UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
SOP
Nomor
Terbit ke
:
:
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
Syok neurogenik disebut juga syok spinal yang merupakan bentuk dari syok
distributif, syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh, sehingga
terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance
vessels).
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
(posisi Trendelenburg).
2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya
dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress
respirasi dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube
dan ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk
menghindari pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi
distres respirasi yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat
menolong menstabilkan hemodinamik dengan menurunkan
penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi.
3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan
resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc
bolus dengan pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah,
akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai respon terhadap
terapi.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan
obat-obat vasoaktif (adrenergik, agonis alfa yang kontraindikasi
bila ada perdarahan seperti ruptur lien
Dopamin Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis >
10 mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin.
Dan jarang terjadi takikardi.
Norepinefrin Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam
menaikkan tekanan darah. Monitor terjadinya hipovolemi
atau cardiac output yang rendah jika norepinefrin gagal
dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat. Pada
pemberian subkutan, diserap tidak sempurna jadi
sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan obat
yang terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya
lebih besar dari pengaruh terhadap jantung (palpitasi).
Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan darah sudah
Yang Dirubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai
Diberlakukan
DAFTAR
TILIK
Halaman
UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
LANGKAH KEGIATAN
APAKAH
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari
kaki (posisi Trendelenburg).
2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen,
sebaiknya dengan menggunakan masker. Pada pasien
dengan distress respirasi dan hipotensi yang berat,
penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik
sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari
pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres
respirasi yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat
menolong menstabilkan hemodinamik dengan menurunkan
penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi.
3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang
dengan resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl
0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus
secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin
output untuk menilai respon terhadap terapi.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih,
berikan obat-obat vasoaktif (adrenergik, agonis alfa yang
kontraindikasi bila ada perdarahan seperti ruptur lien
Dopamin Merupakan obat pilihan pertama. Pada
dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa dengan
norepinefrin. Dan jarang terjadi takikardi.
Norepinefrin Efektif jika dopamin tidak adekuat
dalam menaikkan tekanan darah. Monitor terjadinya
hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika
norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan darah
secara adekuat. Pada pemberian subkutan, diserap
tidak sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus.
Obat ini merupakan obat yang terbaik karena
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
YA
TIDAK
TIDAK BERLAKU