Anda di halaman 1dari 58

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG MERAK

A; Kajian Situasi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung


1; Sejarah Singkat
a; Pendirian

Pengembangan tahap pertama dimulai pada tanggal 19 agustus 1961


dengan dibentuknya depot kesehatan 002 yang berkedudukan di
pangakalan udara Husein Sastranegara, dipimpin oleh seorang
komandan yaitu letnan kolonel dr. Malikoel saleh. Pada tanggal 18
september 1962 dilakukan pemindahan kegiatan ke cimbuleuit dengan
personel dan peralatan kesehatan yang sangat terbatas. Pelayanan
rawat mondok, dengan kapasitas sebanyak 20 buah tempat tidur,
kemudian ditingkatkan menjadi96 buah tempat tidur, ini dikarenakan
beban pelayanan depot kesehatan 002 yang semakin meningkat, antara
lain melayani penderita dari Lanud Sulaiman (dahulu pangkalan udara
Margahayu), Tasikmalaya, Kalijati,Jatiwangi (Sukani) serta rujukan
awak pesawat dari PAU Halim Perdanakusuma, Iswahyudi dan
Hassanudin.
b; Pengembangan
Sejalan dengan kegiatan yang semakin meningkat, pembangunan
tahap kedua dimulai bulan mei 1964. Setelah pembangunan tahap
kedua selesai, kegiatan pelayanan keehatan semakin meningkat
ditandai dengan penambahan kapasitas tempat tidur menjadi 125
buah, demikian juga dengan personelnya.
c; Perubahan status depot kesehatan menjadi Rumah Sakit.
Berdasarkan surat keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara No.
158/PERS MKS/1965 tanggal 31 Desember 1965. Maka sejak tanggal
1 Januari 1966 Depot Kesehatan 002 ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Wisma Angkasa Dharma. Rumah sakit Wisma Angkasa Dharma
dipimpin oleh Direktur, yaitu Letnan Kolonel Udara dokter Malikoel
Saleh. Pada tanggal 2 mei 1966, Rumah Sakit Wisma Angkasa
Dharma ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara

(RUSPAU) berdasarkan keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara


nomor : 45 tahun 1966. Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara
(RUSPAU) dipimpin oleh seorang komandan yaitu Kolonel Udara
dokter Malikoel Saleh.
d; Peningkatan kegiatan
Setelah menjadi Rumah Sakit Pusat Anngkatan Udara (RUSPAU),
kegiatan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan semakin
meningkat pula. RUSPAU menerima penderita rawat jalan dan rawat
mondok anggota TNI Angkatan Udara beserta keluarganya, yang
berada dibawah perawatan Komando Wilayah Udara V (KOWILU V).
Kegiatan dukungan kesehatan meliputi :
1; Operasi Temulawak I. Melaksanak operasi temulawak I dari
mulai bulan oktober 1967 sampai dengan november 1967.
2; Operasi Temulawak II. Melaksanakan operasi temulawak II
dan perencanaan operasi wijaya kusuma II denga sasaran
pemeriksaan TBC pada anak usia 0-5 tahun.
3; Operasi Sehat I. Dilakukan mulai bulan Mei 1969 dan
setelah bulan oktober 1969.
e; Rumah Sakit Integrated Use (pemakaian bersama)
Sejak tahun 1971, RUSPAU telah melaksanakan keputusan KASAU
tentang pemkaian bersama. Namun baru tahun 1974 keluar surat
keputusan Menhankam/PANGAB No. Skep/560/V/1974 yang
menyatakan RUSPAU berfungsi sebagai Rumah Sakit Integrated Use /
pemakaian bersama ABRI.
f; Pemberian Nama RUSPAU dokter Mohammad Salamun
Mengingat jasa-jasa Marsekal Muda dokter Mohammad Salamun
(Alm) pada bidang kesehatan penerbangan, dan beliau pernah
bertugas di Land Husein Sastranegara tahun 1951 sampai 1954,
dengan berdasarkan surat keputusan Kasau Nomor S.kep/2/II/1976,
maka terhitung tahun 1967 nama RUSPAU disempurnakan menjadi
Rumah Sakit Pusat TNI AU dokter Mohammad Salamun.
g; Rumah Sakit ABRI Tingkat II
Berdasarkan
surat
keputusan
Menhamkam/pangab
nomor
S.kep/226/II/1977 tanggal 28 februari 1977 Ruspau dr. M. Salamun
diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit ABRI tingkat II, dengan

demikian Ruspau dr. M Salamun diberikan wewenang untuk melayai


anggota ABRI meliputi TNI AU, TNI AD, TNI AL, dan POLRI.
h; Reorganisasi
a; Pembinaan Lanud Husein Sastranegara
Berdasarkan keputusan kepala staf TNI Angkatan Udara No.
Kep/25/VII/1985 tanggal 11 maret 1985, status RUSPAU dr.
M. Salamun mengalami perubahan alih kelola dari pembinaan
direktorat kesehatan beralih dibawah pembinaan Lanud Husein
Sastranegara, sehingga menjadi Rumah Sakit dr. M. Salamun
Lanud Husein Sastranegara.
b; Sanatorium Paru Pacet
Berdasarkan keputusan kepala staf TNI Angkatan Udara No.
Kep/24/XII/1988 tanggal 20 desember 1988, adanya
perubahan status sanatorium paru pacet dari bagian penyakit
paru Rumah Sakit dr. M. Salamun Lanud Husein Sastranegara
menjadi pusat pemulihan kesehatan Awak Pesawat Udara TNI
Angkatan Udara di bawah lakespra Saryanto Ditkesau.
c; Badan pelaksana teknis diretorat kesehatan TNI AU
Sejalan dengan tuntutan organisasi, Rumah sakit TNI
Angkatan Udara Tingkat II dr. M. Salamun yang semakin
berkembangan dan semakin kompleks dalam permsalahan,
maka diperlukan adanya kendali dan pembinaan oleh Mabes
TNI AU sehingga permasalahan Rumah Sakit dapat teratasi.
Berdasarkan keputusan Kasau Nomor : Kep/03/II/1998 tanggal
3 februari 1988 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur
Eselon pelaksana Pusat Tingkat Mabesau, status rumah sakit
TNI AU Tk II dr. M. Salamun Lanud Husein Sastranegara
kembali dibawah kendali puasat sebagai badan pelaksana
teknis diskes TNI AU.

2; Falsafah, Motto, Visi, Misi


a; Falsafah RSAU dr. M. Salamun Bandung

1;

b; Motto RSAU dr. M. Salamun Bandung

H : Handal
E : Efisien
B : Bersih
R : Rapi
I : Indah
N :Nyaman
G : Gemilang

c; Visi RSAU dr. M. Salamun Bandung

Menjadi Rumah Sakit Rujukan TNI Terbaik di Jawa Barat

d; Misi RSAU dr. M. Salamun Bandung


1; Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan oleh

setiap operasi TNI/TNI AU


2; Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap
anggota TNI/TNI AU berikut keluarganya serta masyarakat umum
3; Meningkatkan kemampuan profesionalisme personal secara
berkesinambungan
3; Kedudukan, Tugas dan Fungsi
a; Tugas RSAU dr. M. Salamun Bandung
1; Melaksanakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam

setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang


diselenggarakan oleh tingkat komando/markas/besar maupun
tingkat Pangkalan Udara Husein Sastranegara.
2; Melaksnakan pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan
pegawai negeri sipil Angkatan Udara beserta keluarga, serta
melayani anggota TNI beserta keluarganya.
3; Melaksanakan uji kesehatan periodik bagi seluruh anggota
militer dalam jajaran Lanud Husein Sastranegara dan uji
kesehatan non periodik dalam rangka mengikuti

pendidikan/penugasan, serta melaksanakan uji kesehatan


dalam rangka seleksi calon tamtama, bintara, dan perwira
b; Fungsi RSAU dr. M. Salamun Bandung
1; Promotif dan preventif yang meliputi kegiatan higienis dan
sanitasi lingkungan, imunisasi, serta pendidikan kesehatan
masyarakat.
2; Kuratif dan rehabilitatif yang meliputi kegiatan pelayanan
gawat darurat dan pelayanan kesehatan spesialis, baik rawat
jalan maupun rawar mondok.
3; Penunjangan medik dan pertolongan pertama pada kecelakaan
terbang.
4; Penunjangan rumah sakit seperti : farmasi, dapur, gudang dan
penunjang perawatan lainnya.
5; Pusat diagnostic dan sebagai rumah sakit rujukan
6; Sebagai rumah sakit rujukan bagi rumah sakit TNI AU wilayah
jawa barat.
7; Sebagai jejaring pelayanan kesehatan Rumah Sakit Hasan
Sadikin.
8; Sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan dan latihan
kesehatan secara bertingkat dan berlanjut dalam rangka
memberikan dukungan kesehatan pada operasi dan latijan TNI
AU serta masyarakat umum.
4; Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan

Sarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Salamun yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan
paripurna kesehatan, meliputi:
1; Bangunan dan prasarana
a; Ruang Instalasi Gawat Darurat
b; Ruang Poliklinik spesialis 22 unit
c; Ruang rawat inap 6 unit dengan kapasitas tempat tidur
terpasang 189, terdiri dari :
1; Ruang perwira
2; Ruang merak
3; Ruang parkit
4; Ruang merpati
5; Ruang gelatik
6; Ruang cendrawasih
7; Ruang cicu
8; Ruang kutilang

9; Hemodialisa
10; Uji badan
11; Fasilitas dukungan kesehatan untuk mendukung

tugas operasi TNI AU/TNI (tempat di Lanud


Husein Sastranegara)
12; Klinik PPK I Rajawali dan Dadali
a; Instalasi Rawat Jalan.
Instalasi ini melayani pasien pada pagi dan sore hari, terdiri dari klinik
spesialistik dan klinik sub spesialistik yang terdiri:
- katarak bedah refraktif;
- glaukoma;
- retina;
-

infeksi-imunologi;
refraksi;
strabismus;
tumor/rekonstruksi;
neuro-oftalmologi;
pediatrik oftalmologi;
low vision dan lensa kontak;
oftalmologi komunitas (yang bertujuan mengembangkan
pelayanan berbasis komunitas, menjalin kemitraan dengan
organisasi non pemerintah, memberikan wawasan kesehatan
mata komunitas bagi calon dokter spesialis mata, melakukan
kegiatan pelayanan dalam gedung/hospital based, luar
gedung/outreach services, melatih kader, guru dan masyarakat
dalam membantu melakukan skrining kelainan mata).

b; Instalasi Gawat Darurat.

