Anda di halaman 1dari 143

Laporan Mekanika Tanah

BAB I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
( Soil Samping )

A. PENGAMBILAN CONTOH TANAH TIDAK ASLI (DISTURBED SAMPLING)

1.

MAKSUD DAN TUJUAN

Yaitu untuk mendapatkan suatu contoh tanah (yang tidak usah dijaga keaslian
strukturnya), yang mana dapat dipergunakan untuk pemeriksaan laboratorium untuk
percobaan yang tidak mengharuskan contoh tanah asli.

2.
2.

Cangkul.

3.

Sendok Semen.

4.

Kantong Plastik / Karung Plastik.

5.

Timbangan (Neraca).

6.

Saringan No. 4

7.

Wadah.

8.

Tali Rafia.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI

Laporan Mekanika Tanah


1.
1.

JALAN PERCOBAAN

Membersihkan mula mula lapisan permukaan tanah setebal lebih kurang 10


sampai 20 cm.

2.

Menggali tanah secara merata dan masukkan kedalam karung yang telah tersedia
sebanyak 80 kg, Kemudian ikat karung tersebut dengan tali plastik.

3.

Kemudian tanah tersebut dimasukkan kedalam wadah.

4.

Dan apabila tanah tersebut masih agak lembab, jemurlah pada sinar matahari
hingga cukup kering.

5.

Menyaring tanah tersebut dengan ayakan (saringan) No. 4 dan yang lolos dari
saringan tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian diikat dengan
tali.

6.

Banyaknya tanah yang lolos dari saringan no. 4 tersebut harus mencapai minimal
80 kg.

7.

Tanah dalam kantong plastik tersebut diberi label, nomor contoh, sumber contoh
tanah, lokasi dan kedalaman contoh tanah, nama proyek tanggal bulan dan tahun,
kemudian disimpan untuk pemeriksaan selanjutnya.

2.

GAMBAR KERJA

3.

KESIMPULAN

Terlampir

Tanah yang diambil berwarna merah, jenis lempung ( Clay ) dari lokasi rawa
buaya.
2

Laporan Mekanika Tanah

Contoh tanah disimpan dalam plastic agar kadar airnya tidak berubah.

B. PEMBORAN DAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH ASLI (HAND BORING &


UNDISTURBED SAMPLING)
I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini untuk mendapatkan suatu contoh tanah yang strukturnya tidak
berubah dari struktur aslinya, sehingga nantinya dapat dipakai untuk pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium lainnya yang mengharuskan memakai contoh tanah asli.

II.

III.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


a. Linggis
b. Pisau atau parang
c. Kantong Plastik
d. Tabung contoh ( Shelby tube sampler ) beserta tutupnya dan parafin
e. Mata Tabung
f. Kunci kunci pipa
g. Dongkrak
h. Mata bor ( Iwan )
i. Stang stang bor
j. Stang pemutar
k. Baja kanal
l. Stick aparat
m. Kunci arit
n. Alat penumbuk atau palu
JALAN PERCOBAAN
1. Mula mula membuang lapisan rumput 80 x 80 cm, dengan tebal 20 cm.
2. Memasang mata bor pada stang bor.
3. Memasukkan mata bor yang sudah dipasang pada lubang yang sudah digali
sedalam 20 cm, dan usahakan agar tegak lurus dengan permukaan tanah.

Laporan Mekanika Tanah


4. Memutar stang bor dengan dengan pemutar stang searah jarum jam dan berikan
beban diatasnya, agar pengeboran lebih cepat masuk kedalam tanah.
5. Pengeboran ini setiap kedalaman 20 cm kita keluarkan mata bornya, lalu kita
periksa jenis lapisan tanah dan warnanya, dengan cara memasukkan sekepal
contoh tanah kedalam kantong plastik, diberi label, kedalam, nomer, titik bor,
lokasi nama proyek, tanggal, bulan dan tahun pengeboran. Lakukan pengeboran
terus sampai kedalaman dimana kita mengambil contoh tanah tersebut.
6. Setelah sampai pada kedalaman yang diinginkan, mata bor kita lepaskan dari mata
bor.
7. Lalu menyambungkan pada stang bor tadi tabung contoh yang sudah terlebih
dahulu dipasang pada mata tabungnya.
8. Memasukkan tabung contoh yang dipasang tersebut kedalam lubang bor tadi
sampai dasarnya, dan kemudian dipukul pakai palu sampai pada kedalaman tanah
yang diinginkan, yaitu sampai tabung contoh penuh.
Setelah tabung contoh dipukul masuk kedalam dan mencapai kedalaman tersebut,
biarkan sebentar lalu diputar 180 searah jarum jam, untuk memotong tanah pada
dasar tabung sebelum mencabutnya kembali.
9. Mengeluarkan tabung contoh tadi dengan dongkrak, setelah tabung beserta tanah
didalamnya dilepas dari stang, kemudian tabung contoh ditutup dengan lilin /
parafin cair dan plastik yang diikat kuat pada kedua ujung tabung contoh tersebut
agar kadar air dalam tanah tetap seperti semula dan selanjutnya untuk sampai
diadakan pemeriksaan pemeriksaan di laboratorium.

Laporan Mekanika Tanah


10. Menuliskan label pada tiap tabung contoh, dengan spidol. Pada label tersebut
dituliskan : nomor titik bor dan kedalaman contoh tanah asli. Contoh tanah
tersebut harus terhindar dari gangguan gangguan, benturan benturan, panas,
jatuh, dan sebagainya.

IV.

DATA PENGAMATAN DAN GAMBAR KERJA


Terlampir

V.KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
1. Dari hasil pengamatan didapatkan jenis tanah lempung, dengan sedikit berpasir
pada beberapa bagian kedalaman.
2. Muka air tanah pada kedalaman 1.20 meter.
3. contoh tanah yang diambil dari tabung contoh merupakan contoh tanah asli,
dimana masih terjaga struktur tanah asli pada tanah tersebut, sepanjang factor
kesalahan kerja dapat diperkecil.

SARAN
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu lakukan pengecekan alat. Untuk
mendapatkan hasil yang baik di usahakan melakukan percobaan pada hari yang cerah,
jangan melakukan pengeboran setelah hari hujan, ini menjaga agar kita mendapat
muka air tanah (MAT) yang sebenarnya.

Laporan Mekanika Tanah


Agar pengeboran berlangsung dengan baik, maka praktikan harus selalu diawasi
oleh asissten untuk menjaga hal hal yang tidak di inginkan, seperti salah memasang
alat yang akan berakibat fatal.

BAB II
KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat.

Perlawanan penetrasi konus ( tahanan konus ) : adalah perlawanan ujung konus yang
dinyatakan dalam kg / cm2.
6

Laporan Mekanika Tanah

Hambatan lekat : adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonis dalam kg /
cm2.

Jumlah hambatan lekat : Jumlah perlawanan geser tanah dari permukaan tanah sampai
kedalaman tertentu dinyatakan dalam kg / cm2 keliling konis.

II.

ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


a.

Mesin sondir singan kapasitas 2 ton.


Type ganda ( Dutch Cone Penetration Apparatus ).

b.

Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai dengan kebutuhan, dengan
panjang masing masing 1 (satu) meter.

c.

Manometer 2 buah dengan masing masing kapasitas :


i. 0 sampai 60 kg / cm2.
ii. 0 sampai 250 kg / cm2.

d.

Bikonis ( Beugemen Friction Jacket Cone )

e.

4 buah jangkar berbentuk spiral, dan alat pemutar.

f.

Kunci kunci pipa, alat pembersih, castrol oil, oli SAE 10, unting unting, kepala babi.

g.

2 buah baja kanal ukuran 3 m, 2 buah baja kanal ukuran panjang 1m serta alat pengunci.

III. JALAN PERCOBAAN


a.

Menanamkan jangkar kedalam tanah dengan alat memutarnya.

b.

Memasang dan mengatur mesin sondir secara vertikal ditempat yang akan diperiksa
dengan bantuan baja kanal, ditahan pada tanah dengan jangkar tersebut (a) diatas.

Laporan Mekanika Tanah


c.

Memasang bikonis pada ujung bawah pipa yang pertama dan manometer pada mesin
sondir.

d.

Sebelum memasang manometer mesin diisi dengan minyak hidrolik dan pengisiannya
harus bebas gelembung udara.

e.

Setelah semua siap maka tekanlah pipa beserta pipa beserta batang dalamnya untuk
memasukkan bikonis sedalam 20 cm kedalam tanah.

f.

1.

Pada waktu siap membaca, tungkai yang dekat manometer, dekat ujung atas pipa
paling atas dirubah posisinya, sehingga penekanan hanya menekan batang dalam
dari pipa sondir, yang hanya akan menggerakan ujung konus dan selimut
gesernya. Pembacaan dilakukan dua kali setelah pembacaan pertama, yaitu
pembacaan kedua setelah kira kira 4 cm pipa tersebut masuk lagi kedalam
tanah setelah pembacaan pertama.

2.

Pada pembacaan pertama, hanya ujung konus yang tertekan masuk tanah,
sehingga bacaan pertama adalah = tekanan konus. Pada pembacaan kedua, ujung
konus dan selimut geser yang tertekan, sehingga bacaan kedua adalah tahanan
konus plus tahanan geser.

IV. PERHITUNGAN
a.

Hambatan Lekat ( HL ) = JP - PK

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,2 m HL = 18 16

= 2

Kg / cm

Kedalaman 0,4 m HL = 11 10

= 1

Kg / cm

Kedalaman 0,6 m HL = 20 18

= 2

Kg / cm

Kedalaman 0,8 m HL = 18 16

= 2

Kg / cm

Kedalaman 1,0 m HL = 20 19

= 1

Kg / cm

Kedalaman 1,2 m HL = 28 24

= 4

Kg / cm

Kedalaman 1,4 m HL = 21 20

= 1

Kg / cm

Kedalaman 1,6 m HL = 20 19

= 1

Kg / cm

Kedalaman 1,8 m HL = 20 18

= 2

Kg / cm

Kedalaman 2,0 m HL = 16 15

= 1

Kg / cm

Kedalaman 2,2 m HL = 18 12

= 6

Kg / cm

Kedalaman 2,4 m HL = 15 14

= 1

Kg / cm

Kedalaman 2,6 m HL = 11 10

= 1

Kg / cm

Kedalaman 2,8 m HL = 5 4

= 1

Kg / cm

Kedalaman 3,0 m HL = 8 7

= 1

Kg / cm

Laporan Mekanika Tanah

b.

Kedalaman 3,2 m HL = 8 7

= 1

Kg / cm

Kedalaman 3,4 m HL = 10 9

= 1

Kg / cm

Kedalaman 3,6 m HL = 15 13

= 2

Kg / cm

Kedalaman 3,8 m HL = 12 10

= 2

Kg / cm

Kedalaman 4,0 m HL = 14 10

= 4

Kg / cm

Kedalaman 4,2 m HL = 10 9

= 1

Kg / cm

Kedalaman 4,4 m HL = 12 11

= 1

Kg / cm

Kedalaman 4,6 m HL = 15 14

= 1

Kg / cm

Kedalaman 4,8 m HL = 12 11

= 1

Kg / cm

Kedalaman 5,0 m HL = 21 20

= 1

Kg / cm

Kedalaman 5,2 m HL = 17 15

= 2

Kg / cm

Kedalaman 5,4 m HL = 30 29

= 1

Kg / cm

Kedalaman 5,6 m HL = 58 55

= 3

Kg / cm

Kedalaman 5,8 m HL = 150 150

= 0

Kg / cm

HL ( 20/10 )

10

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,2 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 0,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 0,6 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 0,8 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 1,0 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 1,2 m HL ( 20/10 ) = 4 x ( 20/10 ) = 8 Kg / cm

11

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 1,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 1,6 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 1,8 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 2,0 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 2,2 m HL ( 20/10 ) = 6 x ( 20/10 ) = 12 Kg / cm

Kedalaman 2,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 2,6 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 2,8 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 3,0 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 3,2 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 3,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 3,6 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 3,8 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 4,0 m HL ( 20/10 ) = 4 x ( 20/10 ) = 8 Kg / cm

Kedalaman 4,2 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 4,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 4,6 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 4,8 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 5,0 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm

Kedalaman 5,2 m HL ( 20/10 ) = 2 x ( 20/10 ) = 4 Kg / cm

Kedalaman 5,4 m HL ( 20/10 ) = 1 x ( 20/10 ) = 2 Kg / cm


12

Laporan Mekanika Tanah

c.

Kedalaman 5,6 m HL ( 20/10 ) = 3 x ( 20/10 ) = 6 Kg / cm

Kedalaman 5,8 m HL ( 20/10 ) = 0 x ( 20/10 ) = 0 Kg / cm

Jumlah Hambatan Lekat ( JHL ) = HL x ( 20/10 )n + HL x ( 20/10 )n+1

13

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,2 m JHL

= 4 Kg / cm

Kedalaman 0,4 m JHL = 4 + 2

= 6 Kg / cm

Kedalaman 0,6 m JHL = 6 + 4

= 10 Kg / cm

Kedalaman 0,8 m JHL = 10 +4

= 14 Kg / cm

Kedalaman 1,0 m JHL = 14 + 2

= 16 Kg / cm

Kedalaman 1,2 m JHL = 16 + 8

= 24 Kg / cm

Kedalaman 1,4 m JHL = 24 + 2

= 26 Kg / cm

Kedalaman 1,6 m JHL = 26 + 2

= 28 Kg / cm

Kedalaman 1,8 m JHL = 28 + 4

= 32 Kg / cm

Kedalaman 2,0 m JHL = 32 + 2

= 34 Kg / cm

Kedalaman 2,2 m JHL = 34 + 12

= 46 Kg / cm

Kedalaman 2,4 m JHL = 46 + 2

= 48 Kg / cm

Kedalaman 2,6 m JHL = 48 + 2

= 50 Kg / cm

Kedalaman 2,8 m JHL = 50 + 2

= 52 Kg / cm

Kedalaman 3,0 m JHL = 52 + 2

= 54 Kg / cm

Kedalaman 3,2 m JHL = 54 + 2

= 56 Kg / cm

Kedalaman 3,4 m JHL = 56 + 2

= 58 Kg / cm

Kedalaman 3,6 m JHL = 58 + 4

= 62 Kg / cm

Kedalaman 3,8 m JHL = 62 + 4

= 66 Kg / cm

Kedalaman 4,0 m JHL = 66 + 8

= 74 Kg / cm

14

Laporan Mekanika Tanah

d.

Kedalaman 4,2 m JHL = 74 + 2

= 76 Kg / cm

Kedalaman 4,4 m JHL = 76 + 2

= 78 Kg / cm

Kedalaman 4,6 m JHL = 78 + 2

= 80 Kg / cm

Kedalaman 4,8 m JHL = 80 + 2

= 82 Kg / cm

Kedalaman 5,0 m JHL = 82 + 2

= 84 Kg / cm

Kedalaman 5,2 m JHL = 84 + 4

= 88 Kg / cm

Kedalaman 5,4 m JHL = 88 + 2

= 90 Kg / cm

Kedalaman 5,6 m JHL = 90 + 6

= 96 Kg / cm

Kedalaman 5,8 m JHL = 96 + 0

= 96 Kg / cm

Hambatan Setempat ( HS ) = HL / 10

15

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,2 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 0,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 0,6 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 0,8 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 1,0 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 1,2 m HS = 4 / 10

= 0,4 Kg / cm

Kedalaman 1,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 1,6 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 1,8 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 2,0 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 2,2 m HS = 6 / 10

= 0,6 Kg / cm

16

Laporan Mekanika Tanah

e.

Kedalaman 2,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 2,6 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 2,8 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 3,0 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 3,2 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 3,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 3,6 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 3,8 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 4,0 m HS = 4 / 10

= 0,4 Kg / cm

Kedalaman 4,2 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 4,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 4,6 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 4,8 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 5,0 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 5,2 m HS = 2 / 10

= 0,2 Kg / cm

Kedalaman 5,4 m HS = 1 / 10

= 0,1 Kg / cm

Kedalaman 5,6 m HS = 3 / 10

= 0,3 Kg / cm

Kedalaman 5,8 m HS = 0 / 10

= 0 Kg / cm

Ratio Lekat ( RL ) = ( HS / PK ) x 100 %

17

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,2 m RL = (0,2 / 16) x 100 % = 1,25 Kg / cm

Kedalaman 0,4 m RL = (0,1 / 10) x 100 % = 1,00 Kg / cm

18

Laporan Mekanika Tanah

Kedalaman 0,6 m RL = (0,2 / 18) x 100 % = 1,11 Kg / cm

Kedalaman 0,8 m RL = (0,2 / 16) x 100 % = 1,25 Kg / cm

Kedalaman 1,0 m RL = (0,1 / 19) x 100 % = 0,52 Kg / cm

Kedalaman 1,2 m RL = (0,4 / 24) x 100 % = 1,67 Kg / cm

Kedalaman 1,4 m RL = (0,1 / 20) x 100 % = 0,50 Kg / cm

Kedalaman 1,6 m RL = (0,1 / 19) x 100 % = 0,52 Kg / cm

Kedalaman 1,8 m RL = (0,2 / 18) x 100 % = 1,11 Kg / cm

Kedalaman 2,0 m RL = (0,1 / 15) x 100 % = 0,67 Kg / cm

Kedalaman 2,2 m RL = (0,6 / 12) x 100 % = 5,00 Kg / cm

Kedalaman 2,4 m RL = (0,1 / 14) x 100 % = 0,71 Kg / cm

Kedalaman 2,6 m RL = (0,1 / 10) x 100 % = 1,00 Kg / cm

Kedalaman 2,8 m RL = (0,1 / 4) x 100 % = 2,50 Kg / cm

Kedalaman 3,0 m RL = (0,1 / 7) x 100 % = 1,43 Kg / cm

Kedalaman 3,2 m RL = (0,1 / 7) x 100 % = 1,43 Kg / cm

Kedalaman 3,4 m RL = (0,1 / 9) x 100 % = 1,11 Kg / cm

Kedalaman 3,6 m RL = (0,2 / 13) x 100 % = 1,54 Kg / cm

Kedalaman 3,8 m RL = (0,2 / 10) x 100 % = 2,00 Kg / cm

Kedalaman 4,0 m RL = (0,4 / 10) x 100 % = 4,00 Kg / cm

Kedalaman 4,2 m RL = (0,1 / 9) x 100 % = 1,11 Kg / cm

Kedalaman 4,4 m RL = (0,1 / 11) x 100 % = 0,91 Kg / cm

Kedalaman 4,6 m RL = (0,1 / 14) x 100 % = 0,71 Kg / cm


19

Laporan Mekanika Tanah

V.

Kedalaman 4,8 m RL = (0,1 / 11) x 100 % = 0,91 Kg / cm

Kedalaman 5,0 m RL = (0,1 / 20) x 100 % = 0,50 Kg / cm

Kedalaman 5,2 m RL = (0,2 / 15) x 100 % = 1,33 Kg / cm

Kedalaman 5,4 m RL = (0,1 / 29) x 100 % = 0,34 Kg / cm

Kedalaman 5,6 m RL = (0,3 / 55) x 100 % = 0,55 Kg / cm

Kedalaman 5,8 m RL = (0 / 150) x 100 % = 0 Kg / cm

PELAPORAN
a. Lokasi titik sondir, nomer titik sondir dan identifikasi lainnya.
b. Titik nol sondir harus diikat terhadap suatu titik tetap.
c. Laporan grafik berupa :
i. Perlawanan Penetrasi Konus (qc) terhadap kedalaman.
ii. Persen hambatan lekat lokal terhadap qc (FR).
iii. Jumlah Hambatan Lekat terhadap kedalaman.
iv. Ratio Lekat terhadap kedalaman.

VI.

KESIMPULAN
1.

Dari hasil penyondiran yang kami

lakukan, maka didapatkan hasil yaitu :


Muka air tanah
Muka Tanah

= 3,00

= 0,00

m
20

Laporan Mekanika Tanah


Jumlah Kedalaman

2.

= 5,80

Jenis tanah adalah Clay, berdasarkan deskripsi yang dibuat oleh schmertmann ( 1959 )
Rasio Lekat ( % )
0,00 - 0,50
0,50 - 2,00
2,00 - 5,00
> 5,00

Jenis Tanah
Rock, shells and loose gravel
Sands / gravel
Clay, sand-mixture and silt
Clay

VII. CATATAN
a.

Keuntungan yang diperoleh alat ini adalah :


i.

Baik untuk tanah lapisan lempung.

ii. Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.


iii. Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah, dan jenis jenis tanahnya
dengan perantaraan diagram empiris.
iv. Dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah lempung
dengan mempergunakan tanah empiris, dan menghitung daya dukung tiang
pancang.
b.

Kerugian pada penggunaan alat ini adalah :


i.

Tidak dapat dipergunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar. Terutama
lapisan yang mengandung kerikil dan berbatu.

ii. Tidak dapat mengetahui tebalnya dan jenis tanah atau batuan lapisan keras.

21

Laporan Mekanika Tanah


iii. Hasil penyondiran sangat meragukan apabila letak alat tidak vertikal, atau
bikonis tidak berfungsi dengan baik.
c.

Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan perlengkapan :
i.

Manometer manometer yang digunakan masih dalam keadaan sesuai dengan


standard yang berlaku. Manometer harus ditera dengan gaya P kg yang bekerja
pada toraknya, harus menunjukkan bacaan (P/10) kg/cm2 pada jarum
manometer.

ii. Ukuran ukuran bikonis harus sesuai dengan standard yang berlaku.
d.

Apabila alat sondir terangkat sedangkan penunjukan manometer belum mencapai


maksimum, maka pada alat tersebut diberikan pemberat, yang dapat berupa
tumpukan karung karung pasir / tanah, balok balok baja profil dan lain lain.

22

Laporan Mekanika Tanah

BAB III
KADAR AIR
(Water Content, Moisture Content, )

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah, yang dimaksud
dengan kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung dalam tanah
dengan berat kering tanah tersebut dinyatakan dalam %.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


a.Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu ( 110 5 )C.
b.

Cawan tahan karat dan mempunyai tutup, dengan ukuran yang cukup. Cawan dapat
berupa dari gelas atau logam lainnya misalnya alumunium.

c.Neraca :
i. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
ii. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
iii. Neraca dengan ketelitian 1 gram.
d.

Desikator.

III. BENDA UJI


Benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran
butiran maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti dibawah ini :
23

Laporan Mekanika Tanah

IV.

JALAN PERCOBAAN
a.Cawan kosong beserta tutupnya yang akan dipakai harus sudah bersih dan kering,
kemudian cawan beserta tutupnya ditimbang (M1).
b. Benda uji yang mewakili contoh (tanah) yang diperiksa ditempatkan dalam cawan
yang bersih, kering dan diketahui beratnya (seperti pada a) dan segera ditutup.
c.Cawan beserta tutup dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat (M2).
d. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan datempatkan di oven 4 jam atau sampai
berat tetap.
e.Cawan ditutup kemudian didinginkan di udara terbuka, setelah itu di timbang (M3).

V.

PERHITUNGAN
Sample 1
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah = M1 = 43,5 gram
Massa cawan + tanah kering = M2 = 37,2 gram
Massa cawan kosong

= M0 = 20,3 gram
24

Laporan Mekanika Tanah


Massa air

= M1 M2

= 6,3

gram

Massa tanah kering

= M2 M0

= 16,9 gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= (6,30 / 16,90) x 100 %
= 37,28 %
Sample 2
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah = M1 = 43,8 gram
Massa cawan + tanah kering = M2 = 37,7 gram
Massa cawan kosong

= M0 = 20,2 gram

Massa air

= M1 M2

= 6,1 gram

Massa tanah kering

= M2 M0

= 17,5 gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= (6,1 / 17,5) x 100 %
= 34,86 %
Sample 3
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah = M1 = 47.0 gram
Massa cawan + tanah kering = M2 = 40,0 gram
Massa cawan kosong

= M0 = 20,8 gram

Massa air

= M1 M2

= 7,0

gram
25

Laporan Mekanika Tanah


Massa tanah kering

= M2 M0

= 19,2

gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 7,0 / 19,2 x 100 %
= 36,46 %

VI. KESIMPULAN
Dari praktikum dilakukan tiga kali percobaan didapatkan kadar air 37,28 %, 34,86 %,
36,46 %. Dan kadar air rata rata pada percobaan ini sebesar 36,20 %. Untuk hasil
selengkapnya dapat dilihat dalam tabel.

VII. CATATAN
a.Jika tak terdapat oven, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan cara :
i. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik
atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan diatas
kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus. Penimbangan dan
pengeringan dapat dilakukan berulang ulang, sehingga setelah tiga kali
penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.
ii. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spirtus, tetapi harus
dikeringkan dengan kompor yang temperaturnya tidak lebih dari 60.
b. Untuk masing masing contoh tanah harus dipakai cawan cawan yang diberi tanda
dan jangan sampai tertukar.

26

Laporan Mekanika Tanah


c.Untuk tiap benda uji dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata
rata.
d. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam oven
harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus terbuka.

27

Laporan Mekanika Tanah

BAB IV
PENENTUAN BATAS CAIR & BATAS PLASTIS
( Atterberg Limite )

A. BATAS CAIR
I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah keadaan
batas cair, dimana batas cair adalah kadar air suatu tanah berubah dari keadaan cair
menjadi keadaan plastis

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1.

Alat baku penentu batas cair.

2.

Alat pembuat alur.

3.

Sendok dempul.

4.

cawan porselen pencampur untuk pengaduk.

5.

Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

6.

Cawan kadar air sebanyak 4 buah.

7.

Spatula dengan panjang 12,5 cm.

8.

Botol dengan air suling.

9.

Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu ( 110 5 )C.


28

Laporan Mekanika Tanah

III. BENDA UJI


Benda uji berupa tanah yang lewat saringan No. 40 dan benda uji kering udara,
tak perlu dikeringkan sebanyak 200 gram. Jadi biarkan benda uji mempunyai sifat agak
lembab. Usahakan tanah tersebut tidak mengandung butiran kasar ( pasir / Batu ).

IV.

JALAN PERCOBAAN

1.

Letakkan benda uji kira kira 100 gram kedalam cawan porselen pencampur atau
plat kaca dan kemudian ditambah air suling dan diaduk aduk sampai homogen.

2.

Apabila sudah rata letakkan sebagian dari benda uji kedalam mangkok alat baku no.
1 diatas, sehingga dari dasar mengkok benda uji paling tebal 1cm.

3.

Membuat alur dengan menggunakan grooving tool sehingga contoh tersebut terbagi
atas dua bagian yang sama besar. Dalam cara membuat alur maka posisi grooving
tool tegak lurus pada dasar mangkok, dan ujung bawahnya harus kena /
membersihkan dasar mangkok.

4.

Memutar alat tersebut sehingga mangkok tersebut kelihatan naik turun memukul
mukul alasnya, dengan kecepatan putaran 2 detik untuk satu putaran.

5.

Pemutaran ini terus menerus sampai terjadi singgungan antara dua alur tadi 1,25
cm. Kalau sudah lewat 50 putaran, kedua bagian tanah belum juga mau bertemu,

29

Laporan Mekanika Tanah


artinya tanah selalu kering. Ulangilah tahap 1s/d 5 diatas dengan penambahan air
sedikit.
6.

Untuk menentukan bahwa kadar air benda uji sudah merata maka cobalah
pemutaran sebanyak 3 kali, apabila didapat jumlah pukulanyang hampir sama maka
itu sudah cukup baik. Kalau sudah lewat 50 putaran, kedua bagian tanah belum juga
bertemu, artinya tanah terlalu kering. Ulangilah tahap 1 s/d 5 diatas dengan
penambahan air sedikit.

7.

Mengambil bagian alur yang bersinggungan dan memasukkan ke dalam cawan


kadar air, segera ditutup.

8.

Benda uji beserta cawan kadar air beserta tutupnya ditimbanh dan untuk selanjutnya
dimasukkan kedalam oven dengan temperatur ( 110 5 )C, selama 24 jam setelah
tutupnya dibuka dan diletakkan dibawahnya.

9.

Mengeluarkan dari oven dan memasukkannya kedalam desikator 15 menit.

10. Menimbang lagi dan mencari besar kadar airnya.


11. Mengeluarkan tanah dari cawan baku penentu batas cair masukkan kedalam cawan
porselen dan tambahi air secukupnya ( menaikkan kadar airnya ).
12. Begitu seterusnya ulangi tahap 2 s/d 11 sampai 4 kali percobaan.
13. Membuat grafik dari angka angka yang didapat, grafik kadai air versus jumlah
pukulan ( dalam skala logaritma ) dan buatlah grafik lurus yang menghubungkan
atau mendekati ke 4 titik dari 4 kali percobaan di atas.

V.

PERHITUNGAN
Data Pengamatan
30

Laporan Mekanika Tanah


1.

Banyak Pukulan = 23

pukulan

Nomor Krus

= 01

Massa ( krus + contoh basah )

= 35,2 gram

Massa ( krus + contoh kering )

= 29,6 gram

Massa Air

= 5,6 gram

Massa Krus

= 20,9 gram

Massa contoh kering

= 8,7 gram

Kadar Air

= Massa Air / Massa Contoh Kering x 100 %


= (5,6 / 8,7) x 100 %
= 64,4 %

2.

Banyak Pukulan = 32 Pukulan


Nomor Krus

= 02

Massa ( krus + contoh basah )

= 44,9 gram

Massa ( krus + contoh kering )

= 35,5 gram

Massa Air

= 9,4 gram

Massa Krus

= 21

Massa contoh kering

= 14,5 gram

Kadar Air

gram

= Massa Air / Massa Contoh Kering x 100 %


= (9,4 / 14,5) x 100 %
= 64,8 %

3.

Banyak Pukulan = 43 Pukulan

31

Laporan Mekanika Tanah


Nomor Krus

= 03

Massa ( krus + contoh basah )

= 36,7 gram

Massa ( krus + contoh kering )

= 30,8 gram

Massa Air

= 5,9 gram

Massa Krus

= 21,3 gram

Massa contoh kering

= 9,5 gram

Kadar Air

= Massa Air / Massa Contoh Kering x 100 %


= (5,9 / 9,5) x 100 %
= 62,1 %

VI.

CATATAN
Pada setiap percobaan peralatan harus dibersihkan selalu, maka jumlah pukulan /
putaran pada percobaan ke-1 sampai ke-5, diusahakan antara 45-35, 35-25, 25-15, <15.

B. BATAS PLASTIS
I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah dalam
keadaaan batas plastis. Batas plastis adalah kadar air dimana suatu tanah berubah dari
keadaan plastis ke keadaan semi solid.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


a.

Plat kaca berukuran 45 x 45 x 0,9 cm

b.

Sendok dempul yang panjangnya 12,5 cm / spatula.

32

Laporan Mekanika Tanah


c.

Timbangan / Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

d.

Cawan / krus kadar air 2 buah.

e.

Desikator.

f.

Botol berisi air suling.

g.

Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu ( 110 5)C.

III. BENDA UJI


Benda uji adalah tanah tidak asli yang telah disaring dengan no. 40 sebanyak
20 gram dan biarkan dalam keadaan lembab dan jangan sampai terdapat pasir dan batu
batuan.

IV.

JALAN PERCOBAAN
1. Mengambil benda uji lalu letakkan diatas plat kaca yang telah dipersiapkan.
2. Setelah itu campur benda uji dengan air suling yang telah dipersiapkan lalu aduklah
sampai merata dan homogen
3. Setelah kadar air sudah merata maka ambil sebagian contoh tanah tersebut lalu dibuat
bola bola dan usahakan berat 8 gram.
4. Selanjutnya bola bola tersebut dibuat bentuk silinder dengan cara digeleng
gelengkan diatas plat kaca dengan bantuan telapak tangan dengan kecepatan 80 90
gelengan per menit.
5. Penggelengan tanah ini sampai berbentuk silinder yang berdiameter 3 mm namun
tanah yang digeleng gelengkan tadi sudah pecah maka tanah tersebut harus ditambah
air lagi sedikit demi sedikit lalu baru dibuat silinder lagi.
33

Laporan Mekanika Tanah


6. Setelah berdiameter 3 mm tanah tersebut dan telah terjadi retak retak maka
diambil contoh tanah yang telah digeleng gelengkan tersebut, lalu masukkan
kedalam cawan / krus.
7. Ulangi langkah langkah tersebut diatas hingga terkumpul cukup banyak batang
batang tanah ( kurang lebih seberat 5 gram ).

V.

PERHITUNGAN
Plastis Limit
Nomor Krus

= 01

Massa ( krus + contoh basah )

= 25,5 gram

Massa ( krus + contoh kering )

= 24,6 gram

Massa Air

= 0,9 gram

Massa Krus

= 20,9 gram

Massa contoh kering

= 3,7 gram

Kadar Air

= Massa Air / Massa Contoh Kering x 100 %


= (0,9 / 3,7) x 100 %
= 24,3 %

Nomor Krus

= 02

Massa ( krus + contoh basah )

= 25,4 gram

Massa ( krus + contoh kering )

= 24,4 gram

Massa Air

=1

Massa Krus

= 20,8 gram

Massa contoh kering

= 3,6 gram

gram

34

Laporan Mekanika Tanah


Kadar Air

= Massa Air / Massa Contoh Kering x 100 %


= (1 / 3,6) x 100 %
= 27,8 %

Kadar Air Rata Rata ( PL ) = (24,3 % + 27,8 %) / 2


= 26,1 %

Kadar Air Rata Rata ( LL ) = (64,4 % + 64,8 % + 62,1 %) / 3


= 63,8 %

Indeks Plastisitas ( IP = PI)


IP = LL PL
= 63,8 26,1 = 37,7 %

Indeks Kecairan ( IL = LI )
IL = ( PL - ) IP
= ( 26,1 - 12,8 ) / 37,7 = 0,4

VI.

KESIMPULAN
1. Dari praktikum didapat nilai
kadar air ( ) = 12,8 %
PL (Plastis Limit) = 26,1 %
IP (Indeks Plastis) = 37,7 %
IL ( Indeks Liquid ) = 0,4
2. Menurut buku mekanika tanah L.D. Wesley, LI yang digunakan sebagai petunjuk
akan keadaan tanah aslinya memiliki nilai yang berkisar antara 0 samapai 1. Jika
35

Laporan Mekanika Tanah


IL kecil yaitu mendekati 0, maka tanah itu kemungkinan besar tanah adalah
tanah yang agak keras. Sebaliknya jika IL besar yaitu mendekati 1 maka tanah
itu kemungkinan besar adalah tanah lembek. Nilai IL yang didapat = 0,38
sehingga contoh tanah kemungkinan besar adalah tanah yang agak keras.
3. Menurut Sistem Klasifikasi Tanah Unifield ( buku Mekanika Tanah R . F. Craig )
contoh tanah diklasifikasikan sebagai MH, Lempung anorganic plastisitas tinggi.

36

Laporan Mekanika Tanah

BAB V
PEMERIKSAAN SHRINKAGE LIMIT TEST
( ASTM D 427 391 )

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Test ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air sample tanah pada peralihan
keadaan semi padat dan keadaan padat.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


a.Prong plate ( glass plate )
b. Monel dish
c.Cristalizing dish
d. Cawan petry
e.Mercuri ( Air Raksa )
f. Porcelein dish

III.

BENDA UJI
Tanah disiapkan yang lolos saringan no. 40 sebanyak 30 gram dalam keadaan
kering.

IV.

JALAN PERCOBAAN

37

Laporan Mekanika Tanah


a.

Meletakkan contoh tanah tersebut dalam porcelein dish, tambahkan air


suling
(aquades) secukupnya untuk mengisi seluruh pori pori tanah. Banyaknya air
yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira kira sedikit lebih tinggi dari
pada kadar air batas cair

b.

Mengoleskan sedikit vaseline / grease pada monel dish untuk mencegah


lekatan
tanah.

c.

Mengisi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah ynga sudah dipersiapkan, lalu
pinggir monel dish diketuk ketuk ringan sehingga tanah mengalir kesamping
dan memadat.

d.

Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.

e.

Membersihkan bagian luar monel dish lalu ditimbang ( A ) gram.

f.

