BAB I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
( Soil Samping )
1.
Yaitu untuk mendapatkan suatu contoh tanah (yang tidak usah dijaga keaslian
strukturnya), yang mana dapat dipergunakan untuk pemeriksaan laboratorium untuk
percobaan yang tidak mengharuskan contoh tanah asli.
2.
2.
Cangkul.
3.
Sendok Semen.
4.
5.
Timbangan (Neraca).
6.
Saringan No. 4
7.
Wadah.
8.
Tali Rafia.
JALAN PERCOBAAN
2.
Menggali tanah secara merata dan masukkan kedalam karung yang telah tersedia
sebanyak 80 kg, Kemudian ikat karung tersebut dengan tali plastik.
3.
4.
Dan apabila tanah tersebut masih agak lembab, jemurlah pada sinar matahari
hingga cukup kering.
5.
Menyaring tanah tersebut dengan ayakan (saringan) No. 4 dan yang lolos dari
saringan tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian diikat dengan
tali.
6.
Banyaknya tanah yang lolos dari saringan no. 4 tersebut harus mencapai minimal
80 kg.
7.
Tanah dalam kantong plastik tersebut diberi label, nomor contoh, sumber contoh
tanah, lokasi dan kedalaman contoh tanah, nama proyek tanggal bulan dan tahun,
kemudian disimpan untuk pemeriksaan selanjutnya.
2.
GAMBAR KERJA
3.
KESIMPULAN
Terlampir
Tanah yang diambil berwarna merah, jenis lempung ( Clay ) dari lokasi rawa
buaya.
2
Contoh tanah disimpan dalam plastic agar kadar airnya tidak berubah.
II.
III.
IV.
SARAN
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu lakukan pengecekan alat. Untuk
mendapatkan hasil yang baik di usahakan melakukan percobaan pada hari yang cerah,
jangan melakukan pengeboran setelah hari hujan, ini menjaga agar kita mendapat
muka air tanah (MAT) yang sebenarnya.
BAB II
KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR
I.
Perlawanan penetrasi konus ( tahanan konus ) : adalah perlawanan ujung konus yang
dinyatakan dalam kg / cm2.
6
Hambatan lekat : adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonis dalam kg /
cm2.
Jumlah hambatan lekat : Jumlah perlawanan geser tanah dari permukaan tanah sampai
kedalaman tertentu dinyatakan dalam kg / cm2 keliling konis.
II.
b.
Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai dengan kebutuhan, dengan
panjang masing masing 1 (satu) meter.
c.
d.
e.
f.
Kunci kunci pipa, alat pembersih, castrol oil, oli SAE 10, unting unting, kepala babi.
g.
2 buah baja kanal ukuran 3 m, 2 buah baja kanal ukuran panjang 1m serta alat pengunci.
b.
Memasang dan mengatur mesin sondir secara vertikal ditempat yang akan diperiksa
dengan bantuan baja kanal, ditahan pada tanah dengan jangkar tersebut (a) diatas.
Memasang bikonis pada ujung bawah pipa yang pertama dan manometer pada mesin
sondir.
d.
Sebelum memasang manometer mesin diisi dengan minyak hidrolik dan pengisiannya
harus bebas gelembung udara.
e.
Setelah semua siap maka tekanlah pipa beserta pipa beserta batang dalamnya untuk
memasukkan bikonis sedalam 20 cm kedalam tanah.
f.
1.
Pada waktu siap membaca, tungkai yang dekat manometer, dekat ujung atas pipa
paling atas dirubah posisinya, sehingga penekanan hanya menekan batang dalam
dari pipa sondir, yang hanya akan menggerakan ujung konus dan selimut
gesernya. Pembacaan dilakukan dua kali setelah pembacaan pertama, yaitu
pembacaan kedua setelah kira kira 4 cm pipa tersebut masuk lagi kedalam
tanah setelah pembacaan pertama.
2.
Pada pembacaan pertama, hanya ujung konus yang tertekan masuk tanah,
sehingga bacaan pertama adalah = tekanan konus. Pada pembacaan kedua, ujung
konus dan selimut geser yang tertekan, sehingga bacaan kedua adalah tahanan
konus plus tahanan geser.
IV. PERHITUNGAN
a.
Hambatan Lekat ( HL ) = JP - PK
Kedalaman 0,2 m HL = 18 16
= 2
Kg / cm
Kedalaman 0,4 m HL = 11 10
= 1
Kg / cm
Kedalaman 0,6 m HL = 20 18
= 2
Kg / cm
Kedalaman 0,8 m HL = 18 16
= 2
Kg / cm
Kedalaman 1,0 m HL = 20 19
= 1
Kg / cm
Kedalaman 1,2 m HL = 28 24
= 4
Kg / cm
Kedalaman 1,4 m HL = 21 20
= 1
Kg / cm
Kedalaman 1,6 m HL = 20 19
= 1
Kg / cm
Kedalaman 1,8 m HL = 20 18
= 2
Kg / cm
Kedalaman 2,0 m HL = 16 15
= 1
Kg / cm
Kedalaman 2,2 m HL = 18 12
= 6
Kg / cm
Kedalaman 2,4 m HL = 15 14
= 1
Kg / cm
Kedalaman 2,6 m HL = 11 10
= 1
Kg / cm
Kedalaman 2,8 m HL = 5 4
= 1
Kg / cm
Kedalaman 3,0 m HL = 8 7
= 1
Kg / cm
b.
Kedalaman 3,2 m HL = 8 7
= 1
Kg / cm
Kedalaman 3,4 m HL = 10 9
= 1
Kg / cm
Kedalaman 3,6 m HL = 15 13
= 2
Kg / cm
Kedalaman 3,8 m HL = 12 10
= 2
Kg / cm
Kedalaman 4,0 m HL = 14 10
= 4
Kg / cm
Kedalaman 4,2 m HL = 10 9
= 1
Kg / cm
Kedalaman 4,4 m HL = 12 11
= 1
Kg / cm
Kedalaman 4,6 m HL = 15 14
= 1
Kg / cm
Kedalaman 4,8 m HL = 12 11
= 1
Kg / cm
Kedalaman 5,0 m HL = 21 20
= 1
Kg / cm
Kedalaman 5,2 m HL = 17 15
= 2
Kg / cm
Kedalaman 5,4 m HL = 30 29
= 1
Kg / cm
Kedalaman 5,6 m HL = 58 55
= 3
Kg / cm
= 0
Kg / cm
HL ( 20/10 )
10
11
c.
13
= 4 Kg / cm
= 6 Kg / cm
= 10 Kg / cm
= 14 Kg / cm
= 16 Kg / cm
= 24 Kg / cm
= 26 Kg / cm
= 28 Kg / cm
= 32 Kg / cm
= 34 Kg / cm
= 46 Kg / cm
= 48 Kg / cm
= 50 Kg / cm
= 52 Kg / cm
= 54 Kg / cm
= 56 Kg / cm
= 58 Kg / cm
= 62 Kg / cm
= 66 Kg / cm
= 74 Kg / cm
14
d.
= 76 Kg / cm
= 78 Kg / cm
= 80 Kg / cm
= 82 Kg / cm
= 84 Kg / cm
= 88 Kg / cm
= 90 Kg / cm
= 96 Kg / cm
= 96 Kg / cm
Hambatan Setempat ( HS ) = HL / 10
15
Kedalaman 0,2 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 0,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 0,6 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 0,8 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 1,0 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 1,2 m HS = 4 / 10
= 0,4 Kg / cm
Kedalaman 1,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 1,6 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 1,8 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 2,0 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 2,2 m HS = 6 / 10
= 0,6 Kg / cm
16
e.
Kedalaman 2,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 2,6 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 2,8 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 3,0 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 3,2 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 3,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 3,6 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 3,8 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 4,0 m HS = 4 / 10
= 0,4 Kg / cm
Kedalaman 4,2 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 4,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 4,6 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 4,8 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 5,0 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 5,2 m HS = 2 / 10
= 0,2 Kg / cm
Kedalaman 5,4 m HS = 1 / 10
= 0,1 Kg / cm
Kedalaman 5,6 m HS = 3 / 10
= 0,3 Kg / cm
Kedalaman 5,8 m HS = 0 / 10
= 0 Kg / cm
17
18
V.
PELAPORAN
a. Lokasi titik sondir, nomer titik sondir dan identifikasi lainnya.
b. Titik nol sondir harus diikat terhadap suatu titik tetap.
c. Laporan grafik berupa :
i. Perlawanan Penetrasi Konus (qc) terhadap kedalaman.
ii. Persen hambatan lekat lokal terhadap qc (FR).
iii. Jumlah Hambatan Lekat terhadap kedalaman.
iv. Ratio Lekat terhadap kedalaman.
VI.
KESIMPULAN
1.
= 3,00
= 0,00
m
20
2.
= 5,80
Jenis tanah adalah Clay, berdasarkan deskripsi yang dibuat oleh schmertmann ( 1959 )
Rasio Lekat ( % )
0,00 - 0,50
0,50 - 2,00
2,00 - 5,00
> 5,00
Jenis Tanah
Rock, shells and loose gravel
Sands / gravel
Clay, sand-mixture and silt
Clay
VII. CATATAN
a.
Tidak dapat dipergunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar. Terutama
lapisan yang mengandung kerikil dan berbatu.
ii. Tidak dapat mengetahui tebalnya dan jenis tanah atau batuan lapisan keras.
21
Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan perlengkapan :
i.
ii. Ukuran ukuran bikonis harus sesuai dengan standard yang berlaku.
d.
22
BAB III
KADAR AIR
(Water Content, Moisture Content, )
I.
II.
Cawan tahan karat dan mempunyai tutup, dengan ukuran yang cukup. Cawan dapat
berupa dari gelas atau logam lainnya misalnya alumunium.
c.Neraca :
i. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
ii. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
iii. Neraca dengan ketelitian 1 gram.
d.
Desikator.
IV.
JALAN PERCOBAAN
a.Cawan kosong beserta tutupnya yang akan dipakai harus sudah bersih dan kering,
kemudian cawan beserta tutupnya ditimbang (M1).
b. Benda uji yang mewakili contoh (tanah) yang diperiksa ditempatkan dalam cawan
yang bersih, kering dan diketahui beratnya (seperti pada a) dan segera ditutup.
c.Cawan beserta tutup dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat (M2).
d. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan datempatkan di oven 4 jam atau sampai
berat tetap.
e.Cawan ditutup kemudian didinginkan di udara terbuka, setelah itu di timbang (M3).
V.
PERHITUNGAN
Sample 1
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah = M1 = 43,5 gram
Massa cawan + tanah kering = M2 = 37,2 gram
Massa cawan kosong
= M0 = 20,3 gram
24
= M1 M2
= 6,3
gram
= M2 M0
= 16,9 gram
= M0 = 20,2 gram
Massa air
= M1 M2
= 6,1 gram
= M2 M0
= 17,5 gram
= M0 = 20,8 gram
Massa air
= M1 M2
= 7,0
gram
25
= M2 M0
= 19,2
gram
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum dilakukan tiga kali percobaan didapatkan kadar air 37,28 %, 34,86 %,
36,46 %. Dan kadar air rata rata pada percobaan ini sebesar 36,20 %. Untuk hasil
selengkapnya dapat dilihat dalam tabel.
VII. CATATAN
a.Jika tak terdapat oven, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan cara :
i. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik
atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan diatas
kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus. Penimbangan dan
pengeringan dapat dilakukan berulang ulang, sehingga setelah tiga kali
penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.
ii. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spirtus, tetapi harus
dikeringkan dengan kompor yang temperaturnya tidak lebih dari 60.
b. Untuk masing masing contoh tanah harus dipakai cawan cawan yang diberi tanda
dan jangan sampai tertukar.
26
27
BAB IV
PENENTUAN BATAS CAIR & BATAS PLASTIS
( Atterberg Limite )
A. BATAS CAIR
I.
II.
2.
3.
Sendok dempul.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
IV.
JALAN PERCOBAAN
1.
Letakkan benda uji kira kira 100 gram kedalam cawan porselen pencampur atau
plat kaca dan kemudian ditambah air suling dan diaduk aduk sampai homogen.
2.
Apabila sudah rata letakkan sebagian dari benda uji kedalam mangkok alat baku no.
1 diatas, sehingga dari dasar mengkok benda uji paling tebal 1cm.
3.
Membuat alur dengan menggunakan grooving tool sehingga contoh tersebut terbagi
atas dua bagian yang sama besar. Dalam cara membuat alur maka posisi grooving
tool tegak lurus pada dasar mangkok, dan ujung bawahnya harus kena /
membersihkan dasar mangkok.
4.
Memutar alat tersebut sehingga mangkok tersebut kelihatan naik turun memukul
mukul alasnya, dengan kecepatan putaran 2 detik untuk satu putaran.
5.
Pemutaran ini terus menerus sampai terjadi singgungan antara dua alur tadi 1,25
cm. Kalau sudah lewat 50 putaran, kedua bagian tanah belum juga mau bertemu,
29
Untuk menentukan bahwa kadar air benda uji sudah merata maka cobalah
pemutaran sebanyak 3 kali, apabila didapat jumlah pukulanyang hampir sama maka
itu sudah cukup baik. Kalau sudah lewat 50 putaran, kedua bagian tanah belum juga
bertemu, artinya tanah terlalu kering. Ulangilah tahap 1 s/d 5 diatas dengan
penambahan air sedikit.
7.
8.
Benda uji beserta cawan kadar air beserta tutupnya ditimbanh dan untuk selanjutnya
dimasukkan kedalam oven dengan temperatur ( 110 5 )C, selama 24 jam setelah
tutupnya dibuka dan diletakkan dibawahnya.
9.
V.
PERHITUNGAN
Data Pengamatan
30
Banyak Pukulan = 23
pukulan
Nomor Krus
= 01
= 35,2 gram
= 29,6 gram
Massa Air
= 5,6 gram
Massa Krus
= 20,9 gram
= 8,7 gram
Kadar Air
2.
= 02
= 44,9 gram
= 35,5 gram
Massa Air
= 9,4 gram
Massa Krus
= 21
= 14,5 gram
Kadar Air
gram
3.
31
= 03
= 36,7 gram
= 30,8 gram
Massa Air
= 5,9 gram
Massa Krus
= 21,3 gram
= 9,5 gram
Kadar Air
VI.
CATATAN
Pada setiap percobaan peralatan harus dibersihkan selalu, maka jumlah pukulan /
putaran pada percobaan ke-1 sampai ke-5, diusahakan antara 45-35, 35-25, 25-15, <15.
B. BATAS PLASTIS
I.
II.
b.
32
d.
e.
Desikator.
f.
g.
IV.
JALAN PERCOBAAN
1. Mengambil benda uji lalu letakkan diatas plat kaca yang telah dipersiapkan.
2. Setelah itu campur benda uji dengan air suling yang telah dipersiapkan lalu aduklah
sampai merata dan homogen
3. Setelah kadar air sudah merata maka ambil sebagian contoh tanah tersebut lalu dibuat
bola bola dan usahakan berat 8 gram.
