Dikenakan satu kali pada saat impor (masuk daerah pabean) atau penyerahan BKP
tergolong mewah oleh pabrikan yang memproduksi BKP tergolong mewah;
PPn BM tidak dapat dikreditkan, meskipun PPn BM tidak dapat dikreditkan apabila
eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah maka PPn BM yang dibayar dapat
diminta kembali (Pasal 10 Ayat (3) UU PPN1984.
Pola Penghitungan PPN atas BKP yang Tergolong Mewah untuk Penjualan pada Jalur
Konsumen Sebelum 1-1-2001
Misalkan, seorang pabrikan parabola yang pemasarannya dilakukan melalui distributor yang
kemudian menyerahkan kepada toko elektronik. Harga jual antara parabola dari pabrik adalah
Rp4 juta yang terutang PPN 10% dan PPn BM 20%. Berapa konsumen harus membayar kepada
toko elektronik, apabila nilai tambah yang diperhitungkan oleh distributor adalah Rp600.000,sedangkan nilai tambah yang diperhitungkan oleh toko elektronik adalah Rp700.000,00?
Jawab:
Pabrikan menyerahkan kepada distributor
Harga jual = Rp4.000.000,PPN 10% = Rp400.000,(PM bagi distributor) PPn BM 20% = Rp800.000,Distributor menyerahkan kepada toko elektronik
Harga = Rp4.000.000,PPn BM dibayar = Rp800.000,Nilai tambah = Rp600.000,Harga jual = Rp5.400.000,PPN terutang = Rp10% x (Rp5.400.000,- (-) Rp800.000)
= Rp460.000,- (PM toko elektronik).
Toko elektronik menyerahkan kepada konsumen
Harga beli parabola = Rp4.600.000,PPn BM dibayar = Rp800.000,Nilai tambah = Rp700.000,Harga jual = Rp6.100.000,PPN terutang: 10% x Rp6.100.000,- (-) Rp800.000,- = Rp530.000,Harga dibayar oleh konsumen Rp6.630.000,Pola perhitungan tersebut mengalami perubahan sejak 1-1-2001 karena adanya perubahan dalam
Pasal 1 angka 18 UU PPN 1984 menjadi:
Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
4. Impor atau penyerahan semua jenis kendaraan bermotor di dalam daerah pabean untuk
patroli TNI atau Polri.
Tidak Dikenakan PPn BM Berdasarkan Pasal 3 Kep. Menkeu No. 355/KMK 03/2003
tanggal 11 Agustus 2003, PPn BM tidak dikenakan, yakni:
1. Impor atau penyerahan kendaraan dalam keadaan complete knocked down (CKD sama
dengan kendaraan untuk dirakit);
2. Impor atau penyerahan kendaraan berupa chassis;
3. Impor atau penyerahan kendaraan pengangkutan barang;
4. Impor atau penyerahaan kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas silinder sampai
dengan 250 cc;
5. Impor atau penyerahan kendaraan bermotor untuk angkutan 16 orang atau lebih termasuk
pengemudi.
Stimulus Fiskal Awal Tahun 2003 Berdasarkan Kep. Menkeu No. 39 Th. 2003 sejak
Februari 2003
Yakni penghapusan PPn BM terhadap beberapa jenis barang dan penurunan tarif PPn BM
terhadap beberapa jenis barang yang tergolong mewah.
Penghapusan PPn BM terhadap beberapa jenis barang, yaitu:
teh dalam kemasan, mengandung aroma, atau tidak yang dikemas untuk penjualan
eceran;
wireless modern;
pesawat telepon dengan alat genggam tanpa kabel dan video phone;
alat perekam/produksi gambar (VCD dan DVD) dengan harga jual/nilai impor sampai
dengan Rp 1.000.000,00;
alat pemutar dan perangkat pemutar media rekaman dan alat reproduksi suara;
perekam pita magnetic disatukan dengan alat reproduksi suara dan alat pemancar lainnya
(radio komunikasi);
pengering rambut;
pengering tangan;
alat permainan video dari jenis yang digunakan dengan pesawat penerima televisi;
mainan anak-anak;
lensa, prisma, cermin, dan elemen optic lainnya/alat perlengkap-an kamera termasuk
aparat cahaya kilat dan campur cahaya kilat dan lampu cahaya kilat tipografi;
teropong ganda/tunggal, teleskop optic, dan mountingnya termasuk cahaya kilat dan
lampu cahaya kilat;
pesawat elektronik untuk keperluan rumah tangga dengan motor listrik terpasang di
dalamnya, pengisap debu, penggosok lantai, dan penghancur sampah dapur;
kelompok barang saniter dan perlengkapannya yang terbuat dari besi atau baja, seperti
bak cuci dan bak mandi.
Contoh:
PKP ABC sebagai pabrikan menyerahkan barang hasil produksinyadengan harga jual Rp
10.000.000,00. Barang tersebut merupakan BKP yang Tergolong Mewah dengan tarif PPn BM
sebesar 40%. Penghitungan pajak yang harus dipungut adalah sebagai berikut:
PPN
PPn BM
=
=
10% x Rp 10.000.000,00
40% x Rp 10.000.000,00
=
=
Rp 1.000.000,00
Rp 4.000.000,00
5. Terutanfnya pajak atas impor BKP terjadi pada saat BKP tersebut dimasukkan ke Dalam
Daerah Pabean.
6. Terutangnya pajak atas Ekspor BKP, terjadi pada saat BKP dikeluarkan dari Daerah
Pabean.
7. Terutangnya Pajak atas Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.
8. Terutangnya Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak