Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas ridho
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Maternitas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bimbingan, arahan, bantuan, dan kerja
sama dari semua piha, baik dalam bentuk moral maupun material.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Hj. Betty Suprapti, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tasikmalaya.
2. NAMA KAJUR, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tasikmalaya.
3. NAMA KAPRODI, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
4. NAMA DOSEN, selaku Dosen Mata Kuliah Maternitas.
5. Staf Perpustakaan Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan yang
dimiliki,sehingga masih banyak kekuranganbaik segi isi maupun
tulisan. Oleh karena itu, penulis mengjarapkanadanya kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmatNya
kepada kita semua, aamiin.
Tasikmalaya, 19 September
2014-09-19
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persalinan merupakan salah satu kejadian besar bagi seorang
setelah
melahirkan
atau post
partum
sehingga
pembuluh
darah
akan
menutup
dan
perangsang
kontraksi
rahim),
mengurut
rahim,
dan
tahunnya
paling
sedikit
128.000
wanita
mengalami
dapat
ditangani,
ketiga
mengupayakan
pencegahan
keadaan
umum/hemodinamiknya
sudah
memburuk,
kehamilan.
Setiap
tahunnya
paling
sedikit
128.000
persalinan
terutama
perdarahan
postpartum
primer
Perdarahan
postpartum
primer
yaitu
perdarahan
pasca
kematian
ibu
melahirkan
adalah
perdarahan
(28%),
Menurut
WHO,
Negara
yang
berkembang
memiliki
angka
Tujuan
pengetahuan
tentang
bagaimana
Rumusan Masalah
D.
Manfaat
1)
2)
3)
4)
5)
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
partum.
6)
Mengetahui
melakukan
Asuhan
BAB II
KONSEP DASAR
A.
Early Postpartum
Late Postpartum
lahir.
b)
Menghentikan perdarahan.
2)
3)
B.
perdarahan yaitu :
a.
ditambah
lagi
dengan
tidak
maksimalnya
kondisi
kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh karena itu faktorfaktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada waktu
persalinan :
1)
Trauma persalinan
Atonia Uterus
dengan
pemasangan
infus.
Demikian
juga
harus
darah
sehingga
perdarahan
akan
terhenti.
Adanya
Keadaan
demikian
menjadi
faktor
utama
penyebab
Penatalaksanaan umum
Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih
dan aman
3)
Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
4)
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir
ternyata pendarahan masih aktif dan banyak, bergumpal, dan
pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusar atau
lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa
pada saat atonia uteri di diagnosis, maka pada saat itu juga
masih ada darah sebanyak 500 -1000 cc yang sudah keluar dari
pembuluh darah, tapi masih terperangkap dalam uterus dan
harus
diperhitungkan
pengganti.
dalam
kalkulasi
pemberian
darah
b)
Retensio plasenta
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setangah jam
setalah anak lahir dan aktif kala tiga bisa di sebabkan oleh adhesi
yang kuat antara plasenta dan uterus.Disebut sebagai plasenta
akreta bila implantasi menenbus desidua baslis dan Nitabuch Layer
,disebut sebagai plasenta inkreta bila plasenta sampai menembus
miometrium dan disebut plasenta perkreta bili vili korialis sampai
menembus
perimetrium
searea,
pernah
kuret
berulang
dan
atau
separasi
(cara
plasenta
pelepasan
akan
Duncam)
ditandai
atau
perdarahan
plasenta
sudah
Sebagian
plasenta
yang
sudah
lepas
dapat
kotiledon
yang
tidak
lengkap
pada
saat
melakukan
dengan
cara
manual/
digital
uterotonika
1) Retensio dengan separasi parsial
(kuret)
dan
pemberian
1.
c)
Plasenta inkaserata
1.
Tentukan diagnosis kerja
2.
Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan
kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau
eter untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi
siapkan
infus
mengantisipasi
oksitosin
20
gangguan
Untuk500
kontraksi
NS
uterus
atau
yang
RL
untuk
mungkin
timbul.
3.
Bila bahan anestesi tidak tersedia, lakukan manuver
sekrup untuk melahirkan plasenta.
4.
Pasang spekulum Sims sehingga ostium dan sebagian
plasenta tampak jelas.
5.
Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan
lepaskan spekulum
6.
Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan
plasenta tampak jelas.
7.
Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta
disisi berlawanan agar dapat dijepit sebanyak mungkin, minta
asisten untuk memegang klem tersebut.
8.
9.
Ruptur uteri
1.
Berikan segera cairan isotonik ( RL/NS) 500 cc dalam 1520 menit dan siapkan laparatomi
2.
Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta,
fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke
rumah sakit rujukan
3.
Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi
jaringan memungkinkan, lakukan operasi uterus
4.
Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkwatirkan lakukan histerektomi
5.
Lakukan bilasan peritonial dan pasang drain dari cavum
abdomen
6.
Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda-tanda
infeksi.
e)
Sisa plasenta
1.
Penemuan secara dini, dengan memeriksa kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan
2.
Berika antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
3.