4. Selanjutnya bola bola tersebut dibuat bentuk silinder dengan cara digeleng
gelengkan diatas plat kaca dengan bantuan telapak tangan dengan kecepatan 80 90
gelengan per menit.
5. Penggelengan tanah ini sampai berbentuk silinder yang berdiameter 3 mm namun
tanah yang digeleng gelengkan tadi sudah pecah maka tanah tersebut harus ditambah
air lagi sedikit demi sedikit lalu baru dibuat silinder lagi.
33
V.
PERHITUNGAN
Plastis Limit
Nomor Krus
= 01
= 25,5 gram
= 24,6 gram
Massa Air
= 0,9 gram
Massa Krus
= 20,9 gram
= 3,7 gram
Kadar Air
Nomor Krus
= 02
= 25,4 gram
= 24,4 gram
Massa Air
=1
Massa Krus
= 20,8 gram
= 3,6 gram
gram
34
Indeks Kecairan ( IL = LI )
IL = ( PL - ) IP
= ( 26,1 - 12,8 ) / 37,7 = 0,4
VI.
KESIMPULAN
1. Dari praktikum didapat nilai
kadar air ( ) = 12,8 %
PL (Plastis Limit) = 26,1 %
IP (Indeks Plastis) = 37,7 %
IL ( Indeks Liquid ) = 0,4
2. Menurut buku mekanika tanah L.D. Wesley, LI yang digunakan sebagai petunjuk
akan keadaan tanah aslinya memiliki nilai yang berkisar antara 0 samapai 1. Jika
35
36
BAB V
PEMERIKSAAN SHRINKAGE LIMIT TEST
( ASTM D 427 391 )
I.
II.
III.
BENDA UJI
Tanah disiapkan yang lolos saringan no. 40 sebanyak 30 gram dalam keadaan
kering.
IV.
JALAN PERCOBAAN
37
b.
c.
Mengisi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah ynga sudah dipersiapkan, lalu
pinggir monel dish diketuk ketuk ringan sehingga tanah mengalir kesamping
dan memadat.
d.
e.
f.
Mendiamkan monel dish yang berisi pasta tanah tersebut di udara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam pada
suhu (110 5)C.
g.
h.
i.
Mengisi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan
plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan
keluar.
38
Hitung volume monel dish (V) yaitu berat air raksa (D - C) gram dibagi
13,6 gr/cm2.
j.
Membersihkan cawan petry dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.
Menghitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.
V.
PERHITUNGAN
1. Data Pengamatan
No. Cetakan
=I
39
20,5
gram
53,1
gram
40,1
gram
32,6
gram
19,6
gram
Massa Air
13
gram
19,11 gram
17,01 gram
21,4
gram
56,7
gram
42,2
gram
35,3
gram
20,8
gram
Massa Air
14,5
gram
21,68 gram
18,51 gram
No. Cetakan
= II
Massa Cetakan
RUMUS
a.
b.
Ws
Ws
c.
Percobaan ke-1
a. Kadar air = = (13 / 19,6) x 100 % = 66,33 %
Dimana : Ww = 53,1 40,1 = 13 gram
Ws = 40,1 20,5 = 19,6 gram
19,11 17,01
Percobaan ke-2
a. Kadar air = = (14,5 / 20,8) x 100 % = 69,71 %
Dimana : Ww = 56,7 42,2 = 14,5 gram
Ws = 42,2 21,4 = 20,8 gram
21,68 18,51
b. Shrinkage Limit = WSL = 69,71 - ------------------------ x 100% = 54,47
41
20,8
c. Shrinkage Ratio = SR = --------- = 1,123
18,51
VI. KESIMPULAN
Dari paktikum didapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan
II
Kadar Air
66,33
69,71
Shrinkage Limit
55,62
54,47
Shrinkage Ratio
1,152
1,123
42
BAB VI
ANALISA BESAR BUTIRAN DENGAN HIDROMETER
I.
II.
44
45
V. PERHITUNGAN
a. Presentase yang lewat (A) :
Dari pemeriksaan analisa saringan :
- no. 4
A = 100 %
- no. 8
A = 93,79 %
- no. 16
A = 72,95 %
- no. 30
A = 40,58 %
- no. 50
A = 25,06 %
- no. 100
A = 5,77 %
- no. 200
A = 2,23 %
- Pan
A=0%
B=0%
- no. 8
B = 6,21 %
- no. 16
B = 27,05 %
- no. 30
B = 59,42 %
- no. 50
B = 74,94 %
- no. 100
B = 94,23 %
46
B = 97,47 %
- Pan
B = 100 %
- t = 1 menit
- t = 2 menit
- t = 15 menit
- t = 30 menit
- t = 60 menit
- t = 120 menit
- t = 1440 menit
d. Diameter (D) :
D = M x (HR / waktu )1/2
Harga M didapat dari tabel 1
-
Suhu = 28
Suhu = 26
- t = 1 menit
- t = 2 menit
- t = 15 menit
- t = 30 menit
- t = 60 menit
- t = 240 menit
- t = 1440 menit
e. Koreksi Suhu ( K ) :
-
Suhu = 28
f. Kalibrasi (a) :
a = {(2,65 1) / 2,65 x { G/G 1 )}
={(2,65 1) / 2,65 x { 2,76 / 2,76 1 )} = 0,98
48
- t = 2 menit
- t = 15 menit
- t = 30 menit
- t = 60 menit
- t = 240 menit
- t = 1440 menit
VII. CATATAN
49
BAB VII
ANALISA BESAR BUTIRAN DENGAN SARINGAN
( ASTM D422-63 ( 72 ) )
I.
II.
50
V.
PERHITUNGAN
51
no.4
no.8
no.16
no.30
no.50
no.100
no.200
Pan
no.4
no.8
no.16
no.30
no.50
no.100
no.200
Pan
c. Jumlah diatas (C ) :
C = Jumlah berat di atas ( % )
52
no.4
0 + 20,43 = 20,43%
no.8
no.16
no.30
no.50
no.100
no.200
Pan
no.4
no.8
no.16
no.30
no.50
no.100
no.200
Pan
2,79 % - 2,79 % = 0 %
53
ANALISA SARINGAN
Lokasi
Tanggal pengujian :
Tanah
: Asli
NO.
AYAKAN
4
8
16
30
50
100
200
pan
tutup
DIAMETER
(mm )
BERAT
AYAKAN
( gr )
AYAKAN +
TANAH
( gr )
BERAT
DI ATAS
( gr )
BERAT
DI ATAS
(%)
BERAT LEWAT
AYAKAN
(%)
2,38
1,68
1,19
0,59
0,297
0,149
0,08
473
483
466
423
409
376
369
411
295
568
526
513
536
505
420
383
424
95
43
47
113
96
44
14
13
20,43
9,25
10,11
24,30
20,65
9,46
3,01
2,80
79,57
70,32
60,22
35,91
15,27
5,81
2,80
0,00
Jumlah
465
VI. KESIMPULAN
1. Dari hasil pemeriksaan didapat :
- Cv = 5,74
- Cc = 0,96
2.
Menurut klasifikasi Tanah Unified ( buku Mekanika Tanah R.F Craig ), contoh tanah
terdiri dari : 100 % Material kasar (6,2 % ukuran kerikil, 93,8 % ukuran pasir) dan
54
BAB VIII
KONSOLIDASI
I.
II.
55
III.
BENDA UJI
Cincin ( bagian dari sel konsolidasi ) dibersihkan kemudian dikeringkan dan ditimbang.
a. sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dahulu dengan jalan
mengeluarkan contoh sepanjang 1-2 cm, kemudian dipotong dengan pisau.
b. Cincin dipasng pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam
berada 0.5 cm dari ujung tabung contoh.
c. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung memasukkan dalam cincin sepanjang
kira kira 2 cm , kemudian dipotong. untuk memperoleh ujung yang rata, maka
pemotongan harus dilebihkan 0.5 cm, kemudian diratakan dengan alat penentu tebal.
Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau pemotong tidak sampai menekan benda
uji tersebut.
d. Memasukkan cinci + contoh tanah kedalam platik lalu ditutup rapat rapat.
IV.
JALAN PERCOBAAN
1. Cincin beserta benda uji yang berada didalamnya ditimbang dengan neraca.
56
Setelah pembacaan hampir tidak berubah lagi, maka pembacaan dihentikan dan
didiamkan selama +24 jam.
9. Hari berikutnya, pembacaan dilakukan lagi sesudah membaca arloji pada kedudukan
terakhir setelah didiamkan selama 24 jam diatas dan pembebanan ditampah seberat
tertentu, sehingga besar tekananya menjadi 2 P kg/cm2 .
Beban pada percobaan hari ke 1 = P kg/cm2 .
Beban pada percobaan hari ke 2 = 2 P kg/cm2
Beban pada percobaan hari ke 3 = 4 P kg/cm2
57
V.
PERHITUNGAN
Sebelum percobaan
M1
= 323,7 gr
M2
= Massa cincin
= 216,5 gr
M3
= 107,2 gr
M4
= 282,2 gr
M5
= 65,7
gr
M6
= Massa air ( M3 M5 )
= 41,5
gr
58
= Diameter contoh
= 6,5
cm
= Luas contoh ( D2 )
= 33,18 cm2
H0
= Tinggi contoh
= 2,0
= Volume contoh ( A x H0 )
= 66,36 cm3
cm
Kerapatan ( )
Kadar air ( )
= 2,68
Setelah percobaan
M1
= 322,2 gr
M2
= Massa cincin
= 216,5 gr
M3
= 105,7 gr
M4
= 282,2 gr
M5
= 65,7
gr
M6
= Massa air ( M3 M5 )
= 40
gr
= Diameter contoh
= 6,5
cm
= Luas contoh ( D2 )
= 33,18 cm2
59
= Tinggi contoh
= 1,95
cm
= Volume contoh ( A x H0 )
= 64,7 cm3
Kerapatan ( )
Kadar air ( )
Angka Pori ( e )
Perhitungan perhitungan
970 : 10.000
= 0,097
cm
e = H / Ht
61
e = e0 - e
Hrata-rata = ( Hn-1 - Hn ) / 2
= 0,015 cm
62
detik
63
detik
= 0,848 x ( 0,5 x Hm )2
t90
Pada tekanan 0,25 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,985 )2 = 4,3 x 10-3 cm2/ det
194,4
Pada tekanan 0,50 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,954 )2 = 5,9 x 10-3 cm2/ det
135
Pada tekanan 1,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,914 )2 = 6,6 x 10-3 cm2/ det
117,6
Pada tekanan 2,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,862 )2 = 3,4 x 10-3 cm2/ det
216,6
Pada tekanan 4,00 kg / cm2 Cv = 0,848 x ( 0,5 x 1,798 )2 = 2,9 x 10-3 cm2/ det
240
Dari grafik angka pori vs Log Tekanan dengan cara Casagrande didapat tekanan
prakonsilidasi ( c ) = 1,33 kg / cm2
64
Dari dua titik pada bagian linier grafik angka pori vs Tekanan diperoleh 0 = 2,0
kg / cm2 e0 = 1,485 1 = 4,0 kg / cm2 e1 = 1,388
Cc = ( e0 e1 ) / ( log (1/0) ) = ( 1,485 1,388 ) / ( log ( 4,0 / 2,0 ))
= 0,322
Mv =
1
1 + e0
VI.
x e0 e1
1 0
1
1 + 1,485
x 1,485 1,388
= 0,0195 cm2 / kg
4-2
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan didapat :
I.
II.
III.
IV.
Dengan didapatnya grafik Cv vs Tekanan, maka nantinya untuk suatu tekanan yang
bekerja terhadap tanah penurunannya dapat dihitung. Dalam hal ini diperhitungkan
dalam membangun suatu gedung.
Apabila semua pori tidak ada lagi ( semua udara telah keluar ) maka dianggap tidak
terjadi penurunan lagi dan apabila penekanan ini terus dilakukan maka tanah akan
turun karena pada hakekatnya tidak semua udara dan air dapat dikeluarkan, sehingga
apabila bebannya dikurangi ( dihilangkan ) maka permukaannya akan kembali naik.
Ini disebabkan oleh adanya tekanan dari dalam tanah tetapi naiknya tidak dapat
kembali seperti semula.
Hasil dari percobaan ini adalah untuk mengetahui :
65
VII. CATATAN
Pada waktu percobaan dimana diletakkan beban pertama maka sel konsolidasi dalam
keadaan kering.
Sel konsolidasi diberi air sampai batasnya ( penuh ) pada pembebanan pertama tapi
setelah pembacaan arloji pada waktu 1 menit.
Untuk seterusnya selama percobaan, usahakan keadaan air didalam sel konsolodasi
tetap penuh.
Untuk menentukan koreksi alat, pasang sel dan siapkan dial, stop watch pada
tempatnya. Kemudian masukkan diameter pelat ( besi atau kayu ) lalu dibebani dan
baca pada dial dengan waktu yang telah ditentukan ( 1, 2, 3, .detik ) sampai
pembacaan pada dial kemudian terjadi selisih waktu terbanyak.
66
BAB IX
KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRISEVE STRENGTH )
Untuk benda uji diameter 3,3 cm, besar butiran masimun yang terkandung dalam
benda uji kurang dari 0,1 diameter benda uji.
ii.
Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butiran maksimum yang terkandung
dalam benda uji kurang dari 1/6 dari diameter benda uji.
iii.
Jika setelah pemeriksaan ternyata di jumpai burtiran yang lebih dari ketentuan di
atas, maka di cantumkan dalam pelaporan.
68
ii.
iii.
Keluarkan contoh tanah dari dalam cetakan dengan alat pengeluaran cetakan.
iv.
Benda Uji bisa di siapkan dari benda Uji bekas atau dari contoh lain yang tidak
asli.
ii.
Dalam hal menggunakan benda uji bekas, maka benda uji tersebut dimasukkan
kedalam kantong plastik kemudian diremas dengan jari sehingga merata.
Pekerjaan tersebut harus di kerjakan dengan hati-hati untuk mencega keluarnya
udara dan masuknya udara.
iii.
Masukan tanah kedalam cetakan selinder lalu padatkan. Ratakan kedua ujung
cetakan dengan alat perata.
iv.
v.
apabila menggunakan benda uji contoh tanah yang tidak asli lain, benda uji dapat
di siapkandengan kadar air dan kepadatan yang di tentukan lebih dahulu. Jika di
kehendaki benda uji tersebutdapat di jenuhkan terlebih dahulu sebelum
diperiksa.
69
JALAN PERCOBAAN
1. Periksaan kuat tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.
2. Mengukur panjang benda ujidengan ketelitian 0,1 cm. Timbang benda uji
dengan ketelitian 0,1gram.
3. Letak benda uji (di keluarkan dari dalam plastik ) pada mesin uji coba secara sentris,
atau mesin diatur sehingga plat atas menyentuh permukaan benda uji
4. Mengatur jarum arloji tegangan pada nol, dan atur juga arloji regangan juga
pada angka nol.
