Elektro
PENS
www.jurnalpa.eepis-its.edu
Teknik Telekomunikasi
Vol.1, No.1, 2016
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Abstrak
Seminar dan pelatihan tentang opensource sering sekali di selenggarakan bagi siswa-siswa sekolah menengah kejuruan
yang bergerak dibidang IT. Sebagian besar siswa-siswa yang mengikuti seminar dan pelatihan tersebut dari jurusan Teknik
Komputer Jaringan yang biasa mempelajari ilmu tentang sistem operasi linux. Untuk melakukan download atau update aplikasi
pada sistem operasi Linux Ubuntu memerlukan koneksi internet yang akan menyita waktu yang cukup lama. Server repository
Ubuntu adalah sebuah server yang menampung paket - paket atau aplikasi ubuntu secara terpusat, digunakan untuk mendownload
paket - paket atau aplikasi pada ubuntu secara mudah.
Aplikasi ubuntu di server repository secara otomatis didownload secara periodik pada server repository .. Supaya ukuran
kapasitas penyimpanan server besar maka dibangunlah sistem RAID 0 (Redundant Array of Independent Disks) yang akan
menggabungkan beberapa hard disk. Client dapat mengakses melalui protokol HTTP, FTP dan NFS. Selain itu dibangun sistem
monitoring untuk mengetahui kondisi jaringan dan server terkini. Lalu diberikan fungsi pembatasan jumlah dan disconnect client
agar memudahkan administrator untuk memonitoring aktifitas client.
Kata Kunci: Server Repository Ubuntu, RAID (Redundant Array of Independent Disks), Sistem Monitoring, Pembatasan jumlah
dan Disconnect client.
1.
Pendahuluan
Open Source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu atau lembaga pusat, tetapi
oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas di internet.
Salah satu sistem Open Source yaitu Linux Ubuntu. Sistem operasi Linux dalam implementasinya membutuhkan data
dan paket-paket aplikasi penunjang yang tersebar di Internet atau repository Ubuntu. Mempelajari sistem operasi
Linux dalam implementasinya hanya bisa dilakukan pada seminar atau di laboratorium yang memiliki koneksi
internet cepat. Dengan latar belakang tersebut pembuatan server repository adalah solusinya namun dalam
pembangunan server repository sendiri terdapat beberapa kendala dari ukuran hardisk penyimpanan, metode
pembagian data dan metode pemilihan priority client dan non priority client. Dengan kebutuhan server yang cukup
banyak ini terdapat ide untuk menggunakan system RAID (Redundant Array of Independent Disk) untuk mengatasi
masalah ukuran hardisk penyimpanan, menggunakan HTTP, FTP, NFS dalam metode pembagian data dan
menggunakan metode monitoring untuk memudahkan administrator dalam memanajemen server.
2.
Teori Pendukung
Gambar : 3.1
Gambar 3.1 menjelaskan tentang desain jaringan sistem server repository Ubuntu yang akan dibangun.
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Server repository Ubuntu memiliki sistem RAID dan LVM.
2. Server repository Ubuntu dibangun dengan sistem software RAID.
3. Client menggunakan sistem operasi Ubuntu untuk melakukan testing update aplikasi Ubuntu.
4. Client mengakses repository dengan menggunakan HTTP, FTP dan NFS pada server repository Ubuntu.
5. Client dapat mengakses web untuk melihat informasi sources.list yang digunakan dalam proses update
Ubuntu.
Repository Ubuntu dapat diakses mengganti isi file sources.list pada client lalu dilakukan update source melalui
perintah apit-get update pada client.
3.2. Alur Kerja Sistem
Alur kerja system pad client yang berjalan setelah dibangun adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2
Alur Kerja Sistem pada Client yang akan dibangun
Gambar 3.3 menjelaskan tentang alur kerja system yang akan dibangun. Client mengganti isi file /etc/source.list
pada system operasi Ubuntu dan diganti dengan file source.list yang menuju ke server repository local. Untuk
mengetahui isi filesource.list local, client tinggal melihat halaman web pada IP server repository local. Setelah itu
client melakukan update database repository dengan mengetikan perintah apt-get update pada Terminal client lalu
client dapat mendownload paket repository Ubuntu dari server local.
Ketika client yang terkoneksi melalui protocol HTTP, FTP dan NFS akan dilihat dulu jumlah maksimal client
yang dapat ditampung oleh masing - masing layanan protocol HTTP, FTP dan NFS. Jika jumlah client di bawah
ukuran maksimal batas client, maka client dapat mengakses repository dengan protocol yang dipilih. Setelah itu client
dapat terkoneksi dan melakukan download repository Ubuntu. Jika Admistrator ingin melakukan fungsi disconnect
atau blocking client maka client tidak bisa terkoneksi lagi sebelum server membuka rule blok nya.
Administrator melihat daftar user yang terkoneksi dengan server repository lokal. lalu melakukan blocking client
dengan salah satu IP Address client yang ada dalam daftar client yang aktif. Administrator memilih rule untuk
protocol HTTP, FTP atau NFS. Jika rule telah tersedia maka sistem akan mengembalikan pada tampilan daftar IP yang
telah diblok. Jika belum ada rulenya maka sistem akan melakukan kill semua proses dengan protocol yang telah dipilih
yang tertuju ke IP address client, lalu sistem melakukan blocking reject akses ke IP address supaya client tidak bisa
melakukan koneksi lagi sampai Administrator menghapus rule-nya.
3.3. Pembangunan Sistem
3.3.1. Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi untuk server adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Spesifikasi Server yang digunakan.
No.
Komponen
Spesifikasi
Jumlah
CPU
Intel Core i5
Memory
8GB DDR3
Storage OS
320 GB SATA
Storage RAID
320 GB SATA
Network
No.
Komponen
Spesifikasi
1
2
3
CPU
Memory
Storage
Network
Jumlah
1
1
1
1
3.3.2.
Komponen
Spesifikasi
Sistem Operasi
debmirror
Paket RAID
mdadm
Paket LVM
lvm2
Web Server
apache2
FTP Server
vsftpd
NFS Server
nfs-kernel-server
Monitoring Server
Zabbix 2.0
No.
4.
Komponen
Spesifikasi
Sistem Operasi
Ubuntu 12.04
nfs-common
Hasil
4.1. Pengujian
Pada pengujian ini dilakukan 5 pengujian yang akan menjadi terlaksananya tujuan dari proyek akhir ini. adapun
langkah - langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
4.1.1.
export GNUPGHOME=/mnt/repository/mirrorkeyring
arch=i386,amd64
section=main,restricted,universe,multiverse
release=precise,precise-backports,precise-proposed,precise-security,precise-updates,trusty,trustybackports,trusty-proposed,trusty-security,trusty-updates
server=kambing.ui.ac.id
inPath=ubuntu
proto=http
outPath=/mnt/repository/ubuntu
debmirror
-a $arch --no-source -s $section -h $server -d $release -r $inPath \
--progress -e $proto $outPath --nocleanup
Jalankan Perintah dibawah, untuk mengunduh data repository di internet ke dalam server yang kita bangun.
# mirror.sh
Gambar 4.1
Pengujian mirror repository Ubuntu
Gambar 4.2
Tempat penyimpanan data repository Ubuntu lokal
4.1.2.
Pengujian dibawah ini dilakukan untuk melihat client ketika melakukan download paket Ubuntu pada server
repository yang telah dibangun. pengujian dilakukan dengan perintah update database repository pada client.
a.
Gambar 4.3
Tampilan download paket Ubuntu menggunakan protocol HTTP
b.
Gambar 4.4
Tampilan download paket Ubuntu menggunakan protocol FTP
c.
Gambar 4.5
Tampilan download paket Ubuntu menggunakan protocol NFS
4.1.3.
a.
Gambar 4.6
Pengujian hdparm partisi hard disk /dev/sdb1
Gambar 4.7
Pengujian hdparm partisi hard disk /dev/sdc1
Gambar 4.8
Pengujian hdparm partisi RAID hard disk /dev/md0
b.
Pengujian RAID 1
Pada pengujian RAID 1 ini dilakukan untuk mengetahui RAID 1 melakukan mirroring terhadap data
repository Ubuntu yang sudah dibangun. Dalam pengujian ini dilakukan dengan mensimulasikan bahwa salah
satu hard disk yang digunakan untuk membangun sistem RAID rusak.
Gambar 4.9
Pengujian meremove dan add salah satu hardisk
c.
Pengujian LVM
Pada pengujian LVM ini dilakukan untuk melakukan penambahan partisi hard disk baru ketika partisi raid
yang sudah ada telah penuh. Asumsikan pada proyek akhir ini memiliki hard disk baru pada /dev/sdf dan
digunakan untuk penambahan partisi data repository.
Gambar 4.10
Menambahkan hard disk baru ke Volume Group lvm-repo
Gambar 4.11
Menambah kapasitas logical volume repo
4.1.4.
Gambar 4.12
Grafik traffic dari kartu jaringan eth0
Gambar 4.13
Jumlah koneksi HTTP, FTP dan NFS
4.1.5.
Gambar 4.14
Tampilan menunggu koneksi pada protocol HTTP
Gambar 4.15
Tampilan menunggu koneksi pada protocol FTP
Gambar 4.16
Tampilan menunggu koneksi pada protocol NFS
5.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan implementasi mengenai server repository Ubuntu menggunakan sistem RAID 0, RAID 1
dan Sistem Monitoring, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Dengan adanya server repository Ubuntu, client tetap dapat melakukan update sistem operasi Ubuntu tanpa
harus memiliki koneksi internet. Data dalam server repository juga selalu terbaru karena memiliki proses
mirroring dengan server repository yang sudah ada di internet.
2.
RAID 0 digunakan untuk menggabungkan beberapa hard disk dan memberikan ketersediaan yang tinggi
karena semua data tersebar dalam hard disk.
3.
LVM memudahkan pembagian partisi di dalam RAID dan memudahkan administrator ketika ingin
menambah partisi lagi tanpa harus mengganti hard disk yang ada.
4.
RAID 1 digunakan untuk membuat system redundant pada hardisk. Jadi jika terjadi kerusakan pada salah satu
hardisk yang terdapat pada sistem RAID data tidak akan hilang karena data sudah di mirror.
5.
NMS Zabbix mampu menampilkan sistem monitoring tentang server dan jaringan. Sistem monitoring ini
memudahkan administrator untuk melihat kondisi jaringan dan server terkini tanpa harus memantau langsung
server.
Pengolahan pembatasan jumlah client dan fungsi disconnect client dapat diterapkan pada shell programing dengan
bantuan tool netstat dan iptables. Kondisi client menjadi terputus ketika dilakukan fungsi disconnect client dan
pembatasan jumlah client.
6.
Referensi
[1]
Khana, I. N. (2012, Desember 17). Menginstall FTP Server pada Debian 6.0 dan Menggunakan Aplikasi FTP Server di PC Client (Win 2003).
Retrieved Juli 10, 2013, from ilmukomputer.com: http://ilmukomputer.org/2012/12/17/menginstall-ftp-server-pada-debian-6-0-danmenggunakan-aplikasi-ftp-server-di-pc-client-win-2003-2/
Onnowpurbo. (2013, Januari 24). Web Server.
Retrieved Juli 10, 2013, from OpenSource TelkomSpeedy:
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Web_server
Penalver, C. M. (2012, 10 8). Repositories/Ubuntu - Comunity Ubuntu Documentation. Retrieved 4 2, 2013, from Ubuntu Documentation:
https://help.ubuntu.com/community/Repositories/Ubuntu
Purbo, O. W. (2008). Pandungan Mudah merakit + menginstal server linux. Jakarta: Penerbit ANDI.
Purbo, O. W. (2010, Oktober 2). Network File System. Retrieved Juli 10, 2013, from OpenSource TelkomSpeedy:
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/NFS
Supriyanto. (2007). Pengawasan Jaringan Berbasis Web. In I. Linux, INFOLINUX (pp. 38-41). Jakarta: INFOLINUX.
Vandala, D. (2003). Managing RAID on Linux. United States of America: OReilly & Associates.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]