Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO

Seorang mahasiswa sedang mencermati umpan balik tertulis dari tutor terkait laporan jawaban learning
issue yang ia kumpulkan. Tutor mengapresiasi sumber belajar yang ia rujuk sebagian besar sudah
memenuhi kriteria layak rujuk dan variasinya cukup. Namun demikian, masih ada hal yang harus
diperbaiki lagi yaitu ia harus mempertimbangkan lagi/ berhati-hati terhadap informasi yang diperoleh dari
sumber belajar di website, web blog, repository maupun media sosial lain, dan memparafrase karya yang
dirujuk serta memperbaiki cara penulisan referensi di daftar pustaka. Tutor mengingatkan kebiasaan copy
paste akan menghambat proses active learning dan merupakan salah satu academic misconduct,
sehingga sebaiknya mahasiswa memperhatikan etika merujuk sumber belajar. Penulisan referensi
menggunakan reference management software akan sangat membantu. Selain itu tutor juga
mengingatkan bahwa pengalaman yang diperoleh saat pembelajaran di laboratorium maupun di lapangan
dapat menjadi sumber belajar

1. Bagaimana cara mengetahui dan menganalisi sumber belajar yang layak rujuk?
(icam)

Ciri-ciri sumber belajar yang layak rujuk yaitu sumber belajar sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai (memilih sumber belajar sesuai dengan tujuan belajar) seperti
dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam pembelajaran, terdapat sumber atau
referensi yang valid (dengan mengkritisi dengan melihat institusi, penulis apakah
sesuai dengan bidangnya, sumber yang diambil, melakukan critical
apracial=penilaian kritis, lihat yang menerbitkan) dan terkini, terdapat penulis yang
jelas dan dapat dihubungi, sumber belajar yang ekonomis sesuai dengan kebutuhan
dan mudah didapat.
(Sumber : Samsinar, S. (2020). Urgensi Learning Resources (Sumber Belajar)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan,
13(2), 194-205.)

(areta)
Sumber belajar yang memiliki tujuan untuk membantu peserta didik meningkatkan
pemahamannya dan sumber belajar yang dapat di observasi, di teliti dan di analisis
serta dapat memecahkan masalah dalam kegiatan belajar.
Sumber :Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press
(faiz)
Menurut Halden (1) aman, menyenangkan, dan Mudah di mengerti (2) Terkini, (3)
mudah diperoleh dan dipergunakan, (4) mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan, (5) menyediakan pengalaman belajar sesuai dengan karakteristik
pemelajar. (Supriadi 2017)
Supriadi, Supriadi. 2017. “Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran.”
Lantanida Journal 3(2): 127.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/download/1654/1206

https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/view/53079 (ara)

2. Apa saja etika dalam merujuk sumber belajar?(dimas)


a.Membuat paraphrase untuk menghargai karya yang telah dibuat orang lain
b. Selalu menulis sumber informasi dan nama penulisnya
c .Pengembangan ide sesuai dengan makna yang ada pada sumber yang didapat
(Wibowo, 2012).
HALIMATU
Etika merujuk sumber belajar yang baik dengan tidak melakukan plagiarisme. Agar tidak
melakukan plagiarisme maka harus memparafrase referensi. Dalam parafrase hal yang perlu
diperhatikan yaitu tidak melakukan copy paste ataupun mengubah makna pada kalimat serta
menyertakan sumber yang di parafrase.
(W. A. Sahla et al., 2019).