Instalasi ini melayani pasien selama 24 jam.


c; Instalasi Rawat Inap.

Instalasi ini memiliki 104 tempat tidur, yang terdiri dari VIP, Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III. Instalasi ini juga memiliki ruang isolasi khusus
untuk penyakit mata menular
d; Instalasi Bedah.

Instalasi ini memiliki 10 kamar operasi.


e; Unit Paviliun.

Unit ini melayani pasien yang mampu yang terdiri dari pelayanan
poliklinik rawat jalan, rawat inap, ruangan operasi, dan pelayanan
penunjang dan umum.
f; Pelayanan Penunjang Medik yang terdiri dari:
-

Laboratorium
Radologi
Apotek
Linen service, laundry & sterilisasi
Instalasi Gizi
Pemeliharaan Alat kesehatan (Haralkes)
Gudang material kesehatan dan umum
Kamar jenazah
Instalasi air bersih
IPAL
Kantor pimpinan dan staf
Kantor kelompok ahli & SPI
Kantor tim PPI
Kantor tim KPRS
Kantor PMKP
Kantor manajemen resiko
Ruang rapat
Ruang serbaguna
Toko dan kantor koperasi
Masjid as-Salamun
Sarana olahraga
Area parkir
Mesin ATM (BNI, BRI, BJB, MANDIRI)

B; Kajian Situasi di Ruangan Merak

1; Data umum ruang Merak


a; Tenaga dan Pasien (M1-Man)
1; Struktur organisasi

2; Adapun struktur organisasi sebagai berikut:Tenaga perawat

Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung adalah sebagai berikut:
Kepala urusan Ruangan Merak

DPJP

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung
No

Nama

L/P

NIP

Jabatan

Pengalaman Pendidikan Kep.


Klinik (tahun)
Terakhir

Pelatihan

Status
Kepegawaian

Wakil Kepala urusan Ruangan Merak

1.

Sr. Wahyu Ariyati, S. Kep.,P


Ners

Kepala
Ruangan

11 tahun
bulan

4D3 Keperawatan

PPGD
BHD
PBK
PMKP
CI

PNS

PNS

PPGD
BHD
PBK
NUTRISI

S1 Keperawatan

PPGD
BHD
PBK

PNS

S1 Keperawatan

PPGD

PNS

197510262005012006
Tenaga Administrasi

2.

3.

4.

Sr. Dessy Triyatni, AMK

Sr. TIM
DesiID, S. Kep

Clinikal Instruktur

TIM
P II

Sr. Bimantari Putri, S.Kep P

Wakil
kepala
198110212007122001 ruangan

11 tahun

Kelompok Pendukung
Perawat
6Logistik
tahun 7 bln

D3 Keperawatan

Assosiate

Perawat
Assosiate
9

5 tahun

199001242010122002

5.

Sr. Rika Purnamawati

Perawat
198008252005012009 Assosiate

6.

Sr. Kartika Sari, AMK

7.

8.

9.

Sr. Ida NurAhida L, AMK P

Sr. Nooriska, AMK

Sr. Sipa Agustina, AMK

BHD
PBK

PPGD
BHD
PBK
PKMRN

PNS

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

16 tahun

SPK

Perawat
Assosiate

5 tahun 2 bln

D3 Keperawatan

Perawat
Assosiate

4 Tahun 5 bln

Perawat
Assosiate

4 tahun

Perawat
Assosiate

3 tahun 10 bln D3 Keperawatan

10

D3 Keperawatan

D3 Keperawatan

10. Sr. Dewi Setianingsih, AMKP

11. Sr. Siti Juhro, AMK

12. Sr. Helmi


S.Kep., Ners

Ika

Perawat
Assosiate

3 tahun 10 bln D3 Keperawatan

Perawat
Assosiate

2 tahun

Nandi,P

13. Sr. Tiara Jayanti, Amd. Kep P

Perawat
Assosiate

11

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

D3 Keperawatan

1 Tahun 1bln

S1 + Ners

PPGD
BHD
PBK

Non PNS

0 bulan

D3 Keperawatan

PPGD
BHD

Non PNS

3; Tenaga mahasiswa praktek

No.

Kualifikasi

Jumlah

Program Profesi Ners STIKes Dharma Husada


Bandung

11 orang

4; Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat

Metode douglas bagi pasien rawat inap standar waktu pelayanan


pasien antara lain :
a; Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam
b; Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/ 24 jam
c; Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24
jam
Penerapan system klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut :
a; Kategori I : perawatan mandiri. Kriteria pasien pada

klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan sendiri


kebersihan diri, mandi, ganti palaian, makan, minum,
penampian secara umum baiktidak ada reaksi emosional.
b; Kategori II : perawatan intermediate. Kriteria pasien pada
klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur posisi waktu
makan, memberi dorongan agar makan, bantuan dalam
eliminasi dan kebersihan diri, tindakan perawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, memeriksa produksi urine,
kelancaran drain infus.
c; Kategori III : perawatan total. Kriteria pasien pada
klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri
kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh
perawat, penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan
observasi tanda-tanda vital setiap dua jam, menggunakan
selang nasogastric (NGT), menggunakan terapi intravena
dan kadang pasien dalam kondisi gelisah/ disorientasi.
Nilai standar jumlah perawat per shift berdasarkan klasifikasi pasien

12

Klasifikasi Pasien

Jumlah pasien

Jumlah pasien

Jumlah pasien

Shift Pagi

Shift Sore

Shift Malam

Minimal Care

0 X 0,17 = 0,85

0 X 0,14 = 0,42

0 X 0,07 = 0,21

Parsial Care

0 X 0,27 = 1,62

0 X 0,15 = 1,2

0 X 0,10 = 0,8

Total Care

0 x 0,36 = 0

0 x 0,30 = 0

0 x 0,20 = 0

Jumlah Perawat Per Shift

0 Orang

0 Orang

0 Orang

a; Perhitungan menurut Douglas

Perhitungan Tenaga Perawat Dengan Rumus Douglas


Diketahui : Jumlah Pasien Orang
Ditanya : Kebutuhan Perawat ?
Jawaban
Klasifikasi Pasien

Jumlah pasien

Jumlah pasien

Jumlah pasien

Shift Pagi

Shift Sore

Shift Malam

Minimal Care

0 X 0,17 = 0,85

0 X 0,14 = 0,42

0 X 0,07 = 0,21

Parsial Care

0 X 0,27 = 1,62

0 X 0,15 = 1,2

0 X 0,10 = 0,8

Total Care

0 x 0,36 = 0

0 x 0,30 = 0

0 x 0,20 = 0

Jumlah Perawat Per Shift

2,47 / 3 Orang

1,65 / 2 Orang

1,01 / 1 Orang

Jadi Jumlah Perawat Yang Dibutuhkan berdasarkan rumus


perhitungan Douglas adalah 6 Orang. Dengan jumlah Shift Pagi 3
Orang, Siang 2 Orang, Dan Malam 1 Orang.
Jadi, kebutuhan tenaga perawat pada tanggal 03-06 Mei
2016 menurut perhitungan Douglas .............
5; Prakarya

Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 03 Mei 2016 dan


wawancara dengan CI ruangan ada tenaga prakarya untuk ruang
Merak dan sudah memiliki jadwal piket yaitu pagi dan siang,
jumlah prakarya diruang Merak adalah 3 orang dan mereka
merangkap ruang parkit dan ruang OK, setaip pergantian dinas

13

para prakarya selalu membuang sampah medis dan non medis dan
menggantikan dengan kantong sampah yang baru sehingga tong
sampah tidak penuh dan sampah tidak berceceran dimana-mana
6; Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi di ruang rawat inap Merak mempunyai
1 orang tenaga administrasi.
b; Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material)

Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung adalah kamar


rawat inap kelas II dan kelas III yang memiliki 3 kamar untuk kelas II,
20 kamar untuk kelas III dan 3 kamar untuk kamar isolasi. Kamar
kelas II berisi bed dan kasur 3 buah dan kursi penunggu masingmasing kamar 1 buah, serta Televisi yang ditempel didinding 1 buah
serta kamar mandi di dalam 1 buah untuk 3 orang pasien dan tong
sampah non medis yang disimpan di depan kamar pasien 1 buah.
Untuk kelas III setiap 1 kamar diisi oleh 2 buah bed dan kasur serta
kursi penunggu pasien masing-masing 1 buah, serta disediakan tong
sampah non medis 3 buah dan disebar di depan kamar dengan jarak
1,5 meter, dan kamar isolasi 3 buah yang ditutup oleh kaca setiap
kamarnya. Untuk kamar mandinya disediakan 2 buah kamar mandi.
Untuk penomoran setiap kamar pada Ruang Merak mengikuti
setiap tingkatan Kelas nya dengan urutan bed/tempat tidur:

Kelas II

Kelas III

Bed 1
Bed 2
Bed 3

Bed 4
Bed 5
Bed 6
Bed 7
Bed 8
Bed 9
Bed 10
Bed 11
Bed 12
Bed 13
Bed 14
Bed 15 (R. Isolasi)
Bed 16 (R. Isolasi)

14

Bed 17
Bed 18
Bed 19
Bed 20
Bed 21
Bed 22
Bed 23
Bed 24
Bed 25
Bed 26 (R. Isolasi)

15

DENAH RUANGAN CEMPAKA

POST
SATPAM

BLANKAR & KURSI RODA

RUANG TINDAKAN
TOILET

K
A
M
A
R

NURSE STATION
P
E
R
A
W
A
T

P
I
N
T
U

RUANG
KONSULTASI

M
A
S
U
K

E
V
A
K
U
A
S
I

TOILET

K
A
M
A
R
1

RUANG
TUNGGU
PASIEN

KAMAR 1
BED 6

KAMAR 1
BED 2

KAMAR 2

KAMAR 1
BED 5

KAMAR 1
BED 3

KAMAR 1
BED 4
TOI
LE
T
TOILET

TOILET

KAMAR 3
BED 4

KAMAR 3
BED 5

KAMAR 3
BED 3

KAMAR 3
BED 2

KAMAR
3
K
BED
6
A
M
A
R
KAMAR 3
3
BED
1

TOILET
PINTU RUANG DAHLIA

16

K
A
M
A
R
2

KAMAR 2 KAMAR 2KAMAR 2


BED 2
BED 1
BED 3

KAMAR 2
BED 6

KAMAR 2KAMAR 2
BED 4
BED 5
TOILET
T

1; Peralatan dan fasilitas


a; Peralatan di Ruang Merak

Tabel 2.2 Daftar Peralatan Ruang Merak


No
A;

Instalasi
Nurse station
Alat non
medik

B;

Nama Peralatan
Kursi
Meja
Lemari
TV
Meja panjang
Kulkas
Wastafel

Jml (bh)

Kondisi

6
126
2
1
1
1
1

Baik
Baik
Baik
Baik

1
3

Baik
Baik
Baik
Baik

Ruang Tindakan/pemeriksaan
Alat medik -

Ambu Bag dewasa


Bak instrumen
Bak spuit
Baki tindakan
Baskom mandi
Bed site table (nakas)
Blankar
Buli-buli panas
Treeway 02
Botol O2 central
Central O2
Ekg
Kom alkohol
Kom bethadin
Korentang
gunting verban
klem
Kursi roda
Lemari instrumen
Masker simple
Masker rebriting
Mayo dewasa
Nierbeken
Nebulizer
Over bed table (meja
makan)
Pinset anatomis
Pinset cirurgis

17

5
27
27
1
2
9
27
18
2
2
2
2
2
2
4
1
1
1
3
8
2
27
8
4

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

C.

Pinset sodok
12
Penlight
1
Reguator O2
29
Standar infus gantung 25
Standar infus mobile
8
Stetoskop dewasa
5
Sterilisator
2
Termometer aksila
8
Termometer rectal
5
Termometer dinding
2
Gunting jaringan
2
Klem bengkok
5
Tensi meter dewas
4
Tourniquet
3
Troli tindakan staines 1
Troli suction
1
Tromol
2
Botol WSD
3
Tensi meter electric
1
Tabung O2 besar
4
Post sputum
1
Suction
2
Lampu emergency
1
Virus waser
1
Gliserin spuit
1
Reflex hamer
1
Irigator
1
Timbang dewasa
1
Tongue spatel
1
Canul suction
1
Penghalang tempat tidur 221
Oximeter
Nebulizer kit
1
Syringe pump
2
Thoraxal pmp
2
Monitor
1
Oksigen kecil
1
Troli O2
1
Troli emergency
2
1

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Alat medik - Hospital bed

18

RR

Alat non
medik

D.

- Bangku/sofa
- Bedside cabinet (naskas)
- Tong sampah non medis

Ruang/kamar 2 dan 3
Alat medik - Hospital bed
Alat non
medik

Baik
Baik
Baik
Baik

26

RR

- Bedside cabinet (naskas) 26


- Kursi tunggu fiber glas

Baik

Ada
Baik
(digabung
dengan
- Tong sampan non medis Ruang
Parkit
5
Baik

b; Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliputi:


-

Ruang Nurse Station


Penempatan nurse station sudah strategis, meja nurse
station rapi, bersih.
Ruang konsultasi
Ruang konsultasi didalamnya terdapat lemari penyimpanan
obat, memiliki meja dan kursi untuk konseling obat dan
discharge planning untuk pasien yang akan pulang.
Kamar perawat
Kamar perawat memiliki 1 tampat tidur dan lemari untuk
menyimpan baju ganti perawat, tas perawat dan tas
mahasiswa yang sedang berdinas. Kamar perawat kurang
rapi karena semua tas disimpan diatas tempat tidur.
Ruang tindakan/pemeriksaan
Ruang tindakan tertata dengan rapi, dengan penempatan
tempat sampah berada pada brankar tindakan 1 (tong
sampah medis), di tempat untuk mencuci tangan 1 (sampah
non medis)
Kamar mandi petugas
Kamar mandi petugas bersih dan berada dekat dengan
kamar perawat dan ruang tindakan.

19

Spholhock
Kondisi ruang spoelhock bersih dan rapi hanya berada
sedikit jauh dari Ruang Merak yaitu dibagian belakang
kamar ruang merak.
2; Temuan dari perawat
- Penggunaan tempat dan pengolahan sampah
Berdasarkan hasil observasi pada saat dinas
penggunaan dan penempatan tempat sampah diRuang Merak
sudah tepat. Tempat sampah dibagi menjadi 2, yaitu sampah
medis dan sampah non medis. Semua tong sampah
menggunakan sistem buka injak kaki. Untuk limbah jarum
atau sampah tajam dipisahkan dengan menggunakan tong
-

sampah khusus jarum (safety box) pada ruang tindakan.


Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 03 Mei
2016, disetiap ruangan kamar pasien baik itu kelas II dan
kelas III tidak ada tempat sampah medis karena menurut
perawat ini adalah kebijakan dari PPI, pasien tidak bisa
memilah sampah sampah medis dan sampah non medis,
sehingga perawat di ruangan pada saat menerima pasien baru
tidak melakukan edukasi tentang manajemen pemilahan
sampah medis dan non medis.
Leaflet
Leaflet merupakan sumber informasi dan pengetahuan
bagi pasien, keluarga, dan pengunjung pasien. Leaflet dapat
dibaca oleh keluarga dan pangunjung pasien pada saat
menjenguk pasien. Penempatan leaflet seharusnya berada
pada tempat yang dapat terlihat oleh keluarga maupun
pengunjung pasien.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 03- 07 Mei 2016
didapatkan sudah maksimalnya penggunaan leaflet di Ruang
Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung. Hal ini ditunjukkan
sudah banyak leaflet yang tersedia dan penepatan yang sudah
strategis yaitu diatas Nurse Station didepan pintu masuk
sehingga pasien dan keluarga dapat mengetahui tempat
leaflet.

20

Spoel Hock
Terdapat ruangan spoel hock untuk menyimpan laken
kotor dan menyimpan alat-alat untuk mengepel lantai.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 03- 07 Mei 2016
pada Ruang Merak penggunaan spoel hock sudah maksimal
namun untuk letaknya saja yang sedikit jauh dari ruangan.

Kotak saran
Dalam memberikan kritik dan saran kepada pelayanan
RSAU dr. M. Salamun khususnya Ruang Merak, belum
disediakan kotak saran.

Jam Dinding
Berdasarkan observasi dan wawancara tanggal 03- Mei
2016 di setiap kamar pasien Ruang Merak sudah terdapat jam
dinding, sehingga keluarga pasien tidak kesulitan untuk
melihat jam dinding, serta di ruang nurse station sudah
terdapat jam dinding 1 buah.

Tempat Linen
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Ruang
Merak terdapat tempat penyimpanan linen, yaitu di dalam
kamar setelah Dispensing. Setiap pagi ada petugas yang
memberikan linen dan selimut bersih, namun dari hasil
pengamatan tanggal 03 Mei didapatkan linen dan selimut
bersih tidak langsung disimpan di dalam lemari hanya
disimpan diatas lemari kecil.

c; Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Method)


1; Penerapan MPKP

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan


keperawatan kepada pasien. Mc Laughin, Thomas, dan Barterm

21

(1995) mengidentifikasi delapan model pemberian asuhan


keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah sakit
adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi
pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut
yang diterapkan. Tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai
upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan
keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana
dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.
Di RSAU dr. M. Salamun ruang merak menggunakan
metode tim, mtode tim ini menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu.
Kelebihannya :
a; Memungkinkan
pelayanan
keperawatan
yang
menyeluruh.
b; Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c; Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim.
Kelemahan : komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode tim :
a; Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
mengguanakan berbagai teknik kepemimpinan.
b; Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana keperawatan terjami.
c; Anggota tim harus mengahrgai kepemimpinan ketua
tim.

22

d; Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim

a;
b;
c;
d;
e;
a;

akan berhasil bila didukung oleh kepala ruangan.


Tanggung jawab anggota tim :
Memberikan asuhan keparawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya.
Kerja sama dengan anggota tim dan evaluasi
Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
Mengembangkan kemampuan anggota
Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab kepala ruang :
Perencanaan :

Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di


ruangan masing-masing.
Mengikuti serah terima pasien sif sebelumnya.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien:
gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama
ketua tim.
Mengidentifikasi
jumlah
perawat
yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan
pasien
bersama
ketua
tim,
mengatur
penugasan/penjadwalan.
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
Mengikuti visit dokter untuk mengetahui
kondisi, patfisiologi, tindakan medis yang
dilakukan,
program
pengobatan,
dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang aka dilakukan terhadap pasien.
Mengatur
dan
mengendalikan
asuhan
keperawatan, termasuk kegiatan membimbing
penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan
masalah,
serta
memberikan
informasi kepada pasien atau keluarga pasien
yang baru masuk.

23

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan


latihan diri.
Membantu
membimbing
peserta
didik
keperawatan.
Menjaga terwujudnya visi da misi keperawatan
dan rumah sakit.
b; Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan
Merumuskan tujuan metode penugasan
Membuat rincian kendali, kepala ruangan
membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat.

Mengatur
dan
mengendalikan
tenaga
keperawatan: membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat
praktik.
Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak
berada di tempat kepada ketua tim.
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi pasien.
Mengatur penugasan jadwal pos dan prakarya.
Identifikasi masaalah dan cara penanganannya.
c; Pengarahan:
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim.
Memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik.
Memberi
motivasi
dalam
peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep pasien.
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan.

24

Membimbing bawahan yang mengalami


kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
Meningatkan kolaborasi dengan anggota tim
lain.
d; Pengawasan :
Melalui
komunikasi : mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun
pelaksana
mengenai
asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Melalui supervisi:
i;
Pengawasan langsung dilakukan dengan
cara inspeksi, mengamati sendiri, atau

ii;

iii;
iv;

v;

melalui laporan langsung secara lisan,


dan
memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu
juga.
Pengawasan tidak langsung, yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim;
membaca dan dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan
(didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan
dengan
rencana
keperawaan yang telah disusun bersama
ketua tim.
Audit keperawatan.

25

Kepala
Ruangan

Ketua tim

Ketua tim

Ketua tim

anggota

anggota

anggota

Pasien/klien

Pasien/klien

Pasien/klien

Sistem pemberian asuhan keperawatan Team Nursing


(marquis dan Huston, 1998:138)
Berdasarkan hasil wawancara 04 Mei 2016, Ruang rawat
inap Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung menggunakan
metode MPKP (Model Praktik Pelayanan Profesional) yaitu
metode tim.
Pasien baru diterima dan dikaji oleh perawat pelaksana
yang ada di Ruang Merak, kemudian asuhan keperawatan
dilakukan oleh perawat pelaksana juga saat berdinas untuk
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan. Di
Ruang Merak pre dan post conference dan timbang terima
dipimpin oleh ... Ruang Merak terbagi menjadi 2 kelas yaitu
kelas II dan kelas III, dalam 1 ruangan baik itu kelas II dan kelas
III semua perawat yang bergaja ikut melakukan tindakan, jadi
mereka tidak membagi beberapa pasien untuk mereka lakukan
intervensi.
Jadi penerapan MPKP dengan metode TIM pada Ruang
Merak sudah berjalan dengan baik namun belum maksimal dalam
pembagian pasien kelolaannya. Kejelasan antara tugas kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana sudah sesuai dengan
uraian tugas yang sudah ada pada ruangan. Namun pada Ruang
Merak rasio antara ketua tim dengan jumlah pasien tidak sesuai.
2; Timbang terima

Handover/ Timbang terima memiliki beberapa istilah lain yaitu


overhand dan reportnursing. Dalam Bahasa Indonesia handover
26

dikenal dengan istilah operan, serah terima, dan timbang terima.


Operan merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Menurut AMA (2006), operan merupakan pengalihan
tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk beberapa atau
semua aspek perawatan pasien, atau sekelompok pasien, kepada
orang lain atau sekelompok profesional secara sementara atau
permanen. Operan merupakan komunikasi pada saat perawat
melakukan pergantian shift, dan memiliki tujuan yang spesifik
yaitu mengkomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada
asuhan keperawatan sebelumnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di
Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung pada tanggal 0307 Mei 2016 timbang terima dilakukan pada setiap pergantian,
pada shift malam ke shift pagi, shift pagi ke shift sore serta shift
sore ke shift malam dilakukan timbang terima dengan metode bed
side yaitu operan langsung ke pasien dengan cara berkeliling.
Setiap timbang terima yang dilakukan ke bed pasien pada pagi
hari dan di ikuti oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana. Sebelum dilakukan timbang terima ke bed pasien pre
conference dilakukan di nurse station. Setiap operan shift jaga
semua perawat mengikuti dan cara penyampaian sudah dilakukan
dengan baik meliputi isi timbang terima (masalah keperawatan
pasien, dan dilakukan secara lisan dan didokumentasikan).
3; Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara dengan CI ruangan pada tanggal 04
Mei 2016 menyatakan ronde keperawatan jarang dilakukan hanya
dilakukan jika ada pasien yang benar-benar membutuhkan untuk
dirondekan.
4; Pengelolaan sentralisasi obat
Dari hasil observasi yang dilakukan di Ruang Merak RSAU
dr. M. Salamun Bandung tempat penyimpanan obat berada di
ruang Dispensing. Obat pasien tersimpan rapi dalam lemari
khusus obat. Mekanisme perolehan obat diawali dengan :
pemberian resep dari dokter pasien/keluarga mengkopi resep dan

27

diserahkan kepada depo rawat inap kemudian obat diambil oleh


perawat ruangan dari depo farmasi.
5; Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dinilai menggunakan panduan
asuhan keperawatan menurut departemen kesehatan RI 2005,
dalam hal ini setiap item diberi nilai dengan ketentuan sebagai
berikut :
a; Pengkajian
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
Data dikelompokan (bio-psiko-sosio-spiritual)
Data dikaji sejak pasien masuk sampai pasien pulang.
Masaalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
b;

c;

d;

e;

kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.


Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES
Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial
Perencaan
Berdasarkan diagnosa kepeawatan
Disusun menurut urutan prioritas
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek,
perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu.
Rencana
tindakan
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga
Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim
kesehatan lain.
Tindakan
Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan
Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan
Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas
Evaluasi

28

Evaluasi mengacu pada tujuan


Hasil evaluasi dicatat
f; Catatan asuhan keperawatan
Menulis pada format yang baku
Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan
Pencatatan dilakukan sesuai dengan jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan.
Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Tabel 2.4 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan


Keperawatan : Pengkajian Keperawatan
Kode
Berkas
Rekam
Medik

Mencatat data
sesuai format

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

Aspek Yang Dinilai


Total Nilai
Mengelompokan
Data dikaji sejak Masalah dirumuskan
data sesuai kriteria
pasien masuk
berdasarkan
sampai pulang
kesenjangan yang
ditemukan
20
25
25
95
25
25
25
100
25
25
25
100
25
25
25
100
15
25
25
90
25
25
25
100
25
25
15
90
25
25
15
90
25
25
25
100
25
25
25
100
25
25
25
100
25
25
25
100
25
25
25
100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
pengkajian didapatkan hasil total 97,3 %.

29

Tabel 2.5 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan


Keperawatan : Diagnosa Keperawatan
Kode
Aspek Yang Dinilai
Berkas Ditulis dengan Berdasarkan masalah Mencerminkan
Rekam
jelas
yang dirumuskan
PE/PES
Medik
1
25
25
25
2
25
25
25
3
25
25
25
4
25
25
25
5
25
25
25
6
25
25
25
7
25
25
25
8
25
25
25
9
25
25
25
10
25
25
25
11
25
25
25
12
25
25
25
13
25
25
25

Total Nilai
Merumuskan diagnosa
potensial/aktual/resiko
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
Diagnosa didapatkan hasil total 100%

Tabel 2.6 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan


Keperawatan : Rencana Tindakan Keperawatan
Kode
Aspek Yang Dinilai
Berkas
Rekam Berdasarkan Disusun
Rumusan
Rencana
Rencana
Rencana
Medik
diagnosa
menurut
tujuan
tindakan
tindakan
tindakan
keperawatan prioritas mengandung mengacu pada menggambarka menggambarka
komponen
tujuan dan n keterlibatan n keterlibatan
subjektif dan
kalimat
pasien dan
kerjasaa tim
objektif
perintah,
keluarga
kesehatan
terinci dan
lainnya
jelas
1
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
2
16,6
16,6
10
16,6
16,6
16,6
3
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

30

Total
Nilai

100
93
100

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

16,6
10
10
16,6
10
16,6
16,6
10
16,6
16,6

16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6
16,6

100
93
93
100
93
100
100
93
100
100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
Intervensi didapatkan hasil total 97,3%
Tabel 2.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan
Keperawatan : Tindakan Keperawatan
Kode
Berkas
Rekam
Medik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Aspek Yang Dinilai

Total
Nilai

Tindakan
Disusun menurut Rumusan tujuan
Rencana tindakan
dilaksanakan
prioritas
mengandung
mengacu pada tujuan
mengacu pada
komponen objektif dengan kalimat perintah,
rencana keperawatan
dan subjektif
terinci dan jelas
25
25
15
25
25
25
15
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
15
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
15
25

90
90
100
100
100
100
90
100
100
100
100
100
90

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
Implementasi didapatkan hasil total 96,63 %
Tabel 2.8 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan
Keperawatan : Evaluasi Keperawatan
Kode Berkas
Rekam Medik

Aspek Yang Dinilai


Evaluasi mengacu pada tujuan
Hasil evaluasi dicatat

31

Total Nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

50
35
50
50
50
50
35
50
35
35
50
50
50

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

100
85
100
100
100
100
85
100
85
85
100
100
100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
Evaluasi didapatkan hasil total 98,38%
Tabel 2.9 Rekapitulasi Nilai Hasil Dokumentasi Asuhan
Keperawatan : Catatan Asuhan Keperawatan
Kode
Aspek Yang Dinilai
Total
Berkas
Nilai
Rekam
Menulis
Pencatatan Pencatatan ditulis Setiap melakukan
Berkas catatan
Medik pada format sesuai dengan
dengan jelas,
tindakan perawat
keperawatan
yang baku tindakan yang ringkas, istilah
mencantumkan
disimpan sesuai
dilaksanakan yang baku dan
tanggal dan jam dengan ketentuan
benar
dilakukan tindakan, yang berlaku.
paraf atau nama jelas
1
20
20
20
20
20
100
2
20
20
20
20
20
100
3
20
20
20
20
20
100
4
20
20
20
20
20
100
5
20
20
20
20
20
100
6
20
20
20
20
20
100
7
20
20
20
20
20
100
8
20
20
20
20
20
100
9
20
20
20
20
20
100
10
20
20
20
20
20
100
11
20
20
20
20
20
100
12
20
20
20
20
20
100
13
20
20
20
20
20
100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 13 status


pasien sebagai sampel, diperoleh informasi bahwa dalam hal
Catatan asuhan keperawatan didapatkan hasil total 100 %