Mendiamkan monel dish yang berisi pasta tanah tersebut di udara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam pada
suhu (110 5)C.

g.

Setelah kering, masukkan dalam desikator dan setelah dingin kemudian


ditimbang (B) gram.

h.

Menimbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C) gram.

i.

Mengukur Volume Monel Dish :

Mengisi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan
plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan
keluar.
38

Laporan Mekanika Tanah

Menimbang monel dish berikut air raksa (D) gram.

Hitung volume monel dish (V) yaitu berat air raksa (D - C) gram dibagi
13,6 gr/cm2.

j.

Mengukur volume tanah kering :


Menempatkan cristalizing dish pada cawan petry besar.

Mengisi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.

Meletakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga


kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petry besar.

Mengangkat cristializing dishdari cawan petry besar kemudian air raksa


dalam cawan petry tersebut dipindahkan kedalam botol penyimpanan.

Membersihkan cawan petry dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.

Meletakkan kembali cristalizing dish tadi dalam cawan petry kemudian


sample tanah yang sudah kering diletakkan diatasnya.

Menekan tanah sample tersebut dengan menggunakan prong plate


sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang terperangkap dibawah
prong plate.

Menimbang cawan petry yang berisi tumpahan air raksa tersebut.

Menghitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.

V.

PERHITUNGAN
1. Data Pengamatan

No. Cetakan

=I
39

Laporan Mekanika Tanah


Massa Cetakan

20,5

gram

Massa cetakan + tanah basah =

53,1

gram

Massa cetakan + tanah kering =

40,1

gram

Massa tanah basah

32,6

gram

Massa tanah kering

19,6

gram

Massa Air

13

gram

Isi Tanah Basah

19,11 gram

Isi Tanah Kering

17,01 gram

21,4

gram

Massa cetakan + tanah basah =

56,7

gram

Massa cetakan + tanah kering =

42,2

gram

Massa tanah basah

35,3

gram

Massa tanah kering

20,8

gram

Massa Air

14,5

gram

Isi Tanah Basah

21,68 gram

Isi Tanah Kering

18,51 gram

No. Cetakan

= II

Massa Cetakan

RUMUS
a.

Kadar air = = (Ww / Ws) x 100 %


Dimana : Ww = (A - B) gram
Ws = (B - C) gram
V VS
40

Laporan Mekanika Tanah


Shrinkage Limit = WSL = - ---------------- X 100 %

b.

Ws
Ws
c.

Shrinkage Ratio = SR = --------Vs

Percobaan ke-1
a. Kadar air = = (13 / 19,6) x 100 % = 66,33 %
Dimana : Ww = 53,1 40,1 = 13 gram
Ws = 40,1 20,5 = 19,6 gram
19,11 17,01

Shrinkage Limit = WSL = 66,33 - ------------------------ x 100% = 55,62 %


19,6
19,6

Shrinkage Ratio = SR = -------------- = 1,152


17,01

Percobaan ke-2
a. Kadar air = = (14,5 / 20,8) x 100 % = 69,71 %
Dimana : Ww = 56,7 42,2 = 14,5 gram
Ws = 42,2 21,4 = 20,8 gram
21,68 18,51
b. Shrinkage Limit = WSL = 69,71 - ------------------------ x 100% = 54,47
41

Laporan Mekanika Tanah


20,8

20,8
c. Shrinkage Ratio = SR = --------- = 1,123
18,51

VI. KESIMPULAN
Dari paktikum didapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan

II

Kadar Air

66,33

69,71

Shrinkage Limit

55,62

54,47

Shrinkage Ratio

1,152

1,123

42

Laporan Mekanika Tanah

BAB VI
ANALISA BESAR BUTIRAN DENGAN HIDROMETER

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butiran
( gradasi ) dan tanah yang lewat saringan no 10 termasuk yang lolos no 200 yang tidak
mungkin dianaliasa dengan saringan.

II.

ALAT- ALAT YANG DIPAKAI


Hydrometer type 152-H
Tabung- tabung gelas ukur kapasitas 1000 ml dengan penutup karet.
Thermometer 0-50 C dengan ketelitian 0,1 C.
Pengaduk ( mixer ) listrik dengan mangkok dispersi.
Saringan no 10 .
Timbangan ( neraca ) dengan ketelitian 0,01 gr.
Oven dengan pengatur suhu
Tabung gelas ukur 50 ml dan 1000 ml.
Spatula
Stop watch
Air suling.
43

Laporan Mekanika Tanah


Sodium hexameta phosphat

III. BENDA UJI


Mengeringkan tanah diudara ,dipanas matahari,atau dioven. Kalau sudah kering
dipecahkan tanah-tanah yang menggumpal dengan palu karet ( untuk melepaskan
butiran butiran satu sama lain ,jangan sampai butirannya pecah atau hancur ).
Menyaring dengan saringan no 10 lalu yang lolos saringan tersebut diambil 100 gr.

IV. JALAN PERCOBAAN


Benda uji tersebut diatas ( III.b ),seberat 100 gr direndam didalam mangkok dispersi
dengan bahan dispersi ( lihat catatan VII.a ) dan dicampur dengan 100 ml air suling ,
mengaduk sampai merata dengan spatula dan membiarkan terendam selama 24 jam.
Sesudah merendam, memindahkan campuran kedalam tabung pengaduk .Membersihkan
mangkok dispersi dengan aquadest, memasukkan air pembersih tersebut kedalam
tabung pengaduk, sehingga semua butiran kedalam tabung pengaduk.
Menambahkan aquadest kedalam tabung pengaduk, sampai setengah penuh. Kemudian
menjalankan mixer selama 5 menit.
Memindahkan campuran yang sudah dikocok tersebut kedalam gelas ukur,
membersihkan pengaduk dengan aquadest dan memasukkan juga air pembersih
tersebut dalam gelas ukur.
Menambahkan kedalam gelas ukur itu aquadest,sehingga gelas ukur terisi sampai garis
batas 1000 ml. Menyiapkan satu gelas ukur lagi (gelas ukur ke-2) dan isi dengan

44

Laporan Mekanika Tanah


larutan aquadest ditambah dengan bahan dispersi, untuk merendam hydrometer
setelah pengukuran.
Memasang tutup karet pada gelas ukur , dan mengocok campuran dalam gelas ukur
dengan cara membolak-balikkan gelas ukur secara horizontal sambil memegang
bagian atas dan bawah dari gelas ukur tersebut,sampai campuran tercampur dengan
baik/merata.
Setelah itu segera meletakkan gelas ukur tersebut diatas meja yang telah disiapkan
sehingga jauh dari gangguan ,dan pada waktu yang sama segera stop watch dijalankan
serta memasukkan secara bersamaan dengan hydrometer secara perlahan-lahan
kedalam campuran didalam gelas ukur.
Melakukan 3 pembacaan pertama pada waktu yang ditunjukkan oleh stop wacht pada
,1 dan 2 menit .Mengukur temperatur campuran satu kali ( untuk ketiga waktu
tersebut,temperatur dianggap sama ).
Sesudah itu mengangkat hydrometer dan mencelupkan pada gelas ukur ke-2 yang berisi
aquadest atau larutan dispersi.
j. Mengembalikan hydrometer kedalam gelas ukur yang berisi campuran tanah, bahan
dispersi dan aquadest ,dan memasukkan juga termometer kedalamnya .Melakukan
bacaan hydrometer dan temperatur pada saat stop watch menunjukkan waktu 5
menit ,sesudah itu mengerjakan seperti point i.
Mengulangi pekerjaan seperti pada point ke-j pada waktu-waktu yang ditunjukkan
stop watch 15,30 menit, 1, 4, 24 jam. Setiap selesai pembacaan selalu dilakukan seperti
pada point i.

45

Laporan Mekanika Tanah


Catatan :

Pada waktu pembacaan hydrometer ,membacanya pada puncak


miniscusnya ( tepi atas air yang menempel pada bagian luar pipa
hyrometer ). Angka bacaan ini disebut Rh.

V. PERHITUNGAN
a. Presentase yang lewat (A) :
Dari pemeriksaan analisa saringan :
- no. 4

A = 100 %

- no. 8

A = 93,79 %

- no. 16

A = 72,95 %

- no. 30

A = 40,58 %

- no. 50

A = 25,06 %

- no. 100

A = 5,77 %

- no. 200

A = 2,23 %

- Pan

A=0%

b. Prosentase lewat terhadap seluruh contoh (B) :


B = 100 % - Prosentase yang lewat
- no. 4

B=0%

- no. 8

B = 6,21 %

- no. 16

B = 27,05 %

- no. 30

B = 59,42 %

- no. 50

B = 74,94 %

- no. 100

B = 94,23 %

46

Laporan Mekanika Tanah


- no. 200

B = 97,47 %

- Pan

B = 100 %

c. Hr = HL + 0,5 ( h (Vh / A))


h = Panjang kepala hidrometer = 17,5 cm
Vh = volume hidrometer = 47,34 cm3
A = Luas penampang gelas ukur = 28,57 cm2
- t = 0.5 menit

HR = 7,46 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 15,38

- t = 1 menit

HR = 7,46 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 15,38

- t = 2 menit

HR = 7,63 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 15,55

- t = 15 menit

HR = 7,80 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 15,72

- t = 30 menit

HR = 8,14 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 16,06

- t = 60 menit

HR = 8,48 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 16,40

- t = 120 menit

HR = 8,65 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 16,57

- t = 1440 menit

HR = 8,82 + 0,5 (17,5 (47,34 / 28,57) = 16,74

d. Diameter (D) :
D = M x (HR / waktu )1/2
Harga M didapat dari tabel 1
-

Suhu = 28

Suhu = 26

Berat Jenis = 2,76


47

Laporan Mekanika Tanah


- t = 0.5 menit

D = 0.01207 x (15,38 / 0.5) = 0,0067

- t = 1 menit

D = 0.01207 x (15,38 / 1) = 0,0473

- t = 2 menit

D = 0.01207 x (15,55 / 2) = 0,0337

- t = 15 menit

D = 0.01234 x (15,72 / 15) = 0,0126

- t = 30 menit

D = 0.01234 x (16,06 / 30) = 0.0090

- t = 60 menit

D = 0.01234 x (16,40 / 60) = 0.0065

- t = 240 menit

D = 0.01234 x (16,57 / 240) = 0.0032

- t = 1440 menit

D = 0.01234 x (16,74 / 1440) = 0.0013

e. Koreksi Suhu ( K ) :
-

Suhu = 28

Berat Jenis ( G ) = 2,76

Faktor Koreksi K ( dari diagram 1) = 0,0120

f. Kalibrasi (a) :
a = {(2,65 1) / 2,65 x { G/G 1 )}
={(2,65 1) / 2,65 x { 2,76 / 2,76 1 )} = 0,98

g. Prosentase mengendap (P) :


Untuk Hidrometer 152 H, P = {( a x (RH + K)) / Ms} x 100 %
Ms = Berat benda uji kering = 100 gr
- t = 0.5 menit

P = {( 0,98 x (22 + 0.0120)) / 100 } x 100% = 21,672 %

48

Laporan Mekanika Tanah


- t = 1 menit

P = {( 0,98 x (22 + 0.0120)) / 100 } x 100% = 21,672 %

- t = 2 menit

P = {( 0,98 x (21 + 0.0120)) / 100 } x 100% = 20,516 %

- t = 15 menit

P = {( 0,98 x (20 + 0.0128)) / 100 } x 100% = 19,541 %

- t = 30 menit

P = {( 0,98 x (18 + 0.0128)) / 100 } x 100% = 17,588 %

- t = 60 menit

P = {( 0,98 x (16 + 0.0128)) / 100 } x 100% = 15,635 %

- t = 240 menit

P = {( 0,98 x (15 + 0.0128)) / 100 } x 100% = 14,659 %

- t = 1440 menit

P = {( 0,98 x (14 + 0.0128)) / 100 } x 100% = 13,683 %

VII. CATATAN

Bahan bahan dispersi yang dipakai adalah :

Larutan waterglass ( sodium silicate ) dengan berat jenis 1.023 ambil


sebanyak 20 ml.

Larutan sodium Hexametaphosphat yang mengandung 33 gr sodium


Hexametaphospat dan 7 gr Anhydrous Sodium Carbonat per liter.

Larutan harus diperbaharui sebulan sekali.

Hr dalam efektif dari hydrometer didapat dari grafik 3

49

Laporan Mekanika Tanah

BAB VII
ANALISA BESAR BUTIRAN DENGAN SARINGAN
( ASTM D422-63 ( 72 ) )

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1. Timbangan dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji.
2. satu set saringan : 76,2 mm, 63.5 mm, 50.8mm, 37.5mm, 25mm, 19.1mm, 12.5mm,
9.5 mm, atau no 4, 8, 10, 16, 50, 100 dan 200 ( standart ASTM )
3. Oven dengan pengatur suhu.
4. Alat pemisah contoh
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Wadah.
7. Kuas,sikat kuningan , sendok, dan alat alat lain.

50

Laporan Mekanika Tanah


III. BENDA UJI
Tanah yang kering ( dioven ) , seberat kurang lebih 500 gram. Tanah tersebut ,
setelah dikeringkan , kalau ada gumpalan gumpalan di pecah pecah dengan palu
karet sehingga tidak terdapat gumpalan gumpalan lagi. Pemecah tidak terlalu keras
dan jangan sampai memecahkan butiran.

IV. JALAN PERCOBAAN


1. Benda uji yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu ( 110 5 ) C sampai berat
tetap .
2. Menyusun satu set saringan : paling bawah dengan pan disusul dengan ayakan no 200,
100, 50, 30, 16, 8, dan no 4 ( makin keatas no mor saringn makin kecil ). Sebelumya
masing masing saringan , ditimbang dahulu.
3. Menuangkan benda uji pada saringan paling atas dari susunan tersebut . saringan
diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
4. Kalau tanah banyak mengandung lempung atau lanau , bagian ini atau mengumpal
gumpal dan tersebar diayakan no 200 . Membawa saringan no 200 ini ketempat cuci,
kemudian mencucinya , sehingga semua butir yang < 0.075 mm terbilas .
Mengeringkan saringan no 200 ini beserta tanah yang tertinggal didalamnya , dalam
oven dan setelah itu timbanglah.

V.

PERHITUNGAN

Tanah di atas (A) :


A = (ayakan + tanah) berat ayakan

51

Laporan Mekanika Tanah

no.4

568 473 = 95 gram

no.8

526 483 = 43 gram

no.16

513 466 = 47 gram

no.30

536 423 = 113 gram

no.50

505 409 = 96 gram

no.100

420 376 = 44 gram

no.200

383 369 = 14 gram

Pan

424 411 = 13 gram

b. Berat diatas (B) :


B = (tanah diatas / tanah seluruhnya) x 100 %

no.4

95 / 465 x 100 % = 20,43 %

no.8

43 / 465 x 100 % = 9,25 %

no.16

47 / 465 x 100 % = 10,1 %

no.30

113 / 465 x 100 % = 24,3 %

no.50

96 / 465 x 100 % = 20,65 %

no.100

44 / 465 x 100 % = 9,5 %

no.200

14 / 465 x 100 % = 3,01 %

Pan

13 / 465 x 100 % = 2,79 %

c. Jumlah diatas (C ) :
C = Jumlah berat di atas ( % )
52

Laporan Mekanika Tanah

no.4

0 + 20,43 = 20,43%

no.8

20,43 + 9,25 = 29,68 %

no.16

29,68 + 10,1 = 39,78 %

no.30

39,78 + 24,3 = 64,08 %

no.50

64,08 + 20,65 = 84,73 %

no.100

84,73 + 9,5 = 94,23 %

no.200

94,2 + 3,01 = 97,21 %

Pan

97,21 + 2,79 = 100 %

d. Berat lewat ayakan (D) :


D = 100 % - Jumlah diatas

no.4

100 % - 20,43 % = 79,57 %

no.8

79,57 % - 9,25 % = 70,32 %

no.16

70,32 % - 10,1 % = 60,22 %

no.30

60,22 % - 24,3 % = 35,92 %

no.50

35,92 % - 20,65 % = 15,27 %

no.100

15,27 % - 9,5 % = 5,77 %

no.200

5,77 % - 3,01% = 2,79 %

Pan

2,79 % - 2,79 % = 0 %

53

Laporan Mekanika Tanah


e. Dari grafik pembagian butiran, didapat :
D10 = 0,169
D30 = 0,33
D60 = 0,97
Cv = D60 / D10 = 5,74
Cc = (D30)2 / (D10 x D60 ) = 0,96

ANALISA SARINGAN
Lokasi

Tanggal pengujian :
Tanah

: Asli

NO.
AYAKAN

4
8
16
30
50
100
200
pan
tutup

DIAMETER

(mm )

BERAT
AYAKAN
( gr )

AYAKAN +
TANAH
( gr )

BERAT
DI ATAS
( gr )

BERAT
DI ATAS
(%)

BERAT LEWAT
AYAKAN
(%)

2,38
1,68
1,19
0,59
0,297
0,149
0,08

473
483
466
423
409
376
369
411
295

568
526
513
536
505
420
383
424

95
43
47
113
96
44
14
13

20,43
9,25
10,11
24,30
20,65
9,46
3,01
2,80

79,57
70,32
60,22
35,91
15,27
5,81
2,80
0,00

Jumlah

465

VI. KESIMPULAN
1. Dari hasil pemeriksaan didapat :
- Cv = 5,74
- Cc = 0,96
2.

Menurut klasifikasi Tanah Unified ( buku Mekanika Tanah R.F Craig ), contoh tanah
terdiri dari : 100 % Material kasar (6,2 % ukuran kerikil, 93,8 % ukuran pasir) dan
54

Laporan Mekanika Tanah


berdasarkan Wagner, A.A (1957) Proceeding of the International Conference
SMFE, London, Vol 1, Tabel 1.7 Sistem klasifikasi tanah unifed ( buku Mekanika
Tanah R.F Craig ) maka jenis tanah ini diklasifikasikan sebagai GP yaitu kerikil
lanau, kerikil berpasir, dengan sedikit atau tanpa butiran halus.

BAB VIII
KONSOLIDASI

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah
, yaitu sifat-sifat perubahaan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah yang
diakibatkan adanya perubahan tekanan yang bekerja pada tanah tersebut.

