bekerja
lebih dominan daripada momen lentur,
maka komponen struktur tersebut harus
didesain sebagai komponen struktur tarik
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang
ingin dibahas yaitu
1. Bagaimana
menganalisa
struktur
kolom baja dengan menggunakan
program SAP 2000 versi 14?
2. Bagaimana
menganalisa
struktur
kolom baja yang menerima beban
aksial dan lentur secara bersamaan
(beam-column) dengan menggunakan
rumus empiris dengan menghitung
momen akibat pembesaran momen?
3. Bagaimana
mengetahui
perilaku
struktur kolom yang menerima beban
aksial dan lentur secara bersamaan
seperti regangan, tegangan dan
defleksi
yang
terjadi
dengan
mengunakan software Abaqus 6.7?
4. Bagaimana
mengetahui kekuatan
penampang yang terjadi pada struktur
kolom yang menerima beban aksial
dan lentur secara bersamaan dengan
mengunakan software Xtract 2.6.2?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah
1.5
Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari
penelitian ini adalah
Untuk dunia konstruksi
1. Sebagai bahan masukan bagi dunia
konstruksi khususnya elemen struktur
kolom yang menerima beban aksial
dan momen lentur secara bersamaan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bahwa
struktur kolom tidak hanya didesain
terhadap gaya aksial tetapi lentur
juga harus diperhitungkan.
Untuk penulis
TINJAUAN PUSTAKA
Umum
Bagian struktur dari suatu bangunan
banyak yang menerima beban kombinasi
momen dan beban normal. Yang paling
mudah dikenali yaitu kolom dari suatu
portal. Kolom tersebut disamping menerima
gaya normal tekan, juga menerima momen
lentur akibat sambungan kaku pada balok
kolom. Oleh sebab itu kombinasi dari gaya
aksial
dan
momen
lentur
harus
dipertimbangkan dalam proses desain
komponen struktur tersebut. Komponen
struktur tersebut sering disebut sebagai
elemen balok-kolom (beam-columns) (Agus
Setiawan 2008). Bila lentur digabungkan
dengan tarikan aksial, kemungkinan
ketidakstabilannya menjadi berkurang dan
kelelehan biasanya membatasi perencanaan.
Untuk gabungan lentur dengan tekanan
aksial, kemungkinan ketidakstabilannya
menjadi meningkat (Salmon dan Johson
1994).
Pada struktur-struktur statis tak tentu
umumnya sering dijumpai elemen balokkolom ini. Berikut gambar portal statis tak
tentu pada Gambar 2.1.
q
P1
B
q
P2
C
interaksi
semi
empiris
berdasarkan
kekuatan penampang (Load and Resistance
Factor Design (LRFD)) (Chen 1991).
2.2
Pembebanan
Beban adalah gaya luar yang bekerja
pada suatu struktur. Penentuan secara pasti
besarnya beban yang bekerja pada suatu
struktur selama umur layannya merupakan
salah satu pekerjaan yang sangat sulit. Dan
pada umumnya penentuan besarnya beban
hanya merupakan suatu estimasi saja. Jika
beban beban yang bekerja pada suatu
struktur telah diestimasi, maka masalah
berikutnya adalah menentukan kombinasi
kombinasi beban yang paling dominan yang
mungkin bekerja pada struktur tersebut.
Besar beban yang bekerja pada suatu
struktur diatur oleh peraturan pembebanan
yang berlaku
(PPIUG 83) sedangkan
masalah kombinasi dari beban beban yang
bekerja telah diatur dalam SNI 03-17292002 Pasal 6.2.2. beberapa jenis beban yang
ada yaitu
1. Beban Mati
Adalah berat dari semua bagian suatu
gedung atau bangunan yang bersifat tetap
selama masa layan struktur, termasuk unsur
unsur tambahan, finishing, mesin mesin
serta peralatan tetap yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari gedung /
bangunan tersebut.
2. Beban Hidup
Adalah beban gravitasi yang bekerja
pada struktur dalam masa layannyua dan
timbul akibat penggunaannya suatu gedung.
Termasuk beban ini adalah berat manusia,
perabotan yang dapat dipindah pindah,
kendaraan dan barang barang lain. Karena
besar dan lokasi beban yang senatiasa
berubah ubah, maka penentuan beban
hidup secara pasti adalah merupakan suatu
hal yang cukup suli. Untuk nilai reduksi
beban hidup pada persamaan 1.
= 0,25 +
4,57
Dimana :
L = Beban hidup desain tereduksi yang
ditumpu oleh komponen struktur.
Lo
= Beban
hidup
desain
belum
direduksi yang ditumpu oleh
komponen struktur (Tabel 2.1)
KLL= Faktor elemen beban hidup (Tabel
2.2).
AT = Luas tributary (m2)
Tabel 2.1 Beban Hidup Merata Maksimum.
Lo, dan Beban Hidup Terpusat Minimum
Fungsi
Merata
Beban
Bangunan Kantor
( Kg/m2) terpusat
( Kg )
Ruangan arsip dan
komputer harus
didesain berdasarkan
beban yang lebih berat
dari beban pemakaian
yang diantisipasi.
244,65
907,24
1. Lobi dan koridor
lantai dasar.
245
907,24
2. Kantor.
390,4
907,24
3. Koridor diataas
lantai dasar.
Tabel 2.2 Faktor Elemen Beban Hidup, KLL
Elemen
KLL
Kolom kolom dalam
4
Kolom-kolom luar tapa pelat
4
kantilever
Kolom-kolom tepi dengan pelat
3
pelat kantilever.
Kolom-kolom sudut dengan pelat
2
kantilever, Balok-balok tepi tanpa
pelat kantilever, Balok dalam.
Semua komponen struktur yang
1
tidak tercantum diatas :
Balok-balok tepi dengan pelat
kantilever, Balok-balok kantilever,
Pelat-pelat satu arah, Pelat-pelat
dua arah, Komponen struktut tanpa
ketentuan ketentuan untuk
penyaluran geser menerus tegak
lurus terhadap bentangnya.
3. Beban Angin
Beban angin adalah beban yang
bekerja pada struktur akibat Beban angin
adalah beban yang bekerja pada struktur
akibat tekanan-tekanan dari gerakan angin.
Beban angin sangat tergantung dari lokasi
ketinggian dari struktur.
4. Beban Gempa
Adalah semua beban statik ekuivalen
yang bekerja pada struktur akibat adanya
pergerakan tanah oleh gempa bumi, baik
pergerakan arah vertikal maupun horisontal.
Dimana:
SDS = parameter percepatan spektrum
respons disain dalam rentang
periode pendek seperti ditentukan
dari RSNI2 03-1726-201x pasal 6.3
R = faktor modifikasi respon RSNI2 031726-201x Tabel 9
Ie = faktor keutamaan hunian yang
ditentukan sesuai dengan RSNI2
03-1726-201x
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan
RSNI2 03-1726-201x tidak perlu melebihi
berikut ini:
S
Cs = D 1R
T
Ie
dimana:
= 0,85
2.4
= beban terfaktor
= kuat tekan nominal komponen
struktur =
Aksi Balok
Tahanan balok dalam desain LRFD
(Load and Resistance Factor Design) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
>
dimana:
= 0,9
crb
A g fy
2 E
Ag
2
c 2
b. Elemen tidak bergoyang
Untuk
komponen
struktur
bergoyang, maka besarnya momen
lentur terfaktor, harus diperhitungkan
sebagai berikut:
Mu = b Mntu + s Mlt
Mlt adalah momen lentur terfaktor
pada analisa order pertama yang
diakibatkan
beban
yang
menimbulkan pergoyangan,
sedangkan s adalah faktor
amplifikasi, untuk memasukkan
pengaruh P- dengan
sebagai berikut:
=
>1
1
rumusnya
2
2
dengan:
Nu jumlah
gaya
tekan
berfaktor seluruh kolom dalam satu
tingkat yang ditinjau.
Ncrs jumlah gaya kritis Euler
untuk
element
bergoyang,
(K-bergoyang) dalam satu tingkat yang
ditinjau.
2. Kontrol kestabilan struktur tekan dan
momen lentur
Persamaan Interaksi antara gaya
normal tekan dengan momen lentur sama
seperti pada kombinasi gaya tarik dan
momen lentur.
0,2
< 0,2
3.
3.1
8
9
METODOLOGI
Preliminary elemen struktur
Pertama pertama direncanakan
lebih dahulu sebuah bangunan gedung
typical dengan dimensi bangunan 30 x 20 m
(jarak bentang 5 m) dan 10 lantai dengan
tinggi bangunan sebesar 20 m (tinggi antar
lantai 4m), untuk kemudian dianalisa
perilaku dan kapasitas penampang kolom.
Untuk melihat gambar bangunannya dapat
dilihat pada Gambar 3.2 3.4. Dan untuk
preliminary struktur sekunder terdiri dari
pelat lantai dan balok anak. Untuk
preliminary struktur primer terdiri dari
balok dan kolom.