32

Jadi berdasarkan observasi yang dilakukan dengan


menggunakan instrumen pendokumentasian asuhan keperawatan
Ruang Merak RS Mata Cicendo Bandung lengkap

d; Pembiayaan (M4-Money)
1;

2;
3;
4;
5;

6;

Jenis pembiayaan :
Saat observasi data dari tanggal 03- 07 Mei 2016, pembiayaan
pasien di Ruang Merak bulan Mei 2016 adalah :
JKN (PBI, Non PBI) :
orang
Umum
:
orang
Kontraktor
:
orang
Sumber Pendanaan Rumah Sakit bersal dari APBN dan BLU
Kepala ruangan tidak terlibat dalam penyusunan anggaran.
Sudah terdapat jaminan kesehatan karyawan bagi tenaga PNS dan
Non PNS (BPJS askes)
Biaya operasional Ruang Merak berasal dari rumah sakit.
Pemberian gaji dilakukan 3x setiap bulan yaitu awal bulan
pemberian gaji pokok dan uang makan serta 1x gaji jasa perawat
dan 1x gaji insentif.
Pengajuan kebutuhan ruangan tidak sepenuhnya di penuhi,
tergantung kebutuhannya.

e; Pemasaran (Marketing)

Sasaran market layanan kesehatan dan asuhan keperwatan


Ruang Merak adalah ruang perawatan kelas II dan kelas III yang
diperuntukan untuk pasien dewasa penyakit dalam wanita yang
berasal dari anggota TNI dan kelurga serta masyarakat umum, dengan
klasifikasi tipe pembayaran pasien JKN (BPJS PBI, BPJS non PBI),
kontraktor dan Umum.
1; Bed Occupation Ratio (BOR)
Berdasarkan rekapitulasi bulan Februari April 2016 di
Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung didapatkan BOR
pasien sebagai berikut :
No

Bulan

33

Jumlah Hari rawat

BOR (%)

1.

Februari 2016

2.

Maret 2016

3.

April 2016

2; Bed Turn Over (BTO)

Berdasarkan rekapitulasi bulan Februari April 2016 di


Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung didapatkan BTO
pasien sebagai berikut :
No

Bulan

1.

Februari 2016

2.

Maret 2016

3.

April 2016

Jumlah Hari rawat

BTO (%)

3; Average Lenght Of Stay (ALOS)

Berdasarkan rekapitulasi bulan Februari April 2016 di


Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung didapatkan ALOS
pasien sebagai berikut :
No

Bulan

1.

Februari 2016

2.

Maret 2016

3.

April 2016

4; Turn Over Interval (TOI)

34

Jumlah Hari rawat

ALOS (%)

Berdasarkan rekapitulasi bulan Februari April 2016 di


Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung didapatkan TOI
pasien sebagai berikut :
No

Bulan

1.

Februari 2016

2.

Maret 2016

3.

April 2016

Jumlah Hari rawat

5; Kasus ruangan

Berdasarkan hasil yang ditemukan di Ruang Merak RSAU dr. M.


Salamun Bandung tahun 2016, 5 kasus terbesar di Ruang Merak
adalah sebagai berikut:
DHF
CHF
STROKE
THYPOID
DYSPEPSIA
ANEMIA
2; Data khusus ruangan
a; Fungsi perencanaan
1; Visi Ruangan

Visi Ruang Merak mengaju kepada Visi RSAU dr. M. Salamun


Menjadi Rumah Sakit Rujukan TNI Terbaik di Jawa Barat
2; Misi Ruangan

Misi ruang Merak mengaju kepada Misi Bidang Keperawatan


RSAU dr. M. Salamun Bandung
Melaksanakan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
Meningkatkan ASKEP yang professional dan bermutu
Memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga dalam bidang
keperawatan

35

TOI (%)

Berupaya meningkatkan kemampuan personal perawat melalui


pendidikan dan pertemuan keperawatan.

3; Standar Operasional Prosedur

Dari hasil observasi tanggal 03- Mei 2016 Standar Operasional


Prosedur di Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung sudah
ada. Perawat ruang dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan SOP. Namun SOP ruangan salamun terakhir kali
diberlakukan tahun 2014 dan belum ada revisi lagi untuk SOP
ruangan merak.
4; Standar Asuhan Keperawatan

Dari hasil observasi Standar Asuhan Keperawatan di Ruang


Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung sudah ada tetapi SAK
yang ada adalah SAK yang lama dan banyak yang akan direvisi.
Berdasarkan 5 penyakit terbanyak di Ruang Merak RSAU dr. M.
Salamun Bandung yaitu DHF, CHF, Stroke ...... sudah ada SAK
nya dan saat ini perawat di ruangan sudah melaksanakan tindakan
sesuai SAK yang ada.
5; Standar kinerja

Dari hasil wawancara terhadap Kepala Ruangan di Ruang


Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung standar kinerja untuk
perawat penilaian dilakukan setiap bulan, namun setiap 1 tahun
sekali penilaian yang sudah dilakukan oleh Kepala Ruangan
dikirim lewat online untuk dikirim ke KEMENKES. Penilaian
yang dikirim ke kemenkes berperan penting untuk kenaikan
pengkat dan kenaikan gaji. Penilaian dilakukan sesuai kontrak
yang sudah disesuaikan dengan target di Ruang Rawat Inap
standarnya. Selain itu Kepala Ruangan menilai perilaku perawat.

b; Fungsi pengorganisasian
1; Struktur organisasi

36

Kepala urusan
DPJP
Ruangan
Merak
Berikut ini adalah uraian pembagian tugas untuk setiap perawat

2; Uraian tugas

Tenaga
Administra
si

TIM I

diruangan:
; Kepala Ruangan
1; Management Approach
Wakil Kepala urusan
I; Perencanaan
Ruangan Merak
Menyusun rencana : harian, bulanan, tahunan meliputi
ketenagaan, logistik, SDM dan desain tata letak ruangan,
metode asuhan keperawatan serta sarana ruangan. Clinikal
II; Pengorganisasian
Instruktur
Menyusun struktur organisasi ruangan, jadwal dinas
perawat, jadwal konferensi kasus, jadwal rapat
bulanan, jadwal supervisi, daftar alokasi pasien
Mengatur pengendalian kebersihan dan ketertiban
ruangan.
TIM II
Kelompok
Logistik
Megatur dan mengawasi pelaksanaan kebijakan yang
Pendukung
telah ditentukan direktur RS.
Megatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan
kesehatan bekerjasama dengan profesi lain.
Melaksanakan standar, prosedur, pedoman, RS dan
Yankep serta memotivasi staf dalam pelaksanaannya.
III; Pengarahan
Menjelaskan uraian tugas PP/PA,
Memimpin operan,
Memotivasi dan reinforcement,
Megatur pendelegasian,
Memberikan informasi,
Melakukan supervisi.
IV;

Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu dan melaksanakan
tindak lanjut.
Melakukan audit dokumen, survey kepuasaan
pelanggan, survey masalah kesehatan.

37

Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan


logistik keperawatan.
Mengawasi pelaksanaan pencatatan dan pelaporan.
Menyusun laporan bulanan dan tahunan berkoordinasi
dengan bidang keperawatan.
2; Compensatory Reward
a; Melaksanakan program orientasi perawat baru /
mahasiswa.
b; Melakukan
penilaian
kinerja
PP/Ka.Tim
dan
PA/Pelaksana (DP3).
c; Melakukan pembinaan terhadap PP/Ka.Tim dan
PA/Pelaksana (DP3).
d; Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf.
3; Profesional Relationship
a; Memimpin rapat ruangan
b; Memimpin konferensi kasus
c; Melakukan rapat dengan bidang keperawatan / instalasi /

bid / bagian lain di PMN RS. Mata Cicendo Bandung.


d; Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
e; Bekerjasama
dalam
menciptakan
lingkungan
keperawatan yang kondusif.
f; Bekerjasama dengan CI dalam bimbingan pada
mahasiswa.
4; Patient Care Delivery
a; Mengelola asuhan keperawatan diruangan
b; Melaksanakan program orientasi pasien / keluarga
c; Membimbing staf melaksanakan asuhan keperawatan.
;

Perawat Primer
1; Management Approach
a; Perencanaan
Menyusun rencana : harian, bulanan.
b; Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana

38

c; Pengarahan

Menjelaskan uraian tugas PP/PA,


Memimpin pre / post conference, memotivasi timnya,
mengatur pendelegasian dalam timnya, melakukan
supervisi kepada anggotanya.
d; Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien yang dilakukan oleh anggotanya, melakukan
bimbingan dan evaluasi asuhan keperawatan dan
membuat catatan perkembangan tiap hari / sesuai
tujuan, memberikan umpan balik pada anggotanya.
2; Compensatory Reward

Melakukan penilaian kinerja PA/Pelaksana (DP3).