5. Putar alat pemutar pada mesin . Pembacaan dilakukan pada regangan 0,5 %, 1%, 2%
dari panjang benda uji dan seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar sampai
2% per menit, biasanya diambil 1%.
6. percobaan ini dilakukanterus sampai benda uji mengalami keruntuhan, keruntuhan ini
dapat di lihat dari makin kecilnya beban walaupun
V.
PERHITUNGAN
Contoh tanah asli
1
2
7
4
38,484 cm 2
1.
Luas contoh
2.
70
13,5
1,767 gr
3.
Berat isi
4.
Kadar air
5.
39,51 %
100 %
P1 0 0
P2 15 0,01814 2,721 kg
P3 19 0,01814 3,447 kg
P4 22 0,01814 3,991 kg
P5 24,5 0,01814 4,444 kg
P6 26 0,01814 4,716 kg
P7 28 0,01814 5,079 kg
P8 29 0,01814 5,261 kg
P9 29,5 0,01814 5,351 kg
P10 29,5 0,01814 5,351 kg
P11 30 0,01814 5,442 kg
P12 30,5 0,01814 5,533 kg
P13 31 0,01814 5,623 kg
P14 31,5 0,01814 5,714 kg
P15 32 0,01814 5,805 kg
P16 32 0,01814 5,805 kg
P17 32 0,01814 5,805 kg
P18 32 0,01814 5,805 kg
P19 32 0,01814 5,805 kg
P20 32 0,01814 5,805 kg
71
6.
1
1 E
E 0,005 ; 0,010 ; 0,020 ; 0,030 ; 0,040 ; 0,050 ; 0,060 ; ... dst
Angka terkoreksi
diketahui,
72
1
1,005
1 0,005
1
A1
1,010
1 0,010
1
A2
1,020
1 0,020
1
A3
1,031
1 0,030
1
A4
1,042
1 0,040
1
A5
1,053
1 0,050
1
A6
1,064
1 0,060
1
A7
1,075
1 0,070
1
A8
1,087
1 0,080
1
A9
1,099
1 0,090
1
A10
1,111
1 0.100
1
A11
1,124
1 0,110
1
A12
1,136
1 0,120
1
A13
1,149
1 0,130
1
A14
1,163
1 0,140
1
A15
1,176
1 0,150
A0
73
1,205
1 0,170
1
1,220
1 0,180
1
1,235
1 0,190
1
1,250
1 0,200
A16
A17
A18
A19
A20
7.
Luas terkoreksi
8.
Mencari Tegangan
beban
Luas contoh terkoreksi
74
0,30
11,567
3,991
0,34
11,692
4,444
0,38
11,816
4,716
0,39
11,941
5,079
0,42
12,066
5,261
0,43
12,191
5,351
0,43
12,327
5,351
0,43
12,463
5,442
0,43
12,599
5,533
0,43
12,746
5,623
0,44
12,882
5,714
0,44
13,030
5,805
0,44
13,188
5,805
0,44
13,336
5,805
0,43
13,495
5,805
0,42
13,665
5,805
0,42
13,835
5,805
0,41
14,005
5,805
0,41
14,175
Dimana :
Cu = Kekuatan geser Undrained pada tanah asli/setempat
Qu = Kuat tekan bebas benda uji asli
Jadi didapat sensitivitas tanah (St) :
St = Qu / Qu = 1,27
VI.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan disimpulkan bahwa contoh tanah buatan lebih baik
daripada contoh tanah asli dikarenakan nilai cu (cb) lebih tinggi dari nilai cu (ca) yaitu
0.28 dan termasuk jenis tanah lempung residual karena mempunyai sensifitas yang
rendah (Wesley hal 14). Hal ini disebabkan karena proses pembuatan karena proses
pembuatan benda uji buatan dilakukan dengan pemadatan yang berlebihan.
BAB X
KEKUATAN GESER LANGSUNG
( DIRECT SHEAR )
I.
76
II.
2.
3.
Pisau.
4.
5.
Stop Watch.
6.
7.
Cawan.
8.
9.
Dial.
10. Holder.
11. Oli.
IV.
JALAN PERCOBAAN
a. Menimbang benda uji
78
79
V.
PERHITUNGAN
1.
Gaya Geser
Beban 5 kg
Dial reading = 14 kg
Beban 10 kg
Dial reading = 30 kg
Beban 15 kg
Dial reading = 27 kg
80
2.
Tegangan Geser.
Beban 5 kg
Beban 10 kg
Beban 15 kg
81
Tegangan Normal
Beban 5 kg
Beban normal = 5 kg
Beban 10 Kg
Beban normal = 10 kg
Beban 15 Kg
4.
Beban normal = 15 kg
Kerapatan
Beban Normal ( P1 ) = 5 kg
Tinggi contoh = 2 cm
82
Beban Normal ( P1 ) = 10 kg
Tinggi contoh = 2 cm
Beban Normal ( P1 ) = 15 kg
5.
Tinggi contoh = 2 cm
Dari grafik dapat diketahui nilai c dan sudut geser (dari grafik Tegangan Geser
max Vs Tegangan Normal)
C = 0,142
(sudut geser) = 23,96
83
P1 = 5 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,016 0,01
= 0,006
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,006 / 2 = 0,003
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,003 = 1,997 cm
P1 = 10 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,072 0,068
= 0,004
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,004 / 2 = 0,002
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,002 = 1,998 cm
P1 = 15 Kg
H = Pembacaan akhir Pembacaan awal
= 0,089 0,077
= 0,012
Penurunan rata rata = H / 2 = 0,012 / 2 = 0,006
Tinggi contoh rata rata (Hm) = 2 0,006 = 1,994 cm
84
6.
P1 = 5 kg
d = Hm
= 1,997 = 0,9985
t50 = 28,18 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
= 0,196 . 0,9985 / 28,18
= 6,934 . 10 cm/detik
P2 = 10 kg
d = Hm
= 1,998 = 0,999
t50 = 53,703 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
= 0,196 . 0,999 / 53,703
= 3,642. 10 cm/detik
P3 = 15 kg
d = Hm
= 1,994 = 0,997
t50 = 29,85 detik
Cv = (0,196 . ( Hm) / t50)
85
VI. KESIMPULAN
Dengan percobaan ini, kita dapat memperoleh nilai :
C (kohesi) = 0,142
(sudut geser) = 23,96
Kecepatan penurunan :
-
P1 = 5 Kg Cv = 6,934 . 10 cm/detik
P2 = 10 Kg Cv = 3,642. 10 cm/detik
P3 = 15 Kg Cv = 6,527. 10 cm/detik.
86
BAB XI
BERAT ISI TANAH
I.
II.
2.
Pisau pemotong
3.
4.
Extruder
IV.
JALAN PERCOBAAN
1.Cincin ditimbang = M1 gr.
87
PERHITUNGAN
Volume (isi) contoh tanah, V = D2 L cm3 .
Kalau D = diameter dalam cincin (cm) dan L = panjang cincin (cm).
Massa cincin + contoh tanah = M2
(gram)
Massa cincin
= M1
(gram)
= M2 M1
(gram)
=V
(cm3)
W2 W1
Kerapatan
= = ---------------
(KN/m3)
V
Berat cincin + contoh tanah = W2
= M2 x g
(N)
Berat cincin
= W1
= M1 x g
(N)
= W2 W1
= (M2 M1)
(N)
= grafitasi
(gr/cm2)
W2 W1
Berat isi tanah
= = ---------------
(KN/m3)
88
= ---------------- ( gr/cm)
V
124,4
= -------------------- = 1,9334 gr/cm
64,34
2.
= ---------------- ( gr/cm)
V
123,2
= ------------------- = 1,9148 gr/cm
64,34
1.
2.
90
KESIMPULAN
Dari praktikum didapat nilai berat isi tanah dari 2 kali percobaan adalah 18,948 KN/m,
19,917 KN/m serta didapat nilai kerapatan yaitu 1,9334 gr/cm dan 1,9148 gr/cm .
Sedangkan berat isi tanah rata rata adalah 18,9325 KN/m dan nilai kerapatan rata-rata
1,9241 gr/cm.
BAB XII
CBR LABORATORIUM
(ASTM D 188 87)
I.
II.
b.
91
Piringan pemisah dari logam (specer disk) dengan diameter 150,8 mmdan tebal 61,4
mm.
d.
Alat penumbuk.
e.
Alat pengatur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang
berlubang lubang dengan batang pengukur tripod logam dan arloji pengukur.
f.Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah diameter
54 mm.
g.
Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,63 mm dan panjang kurang dari 101,6.
h.
Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi dengan ketelitian
0,001 inchi (9025mm). Peralatan lain seperti talam, alat perata, dan cawan..
Oven.
III.
BENDA UJI
Benda uji dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan.
1. Contoh tanah diambil kira kira 5 kg atau lebih.
2. Bahan dicampur dengan air sampai kadar air optimum.
3. Cetakan dipasang pada keping alas lalu ditimbang, kemudian keping pemisah
dimasukkan dan dipasang kertas saring diatasnya.
92
JALAN PERCOBAAN
Percobaan CBR ini dilakukan dalam beberapa hari serta dilakukan secara rutin dan
bertahap sesuai urutannya.
Hari pertama
a. Mengambil benda uji berupa tanah tak asli.
b. Tanah tersebut ditimbang kemudian dimasukkan kedalam kantong dan dibuat
sebanyak 3 kantong.
c. Dari tiap tiap kantong diambil sedikit dari contoh tanah tersebut, lalu masukkan ke
dalam cawan yang telah ditimbang sebelumnya.
d. Contoh tanah dan cawan di timbang.
e. Kemudian cawan yang berisi contoh tanah dimasukkan kedalam oven selama 24 jam,
ini dilakukan untuk mencari kadar airnya.
Hari Kedua
a. Kadar air mula mula di dapat dari rata rata kadar air dari setiap cawan yang telah
dicari dan dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah cawan.
93
94
V.
PERHITUNGAN
a.
95
= M1 = 1161 gram
= M2 = 1042 gram
= M0 = 161 gram
Massa air
= M1 M2 = 119 gram
= M2 M0 = 881 gram
= M1 = 1171 gram
= M2 = 1049 gram
= M0 = 171 gram
Massa air
= M1 M2 = 122 gram
= M2 M0 = 878 gram
= M1 = 1181 gram
96
= M2 = 1082 gram
= M0 = 181 gram
Massa air
= M1 M2 = 99 gram
= M2 M0 = 901 gram
Kadar air =
b. Penambahan air
Woptimum Wrata-rata
x Angka kalibrasi
1 + W
Kantong 1
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,13507 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,13507 ) = 1804,284 cc
Kantong 2
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,13895 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,13895 ) = 1783,937 cc
Kantong 3
optimum ( dari percobaan pemadatan ) = 40 %
Air = ( 0,40 - 0,10987 ) x ( 6000 x ( 1 + 0,10987 ) = 1932,039 cc
c.
= M1 = 1345,24 gram
= M2 = 1069 gram
= M0 = 172 gram
Massa air
= M1 M2 = 276,24 gram
= M2 M0 = 897 gram
Kadar air =
Kantong 2 25 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah
= M1 = 1327,741 gram
= M2 = 1056 gram
= M0 = 165 gram
Massa air
= M1 M2 = 271,741 gram
= M2 M0 = 891 gram
Kadar air =
Kantong 3 56 tumbukan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Massa cawan + tanah basah
= M1 = 1368,7236 gram
= M2 = 1092 gram
= M0 = 176 gram
98
= M1 M2 = 276,7236 gram
= M2 M0 = 916 gram
e.
f.
= 0,485 gr/cm
= 0,617 gr/cm
56 tumbukan =
= 0,654 gr/cm
Kantong 2 25 tumbukan
99
Kantong 3 56 tumbukan
CBR
g.
Kantong 2 25 tumbukan
CBR
Kantong 3 56 tumbukan
CBR
VI.
KESIMPULAN
Dari data didapat maka pembacaan arloji pada permukaan tanah yang dibawah
pada umumnya lebih besar dari pada permukaan tanah yang atas, sebab permukaan tanah
yang bawah lebih banyak menerima tekanan dari atas.
Makin banyak jumlah tumbukan pada percobaan, maka nilai CBR rata ratanya makin
besar, sebab jika tanah makin padat maka tanah akan makin keras.
CBR Design yang didapat adalah :
CBR ( % ) 0,366 Kerapatan Kering ( d ) = 0,475 gr / cm
100
BAB XIII
PEMADATAN
(AASHTO T9974)
(ASTM D69870)
I.
101
II.
102
Dari masing masing kantong ambil sedikit contoh tanah dan masukkan kedalam
cawan, lalu cawan cawan tersebut dimasukkan kedalam oven selama 24 jamuntuk
diketahui kadar airnya.
5.
6.
Setelah diketahui kadar airnya, maka keenam kantong tanah yang disimpan tadi,
ditambahkan air dengan ketentuan sebagai berikut :
7.
Kantong I
cc air
cc air
cc air
cc air
cc air
+0
cc air
Keenam kantong yang sudah ditambahkan air tersebut didiamkan selam 24 jam.
8. Untuk Pemadatan :
a.
Mold yang akan digunakan ditimbang. Bersihkan dan bagian dalam dari mold
diberi oli agar tanah yang sudah dipadatkan mudah dikeluarkan. Lalu letakkan
lapisan kertas dibawahnya.
103
Kantong 1 diambil, lalu masukkan kedalam mold menjadi tiga bagian, bagian
(lapisan) pertama ditumbuk sebanyak 56 tumbukkan.
c.
d.
e.
f.
Ambil contoh tanah dari bagian tengah dengan menggunakan pisau atau
spatula. Lakukan pemadatan untuk kantong kantong berikutnya seperti
langkah langkah diatas. Masing masing contoh tanah yang sudah dipatkan
diambil bagian tengahnya.
g.
Masukkan contoh tanah yang diambil bagian tengahnya dari setiap contoh
tanah yang sudah dipadatkan kedalam cawan yang sudah diketahui beratnya.
Lalu timbang cawan + contoh tanah, kemudian masukkan kedalam oven selama
24 jam untuk diketahui kadar airnya.
h.
Mengulangi langkah b s/d f untuk kantong II, III, IV dan seterusnya sampai
berat mol + tanah padat harus menurun dari berat sebelumnya.
II. PERHITUNGAN
Kadar air mula mula
Contoh 1
Massa wadah, M1 = 74,6 gr
104
Kantong 1 :
Massa wadah, M1 = 179 gr
105
Kantong 2 :
Massa wadah, M1 = 196 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 562 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 474,8 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 87,2 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 278,8 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 31,278 %
Kantong 3 :
Massa wadah, M1 = 79,5 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 424,3 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 335,4 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 88,9 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 255,9 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 34,74 %
Kantong 4
Massa wadah, M1 = 69,3 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 380,6 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 295,9 gr
106
Kantong 5
Massa wadah, M1 = 74,6 gr
Massa wadah + contoh basah, M2 = 291,2 gr
Massa wadah + contoh kering, M3 = 229,7 gr
Massa air, M4 = M2 M3 = 61,5 gr
Massa contoh kering, M5 = M3 M1 = 155,1 gr
Kadar air , = ( M4 / M5 ) x 100 % = 39,65 %
Kerapatan Butiran
Kantong 1
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5161 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5161 3651) / 943,46 = 1,6 gr / cm
Kantong 2
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5300 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
107
Kantong 3
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5358,5 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5358,5 3651) / 943,46 = 1,8 gr / cm
Kantong 4
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5362 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5362 3651) / 943,46
= 1,814 gr / cm
Kantong 5
Massa mold = B1 = 3651 gr
Massa mold + contoh basah = B2 = 5324 gr
Volume mold = * * d2 * t = 943,46 cm
Kerapatan () = ( B2 B1 ) / V = (5324 3651) / 943,46 = 1,77 gr / cm
Kerapatan Kering
dn =
n x 100
(100 + n)
108
= 1.25 gr / cm3
(100 + 28,28)
Kantong 2, d2 = 1.75 x 100
= 1.33 gr / cm3
(100 + 3,28)
Kantong 3, d3 = 1.80 x 100
= 1.34 gr / cm3
(100 + 34,74)
Kantong 4, d4 = 1.81 x 100
= 1.32 gr / cm3
(100 + 37,38)
Kantong 5, d5 = 1.78 x 100
= 1.27 gr / cm3
(100 + 39,65)
III. KESIMPULAN
109
dari grafik ini dapat diketahui bahwa kandungan udara pada saat pemeriksaan adalah
0%.
BAB XIV
KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND CONE
.1
IV.
2.
3.
Pelat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang berdiameter
16,51 cm.
4.
Peralatan kecil yaitu : palu, sendok semen, kuas, pahat, paku, dan peralatan untuk
mencari kadar air.
V.
5.
6.
BENDA UJI
Pasir kwarsa yang bersih, keras, kering, dan bisa mengalir bebas tidak
mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 ( 2 mm ) dan tertahan
pada saringan No. 200 ( 0,075 mm ).
IV.
JALAN PERCOBAAN
A. Menentukan Isi Botol Pasir
1. Timbanglah alat ( botol + corong ) = ( M1 gr )
2.
Letakkan alat dengan botol dibawah, buka kran dan isi dengan air suling
sampai penuh di atas kran, tutuplah kran corong dan bersihkan kelebihan air.
Lakukan langkah a dan b sebanyak 3 kali dan ambil harga rata rata dari hasil
tersebut.
111
Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata, tutup kran dan isi
corong dengan pasir secara perlahan lahan.
2.
Bukalah kran, isi botol dengan pasir sampai penuh dan dijaga agar selama
pengisian corong selalu terisi paling sedikit setengahnya.
3.
4.
2.
Letakkan alat dengan corong di bawah pada pelat corong, pada dasar yang rata
dan bersih.
3.
4.
5.
2.
Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat
sisinya.
3.
112
Masukkan seluruh tanah hasil galian tersebut ke dalam kantung plastik yang
tertutup rapat, yang telah diketahui berat kantong plastik beserta tanah = ( M8
gr ).
5.
6.
Letakkan alat pada plat, corong ke bawah di atas plat dan buka kran perlahan
sehingga pasir masuk ke dalam lubang. Setelah pasir berhenti tutup kran
kembali dan timbang alat dengan sisa pasir = ( M7 gr ).
7.
Ambil tanah galian sedikit dari dalam kantong plastik untuk dihitung kadar
airnya dalam %.
V.
5619
3953
Massa pasir dalam corong = (M4 M5) = 7412 6521 = 891 gram.
Massa pasir dicorong + lubang = (M7 M8) = 7454 2703 = 4751 gram.
113
5765
3969
Massa pasir dalam corong = (M4 M5) = 8108 3793 = 4315 gram.
Massa pasir dicorong + lubang = (M7 M8) = 8124 2982 = 5142 gram.
VI.
KESIMPULAN
Dari pengujian yang kami lakukan maka hasil yang didapat untuk pengujian
kepadatan dilapangan dengan menggunakan sand cone adalah :
Percobaan Pada Titik I :
1. Kerapatan Pasir = 1,421 gr / cm
2. Kerapatan Tanah = 1,455 gr / cm
3. Kadar Air Tanah = 24,18 %
4. Kerapatan Kering di Laboratorium = 1,47 gr / cm
5. Kerapatan Kering di Lapangan = 1,17 gr / cm
6. Derajat Kerapatan di Lapangan = 79,592 %
115
VII. CATATAN
a.
b.
Dalam pengisian pasir baik ke dalam wadah pasir maupun ke dalam lubang, harus
dilakukan pelan-pelan agar pasir tidak memadat setempat.
Penetuan berat isi pasir dilakukan pada setiap pergantian jenis pasir yang baru
BAB XV
BERAT JENIS BUTIR
(Specific Gravity, Gs)
116
I.
II.
117
IV.
JALAN PERCOBAAN
a. Mencuci piknometer dengan air suling dan mengeringkannya. Lalu menimbang
piknometer dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (M1).
b.
Memasukkan bend uji kedalam piknometer dan ditimbang bersma tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram (M2).
c. Menambahkan air suling sehingga piknometer terisi 2/3. Mendiamkan benda uji yang
berbutir halus terendam selma paling sedikit 24 jam.
d. Mengeluarkan udara yang terserap dalam campuran tanah dan air diatas dengan satu
cara dibawah ini :
e. Kalau benda uji yang telah dipanaskan tadi susah dingin, maka piknometer tersebut
diisi dengan air suling bebas udara untuk mencapai suhu konstan dan menambahkan
air suling seperlunya sampai tanda batas atau penuh. Menutup piknometer,
mengeringkan bagian luarnya lalu ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (M3).
118
V.
PERHITUNGAN
Diketahui data sebagai berikut : ( tanah asli )
Percobaan 1
M1 = 99,4 gram
M2 = 149,3 gram
M3 = 379,1 gram
M4 = 347,3 gram
M2 M1
Gs (t C) = -----------------------------------------(M4 M1) (M3 M2)
149,3 99,4
= --------------------------------------------- = 2,757 gr / cm3
(347,3 99,4) (379,1 149,3)
Percobaan 2
M1 = 97,4 gram
119
144,3 97,4
= --------------------------------------------- = 2,769 gr / cm3
(338,4 97,4) (368,3 144,2)
Dimana
M1 = Massa Piknometer
M2 = Massa Piknometer + benda uji
M3 = Massa Piknometer + benda uji + air
M4 = Massa Piknometer + air
VI.
KESIMPULAN
Dari praktikum didapat berat jenis butir tanah rata rata adalah 2,763 gr/cm.
Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel yang terlampir.
BAB XVI
PERMEABILITAS
120
I.
II.
Tabung Permeabilitas
.2
Batu pori
.3
Corong
.4
Gelas ukur
.5
Slang
.6
Stopwatch
VII.
JALAN PERCOBAAN
121
122
VIII.
PERHITUNGAN
i.Constand Head
L
k = -------- x ----------H
2,3
A.t
24
123
Dimana :
35,26 x ( 77,6 0 )
k = koefisian Permeabilitas.
h = head (tinggi muka air).
Q = volume air yang ditampung digelas ukur.
L = panjang aliran lewat sample
A = luas penampang sample
t = pada saat gelas ukur mulai menampung air (= t1).
t = pada saat gelas ukur ditarik (= t2) berhenti dan tidak menampung air.
IX.