Data Bahan :
Kolom= Baja Profil King Cross
Balok
= Baja Profil Wide Flange
Mutu Baja
= BJ 41
Data Tanah
+36,00
+32,00
+28,00
Balok Memanjang
+24,00
+20,00
+16,00
Balok Anak
+12,00
+8,00
Balok Melintang
+4,00
+0,00
-
+36,00
+32,00
+28,00
+24,00
+20,00
+16,00
+12,00
+8,00
+4,00
+0,00
-
3.2 Analisa
Struktur
dengan
menggunakan SAP 2000 v.14
Pada tahap ini dilakukan pemodelan
dan analisa linier struktur dengan
mengunakan program bantu SAP 2000 v.14
berdasarkan preliminary dan pembebanan
yang
telah
direncanakan.
Semua
pembebanan harus dimasukkan untuk
menghasilkan gaya yang terbesar sehingga
akan menghasilkan gaya-gaya dalam yang
terbesar
3.3 Kontrol Dimensi Penampang
Pada tahap ini dilakukan kontrol
dimensi baik struktur sekuder maupun
primer, dimensi yang direncanakan
berdasarkan gaya dalam yang terjadi dari
hasil permodelan dan penganalisa yang
dilakukan dengan bantuan program bantu
SAP 2000 v.14 berdasarkan preeliminary
dan pembebanan yang telah direncanakan.
Pada tahap pengontrolan ini dilakukan
supaya dimensi yang telah kita rencanakan
atau asumsi sudah sesuai dengan peraturan
SNI 03 1729 2002. Bila telah memenuhi
persyaratan, maka dapat dteruskan ke tahap
pendetailan dan apabila tidak memenuhi
persyaratan maka harus dilakukan redesign.
3.4 Analisa Struktur dengan Minor
Analysis.
1. Analisa Penampang kolom dengan
menggunakan Xtract 2.6.2
6.3
Data Pembebanan
1. Pembebanan Pelat
Dipakai pelat bondek dengan tebal 0,75 mm
a. Lantai Atap
- Beban Berguna
Aspal t = 1 cm = 1 x 14 kg/m2 = 14 kg/m2
Spesi t = 1 cm = 1 21 kg/m2 = 21 kg/m2
Rangka & Plafond
= 18 kg/m2
Ducting dan plumbing
= 40 kg/m2+
93kg/m2
Beban mati
Pelat bondek
= 10,1 kg/m2
Beban finishing
= 93 kg/m2
Pelat beton 0,09mx2400
= 216 kg/m2 +
=319,1 kg/m2
Beban Hidup
= 91,107 kg/m2
b. Lantai 1-9
- Beban Berguna
Keramik t = 1 cm = 1 x 24
= 24 kg/m2
Spesi t = 2 cm = 2 21
= 42 kg/m2
Rangka & Plafond
= 18 kg/m2
Ducting dan plumbing
= 40 kg/m2+
128 kg/m2
Beban mati
Pelat bondek
= 10,1 kg/m2
Beban finishing
= 128 kg/m2
Pelat beton 0,09mx2400
= 216 kg/m2 +
=350,1 kg/m2
Beban Hidup
=172,966 kg/m2
2. Perencanaan Balok Anak
Balok anak berfungsi membagi
luasan lantai agar tidak terlalu lebar,
sehingga mempunyai kekakuan yang
cukup. Balok anak menumpu diatas dua
tumpuan sederhana. Pada perencanaan ini,
balok anak direncanakan menggunakan
profil WF 250x175x7x11 dengan L balok
anak (span) L = 5 m = 5000 mm.
A = 56,24 cm2
ix = 10,4 cm
3
Zx = 535 cm
w = 44,1 kg/m
iy = 4,18 cm
Zy = 171 cm3
Ix = 6120 cm4
Sx = 502 cm3
bf = 175 mm
Iy = 984 cm4
Sy = 113 cm3
d = 244 mm
tf = 11 mm
tw = 7 mm
r = 16 mm
5.3
1.
60274 ,36
+ =
= 0,8076 <
0,982925
2.
Kolom KC 800x300x14x26
Adapun data data profil adalah sebagai
berikut :
A = 534,8 cm2 ix = 24,3 cm r = 22 mm
W= 419,8 kg/m tw =14 mm Zx = 9203,39 cm3
d = 800 mm
tf = 26 mm Zy = 9385,31 cm3
b = 300 mm
Ix = 303700 cm4
3
Sx = 7595,2 cm
iy = 4.22 cm
Iy = 315027 cm4
Sy = 271 cm3
h = d 2(tf + r )
= 800 2(26+22) = 704 mm
Kontrol Aksi kolom
=
0,852500 534,8
1,05176
= 1080519.175
304920,874
=
= 0,282 > 0,2
1080519,175
Rumus Interaksi 1
Pembesaran Momen
= + =
= 1 555,792 + 1,013889
137244,03 = 139706
= + =
= 1 618,362 + 1,023804
18689,55 = 19752,8
10
Tulangan negatif
10-250
+
+
<1
9
304920,874 8
139706
+
1080519.175 9 0,9 230084,75
19752,8
+
0,9 234632,65
= 0,965043 < 1,00
penampang cukup kuat
PERENCANAAN SAMBUNGAN
Sambungan Balok Anak dengan
Balok Induk
Sambungan antara balok anak dan
balok induk direncanakan dengan baut
tidak memikul momen, karena disesuaikan
dengan anggapan dalam analisa sendi.
9.00
L 60X60X6
4.00
8.00
4.00
16 mm
WF 250X175X7X11
WF 600x200x12x20
6.
6.1
T.600x300x14x23
Tulangan negatif
10-250
9.00
KC 800x300x14x26
28
L 60X60X6
4.00
8.00
25.00
4.00
16 mm
WF 250X175X7X11
28
WF.600x200x12x20
22
L.100x100x10
28
22
L.100x100x10
32
WF 600x200x12x20
POTONGAN
WF.600x200x12x20
28
11
= 20026980 Kgcm
Kolom : KC588 x 300 x12 x 20
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
fu = 4100 kg/cm2
= 34512712,5 Kgcm
Muy = 1,5.fy.Zy = 1,5.2500. 9385,306
= 35194897,5 Kgcm
KC.800x300x14x26
KC.588x300x12x20
Pelat 12mm
Pelat 80mm
Pelat 12mm
12 32
20 32
A Pelat 12mm
28
A 28
Pelat 13mm
KC.588x300x12x20
KC.800x300x14x26
32
Pelat 12mm
28
32
28
Pelat 12mm
Pelat 12mm
32
28
KC.800x300x14x26
28
28
28
Pelat 12mm
Pelat 12mm
Pelat 12mm
Pelat 12mm
Pelat 106mm
6.4
7.
ANALISA
KAPASITAS
PENAMPANG
7.1 Umum
Dalam analisa kapasitas penampang
ini digunakan 2 cara yaitu:
1. Analisa secara manual
2. Analisa dengan menggunakan program
XTRACT
7.2
Analisa kapasitas
balok
1. Analisa secara manual
penampang
12
1.
-
13
Kapasitas
Penampang
Momen,Mn (kgm)
Tekan,Nn (kg)
Tarik,Rn (kg)
Momen,Mn (kgm)
Analisa
Manual
Xtract
82919.7
86600
1300184.1
1303600
1303600
1303600
2300884.75 2292000
8.
Warna
pada
struktur
portal
menunjukkan tegangan yang terjadi pada
elemen tersebut. Semakin warna merah
maka menunjukkan bahwa deformasi,
regangan dan tegangan yang terjadi
semakin besar. Dari hasil Gambar 8.1, 8.2,
8.3, 8.4, 8.5 dan 8.6 akan ditinjau untuk
tiap titik pada suatu elemen dapat dilihat
pada Gambar 8.7.
14
1
1
Defleksi (mm)
Magnitude
Arah X
0
-2
10
20
30
40
50
60
Arah Y
70
Arah Z
-4
-6
-8
Beban
ton
23.12399
25
35
45
55
65
Magnitude
2.3976
2.5848
3.6019
4.6361
5.6781
6.7262
1348
23.12399
25
35
45
55
65
31
23.12399
25
35
45
55
65
1558
Displacement (mm)
Arah X
Arah Y
0.001451
-0.6318
0.001555
-0.6161
0.002107
-0.5325
0.002659
-0.4490
0.003211
-0.3654
0.003799
-0.2825
Arah Z
-2.3129
-2.5103
-3.5623
-4.6143
-5.6664
-6.7203
1.0121
1.0882
1.5037
1.9282
2.3567
2.7877
-0.002453
-0.002607
-0.003432
-0.004258
-0.005083
-0.005902
-0.1375
-0.1170
-0.0080
0.1010
0.2101
0.3192
-1.0027
-1.0819
-1.5037
-1.9255
-2.3473
-2.7694
2.3243E-33
4.0015E-33
1.3002E-32
2.2012E-32
3.1024E-32
3.6240E-32
1.383E-34
1.887E-34
4.574E-34
7.262E-34
9.949E-34
-7.239E-33
2.157E-33
3.604E-33
1.132E-32
1.904E-32
2.676E-32
2.958E-32
-8.559E-34
-1.728E-33
-6.375E-33
-1.102E-32
-1.567E-32
-1.965E-32
4
3
2
Defleksi (mm)
Beban (Ton)
Magnitude
Arah X
0
-1
10
20
30
40
50
60
Arah Y
70
Arah Z
-2
-3
-4
Beban (Ton)
Defleksi (mm)
Magnitude
Arah X
Arah Y
0
10
20
30
40
50
60
70
Arah Z
-3E-32
Beban (Ton)
15
Beban
ton
23.12399
25
35
1558
45
55
65
E.E11
-7.83E-05
-8.76E-05
-1.37E-04
-1.87E-04
-2.36E-04
-3.04E-04
E.E22
-0.000292
-0.000298
-0.000331
-0.000363
-0.000396
-0.000439
Regangan
E.E33
E.E12
0.0005656
-5.587E-06
0.0005989
-6.282E-06
0.0007763
-9.985E-06
0.0009538
-1.369E-05
0.0011313
-1.739E-05
0.0013355
-2.352E-05
E.E13
-9.971E-07
-1.114E-06
-1.735E-06
-2.357E-06
-2.978E-06
-2.728E-06
E.E23
0.000202
0.000215
0.000288
0.000362
0.000435
0.000513
23.12399
25
35
1348
45
55
65
4.788E-05
4.655E-05
3.947E-05
3.238E-05
2.529E-05
1.818E-05
-0.000160
-0.000155
-0.000132
-0.000108
-0.000085
-0.000061
4.800E-05
4.668E-05
3.965E-05
3.261E-05
2.558E-05
1.853E-05
-1.826E-05
-1.95E-05
-2.609E-05
-3.268E-05
-3.927E-05
-4.586E-05
3.035E-09
2.821E-09
1.680E-09
5.389E-10
-6.021E-10
-1.837E-09
-8.726E-06
-9.317E-06
-1.247E-05
-1.562E-05
-1.877E-05
-0.000021921
-6.2411E-14
-1.1515E-13
-9.3546E-13
-1.0454E-12
-2.0279E-12
-1.6713E-12
8.66E-06
2.33E-05
1.01E-04
1.80E-04
2.58E-04
3.36E-04
-8.897E-13
-1.251E-12
-3.064E-12
-4.096E-12
-7.095E-12
-9.405E-12
1.61E-07
5.98E-07
2.93E-06
5.26E-06
7.59E-06
9.92E-06
-5.635E-15
-2.709E-14
-2.331E-13
-3.288E-13
-5.607E-13
-3.283E-13
-5.118E-05
-6.213E-05
-1.205E-04
-1.788E-04
-2.371E-04
-2.954E-04
Node
31
23.12399
25
35
45
55
65
0.0016
0.0014
0.0012
E.E11
Regangan
0.001
E.E22
0.0008
0.0006
E.E33
0.0004
E.E12
0.0002
E.E13
E.E23
-0.0002 0
10
20
30
40
50
60
70
-0.0004
-0.0006
Beban (Ton)
0.0001
Regangan
0.00005
E.E11
E.E22
0
10
20
30
40
-0.00005
50
60
70
E.E33
E.E12
E.E13
-0.0001
E.E23
-0.00015
-0.0002
Beban (Ton)
Kolom Node 31
0.0004
0.0003
E.E11
0.0002
Regangan
E.E22
0.0001
E.E33
0
-0.0001
10
20
30
40
50
60
70
E.E12
E.E13
E.E23
-0.0002
-0.0003
-0.0004
Beban (Ton)
16
300
Tegangan (Mpa)
250
S.S11
200
S.S22
150
S.S33
S.S12
100
S.S13
50
S.S23
0
-50
10
20
30
40
50
60
70
Beban (Ton)
Tegangan (Mpa)
0
-5
10
20
30
40
50
60
70
S.S11
S.S22
-10
S.S33
-15
S.S12
-20
S.S13
-25
S.S23
-30
-35
Beban (Ton)
100
Tegangan (Mpa)
80
S.S11
60
S.S22
40
S.S33
S.S12
20
S.S13
0
-20
-40
S.S23
0
10
20
30
40
50
60
70
Beban (Ton)
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisis
yang telah dilakukan pada struktur
bangunan gedung, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari hasil perhitungan dan analisis
SAP 2000 v14 yang telah dilakukan
pada struktur bangunan gedung,
perencanaan dimensi profil pada balok
anak, balok induk dan kolom King
cross sudah memenuhi kriteria
ketentuan kekuatan profil terhadap
beban yang diterima oleh struktur
seperti kontrol tekuk lokal, tekuk
17