Resume :
Rujukan merupakan pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya ilmiah
orang lain. Terdapat dua jenis dalam penulisan rujukan, yaitu kutipan langsung
dan tidak langsung. Teknik penulisan sumber rujukan bergantung pada bentuk
sumber rujukan. Terdapat tiga hal pokok yang selalu harus dicantumkan dalam
penulisan sumber rujukan, yaitu: nama penulis, judul, dan data-data publikasi (1)
nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik; 2) tahun penerbitan; 3) judul karya ilmiah, termasuk anak judul
(subjudul); 4) kota tempat penerbitan/ publikasi; dan 5) nama penerbit. Unsur-
unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber rujukannya.)
(Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016)

3. Apa saja jenis jenis dari sumber belajar layak rujuk?(afro)

 Jenis- Jenis dari Sumber Belajar Layak Rujuk :


Jenis Karakteristik

Ensiklopedia  Sumber belajar berupa cetakan


 Terdapat paragraf,gambar,table atau grafik
 Terdapat indeks
 Terdapat petunjuk penggunaan berisi penjelasan umum isi buku

Artikel  Gagasan atau topiknya menyesuaikan kebutuhan pembaca


 Bersifat faktual sesuai data data yang diketahui penulis
 Sumber berasal dari fakta yang ada

Jurnal ilmiah  Jurnal memiliki cakupan materi yang luas dan sangat padat
 Tidak memuat gambar atau tabel

Berita  Faktual atau nyata


 Aktual atau cepat
 Menarik

SUMBER : https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/didaktika/article/download/959/662

4. Apa pentingnya kemanfaatan sumber belajar sebagai bahan rujukan dalam pembuatan
laporan? (mas ivan)

5. Mengapa sumber belajar seperti blog, repository, scribed.com dianggap kurang baik
dalam sumber pembelajaran? (manda)
 Pengertian website dan web blog
-Website adalah kumpulan dari halaman situs, yang terangkum dalam
domain/subdomain, tempatnya di dalam World Wide Web (WWW) di Internet.
Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper
Text Markup Language) diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang
menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para
pemakai melalui web browser.
-Web Blog merupakan singkatan dari “web log” adalah bentuk aplikasi web yang
menyerupai tulisan-tulisan pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini
seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi
yang lebih lama), dan bisa juga di setting sebaliknya. Situs web seperti ini
biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan
tujuan dari si pengguna blog tersebut.(Perbedaan Antara Web Situs Dan Blog, 2011)
 Sumber belajar yang diambil dari website, web blog dan repository
dipertimbangkan karena:
1. Biasanya tidak ditinjau oleh rekan sejawat
2. Penulis tidak memiliki kredibilitas dalam kontennya.
3. Teks mungkin tidak diperbaiki (yaitu penulis dapat mengubah konten halaman
blog tertentu tanpa peringatan).
4. Sumber belajar dari website, blog, dan repository mungkin tidak dapat diakses
secara permanen dan dapat dihapus.(Citing Blogs as Reference Sources, n.d.)

6. Apa saja contoh dari academic misconduct? (vania)


 Academic misconduct atau kecurangan akademik memiliki jenis yang beragam dan
terbagi menjadi 2 kelompok besar. Seperti menyalin jawaban mahasiswa yang berdekatan
dengannya, membawa barang yang tidak diizinkan kedalam ruangan, secara diam-diam
memeproleh informasi awal tentang soal ujian, kolusi yang terencana antara 2 atau lebih
mahasiswa yang mengkomunikasikan jawabannya selama ujian berlangsung, berbohong
tentang kondisi medis atau hal lain agar mendapatkan pertimbangan khusus dari
pengawas, mengikuti ujian atas nama orang lain. Kemudian kecurangan akademik dalam
luar kelas yaitu melakukan plagiasi, menyajikan data palsu, mengijinkan karyanya untuk
dijiplak oleh orang lain, mereka-reka suatu bibliography atauatau referensi, mengubah
data penelitian, melakukan penyuapan unutk mendapatkan perlaskuan khusus.

Sumber : Armeini, A., 2011. Faktor yang Berperan dan Dinamika Psikologis yang
Terjadi pada Mahasiswa Saat Melakukan Kecurangan Akademik. Perspektif Ilmu
Pendidikan, 24(XV), pp.138-149.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pip/article/view/7411 (Zulfa Hafidza Alya)

 Fabrikasi, rekayasa proses pembuatan tugas akhir


Falsifikasi, manipulasi data tugas
Plagiarisme, penjiplakan terhadap karya orang lain
(Mawarti et al. 2021)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/19282/8238 (Felicia Ramona
Putri)

KESIMPULAN : TERDAPAT PLAGIARISME, FABRIKASI, MAUPUN,


FALSIFIKASI.

7. Bagaimana cara pengutipan yang baik pada sumber belajar?


a. Tidak menjiplak artikel
b. Menggunakan ejaan yang benarClick or tap here to enter text.
c. Penulisan kutipan. Penulisan kutipan langsung yang terdiri dari 1-3 baris yaitu dengan
menggunakan tanda petik dua dan tidak mengubah kalimat.
d. Penulisan nama. Kaidah penulisan nama yang benar dalam mengutip artikel adalah dengan
menyantumkan nama belakang penulis dan tidak menggunakan gelar.
e. Perujukan. Cara menulis perujukan adalah dengan meletakkan penulis sebagau subjek dalam
kalimat kutipan.
f. Penulisan sumber tulisan yang sesuai adalah dengan menyantumkan tahun, dan halaman kutipan.
(Sidiq et al., 2021)
https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/view/53079 (ara)

8. Mengapa copy paste bisa menghambat active learning?sebutkan contoh lain selain copy
paste dalam pembelajaran

Karna mahasiswa sekarang menggunkan google jika keadaan berlangsung setiap kali
melakukan kegiatan mencari informasi dan hanya bertumpu pada Langkah ini, yang
terjadi adalah kemalasan proses belajar sehingga longlife learning tidak akan pernah
terjadi, sama hal nya dalam melakukan copy paste yang menyebabkan mahasiswa malas
dalam belajar dikarenakan hanya mencari jalan yang efektif tanpa melakukan lifelong
learning
Sumber : Umar Falahul Alam, Kemamapuan Literasi Informasii Mahasiswa Dan
Peranan Perpustakaan Dalam Belajar Mengajar Di erguruan Tinggi, Pustakaloka,Tahun
2013, Vol.5.No1

Copy paste mengakibatkan mahasiswa kurang memahami maksud dari artikel yang ia
kutip
Menjadikan mahasiswa menjadi seseorang yang pasif dan sulit berkembang karena
hanya bergantung pada metode copy paste tanpa memparafrase
Sumber : Effendi, M. (2016). Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-
Based Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar. Nadwa: Jurnal
Pendidikan Islam, vol 7, no 2, hal 283–309.
Wrigley, S. (2019). Avoiding ‘de-plagiarism’: Exploring the affordances of handwriting
in the essay-writing process. Active Learning in Higher Education, vol 20, no 2, hal
167–179.
Armeini, A. (2011). FAKTOR YANG BERPERAN DAN Sebutkan contoh Academic
Misconduct (Novia Ariyana Ramadhani Putri)

9. Apa faktor penyebab dari terjadinya dari academic misconduct?(haki)

Dalam Canadian Journal of Higher Education, (Hughes and McCabe 2006) menjelaskan setidak
nya ada 3 faktor, yaitu:
 Attitudes (etos kerja yang kuat, lebih rentan merasa bersalah, kecemasan akan ujian yang
lebih rendah),
Prinsip hidup/sikap/habbit (memiliki kebiasaan belajar yang baik, tidak memiliki kebiasaan
menyontek)
Lingkungan (beberapa siswa merasa jika ada siswa lain melakukan kecurangan akademik dan
tidak ditindak lanjuti, maka siswa tersebut tidak memiliki pilihan lain selain melakukan
kecurangan akademik demi menjaga tingkat kompetitif)
Tekanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Mustapha, Hussin, and Siraj 2017).
(kevin)
 Factor individual yang mempengaruhin academic misconduct, keyakinan yang rendah akan
kemampuan diri sendiri, takut akan kegagalan, keinginan untuk berprestasi,harga diri, dan
nilai yang dimiliki.
 Factor eksternal yang mempengaruhin academic misconduct, Tingkat kesulitan tes,
Pengawasan, Tingkat kesulitan tes, Posisi tempat duduk
Sumber: Adnan Ashari, Tuti Hardjajani, Nugraha Arif Karyanta. 2010. HUBUNGAN ANTARA
PERSEPSI ACADEMIC DISHONESTY DAN SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU
ACADEMIC DISHONESTY PADA MAHASISWA,
https://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/57/57 (zurifa)
Kesimpulan : faktor-faktor yang memengaruhi yaitu attitude, habbit, lingkungan, tekanan