3; Profesional Relationship
a; Memimpin konferensi kasus
b; Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.
4; Patient Care Delivery
a; Melakukan kontrak dengan klien / keluarga pada awal
masuk ruangan.
b; Melakukan orentasi pasien baru / keluarganya.
c; Melakukan pengkajian pasien baru , melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan PJ Shift pada sore,
malam atau hari libur.
d; Menetapkan rencana asuhan keperawatan
e; Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
pasien..
f; Memberikan pendidikan kesehataan kepada pasien /
keluarga.
g; Membuat perencanaan pasien pualang.
;

Perawat Pelaksana
1; Management Approach
a; Perencanaan
Menyusun rencana harian
b; Pengorganisasian

39

Melaksanakan kegiatan sesuai skala prioritas


Mengikuti dan aktif dalam rapat rutin bulanan
Mengikuti dan aktif dalam pre / post conference
Mengikuti dan aktif dalam konferensi kasus
Mengikuti pengembangan sesuai tugas
Memelihara kerapihan dan kelengkapan status klien
Mengkomunikasikan kepada PP / KA tim bila
menemukan masalah asuhan keperawatan
Membantu tim lain bila diperlukan
c; Pengendalian
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya.

Melakukan inventarisasi fasilitas terkait pelaksanaan


asuhan keperawatan yang telah dilakukan
Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
di paraf.
2; Patient Care Delivery
a; Membina hubungan terapeutik dengan pasien atau
keluarga.
b; Menerima pasien baru dan memberikan informasi
berdasarkan panduan jika K.Tim tidak ada / atas
delegasi dari K.Tim.
c; Melakukan pengkajian data fokus pasien baru pada
saaat PP atau K.Tim tidak ada
d; Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
yang telah ditetapkan K.Tim
e; Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, Lab,
Pengobatan, dll.
f; Mengikuti Visite dokter bila PP / K.Tim tidak ada
g; Berperan setra dalam memberikan dan melaksanakan
pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga.
Hasil observasi dan wawancara dengan perawat
primer pada tanggal 01 April 2016 bahwa Ruang Merak
menggunakan menggunakan model keperawatan dengan

40

metode primer, namun pada kenyataan diruang dengan


Cempaka dengan 3 kamar besar hanya ada 1 perawat
pimer. Sehingga rasio perawat dengan jumlah pasien tidak
sesuai.
3; Pangaturan jadwal dinas

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan CI


ruangan pada tanggal 04 Mei 2016 bahwa terdapat pengaturan
jadwal dinas di Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun Bandung
mulai dari hari senin sampai dengan hari minggu. Untuk jumlah
perawat yang berdinas di pagi hari mulai dari hari senin sampai
hari jumat berjumlah 6 orang terdiri 1 orang Kepala Ruangan, 1
orang wakil kepala ruangan, 1 orang ketua Tim (CI) dan 3 Orang
Perawat Pelaksana/Asosiet, kemudian perawat yang berdinas siang
mulai dari hari senin sampai dengan hari minggu berjumlah 2
orang yang terdiri dari ketua tim dan Perawat Pelaksana/Asosiet,
serta perawat yang dinas malam mulai dari hari senin sampai
dengan hari minggu berjumlah 2 orang yang terdiri dari ketua tim
dan perawat pelaksana/asosiet. Dan jumlah perawat yang berdinas
di hari sabtu dan minggu berdasarkan kebijakan rumah sakit
terdapat 2 orang Perawat pada dinas pagi.
Jadi pengaturan jadwal dinas untuk ruangan Merak
disesuaikan dengan jumlah pasien yang ada diruangan, dimana
pada hari kerja (senin-jumat) jumlah pasien lebih banyak diirawat
pada ruangan dan ditambah dengan pasien day care dibandingkan
pada hari libur (sabtu-minggu) pasien yang dirawat lebih sedikit.
4; Pengaturan daftar pasien

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada CI


ruangan bahwa untuk pengaturan daftar pasien yang akan dirawat
di ruang rawat inap Merak yaitu hanya menerima pasien dari jalur
IGD dan poli Klinik. Dari IGD/Poli Klinik aka menelpon ruangan
apakah ada tempat kosong atau tidak, jika ruangan penuh biasanya
pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain.
5; Pengorganisasian perawatan pasien
41

Dari hasil observasi di Ruang Merak RSAU dr. M. Salamun


Bandung setiap pasien yang membutuhkan bantuan perawat
dilakukan dengan keluarga memanggil perawat ke uangan nurse
station atau jika perawat sedang lewat kekamar pasien.

6; Sistem Perhitungan Tenaga.

Berikut ini adalah tabel perhitungan tenaga perawat di


Ruang Merak berdasarkan observasi tanggal 03- Mei 2016 dari
Metode perhitungan tenaga perawat menurut Douglas :
Tabel 2.10 Tabel perhitungan tenaga perawat
No
4.

Matode
Douglas

TP(Tenaga
Perawat)
6

Kesimpulan
Kebutuhan

tenaga

perawat

sudah

mencukupi
a; Analisa Beban Kerja

Analisa gambaran beban kerja dilakukan dengan cara


membandingkan persentase waktu pelaksanaan kegiatan
produktif dan waktu pelaksanaan kegiatan non produktif yang
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu (Ilyas, 2004):
Beban kerja tinggi bila persentase waktu pelaksanaan
kegiatan produktif melebihi waktu kerja produktif yang
optimum yaitu lebih dari 80% dari seluruh waktu
kegiatan yang dilakukan perawat.
Beban kerja optimum bila persentase waktu pelaksanaan
kegiatan produktif berkisar 80%.
Beban kerja ringan bila persentase waktu pelaksanaan
kegiatan produktifnya < 80% dari seluruh waktu
kegiatan yang dilakukan perawat.
Tabel. 2.11 Distribusi Penggunaan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Perawat Berdasarkan Kategori Jenis

42

Kegiatan Berdasarkan Shift


(Senin-Jumat)
No.

di hari kerja

Kategori

Shift
Pagi (menit) Siang (menit)

Malam
(menit)

1.

Kep. Langsung

169

144

60

2.

Kep. Tidak Langsung

205

198

99

3.

Kegiatan Pribadi

34

76

266

Total

408

418

425

32,1

32,6

Berdasarkan perhitungan beban kerja diatas dapat


disimpulkan bahwa di Ruang Merak sebagai berikut:

Pada shift pagi jumlah beban kerja produktif perawat


adalah 374 (91,6%) jadi beban kerja perawat kerja
tinggi.
Pada shift siang jumlah beban kerja produktif perawat
adalah 342 menit (81,81 %), jadi beban kerja perawat
kerja tinggi.
Pada shift malam jumlah beban kerja produktif perawat
adalah 158 menit (37,26 %), jadi beban kerja perawat
kerja ringan.
Tabel 2.12 Distribusi Penggunaan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Perawat Berdasarkan Kategori Jenis Kegiatan
Berdasarkan Shift di hari Libur ( Sabtu/Minggu)
No.

Kategori

Shift
Pagi

Siang

1.

Kep. Langsung

86

41

2.

Kep. Tidak Langsung

182

278

3.

Kegiatan pribadi

101

61

Total

369

380

43

Malam

(72,62%)

(83,94%)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pada Shift Pagi jumlah beban kerja produktif perawat


adalah 268 menit (72,62 %), jadi beban kerja perawat
ringan.
Pada Shift siang jumlah beban kerja produktif yaitu 319
(83,94%) jadi beban kerja perawat kerja tinggi.

Dari kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


beban kerja perawat dengan jumlah perawat yang berdinas
pada hari kerja dan hari libur terdapat perbedaan antara
shift siang hari kerja adalah 342 menit (81,81 %) dengan
shift hari libur kerja produktif yaitu 319 (83,94%). Hal ini
menunjukan bahwa pengaturan jadwal untuk 1 perawat
pada shift siang di hari libur kurang efektif kerena beban
kerja perawat tetap tinggi.
c; Fungsi pengarahan
1; Operan
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di
Ruang Merak pada tanggal 03- Mei 2016 operan selalu dilakukan
pada setiap pergantian shift. Pada shift malam ke shift pagi
dilakukan operan dengan metode bed side yaitu operan yang
dilakukan pada nurse station dan melakukan operan ke bed pasien.
Pada operan shift pagi diikuti oleh kepala ruangan, ketua
tim, dan perawat pelaksana yang dipimpin oleh ketua tim dan cara
penyampaian timbang terima, meliputi: isi timbang terima (ketua
tim malam menyampaikan hasil intervensi kepada ketua tim
pagi,timbang trima dilakukan secara lisan dan didokumentasikan).
Untuk operan shif siang dan shift malam pun sama seperti shif
pagi namun hanya diikuti oleh perawat pelaksana, dan
pelaksanaan operan sudah didokumentasikan dalam buku khusus
untuk operan.
2; Pre dan post conference

Dari hasil obeservasi dan wawancara dengan CI Ruangan


Merak pada tanggal 04 Mei 2016, pre dan post confrence sudah
dilakukan hanya belum optimal karena pada saat yang bersamaan
juga terjadi visite dokter, ada pasien masuk/pulang sehingga
seringkali tidak dilaksanakan.

44

3; Motivasi kepada perawat

Dari hasil wawancara dengan CI Ruangan Merak tanggal


04 Mei 2016. Menurut CI, Kepala Ruangan selalu memberikan
motivasi kepada semua perawat yang ada di Ruang Merak untuk
melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebijakan
yang telah ditentukan dari rumah sakit.
4; Pendelegasian

Menurut Marquis dan Huston tahun 1998 dalam buku


Nursalam (2011) menyatakan bahwa pendelegasian dapat
diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain
atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada
seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Pendelegasian atau pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien
oleh perawat tidak mudah dilakukan karena menyangkut
pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan
tugas yang diemban.
Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan
antara tiga komponen utama yaitu tanggungjawab, kemampuan
dan wewenang. Tanggungjawab adalah suatu rasa tanggungjawab
terhadap penerimaan suatu tugas. Kemampuan adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas yang didelegasikan.
Wewenang adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi
untuk mengambil sesuatu keputusan terhadap tugas yang
dilimpahkan (Nursalam, 2011).
Dari hasil wawancara dengan CI Ruangan Merak tanggal
04 Mei 2016, kepala ruangan saat ini menjabat juga sebagai
penganti dari Kepala Instalasi Rawat Inap yang sedang cuti
melahirkan. Sehingga diruangan pendelegasian diberikan kepada
perawat primer untuk untuk melakukan tugas yang harus
dilakukan oleh kepala ruangan saat kepala ruangan tidak berada
diruangan dan pendelegasian biasanya dilakukan secara lisan saja.
Kepala ruangan mendelegasikan kepada wakil kepala
ruangan untuk melakukan tugas kepala ruangan saat kepala
ruangan tidak berada ruangan dan hanya mendelegasikan kepada
wakil kepala ruangan untuk mengemban tugas diruangan. Kepala
ruangan tidak pernah mendelegasikan kepada semua perawat
diruangan untuk melakukan tugas diluar ruangan seperti rapat,
dinas luar yang berhubungan dengan tugas kepala ruangan. Kepala
ruangan hanya mendelegasikan tugas untuk perawat ruangan
untuk tugas ruangan saja. Wakil kepala ruangan saat diruangan
mendelegasikan tugas kepada ketua tim dan perawat pelaksana
hanya untuk melakukan ashuan keperawatan untuk setiap pasien
yang pada saat dinas tidak dapat dilakukan oleh wakil kepala

45

ruangan seperti pada saat melakukan tugas yang didelegasikan


oleh kepala ruangan.
5; Supervisi

Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan


(directing) dalam fungsi manajemen sebagai cara efektif untuk
mencapai tujuan di suatu tatanan pelayanan di rumah sakit
termasuk tatanan pelayanan keperawatan. Untuk mengelola
pelayanan keperawatan termasuk tenaga keperawatan dibutuhkan
kemampuan ilmu manajemen dari seorang pimpinan perawatan.
Supervisi
keperawatan
merupakan
proses
berkesinambungan untuk peningkatan kemampuan dan merupakan
tindakan melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh
atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apakah ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk
atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Supervisi
perlu di rencanakan oleh atasan keperawatan dalam memberikan
arahan, melatih, mengamati dan menilai kerja perawat. Supervisi
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Yang
termasuk supervisor keperawatan adalah: Kepala ruangan,
pengawas keperawatan (kepala instalasi), kepala seksi, dan bidang
keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan tanggal 28-30
Maret 2016, Kepala Ruangan mengatakan bahwa supervisi untuk
perawat diruangan biasanya dilakukan 2 minggu sekali oleh
kepala ruangan, namun dalam 2 bulan terakhir ini supervisi untuk
perawat yang ada diruangan dilakukan sebulan sekali karena saat
ini kepala ruangan memegang dua jabatan, yaitu sebagai kepala
ruangan Ruang Merak dan kepala instalasi rawat inap,karena
kepala instalasi rawat inap sedang cuti melahirkan.
Untuk supervisi secara keseluruhan untuk ruang rawat inap
biasanya dilakukan oleh setiap ruangan dengan jadwal yang sudah
dibuat oleh ruangan. Supervisi dilakukan oleh perawat pelaksana
atau primer yang sedang bertugas untuk setiap shift dinas. Petugas
atau perawat yang melakukan supervisi untuk ruangan biasanya
dilakukan dengan cara keliling kesetiap ruangan atau menanyakan
kesetiap ruangan melalui via telepon kemudian hasil supervisi
yang dilakukan oleh perawat dilaporkan kebagian terkait.
Jadi, supervisi keseluruhan ruang rawat inap di RS Mata
Cicendo Bandung dilakukan dengan cara tidak langsung dimana
manejer keperawatan mendelegasikan kepada staf diruangan untuk
melakukan supervisi untuk setiap ruangan. Untuk setiap staf
perawat yang sudah dijadwalkan oleh ruangan masing-masing
untuk melakukan tugas menjadi supervisi untuk ruangan setiap
dan menjalankan dinas pada ruangannya. Untuk setiap staf yang
menjalankan tugas supervisi bertanggung jawab memberikan

46

laporan kepada perawat manajer sehingga tidak ada alasan yang


dapat menghalangi penyelesaian tugas tersebut.
6; Ronde keperawatan

Dari hasil wawancara dengan CI Ruangan pada tanggal 04


Mei 2016 menyatakan ronde keperawatan jarang dilakukan, hanya
dilakukan jika ada pasien yang benar-benar membutuhkan ronde
keperawatan
d; Fungsi pengendalian
1; Indikator mutu

Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait


dengan struktur, proses dan outcome system pelayanan RS
tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan
dan tingkat efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumen, instrument, audit (EDIA).
a; Aspek struktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah
RS yang meliputi M1 (tenaga), M2 (sarana prasarana), M3
(metode asuhan keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran)
dan lainnya. Kualitas struktur RS diukur dara tingkat
kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari masingmasing komponen struktur.
b; Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga
profesi lain yang mengadakan interaksi secara professional
dengan pasien. Interaksi ini diukur antaralain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis,
rencana tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan
penyakit, dan prosedur pengobatan.
c; Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan
tenaga profesi lain terhadap pasien.

Indikator mutu Ruang Merak Rumah Sakit Mata Cicendo


Bandung pada bulan februari tahun 2016 dapat dilihat dari data
sebagai berikut:
Infeksi luka operasi bulan Februari 2016 di Ruang Merak RS
Mata Cicendo Bandung tidak ada
Kejadian infeksi nosokomial bulan Februari 2016 di Ruang
Merak RS Mata Cicendo Bandung tidak ada
Plebitis karena infus bulan Februari 2016 di Ruang Merak RS
Mata Cicendo Bandung tidak ada.
Kejadian dekubitus bulan Februari 2016 di Ruang Merak RS
Mata Cicendo Bandung tidak ada.

47

2;

3;

KTD jatuh dari tempat tidur bulan Februari 2016 di Ruang


Merak RS Mata Cicendo Bandung tidak ada.
Angka kesalahan pemberian obat bulan Februari 2016 di Ruang
Merak RS Mata Cicendo Bandung tidak ada.
Patient safety
- Semua tempat tidur pasien sudah mempunyai bed plang.
- Sudah terdapat format untuk penilaian pasien jatuh di buku
status pasien
- Semua pasien sudah memakai gelang identitas yang sesuai
dengan ketentuan dari kebijakan rumah sakit.
Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan instrumen pendokumentasian keperawatan yang
dibuat oleh pengkaji didapatkan data :
Pengkajian didapatkan hasil total 97,3 %.
Diagnosa didapatkan hasil total 100%
Intervensi didapatkan hasil total 97,3%
Implementasi didapatkan hasil total 96,63 %
Evaluasi didapatkan hasil total 98,38%
Catatan asuhan keperawatan didapatkan hasil total 100%
Jadi berdasarkan observasi yang dilakukan dengan
menggunakan instrumen pendokumentasian keperawatan Ruang
Merak RS Mata Cicendo Bandung lengkap.
Survey kepuasan
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien yang diberikan
terhadap 12 pasien pada tanggal 30 Maret-1 April 2016 didapatkan
data pasien merasa puas dengan presentasi 79,50 %.

48

C; Analisa SWOT
2; Analisa SWOT

No
1.

Analisis SWOT

Bobot

Kekuatan (S)
M1 (Man / ketenagaan)
1 Jenis ketenagaan di ruangan:
0,05
Profesi Ners = 2 orang
S1 Keperawatan = 3 orang
2 Perawat sudah mengikuti
pelatihan /0,05
seminar
0,03
3 Terdapat Prakarya diruangan
0,03
4 Terdapat 1 orang POS yang mengerjakan
tugas non medis di ruangan
M2 (sarana dan prasarana)
Kekuatan (S)
1 Sarana dan prasarana untuk pasien dan0,05
tenaga kesehatan sudah sesuai standar
2 Tersedianya nurse station
0,04
3 Ada id card penunggu pasien
0,02
4 Tersedianya pengharum ruangan pada0,02
setiap ruangan.
5 Tersedianya AC di dalam ruangan pasien 0,02
M3 (Methode)
Menerapkan SP2KP sejak September 2015 0,20
Terdapat Standar Asuhan Keperawatan 5 0,04
kasus tertinggi
3 Tindakan sudah memiliki Satuan
0,04
Operasional Prosedur
4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan 0,09
lengkap
1
2

M4 (Money)
Kekuatan (S)
1 Aggaran tersentral dari Rumah Sakit

0,04

M5 (market)
BOR, TOI, BTO dan ALOS Ideal
0,10
Tidak ditemukan infeksi pada bulan0,10
februari 2016
3 79,50 % pasien mengatakan cukup puas0,05
dengan pelayanan RS
4 Perawat sudah memakai APD (masker, 0,03
handscoon, dan barack shoot) saat tindakan
1
2

49

Rating

Bobot x rating

0,15

3
3
3

0,15
0,09
0,09

0,15

3
2
2

0,12
0,04
0,04

0,06

3
3

0,60
0,12

0,12

0,36

0,12

3
3

0,30
0,30

0,15

0,09

ke pasien.
Total
No
2.

1
Analisis SWOT

Bobot

Kelemahan (W)
M1 (Man / ketenagaan)
1 Jumlah perawat primer hanya ada 1 orang

0,15

M2 (sarana dan prasarana)


1 Spoel hock masih gabung dengan Ruang0,12
Dahlia
2 Ukuran tempat sampah diruang tindakan0,12
kurang mencukupi
3 Tempat laefleat dan kotak saran tidak0,10
strategis
4 Tidak ada jam dinding di kamar pasien
0,09
5 Tidak ada ruangan Ka. Ruangan
0,12
6 Tempat penyimpanan linen terlalu jauh
0,07
M3 (Method)
1 Pre dan Post Conference pelaksanaanya
belum optimal.
2 Shift siang dan malam hari libur hanya 1
perawat

Rating

3,05
Bobot x rating

0,60

0,36

0,24

0,20

2
3
3

0,18
0,36
0,21

0,05

0,07

0,04

0,12

1; Ruang perawatan anak masih disatukan0,07

0,21

M4 (Money)
Anggaran tersentral dari Rumah Sakit

0,15
0,21

M5 (market)
dengan dewasa
Total
No
3.

1
Analisis SWOT

2,84
Bobot

Peluang (O)
M1 (Man / ketenagaan)
1 RS memberikan kebijakan untuk memberi
kesempatan tugas belajar dan pelatihan0,10
bagi perawat ruangan
2 Dari
bidang
keperawatan
sudah
merencanakan dalam jangka waktu 5 tahun0,12
kedepan
perawat
sudah
mengikuti
pelatihan Mahir Mata
3 Adanya petugas lain yang membantu

50

Rating

Bobot x rating

0,30
3
0,36
3
0,18

pekerjaan non medis diruangan.


0,06
Adanya kebijakan pemerintah tentang
profesionalisme perawat.
0,09
M2 (sarana dan prasarana)
1 Adanya kesempatan untuk penggantian0,15
alat-alat yang tidak layak pakai
2 Adanya mahasiswa Ners yang praktek0,12
manajemen keperawatan di Ruang Merak.

0,18

2
3

0,45

0,24

0,27

0,30

0,27

0,16

M3 (Methode)
1; Kepercayaan dari pasien dan masyarakat0,09

cukup baik
M4 (Money)
1; Sebagian besar pasien di Ruang Merak0,10
melakukan pembayaran melalui BPJS
2; Setiap Perawat diberian remunirasi sesuai0,09
dengan indikator kinerja individual
M5 (market)
0,08
Kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran
perawat
Total Peluang (O)
1

No
4.

Analisis SWOT

2,71

Bobot

Ancaman (T)
M1 (Man / ketenagaan)
1 Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
0,10
pelayanan profesional
2 Kebijakan pemerintah tentang BPJS.
3 Adanya pertanggung jawaban legalitas0,08
0,09
bagi pasien
M2 (sarana dan prasarana)
Adanya tuntutan yang tinggi dari0,09
masyarakat untuk melengkapi sarana dan
prasarana

M3 (Methode)
dan tanggung jawab untuk0,09
peningkatan profesionalisme keperawatan.
2; RS Mata Cicendo sedang mempersiapkan0,20
1; Tuntutan

51

Rating

Bobot x rating

0,30

3
3

0,24
0,27

0,27

0,27

0,60

untuk JCI
M4 (Money)
1; Pengajuan

kebutuhan
sepenuhnya terpenuhi.

ruangan

tidak0,15

0,45

0,60

M5 (market)
0,20
Masyarakat Ekonomi Asian sudah berlaku
per 1 Januari 2016
Total
1

3,0

Scoring Analisis SWOT

No

SWOT

Nilai
EFE

1.

Kekuatan (S)

3,05

2.

Kelemahan (W)

2,84

3.

Peluang (O)

2,71

4.

Ancaman (T)

3,0

IFE

IFE :3,05-2,84 = 0,21

IFE : 2,71 -3,0 = -0,29

MATRIKS SPACE

O(Opportun
ity)

4
3
2
1

-2

-5
-1

-4

-2,84

2,7
1

0,21
-3

3,0
5
1

4
52

2
5

S
(Strengt
3

W
(Weaknes
s)

0,2

-1
-2
-3
-4

- 3,0

T
(Threat)

-5

53

D; Identifikasi Masalah

Berdasarkan matriks space identifikasi masalah dari hasil analisa SWOT


dalam manajemen keperawatan (meliputi Man, Money, Material, Methode,
dan Marketing) di ruang rawat inap Cempaka RS Mata Cicendo Bandung
(2016) berada dikuadran II (diversifikasi) artinya meskipun menghadapi
berbagai ancaman yaitu RS Mata Cicendo sedang mempersiapkan untuk JCI
dan Persaingan tenaga kerja akan semakin ketat setelah di berlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Ruangan Cempaka meiliki kekuatan dari segi
internal. Selain itu ada beberapa kekurangan atau masalah yang harus
diperbaiki diantaranya :
Meskipun sudah menerapkan SP2KP tetapi rasio perawat primer belum
seimbang dengan jumlah tempat tidur
Tidak ada Ruangan Kepala Ruangan
Spoel hock masih gabung dengan Ruang Dahlia
Ukuran tempat sampah diruang tindakan kurang medis kurang besar
sehingga tidak dapat menampung sampah banyak.
Kotak saran tidak strategis
Timpat penyimpanan linen terlalu jauh
Tidak ada jam dinding dikamar pasien
Pre Pre dan Post Conference belum optimal
E; PRIORITAS MASALAH

Berikut ini adalah prioritas masalah manajemen unit secara umum dari
Ruang Merak RS Mata Cicendo Bandung tahun 2016 sebagai berikut:
1; Tidak ada jam dinding di kamar pasien.
2; Kurang disiplinnya perawat ruangan dalam menyimpan linen dan
menggunakan spoel hock.
3; Di ruangan tindakan ukuran tempat sampah medis kurang besar sehingga
tidak dapat menampung sampah banyak.
4; Kurang strategisnya penyimpanan kotak saran.
5; Belum optimal pelaksanaan pre dan post conferene
6; Rasio Perawat Primer dengan jumlah pasien belum sesuai.
7; Tidak ada ruangan Kepala Ruangan

54

F; PLAN OF ACTION (POA)

No.
Masalah
Pokok kegiatan
Uraian kegiatan
Sasaran
Target
Waktu
PJ
1.
Tidak ada jam dinding diMenyediakan
Memfasilitasi
jam1; Kepala Ruangan Terdapat jam11-16 AprilKelompok
3
kamar pasien
jam
dindingdidnding dikamar pasien 2; Prakarya
dinding
di2016
PPN
STIKes
dikamar pasien
ruangan
Dharma Husada
Bandung
2.
Kurang disiplinnya perawatSosialisasi
1; Mensosialisaikan
1; Kepala Ruangan Semua
linen11-16 AprilKelompok
3
ruangan dalam menyimpanpetugas
atau perawat atau petugas2; Perawat Primer
tersimpan pada2016
PPN
STIKes
linen dan menggunakanperawat ruangan ruangan untuk disiplin3; Perawat Pelaksana tempatnya
Dharma Husada
spoel hock.
terkait
dalam mengambil linen
Bandung
penyimpanan
sesui kebutuhan.
linen dan tempat2; Mensosialisaikan
untuk
perawat atau petugas
membersihkan
ruangan untuk disiplin
alat
setelah dalam menyimpan linen.
tindakan.
3; Bekerjasama
dengan
kepala ruangan untuk
mensosialisasikan setiap
hari kepada perawat
untuk
membersihkan
alat setelah tindakan ke
spoel hock
3.

Di ruangan tindakan ukuranMenyediakan 1;


tempat
sampah
medistempat sampah
terlalu kecil sehingga tidakyang lebih besar
dapat menampung sampah
banyak

Mengajukan
tempat 1; Kepala
BagianTidak
ada11-16 AprilKelompok
3
sampah medis yang Umum
sampah yang2016
PPN
STIKes
berukuran besar ke 2; Kepala Ruangan berserakan
Dharma Husada
bagian
pengadaan 3; Perawat Primer dilantai
Bandung

55

rumah sakit.

4; Perawat Pelaksana
tempat 5; Petugas Prakarya
sampah medis yang
berukuran besar dan
diinjak.
3; Mensosialisasiakan
terhadap perawat untuk
segera melaporkan jika
sampah sudah penuh
2; Memfasilitasi

4.

Kurang
strategisnyaMemindahkan 1; Memindahkan
kotak1; Humas
penyimpanan kotak saran Kotak saran ke saran ke depan pintu2; Kepala Ruangan
tempat
yang masuk Ruang Merak 3; Prakarya
strategis

Kotak
saran11-16 April
disimpan
di2016
tempat
yang
strategis

5.

Belum
maksimalnyaMensosialisasika1;
pelaksanaan pre dan post n pre dan post
conferene
conference
2;
sebagai
gambaran
penerapan
3;
SP2KP.

Pre dan post 6-16


conference
2016
dilaksananan
pada
setiap
shift.

6.

Rasio

Sosialisasi pelaksanaan1;
pre dan post conference2;
Lakukan pendampingan3;
pelaksanaan pre dan4;
post conference
Laksanakan role model
pelaksanaan pre dan
post conference
4; Observasi pelaksanaan
pre dan post conference
5; Evaluasi
pelaksanaan
pre dan post conference

Perawat

PrimerPenambahan

Mengajukan

Kepala Ruangan
Perawat Primer
Perawat Pelaksan
Mahasiswa

untuk1; Kepala Ruangan

56

AprilKelompok
3
PPN
STIKes
Dharma Husada
Bandung

Rasio perawat11-16 AprilKelompok

dengan
jumlah
belum sesuai.

7.

pasienperawat primer menambah tenaga perawat


primer
2; Perawat Primer
primer
tercukupi
3; Perawat Pelaksana

Tidak ada Ruangan KepalaPengajuan untuk1; Mengajukan


untuk1;
Ruangan
dibuatkan
dibuatkan
Ruangan
ruangan Kepala Kepala Ruangan
2;
Ruangan
3;

57

2016

PPN
STIKes
Dharma Husada
Bandung

Mahasiswa
Direktur
RumahTerealisasi
11-16 AprilKelompok
3
Sakit
pembuatan
2016
PPN
STIKes
Kepala
bidangruangan Kepala
Dharma Husada
keperawatan
Ruangan
Bandung
Kepala
Instalasi
Rawat Inap

58

Anda mungkin juga menyukai