Lakukan eksplorasi digital/bila serviks terbuka dan
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan, bila serviks hanya
dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta
dengan dilatasi dan kuret.
4.
Hbv 8 gr% berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus
600mg/hari selama 10 hari.
5.
f. Ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
6.
Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi
dan sumber perdarahan
7.
Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan
antiseptik
8.
Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
9.
Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal
dilakukan
inspeksi
yang
teliti
dengan
untuk
cara
mencari
melakukan
b.
diperhatikan
a.
b.
c.
dalam
menolong
persalinan
dengan
komplikasi
Dimulai
segera
setelah
bersalin
sampai
tubuh
Willams
&
Wilkins
(1988)
perdarahan
paska
Etiologi
Atonia uteri
tersebut
akan
menutup,
kemudian
pembuluh
darah
gangguan
menghambat
retraksi
penutupan
dan
kontraksi
pembuluh
darah
otot
uterus,
akan
dan
menyebabkan
perdarahan
seperti
robekan
servix,
vagina
dan
perinium.
4.
Gejala klinik
Untuk memperkirakan kemungkinan penyebab perdarahan
paska persalinan sehingga pengelolaannya tepat, perlu dibenahi
gejala dan tanda sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
postpartum
yang
tidak
ditangani
dapat
mengakibatkan :
a.
Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan
menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini
menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat
menyebabkan hipovolemia berat. Apabila hal ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau
nekrosis tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal
yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka
akan menyebabkan ibu tidak terselamatkan.
b.
Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan
menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk
hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut menjadi masalah apabila
tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga akan
berdampak juga pada asupan ASI bayi.
c.
Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan
postpartum
sampai
syok.
Sindrom
ini
disebabkan
karena
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan :
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan
b.
Pemeriksaan USG
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa
jaringan konsepsi intrauterin
c.
2)
3)
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
d.
1)
darah
Kontrol perdarahan dengan pemberian O2 3lt/menit
Penatalaksanaan secara umum saat terjadinya perdarahan
Hentikan perdarahan.
Cegah terjadinya syock.
Ganti darah yang hilang.
Penatalaksanaan khusus:
Tahap I (perdarahan yang tidak terlalu banyak): Berikan
bimanual,
kompresi
aorta,
tamponade
uterovaginal,
d.
e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Tanda vital :
Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
Suhu : Normal/ meningkat
Kesadaran : Normal / turun
Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusi
Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat, capilary refil
memanjang
8)
Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlah dan
jenis )
9)
Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam
b.
Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
c.
Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman
kematian
d.
Resiko infeksi b/d perdarahan
e.
Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan.
3.
a.
cairan
Rencana tindakan :
1)
Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan
badannya tetap terlentang
R/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan
memungkinkan darah keotak dan organ lain.
Monitor tanda vital
R/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat
3)
Monitor intake dan output setiap 5-10 menit
R/ Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi
2)
ginjal
4)
Evaluasi kandung kencing
R/ Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus
5)
6)
placenta,
satu
tangan
diatas
simpisis
vagina
mencegah
serta
rektum
pada
serviks
perineum
atau
terdapat
hematom
Bila tekanan darah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil
dan cepat, pasien merasa mengantuk, perdarahan semakin hebat,
segera kolaborasi.
7)
Berikan infus atau cairan intravena
R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular
8)
Berikan uterotonika ( bila perdarahan karena atonia uteri )
R/ Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol
perdarahan
9)
Berikan antibiotik
R/ Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena
perdarahan
10) Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )
R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh.
b.
Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
Tujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normal
Rencana keperawatan :
1)
Monitor tanda vital tiap 5-10 menit
R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda
vital
2)
Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu
kulit
R/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di
jaingan perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu
kulit yang dingin
3)
Kaji ada / tidak adanya produksi ASI
R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana
diperlukan dalam produksi ASI
4)
a)
Tindakan kolaborasi :
Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah
diperlukan
untuk
paska
persalinan
R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2)
Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon
fisiologis
Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
R/ Memberikan dukungan emosi
4)
Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang
3)
tidak diketahui
Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
R/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
6)
Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
R/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme
5)
kulit
iritasi
dan
dapat
menjadi
media
untuk
meningkatkan
volume
merupakan
indikator
3)
4)
merangsang
kontraksi
uterus
dan
mengontrol
perdarahan.
4.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
keperawatan
merupakan
kegiatan
yang
melaksanakan
kegiatan
perlu
diawasi
dan
dimonitor
Evaluasi
Semua tindakan yang dilakukan diharapkan memberikan hasil
:
a.
1)
2)
3)
4)
b.
c.
d.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh
menyesuaikan, baik fisik maupun psikososial terhadap proses
melahirkan.
Dimulai
segera
setelah
bersalin
sampai
tubuh
dalam
post
menolong
partum
persalinan
adalah
dengan
menghentikan
komplikasi
perdarahan,
B.
Saran
Mahasiswa
dapat
konsep perdarahan
memahami
post
dan
mengerti mengenai
partum, memahami
tentang
definisi,
fisik
dan
dapat
memberikan Asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. 1983.Obstetri Patologi. Bandung : Eleman.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardo.