Sumardyono, M.Pd.
Dalam koran yang sama, dinyatakan: Selain Schavan, pada 2011, Menteri Pertahanan
Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg juga berhenti dari pekerjaannya setelah mendapat
tuduhan plagiat pada disertasinya. Aksi Guttenberg ini pun membuat masyarakat Jerman
menjulukinya "Dr Cut-and-Paste" dan "Dr zu Googleberg". (Sigit, A., 11 Februari 2012)
Kasus terkini adalah kasus dugaan plagiasi oleh Hassan Rouhani, presiden Iran terpilih
tahun 2013. Pada tesisnya yang berjudul "The flexibility of Sharia with reference to the
Iranian experience" mengandung plagiasi berupa salinan dua halaman dari 5000 halaman
tesis tersebut. Bagian yang diduga plagiasi itu ternyata mirip dengan tulisan Mohamad
Hashem Kamani. Minimal sudah dua orang (di USA dan di Inggris) yang melaporkan
dugaan plagiasi tersebut ke Glasgow Caledonian University, skotlandia, tempat Rouhani
mendapatkan gelarnya tsb. (krjogja.com, 28 Juni 2013).
Bagaimana dengan di Indonesia. Sepertinya hampir setiap tahun, kita mendapatkan kabar
ada dosen yang terduga atau terbukti melakukan plagiasi. Bagaimana dengan guru?
Bagaimana dengan mahasiswa sendiri? Sepertinya fenomena dosen yang melakukan
plagiasi hanya seperti fenomena gunung es saja.
Sebuah studi McCabe (dalam Plagiarism.org) yang pernah dilakukan tahun 2002 hingga
2005 terhadap 63.700 mahasiswa S1 dan 9.250 mahasiswa S2, diperoleh fakta bahwa
36% mahasiswa S1 pernah mengambil informasi di internet tetapi tidak mencantumkan
sumbernya, sementara mahasiswa S2 sebanyak 24%. Untuk sumber tercetak, maka
mahasiswa S1 yang melakukannya sebanyak 38%, sementara mahasiswa S2 sebanyak
25%. Di lain pihak, untuk pemalsuan daftar pustaka, mahasiswa yang mengakuinya
sebanyak 14% dan masiswa S2 sebanyak 7%.
Barangkali fakta dan statistik di atas, cukup memberi gambaran mengenai akutnya
pelanggaran etika di kalangan pelajar/mahasiswa dan guru/dosen. Barangkali hal yang
sama atau bahkan lebih parah terjadi pula di Indonesia.
Beberapa volum atau bab dalam buku atau beberapa kumpulan buku:
Ali, G. (editor). (2003-2005). Matematika: Studi Pemikiran [volum 1-4]. Yogyakarta:
C.V. Baik Saja Utama
Bab dari buku, versi cetak:
Ali, G. (2001). Teori Belajar Limit. Dalam M. Ridwan & P. Astuto (Editor), Berbagai
Teori belajar (h.87-103). Cilacap, Jawa Tengah: P.T. Aneka Cipta.
Penulis, A., A., (tahun, bulan, tanggal). Judul artikel. Nama surat kabar, no.halamanno.halaman.
Artikel surat kabar online
Penulis, A., A., (tahun, bulan, tanggal). Judul artikel. Nama surat kabar, no.halamanno.halaman. Didapat dari http://www.xxxxxxxxxxx
Contoh
Cecepot, M. (2005). Geometri dan Kalkulus. Jurnal Teorema, 21(2), 85-90.
Cecepot, M. (2005, Juni). Geometri dan Kalkulus. Majalah Detik. 30(4), 12-28.
Didapat dari http://www.detikmajalahonline.com
Cecepot, M. (2005, Juni, 12). Geometri dan Kalkulus. Kompas, h.12
Catatan: selain buku dan berkala, video atau film, peta, poster, tayangan TV/radio, foto
& musik yang dipublikasi, atau pun media sosial (blog, facebook, dll) dapat pula menjadi
pustaka dalam penulisan. Hanya saja, untuk pengambilan teori sebaiknya dihindari
sumber yang penulis dan validasinya meragukan. Namun jika yang diambil bukan teori
tetapi berupa masalah atau contoh, maka sah-sah saja.
Daftar Pustaka :
Sheril, R. D. (2006). The terrifying future: Contemplating classroom
instructional. San Diego, CA: Halstead.
Penulis 2 orang: (penulis1 & penulis2, tahun, no.halaman)
Sitasi
10
11
Telah dinyatakan bahwa mengajar haruslah dengan niat yang tulus (Budioko,
2010, h.234)
Makhmudag (2005) menulis, Jika mengajar, lakukanlah dengan kreatif (para.4)
12
Daftar Pustaka/Bacaan
APA Style, Quick Guide. (2013). dalam http://www.libraries.iub.edu/secure/defiles/APA.pdf
(Diakses 24 September 2013).
Cases.
13