PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI RAWAT INAP
RUMKITAL Dr. KOMANG MAKES
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI RAWAT INAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Dengan dibuatnya pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat inap, bertujuan
untuk:
2. Sebagai acuan jajaran yang berada di Instalasi Rawat inap dalam melaksanakan
program kerja dan kegiatan sehari-hari.
3. Untuk memberikan arah dalam memberikan pelayanan medis yang bermutu dan
berkualitas.
C. Ruang Lingkup
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat inap ini meliputi penataan
organisasi, jabatan, ketenagaan, mekanisme kerja dan penataan administrasi bagi
jajaran di Instalasi Rawat inap. Selain itu, sebagai pelimpahan kewenangan dan
kemandirian di bagian Instalasi Rawat inap, maka pedoman ini juga berlaku secara
umum di Rumkital Dr. Komang Makes dan bagian lain dapat saling menghormati
kewenangan dan kemandirian. masing-masing bagian dengan interaksi, komunikasi
dan integrasi dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pasien maupun tidak
langsung berhubungan dengan pasien.
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMKITAL DR. KOMANG MAKES
Di era tahun 1950 di daerah Belawan terdapat satuan TNI AL yang disebut
Komando Daerah Maritim (KDM). Seiring dengan terbentuknya KDM di Belawan
tersebut, maka dalam mendukung operasional satuan tersebut didirikan poliklinik
berupa Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang diresmikan pada tahun 1952 oleh
Letkol Dr. Oepomo. Poliklinik tersebut pertama kali dipimpin oleh Mayor Dr. Komang
Makes dan di bantu oleh Dr. Chasmir dan sersan wat Sa’an. Lokasi dari TPS Belawan
pada awalnya berada di komplek penampungan Uni Kampung Belawan kemudian
pindah ke jalan Rokan Belawan (sekarang menjadi mess perawat) dan selanjutnya
pindah ke jalan Bengkalis no.1 Belawan sampai sekarang.
Kemudian pada tahun 2002 diadakan renovasi dan penambahan bangunan serta
pembangunan kantor Dinas Kesehatan Lantamal I Belawan di lantai 2 yang semula
berada di Lingkungan kantor Satuan Patroli Armabar. Pada tanggal 15 Maret 2002
renovasi dan penambahan bangunan tersebut diresmikan oleh Panglima Armada Barat
yaitu Laksamana Muda TNI Sumarjono di Belawan. Pada tanggal 21 September 2005
melalui Skep Kasal No. Skep 4832/IX/2005 tanggal 21 September 2005 tentang
pemberian nama fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, maka nama Rumkital Belawan
secara sah diganti namanya menjadi Rumkital Dr. Komang Makes.
Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Komang Makes adalah suatu unit
kerja kesehatan di bawah Pangkalan Utama TNI AL I Belawan yang memiliki sarana
dan prasarana, peralatan dan personil kesehatan untuk melaksanakan dukungan dan
pelayanan kesehatan bagi personil TNI dan keluarganya.
Rumkital Dr. Komang Makes sampai dengan tahun 2022 telah memiliki layanan poli
sepesialis sebanyak 7 macam antara lain yaitu:
Sedangkan penunjang medis yang ada di Rumkital Dr. Komang Makes antara lain
adalah :
1)Laboratorium 24 jam.
2)Farmasi 24 jam.
3)Radiologi.
4)Ambulance 24 jam.
A. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Angkatan Laut yang berkualitas dan mampu melaksanakan
dukungan dan pelayanan kesehatan yang bermutu”.
B. Misi
(2) Melaksanakan fungsi sebagai pusat rujukan kesehatan TNI Angkatan Laut di
Lantamal I; dan
(3) Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program
secara berhasil dan berdaya guna.
C. Motto
Motto Rumah Sakit adalah, “Kami Ada di Sini dan Siap Melayani”
BAB IV
Struktur Organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Komang Makes terdiri atas unsur
Pimpinan, unsur Pembantu Pimpinan dan unsur Pelaksana seperti terlihat pada tabel di bawah
ini.
BAB V
A. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap merupakan salah satu bagian dan
support pelayanan medis di Rumkital dr Komang Makes yang berada dibawah garis
komando Subbagwat yang dipimpin oleh Kabagwat dan didukung oleh Kaur Rawat
Inap.
Tata hubungan kerja di Instalasi Rawat inap meliputi hubungan kerja internal dan antar Bagian
atauInstalasi.
Tata Hubungan Kerja Interna lInstalasi Rawat inap
1.Dasar Hubungan
a. Hubungan kerja antara Direksi, Kepala Bagian dan Kepala Unit dilandasi dan dijiwai
oleh nilai nilai ukhuwah Islamiyah berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist
b, Direksi menghargai kemandirian Kepala Bagian Instalasi Rawat Inap didalarn
pengelolaan kegiatan operasional Instalasi Rawat inap sehari hari sesuai dengan tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang telah diamanatkan pada Instalasi Rawat
inap.
c. Penyelenggaraan dan pengelolaan di Instalasi Rawat inap RSMB mengacu pada ketentuan
Kebijakan dan Etika Rumah Sakit dan Job Analisis Instalasi Rawat inap yang terdapat
dalam pedoman ini.
2.Penataan Jabatan
a. Penataan dan pelaksanaan pejabat di Instalasi Rawat inap dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip manajemen Islami dan mengutamakan kolegialiatas (kebersamaan) dalam
menyelesaikan tanggung jawab,tugas dan kewajibannya.
b. Kepala TIM dapat dan atau berhak mewakili Kepala Instalasi Rawat inap pada saat
berhalangan sementara atau tetap untuk jangka waktu yang dapat diperkirakan dan/atau
maksimal1(satu)bulan,baik rencana maupun tidak terrencana.
c. Apabila Kepala Instalasi Rawat inap berhalangan tetap dan atau yang lebih
dar1(satu)bulan,maka kebijakan pemegang jabatan diserahkan sepenuhnya kepada kabid
keperawatan untuk menunjuk pejaba tpengganti sementara Kepala Instalasi Rawat inap
dan atau menunjuk pejabat tetap berdasarkan periode jabatan yang ada.
d. Segala hak dan kewajiban Kepala Instalasi Rawat inap saat berhalangan tetap dan atau
yang lebih dan 1 (satu) bulan, beralih kepada yang ditunjuk oleh Direktur sampai dengan
Kepala Instalasi Rawat inap tersebut dinyatakan dapat bekerja sesuai dengan job yang
telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah tugas dan kewenangan yang belum
Gambar:
Hubungan Kerja Internal Instalasi Rawat inap .
Ka.Instalasi KA.TIM Pj Shife Perawat
RawatInap pelaksana
Hubungan kerja antar bagian instalasi pada Instalasi Rawat inap meliputi hampir semua bagian
instalasi dan unit yang ada di RSMB. Hal ini disebabkan Instalasi Rawat inap banyak
berhubungan dengan bagian - bagian tersebut, terutama pada bagian pelayanan pasien. Adapun
gambaran hubungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar:
Hubungan Antar Bagian/Instalasi Dengan Instalasi Rawat inap.
Kasir
Instalasi Gizi
Hampir semua bagian Instalasi yang ada di RSMB berhubungan dengan Instalasi Rawat inap
dalam hal-hal:
6.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh staf sesuai dengan perkembangan ilmu
Dan tehnologi kedokteran.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
PERSONIL
A. Standarisasi Ketenagaan
Jumlah
Pengalaman dan
Nama yang
No Kualifikasi .
Jabatan diperlu
Kualifikasi Utama
kan
Formal Sertifikat
S1/DIII
2. • Pendidikan S1atau DIII
Ka Tim Keperawatan 2
Keperawatan dengan
pengalaman minimal 5
tahun
• Berstatus sebagai
karyawan organik dan
telah bekerja di RSMB
minimal 2 Tahun.
Keperawatan
Perawat SI/DIII
8
Pelaksana Keperawatan
C. Dasar Perhitungan Ketenagaan
Instalasi Rawat inap dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan
beberapa sistem, diantaranya:
1. Metode Menurut DEPKES RI Tahun 2005
Metode Thailand dan Filipina yang didasarkan pada jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan per pasien, hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun. Instalasi rawat inap yang
jam perawatan per pasiennya 0,5 jam.