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan didapat :
-
Koefisien rembesan (k) dengan cara constant head adalah = 2,89 x 10-3 cm3/detik
Jenis tanahnya adalah pasir kelanauan (cara constan head) sesuai dengan buku
Mekanika Tanah L.D. Wesley :
Macam Tanah
1 x 10-2
sampai
5 x 10-2
Pasir Halus
5 x 10-2
sampai
5 x 10-3
Pasir kelanauan
5 x 10-2
sampai
5 x 10-3
Lanau
5 x 10-2
sampai
5 x 10-3
Lempung
5 x 10-2
sampai
5 x 10-3
124
BAB XVII
T R IAX IAL
I.
125
3. Tahap ketiga
1. Tahap Penjenuhan
Komponen-komponen yang perlu diperhatikan :
a.
Tabung cell (3) dan tabung Back Pressure yang mana gunanya untuk mengisi
tekanan ke manometer 3 dan ke manometer Back Pressure yang besarnya sesuai
dengan kebutuhan dengan cara memompakan dari compressor.
b.
Pada saat memompakan tekanan dari compressor, kran-kran yang ada di Back
Pressure yang menuju ke manometer hrus ditutup dahulu supaya aman. Dan juga
kran yang menuju ke volume change no.(5) dan (6).
c.
Apabila tabung sel (3) dan Back Pressure sudah terisi, baru kran yang menuju ke
manometer 3 dibuka dan ditentukan besarnya sesuai dengan yang diinginkan 1,10
kg. Setelah itu baru yang menuju ke Manometer Back Pressure dibuka dan
ditentukan besarnya 1,00 kg/cm2.
d.
Membuka kran cell yang menuju ke chamber terus kran pori dan semestinya
dengan cara memutar-memutarkan alat penggeraknya selama 5 menit, setelah 5
menit baca tekanan pori di manometer.
e.
Membuka kran Back Pressure yang menuju Chamber, maka terjadilah proses
penjenuhan.
Misal :
126
2
3
4
5
6
Jam
Cell
Back
EF
8,00
8,05
8,15
8,25
........
.........
........
........
.........
1,00
1,00
0,10
1,30
1,50
1,70
1,90
2,10
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
0,0
0,10
0,82
0,82
.......
........
........
........
.........
2. Tahap Konsolidasi
Setelah melakukan proses penjenuhan diteruskan ke konsolidasi, yang harus
diperhatikan ialah kran yang menuju chamber, (1), (2), (3) harus ditutup dahulu, baru
beban dinaikkan sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya :
Misalnya :
Volume
Tanggal
Jam
Menit
Change
127
0
4
16
64
100
144
196
256
324
400
484
0
2
4
6
8
12
14
16
18
20
22
1440
36
..............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
III. PERHITUNGAN
Luas Terkoreksi = o / 1 -
Dimana : o = Luas mula - mula
=1%
contoh :
o = 12,56 cm
=2%
Luas terkoreksi = 12,56 / (2 1%)
= 12,81 cm
IV.
KESIMPULAN
= 1,00 kg / cm
=6%
= 0,364 kg / cm
= 0,94 kg / cm
= 0,06 kg / cm
= 1,364 kg / cm
= 3,454 kg /cm
= 1,712 kg / cm
= 1,182 kg /cm
130
BAB XVIII
PERCOBAAN STANDAR PENETRASI
(STANDARD PENETRATION TEST)
I.
II.
132
Untuk lempung lanau yang di SPT hubungan diatas dapat dianalogkan sebagai
berikut:
Relative Density
Very Soft ( sangat lunak )
Harga N
2
Medium ( medium )
2 sampai 4
Soft ( lunak )
4 sampai 8
8 sampai 15
15 sampai 30
>30
V.
PELAPORAN
Untuk menuangkan seluruh kegiatan pemboran ( teknisnya ) atau ditampung oleh
suatu bor profile ( lihat lampiran 1 ).
Hal hal yang harus dicatat dalam bor profile adalah :
Elevasi dari permukaan tanah dimana pemboran dilaksanakan.
134
BAB XIX
DYNAMIC CONE PENETROMETER
( DCP )
I.
135
Letakkan penetrometer yang telah ditarik diatas permukaan tanah sirtu yang akan
diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran
yang relatif besar.
2.
Baca posisi awal penunjukkan mistar ukur ( X 0 ) dalam satuan mm yang terdekat.
Penunjukkan X0 karena nilai X0 ini akan diperhitungkan pada nilai penetrasi.
Masukkan nilai X0 ini pada tabel data kolom ke-2 ( pembacaan mistar mm ) untuk
tumbukan = 0 ( baris ke-1 ).
136
4.
5.
Ulangi prosedur 3 dan 4 berulang kali sampai batas kedalaman lapisan yang akan
diperiksa. Masukkan data X2, X3, X4, .Xn pada kolom ke-2 tabel data sesuai
dengan baris n = 2, n = 3, n = 4, . n = n.
6.
Isilah kolom ke-3 (penetrasi mm) pada tabel yaitu selisih antara nilai X 1 dengan X0
(1= 2, 3, 4 ..n).
7.
8.
137
Tentukan nilai CBR pada titik perpotongan tersebut, (bila titik potong
tersebut tidak tepat berada pada nilai CBR tertentu, lakukan
interpolasi/perkiraan nilai diantaranya).
10. Ambil harga CBR terkecil diantara yang tercantum pada kolom ke-5 dan ke-6.
Masukkan nilai pada kolom ke-7.
IV.
Catatan
Tabel data grafik-grafik ini diambil dari buku manual terbitan Puslitbang Jalan
Departemen Pekerjaan Umum di Bandung.
138
BAB XX
SPEEDY MOISTURE TESTER
I.
II.
Speedy gauge.
2.
Digital balance.
3.
Calcium carbide.
4.
Measuring spoon.
5.
Crushing spoon.
6.
Crushing ball.
7.
Cleaning brush.
8.
Carrying case.
9.
Eter.
10.
Sendok semen.
11.
Tissue.
IV.
140
V.
JALAN PERCOBAAN
1.
2.
3.
Persiapan penimbangan
Letakkan carrying case pada posisi yang datar, dan letakkan timbangan
dalam posisi datar.
4.
Penimbangan
141
kaleng
calcium
carbide,
ambil
calcium
caride
dengan
Percampuran
Masukkan benda uji yng telah ditimbang kedalam speedy gauge (tabung)
lalu masukkan crushing ball (bola baja) kedalam tabung dengan posisi mendatar
secara perlahan untuk mnghindari benturan pada ujung gauge (manometer), lalu
masukkan calcium carbide yang berada pada tutup tabung, tutup erat dengan
cara memutar tungkai searah jarum jam.
7.
Pengujian
Pegang erat dengan kedua belah tangan pada posisi mendatar lalu
lakukan percampuran dengan cara memutar speedy gauge (tabung) sesekali
kedepan dan kebelakang, perhatikan jarum pembacaan gauge (manometer) yang
mulai bergerak, hentikan pengujian apabila jarum manometer telah menunjukkan
angka tertentu dan konstan (tidak terjadi perubahan).
8.
Pembacaan
142
VI.
PERHATIAN KHUSUS
Pada percobaan digunakan bahan kimia (calcium carbide) yang bila dicampur air
akan menghasilkan gas (acetylene) yang mudah terbakar.
dan beracun hindari sumber api dan jangan dilakukan pada ruang tertutup.
Pegang tabung sejauh mungkin dari tubuh pada waktu mengosongkan gas.
Dilarang keras merokok pada waktu membuka tutup tabung saat mengosongkan gas.
VII. PERAWATAN
Bersihkan speedy gauge (tabung) dengan cleaning brush (sikat plastik) setiap habis
melakukan pengujian.
Bersihkan crushing ball (bola baja) dengan lap kain sehabis pengujian.
143