II.

ALAT- ALAT YANG DIPAKAI


1. satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi.
2. Arloji ukur .
3. Beban beban tertentu.
4. Neraca dengan ketelitian 0.1 gr.
5. Alat pengeluar contoh tanah dari lubang.
6. Pisau tipis dan tajam .
7. Pemegang cincin contoh.
8. Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu.

55

Laporan Mekanika Tanah

III.

BENDA UJI
Cincin ( bagian dari sel konsolidasi ) dibersihkan kemudian dikeringkan dan ditimbang.
a. sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dahulu dengan jalan
mengeluarkan contoh sepanjang 1-2 cm, kemudian dipotong dengan pisau.
b. Cincin dipasng pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam
berada 0.5 cm dari ujung tabung contoh.
c. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung memasukkan dalam cincin sepanjang
kira kira 2 cm , kemudian dipotong. untuk memperoleh ujung yang rata, maka
pemotongan harus dilebihkan 0.5 cm, kemudian diratakan dengan alat penentu tebal.
Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau pemotong tidak sampai menekan benda
uji tersebut.
d. Memasukkan cinci + contoh tanah kedalam platik lalu ditutup rapat rapat.

IV.

JALAN PERCOBAAN
1. Cincin beserta benda uji yang berada didalamnya ditimbang dengan neraca.

56

Laporan Mekanika Tanah


2. Menempatkan kertas saring dan batu pori dibagian bawah dan diatas dari cincin
sehingga benda uji terapit oleh kedua batu pori, dan memasukkan kedalam sel
konsolidasi.
3. Memasang alat penumpu diatas batu pori tadi.
4. Meletakkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada alat konsolidasi,
sehingga bagian yang runcing dari penumpu menyentuh alat pembebanan.
5. Alat konsolidasi diisi air, sehingga seluruh contoh tanah terendam air, rendaman air
tersebut terus dijaga selama percobaan, maksudnya agar contoh tanah dalam keadaan
jenuh.
6. Mengatur kedudukan pembebanan dan arloji, kemudian dibaca dan dicatat
sebagaimana ketentuan dari formulir.
7. Memasang beban pertama sehingga teknan benda uji sebesar P kg/cm 2, kemudian
dibaca penurunannya vertical pada arloji pada masing masing waktu yang telah
ditetapkan pada formulir yang disediakan. Biasanya, P=0.25kg/cm2 .
8.

Setelah pembacaan hampir tidak berubah lagi, maka pembacaan dihentikan dan
didiamkan selama +24 jam.

9. Hari berikutnya, pembacaan dilakukan lagi sesudah membaca arloji pada kedudukan
terakhir setelah didiamkan selama 24 jam diatas dan pembebanan ditampah seberat
tertentu, sehingga besar tekananya menjadi 2 P kg/cm2 .
Beban pada percobaan hari ke 1 = P kg/cm2 .
Beban pada percobaan hari ke 2 = 2 P kg/cm2
Beban pada percobaan hari ke 3 = 4 P kg/cm2

57

Laporan Mekanika Tanah


Beban pada percobaan hari ke 4 = 8 P kg/cm2
Beban pada percobaan hari ke 5 = 16 P kg/cm2
10. Besar beban maksimum tergantung pada kebutuhan kita dengan memperhitungkan
bobot bangunan yang akan berada diatas tanah tersebut.
11. Setelah pembebanan maksimum dan sesudah pembacaan 24 jam dengan beban yang
tetap, maka pengurangan beban dilakukan didalam 2 langkah sampai sisa beban yang
pertama, yaitu beban pada hri ke 6 = 8P kg/cm 2 dan beban pada hari ke- 7 = P
kg/cm2. Selama pembebanan pembebanan ini juga dilakukan pembacaan seperti
diatas.
12. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, mengeluarkan cincin dan benda uji dari sel
konsolidasi, mengambil batu pori dari permukaan atas dan bawah, untuk kemudian
dikeringkan.
13. Mengeluarkan benda uji dari cincin kemudian ditimbang dan menentukan berat
keringnya. ( setelah dioven ).

V.

PERHITUNGAN
Sebelum percobaan

M1

= Massa cincin + contoh basah

= 323,7 gr

M2

= Massa cincin

= 216,5 gr

M3

= Massa contoh basah ( M1 M2 )

= 107,2 gr

M4

= Massa cincin + contoh kering

= 282,2 gr

M5

= Massa contoh kering ( M4 M2 )

= 65,7

gr

M6

= Massa air ( M3 M5 )

= 41,5

gr
58

Laporan Mekanika Tanah


D

= Diameter contoh

= 6,5

cm

= Luas contoh ( D2 )

= 33,18 cm2

H0

= Tinggi contoh

= 2,0

= Volume contoh ( A x H0 )

= 66,36 cm3

cm

Kerapatan ( )

= 107,2 / 66,36 = 1,614 gr / cm3 = 1614 kg / m3

Kadar air ( )

= ( 41,5 / 65,7 ) x 100 % = 63,16 % = 0,6316

Berat jenis tanah asli ( Gs )


Angka Pori ( e )

= 2,68

= ( ( 2,68 ( 1 + 0,6316 ) x 1000 ) / 1614 ) 1


= 1,708

Derajat kejenuhan ( Sr ) = ( ( 0,6316 x 2,68 ) / 1,708 ) x 100 %


= 99,10 %

Setelah percobaan

M1

= Massa cincin + contoh basah

= 322,2 gr

M2

= Massa cincin

= 216,5 gr

M3

= Massa contoh basah ( M1 M2 )

= 105,7 gr

M4

= Massa cincin + contoh kering

= 282,2 gr

M5

= Massa contoh kering ( M4 M2 )

= 65,7

gr

M6

= Massa air ( M3 M5 )

= 40

gr

= Diameter contoh

= 6,5

cm

= Luas contoh ( D2 )

= 33,18 cm2

59

Laporan Mekanika Tanah


H0

= Tinggi contoh

= 1,95

cm

= Volume contoh ( A x H0 )

= 64,7 cm3

Kerapatan ( )

= 105,7 / 64,7 = 1,632 gr / cm3 = 1632 kg / m3

Kadar air ( )

= ( 40 / 65,7 ) x 100 % = 60,88 % = 0,6088

Angka Pori ( e )

= ( ( 2,68 ( 1 + 0,6088 ) x 1000 ) / 1632 ) 1


= 1,641

Derajat kejenuhan ( Sr ) = ( ( 0,6088 x 2,68 ) / 1,641 ) x 100 %


= 99,42 %
Tinggi efektif benda uji ( Ht ) = 65,7 / ( 33,18 x 2,68 ) = 0,783 cm

Perhitungan perhitungan

Pembacaan arloji pada setiap pembebanan

Pembacaan arloji = Pembacaan pada t24 jam / 10.000

Pada tekanan 0,25 Kg/cm2

970 : 10.000

Pada tekanan 0,50 Kg/cm2

1290 : 10.000 = 0,1290 cm

Pada tekanan 1,00 Kg/cm2

1830 : 10.000 = 0,1830 cm

Pada tekanan 2,00 Kg/cm2

2330 : 10.000 = 0,2330 cm

Pada tekanan 4,00 Kg/cm2

3050 : 10.000 = 0,3050 cm

Pada tekanan 2,00 Kg/cm2

2630 : 10.000 = 0,2630 cm

Pada tekanan 0,25 Kg/cm2

2050 : 10.000 = 0,2050 cm

Penurunan kotor pada setiap pembebanan

= 0,097

cm

Penurunan kotor = ( Pembacaan pada t24 jam pembacaan t0 detik )


60

Laporan Mekanika Tanah


10.000

Pada tekanan 0,25 Kg/cm2

( 970 670 ) : 10.000 = 0,030 cm

Pada tekanan 0,50 Kg/cm2

( 1290 670 ) : 10.000 = 0,062 cm

Pada tekanan 1,00 Kg/cm2

( 1830 670 ) : 10.000 = 0,116 cm

Pada tekanan 2,00 Kg/cm2

( 2330 670 ) : 10.000 = 0,166 cm

Pada tekanan 4,00 Kg/cm2

( 3050 670 ) : 10.000 = 0,238 cm

Pada tekanan 2,00 Kg/cm2

( 2630 670 ) : 10.000 = 0,196 cm

Pada tekanan 0,25 Kg/cm2

( 2050 670 ) : 10.000 = 0,138 cm

Penurunan pada setiap pembebanan

Penurunan ( H ) = Penurunan kotor x koreksi alat


Karena koreksi alat dianggap = 1 , maka besar penurunan ( H ) tiap tekanan sama
dengan penurunan kotor.

Angka pori mula mula ( e0 ) :


Adalah angka pori sebelum benda uji diberi beban yaitu :
e0 = ( H0 Ht ) / Ht = ( 2 0,738 ) / 0,738 = 1,71

Perubahan angka pori ( e ) pada setiap pembebanan

e = H / Ht

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 e = 0,030 / 0,738 = 0,041

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 e = 0,062 / 0,738 = 0,084

61

Laporan Mekanika Tanah

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 e = 0,116 / 0,738 = 0,157

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 e = 0,166 / 0,738 = 0,225

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 e = 0,238 / 0,738 = 0,322

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 e = 0,196 / 0,738 = 0,265

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 e = 0,138 / 0,738 = 0,187

Angka pori pada setiap pembebanan

e = e0 - e

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 e = 1,71 0,041 = 1,669

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 e = 1,71 0,084 = 1,626

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 e = 1,71 0,157 = 1,553

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 e = 1,71 0,225 = 1,485

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 e = 1,71 0,322 = 1,388

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 e = 1,71 0,265 = 1,445

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 e = 1,71 0,187 = 1,523

Penurunan rata-rata pada setiap pembebanan

Hrata-rata = ( Hn-1 - Hn ) / 2

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0 + 0,030 ) / 2

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,030 + 0,062 ) / 2 = 0,046 cm

= 0,015 cm

62

Laporan Mekanika Tanah

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,062 + 0,116 ) / 2 = 0,086 cm

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,116 + 0,166 ) / 2 = 0,138 cm

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,166 + 0,238 ) / 2 = 0,202 cm

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,238 + 0,196 ) / 2 = 0,217 cm

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Hrata-rata = ( 0,196 + 0,138 ) / 2 = 0,167 cm

Tinggi contoh rata-rata ( Hm ) pada setiap pembebanan :


Hm = Tinggi mula-mula - Hrata-rata

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Hm = 2,0 0,015 = 1,985 cm

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 Hm = 2,0 0,046 = 1,954 cm

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 Hm = 2,0 0,086 = 1,914 cm

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Hm = 2,0 0,138 = 1,862 cm

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 Hm = 2,0 0,202 = 1,798 cm

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Hm = 2,0 0,217 = 1,783 cm

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Hm = 2,0 0,167 = 1,833 cm

Waktu yang diperlukan untuk 90 % konsolidasi


Dari grafik penurunan vs waktu yang diperoleh

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 t90 = 194,4 detik

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 t90 = 135

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 t90 = 117,6 detik

detik

63

Laporan Mekanika Tanah

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 t90 = 216,6 detik

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 t90 = 240

detik

Kecepatan konsolidasi pada setiap pembebanan :


Cv = 0,848 x H2
t90

= 0,848 x ( 0,5 x Hm )2
t90

Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,985 )2 = 4,3 x 10-3 cm2/ det
194,4

Pada tekanan 0,50 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,954 )2 = 5,9 x 10-3 cm2/ det
135

Pada tekanan 1,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,914 )2 = 6,6 x 10-3 cm2/ det
117,6

Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,862 )2 = 3,4 x 10-3 cm2/ det
216,6

Pada tekanan 4,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,798 )2 = 2,9 x 10-3 cm2/ det
240

Tekanan pra / sebelum konsolidasi ( c ), harga indeks kompresi ( Cc ) dan harga


koefisien kompresibilitas volume ( Mv ) :

Dari grafik angka pori vs Log Tekanan dengan cara Casagrande didapat tekanan
prakonsilidasi ( c ) = 1,33 kg / cm2

64

Laporan Mekanika Tanah

Dari dua titik pada bagian linier grafik angka pori vs Tekanan diperoleh 0 = 2,0
kg / cm2 e0 = 1,485 1 = 4,0 kg / cm2 e1 = 1,388
Cc = ( e0 e1 ) / ( log (1/0) ) = ( 1,485 1,388 ) / ( log ( 4,0 / 2,0 ))
= 0,322
Mv =

1
1 + e0

VI.

x e0 e1
1 0

1
1 + 1,485

x 1,485 1,388

= 0,0195 cm2 / kg

4-2

KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan didapat :
I.

II.

Tekanan prakonsolidasi ( c ) = 1,33 kg / cm2


Indeks kompresi ( Cc ) = 0,322

III.

Koefisien kompresibilitas volume ( Mv ) = 0,0195 cm2 / kg

IV.

Grafik Penurunan vs Tekanan

Dengan didapatnya grafik Cv vs Tekanan, maka nantinya untuk suatu tekanan yang
bekerja terhadap tanah penurunannya dapat dihitung. Dalam hal ini diperhitungkan
dalam membangun suatu gedung.
Apabila semua pori tidak ada lagi ( semua udara telah keluar ) maka dianggap tidak
terjadi penurunan lagi dan apabila penekanan ini terus dilakukan maka tanah akan
turun karena pada hakekatnya tidak semua udara dan air dapat dikeluarkan, sehingga
apabila bebannya dikurangi ( dihilangkan ) maka permukaannya akan kembali naik.
Ini disebabkan oleh adanya tekanan dari dalam tanah tetapi naiknya tidak dapat
kembali seperti semula.
Hasil dari percobaan ini adalah untuk mengetahui :
65

Laporan Mekanika Tanah


VII.
VIII.
IX.

Besarnya penurunan akibat adanya beban yang bekerja


Kecepatan penurunan
Lamanya penurunan

VII. CATATAN

Pada waktu percobaan dimana diletakkan beban pertama maka sel konsolidasi dalam
keadaan kering.
Sel konsolidasi diberi air sampai batasnya ( penuh ) pada pembebanan pertama tapi
setelah pembacaan arloji pada waktu 1 menit.
Untuk seterusnya selama percobaan, usahakan keadaan air didalam sel konsolodasi
tetap penuh.
Untuk menentukan koreksi alat, pasang sel dan siapkan dial, stop watch pada
tempatnya. Kemudian masukkan diameter pelat ( besi atau kayu ) lalu dibebani dan
baca pada dial dengan waktu yang telah ditentukan ( 1, 2, 3, .detik ) sampai
pembacaan pada dial kemudian terjadi selisih waktu terbanyak.

66

Laporan Mekanika Tanah

BAB IX
KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRISEVE STRENGTH )

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan Tekan
bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadan asli maupun batuan
(remoulded). Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya beban Aksial
maximum persatuan luas, dari hasil percobaan tekan pada benda uji yang bebas tanpa
tekanan samping. Kondisi dari beban ini adalah undrained, karena kecepatan penekanan
Sedemikian cepatnya sehingga tidak cukup waktu untuk air pori untuk keluar.
67

Laporan Mekanika Tanah

II. ALAT-ALAT YANG DI PAKAI


1. Mesin tekan bebas.
2. Extruder (Alat pengeluaran contoh).
3. Cetakan benda Uji berbentuk selinder dengan ketentuan tinggi = 2 kali Diameter.
4. Pisau tipis dan tajam.
5. Neraca dengan ketilitian 0,1 gram.
6. Stop watch.
7. Kain lap, kertas dan oven.

III. BENDA UJI


a. Benda uji yang berbentuk selinder
b. Benda uji mempunyai tinggi=2 kali diameter
i.

Untuk benda uji diameter 3,3 cm, besar butiran masimun yang terkandung dalam
benda uji kurang dari 0,1 diameter benda uji.

ii.

Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butiran maksimum yang terkandung
dalam benda uji kurang dari 1/6 dari diameter benda uji.

iii.

Jika setelah pemeriksaan ternyata di jumpai burtiran yang lebih dari ketentuan di
atas, maka di cantumkan dalam pelaporan.

c. Menyiapkan benda Uji asli :

68

Laporan Mekanika Tanah


i.

Siapkan tabung berisi tanah asli dari percobaan Hand Boring.

ii.

Contoh di keluarkan dari tabung 1-2 cm dengan alat pengeluaran contoh


Dan langsung di masukkankedalam cetakan berbentuk silinder. Potong ujungnya
dengan pisau kawat dan di ratakan.

iii.

Keluarkan contoh tanah dari dalam cetakan dengan alat pengeluaran cetakan.

iv.

Masukan tanah dengan hati-hati kedalam plastik dan tutup rapat-rapat.

d. Menyiapkan benda Uji buatan (remoulded):


i.

Benda Uji bisa di siapkan dari benda Uji bekas atau dari contoh lain yang tidak
asli.

ii.

Dalam hal menggunakan benda uji bekas, maka benda uji tersebut dimasukkan
kedalam kantong plastik kemudian diremas dengan jari sehingga merata.
Pekerjaan tersebut harus di kerjakan dengan hati-hati untuk mencega keluarnya
udara dan masuknya udara.

iii.

Masukan tanah kedalam cetakan selinder lalu padatkan. Ratakan kedua ujung
cetakan dengan alat perata.

iv.

Keluarkan tanah dari cetakan dengan pengeluar cetakan,masukkan kedalam


plastik dan tutup rapat-rapat.

v.

apabila menggunakan benda uji contoh tanah yang tidak asli lain, benda uji dapat
di siapkandengan kadar air dan kepadatan yang di tentukan lebih dahulu. Jika di
kehendaki benda uji tersebutdapat di jenuhkan terlebih dahulu sebelum
diperiksa.

69

Laporan Mekanika Tanah


IV.

JALAN PERCOBAAN
1. Periksaan kuat tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.
2. Mengukur panjang benda ujidengan ketelitian 0,1 cm. Timbang benda uji
dengan ketelitian 0,1gram.
3. Letak benda uji (di keluarkan dari dalam plastik ) pada mesin uji coba secara sentris,
atau mesin diatur sehingga plat atas menyentuh permukaan benda uji
4. Mengatur jarum arloji tegangan pada nol, dan atur juga arloji regangan juga
pada angka nol.
5. Putar alat pemutar pada mesin . Pembacaan dilakukan pada regangan 0,5 %, 1%, 2%
dari panjang benda uji dan seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar sampai
2% per menit, biasanya diambil 1%.
6. percobaan ini dilakukanterus sampai benda uji mengalami keruntuhan, keruntuhan ini
dapat di lihat dari makin kecilnya beban walaupun

regangan makin membesar,

sesudah melewati tegangan terbesar


7. Jika regangan telah mencapai 20 % tetapi benda uji belum runtuh, maka percobaan
dihentikan.

V.

PERHITUNGAN
Contoh tanah asli
1
2
7
4
38,484 cm 2

1.

Luas contoh

2.

Isi contoh Luas tinggi


38,484 13,5
519,54 cm 3

70

Laporan Mekanika Tanah


berat contoh basah
isi
918

13,5
1,767 gr

3.

Berat isi

4.

Kadar air

5.

Mencari gaya P beban Pembacaan arloji kalibrasi

berat basah berat ker ing

berat ker ing

39,51 %

100 %

P1 0 0
P2 15 0,01814 2,721 kg
P3 19 0,01814 3,447 kg
P4 22 0,01814 3,991 kg
P5 24,5 0,01814 4,444 kg
P6 26 0,01814 4,716 kg
P7 28 0,01814 5,079 kg
P8 29 0,01814 5,261 kg
P9 29,5 0,01814 5,351 kg
P10 29,5 0,01814 5,351 kg
P11 30 0,01814 5,442 kg
P12 30,5 0,01814 5,533 kg
P13 31 0,01814 5,623 kg
P14 31,5 0,01814 5,714 kg
P15 32 0,01814 5,805 kg
P16 32 0,01814 5,805 kg
P17 32 0,01814 5,805 kg
P18 32 0,01814 5,805 kg
P19 32 0,01814 5,805 kg
P20 32 0,01814 5,805 kg

71

Laporan Mekanika Tanah

6.

1
1 E
E 0,005 ; 0,010 ; 0,020 ; 0,030 ; 0,040 ; 0,050 ; 0,060 ; ... dst

Angka terkoreksi
diketahui,

72

Laporan Mekanika Tanah

1
1,005
1 0,005
1
A1
1,010
1 0,010
1
A2
1,020
1 0,020
1
A3
1,031
1 0,030
1
A4
1,042
1 0,040
1
A5
1,053
1 0,050
1
A6
1,064
1 0,060
1
A7
1,075
1 0,070
1
A8
1,087
1 0,080
1
A9
1,099
1 0,090
1
A10
1,111
1 0.100
1
A11
1,124
1 0,110
1
A12
1,136
1 0,120
1
A13
1,149
1 0,130
1
A14
1,163
1 0,140
1
A15
1,176
1 0,150

A0

73

Laporan Mekanika Tanah


1
1,190
1 0,160
1

1,205
1 0,170
1

1,220
1 0,180
1

1,235
1 0,190
1

1,250
1 0,200

A16
A17
A18
A19
A20

7.

Luas terkoreksi

Luas contoh angka koreksi


11,34 1,010 11,453
11,34 1,020 11,567
11,34 1,030 11,692
11,34 1,041 11,816
11,34 1,053 11,941
11,34 1,064 12,066
11,34 1,075 12,191
11,34 1,087 12,327
11,34 1,099 12,463
11,34 1,111 12,599
11,34 1,124 12,746
11,34 1,136 12,882
11,34 1,149 13,030
11,34 1,163 13,188
11,34 1,176 13,366
11,34 1,190 13,495
11,34 1,205 13,665
11,34 1,220 13,835
11,34 1,235 14,005
11,34 1,250 14,175

8.

Mencari Tegangan

beban
Luas contoh terkoreksi

74

Laporan Mekanika Tanah


2,271
0,24
11,453
3,447

0,30
11,567
3,991

0,34
11,692
4,444

0,38
11,816
4,716

0,39
11,941
5,079

0,42
12,066
5,261

0,43
12,191
5,351

0,43
12,327
5,351

0,43
12,463
5,442

0,43
12,599
5,533

0,43
12,746
5,623

0,44
12,882
5,714

0,44
13,030
5,805

0,44
13,188
5,805

0,44
13,336
5,805

0,43
13,495
5,805

0,42
13,665

5,805
0,42
13,835
5,805

0,41
14,005
5,805

0,41
14,175

Dari Grafik didapat (grafik terlampir)


75

Laporan Mekanika Tanah


Pada tanah asli :
Qu 0,44 x 10 3 kg/cm
Cu 0,22 x 10 3 kg/cm

Dimana :
Cu = Kekuatan geser Undrained pada tanah asli/setempat
Qu = Kuat tekan bebas benda uji asli
Jadi didapat sensitivitas tanah (St) :
St = Qu / Qu = 1,27

VI.

KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan disimpulkan bahwa contoh tanah buatan lebih baik
daripada contoh tanah asli dikarenakan nilai cu (cb) lebih tinggi dari nilai cu (ca) yaitu
0.28 dan termasuk jenis tanah lempung residual karena mempunyai sensifitas yang
rendah (Wesley hal 14). Hal ini disebabkan karena proses pembuatan karena proses
pembuatan benda uji buatan dilakukan dengan pemadatan yang berlebihan.

BAB X
KEKUATAN GESER LANGSUNG
( DIRECT SHEAR )

I.

MAKSUD DAN TUJUAN

76

Laporan Mekanika Tanah


Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan nilai kohesi (C ) dan nilai
sudut geser tanah ( ).

II.

ALAT-ALAT YANG DI PAKAI


1.

Alat geser langsung terdiri dari :


a. Stang penekan dan pemberi beban.
b. Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2 arloji geser.
c. Cincin periksa yang terbagi dua dengan pengucinya terletak dalam kotak
d. Beban- beban.
e. Dua buah batu pori.

2.

Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

3.

Pisau.

4.

Extruder ( alat pengeluar contoh tanah dari tabung ).

5.

Stop Watch.

6.

Oven dengan pengatur suhu.

7.

Cawan.

8.

Cincin cetak benda uji.

9.

Dial.

10. Holder.
11. Oli.

III. BENDA UJI


A.1

Benda uji dari tanah asli dari tabung contoh.


77

Laporan Mekanika Tanah


Contoh tanah asli dari dalam tabung contoh ujungnya diratakan dan
cincin cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut, kemudian tanah
dikeluarkan secukupnya untuk tiga benda uji. Benda uji dilindungi dan ditutup
untuk menghindari kehilangan kadar airnya. Pakailah bagian ruang rata sebagai alas
dan retakan bagian atasnya.
A.2 Benda uji lainnya.
Contoh yang digunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah benda uji.
Persiapkan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air benda uji. Dalam
mempersiapkan benda uji terutama untuk tanah yang peka harus hati hati untuk
menghindari terganggunya struktur asli dari tanah tersebut.
A.3 Benda uji buatan (dipadatkan).
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki.
Dapat dilakukan pada cincin periksa atau pada tabung pemadatan.
B. Tebal minimum benda uji kira kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali diameter
butiran maksimum.
C. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal 2 : 1.untuk benda uji
yang berbentuk segi empat atau bujur sangkar perbandingan lebar dan tebal
minimal 2 : 1.
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.

IV.

JALAN PERCOBAAN
a. Menimbang benda uji

78

Laporan Mekanika Tanah


b. Meletakkan benda uji pada alat geser langsung, yaitu pada cincin pemeriksa yang
telah terkunci menjadi satu dalam alat geser langsung.
c. Memasang stang penekan vertikal untuk memberi beban normal benda uji sama
dengan beban yang diberikan beban tersebut.
d. Menggeser benda uji yang dihubungkan dengan proving ring mendatar, pengukur
gaya geser dipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar dan
menggeser pada bagian atas cincin pemeriksaan, atur pembacaan pada arloji geser
pengukur deformasi mendatar dan pada arloj pengukur gaya geser sehingga menunjuk
angka nol. Kemudian buka kunci cincin.
e. Memberikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera
setelah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air
sampai penuh diatas permukaan benda uji dan jagalah permukaan air supaya tetap
sama selama pemeriksaan.
f. Mendiamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai Catat proses konsolidasi tersebut
pada waktu waktu tertentu sesuai cara pemeriksaan konsolidasi. Harus dipasang dial
untuk mengukur deformasi vertikal dan catat penurunan vertikal setiap 120 detik.
Gambar penurunan versus waktu, dan hentikan kalau penurunan sudah terhenti.
g. Sesudah konsolidasi selesai hitung t50 untuk menentukan kecepatan pergeseran.
Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang diperlukan. Kecepatan pergeseran dapat
ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum dengan t50. Deformasi geser
maksimum kira kira 10 % diameter asli benda uji.
h. Menjalankan mesinnya, lakukan bacaan pada arloji geser dan pada arloji gaya geser
(proving ring) setiap 15 detik.

79

Laporan Mekanika Tanah


i. Memberikan beban normal kedua ( 2 kali beban normal pertama) pada benda uji dan
lakukan (d), (f), (g), dan (h).
j. Memberikan beban normal ketiga ( 3 kali beban normal pertama) dan lakukan (d),
(f), (g), dan (h).

V.

PERHITUNGAN
1.

Gaya Geser
Beban 5 kg

Beban normal (P1) = 5 kg

Kalibrasi proving ring = 0,0857

Dial reading = 14 kg

Gaya geser = 16 x 0,0857 = 1,2 kg

Beban 10 kg

Beban normal (P1) = 10 kg

Kalibrasi proving ring = 0,0857

Dial reading = 30 kg

Gaya geser = 30 x 0,0857 = 2,57 kg

Beban 15 kg

Beban normal (P1) = 15 kg

Kalibrasi proving ring = 0,0857

Dial reading = 27 kg

80

Laporan Mekanika Tanah

2.

Gaya geser = 27 x 0,0857 = 2,31 kg

Tegangan Geser.
Beban 5 kg

Beban normal (P1) = 5 kg

Diameter benda uji = 6,5 cm

Luas benda uji ( A) = 33,183 cm2

Tegangan geser = 1,2 / 33,183 = 0,036 kg/cm2

Beban 10 kg

Beban normal (P1) = 10 kg

Diameter benda uji = 6,5 cm

Luas benda uji ( A) = 33,183 cm2

Tegangan geser = 2,57 / 33,183 = 0,077 kg/cm2

Beban 15 kg

Beban normal (P1) = 15 kg

Diameter benda uji = 6,5 cm

Luas benda uji ( A) = 33,183 cm2

Tegangan geser = 2,31 / 33,183 = 0,07 kg/cm2

81

Laporan Mekanika Tanah


3.

Tegangan Normal
Beban 5 kg

Beban normal = 5 kg

Luas (A) = 33,183 cm2

Tegangan normal = 5 / 33,183 = 0,15 kg/cm2

Beban 10 Kg

Beban normal = 10 kg

Luas (A) = 33,183 cm2

Tegangan normal = 10 / 33,183 = 0,3 kg/cm2

Beban 15 Kg

4.

Beban normal = 15 kg

Luas (A) = 33,183 cm2

Tegangan normal = 15 / 33,183 = 0,45 kg/cm2

Kerapatan
Beban Normal ( P1 ) = 5 kg

Diameter contoh = 6,5 cm

Tinggi contoh = 2 cm

Luas contoh ( A ) = 33,183 cm

Volume contoh ( V ) = 66,366 cm

Massa contoh = 140,6 gram

82

Laporan Mekanika Tanah

Kerapatan () = 2,12 gr/cm3

Beban Normal ( P1 ) = 10 kg

Diameter contoh = 6,5 cm

Tinggi contoh = 2 cm

Luas contoh ( A ) = 33,183 cm

Volume contoh ( V ) = 66,366 cm

Massa contoh = 118,5 gram

Kerapatan () = 1,79 gr/cm3

Beban Normal ( P1 ) = 15 kg

5.

Diameter contoh = 6,5 cm

Tinggi contoh = 2 cm

Luas contoh ( A ) = 33,183 cm

Volume contoh ( V ) = 66,366 cm

Massa contoh = 142,5 gram

Kerapatan () = 2,147 gr/cm3

Dari grafik dapat diketahui nilai c dan sudut geser (dari grafik Tegangan Geser
max Vs Tegangan Normal)
C = 0,142
(sudut geser) = 23,96

83

Laporan Mekanika Tanah

Mencari tinggi contoh rata rata dari dial vertical

P1 = 5 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,016 0,01
= 0,006
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,006 / 2 = 0,003
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,003 = 1,997 cm

P1 = 10 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,072 0,068
= 0,004
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,004 / 2 = 0,002
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,002 = 1,998 cm

P1 = 15 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,089 0,077
= 0,012
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,012 / 2 = 0,006
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,006 = 1,994 cm

84

Laporan Mekanika Tanah

6.

Contoh Perhitungan Kecepatan Menurun

P1 = 5 kg
d = Hm
= 1,997 = 0,9985
t50 = 28,18 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
= 0,196 . 0,9985 / 28,18
= 6,934 . 10 cm/detik

P2 = 10 kg
d = Hm
= 1,998 = 0,999
t50 = 53,703 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
= 0,196 . 0,999 / 53,703
= 3,642. 10 cm/detik

P3 = 15 kg
d = Hm
= 1,994 = 0,997
t50 = 29,85 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
85

Laporan Mekanika Tanah


= 0,196 . 0,997 / 29,85
= 6,527. 10 cm/detik

VI. KESIMPULAN
Dengan percobaan ini, kita dapat memperoleh nilai :
C (kohesi) = 0,142
(sudut geser) = 23,96
Kecepatan penurunan :
-

P1 = 5 Kg Cv = 6,934 . 10 cm/detik

P2 = 10 Kg Cv = 3,642. 10 cm/detik

P3 = 15 Kg Cv = 6,527. 10 cm/detik.

86

Laporan Mekanika Tanah


Keterangan :
C (kohesi) = 0,142 kg/cm2
(sudut geser) = 23,96

BAB XI
BERAT ISI TANAH

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Untuk menentukan satuan berat tanah persatuan volume dari suatu contoh tanah
yang dinyatakan dalam gr/cm3.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1.

Cincin dengan volume tertentu

2.

Pisau pemotong

3.

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

4.

Extruder

III. BENDA UJI


Jika contoh tanah asli, maka tanah yang ada pada tabung contoh dikeluarkan dengan
menggunakan extruder, terlebih dahulu bagian dari ujung tanah diratakan (dipotong).

IV.

JALAN PERCOBAAN
1.Cincin ditimbang = M1 gr.

87

Laporan Mekanika Tanah


2.Cincin diletakkan pada ujung tabung contoh menempel pada tanah diujung tabung
contoh, dengan memutar setang extruder, sehingga cincin terisi penuh oleh tanah.
3. Tanah diratakan pada kedua ujung cincin.
4. Cincin beserta contoh tanah ditimbang = M2 gr.
V.

PERHITUNGAN
Volume (isi) contoh tanah, V = D2 L cm3 .
Kalau D = diameter dalam cincin (cm) dan L = panjang cincin (cm).
Massa cincin + contoh tanah = M2

(gram)

Massa cincin

= M1

(gram)

Massa contoh tanah

= M2 M1

(gram)

Isi contoh tanah

=V

(cm3)
W2 W1

Kerapatan

= = ---------------

(KN/m3)

V
Berat cincin + contoh tanah = W2

= M2 x g

(N)

Berat cincin

= W1

= M1 x g

(N)

Berat contoh tanah

= W2 W1

= (M2 M1)

(N)

= grafitasi

(gr/cm2)

W2 W1
Berat isi tanah

= = ---------------

(KN/m3)

88

Laporan Mekanika Tanah


VI.

PERHITUNGAN BERAT ISI TANAH


1.

Volume (isi) contoh tanah, V = 64,34 cm2


Massa cincin + contoh tanah = M2 = 192,4 gram
Massa cincin = M1 = 68 gram
Massa contoh tanah = M2 M1 = 124,4 gram
M2 M1
Kerapatan =

= ---------------- ( gr/cm)
V
124,4
= -------------------- = 1,9334 gr/cm
64,34

2.

Volume (isi) contoh tanah, V = 64,34 cm2


Massa cincin + contoh tanah = M2 = 192,2 gram
Massa cincin = M1 = 69 gram
Massa contoh tanah = M2 M1 = 123,2 gram
M2 M1
Kerapatan =

= ---------------- ( gr/cm)
V
123,2
= ------------------- = 1,9148 gr/cm
64,34

Kerapatan rata-rata adalah ( 1,9334 + 1,9148 ) : 2 = 1,9241 gr/cm


89

Laporan Mekanika Tanah

1.

Berat cincin + contoh tanah = W2 = M2 x g = 1885,52 N


Berat cincin = W1 = M1 x g = 666,4 N
Berat contoh tanah = W2 W1 = (M2 M1) x g = 1219,12 N
G = gravitasi = 9,8 gr/cm2
W2 W1
Berat Isi Tanah =

= --------------- (KN /m)


V
1219,12
= ------------- = 18,948 KN/ m
64,34

2.

Berat cincin + contoh tanah = W2 = M2 x g = 1883,56 N


Berat cincin = W1 = M1 x g = 676,2 N
Berat contoh tanah = W2 W1 = (M2 M1) x g = 1207,36 N
G = gravitasi = 9,8 gr/cm2
W2 W1
Berat Isi Tanah =

= --------------- (KN /m)


V
1207,36
= -------------- = 18,917 KN/ m
64,34

Berat isi Tanah rata-rata adalah ( 18,948 + 19,917 ) : 2 = 18,9325 KN/ m

90

Laporan Mekanika Tanah


VII.

KESIMPULAN
Dari praktikum didapat nilai berat isi tanah dari 2 kali percobaan adalah 18,948 KN/m,
19,917 KN/m serta didapat nilai kerapatan yaitu 1,9334 gr/cm dan 1,9148 gr/cm .
Sedangkan berat isi tanah rata rata adalah 18,9325 KN/m dan nilai kerapatan rata-rata
1,9241 gr/cm.

BAB XII
CBR LABORATORIUM
(ASTM D 188 87)

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing
Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dapat dipadatkan dilaboratorium pada
kadar air tertentu.
CBR ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


a.

Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang kurangnya 4,45 ton


dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm per menit.

b.

Cetakan logam bebrbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,68 mm


dengan tinggi 50,8 dan keping alas logam yang brlubang lubang dengan tebal 0,53
mm dan diameter lubang tidak lebih dari 1,59 mm.

91

Laporan Mekanika Tanah


c.

Piringan pemisah dari logam (specer disk) dengan diameter 150,8 mmdan tebal 61,4
mm.

d.

Alat penumbuk.

e.

Alat pengatur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang
berlubang lubang dengan batang pengukur tripod logam dan arloji pengukur.

f.Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah diameter
54 mm.
g.

Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,63 mm dan panjang kurang dari 101,6.

h.

Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi dengan ketelitian
0,001 inchi (9025mm). Peralatan lain seperti talam, alat perata, dan cawan..

i. Neraca dengan ketelitian 0,01 dan 0,1 gr.


j. Stop watch.
k.

Oven.

l. Tabung gelas ukur 1000 ml.


m. Kantong plastik.

III.

BENDA UJI
Benda uji dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan.
1. Contoh tanah diambil kira kira 5 kg atau lebih.
2. Bahan dicampur dengan air sampai kadar air optimum.
3. Cetakan dipasang pada keping alas lalu ditimbang, kemudian keping pemisah
dimasukkan dan dipasang kertas saring diatasnya.

92

Laporan Mekanika Tanah


4. Tanah tersebut dipadatkan dalam cetakan seperti pada percobaan pemadatan. Kadar air
diperiksa sebelum dilakukan pemadatan.
5. Leher sambungan dibuka lalu permukaan tanah diratakan dengan alat perata mistar
logam. Tambal lubang lubang yang munngkin terjadi karena lepasnya butir butir
yang kasar dengan butir yang lebih halus. Piringan pemisah dikeluarkan, balikkan dan
pasang kembali cetakan berisi benda pipada keping alas dan ditimbang.
IV.

JALAN PERCOBAAN
Percobaan CBR ini dilakukan dalam beberapa hari serta dilakukan secara rutin dan
bertahap sesuai urutannya.
Hari pertama
a. Mengambil benda uji berupa tanah tak asli.
b. Tanah tersebut ditimbang kemudian dimasukkan kedalam kantong dan dibuat
sebanyak 3 kantong.
c. Dari tiap tiap kantong diambil sedikit dari contoh tanah tersebut, lalu masukkan ke
dalam cawan yang telah ditimbang sebelumnya.
d. Contoh tanah dan cawan di timbang.
e. Kemudian cawan yang berisi contoh tanah dimasukkan kedalam oven selama 24 jam,
ini dilakukan untuk mencari kadar airnya.
Hari Kedua
a. Kadar air mula mula di dapat dari rata rata kadar air dari setiap cawan yang telah
dicari dan dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah cawan.

93

Laporan Mekanika Tanah


b. Kadar air mula mula berguna untuk penambahan air yang dibutuhkan untuk tanah
yang ada dalam setiap kantongnya. Percampuran dilakukan dalam wadah yang cukup
besar.
c. Setelah masing masing kantong contoh tanah ditambahkan air dan dicampur,
masukkan kembali contoh tanah kedalam masing masing kantong.
d. Lalu kantong kantong tersebut disimpan selama 24 jam, dan kantong dalam keadaan
tertutup rapat yang diikat dengan tali.
Hari Ketiga
a. Contoh tanah yang telah disimpan diambil.
b. Kemudian persiapkan mold dengan keping alas dan leher lalu ditimbang beserta
specer disk.
c. Specer disk dimasukkan kedalam mold lalu letakkan kertas diatas specer disk, sebagai
pemisah antara specer disk dengan tanah yang telah dipadatkan.
d. Tinggi mold dibagi menjadi tiga bagian yang dibagi sampai bagian atas mold (batas
leher sambungan mold).
e. Tiap lapisan dipadatkan sesuai dengan banyaknya pukulan.
f. Setelah dipadatkan, leher sambungan mold dilepas kemudian permukaan tanah dalam
mold diratakan dengan alat perata.
g. Setelah permukaan mold rata, bersihkan mold dari kotoran kotoran yang melekat,
lalu contoh tanah ditimbang beserta mold.
h. Setelah ditimbang letakkan mold yang berisi contoh tanah diatas mesin CBR.
i. Torak pembebanan diatur sampai menyentuh permukaan atas dari conroh tanah,
minimum torak pembebanan seberat 4,5 kg.

94

Laporan Mekanika Tanah


j. Setelah torak menyentuh permukaan tanah maka arloji pembebanan dan arloji
penurunan penetrasi dimulai pembacaan pada angka nol, disamping itu dipersiapkan
juga stop watch.
k. Berilkan beban dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27
mm/dtk (0,05)/detik. Catat pembebanan pada penetrasi 0,312 mm (0,0125), 0,62
mm (0,025), 1,25 mm (0,05), 1,187 mm (0,075), 2,5 mm (0,10), 3,75 mm (0,15),
5 mm (0,20), 7,5 mm(0,30), 10 mm (0,40) dan 12,5 mm(0,50). Lalu catat beban
maksimum, penetrasi bila pembebanan minimum terjadi sebelum penetrsi 12,5 mm
(0,50).
l. Mulai pembebanan diturunkan dengan bantuan dongkrak, dimulai pada 1 menit
pertama dan penurunan penetrasinya 31,25 mm dan pada saat bersamaan dicatat hasil
pembacaan pada arloji.
m. Keluarkan benda uji dari cetakan dan ambil bagian tengah dari contoh tanah dan
dipotong, untuk menentukan kadar air.
n. Ambil cawan yang telah ditimbang terlebih dahulu, lalu masukkan potongan contoh
tanah tadi kedalam cawan, kemudian masukkan kedalam oven selama 24 jam untuk
menentukan kadar air.
o. Lakukan langkah langkah diatas untuk benda uji (contoh tanah) selanjutnya.

V.

PERHITUNGAN
a.

Kadar air mula-mula


Kantong 1 10 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :

95

Laporan Mekanika Tanah


Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1161 gram

Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1042 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 161 gram

Massa air

= M1 M2 = 119 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 881 gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 119 / 881 x 100 % = 13,507 %
Kantong 2 25 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1171 gram

Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1049 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 171 gram

Massa air

= M1 M2 = 122 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 878 gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 122 / 878 x 100 % = 13,895 %
Kantong 3 56 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1181 gram
96

Laporan Mekanika Tanah


Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1082 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 181 gram

Massa air

= M1 M2 = 99 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 901 gram

Kadar air =

= (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 99 / 901 x 100 % = 10,987 %

b. Penambahan air

Woptimum Wrata-rata

x Angka kalibrasi

1 + W
Kantong 1
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,13507 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,13507 ) = 1804,284 cc
Kantong 2
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,13895 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,13895 ) = 1783,937 cc
Kantong 3
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,10987 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,10987 ) = 1932,039 cc

c.

Kadar air setelah pengujian


Kantong 1 10 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
97

Laporan Mekanika Tanah


Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1345,24 gram

Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1069 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 172 gram

Massa air

= M1 M2 = 276,24 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 897 gram

Kadar air =

= (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 276,24 / 897 x 100 % = 30,796 %

Kantong 2 25 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1327,741 gram

Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1056 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 165 gram

Massa air

= M1 M2 = 271,741 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 891 gram

Kadar air =

= (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 271,741 / 891 x 100 % = 30,4985 %

Kantong 3 56 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah

= M1 = 1368,7236 gram

Massa cawan + tanah kering

= M2 = 1092 gram

Massa cawan kosong

= M0 = 176 gram
98

Laporan Mekanika Tanah


Massa air

= M1 M2 = 276,7236 gram

Massa tanah kering

= M2 M0 = 916 gram

Kadar air = = (M1 M2) / (M2 M0) x 100%


= 276,7236 / 916 x 100 % = 30,21 %

d. Kerapatan () = berat benda uji / volume


10 tumbukan = 1162 / 1870,29 = 0,621 gr/cm
25 tumbukan = 1507 / 1870,29 = 0,805 gr/cm
56 tumbukan = 1593 / 1870,29 = 0,851 gr/cm

e.

Kerapatan kering (d) = x 100 / 100 + w


10 tumbukan =

f.

0,621 x 100 / 100 + 30,796 %

= 0,485 gr/cm

25 tumbukan = 0,805 x 100 / 100 + 30,4985 %

= 0,617 gr/cm

56 tumbukan =

= 0,654 gr/cm

0,851 x 100 / 100 + 30,21 %

Nilai CBR pada penetrasi 0,1 :


CBR

= ( beban / 3000 ) x 100 %


Kantong 1 10 tumbukan
CBR

= ( 11 / 3000 ) x 100 % = 0,366 %

Kantong 2 25 tumbukan
99

Laporan Mekanika Tanah


CBR

Kantong 3 56 tumbukan
CBR

g.

= ( 30,8 / 3000 ) x 100 % = 1,0267 %

Nilai CBR pada penetrasi 0,2 :


CBR

= ( beban / 4500 ) x 100 %


Kantong 1 10 tumbukan
CBR

= ( 17,38 / 4500 ) x 100 % = 0,386 %

Kantong 2 25 tumbukan
CBR

= ( 24,42 / 4500 ) x 100 % = 0,542 %

Kantong 3 56 tumbukan
CBR

VI.

= ( 16,06 / 3000 ) x 100 % = 0,545 %

= ( 43,56 / 4500 ) x 100 % = 0,968 %

KESIMPULAN
Dari data didapat maka pembacaan arloji pada permukaan tanah yang dibawah
pada umumnya lebih besar dari pada permukaan tanah yang atas, sebab permukaan tanah
yang bawah lebih banyak menerima tekanan dari atas.
Makin banyak jumlah tumbukan pada percobaan, maka nilai CBR rata ratanya makin
besar, sebab jika tanah makin padat maka tanah akan makin keras.
CBR Design yang didapat adalah :
CBR ( % ) 0,366 Kerapatan Kering ( d ) = 0,475 gr / cm

100

Laporan Mekanika Tanah


CBR ( % ) 0,545 Kerapatan Kering ( d ) = 0,617 gr / cm
CBR ( % ) 1,0267 Kerapatan Kering ( d ) = 0,654 gr / cm
Jadi CBR Design, pada 95 % = 0,545 %

BAB XIII
PEMADATAN
(AASHTO T9974)
(ASTM D69870)

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air
waktu tanah dipadatkan dengan kepadatan tanah yang diperoleh dengan memadatkan
tanah didalam cetakan berukuran tertentu dan alat penumbuk seberat 25 kg dan tinggi
jatuh 30 cm.
Pemeriksaan pemadatan ini menggunakan bahan lewat saringan no.4 (4,75mm).
Pemadatan dibagi menjadi :
1.

Standard Compation Test

101

Laporan Mekanika Tanah


Pemadatan dengan cara ini digunakan sebagai dasar pengamatan
pembuatan jalan atau bendungan. Dalam percobaan ini cetakan mold diisi dengan
3 lapisan dan tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukkan.
2.

Modified Compation Test


Pemadatan dengan cara ini digunakan sebagai dasar pemgamatan
pembuatan lapangan landasan terbang. Percobaan ini pada mold diisi dengan 5
lapisan dan untuk setiap lapisan dipadatkan sampai 56 tumbukkan.

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1.Cetakkan (mold).
2.Alat penumbuk.
3.Saringan no.4.
4.Timbangan / neraca.
5.Oven.
6.Cawan dan plastik.
7.Wadah.
8.Mistar perata.
9.Gelas ukur.
10. Sendok semen dan spatula.

102

Laporan Mekanika Tanah


I. JALAN PERCOBAAN
1.Contoh tanah tidak asli yang telah lewat saringan no 4, dimasukkan kedalam wadah.
2.Tanah diaduk dalam wadah tersebut, sehingga kadar airnya merata.
3.Tanah sebanyak 6 kg dimasukkan kedalam plastik sebanyak 6 kantong.
4.

Dari masing masing kantong ambil sedikit contoh tanah dan masukkan kedalam
cawan, lalu cawan cawan tersebut dimasukkan kedalam oven selama 24 jamuntuk
diketahui kadar airnya.

5.

Tanah sebanyak 6 kantong tadi didiamkan selama 24 jam.


Setelah 24 jam tanah dalam cawan dikeluarkan dari dalam oven lalu dihitung kadar
airnya (= kadar air mula mula).

6.

Setelah diketahui kadar airnya, maka keenam kantong tanah yang disimpan tadi,
ditambahkan air dengan ketentuan sebagai berikut :

7.

Kantong I

Kantong II + 1.(3/100 x 6000/ (1 + ))

cc air

Kantong III + 2.(3/100 x 6000/ (1 + ))

cc air

Kantong IV + 3.(3/100 x 6000/ (1 + ))

cc air

Kantong V + 4.(3/100 x 6000/ (1 + ))

cc air

Kantong VI + 5.(3/100 x 6000/ (1 + ))

cc air

+0

cc air

Keenam kantong yang sudah ditambahkan air tersebut didiamkan selam 24 jam.

8. Untuk Pemadatan :
a.

Mold yang akan digunakan ditimbang. Bersihkan dan bagian dalam dari mold
diberi oli agar tanah yang sudah dipadatkan mudah dikeluarkan. Lalu letakkan
lapisan kertas dibawahnya.
103

Laporan Mekanika Tanah


b.

Kantong 1 diambil, lalu masukkan kedalam mold menjadi tiga bagian, bagian
(lapisan) pertama ditumbuk sebanyak 56 tumbukkan.

c.

Ulangi untuk lapisan 2 dan 3.

d.

Setelah lapisan 3 lepaskan leher mold. Kemudian permukaan tanah diratakan,


setelah rata lalu dibersihkan. Kemudian mold dan tanah yang sudah dipadatkan
ditimbang.

e.

Lalu keluarkan contoh tanah yang sudah dipadatkan dngan menggunakan


dongkrak.

f.

Ambil contoh tanah dari bagian tengah dengan menggunakan pisau atau
spatula. Lakukan pemadatan untuk kantong kantong berikutnya seperti
langkah langkah diatas. Masing masing contoh tanah yang sudah dipatkan
diambil bagian tengahnya.

g.

Masukkan contoh tanah yang diambil bagian tengahnya dari setiap contoh
tanah yang sudah dipadatkan kedalam cawan yang sudah diketahui beratnya.
Lalu timbang cawan + contoh tanah, kemudian masukkan kedalam oven selama
24 jam untuk diketahui kadar airnya.

h.

Mengulangi langkah b s/d f untuk kantong II, III, IV dan seterusnya sampai
berat mol + tanah padat harus menurun dari berat sebelumnya.

II. PERHITUNGAN
Kadar air mula mula

Contoh 1
Massa wadah, M1 = 74,6 gr

104

Laporan Mekanika Tanah


Massa wadah + contoh basah, M2 = 374,6 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 308,7 gr
Massa air,

M4 = M2 M3 = 374,6 308,7 = 65,9 gr

Massa contoh kering,

M5 = M3 M1 = 308,7 74,6 = 234,1 gr

Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = ( 65,9 / 234,1 ) x 100 % = 28,15 %

Kadar air yang diinginkan :


Kantong 1 = 28,15 %
Kantong 2 = 31,15 %
Kantong 3 = 34,15 %
Kantong 4 = 37,15 %
Kantong 5 = 40,15 %

Penambahan air dalam pemadatan :


Kantong 1 = 0 cc
Kantong 2 = 70,23 cc
Kantong 3 = 140,46 cc
Kantong 4 = 210,69 cc
Kantong 5 = 280,92 cc

Kadar air setelah pemadatan :

Kantong 1 :
Massa wadah, M1 = 179 gr
105

Laporan Mekanika Tanah


Massa wadah + contoh basah, M2 = 506,5 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 434,3 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 72,2 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 255,3 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 28,28 %

Kantong 2 :
Massa wadah, M1 = 196 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 562 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 474,8 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 87,2 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 278,8 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 31,278 %

Kantong 3 :
Massa wadah, M1 = 79,5 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 424,3 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 335,4 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 88,9 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 255,9 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 34,74 %

Kantong 4
Massa wadah, M1 = 69,3 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 380,6 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 295,9 gr
106

Laporan Mekanika Tanah


Massa air, M4 = M2 M3 = 84,7 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 226,6 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % =37,38 %

Kantong 5
Massa wadah, M1 = 74,6 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 291,2 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 229,7 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 61,5 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 155,1 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 39,65 %

Kerapatan Butiran

Kantong 1
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5161 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5161 3651) / 943,46 = 1,6 gr / cm

Kantong 2
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5300 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm

107

Laporan Mekanika Tanah


Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5300 3651) / 943,46 = 1,75 gr / cm

Kantong 3
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5358,5 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5358,5 3651) / 943,46 = 1,8 gr / cm

Kantong 4
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5362 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5362 3651) / 943,46
= 1,814 gr / cm

Kantong 5
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5324 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5324 3651) / 943,46 = 1,77 gr / cm

Kerapatan Kering
dn =

n x 100
(100 + n)
108

Laporan Mekanika Tanah


Kantong 1, d1 = 1.60 x 100

= 1.25 gr / cm3

(100 + 28,28)
Kantong 2, d2 = 1.75 x 100

= 1.33 gr / cm3

(100 + 3,28)
Kantong 3, d3 = 1.80 x 100

= 1.34 gr / cm3

(100 + 34,74)
Kantong 4, d4 = 1.81 x 100

= 1.32 gr / cm3

(100 + 37,38)
Kantong 5, d5 = 1.78 x 100

= 1.27 gr / cm3

(100 + 39,65)

Zero Air Void :


Kantong 1 = 1,55
Kantong 2 = 1,33
Kantong 3 = 1,34
Kantong 4 = 1,32
Kantong 5 = 1,27

III. KESIMPULAN

109

Laporan Mekanika Tanah


Pemeriksaan dilakukan dengan metode standard cara B dari hasil pemeriksaan
didapat :

Kadar air optimum (opt) = 33,8 %

Berat isi kering maksimum (d maks. ) = 1,349 gr / cm


Grafik kerapatan kering vs kadar air dan kerapatan kering jenuh vs kadar air,

dari grafik ini dapat diketahui bahwa kandungan udara pada saat pemeriksaan adalah
0%.