Cara menghitung kebutuhan tenaga perawat dapat menggunakan rumus:
Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 6 hafi x jumlah kunjungan (koreksi 25%) 41 jumlah
minggu efektifx 40 jam
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan
a.Hari libur/cuti/haribesar(lossday)
Jumlah hari libur masing2 perawat /th + Cuti + hari Besar x Jurnlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
3.RekrutmendanSeleksi
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, menarik para calon karyawan untuk
dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. Rekrutmen juga merupakan serangkaian kegiatan
memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan yang telah diidentifikasi oleh manajer SDI dalam
perencanaan atau pengembangan karyawan, adanya mutasi, transfer karyawan ke bagian
lain, adanya karyawan yang meninggal, mengundurkan diri atau yang telah memasuki
masa pension (Rachmawati,2007).
Seleksi sumber daya insani Rumah Sakit dilakukan oleh karena adanya hal-hal tertentu,
yaitu; kebutuhan SDI RS yang harus dipenuhi dan memenuhi syarat tertentu, berbagai
pilihan keadaan calon yang mendaftar, dan berusaha memilih dengan tepat pada calon yang
mendaftar. Jadi dan ke 3 hal tersebut diperlukan keseimbangan antara kebutuhan, pilihan
dan ketepatan, sehingga inti pokok yang diperlukan dalam seleksi adalah “kebutuhan
dipenuhi dengan tepat”, yaitu; tepat jumlah sesuai kebutuhan, tepat kualifikasi sesuai
kebutuhan dan tepat waktu sesuai kebutuhan (Sabar guna and Sumarni,2003).
dapat dilaksanakan dalam rangka memenuhi standar kompetensi dan kualifikasi tenaga
dalam rangka memenuhi standar Rencana Strategis Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.
Peran dan fungsi Instalasi Rawat inap dalam proses rekrutmen dan seleksi adalah sebagai:
a. Pewawancara keahlian calon karyawan yang ada di Instalasi Rawat inap sesuai dengan
struktur organisasi Instalasi Rawa tinap.
b. Pembuat materi soal untuk pelaksanaan tes tulis bagi calon karyawan yang melamar di
Instalasi Rawat inap.
c. Korektor hasil jawaban soal tes tulis bagi calon karyawan yang melamar di Instalasi
Rawat inap.
D.Pengembangan SDI
Pengembangan sumber daya insani (SDI) Instalasi Rawat Jalan map dilaksanakan
berdasarkan tuntutan perkembangan organisasi Rumah Sakit secara luas dan atau
perubahan organisasi di bagian. Dalam pengembangan SDI, Instalasi Rawat Jalan map
dapat melakukan melalui berbagai macam jenis dengan mengajukan kepada Direktur,
yaitusebagaiberikut:
1. Pendidikan Formal
Sesuai kebutuhan, bagian Jnstalasi Rawat map dapat mengajukan
bea siswa pendidikan formal bagi staf yang ada. Tingkat
pendidikan formal yang dapat diajukan bea siswa adalah mulai dan
Diploma sampai dengan tingkat Sarjana. Pengajuan bea siswa di
Instalasi Rawat map berpegang dan mengacu pada SPO pemberian
bea siswa.
2. Pelatihan diluar Rumah Sakit
Diklat pejabat dan staf Instalasi Rawat map yang dilakukan di luar
Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan yang bersifat pemenuhan kompetensi,
sertifikasi dan
dalam rangka pemenuhan SKP (satuan kredit profesi) bagi tenaga
profesi kesehatan.
Pengajuan Diklat di luar RSML dilakukan secara berjenjang dan
staf kepada Kepala
Unit/KaRu, dan Kepala Unit/KaRu kepada Kepala Instalasi Rawat
map atau dan
20
Kepala Instalasi Rawat map kepada Direktur sesuai kebutuhan.
Pengajuan Dikiat juga dapat dilakukan atas saran dan rekomendasi
Bagian SDI atau Direksi sebagai bentuk otoritas dan kewenangan j
abatan.
3. Pelatihan Di Dalam Rumah Sakit
Dikiat juga dilaksanakan secara inhouse training (pelatihan di dalam
RSML). Dikiat mi dapat berupa referesing, pembekalan, dan lain-lain.
Inhouse training dengan kompetensi, kualifikasi dan akreditasi dapat
dimasukkan katagori Diklat Ekshouse Training apabila mendatangkan
nara sumber dan luar RSML dan memperoleh angka akreditasi (ada
SKP) dan organisasi profesi tertentu.
Pengajuan Diklat di dalam RSML dapat dilakukan secara tersentral
sebagai bentuk sosialisasi adanya aturan baru, atau adanya hal-hal yang
perlu dan harus diketahui oleh seluruh karyawan. Apabila tidak ada
penyelenggaraan tersentral pejabat Instalasi Rawat map dapat pula
mengajukan jenis Dikiat tertentu kepada Bagian SDI berdasarkan
pemetaan gap yang ada.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi merupakan bagian dan proses rekruitmen dan seleksi karyawan baru. Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh para ahli seperti; (Armstrong, 2003), (Edwards et al., 2003),
(Grensing, 2006), (Mathis and Jackson, 2004) dan yang lainnya, termasuk hasil ases artikel
Wikipedia yang dilakukan pada 14 Januari 2013 bahwa Proses rekrutmen juga mencakup
pembuatan dan finalisasi pekerjaan yang sesuai atau penempatan dan juga orientasi atau
pembekalan karyawan baru.(“Recruitment,”2013).
A. Kegiatan Orientasi RSMB
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
a. Memberi kesempatan bagi karyawan baru untuk mengenal dan beradaptasi dengan
lingkungan kerja barunya.
b. Memberikan gambaran terhadap parameter dan sejauh mana kinerja karyawan baru
tersebut diruang kerja yang bersangkutan.
e. Memberikan pengetahuan yang cukup bagi Karyawan Baru terhadap koordinasi unit
kerja di RSMB yang terkait dan berhubungan erat dengan profesi dan bidang
tugasnya.
Materi dan model Orientasi dilaksanakan dengan 2 cara, yaitu: Klasikal dan Praktik
di Unit Kerja. Ketentuan praktik di Unit Kerja, masing-masing materi orientasinya
diatur melalui protap sesuai dengan profesi tenaga kerja dan unit yang dimaksud,
sedangkan klasikal dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3-5 hari dengan
materi pokok sebagai berikut:
3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat oleh Majelis
Pembina Kesehatan.
Untuk memberikan gambaran kegiatan orientasi bagi karyawan Baru, Mutasi dan
Pejabat, maka penyelenggara kegiatan orientasi dapat berpedoman pada Bagan Alur
Orientasi karyawan di bawah mi:
KARYAWAN SDI
Poli
BARU
IGD
• Semua jenis tenaga baru sebagaimana bagan di atas, wajib mengikuti orientasi induk sekurang-
kurangnya selama 1bulan yang diselenggarakan oleh Tim SDI, atau Panitia yang dibentuk oleh
Direktur RS Muhammadiyah Babat.
• Bagi karyawan baru harus mengikuti orientasi secara total sesuai Matrik Jenis Tenaga dan
Bagian yang terkait, secara detail dapat dilihat dalam lampiran pedoman ini.
• Masing-masing unit kerja harus memiliki pedoman Protap/SOP orientasi Unit Kerja yang
mengacu pada Pedoman Orientasi ini..
Keterangan:
Orientasi Pejabat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan diserahkan kepada lembaga
independen di luar struktur RSMB. Dalam orientasi Pejabat sekaligus diberikan
pembinaan dan pembekalan kepada para pejabat secara berjenjang dengan tambahan
materi:
• Manajemen dan Administrasi
• Kepemimpinan
Orientasi di Bagian atau Unit Kerja dilaksanakan setelah orientasi sentral Rumah Sakit
dengan tujuan:
1. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang yang
diamanatkan kepadanya.
2. Memberi kesempatan bagi tenaga barn untuk mengenal dan beradaptasi dengan
lingkungan barunya.
3. Mengetahui, memahami dan menerapkan prosedur keamanan dan keselamatan kerja di
Instalasi Rawat map danjajarannya.
4. Mengetahui dan memahami terhadap Struktur Organisasi Instalasi Rawat inap dan unit
kerja di bawahnya.
5. Mengetahui dan memahami tentang pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja di
Instalasi Rawat inap dan jajarannya.
6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain yang
terkait dengan Instalasi Rawat inap dan jajarannya.
7. Materi di Instalasi Rawat inap terdiri dari:
1. Visi Misi Instalasi Rawat inap
2. Struktur Organisasi instalasi Rawat inap dan jajarannya
3. SPO dan aturan yang berlaku di Instalasi Rawat inap
5. Mengikuti orientasi di unit kerja lain yang terkait dengan profesi dan bidang kerjanya.
BAB X
MEKANISME PERTEMUAN/RAPAT
Rapat merupakan bagian dan proses penyelenggaraan organisasi dan bagian dan tugas seorang
pejabat dalam menggerakkan bagian atau unit kerjanya. Untuk itu diperlukan pengaturan tertentu
agar penyelenggaraan rapat di bagian atau unit selaras dengan agenda rapat atau pertemuan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. Hal ini juga mengacu pada standar akreditas Rumah Sakit
versi 2012 (Supriyantoro et al., 2011).
B. Koordinasi dapat dilakukan secara formal maupun informal tergantung permasalahan dan
kebutuhan koordinasi tersebut dengan ketentuan:
1. Koordinasi Formal dilakukan bila permasalahan menyangkut unit kerja lain diluar
struktur Instalasi Rawat inap, baik kepala unitnya diikutsertakan dalam koordinasi
tersebut atau tidak dengan waktu yang ditentukan terlebih dahulu di dalam jam dinas
maupun di luar jam dinas.
2. Koordinasi Informal dilakukan bila permasalahan dan kebutuhannya terbatas pada
struktur organisasi Instalasi Rawat inap. Kordinasi ini juga dapat dilakukan bersama
kepala unit dengan waktu tak tertentu baik saat jam dinas maupun di luar jam dinas
dalam rangka mengkomunikasikan masalah-masalah yang sedang berjalan.
BAB XI
SISTEM PELAPORAN
Pelaporan merupakan bagian dan sebuah evaluasi atau control dalam organisasi. evaluasi
merupakan bagian penting rangkaian dalam pembahasan semua disiplin ilmu yang berkenaan
dengan manajemen. Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai atau besarnya
keberhasilan atau kesuksesan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses
ini mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi kriteria secara tepat
yang akan di pakai mengukur kesuksesan tersebut(Azwar,1996).
Dengan demikian, dalam sistem pelaporan yang ada di Instalasi Rawat inap dan jajarannya unsur
evaluasi akan dijadikan satu faktor untuk mengetahui, menilai dan melihat kembali pelaksanaan
program, pengendalian mutu, pengembangan SDI dan lain-lainnya. Untuk itu dalam sistem
pelaporan di Instalasi Rawat inap terdiri dari:
A.Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah evaluasi yang dilakukan oleh pejabat RSMB termasuk Instalasi Rawat
inap dan jajarannya pada setiap bulan sekali, dengan sistematika laporan sebagai
berikut:
- Setingkat Kepala Instalasi wajib melakukan analisa dan evaluasi kegiatan, mengusulkan
program kerja bulan berikutnya, serta rencana tindak lanjut setiap laporan Pejabat dibawahnya.
- Setingkat Kepala Unit membuat laporan hasil kegiatan, dan disertai kesimpulan dan saran.
B.Laporan Tahunan
Laporan tahunan adalah laporan pertanggung jawaban akhir tahun oleh pejabat RSMB
Termasuk Instalasi Rawat Inap dan jajarannya dengan sistematika sebagai berikut:
1.Pendahuluan,
6.Penutup,
7.Lampiran/data pendukung.
- Setingkat Kepala Instalasi wajib melakukan analisa dan evaluasi kegiatan, menilai mutu &
prestasi kerja, mencari faktor penghambat dan memberikan altematif solusi, mengusulkan
program kerja semester / tahun berikutnya untuk mencapai target RSMB.
- Setingkat Kepala Unit membuat laporan dengan mengumpulkan hasil kegiatan,
membandingkan dengan target untuk mengetahui prestasinya, membuat apresiasi mutu kerja
yang berjalan, menyampaikan hambatan yang dihadapi.
BAB XII
PENUTUP
Demikian Pedoman Pengorganisasi Instalasi Rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat ini
dibuat sebagai acuan pengorganisasian bagi karyawan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat
umumnya dan bagi staf dan pimpinan di instalasi Rawat inap. Tiada yang sempurna hasil ciptaan
manusia termasuk pedoman ini, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah. Untuk itu,
masukan dan kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pedoman ini di masa
yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat lebih memudahkan semua
Pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternan
bagian. Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua limpahan Taufik dan Hidayah-Nya
kepada hamba-hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan berusaha secara terus menerus
memperbaiki amaliyahnya, amin.
Akhirnya kami ucapkan Alhamdulillahi robbil ‘alamin atas segala karunia dan nikmat yang
diberikan Allah SWT.
Ditetapkan di Lamongan
Tanggal 7 Romadhon 1434 H.
Tepat Tanggal 15 Juli 2013 M
Direktur
H. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes.
NRP. 0011622
30
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, M., 2003. Strategic Human Resourse Management. PT Gramedia Jakarta, p.
363.
Azwar, A., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi 3. ed. Bina Rupa Aksara, Jakarta. Depkes RI,
Kessos RI, 2000. Analisi Manajemen Analisa Beban Kerja. Pusat Dikiat Kes,
-
Jakarta.
Edwards, J.E., C. Scott, J., Raju, N.S., 2003. The Human Resources Program-Evaluation Handbook. Sage
Publications, mc, California.
Grensing, P.L., 2006. Human Resources Book (Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis), I,
Cetakan ke 1. ed. Prenada Media, Jakarta.
Kesehatan RI, K., 2009. PMK 971, Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.pdf. Mathis, R.L.,
Jackson, J.H., 2004. Human Resource Management (Manajemen Sumber
Daya Manusia), Edisi Ke- 10. ed. Cengage Learning, Singapore.
Muhammadiyah, P.., 2011. Pedoman Amal Usaha Kesehatan.
Presiden RI, 2009. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Raehmawati, I.K., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I. ed. CV. ANDI Jogj akarta,
Jogjakarta.
Recruitment, 2013. Wikipedia Free Encyci.
.
Sabarguna, B.S., Sumarni, 2003. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, cetakan pertama. ed. Konsorsium
RSI Jaten DIY, Jogjakarta.
-
Supriyantoro, Radjab N., C., Sutoto, Hermawan, S., Atmodjo, D., 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit,
edisi 1. ed. Jakarta.
31
i WAKTU: -
KONDISI RUANGAN:
Ruangan bersih dan terdapat Kipas
V Tempat tertutup dan penerangan
standar K3.
Kondisi
Pelaksanaan
Kerja
7
Atasan Langsung Wakil Direktur Medis
r
LAMONGAN
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
ruangan
5. Menyelesaikan masalah yang timbul dan menyampaikan ke atasan bila belum dapat
diselesaikan dengan baik.
6. elaksanakan pencatatan dan pelaporan seluruh hasil kegiatan pelayanan di Rawat map sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
7. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja, serta menjaga keutuhan dan kelestarian
fasilitas yang ada.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
9. Melakukan komunikasi dengan bagian bagian lain guna memperlancar opersional kerja
—
dalam sistem RS
3. Melaksanakanfungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
Mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan di rawat map serta pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan standart.
Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dibidang
perawatan.
0 Melaksanakan penilaian DP3 bagi kepala ruang perawatan.
o Mengawasi sarana dan prasarana di lingkungan agar tersedia sesuai standard yang sudah
ditentukan agar Sian saat digunakan