 Faktor penyebab timbulnya perilaku plagiarisme:


Perkembangan teknologi informasi seperti media elektronik sehingga telah memudahkan para
mahasiswa mendapatkan bahan bahan perkuliahan dari sumber sumber tersebut.
Tingginya beban tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen menggiring mahasiswa agar
berperilaku plagiarisme.
Pandangan masyarakat tentang keberhasilan akademik dilihat dari nilai akhir atau IPK
mahasiswa yang tinggi, sehingga mahasiswa melakukan plagiarisme karena orientasi nilai yang
tinggi menjadi penyebab utama.
Materi dan tugas yang sulit sehingga jika mahasiswa tersebut tidak mampu melakukan
plagiarisme, mahasiswa yang tidak mampu mengerjakan tugas tidak bisa mengumpulkan tugas.
Dikejar deadline juga menjadi salah satu alasan mahasiswa melakukan tindakan plagiarisme
Karena dianggap instan, efektif, dan efisien.
Kesulitan dalam mengarang sehingga apabila ada tugas membuat makalah mahasiswa tersebut
melakukan tindakan plagiarisme.
Tekanan orang tua agar mahasiswa mendapat IPK tinggi membuat dorongan bagi mahasiswa
untuk melakukan tindakan plagiarisme.
(Hasan 2016)
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/483/442
(Arista and Listyani 2010)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/11572 (Felicia
Ramona Putri)
Faktor- factor yang membuat orang melakukan plagiarisme :
1. Terjadi karena kurangnya pengetahuan bagi pembuat karya mengenai cara
penulisan karya yang tepat.
2. Maraknya kasus plagiarisme dapat menyebabkan kerugian bagi penulis karya
tersebut maupun bagi pembaca
3. Kurangnya pengecekan dan tidak adanya hukuman yang serius dari
universitas/institusi terhadap tindakan plagirisme
4. Menginginkan suatu yang instan dalampenulisan karya ilmiah masih menjadi
masalah dalam penulisan karya ilmiah
5. Perilaku plagiarisme internet yang terjadi dalam penulisan karya ilmiah tidak
selalu dipengaruhi pilihan rasional.
Sumber : Adiyati, G. C., & Supriyanto, A. (2020). Penyebab Dan Dampak Bagi
Seseorang Yang Melakukan Tindakan Plagiarisme Dalam Penulisan Karya Ilmiah.
In Seminar Nasional Arah Manajemen Sekolah Pada Masa Dan Pasca Pandemi
Covid-19. http://conference.um.ac.id/index.php/apfip/article/viewFile/375/328 (Alifia
Nur Saidah)
KESIMPULAN :-PENYALAHGUNAAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI.

10. Bagaimana karakteristik dari academict misconduct? (amel)

mahasiswa akan melakukan Tindakan Tindakan yang seharusnya tidak boleh


dilakukan seperti plagiarism, bermalas malasan, minimnya memanajemen waktu,
dan sikap yang tidak disiplin (Perilaku Menyimpang Mahasiswa dalam Kinerja
Akademik di Perguruan Tinggi | Mawarti | Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan)
(Novi)
 Menganggap kasus plagiarisme dan penggunaan sumber daya yang tidak etis sebagai
pelanggaran serius sehingga dapat mengembangkan pola pikir yang menyimpang,
 Memiliki keterampilan memanajemen waktu yang buruk sehingga menimbulkan
Tindakan mengcopy paste karya orang lain karena waktu yang tidak cukup.
 Kurang pengalaman dalam mencari sumber belajar dan melakukan plagiarisme

Sumber : Kaščáková, E., & Kožaríková, H. (2022). ACADEMIC MISCONDUCT


IN THE PROJECT WORK OF TERTIARY ESP STUDENTS: CAUSES,
RELATIONSHIPS AND SOLUTIONS. Journal of Teaching English for Specific
and Academic Purposes, 0(0), 201–215.
https://doi.org/10.22190/JTESAP2202201K

11. Kenapa active learning merupakan tujuan yang baik dalam suatu proses
pembelajaran?(vina)

 Karena active Learning atau pembelajaran aktif selain mengoptimalkan segi keaktifan
siswa dalam pembelajaran juga banyak memberikan keuntungan lain yang mendukung
kegiatan pembelajaran, contohnya: Proses pembelajaran aktif ini agar berjalan dengan
efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat memupuk social skill
(keterampilan sosial).
Sumber : M. Shohibul, A. (2018). Aspek Perkembangan Manajemen Pembelajaran:
Active Learning. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol 1, No.2. Available at:
https://ejournal.staida-krempyang.ac.id/index.php/intizam/article/download/5/11 (Hanggi
Hendri Hartia)

 Dalam metode active learning setiap materi pelajaran yang baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya.

Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang

sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi

yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi

yang tinggi untuk belajar.

Dalam pembelajaran aktif berpusat pada siswa dan guru lebih berperan

sebagai fasilitator. Oleh sebab itu guru harus memiliki persiapan mengajar

yang matang terkait dengan kompetensi sosial, profesional, kepribadian dan

pedagogik agar pembelajaran efektif dan lebih bermakna. Penggunaan active

learning disamping meningkatkan kualitas pembelajaran juga meningkatkan

profesionalisme guru. Profesi guru identik dengan peran mendidik seperti

membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Tugas guru tidak

sekedar mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanam

https://media.neliti.com/media/publications/284598-active-learning-untuk-mewujudkan-
pembela-caad29e6.pdf (Prih Utami, 2009) (Aulia Ramadhani Fathurrahman)

 Karena Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi
yang tinggi antara pendidik dengan peserta didik atau dengan peserta didik itu sendiri.
Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, di mana masing-
masing peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Oleh
karena itu, keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan
proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik tidak hanya dituntut
keaktifannya saja tapi juga kreativitasnya, karena kreativitas dapat menciptakan situasi
yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Kreativitas dipandang sebuah proses mental.
Sumber : Effendi, M. (2016). Integrasi pembelajaran active learning dan internet-
based learning dalam meningkatkan keaktifan dan kreativitas belajar. Nadwa: Jurnal
Pendidikan Islam, 7(2), 283-309.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/view/563 (Alifia Nur
Saidah)

 Active learning atau pembelajaran aktif merupakan proses dimana pelajar terlibat dalam
beberapa aktivitas yang memaksa mereka untuk merefleksikan dan menentukan
bagaimana penggunaan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran aktif mengharuskan pelajar untuk secara teratur menilai tingkat
pemahaman dan keterampulan mereka sendiri dalam menangani konsep atau masalah
tertentu. (Michael, 2006).

Dengan itu,Pelajar secara aktif menggunakan otak untuk lebih mudah memecahkan
masalah,mengaplikasikan pengetahuan di kehidupan nyata, serta memahami pelajaran
yang disediakan oleh guru atau fasilitator. (Imamah1, 2021)
Sumber: -Michael, J. (2006), “Where’s the evidence that active learning works?”,
American Journal of Physiology - Advances in Physiology Education, Vol. 30 No.
4, pp. 159–167. (https://journals.physiology.org/doi/full/10.1152/advan.00053.2006)
-Imamah1, Y.H. (2021), “STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA
INDONESIA”, Jurnal Mubtadiin, Vol. 7, pp. 175–184.
(https://journal.an-nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/view/63 ) (Adiva
Kalila Maryam)

KESIMPULAN : TUJUAN MENUNJANG KREATIVITAS MAHASISWA DAN


KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK
MEMUDAHKAN MENYELESAIKAN MASALAH.

12. Apa kelebihan dan kekurangan dari sumber layak rujuk?(bebas)

Anda mungkin juga menyukai