BAB XIV
KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND CONE

.1

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapangan di tempat
lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan hanya terbatas
untuk tanah yang berbutir kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat
kering persatuan isi.
110

Laporan Mekanika Tanah

IV.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1.

Botol transparan tempat pasir dengan isi 4 liter.

2.

Corong kalibrasi pasir berdiameter 16,51 cm.

3.

Pelat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang berdiameter
16,51 cm.

4.

Peralatan kecil yaitu : palu, sendok semen, kuas, pahat, paku, dan peralatan untuk
mencari kadar air.

V.

5.

Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0 gram.

6.

Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian 0,1 gram.

BENDA UJI
Pasir kwarsa yang bersih, keras, kering, dan bisa mengalir bebas tidak
mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 ( 2 mm ) dan tertahan
pada saringan No. 200 ( 0,075 mm ).
IV.

JALAN PERCOBAAN
A. Menentukan Isi Botol Pasir
1. Timbanglah alat ( botol + corong ) = ( M1 gr )
2.

Letakkan alat dengan botol dibawah, buka kran dan isi dengan air suling
sampai penuh di atas kran, tutuplah kran corong dan bersihkan kelebihan air.

3. Timbanglah alat yang berisi air = ( M2 gr ). Berat air = M2 M1.


4.

Lakukan langkah a dan b sebanyak 3 kali dan ambil harga rata rata dari hasil
tersebut.

111

Laporan Mekanika Tanah


B. Menentukan Berat Isi Pasir
1.

Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata, tutup kran dan isi
corong dengan pasir secara perlahan lahan.

2.

Bukalah kran, isi botol dengan pasir sampai penuh dan dijaga agar selama
pengisian corong selalu terisi paling sedikit setengahnya.

3.

Tutup kran, bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah ( M3 gr ).

4.

Berat isi pasir ( s ) = ( M3 M1 ) / ( M2 M1 ).

C. Menentukan Berat Pasir Dalam Corong


1.

Isi botol pelan pelan dengan pasir secukupnya dan timbang = ( M4 gr ).

2.

Letakkan alat dengan corong di bawah pada pelat corong, pada dasar yang rata
dan bersih.

3.

Buka kran pelan pelan sampai pasir berhenti mengalir.

4.

Tutup kran dan timbanglah alat yang berisi sisa pasir = ( M5 gr ).

5.

Berat pasir dalam corong = M4 M5 gr.

D. Menentukan Berat Isi Tanah


1.

Isi botol dengan pasir secukupnya.

2.

Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat
sisinya.

3.

Galilah lubang sedalam minimal 10 cm pada lubang plat corong ( tidak


melebihi tebal satu hamparan padat ).

112

Laporan Mekanika Tanah


4.

Masukkan seluruh tanah hasil galian tersebut ke dalam kantung plastik yang
tertutup rapat, yang telah diketahui berat kantong plastik beserta tanah = ( M8
gr ).

5.

Timbang alat dengan pasir di dalamnya = ( M6 gr ).

6.

Letakkan alat pada plat, corong ke bawah di atas plat dan buka kran perlahan
sehingga pasir masuk ke dalam lubang. Setelah pasir berhenti tutup kran
kembali dan timbang alat dengan sisa pasir = ( M7 gr ).

7.

Ambil tanah galian sedikit dari dalam kantong plastik untuk dihitung kadar
airnya dalam %.

V.

PERHITUNGAN KEPADATAN LAPANGAN SAND CONE


Percobaan Pada Titik I :

Isi botol = Massa air = M2 M1 gram = 3953 gram.


(M3 M1 )

5619

Kerapatan Pasir = p = ---------------------- = ----------- = 1,421 gr / cm


(M2 M1)

3953

Massa pasir dalam corong = (M4 M5) = 7412 6521 = 891 gram.

Massa pasir dicorong + lubang = (M7 M8) = 7454 2703 = 4751 gram.

Massa pasir dalam lubang = M10 = (M6 M7) (M4 - M5)


= 4751 891 = 3860 gram.

113

Laporan Mekanika Tanah

Isi Lubang = V = M10 / p = 3860 / 1,421 = 2716,4 cm.

Massa Tanah Basah : (M8 M9) = (3962,7 12,7) = 3950 gram.

Kerapatan Tanah = t = ( M8 M9) / V = 3950 / 2716,4 = 1,455 gr / cm

Kerapatan Kering (d) lapangan : d lap. = 1,17 gr / cm

Kerapatan Kering di laboratorium = 1,47 gr / cm

Derajat Kerapatan ( % ) = ( 1,17 / 1,47 ) x 100 % = 79,592 %

Percobaan Pada Titik II :

Isi botol = Massa air = M2 M1 gram = 3696 gram.


(M3 M1 )

5765

Kerapatan Pasir = p = ---------------------- = ----------- = 1,453 gr / cm


(M2 M1)

3969

Massa pasir dalam corong = (M4 M5) = 8108 3793 = 4315 gram.

Massa pasir dicorong + lubang = (M7 M8) = 8124 2982 = 5142 gram.

Massa pasir dalam lubang = M10 = (M7 M8) (M4 M5)


= 5142 4315 = 827 gram.

Isi Lubang = V = M10 / p = 827 / 1,453 = 569,360 cm.


114

Laporan Mekanika Tanah

VI.

Massa Tanah Basah : (M11 M12) = (2869,7 12,7) = 2857 gram.

Kerapatan Tanah = t = ( M11 M12) / V = 2857 / 569,360 = 5,018 gr / cm

Kerapatan Kering (d) lapangan : d lap. = 1,11 gr / cm

Kerapatan Kering di laboratorium = 1,47 gr / cm

Derajat Kerapatan ( % ) = ( 1,11 / 1,47 ) x 100 % = 75,51 %

KESIMPULAN
Dari pengujian yang kami lakukan maka hasil yang didapat untuk pengujian
kepadatan dilapangan dengan menggunakan sand cone adalah :
Percobaan Pada Titik I :
1. Kerapatan Pasir = 1,421 gr / cm
2. Kerapatan Tanah = 1,455 gr / cm
3. Kadar Air Tanah = 24,18 %
4. Kerapatan Kering di Laboratorium = 1,47 gr / cm
5. Kerapatan Kering di Lapangan = 1,17 gr / cm
6. Derajat Kerapatan di Lapangan = 79,592 %

115

Laporan Mekanika Tanah


Percobaan Pada Titik II :
1. Kerapatan Pasir = 1,453 gr / cm
2. Kerapatan Tanah = 5,108 gr / cm
3. Kadar Air Tanah = 31,75 %
4. Kerapatan Kering di Laboratorium = 1,47 gr / cm
5. Kerapatan Kering di Lapangan = 1,11 gr / cm
6. Derajat Kerapatan di Lapangan = 75,51 %

VII. CATATAN
a.

Dalam menentukan pemeriksaan ini jangan sampai ada getaran-getaran.

b.

Dalam pengisian pasir baik ke dalam wadah pasir maupun ke dalam lubang, harus
dilakukan pelan-pelan agar pasir tidak memadat setempat.
Penetuan berat isi pasir dilakukan pada setiap pergantian jenis pasir yang baru

atau apabila pasir tersebut telah lama dipergunakan ( kotor ).

BAB XV
BERAT JENIS BUTIR
(Specific Gravity, Gs)
116

Laporan Mekanika Tanah

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan berat jenis butir dinyatakan adalah berat jenis butir mineral yang
merupakan padatnya dari tanah.
Berat jenis butir didefinisikan sebagai berikut :
Berat jenis padat dari tanah
Gs = -----------------------------------Berat jenis air

II.

ALAT-ALAT YANG DIPAKAI


.2 Piknometer dengan kapasitas 250 ml.
.3 Desikator.
.4 Oven.
.5 Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
.6 Thermometer ukuran 0-50 0 C dengan ketelitian 10 C .
.7 Saringan No.4, No.10, No.40 dan pan (wadah).
.8 Botol berisi air suling.
.9 Bak perendam.
.10 Pompa hampa udara.

III. BENDA UJI


Mengeringkan benda uji sebanyak 50 gram (untuk piknometer) contoh dalam oven
pada suhu (110 5)0 C dan didinginkan dalam desikator.

117

Laporan Mekanika Tanah

IV.

JALAN PERCOBAAN
a. Mencuci piknometer dengan air suling dan mengeringkannya. Lalu menimbang
piknometer dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (M1).
b.

Memasukkan bend uji kedalam piknometer dan ditimbang bersma tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram (M2).

c. Menambahkan air suling sehingga piknometer terisi 2/3. Mendiamkan benda uji yang
berbutir halus terendam selma paling sedikit 24 jam.
d. Mengeluarkan udara yang terserap dalam campuran tanah dan air diatas dengan satu
cara dibawah ini :

Mendidihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit sambil


memiringkan dan menggoyang-goyangkan piknometer sekali-kali untuk
membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap didalamnya, sampai
mendidihnya merata.

Didalam hal mempergunakan pompa vakum, sambil di vakum, putar-putar dan


goyang-goyang piknometer tersebut, untuk mempercepat keluarnya udara.

Menutup piknometer tersebut untuk mencegah masuknya dan larutnya udara


baru kedalam campuran.

e. Kalau benda uji yang telah dipanaskan tadi susah dingin, maka piknometer tersebut
diisi dengan air suling bebas udara untuk mencapai suhu konstan dan menambahkan
air suling seperlunya sampai tanda batas atau penuh. Menutup piknometer,
mengeringkan bagian luarnya lalu ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (M3).

118

Laporan Mekanika Tanah


f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut.
Mengosongkan dan membersihkan piknometer. Mengisi piknometer tersebut dengan
air suling yang bebas udara yang suhunya sama dengan point 3 dengan ketelitian 1 0 C,
dan pasang tutupnya. Mengeringkan bagian luarnya lalu ditimbang (M4).
g. Pemeriksaan dilakukan ganda.

V.

PERHITUNGAN
Diketahui data sebagai berikut : ( tanah asli )

Percobaan 1
M1 = 99,4 gram
M2 = 149,3 gram
M3 = 379,1 gram
M4 = 347,3 gram
M2 M1
Gs (t C) = -----------------------------------------(M4 M1) (M3 M2)

149,3 99,4
= --------------------------------------------- = 2,757 gr / cm3
(347,3 99,4) (379,1 149,3)

Percobaan 2
M1 = 97,4 gram
119

Laporan Mekanika Tanah


M2 = 144,2 gram
M3 = 368,3 gram
M4 = 338,4 gram
M2 M1
Gs (t C) = -----------------------------------------(M4 M1) (M3 M2)

144,3 97,4
= --------------------------------------------- = 2,769 gr / cm3
(338,4 97,4) (368,3 144,2)

Dimana

M1 = Massa Piknometer
M2 = Massa Piknometer + benda uji
M3 = Massa Piknometer + benda uji + air
M4 = Massa Piknometer + air

VI.

KESIMPULAN
Dari praktikum didapat berat jenis butir tanah rata rata adalah 2,763 gr/cm.
Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel yang terlampir.

BAB XVI
PERMEABILITAS
120

Laporan Mekanika Tanah


(Permeability)

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas tanah berbutir
kasar maupun halus secara laboratoris. Dua metode yang dipergunakan yaitu "Constant
Head" dan "Falling Head".

II.

ALAT-ALAT YANG DIPAKAI


.1

Tabung Permeabilitas

.2

Batu pori

.3

Corong

.4

Gelas ukur

.5

Slang

.6

Stopwatch

III. BENDA UJI


Contoh tanah asli yang dipergunakan dalam percobaan ini diperoleh dari
percobaan Hand Boring yang telah dicetak sesuai ukuran cincin pencetak.

VII.

JALAN PERCOBAAN

121

Laporan Mekanika Tanah


A. Constant Head
1. Mengambil contoh tanah sekitar 800 gram yang mengandung butiran lolos
saringan no.200 lebih kecil dari 10 %.
2. Mencampur dengan air secukupnya untuk menghindari segregasi selama pengisian
tabung sehingga campuran tersebut dapat mengalir bebas untuk membentuk
lapisan-lapisan dalam tabung.
3. Melepas tutup tabung lalu memasukkan batu pori kedalamnya.
4. Kemudian benda uji diletakkan diantara kedua batu pori dan pegas dimasukkan.
5. Menutup kembali tabung tersebut dan mencatat tinggi benda uji.
6. Menghubungkan selang intake kecorong, lalu corong tersebut diisi dengan air
terus menerus. Mencatat jarak antara lubang pembuang corong dan lubang
pengeluaran, biarkan beberapa saat sampai debit air keluar konstan.
B. Falling Head
1. Mengambil contoh tanah kering udara yang mengandung butiran tanah lolos
saringan no.200 lebih besar dari 90 %.
2. Mencampur dengan air secukupnya untuk menghindari segresi selama pengisian
tabung sehingga campuran tersebut dapat mengalir bebas untuk membentuk
lapisan-lapisan dalam tabung.
3. Melepas tutup tabung lalu memasukkan batu pori kedalamnya.
4. Memasukkan campuran tanah tadi kedalam tabung dengan menggunakan corong
dan gerakan melingkar.
5. Meletakkan batu pori dan pegas diatasnya lalu tabung ditutup. Mencatat tinggi
benda uji dalam tabung.

122

Laporan Mekanika Tanah


6. Memasang buret pada tempatnya lalu diatur ketinggiannya. Menempatkan mistar
panjang disamping buret sehingga beda tinggi antara air dalam buret dengan
lubang pengeluaran pada tabung bisa diketahui. Menghubungkan selang intake
kedalam buret.
7. Bila perlu gunakan vacum pump untuk menghampakan udara selama 30 menit.
Membuka keran buret dan biarkan air mengisi seluruh tabung, dan menambahkanr
kedalam buret secara terus menerus. Proses penjenuhan ini bisa juga tanpa vacum
pump.
8. Aliran air melalui benda uji sampai debitnya konstan lalu metutup kembali kran
buret. Mengisi buret sampai skala teratas lalu mencatat ketinggian air diatas
lubang pengeluaran.
9. Menghentikan percobaan bila volume air yang keluar telah mencapai 20 ml.
Mencatat posisi ketinggian air dalam buret, volume air dalam gelas ukur dan
waktu akhir percobaan.

VIII.

PERHITUNGAN
i.Constand Head
L

k = -------- x ----------H

2,3

A.t

24

k = -------- x ------------------------ = 2,89 x 10-3 cm3/detik

123

Laporan Mekanika Tanah


20

Dimana :

35,26 x ( 77,6 0 )

k = koefisian Permeabilitas.
h = head (tinggi muka air).
Q = volume air yang ditampung digelas ukur.
L = panjang aliran lewat sample
A = luas penampang sample
t = pada saat gelas ukur mulai menampung air (= t1).
t = pada saat gelas ukur ditarik (= t2) berhenti dan tidak menampung air.

IX.

KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan didapat :
-

Koefisien rembesan (k) dengan cara constant head adalah = 2,89 x 10-3 cm3/detik

Jenis tanahnya adalah pasir kelanauan (cara constan head) sesuai dengan buku
Mekanika Tanah L.D. Wesley :

Macam Tanah

Koefisien rembesan (cm/detik)

Pasir yang mengandung lempung/lanau

1 x 10-2

sampai

5 x 10-2

Pasir Halus

5 x 10-2

sampai

5 x 10-3

Pasir kelanauan

5 x 10-2

sampai

5 x 10-3

Lanau

5 x 10-2

sampai

5 x 10-3

Lempung

5 x 10-2

sampai

5 x 10-3

124

Laporan Mekanika Tanah

BAB XVII
T R IAX IAL

I.

PETUNJUK UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU) TEST


1. Membersihkan saluran air pori dalam pipa kapiler, supaya tidak ada gelembung udara,
lalu dicek pada posisi 0 pada tegangan air pori. Kran yang dipakai : membuka kran 8,9
dan 2 harus dalam posisi terbuka. Jika sudah bersih ditutup kembali.
2. Menyiapkan benda uji yang akan diuji, batu pori, kertas filter serta karet membran.
3. Chamber dipasang dan menyetel dial proving ring.
4. Mengisi tabung sel dengan air secukupnya, setelah itu air dari tabung sel dialirkan
kedalam chamber yang sudah diisi benda uji, pengisian air dilakukan hingga penuh
dengan cara membuka kran 3 dan 14.
5. Menyiapkan sesuai yang diminta, lalu mengecek kembali air pori setelah menerima
beban (3) dengan cara memutar alat pengaturnya.
6. Menyalakan mesin dan mengamati dial reading proving ring dan tegangan pori.
Menyiapkan tabel lalu membaca setiap menit dial reading dan tegangan pori sampai
benda uji menjadi runtuh atau dial reading proving ring konstan.
7. Mematikan mesin, lalu :
a. Membuang angin dalam tabung sel sampai jarum menunjukkan angka nol.
b. Membuka tutup chamber agar air dalam chamber dapat kembali ke tabung sel.

125

Laporan Mekanika Tanah


II.

PETUNJUK CONSOLIDATED UNDRAINED (CU)


Cara-cara pengerjaan CU TEST terdiri dari tiga tahap :
1. Tahap pertama : Penjenuhan (24 jam)
2. Tahap kedua

: Konsolidasi (24 jam)

3. Tahap ketiga

: Geser langsung ( 5 jam)

1. Tahap Penjenuhan
Komponen-komponen yang perlu diperhatikan :
a.

Tabung cell (3) dan tabung Back Pressure yang mana gunanya untuk mengisi
tekanan ke manometer 3 dan ke manometer Back Pressure yang besarnya sesuai
dengan kebutuhan dengan cara memompakan dari compressor.

b.

Pada saat memompakan tekanan dari compressor, kran-kran yang ada di Back
Pressure yang menuju ke manometer hrus ditutup dahulu supaya aman. Dan juga
kran yang menuju ke volume change no.(5) dan (6).

c.

Apabila tabung sel (3) dan Back Pressure sudah terisi, baru kran yang menuju ke
manometer 3 dibuka dan ditentukan besarnya sesuai dengan yang diinginkan 1,10
kg. Setelah itu baru yang menuju ke Manometer Back Pressure dibuka dan
ditentukan besarnya 1,00 kg/cm2.

d.

Membuka kran cell yang menuju ke chamber terus kran pori dan semestinya
dengan cara memutar-memutarkan alat penggeraknya selama 5 menit, setelah 5
menit baca tekanan pori di manometer.

e.

Membuka kran Back Pressure yang menuju Chamber, maka terjadilah proses
penjenuhan.
Misal :
126

Laporan Mekanika Tanah


Beban
Ke
1

2
3
4
5
6

Jam

Cell

Back

EF

8,00
8,05
8,15
8,25
........
.........
........
........
.........

1,00

1,00

0,10

1,30
1,50
1,70
1,90
2,10

1,20
1,40
1,60
1,80
2,00

0,10
0,10
0,10
0,10
0,10

0,0
0,10
0,82
0,82
.......
........
........
........
.........

2. Tahap Konsolidasi
Setelah melakukan proses penjenuhan diteruskan ke konsolidasi, yang harus
diperhatikan ialah kran yang menuju chamber, (1), (2), (3) harus ditutup dahulu, baru
beban dinaikkan sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya :

Cell Pressure 3,10 kg/cm2, Back Pressure 2 kg/cm2 tanda mengubah


atau menutup kran-kran yang ada di tabung cell dan tabung Back
Pressure. Kalau pada cell sudah ditentukan 2,00 kg/cm2 yang pertama
dibuka ialah kran cell dahulu yang menuju chamber (3) terus kran air
pori (2). Menentukan dahulu besar tegangan air pori awal, misal :
2,00 kg/cm2. Setelah itu dibaca dahulu posisi volume change, misal
=........baru dibuka kran (1) dan kran (2), maka akan terjadinya proses
konsolidasi. Jangan lupa untuk membacanya sesuai waktu yang telah
di tentukan.

Misalnya :
Volume
Tanggal

Jam

Menit

Change
127

Laporan Mekanika Tanah


8,00
8,04
8,16
8,36
9,04
Dst

0
4
16
64
100
144
196
256
324
400
484

0
2
4
6
8
12
14
16
18
20
22

1440

36

..............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............

3. Tahap Geser Langsung


1. Untuk geser langsung CU TEST harus diusahakan dengan kecepatan yang lambat
5 % per jam.
2. Sebelum digeser cari dahulu perubahan tinggi sampel (benda uji) dengan cara
memasang dial l terus digerakkan dengan mesin (cara manual) dan jangan lupa
sebelumnya kran Tegangan Air Pori dan Back Pressure ditutup dahulu.
3. Kalau sudah ketahuan perubahannya, diatur lagi posisi jarum dial Proving Ring
dan jarum l supaya posisinya nol.
4. Setelah itu membuka kran air pori yang menuju Chamber, terus mesin dijalankan
sesuai dengan kecepatan yang sudah ditentukan, maka terjadilah proses
Penggeseran langsung.
5. Yang perlu dibaca dan diperhatikan :
a. Dial Proving Ring
b. Dial l
128

Laporan Mekanika Tanah


c. Manometer Pori
Pembacaan dilakukan sampai benda uji runtuh.
6. Apabila percobaan telah selesai mesin dimatikan.
7. Terus angka pori diturunkan sampai menunjukkan angka nol, setelah nol kran pori
(2) ditutup. Lalu tegangan Cell Pressure dibuang sampai habis. Membuka katup
yang ada di chamber supaya airnya turun ketempat semula.
8. Percobaan selesai.

III. PERHITUNGAN
Luas Terkoreksi = o / 1 -
Dimana : o = Luas mula - mula
=1%
contoh :
o = 12,56 cm
=2%
Luas terkoreksi = 12,56 / (2 1%)
= 12,81 cm

Beban (Kg ) = Dial pembacaan x Kalibrasi alat


Dimana kalibrasi alat = 0,1814
Contoh :
Dial Pembacaan = 28
Beban = 28 x 0,1814 = 5,0792 Kg
129

Laporan Mekanika Tanah

Deviator (1 - 3) = Beban / Luas Terkoreksi


Contoh :
Beban Terkoreksi = 5,0792 kg
Deviator = 5,0792 / 12,81 = 0,3934 kg / cm

IV.

KESIMPULAN
= 1,00 kg / cm
=6%
= 0,364 kg / cm
= 0,94 kg / cm
= 0,06 kg / cm
= 1,364 kg / cm
= 3,454 kg /cm
= 1,712 kg / cm
= 1,182 kg /cm

130

Laporan Mekanika Tanah

BAB XVIII
PERCOBAAN STANDAR PENETRASI
(STANDARD PENETRATION TEST)

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud semula adalah menentukan relative materials. Tapi pada saat ini untuk
cohesive materials pun dilakukan juga SPT.

II.

ALAT-ALAT YANG DIPAKAI


a. Batang bor ( Drill Rod ).
131

Laporan Mekanika Tanah


b. Split spoon/ split barrel/ split tube sampler.
c. Penumbuk (drive weight ) sebesar 140 lbs.
d. Batang peluncur penumbuk (drive pipe guide assembly).
e. Kepala batang penumbuk (drive ring ).

III. JALAN PERCOBAAN


a. Membersihkan lubang bor sampai dasarnya.
b. Memasang split spoon pada batang bor dan cek jangan sampai ada kotoran
didalamnya.
c. Menurunkan batang bor tadi kedalam lubang bor, diberi tanda tiap 15 cm sebanyak 3
kali pada batang bor yang tersisa diatas permukaan tanah. Pengukuran 3 x 15 cm itu
dimulai dari muka tanah keatas.
d. Menyambung batang yang tersisa ini dengan unit kepala penumbuk, batang penumbuk
dan penumbuk yang 140 lbs.
e. Dengan pertolongaan mesin bor, batang bor ini ditumbuk dengan penumbuk diatas
dengan tinggi jatuh bebas setinggi 75 cm. Mencatat jumlah tumbukan memasukkan
itu, misalnya yang ke-1 (N1) : 10, yang ke-2 (N2) : 15 dan yang ke-3 (N3) : 17. Jumlah
pukulan yang ke-2 dan yang ke-3 yakni 32 untuk contoh diatas, adalah merupakan
jumlah pukulan dari SPT tadi dan disebut harga N (N value).
f. Hubungan harga N dengan relative density adalah sebagai berikut :

132

Laporan Mekanika Tanah

Untuk lempung lanau yang di SPT hubungan diatas dapat dianalogkan sebagai
berikut:
Relative Density
Very Soft ( sangat lunak )

Harga N
2

Medium ( medium )

2 sampai 4

Soft ( lunak )

4 sampai 8

Stiff ( agak kenyal )

8 sampai 15

Very stiff ( sangat kenyal )


Hard ( keras )

15 sampai 30
>30

g. Mengangkat split spoon perlahan-lahan agar contoh didalamnya tidak jatuh.


h. Membuka split spoon tadi dan melihat contohnya.
i. Bila ada dua jenis material yang berbeda didalam spoon ini, agar disimpan dalam
kantong plastik yang berbeda dan kemudian disatukan. Memberikan label yang
memuat deskripsi dan kedalaman contoh juga tanggal pengambilan test.

IV. PEMELIHARAAN CONTOH


Memasukkan contoh tidak asli yang meliputi contoh core, cutting, dan contoh SPT
ke dalam kotak (peti) contoh atau core box untuk lebih memudahkan pengecekan.
133

Laporan Mekanika Tanah


Membungkus Contoh tidak asli dalam kantong plastik sebelum dimasukkan kedalam
peti. Sebelum dipakai kedalam kotak harus ditentukan dahulu bagian atasnya. Hal ini
penting karena untuk contoh core yang disimpan dalam kotak ini tidak boleh terkacaukan
antara bagian atas dan bawahnya. Pada dinding kotak contoh dapat dicantumkan
kedalaman dari contoh ini.
Untuk contoh-contoh yang lunak atau lepas, sebelum dimasukkan kedalam kotak,
sebaiknya dibungkus dahulu dengan kantong plastik atau koran atau kertas semen. Supaya
tidak kehilangan urutan kedalaman dari contoh dalam kotak, maka sebaiknya contoh yang
ada dalam tabung contoh (contoh asli), juga kedalamannya ditulis dalam kotak hanya
ruangannya dikosongkan saja atau diisi oleh kayu-kayu bekas misalnya.
Sesudah kotak penuh maka contoh-contoh itu di parafin, maksudnya agar sewaktu
pengangkatan contoh dari lapangan tidak terjadi perubahan posisi contoh didalam kotak,
yang apabila terjadi akan menyusahkan pemeriksaan kembali dan juga untuk mencegah
rusaknya contoh

tersebut dari udara. Sebenarnya untuk semua contoh yang masuk

kedalam peti langsung diberi parafin.


Memberi nomor, nomor bor, jumlah kedalaman contoh yang ada didalamnya dan
tanggal pengambilan contoh pada kotak ini.

V.

PELAPORAN
Untuk menuangkan seluruh kegiatan pemboran ( teknisnya ) atau ditampung oleh
suatu bor profile ( lihat lampiran 1 ).
Hal hal yang harus dicatat dalam bor profile adalah :
Elevasi dari permukaan tanah dimana pemboran dilaksanakan.

134

Laporan Mekanika Tanah


Elevasi muka air tanah, meliputi tanggal dan waktu pengukuran. Juga panjang casing
yang dipakai harus dicatat.
Elevasi dari kedalaman dimana air pemboran menghilang atau dimana air tanah
mempunyai tekanan yang kuat.
Jenis dan ukuran pengambil contoh yang digunakan.
Ukuran serta panjang casing atau drive pipe yang dipakai serta cara memasukkannya.
Nama dan panjang dari setiap contoh yang diambil untuk panjang contoh biasa
dinyatakan dalam % recovery. Yakni jumlah core contoh yang didapat dibagi jumlah
core / contoh di kali 100.
Besarnya harga N dari SPT, kedalaman SPT, % recovery dari SPT.
Lokasi dari tiap tiap rongga atau celah yang diketemukan.
Tanggal pelaksanaan, nomor titik bor, pelaksana bor.

BAB XIX
DYNAMIC CONE PENETROMETER
( DCP )

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Alat ini digunakan untuk menetukan nilai CBR sub base atau coarse suatu
perkerasan secara cepat dan praktis. Bisa dilakukan sebagai pekerjaan quality control
pekerjaan pembuatan jalan.

135

Laporan Mekanika Tanah


II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


1. Handle
2. Hammer
3. Guide rod
4. Anvil
5. Penetratoin rod
6. Cone
7. Penetration scala
8. Carrying bag
9. Olie
10. Lap pel
11. Sabun

III. JALAN PERCOBAAN


1.

Letakkan penetrometer yang telah ditarik diatas permukaan tanah sirtu yang akan
diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran
yang relatif besar.

2.

Baca posisi awal penunjukkan mistar ukur ( X 0 ) dalam satuan mm yang terdekat.
Penunjukkan X0 karena nilai X0 ini akan diperhitungkan pada nilai penetrasi.
Masukkan nilai X0 ini pada tabel data kolom ke-2 ( pembacaan mistar mm ) untuk
tumbukan = 0 ( baris ke-1 ).

136

Laporan Mekanika Tanah


3.

Angkat palu penumbuk sampai pemegang, lalu lepaskan sehingga menumbuk


landasan penumbuk. Tumbukkan ini menyebabkan konus menembus tanah/lapisan
sirtu dibawahnya.

4.

Baca posisi penunjukkan mistar ukur ( X1 ) setelah terjadi penetrasi. Masukkan


nilai X1 pada tabel data kolom ke-2 ( pembacaan mistar mm ) untuk tumbukkan n
= 1 ( baris 2 ).

5.

Ulangi prosedur 3 dan 4 berulang kali sampai batas kedalaman lapisan yang akan
diperiksa. Masukkan data X2, X3, X4, .Xn pada kolom ke-2 tabel data sesuai
dengan baris n = 2, n = 3, n = 4, . n = n.

6.

Isilah kolom ke-3 (penetrasi mm) pada tabel yaitu selisih antara nilai X 1 dengan X0
(1= 2, 3, 4 ..n).

7.

Isilah kolom ke-4 (tumbukan per 25mm) dengan rumus :


25
.n
Xn X 0

8.

Dengan menggunakan grafik 1, tentukan nilai CBR yang bersangkutan dengan


cara sebagai berikut :
- Angka pada kolom ke-4 dimasukkan pada skala mendatar.
- Tarik garis vertikal keatas sampai memotong grafik.
- Dari titik perpotongantersebut, tarik garis horizontal kekiri sampai memotong
scala vertical.
- Titik perpotongan tersebut menunjukkan nilai CBR nya.
- Masukkan nilai CBR ini pada kolom ke-5.

137

Laporan Mekanika Tanah


9.

Dengan menggunakan grafik 2, tentukan juga nilai CBR yang bersangkutan


dengan cara sebagai berikut :

Tarik garis vertikal keatas.

Angka pada kolom ke-3 (penetrasi mm) diamsukkan/diplotkan pada scala


vertikal.

Tarik garis horizontal kekanan yang melalui titik tersebut.

Tentukan titik potong kedua garis tadi.

Tentukan nilai CBR pada titik perpotongan tersebut, (bila titik potong
tersebut tidak tepat berada pada nilai CBR tertentu, lakukan
interpolasi/perkiraan nilai diantaranya).

Masukkan nilai CBR ini pada kolom ke-6.

10. Ambil harga CBR terkecil diantara yang tercantum pada kolom ke-5 dan ke-6.
Masukkan nilai pada kolom ke-7.

IV.

Catatan
Tabel data grafik-grafik ini diambil dari buku manual terbitan Puslitbang Jalan
Departemen Pekerjaan Umum di Bandung.

138

Laporan Mekanika Tanah

BAB XX
SPEEDY MOISTURE TESTER

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase kadar air tanah secara
cepat dilapangan maupun di laboratorium

II.

ALAT ALAT YANG DIPAKAI


139

Laporan Mekanika Tanah


1.

Speedy gauge.

2.

Digital balance.

3.

Calcium carbide.

4.

Measuring spoon.

5.

Crushing spoon.

6.

Crushing ball.

7.

Cleaning brush.

8.

Carrying case.

9.

Eter.

10.

Sendok semen.

11.

Tissue.

III. DENGAN MENGGUNAKAN SPEEDY


Hasil pengukuran bisa diperoleh kurang dari 3 menit, dibandingkan dengan hasil
oven yang diperoleh setelah 24 jam.
Tidak memerlukan perhitungan, cukup dengan melihat tabel conversion kadar air bisa
cepat ditentukan.

IV.

PRINSIP KERJA SPEEDY

140

Laporan Mekanika Tanah


Dalam kondisi normal lapangan, sebagian pori-pori tanah terisi oleh air, bila
dicampurkan calcium carbide dengan tanah tersebut maka akan terjadi reaksi spontan
antar calcium carbide dengan air tanah dan membentuk gas acetylene.
Karena reaksi tersebut terjadi dalam ruang tertutup (speedy gauge) maka timbul
tekanan, besar nya tekanan yang terjdi sebanding dengan jumlah air yang terkandung
dalam tanah tadi, hai ini ditunjukkan oleh jarum penujnjuk tekanan.
Speedy gauge akan menunjukkan persentase kadar air terhadap berat basah (wet
weight) maka untuk mendapatkan nilai kadar air diperlukan konversi terhadap berat
kering (dry weight) tabel konversi terlampir.

V.

JALAN PERCOBAAN
1.

Pesiapan tabung (speedy gauge)


Bukalah tutup tabung, bersihkan bagian dalamnya dengan menggunakan
cleanyng brush (sikat plastik) sehingga sisa-sisa tanah yang lalu harus hilang.

2.

Persiapan benda uji


Sedapat mungkin haluskanterlebih dahulu benda uji untuk mempercepat
proses pengujian.

3.

Persiapan penimbangan
Letakkan carrying case pada posisi yang datar, dan letakkan timbangan
dalam posisi datar.

4.

Penimbangan

141

Laporan Mekanika Tanah


Masukkan benda uji kedalam mangkuk timbangan, apabila benda uji
tersebut dalam keadaan basak cukup penimbangan benda uji seberat 10 gr dan
apabila benda uji agak kering penimbangan benda uji seberat 20 gr.
5.

Penggunaan calcium carbide


Buka

kaleng

calcium

carbide,

ambil

calcium

caride

dengan

menggunakan measuring spoon (centong) lalu masukkan pada bagian dalam


tutup tabung, untuk benda uji dengan berat 10 gr penggunaan calcium carbide
sebanyak 1 centong dan untuk benda uji dengan berat 20 gr penggunaan calcium
carbide sebanyak 2 centong.
6.

Percampuran
Masukkan benda uji yng telah ditimbang kedalam speedy gauge (tabung)
lalu masukkan crushing ball (bola baja) kedalam tabung dengan posisi mendatar
secara perlahan untuk mnghindari benturan pada ujung gauge (manometer), lalu
masukkan calcium carbide yang berada pada tutup tabung, tutup erat dengan
cara memutar tungkai searah jarum jam.

7.

Pengujian
Pegang erat dengan kedua belah tangan pada posisi mendatar lalu
lakukan percampuran dengan cara memutar speedy gauge (tabung) sesekali
kedepan dan kebelakang, perhatikan jarum pembacaan gauge (manometer) yang
mulai bergerak, hentikan pengujian apabila jarum manometer telah menunjukkan
angka tertentu dan konstan (tidak terjadi perubahan).

8.

Pembacaan

142

Laporan Mekanika Tanah


Baca angka pad gauge (manometer) yang merupakan angka wet weight
(%) lalu konversikan pada conversion chart yang tertera pada carrying case
untuk mendapatkan dry weight (%) yang merupakan nilai kadar air tanah.

VI.

PERHATIAN KHUSUS
Pada percobaan digunakan bahan kimia (calcium carbide) yang bila dicampur air
akan menghasilkan gas (acetylene) yang mudah terbakar.
dan beracun hindari sumber api dan jangan dilakukan pada ruang tertutup.
Pegang tabung sejauh mungkin dari tubuh pada waktu mengosongkan gas.
Dilarang keras merokok pada waktu membuka tutup tabung saat mengosongkan gas.

VII. PERAWATAN
Bersihkan speedy gauge (tabung) dengan cleaning brush (sikat plastik) setiap habis
melakukan pengujian.
Bersihkan crushing ball (bola baja) dengan lap kain sehabis pengujian.

143

Anda mungkin juga menyukai